• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOAL-SOAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOAL-SOAL"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SOAL-SOAL

(2)

SOAL 1

Silhouette Sign pada foto toraks :

A. Terjadi bila batas jantung tampak lebih tegas dari kondisi

normal

B. Ditemukan bila ada atelectasis paru lobus medius yang

menempel jantung di sisi kanan

C. Tampak bila ada massa paru yang letaknya pada puncak

atau apex paru

D. Terjadi pada atelektasis lobus inferior paru kiri

(3)

Silhouette sign

• = loss of silhouette sign

• Apabila dua obyek memiliki densitas radiographic yang

sama bersentuhan satu dengan yang lain maka

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

LLL atelectasis

triangular opacity behind heart silhouette sign Increased density over lower vertebra major fissure displaced posteriorly flat waist sign

(10)

SOAL 2

Seorang anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ke UGD suatu

RS tipe D oleh ibunya dengan dugaan tertelan uang

logam. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter UGD

meminta permintaan radiografi:

A. Foto Cervical AP saja

B. Foto Toraks AP saja

C. Foto Cervico-thoracal

D. Foto Toraks AP dan Lateral

E. Foto Cervical AP dan Lateral

(11)
(12)

SOAL 3

Seorang bayi prematur dengan Hyalin Membran

Disease dipasang Endo Tracheal Tube (ETT). Pada

pemeriksaan radiografi toraks pasca pemasangan ETT

yang dievaluasi adalah:

A. Posisi posisi mandibula yang ekstensi, tip distal ETT berada

di 3-5 cm di atas carina

B. Pada posisi mandibula yang fleksi, tip distal ETT berada di

3-5 cm di atas carina

C. Pada posisi mandibula yang netral, tip distal ETT berada di

3-5 cm atas carina

D. Distal ETT boleh masuk sampai salah bronkhus primer

E. Distal ETT tidak selalu tampak pada foto toraks karena

(13)

SOAL 6

Pada pemasangan CVP yang benar, tip distal sebaiknya

terproyeksi setinggi

A. Vena cava superior

B. Atrium kanan

C. Jugular kanan

D. Ventrikel kanan

(14)
(15)

SOAL 4

Seorang laki-laki usia 30 tahun dengan riwayat perokok berat

datang ke UGD RS tipe B dengan keluhan sesak mendadak

selesai batuk berberapa kali. Pada pemeriksaan foto toraks

dinyatakan terdapat pneumothorax kanan. Pernyataan di bawah

ini yang sesuai dengan gambaran pneumotoraks adalah :

A. Pada hemithorax kanan terdapat perselubungan yang mengaburkan

bayangan kanan jantung

B. Tampak area lusens tanpa jaringan paru di hemithorax kanan dengan

pleural visceral line (+)

C. Jantung tertarik ke sisi kanan

D. ICS pada sisi yang sama tampak menyempit

(16)
(17)

SOAL 5

Seorang wanita 45 th dengan riwayat Ca mamma kiri datang

dengan keluhan sesak dan sejak 3 hari terakhir Pada foto

toraks didapatkan perselubungan homogen di seluruh

hemithorax kiri dengan pendorongan jantung ke kanan. Pada

lapang paru kanan terlihat multiple nodul dengan ukuran

bervariasi. Kesimpulan yang sesuadengan deskripsi di atas

adalah:

A. Atelektasis kini

B. Pneumonia kanan

C. Pneumonia kiri dan metastasis coarse nodular type kanan

D. Efusi pleura kiri dan metastasis coarse nodular type kanan

(18)

Metastase paru

• Hematogenous :

• Nodular type

: milliary

(1-5mm)/coarse

(5mm-<3cm)/canon ball (>3cm)

• Kalsifikasi

• Cavitas

• Lymphangitic

• Lymphangitic type (carcinomatosa)

• Subpleura

• Efusi pleura

• Endobronchial

• Direct extension

(19)

• Tipe metastasis paru :

• Miliary type

• Coarse nodular type

• Golf ball type

• Lymphangitic type

• Subpleural type

• Pneumonic dan

peribronchial nodular

type

(20)

SOAL 7

• Seorang anak yang berumur 10 tahun mengeluh kepada ibunya, nyeri di

bawah lutut setelah bermain sepak bola di sekolah bersama

teman-temannya. Pasien di bawa ke UGD terdekat dan dilakukan foto. Oleh

dokter jaga UGD ditemukan garis lucent (hitam) melintang proximal

tibia dari satu sisi korteks ke korteks sisi lainnya. Dokter tersebut

mencurigai adanya fraktur. Setelah dikonsultasikan ke dokter ortopedi,

dokter spesialis ini menyatakan bahwa temuan itu sebenamya normal.

Garis lucent pada bagian proximal dari tulang tibia pada anak ini

adalah:

A. Garis lempeng pertumbuhan B. Celah sendi

C. Fraktur Bowing

D. Fraktur green stick E. Epifisis dari tibia

(21)

SOAL 9

Pada foto sinar-X dari tulang panjang yang normal,

struktur anatomi muskuloskeletal yang tidak tampak

pada foto tersebut adalah:

A. a korteks tulang

B. Trabekulasi tulang

C. Jaringan lunak

D. Jaringan tulang rawan sendi

(22)
(23)

SOAL 8

Laki-laki 25 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas

sewaktu mengendarai sepeda motor. Segera setelah

kejadian pasien tidak bisa berdiri dengan nyeri di bagian

femur kanan. Di UGD dilakukan, foto dan tampak fraktur

dengan jumlah fragmennya sebanyak 4 bagian. Fraktur

ini digolongkan;

A. Fraktur linear

B. Fraktur oblique

C. Fraktur comminutive

D. Fraktur transversal

E. Fraktur avulsi

(24)

SOAL 10

Seorang atlit basket salah menerima bola yang dilemparkan

oleh rekan setimnya. Bola mengenai jari ke 3 pada posisi

ekstensi dan menyebabkan fleksi paksa dan tiba-tiba. Dari

mekanisme trauma tsb, diperkirakan ada tendon yang menarik

tulang tempat menempelnya di basis phalanx dan

menyebabkan fraktur. Maka hasi foto sinar-Xnya yang paling

khas untuk mekanisme trauma ini adalah:

A. Fraktur comminutive

B. Fraktur transversal

C. Fraktur oblique

D. Fraktur bowing

(25)

SOAL 11

Perempuan 30 tahun jatuh dari tangga dan mengalami

faktur. Sebelum melakukan reposisi pada fraktur, maka

dokter spesialis ortopedi perlu mengetahui kondisi

fraktur pada foto sinar-Xnya. Selain garis fraktur,

informasi lain apakah yang harus diketahui sebagai

pertimbangan sebelum dilakukan teknik reposisi?

A. Mekanisme terjadinya fraktur

B. Usia pasien

C. Adanya angulasi dan shortening dari fraktur

D. Kondisi soft tissue di dekat fraktur

E. Apakah ada fraktur di tempat lain

(26)
(27)
(28)

NORMAL DESKRIPSI X RAY TULANG

• Alignment baik

• Trabekulasi tulang baik

• Celah dan permukaan sendi baik

• Tak tampak erosi/destruksi/kalsifikasi abnormal

• Tak tampak soft tissue mass/swelling

ABCs (A : alignment, B : Bone, C : Celah sendi, s : Soft

tissue)

(29)

Deskripsi fraktur tulang panjang

• Tampak fraktur inkomplit/ komplit (simple :

transverse/spiral/oblik, cominnutive,segmental) +

melibatkan intraarticular atau extraarticular +

displacement fragment distal terhadap proksimal

(translasi, angulasi, valgus atau varus) + Lokasi +

Callus formation ada atau tidak

(30)

SOAL 12

Anatomi radiologi tulang pada sinar X menunjukkan

bagian yang gelap/hitam (lucant) dan terang putih

(opaque). Dari foto sinar-X, di daerah persendian akan

tampak

A. Sebagai celah antara dua tulang dan celah itu opaque

B. Sebagai celah antara dua tulang dan celah itu bisa opaque

dan lucent tergantung umur pasiennya

C. Sebagai area transisi antara dua tulang yang tidak ada

celahnya

D. Sebagai celah antara dua tulang dan celah itu lucent

E. Sebagai area transisi antara dua tulang yang mengalami

gambaran destruksi

(31)

SOAL 13

Alignment atau susunan tulang vertebra, terutama

cervical dievaluasi menggunakan sinar X. Salah satu

teknik untuk mengevaluasi alignment adalah dengan

menggunakan

A. Kondisi jaringan lunak di sekitar vertebra cervical

B. Menggunakan beberapa garis bantu alignment

C. Meneliti lebar disc spacel discus intervertebralis

D. Memeriksa bentuk coprus bertebra

(32)
(33)
(34)

SOAL 14

Perempuan berumur 19 tahun mengeluh nyeri tulang regio tibia.

Sebulan sebelumnya pasien mengalami luka cukup serius di

tempat kerja. Saat ini luka tersebut sudah menyembuh, tetapi

timbul masalah baru yaitu nyeri tulang. Nyeri baru dirasakan

seminggu terakhir. Kemungkinan terjadi osteomyelitis, karena

LED meningkat (tanda infeksi). Diputuskan oleh dokter untuk

dilakukan foto sinar-X. Kemungkinan hasilnya adalah:

A. Tidak tampak kelainan pada foto

B. Ditemukan involukrum

C. Ada tanda destruksi luas pada tulang tibia

D. Ada fraktur spontan di proximal tibia akibat osteomyelitis

E. Ditemukan sequester

(35)

• Pada osteomyelitis (infeksi tulang )

• Temuan awal : subtle (ringan )

• Perubahan mungkin baru terjadi 5-7 hari pada anak-anak dan

10-14 hari pada dewasa

• Osteopenia

• Reaksi periosteal : penebalan periosteum

• Subakut : Brodie abcess

(36)
(37)

SOAL 15

Pasien datang ke UGD dengan trauma multiple; kepala, dada

dan kemungkinan besar tulang leher, setelah jatuh dan

ketinggian dua lantai. Diputuskan untuk melakukan

pemeriksaan radiologi yang sekaligus dapat memeriksa kepala,

leher dan dan tulang iga, khususnya pemeriksaan yang dapat

menemukan fraktur-fraktur kecil di cervical. Maka yang dipilih

adalah

A. Foto sinar-X

B. CT scan

C. USG

D. MRI

(38)

SOAL 1

1. Jenis pemeriksaan : Intravena urography menit ke-5 dan 30 2. Deskripsi :

• Nefrogram kanan kiri normal tampak pada menit ke-5 • Fungsi ekskresi kanan kiri normal tampak pada menit

ke-5

• Fusi lower pole pelviocalyceal system kanan kiri setinggi lewel VL 4 disertai dengan perubahan axis ginjal kanan kiri dengan pelvis renalis kanan kiri berada di sisi anteromedial

• Pelviocalyceal system kanan kiri normal cupping • Ureter kanan kiri yang tervisualisasi tampak normal 3. Dx :

• Horshoe kidney dengan fusi di lower pole pelviocalyceal system kanan kiri setinggi level VL 4

(39)

• Nama lain : excretory urography • Intravenous urography merupakan

prosedur pemeriksaan imaging dengan menggunakan media kontras water soluble ( non ionic ) yang dimasukkan secara intravenous untuk menilai

• Struktur anatomi sistem

traktus urinarius ( parenchym ginjal, pelviocalyceal

system,ureter dan buli )

• Fungsi kualitatif dari ginjal

( sekresi dan ekskresi ) dan fungsi pengosongan buli

• Kenapa kontras water soluble non ionik yang digunakan? Oleh karena reaksi alergi yang ditimbulkan lebih rendah. Dan yang terbaik adalah kontras yang mendekati osmolalitas tubuh

• Dosis yang digunakan :

• Pada dewasa : 1cc / kgBB • Pada neonatus : 4cc / kgBB • Pada bayi : 3 cc /kgBB

• Pada small children : 1,5 cc/kgBB

(40)

Indikasi

• Setiap manifestasi dan gejala klinis yang timbul oleh karena kelainan di

sistem traktus urinarius ( ginjal,ureter dan buli ) dan kelainan

organ-organ sekitar yang mengakibatkan dampak pada sistem traktus

urinarius. Manifestasi dan gejala klinis yang merupakan indikasi

pemeriksaan IVU seperti :

• Gross dan mikros hematuria

• Flank pain dan kolik renal

• LUTS :

• Iritasi : dysuria,urgensi,polakisuria dan nokturia

• Obstruksi : hesistansi, dribbling,pancaran urine melemah,incomplete urinate

• Pyuria

• Protenuria ( pada laboratorium )

• Hipertensi yang tidak terkontrol pada pasien dewasa muda

• IVU dapat mendeteksi kelainan-kelainan berupa infeksi, inflamasi,

(41)

KONTRAINDIKASI

• Kontraindikasi absolut : adanya riwayat allergy bahan kontras • Kontraindikasi relatif :

• Resiko kemungkinan terjadinya alergi seperti pada pasien yang memiliki riwayat asma dan memiliki riwayat alergi obat-obatan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dan bila perlu diberikan premedikasi antialergi

seperti :hidrokortison 1 jam sebelum penyuntikan bahan kontras, prednisone ( 13 hari, 7 hari dan 1 jam sebelum penyuntikkan bahan kontras ), methylprednisolone ( 12 jam dan 2 jam sebelum penyuntikan )

• Adanya riwayat hepatorenal syndrome, multiple myeloma, thyrotoksisitas.

• Pada multiple myeloma terdapat penimbunan protein bence jones yang bila berinteraksi dengan bahan kontras dapat menimbulkan gagal ginjal kronik post ivp yang bisa mengakibatkan kematian

• Pada hepatorenal syndrome : akibat kerusakan ginjal dan liver sebagai tempat keluarnya kontras mengakibatkan deposit / penumpukkan bahan kontras di tubuh

• Penggunaan obat-obatan seperti metformin, aminoglikosida dan NSAID sebaiknya distop 2-4 hari sebelum prosedur pemeriksaan IVP dilakukan terutama metformin oleh karena interaksi dengan kontras dapat meningkatkan efek nefrotoksik

• Renal insufficiency dengan manifestasi serum kreatinin > 1,5 mg/dl ( sebaiknya ditunda atau dilakukan pemeriksaan imaging lain ).

• Serum kreatinin hanya gambaran kasar kerusakan ginjal dan sangat dipengaruhi oleh berat badan

• Peningkatan BUN tidak hanya terjadi pada renal insufficiency namun bisa juga terjadi pada dehidrasi, asupan protein yang tinggi dan peningkatan katabolisme ( infeksi dan inflamasi )

• Yang terbaik untuk mengevaluasi fungsi ginjal adalah dengan menghitung GFR ( Klirens kreatinin ) :

140-usia x BB

--- usia : tahun, BB : kg, kreatinin : mg/dl 72x kreatinin

(42)

PERSIAPAN PASIEN

• Bowel cleansing dengan tujuan untum membersihkan fecal material

dan menurunkan gas usus sehingga sistem traktus urinarius jelas

terlihat dan tidak ditutupi oleh fecal material dan gas usus

• Pasien diet bubur ( bubur tepung ) selama dua hari, bisa

ditambahkan kecap asin dan kuah tanpa sayur atau daging sebagai

perasa  diet rendah serat

• Pasien dipuasakan 5-6 jam sehari sebelum prosedur pemeriksaan

• Pasien diberikan urus-urus

• Pasien dihimbau jalan-jalan 2 jam sebelum pemeriksaan untuk

membantu menurunkan gas usus

• Puasa bicara dan merokok dengan tujuan agar tidak terjadi

peningkatan gas usus

• Minum air putih bebas oleh karena tidak dianjurkan lagi membuat

pasien dalam kondisi mild dehidrasi.

(43)
(44)

PROSEDUR PEMERIKSAAN

• Pastikan alat-alat dan obat-obatan live saving tersedia lengkap

• Pastikan buli pasien kosong sebelum pemeriksaan dengan cara pasien disuruh kencing dulu sebelum pemeriksaan dimulai

• Tanyakan riwayat klinis yang berkaitan dengan kontraindikasi absolut dan relatif

• Inform consent dan inform to consent ( jelaskan teknik dan prosedur pemeriksaan serta evaluasi apa yang dicari )

• Lakukan plain photo : menilai persiapan pasien ( layak atau tidak dilakukan IVP ), menilai adanya kelainan awal, mengetahui kv dan mas

• Injeksi kontras water soluble lalu lakukan pengambilan photo secara serial : Menit ke-5,15 dan 30 lalu pasien diminta untuk minum sampai pasien merasa kebelet ingin kencing baru diambil photo lagi

dengan kondisi buli penuh. Kemudian pasien diminta kencing sampai tuntas setelah itu diambil photo serial post voiding. Pada menit ke-30 biasanya pasien dikondisikan pada posisi prone untuk melihat visualisasi ureter dengan baik

• Pada kondisi tertentu :

• Non vizualised : photo serial diteruskan hingga menit ke-120

• Bila dicurigai ada massa atau klinis massa di buli atau organ yang berdekatan dengan buli ( cervix dan rectum ) serta adanya BPH / massa prostat maka dilakukan oblique kanan dan kiri untuk

mengevaluasi adanya massa serta menilai dinding posterior buli

(45)

1 2

3 4 4 5

1. Plain photo (Foto polos) 2. Fase nephrogram ( 1-3

menit )dan fungsi ekskresi ( menit ke-5 ) 5-15’

3. Menit ke-30 ( ureterogram phase )

4. Menit ke-60 ( cystogram phase ) 5. Post mictie / post voiding

(46)

Nephrogram phase ( 1-3 MENIT )

Menilai anatomi parenchym ginjal dan fungsi sekresi

ginjal secara kualitatif

1. Bentuk dan contour ginjal :

bean-shaped dengan smooth margin

2. Ukuran : 8-12 cm, namun ada yang bilang sampai 15 cm, bila < 8 cm

kemungkinan contracted ginjal, bila > 12 cm kemungkinan pyelonephritis kronik  tinggi ginjal pada dewasa : +/- 3,5 corpus, anak : +/- 4 corpus, ukuran ginjal kanan lebih kecil dari ginjal kiri

3. Letak : ginjal kanan secara umum letaknya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri oleh karena adanya

pendesakan hepar ( VTh 11-12 s/d VL 3-4

4. Axis sejajar dengan psoas muscle 5. Jumlah ginjal

6. Densitas nephrogram kanan dan kiri 7. Pada pemeriksaan IVU : kontras

mengisi nephrogram pada menit berapa? Dosis kurang, ggn

(47)
(48)

• Pada saat fungsi ekskresi, dinilai juga anatomi

dari pelviocalyceal system

• Normalnya : cupping

• Apa terjadi hidronephrosis atau tidak ?

• Grade I : blunting fornix

• Grade II : flattening dari papilla renalis

• Grade III : clubbing dari papilla renalis tanpa penipisan kortex • Grade IV : clubbing dari papilla renalis dengan penipisan kortex

• Jumlah dari pelviocalyceal system • Tipe normal dari calyx renalis

• Tipe dendritic : beberapa calyx mayor dan infundibulum bergabung membentuk pelvis renalis yang ramping

• Tipe ampulatory : calyx minor bermuara di infundibulum  renal pelvis tampak gemuk ( calyx mayor - )

• Tipe transitional : perpaduan antara dendritic dan ampulatory ( calyx minor sebagian bermuara di infundibulum dan sebagian bergabung dengan calyx mayor )

(49)
(50)

URETEROGRAM PHASE

Ureter

• 1/3 proksimal : UPJ s/d aspect superior ala sacrum

• 1/3 tengah : aspect superior- inferior ala sacrum

• 1/3 distal : inferior ala sacrum- cavum pelvis ( bladder )

Penyempitan normal ureter • UPJ ( ureteropelvic

junction )

• Tempat persilangan dengan arteri iliaka

eksterna/ komunis pada pelvic brim

• UVJ ( ureterovesico junction )

Jumlah ureter, dilatasi

setinggi apa , kinking ( tanda obstruksi)

(51)
(52)

CYSTOGRAM + POST VOIDING PHASE

• Menilai anatomi buli

• Mucosa outline • Bentuk dan posisi

• Fungsi pengosongan buli

• Menghitung volume buli : ½ x

( lebar )

2

x tinggi

• Fungsi pengosongan buli

normal bila volume post

voiding < 20%

• Untuk kelainan tertentu

diperlukan tambahan proyeksi

yaitu oblique view kanan kiri

(53)

SOAL 2

1. Pemeriksaan : Foto Thorax proyeksi posteroanterior dan lateral

2. Deskripsi :

• Cor : besar dan bentuk normal

• Opasitas batas tegas, well-defined margin, membentuk sudut tumpul dengan parenkim paru kiri, silhouette sign terhadap batas kiri jantung (+) dan terhadap arkus aorta serta aorta descenden stripes lines (-), overly hilus sign kiri (+) terproyeksi setinggi VTh 5 hingga VTh 8 sisi kiri yang pada foto lateral terproyeksi di mediastinum anterior , parenkim paru kanan kiri tampak baik, tak tampak infiltrat/nodul • Pulmo : tak tampak infiltrat/nodul • Hilus kanan kiri normal

• Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam • Hemidiafragma kanan kiri normal

• Tulang-tulang dan soft tissue yang tervisualisasi normal

3. Massa mediastinum anterior most likely malignant lymphoma

(54)
(55)

SOAL 3

1. Pemeriksaan : BOF 2. Dekripsi :

a. Preperitoneal fat tampak baik

b. Tampak dilatasi bayangan gas usus mengesankan small bowel di central cavum abdomen. Tak tampak distribusi bayangan gas usus di cavum pelvis

c. Contour hepar dan lien tak tampak membesar d. Contour ginjal kanan kiri tertutup bayangan

gas usus

e. Corpus, pedicle dan discp space normal f. Sacroiliac joint kanan kiri normal

g. Artifact di region iliaca kanan abdomen

3. KESAN : Dilatasi bayangan gas usus mengesankan small bowel  small bowel obstruction (SBO)

(56)

A. Costae sisi lateral B. Margin outlinig hepar

C. Vertebrae terlihat jelas sebagai hallmark menandakan bahwa kondisi exposure cukup

D. Loop usus halus E. Loop colon F. Fleksura lienalis

G. Pre peritoneal fat stripe H. Illiac wing

I. panah kuning dan biru menunjukkan contour ginjal, panah hijau menunjukkan gaster

 

(57)

Pattern bowel normal

• Gaster : air fluid level

• Usus halus :

• Tidak tervisualiasi atau maksimal 2-3 loop

• Valvula coniventes • Central

• Usus besar :

• Normal tervisualisasi : fecal material (+)

• Peripheral • Haustra

• Distribusi hingga cavum pelvis ( bayangan gas usus rectum dan rectosigmoid)

(58)
(59)
(60)
(61)

SOAL 4

1. Pemeriksaan : Foto Thorax proyeksi anteroposterior 2. Deskripsi :

- Cor : besar dan bentuk normal - Trachea dan mediastinum normal

- Pulmo : Konsolidasi distribusi di central suprahiler-parahiler-paracardial kanan kiri dengan sparring peripheral paru kanan kiri membentuk batwing configuration

- Hilus kanan kiri normal

- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam - Hemidiafragma kanan kiri normal

- Tulang-tulang dan soft tissue yang tervisualisasi kesan intak

(62)

EDEMA PULMONUM

KEADAAN PATOLOGI DIMANA CAIRAN INTERSTITIAL KELUAR KE EXTRASELULER, INTERSTITIAL DAN ALVEOLI

ETIOLOGI TIPE

KARDIOGENIK NON KARDIOGENIK INTERSTITIAL ALVEOLAR

- PENEBALAN SEPTA INTERLOBULAR - KERLEY B - KERLEY A - PENEBALAN FISSURA INTERLOBARIS - PERIBRONCHIAL CUFFING - PERIHILAR DAN PERIVASCULAR HAZINESS - EFUSI PLEURA BATWING CONFIGURATI ON EFUSI PLEURA CONGESTIF HEART FAILURE

Peningkatan tekanan hidrostatik sehingga Cairan di kapiler dan intravascular keluar ke Ekstraseluler, interstitial dan alveoli paru

(63)

EDEMA PARU NON KARDIOGENIK

1. Peningkatan tekanan kapiler paru

2. Penurunan tekanan onkotik plasma, contoh : Hipoalbuminemia

3. Peningkatan tekanan negatif interstisial

4. Pengambilan terlalu cepat pneumotoraks atau efusi pleura (unilateral)

5. Tekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi saluran napas akut bersamaan dengan peningkatan

end-expiratory volume (asma)

6. Perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler

(Acute Respiratory Distress Syndrome) oleh karena pneumonia

(bakteri, virus, parasit), bahan toksik inhalan, bahan asing dalam sirkulasi, aspirasi asam lambung, pneumonitis radiasi

akut, bahan vasoaktif endogen, koagulasi intravaskuler disseminata, imunologi (pneumonitis hipersensitif, obat

nitrofurantoin, leukoagglutinin) , shock lung oleh karena trauma di luar toraks, pankreatitits perdarahan akut

7. Insufisiensi limfatik contoh Post transplantasi paru, Lympangitic carcinomatosis

8. Tidak diketahui/tidak jelas, contoh : High Altitude Pulmonary Edema, edema paru neurogenik, overdosis narkotik,

emboli paru, eklampsia

(64)

Beda kardiogenik dan non

kardiogenik

• EDEMA KARDIOGENIK

• CARDIOMEGALY • CEPHALISASI ( KONGESTIF PULMONUM ) • PERIBRONCHIAL CUFFING ( PENEBALAN DINDING BRONCHIAL ) LEBIH UMUM TERJADI

• EN FACE : RING SHADOWING

• LONGITUDINAL ( CROSS SECTIONAL ) : TRAM TRACK OPACITY

• AIR BRONCHOGRAM JARANG TERJADI

• EFUSI PLEURA DAN KERLEY B YANG TERJADI BERSAMAAN RELATIF UMUM TERJADI

• DISTRIBUSI EDEMA UMUMNYA CENTRAL

• PULMONARY CAPILLARY WEDGE PRESSURE MENINGKAT

• EDEMA NON KARDIOGENIK

• UMUMNYA UKURAN JANTUNG NORMAL

• UMUMNYA CEPAHLISASI TIDAK ADA • PERIBRONCHIAL CUFFING JARANG

TERJADI

• AIR BRONCHOGRAM UMUM TERJADI

• EFUSI PLEURA DAN KERLEY B SECARA BERSAMAAN JARANG TERJADI

• GAMBARANNYA LEBIH CENDERUNG PATCHY OPACITY

• JARANG TERJADI PADA LOBUS SUPERIOR

• DISTRIBUSI EDEMA UMUNYA PERIFER

• PULMONARY CAPILLARY WEDGE PRESSURE NORMAL

(65)
(66)

A B

C D

A. air bronchogram : oleh karena adanya cairan di

alveoli maka cabang bronkus akan terlihat jelas, yang

normalnya tidak terlihat B. Peribronchial cuffing :

penebalan dinding bronkus yang pada cross sectional dan longitudinal terlihat seperti tram track line opacity

C. Kerley B : penebalan septa interlobaris yang merupakan garis tipis dengan oanjang +/- 1-2 cm letaknya di

perifer dan basal paru

D. Cephalisasi : vascular paru lebih prominent di apex disbanding di central dan basal dan ukurannya bisa sama dengan di central atau lebih besar  sangat

obyektif ( tanda kongestif pulmonum )

(67)

E

F

G

E. Kerley A lines yang

merupakan penebalan septa interlobaris, garis horizontal, tidak bercabang dengan pajang +/- 2-6 cm yang extending dari hilus

F. Batwing configuration yang merupakan edema alveoli

(68)

DIAGNOSA BANDING

• EMBOLI PARU

• PNEUMONIA

• LIHAT :

• RIWAYAT PENYAKIT

• KLINIS

• WAKTU SELAMA TINGGAL DI RUMAH SAKIT

• RESPON PENGOBATAN

(69)
(70)

SOAL 5

1. Pemeriksaan : Foto thorax PA 2. Deskripsi :

- Cor : besar dan bentuk normal - Trachea dan mediastinum normal

- Pulmo : tampak millary pattern distribusi random di kedua parenkim paru

- Hilus kanan kiri normal

- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam - Hemidiafragma kanan kiri normal

- Tulang-tulang dan soft tissue yang tervisualisasi kesan intak

3. KESAN : Milliary TB

4. DD Milliary pattern : fungal infection / metastase

(71)
(72)

Pulmonary TB

• Primary

• Infeksi pertama kali : anak > dewasa • Pola radiology

• Lymphadenopathy (hallmark)

• Parenchymal lung disease : infiltrat/konsolidasi  lokasi : segment anterior lobus superior, lobus medius, lobus inferior

• Atelektasis • Milliary

• Efusi pleura : unilateral >>>

• Post primary

• Reinfeksi / Dormant / kelanjutan primary • Pola radiology :

• Parenchymal : infiltrat/konsolidasi  Lokasi paru kanan > kiri : segment apical atau posterior lobus superior, segment superior lobus inferior ( 95% kasus )  tekanan oksigen relative tinggi pada lokasi ini • Cavitas

• Endobronchial : tree in bud • Efusi pleura

(73)

• Proses inaktif

• Fibrosis

• Kalsifikasi

• Residual cavitas

• Tuberculoma

• Penebalan pleura

(74)
(75)

Referensi

Dokumen terkait

Parenkim paru tampak konsolidasi berbatas tidak tegas berukuran kira-kira 5 cm di apex sinistra Corakan bronkovaskular

Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.. 

Sistem peredaran darah besar, yaitu darah yang banyak mengandung oksigen (O2) mengalir dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru) melalui arteri besar

Sistem peredaran darah besar, yaitu darah yang banyak mengandung oksigen (O 2 ) mengalir dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh (kecuali paru- paru) melalui arteri besar

* Denyut jantung systolic menyebabkan sisi kiri jantung berkontraksi dan mengirim darah melalui klep aortic yang memisahkan ventricle kiri dan aorta. * Darah lewat melalui aorta

Kontusio paru sering dijumpai pada kasus trauma tumpul toraks dandapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme perdarahan dan edema parenkim konsolidasi.. Patofisiologi

Hal ini terjadi akibat adanya semacam katup pada suatu daerah kebocoran parenkim paru akibat rupturnya bulae emfisema, trauma tumpul thoraks, laserasi paru yang dapat

Sedangkan yang membawa aliran darah dari paru – paru untuk masuk ke jantung lagi yaitu ke dalam atrium kiri disebut dengan vena pulmonalis.. Pembuluh darah berikutnya yaitu aorta yang