KECAMATAN LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
Mira Wahyuni
NIM.120500074
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapang Di PT. Lembah
Sawit Subur Desa Bigung Baru Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.
Nama : Mira Wahyuni
NIM : 120 500 074
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing, Nurlaila, SP,MP NIP.197110302001122001 Penguji I, Sri Ngapiyatun, SP,MP NIP. 197708272001122002 Penguji II, Jamaluddin, SP, M. Si NIP. 197206122001121003 Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Progam Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan
Nur Hidayat, SP, MSc NIP.197210252001121001
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT sebagai penguasa langit dan bumi dan diantara keduanya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada :
1. Ibu Nurlaila, SP. MP selaku dosen Pembimbing.
2. Ibu Sri Ngapiyatun, SP. MP dan Bapak Jamaluddin, SP, M. Si selaku dosen Penguji.
3. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
4. Bapak Ir. Masrudy. S. Hut. MP selaku Ketua Jurusan Managemen Pertanian.
5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
6. Seluruh staf dosen dan teknisi program studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
7. Kepada Bapak Ir. Anis Suhardy, yang selaku sebagai Administratur PT. Lembah Sawit Subur, Bapak Pirun selaku asisten afdeling Bravo, Bapak Fransiskus H Simbolon, selaku asisten afdeling Pengembangan dan Bapak Zainal Arifin, selaku asisten afdeling Alfa, serta kepada mandor-mandor yang telah banyak membantu pada saat di lapangan.
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
9. Orang Tua yang telah memberi dorongan moril dan spiritual hingga terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak kekurangannya, dan penulis berharap Semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Tujuan Praktek ...
C. Hasil yang Diharapkan ...
II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Tinjaun Umum Perusahaa. ... B. Visi dan Misi Perusahaan ... C. Lokasi dan Waktu Praktek kerja lapang ...
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ...
A. Penyiapan Lahan ...
B. Perawatan Tanaman Menghasilkan ...
C. Panen dan Pengangkutan ...
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... Halaman i ii iii v vi 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 12 23 29 29 31 31 32
No. Halaman
1 Struktur Organisasi PT. LSS ………... 32
2 Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang ……… 33
No. Halaman
1 Jumlah Hara yang diserap oleh Tanaman Menghasilkan …… 17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Pahan (2008), Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia.
Sebagai negara pertanian, Indonesia berpeluang menjadi market leader pada berbagai komoditi pertanian. Peluang dan prospek pasar agroindustri cukup terbuka lebar, tergantung bagaimana cara menggarap dan memanfaatkan peluang yang ada. Perkembangan agribisnis kelapa sawit idealnya diarahkan pada agribisnis skala kecil sampai menengah di pedesaan dengan teknologi tepat guna. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit. Sistem kelapa sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian (agroindustri hulu), pertanian, industri hilir, dan pemasaran yang dengan cepat akan merangkaikan seluruh subsistem untuk mecapai skala ekonomi. Kemajuan dalam bidang agribisnis kelapa sawit Indonesia ditandai dengan semakin menyempitnya spesialisasi fungsional dan semakin jelasnya pembagian kerja berdasarkan fungsi-fungsi sistem agribisnis.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat
Perkembangan kelapa sawit yang menunjukkan daya saing yang tinggi sehingga kelapa sawit menjadi komoditas ekspor yang penting di Indonesia. Kualitas dan kuantitasnya harus terjaga dengan baik, Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktik Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.
B. Tujuan Praktek
1. Dapat memahami tahapan kegiatan budidaya kelapa sawit secara
langsung di lapangan.
2. Memahami penggunaan alat, bahan, prosedur kerja dan capaian kerja, sertaa permasalah yang terjadi di lapangan dalam penggunaan alat, bahan dan prosedur kerja
C. Hasil Yang Diharapkan
1. Mampu menerapkan hasil Praktek Kerja Lapang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Lembah Sawit Subur adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari CT Corporation yang tergabung dalam Grup PT. Kaltim CT Agro Indonesia yang dimiliki oleh mantan Menteri Koordinator Perekonomian Bapak Chairul Tanjung. Pada awal mula berdiri perusahaan ini bernama PT. Dharria Haddira Kartikatama (DHK) yang tergabung dalam Para Grup pada tahun 2008 dengan luas ijin lokasi + 12.000 Ha yang bertempat di desa Bigung Baru, Kec. Linggang Bigung Kab. Kutai Barat Prov. Kalimantan Timur, namun pada tahun 2012 perusahaan ini berganti nama dengan nama PT. Lembah Sawit Subur (LSS) seiring dengan pengambil alihan perusahaan dari Para Grup ke PT. Kaltim CT Agro Indonesia Grup. Pada tahun 2013 ijin lokasi PT. LSS dikurangi menjadi + 4.004 Ha. Selain PT. LSS ada 3 perusahaan lainnya yang tergabung dalam Group CT Agro yaitu PT. Kutai Agro Lestari (KAL) estate suakong, bentian dan sekitarnya, PT. Kaltim Hijau Makmur (KHM) estate Sembulan, Anan jaya dan sekitarnya dan PT. Mahakam hijau Makmur (MHM) estate Gunung bayan, Muara Pahu dan sekitarnya. Berdirinya perusahaan ini didukung oleh pemerintah selain mengurangi penambangan yang nantinya merusak lahan masyarakat juga menambah lapangan kerja diwilayah Kutai Barat serta memfungsikan lahan – lahan mati atau lahan tidur yang ada disekitar Kutai Barat. Oleh sebab itu perusahaan ini secara tidak langsung merupakan bagian dari program penghijauan Indonesia (Go green) kususnya wilayah Kutai Barat.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi perusahaan perkebunan yang produktif, mendapatkan keuntungan dan eksis di Indonesia
2. Misi
Membuka usaha perkebunan dan industri pengolahannya untuk mendapatkan nilai tambah maksimal yang memuaskan semua orang yang terlibat sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap pengembangan kesejahteraan masyarakat.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Lokasi PKL di PT. Lembah Sawit Subur Desa Bigung Baru, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Untuk memperjelas lokasi perusahaan dapat dilihat pada peta perusahaan (Lampiran 1)
Waktu kegiatan PKL dilakukan selama 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 2 Maret sampai dengan tanggal 2 April 2015.
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Penyiapan Lahan
1. Penumbangan Pohon a. Tujuan
Untuk menebang pohon baik yang besar maupun yang kecil yang ada di lahan, sehingga areal siap untuk ditanami kelapa sawit.
b. Dasar Teori
Pada saat pekerjaan tumbang, alat berat sudah di mulai dioprasikan. Semua pohon baik yang besar maupun kecil di tumbang menggunakan buldozer. Kayu hasil tumbangan di tumpuk memanjang dengan arah utara-selatan, dengan jarak antara tumpukan adalah sekitar 50-100m. Arah penumbangan di mulai dari pinggir mengarah tengah, dan pohon ditumbang kearah luar, agar tidak menghalangi perjalanan buldozer. Hasil pekerjaan adalah lahan tempat penanaman yang terbuka dan bersih karena jalur tanam sudah bebas kayu dan tunggul (Anonim, 2011).
c. Alat : excavator, buldozer dan meteran d. Prosedur Kerja
Pembersihan jalur tanam mekanis dilakukan dengan menggunakan alat berat (Buldozer atau Excavator).
Ketentuan dalam perun mekanis sebagai berikut :
1) Kayu-kayu yang sudah digusur lalu dikumpulkan pada tempat yang sudah ditentukan (jalur rumpukan).
2) Untuk area yang vegetasi kayu rapat dimana berkemungkinan adanya hasil tumbangan/gusuran yang panjang > 6 m, maka kayu harus dicincang untuk menjaga kualitas perun.
3) Jalur rumpukan pertama terletak pada gawangan kedua atau setelah dua baris tanaman dari sisi collection road. Jalur rumpukan harus berada di jalur gawangan mati, lebar rumpukan kayu maksimum dibuat 4,0 m dan tinggi rumpukan yang diperbolehkan maksimal 3,0 m.
4) Arah rumpukan membujur dari Utara-Selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah utara atau selatan (pada jarak ± 6 m dari tepi Collection road) atau sesuai pancang rumpukan yang telah dibuat (Anonim, 2011).
e. Hasil Kerja Lapangan
Pembukaan lahan dengan menggunakan buldozer dilakukan 1 kali dalam 1 siklus pembukaan lahan, dengan norma 15-20 Hk/Ha.
f. Pembahasan
Penyiapan lahan yang dilakukan di PT. Lembah Sawit Subur sudah sesuai dengan SOP dari PT. Triputra Agro Persada Group yaitu dari pembukaan lahan sampai persiapan yang dilakukan.
2. Pembuatan Terasan a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk Mengurangi aliran permukaan air (Run-off) yang akan mengurangi bahaya erosi, dan mempersiapan tempat tanaman pada lahan terbuka sehingga menjadi ideal.
b. Dasar Teori
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku. Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam. Teras bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah yang permeabilitasnya rendah dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir ke luar melalui talud. Teras bangku sulit dipakai pada usaha pertanian yang menggunakan mesin-mesin pertanian yang besar dan memerlukan tenaga dan modal yang besar untuk membuatnya (Anonim, 2011).
c. Alat : excavator, meteran d. Prosedur Kerja
1) Pembuatan teras bangku selalu dimulai dari tempat yang tertinggi kemudian dilanjutkan ke teresan yang di bawahnya. 2) Baris teras kontur harus rata dan timbang air.
3) Permukaan teras kontur dibuat miring dengan sudut 15 - 20° pada slope belakang dan 70 - 75° pada slope depan.
4) Lebar teras 4 m yang terdiri dari 2 – 2,5 m tanah cutting dan 1,5 - 2 m tanah timbun.
5) Teras harus bebas dari segala macam tunggul kayu dan batang.
e. Hasil Kerja Lapangan
Mahasiswa melakukan pengawasan alat Dengan 1 hari kerja Satuan penggunaan alat berat dalam jam kerja traktor menggunakan 1 doser di lahan yang berkontur.
f. Pembahasan
Pembuatan teras dilakukan bersamaan dengan tumbang, karena menghemat biaya pengeluaran dan melakukan kerja alat 1 kali jalan dan kejar penanaman. Hal tersebut sudah sesuai dengan SOP perusahaan yaitu ada beberapa hail-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan teras yaitu harus memperhitungkan detail pembiayaan secara lengkap karena dalam pembuatan teras ini dapat menghabiskan biaya yang besar.
3. Pemancangan a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk menyiapkan letak tanam dengan menentukan titik tanam serta jarak tanam yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit.
b. Dasar Teori
Menurut Sastrosayono (2003), buat pancang tempat meletakkan bibit (supplypoint) tiap 5 baris untuk tanah rata atau beberapa teresan untuk tanah miring, sehari sebelum penanaman. Pancang titik dilakukan sesudah dibuat layout MR (Main Road) dan CR (Collection Road). Agar arah barisan tanaman dapat dibuat
rapi. Pembuatan pancang tanam diawalii dengan pemasangan pancang kepala.
Pemancangan adalah pekerjaan membuat kerangka atau tanda-tanda untuk pembuatan lubang tanaman sesuai dengan jarak tanam atau populasi tanaman yang diinginkan. Tanda yang digunakan pada pemancangan adalah berupa kayu kecil yang
berukuran panjang ± 2 m atau disebut pancang. Pancang tersebut
ditanamkan dengan jarak antar pancang sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (Anonim, 2007).
c. Alat : kompas, parang, meteran, dan kayu pancang d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat serta bahan yang akan diperlukan dalam pemancangan.
2) Menentukan letak atau lokasi yang akan dipancang. 3) Pemancangan dimulai dari teras yang paling atas.
4) Pemancangan dilakukan terlebih dahulu menentukan titik awal yaitu dari bibir jalan collection road sepanjang 3 m, dan dari dinding teras sepanjang 1,5 m, kemudian dilakukan penarikan meteran dari titik pertama ke titik kedua sepanjang 9 m jarak tanam tanaman kelapa sawit dan tahap tersebut diulangi sampe ke ujung teras
5) Untuk mengetahui jarak tanam ke tersan ke dua di ukur atau di tarik meteran dari dinding teras pertama ke bibir atas terasa ke dua.
e. Hasil Kerja Lapangan
Pemancangan yang dilakukan 1 hari kerja mendapatkan Jumlah ajiran yang didapat sebanyak 200 ajir, dengan jumlah 20 terasan, dengan luasan 1,3 ha, jumlah tenaga kerja harian 3 orang, 2 orang bertugas sebagai pengukur dan penajak ajir, dan 1 orang mempersiapkan kayu ajiran.
f. Pembahasan
Pemancangan yang dilakukan masih menggunakan meteran di areal terasan kerena alasanya pemancangan yang dilakukan lebih cepat untuk mengejar Hk/Ha. Pemancangan yang di lakukan belum sesuai karena pemancangan yang dilakukan di areal terasan tidak membentuk segitiga sama sisi, dan menggunakan SPH 136..
4. Tanam Kelapa Sawit a. Tujuan
Tujuannya adalah menanam bibit kelapa sawit pada lubang tanam yang telah disiapkan.
b. Dasar Teori
Menurut Pahan (2006), sehari sebelum penanaman, bibit Sudah diecer ke dalam blok bersama-sama dengan kantong yang berisi 500 gram pupuk rock posfat. Pemberian pupuk rock posfat pada dasar dan dinding lubang tanam harus ditimbun dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan dengan cara di injak-injak.
c. Alat dan Bahan
Alat : cangkul, pisau, mangkok
d. Prosedur Kerja
1) Langsir bibit kesisi lubang tanam yang telah tersedia secara hati-hati agar posisi bibit diusahakan tetap tegak.
2) Sobeklah polibag bibit dengan pisau dan lepaskan dari bola tanah dan hindari bola tanah tidak pecah.
3) Masukkan bibit kelubang tanam, luruskan dengan pancang tanaman.
4) Perkirakan kedalaman bibit sehingga bonggol kelapa sawit tidak turut tertanam dengan ukuran kedalam 60 x 40 x 60 cm.
5) Taburkan pupuk RP 500 g/pkk secara merata kedalam lubang dan tanah galian.
6) Timbun lubang dengan tanah hingga 50% dan dipijak hingga padat, selanjutnya timbun dan padatkan kembali.
7) Kumpulkan plastik polibag menjadi 1 tumpukan.
8) Kongsi kerja dapat diorganisir dengan 2 pekerja, yaitu sebagai pelangsir dan penanam.
e. Hasil Kerja Lapangan
Penanaman kelapa sawit dilakukan menggunakan tenaga kerja borongan bisa melakukan penanaman sekitar 190 pokok dengan luasan 1,2 Ha.
f. Pembahasan
Kegiatan menanam bibit kelapa sawit di perkebunan ini telah sesuai dengan SOP Perusahaan untuk penanaman LCC, namun waktu pembuatan lubang tanam tidak sesuai dengan SOP karena dibuat bersamaan dengan waktu tanam.
B. Perawatan Tanamam Menghasilkan 1. Perawatan Piringan Secara Manual
a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk memberantas semua gulma yang berada di pokok piringan kelapa sawit dan untuk mempermudah perawatan, pemupukan dan mengurangi persaingan pengambilan unsur hara dan memudahkan dalam pemanenan.
b. Dasar Teori
Menurut Anonim (1995), Salah satu hal yang terpenting dalam perawatan adalah perawatan piringan, hal ini perlu agar memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama dan penyakit.
c. Alat : parang, penggaru, lingga. d. Prosedur Kerja
1) Persiapan alat yang akan digunakan dalam pemebersihan piringan.
2) Menentukan blok yang akan dibersihkan.
3) Lakukan pembersihan piringan dengan radius 3 m dengan jarak kiri, kanan 1,5 m dari pohon sawit dan membentuk lingkaran pohon.
4) Pangkas juga pelepah kering yang masih menggantung pada pohon.
e. Hasil Kerja Lapangan
Piringan kelapa sawit bersih dari gulma dan kentosan, Dengan luas lahan 29 dan tenaga kerja berjumlah 20 orang dengan kegiatan pembersihan piringan dengan cara manual dalam 1 hari hasil yang di capai bisa mendapatkan 46 pokok diterasan untuk kegiatan pemeliharaan piringan dan jalan tergantung dari ketebalan gulma yang ada di sekitar piringan.
f. Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan perawatan piringan yang dilakukan diperkebunan ini telah sesuai dengan SOP perusahaan. Tetapi tidak semua piringan dalam kondisi bersih dari gulma. Terlihat pada waktu kegiatan pemupukan NPK di piringan, masih ada rumput di piringan.
2. Perawatan Gawangan Secara Manual a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk memberantas gulma yang terdapat di dalam gawangan dengan menggunakan parang agar mempermudah pekerjaan lainnya, seperti pengawasan, penyemprotan, pemupukan, dan pengangkutan hasil panen.
b. Dasar Teori
Rawat gawangan bersifat selektif, selain kacangan, rumput liar dibabat setinggi 30 cm dari permukaan tanah, rotasi babat gawangan 4 bulan sekali, babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel anak kayu tapi harus bergantian, jika dongkelan efektif dilakukan maka babatan tidak diperlukan lagi (Risza, 1994).
c. Alat : Parang dan Lingga d. Prosedur Kerja
1) Menentukan lokasi yang akan dibersihkan.
2) Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pembersihan gawangan.
3) Melakukan pembabatan gawangan dalam satu gawangan dikerjakan oleh 2 orang pekerja, gulma dibabat dengan ketinggian maksimal 10 - 20 cm dari permukaan tanah.
e. Hasil Kerja Lapangan
Rawat gawangan dengan target kerja 3 HK/ha, dan dilakukan 1 tahun dua kali, frekuensi kerja harus selesai dalam 1 hari kerja. Rawat gawangan dilakukan sebelum dilakukannya panen, agar memudahkan dalam pemanenan dan pengutipan berondolan.
f. Pembahasan
Perawatan gawangan dilakukan belum sesuai dengan SOP perusahaan karena gulma dibabat setinggi 10-20 cm dari permukaan tanah, sedangkan pada SOP yang dibabat adalah gulma dengan ketinggin 30 cm.
3. Perawatan Gawangan Secara Kimiawi a. Tujuan
Tujuan perawatan gawangan secara kimiawi adalah untuk memberantas pertumbuhan gulma di dalam gawangan pada tanaman menghasilkan dengan menggunakan bahan kimia (herbisida) untuk mempermudah aktivitas panen, pemupukan,
penunasan dan pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
b. Dasar Teori
Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadirannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan produksi serta dapat mengganggu kegiatan lainya. Perawatan dilakukan dengan cara penyemprotan bahan herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik Roundup dan Ally, kebaikan perawatan secara kimia adalah menghemat penggunaan tenaga kerja, pekerjaan lebih cepat, dan bahan yang digunakan dapat mempercepat pelapukan akar (Risza, 1994).
c. Alat dan Bahan
Alat : Kep sprayer dengan kapasitas 15 L, masker, sarung tangan, ember, takaran dosis.
Bahan : Air, herbisida dengan merek dagang Roundup dan Ally
d. Prosedur Kerja
1) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan identifikasi gulma di blok yang akan disemprot untuk menentukan jenis herbisida yang akan digunakan pada pengendalian gulma.
2) Penyiapan sekaligus pengecekan alat-alat yang akan digunakan dan memastikan alat yang akan digunakan dalam kondisi baik. 3) Menyiapkan bahan herbisida dengan jumlah bahan disesuaikan
4) Pencampuran herbisida ke dalam kep.
Pertama dimasukkan air sebanyak 5 - 10 l/kep. Setelah itu memasukan herbisida dengan dosis 100 ml/kap dan 100 g/Ha. Namun sebelumnya larutkan butiran ally di wadah yang terpisah terlebih dahulu agar butiran ally dapat hancur/terlarut, selanjutnya masukan kedalam kep yang sebelumnya sudah dimasukan cairan roundup, lalu digoncang – goncang hingga tercampur merata, kemudian ditambahkan air hingga batas 15 l/kep. Penyemprotan dilakukan di sekitar pokok kelapa sawit dengan jarak 1,5 m dari piringan.
e. Hasil Kerja Lapangan
Perawatan secara kimiawi di lakukan dengan rotasi 3 kali/tahun. Penyemprotan dengan herbisida di lakukan di sekitar pokok sawit dengan jarak 1,5 m dari piringan, para pekerja berhasil melakukan penyemprotan 7 kep untuk 7 jalur piringan, pasar pikul dan gawangan, dimana penyemprotan dilakukan dengan sistem harian, target sebanyak 10 kep/Hk. Jenis gulma yang paling banyak terdapat di kebun adalah Asistasia spp.
f. Pembahasan
Pengedalian gulma di gawangan secara kimia yang dilakukan telah sesuai dengan SOP perusahaan. Perusahaan tidak menggunakan herbisida kontak karena kurang efektif dalam menekan pertumbuhan gulma di kebun.
4. Pemupukan a. Tujuan
Tujuan pemupukan adalah pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh subur, yang mana natinya dapat memproduksi buah sesuai dengan apa yang kita harapkan.
b. Dasar Teori
Pemupukan pada tahap TM Menurut Anonim (2011), bertujuan untuk mencapai status hara tanah yang optimal untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Status hara baik dalam tanah maupun dalam tanaman harus dapat dipertahankan secara terus menerus. Berdasarkan hasil analisa dilaboratorium, jumlah hara yang diserap oleh tanaman menghasilkan (TM) per tahun/ha adalah seperti pada Tabel 1:
Tabel 1 : Jumlah hara yang diserap oleh tanaman menghasilkan Komponen
Tanaman Jumlah Unsur Hara yang Diserap (Kg/Ha/Th)
N P K Mg Ca Pertumbuhan vegetative 40.9 3.1 55.7 11.5 13.8 Pelepah yang dipruning 67.2 8.9 86.2 22.4 61.6 Panen TBS (28 ton/ha) 73.2 11.6 93.4 20.8 19.5 Bunga jantan 11.2 2.4 16.1 6.6 4.4 192.5 26.0 251.4 61.3 99.3 Sumber : Anonim (2011)
Jenis pupuk yang dianjurkan dalam budidaya kelapa sawit seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Pupuk dan Kandungan Hara.
Pupuk Hara Kandungan Hara
ZA Urea RP TSP MOP Abu Janjang Kieserit Dolomit HGF Borate Rustika 15, 15, 5, 4 Rustika 12, 12, 17, 2 N N P P K P Mg Mg Bo N, P, K, Mg. N, P, K, Mg. 21 % 45 % 36 % P2O5 45 % P2O5 50-60 % K20 30-36 % K20 26 % MgO 12-22 % MgO 40 % B2O5 15% N, 15% P, 6% K, 4% Mg 12% N, 12% P, 17% K, 2% Mg Sumber: Pahan (2008)
Pemupukan di TM ditentukan berdasarkan rekomendasi pemupukan dengan konsep keseimbangan hara, dengan faktor-faktor yang digunakan dalam penafsiran pemberian pupuk adalah: Hasil analisa daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit dan aspek finansial.
Prinsip utama dalam penaburan (aplikasi) pupuk adalah bahwa pemberian pupuk pada setiap pokok harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan. Dosis yang tertulis di buku tersebut merupakan hasil analisa daun dan analisa produksi. Oleh karena itu, ketepatan dan ketelitian aplikasi pemupukan sangat penting sehingga prinsip utama ini harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan pemupukan (Pahan,
2008).
Menurut Risza (1993), pelaksanaan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu :
1. Tepat jenis : sesuai kebutuhan. 2. Tepat dosis : sesuai rekomendasi.
3. Tepat waktu : curah hujan (100-200 ml/bulan). 4. Tepat cara : merata dan terpupuk tuntas. 5. Tepat tempat : piringan bersih.
c. Alat dan Bahan
Alat : karung bekas beras 25 kg, mangkok tabur, sarung tangan, pisau
Bahan : pupuk NPK
d. Prosedur Kerja
1) Melakukan analisa daun dan tanah, untuk mengetahui unsur yang dibutuhkan tanaman.
2) Menentukan blok yang akan dipupuk, blok ditentukan
berdasarkan rotasi pemupukan per tahun.
3) Melakukan pengorganisasian kerja pemupukan, organisasi pemupukan terdiri dari 1 orang mandor, 1 mandor bantu, 2 orang tenaga muat dan bongkar, 2 orang penakar pupuk, 20-25 karyawan pemupuk.
4) Pelaksanaan pemupukan.
5) Mengangkut pupuk dari gudang besar menggunakan truck/farm tractor dan diecer di collection road (CR) blok yang akan di pupuk, pemupukan dissuaikan dengan keperluan pupuk perjalur tanaman.
6) Pupuk sudah selesai diecer selambat-lambatnya pada jam 07.00.
7) Dua orang penakar pupuk memasukan kedalam karung, masing-masing karung berisi 25 kg.
8) Karyawan mengambil pupuk yang sudah ditakar membawa masuk ke blok dengan 1 jalur tersan 1 orang penabur, sesuai dengan arahan mandor.
9) Menabur pupuk secara merata mengelilingi tanaman
menggunakan mangkut tabur ukuran 1 kg dengan jarak 2 m dari tanaman.
e. Hasil Kerja Lapangan
Dari hasil kerja yang dilakukan 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 8 karung/HK dengan berat 50 kg/karung.
f. Pembahasan
Pemupukan yang dilakukan belum sesuai dengan SOP karena piringan di pokok tanaman kelapa sawit belum bersih, atau masih semak sehingga pemupukan masih belum menenuhi tepat Tempat.
5. Pengendaliah Hama Tikus a. Tujuan
Tujuan pengendalian hama tikus untuk mengurangi populasi tikus di perkebunan sawit sehingga mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut dengan menggunakan rodentisida klerat.
b. Dasar Teori
Pada tanaman menghasilkan selain menyerang bunga betina dan jantan, tikus juga memakan mesocarp buah (daging
buah), baik pada tanaman muda maupun yang sudah matang. Pada areal yang terserang dengan katagori serangan berat, populasi tikus dapat mencapai 300 ekor/Ha. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 1 ekor tikus dapat mengonsumsi mesocarp ± 4 kg/hari sehingga kehilangan produksi mencapai 5% dari produksi normal (Pahan, 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : sarung tangan, masker
Bahan : racun klerat, bahan aktif brodifakum 0,005%
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2) Menentukan blok yang akan dilakukan aplikasi klerat.
3) Kemudian melakukan proses aplikasi bahan klerat ke pokok tanaman. Dalam pengaplikasian racun klerat harus menggunakan sarung tangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi pada klerat (mencegah efek jera umpan tikus) karena penciumnya yang sangat tajam.
4) Proses peletakan bahan ke pokok tanaman cukup di lingkaran tanaman atau di sela-sela tanaman dengan memberikan 3 butir.
e. Hasil Kerja Lapangan
Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan pengaplikasian racun klerat untuk hama tikus sebanyak 1 kantong plastik dengan berat 5 kg dalam 1 Hk.
f. Pembahasan
Pengendalian hama tikus yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP perusahaan yaitu bila telah dijumpai keratan tikus pada buah kelapa sawit sebanyak 8 pkk/ Ha (bukan 8 brondol atau 8 tandan). Keratan tikus yang dihitung adalah buah muda, buah masak dan juga berondolan yang jatuh di piringan. Jika buah di atas pokok tidak ada keratan tikus tetapi di piringan ada berondolan bekas keratan tikus maka harus dihitung sebagai serangan tikus.
C. Panen dan Pengangkutan 1. Panen
a. Tujuan
Tujuan panen adalah memotong TBS yang matang sesuai dengan kriteria matang panen.
b. Dasar Teori
Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai
dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan
pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (PKS). Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapaian produktivitas.
Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah (mesocarp) meningkat cepat. Setelah minyak dalam buah maksimal, buah akan lepas dari tandannya (memberondol). Buah siap dipanen jika berondolan telah mencapai jumlah yang telah ditentukan (Sastrosayono, 2003). Buah yang dapat dipanen adalah buah matang yang telah membrondol secara alamiah, yang ditunjukkan dengan adanya brondolan normal di piringan (Anonim,
2011).
c. Alat : Egrek, gancu, tojok, keranjang d. Prosedur Kerja
1) Menentukan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi panen yang telah di tentukan yaitu 2 kali/bulan.
2) Persiapan peralatan panen. 3) Pelaksanaan potong TBS.
4) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan terperangkap di pangkal pelepah.
5) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya di gawangan mati.
6) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan menggunakan dodos. Setelah itu buah diletakkan di pinggir pasar pikul. Pemanen juga langsung mengutip brondolan yang
ada dipiringan dan ketiak pelepah.
7) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok pemanen mulai mengeluarkan buah menggunakan keranjang yang sudah ada untuk dikumpulkan ke TPH.
8) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah.
9) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk memudahkan pengontrolan mandor dan asisten lapangan.
e. Hasil Kerja Lapangan
Mahasiswa melakukan pengawasan panen dengan frekuensi kerja 1 minggu, dengan jumlah karyawan 12 orang. Selama pengawasan setiap hari pemanen berhasil menyelesaikan targetnya masing-masing, dengan buah yang diperoleh sesuai basis yang telah ditentukan yaitu 110 tandan/HK. Jika lebih dari 110 janjang, maka dihitung premi dimana 1 kg buah dikalikan Rp. 284.00/kg.
f. Pembahasan
Kegiatan panen belum sesuai dengan SOP perusahaan. Karena panen dilakukan pada tanaman kelapa sawit yang telah berumur 6 tahun di TM 3 dan bisa dipanen jika buah yang memberondol sudah sebanyak 5 buah, sedangkan di perusahaan jumlah berondolan 3-5 buah bahkan yang belum ada berondol juga telah di panen.
2. Pengangkutan a. Tujuan
Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut TBS beserta berondolannya dari lahan ke pabrik untuk segera diolah di pabrik agar tidak terjadi restan buah.
b. Dasar Teori
Pengangkutan TBS adalah pengangkutan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari lapangan ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Untuk mendapatkan hasil produksi CPO yang baik maka pengangkutan TBS harus tepat waktu dan tidak boleh melebihi waktu 6 jam. Oleh sebab itu, pelaksanaan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik dilakukan selambat-lambatnya mulai jam 9.00 (Anonim, 2011).
Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport TBS yaitu :
1) Menjaga agar ALB (asam lemak bebas) harian 2 – 3 %. 2) Kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik. 3) Keamanan TBS di lapangan.
4) Cost (Rp/Kg TBS) transpot yang minimal.
c. Alat dan Bahan
Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, jaring pengaman buah,alat tulis dan timbangan.
d. Prosedur Kerja
1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah untuk sampel berat janjang rata-rata (BJR) dimana BJR berfungsi untuk menentukan basis pemanen.
2) Persiapan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam satuan ton.
3) Pelangsiran buah menggunakan traktor menuju tempat pemuatan buah pada blok yang tidak bisa dilewati truk. Sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah langsung dimuat ke truk pengangkut.
4) Pemuatan buah ke truk.
5) Buah dimuat menggunakan tombak/tojok ke dalam truk dan dicatat jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.
6) Brondolan dimuat ke dalam truk tanpa disertai karung dan dicatat kilogram brondolan yang termuat kedalam truk.
7) Setelah truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak truk kemudian ditutup menggunakan jaring penutup buah.
8) Setelah semua kegiatan di atas selesai, semua truk pengangkut buah dikumpulkan di tempat penampungan sementara, menunggu surat pengantar buah yang diberikan oleh perusahaan kepada operator truk, yang menyatakan bahwa buah siap diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS).
e. Hasil Kerja Lapangan
Mahasiswa melakukan pengawasan pemuatan TBS ke truk untuk diangkut ke PKS bersama asisten lapangan dengan frekuensi
kerja 1 hari. Pengangkutan buah dilakukan 2 hari sekali, bahkan pengangkutan bisa juga dilakukan hari itu juga sesuai dengan banyaknya buah yang mau dikirim. Disebabkan perusahaan tidak memiliki pabrik sendiri. Sehingga TBS biasanya diangkut menuju ke PKS perusahaan PT. Lonsum di desa Perian, kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara.
f. Pembahasan
Pengangkutan TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sudah sesuai dengan SOP yaitu pengangkutan dilakukan secara cepat yaitu harus kurang dari 24 jam, agar Asam Lemak Bebas (ALB) yang ada di buah tidak naik dimana akan mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas minyak yang akan dihasilkan nantinya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tahap kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) budidaya Kelapa sawit di PT. Lembah Sawit Subur meliputi penyiapa lahan meliputi penumbangan pohon, pembuatan terasan, pancang, tanam kelapa sawit, dan perawatan Tanaman Menghasilkan, perawatan piringan, gawangan, pemupukan pengendalian hama tikus, panen dan pengangkutan.
2. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit selama pelaksanaan PKL di PT. Lembah Sawit Subur, adalah : pemancangan, pembuatan lubang tanam, tinggi babatan gulma, pengendalian gulma, panen buah belum memberondol, dan lemahnya menejemen pengawasan (controlling).
B. Saran
1. Pemancangan melakukan pola tanam segitiga sama sisi, dimana jarak antar tanaman kelapa sawit sama antar tanam satu dengan yang lainnya, dengan demikian setiap tanam mendapatkan air, unsur hara tanah, dan sinar matahari sama.
2. Pembuatan lubang tanam harus standar. Karena memberi dampak pada pertumbuhan bibit yang di tanam dan kekokohan tanaman saat produksi.
3. Melakukan perawatan rutin sesuai jadwal secara konsisten sehingga bisa menciptakan lingkungan tanaman yang bisa mempermudah pelaksanaan pekerjaan pemupukan , pekerjaan panen dan memperkecil losis produksi.
4. Pembabatan gulma di gawangan manualsebaiknya dilakukan pada saat daun gulma sedang tumbuh lebat, menjelang berbunga dan sebelum membentuk biji.
5. Melakukan pengawasan pada setiap pemanen untuk mencegah terbawanya buah mangkal ke PKS.
6. Melakukan perbaikan pada system controlling agar setiap pekerjaan yang telah direncanakan oleh perusahaan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Budidaya tanaman kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonim. 2007. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.
Agrotirta Kencana. Jakarta.
Anonim. 2011. Brevet Dasar Tanaman Kelapa Sawit. PT. Astra Agro Lestari.
Jakarta.
Mangoensoekarjo, S dan Semangun, H.2000. Manajemen Agribisnis Kelapa
sawit.Gadjah Mada University Press. Jakarta.
Pahan I. 2006. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Risza, S. 1993. Kelapa sawit.kanisius. Jakarta.
Risza, S. 1994. Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,
Yogyakarta.
Sastrosayono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sastrosayono. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan.
Kanisius. Yogyakarta.
Sunarko. 2006. Budidaya dan pengelolaan Kelapa Sawit. PT Agromedia.
Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Lembah Sawit Subur
Krani CD, Plasma, & TA STRUKTUR ORGANISASI
PT. LEMBAH SAWIT SUBUR ANIS SUHARDI ADMINISTRATUR
Ast. Afd. Plasma
Mandor Panen Ast. Transport Supornius Mandor Transport Sudiarto Aling Ast. Afd. C Pirun Ast. Pengembangan Fransiskus Henry Simbolon
Krani Afd. Plasma Mandor Rawat Mellyana Rasyid Mandor Bibitan Sarinda Jamin Krani Pengembangan Mandor Tanam Krani Panen Mandor Pengembangan Ema Kulata Krani Teknik Jainal Ast. Afd. A Ast. Afd. B
Pirun
Mandor Panen Siswanto
Deddy Mandor Panen Slamet Uji Nugroho
Mandor Workshop Ast. Sipil & Infra
Hami Susanto Mandor Sipil & Infra Rahmat Taufik
Ast. Workshop Burhanuddin
Ka. Teknik Ka. Kebun
Senadi Mandor Rawat Melki Krani Afd. A Minahase Mandor Panen Yusman Krani Panen Rudial Mandor Pupuk Romario Mandor Chemist Krani Afd. C Mandor Rawat Yufitus Junaidi Krani Afd. B Mandor Panen Krani Panen Mandor Rawat Wawan Kurniawan Krani Panen Miriati Incan Mandor Pupuk Febrianto Mandor Rawat Wilhelmus Banase Mandor Chemist Mandor Pupuk Mandor Pupuk Kabag HC & GA Krani DC Krani ADM Mikael Ahmadi Krani HC & GA Yufitus Junaidi Mandor Pupuk Mandor Pupuk Rendy Toy Mandor Pengembangan Polibun Ika Yulianti Krani DC Tantiyo Tali Asih Tali Asih Agus Triadi Koor. Survey
Teritorial Kelubaq & Tering Agus Sudung Kanit Security
Yanwarius Danru Ast. CD, Plasma & TA
Alexius Kuleh CD, Plasma & TA /
Binamitra Yahya Hengkey Koor. CD, Plasma & TA
Krani Survey Kasir
Krani Pembukuan
Hasanuddin Syahdianto Analys SurveyJuni ferdiyanto
TeritorialTatang M. Rojali
KTU
Fahru Teritorial Bigung & Melapeh
Aan Ast. Survey Mandor Survey Hosea Hermanto Kabag. Logistic Ali Murtopo Krani Logistic M. Andria H Krani Gudang Casyani Kabag. Keu
Lampiran 03. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Gambar 1. Buldozer
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Prktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 3. Penumbangan Pohon
Lampiran 3. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang (Lanjutan )
Gambar 5 . Pemancangan
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 7 . Perawatan piringan pokok kelapa sawit
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 9. Penyemprotan Larutan herbisida
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 11 . Pemupukan
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 13. Buah yang terkena serangan hama tikus
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)
Gambar 15. Pemotongan TBS
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (Lanjutan)