• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

IDENTIFIKASI KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN

DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Wahyu Safitri

H 0307088

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di

Kabupaten Temanggung”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta,

sekaligus sebagai Penguji Skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

begitu sabar memberikan nasehat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat

berharga bagi Penulis.

4. Ibu Mei Tri Sundari SP, MSi. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak R. Kunto Adi, SP, MP. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

6. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung, beserta stafnya yang telah

memberikan bantuan dalam penyediaan data yang Penulis butuhkan.

7. Kepala Kantor BAPPEDA Kabupaten Temanggung beserta staf yang telah

memberi bantuannya selama ini.

8. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan

Kabupaten Temanggung beserta staf atas bantuan dalam menyediakan data yang

Penulis butuhkan.

9. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

(4)

commit to user

10. Bapak Syamsuri dan Mbak Ira yang dengan sabar membantu menyelesaikan

segala urusan administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi Penulis.

11. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan bantuan.

12. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Much Safi’i dan Ibu Titik Sulastri,

terimakasih atas segala doa, dukungan, motivasi, nasihat, air mata, cinta dan

kasih sayang yang tiada tara sepanjang masa, sehingga Penulis dapat menjadi

seseorang yang lebih baik.

13. Adikku tersayang, Nurul Hidayah, terimakasih doa, dukungan, keceriaan,

semangat, dan kasih sayang.

14. Sahabat-sahabatku, Eka, Dhevi, Shilviana, Wahyuni, Sinelsa, dan Putri,

terimakasih atas persahabatan yang begitu indah serta segala bantuannya selama

ini.

15. Teman-temanku mahasiswa Agrobisnis angkatan 2007, seluruh teman-teman

Fakultas Pertanian UNS terimakasih atas segala kebersamaannya selama ini.

16. Seluruh pengurus dan anggota HIMASETA FP UNS, terima kasih atas

dukungan, kesempatan, pengalaman luar biasa, dan persahabatan yang telah

terjalin.

17. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, April 2011

(5)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PENGESAHAN

... ii

KATA PENGANTAR

... iii

DAFTAR ISI

... v

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR

... x

DAFTAR LAMPIRAN

... xi

RINGKASAN

... xii

SUMMARY

... xiii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Tinjauan Pustaka ... 7

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 13

D. Asumsi-asumsi ... 20

E. Pembatasan Masalah ... 20

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel... 20

III.METODE PENELITIAN... 23

A. Metode Dasar Penelitian ... 23

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ... 23

C. Jenis dan Sumber Data... 24

D. Metode Analisis Data... 25

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN... 31

A. Keadaan Alam... 31

(6)

commit to user

2. Topografi... 31

3. Jenis Tanah... 32

4. Penggunaan Lahan ... 33

5. Keadaan Iklim ... 34

B. Keadaan Penduduk... 35

C. Keadaan Perekonomian... 36

D. Keadaan Sektor Pertanian ... 37

1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan ... 37

2. Sub Sektor Perkebunan ... 39

3. Sub Sektor Kehutanan ... 41

4. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya ... 42

5. Sub Sektor Perikanan ... 43

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Komoditi Pertanian Unggulan Berdasarkan Analisis Data Sekunder... 45

B. Peranan Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung ... 53

1. Analisis Surplus Pendapatan di Kabupaten Temanggung ... 54

2. Analisis Pengganda Pendapatan di Kabupaten Temanggung ... 57

C. Spesialisasi dan Lokalisasi Komoditi Pertanian Unggulan ... 59

1. Kuosien Spesialisasi Komoditi Pertanian Unggulan ... 59

2. Kuosien Spesialisasi Wilayah Kecamatan ... 61

3. Kuosien Lokalisasi Komoditi Pertanian Unggulan ... 64

4. Kuosien Lokalisasi Wilayah Kecamatan ... 65

D. Analisis Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan... 67

E. Perbandingan Komoditi Pertanian Unggulan Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung dan Hasil Analisis Data Sekunder ... 74

F. Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung Berdasarkan Penyesuaian Antara Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Temang- gung dan Hasil Analisis Data Sekunder ... 78

VI.KESIMPULAN DAN SARAN... 80

A. Kesimpulan ... 80

(7)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA... 82

(8)

commit to user

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008 (Persen) ... 2

2 Kontribusi Sub Sektor Pertanian dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Temanggung Tahun

2008 (Persen) ... 2

3 Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008 (Persen) ... 23

4 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Temanggung Tahun

2008 ... 33

5 Jumlah Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2004–2008 .... 35

6 Prosentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Mata

Pencaharian di Kabupaten Temanggung Tahun 2008 ... 35

7 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008

(Persen) ... 36

8 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Temanggung

Tahun 2004–2008 (Persen) ... 37

9 Jumlah Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Temanggung Tahun 2008 ... 38

10 Jumlah Produksi Komoditi Perkebunan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 40

11 Produksi Komoditi Kehutanan di Kabupaten Temanggung

Tahun 2008 ... 41

12 Jumlah Produksi Komoditi Peternakan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 42

13 Jumlah Produksi Komoditi Perikanan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 43

14 Urutan Komoditi Pertanian Unggulan Tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Berdasarkan pada

(9)

commit to user

Nomor Judul Halaman

15 Surplus Pendapatan Tiap Kecamatan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 (Rupiah) ... 55

16 Pengganda Pendapatan Tiap Kecamatan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 58

17 Kuosien Spesialisasi Tiap Komoditi Pertanian di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 60

18 Kuosien Spesialisasi Tiap Kecamatan di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 62

19 Kuosien Lokalisasi Tiap Komoditi Pertanian di Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 64

20 Kuosien Lokalisasi Tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Tahun 2008 ... 66

21 Urutan Seleksi Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan Tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung Berdasarkan Penentuan Komoditi Unggulan Sesuai Besarnya Nilai LQ, Nilai LQ dan KS, serta Komoditi Pertanian Unggulan yang Menjadi Prioritas

Pengembangan ... 68

22 Perbandingan Komoditi Pertanian Unggulan Versi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung dan Hasil Analisis Data

Sekunder ... 74

23 Komoditi Pertanian Unggulan Berdasarkan Sub Sektor

(10)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Komoditi Pertanian Unggulan dan Peranannya di Kabupaten

Temanggung ... 17

2 Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Adanya Spesialisasi dan Lokalisasi Komoditi Pertanian

Unggulan di Kabupaten Temanggung ... 18

3 Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten

(11)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Produksi Komoditi Pertanian Kabupaten Temanggung Tahun

2008 ... 85

2 Nilai Produksi Komoditi Pertanian Kabupaten Temanggung

Tahun 2008 (Dalam Rupiah)... 90

3 Kuosien Lokasi (LQ) Komoditi Pertanian Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 96

4 Surplus Pendapatan Komoditi Pertanian Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 (Dalam Rupiah) ... 100

5 Pengganda Pendapatan Komoditi Pertanian Unggulan di

Kabupaten Temanggung Tahun 2008 ... 106

6 Kuosien Spesialisasi (KS) Komoditi Pertanian Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 107

7 Kuosien Lokalisasi (Lo) Komoditi Pertanian Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 ... 112

8 Surat ijin penelitian dari Pemerintah Daerah Kabupaten

Temanggung ... 117

(12)

commit to user

RINGKASAN

Wahyu Safitri, 2011. ”Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi. dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi komoditi pertanian yang menjadi unggulan, mengetahui peranan komoditi pertanian unggulan terhadap perekonomian wilayah dilihat dari surplus pendapatan serta pengganda pendapatan, mengetahui adanya spesialisasi dan lokalisasi komoditi pertanian unggulan, dan mengidentifikasi komoditi pertanian yang diprioritaskan untuk dikembangkan di Kabupaten Temanggung.

Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pengambilan daerah penelitian secara puposive. Analisis data dengan metode Location Quotient (LQ), Surplus Pendapatan dan Pengganda Pendapatan, Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien Lokalisasi (Lo). Jenis data yang digunakan adalah data produksi dan harga rata-rata komoditi selama satu tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi pertanian unggulan yang banyak diusahakan di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Temanggung adalah padi, jagung, tembakau, kopi robusta, kayu rimba, domba, ayam buras, dan lele. Surplus pendapatan komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung sebesar Rp 373.471.938.761,62. Pengganda pendapatan komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung sebesar 1,6382. Berdasarkan analisis Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien Lokalisasi (Lo) diketahui bahwa komoditi domba dan padi merupakan komoditi yang terspesialisasi di Kabupaten Temanggung, dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, terdapat 13 kecamatan yang mengalami pemusatan terhadap komoditi tertentu, sedangkan dari 60 komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung, 36 komoditi memusat di kecamatan tertentu dan 24 komoditi lainnya menyebar di beberapa kecamatan. Berdasarkan analisis prioritas, maka komoditi pertanian unggulan yang diprioritaskan untuk dikembangkan di Kabupaten Temanggung adalah padi di Kecamatan Bulu, jagung di Kecamatan Bejen, tembakau di Kecamatan Kledung, kopi robusta di Kecamatan Gemawang, kayu rimba di Kecamatan Jumo, ayam buras di Kecamatan Bansari, domba di Kecamatan Tretep, serta lele di Kecamatan Tembarak.

(13)

commit to user

SUMMARY

Wahyu Safitri, 2011. ”Identification of Pre-Eminent Agriculture Commodity in Temanggung Regency” guided by Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi. dan Mei Tri Sundari SP, MSi. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University.

The aim of this research are to identify agriculture commodity which to be the pre-eminent, to know the role of pre-eminent commoditiy in regional economics based on income surplus and income multiplier, to know specialization and localization of pre-eminent agriculture commodity, and to identify the priority of pre-eminent agriculture comodity development in Temanggung Regency.

The basic method that be used in this research is analytic descriptive, with the research is taken purposively. The data analysis is by Location Quotient method (LQ), Income Surplus, Income Multiplier, Specialization Quotient (KS) and Localization Quotient (Lo).The data type are use production data of commodity and the average price data of commodity during one year.

The result of the research indicates that the pre-eminent agriculture commodity which is laboured in most of subdistrict in Temanggung Regency are rice, maize, tobacco, robusta coffee, wooden jungle, sheep, jungle fowl, and freshwater catfish. Income surplus of pre-eminent agriculture commodity in Temanggung Regency is Rp 373.471.938.761,62. Income multiplier of pre-eminent agriculture commodity in Temanggung Regency is Rp 1,6382. Based on Specialization Quotient (KS) and Localization Quotient (Lo) analysis, sheep and rice is known as a specialized commodity in Temanggung Regency, from 20 subdistricts in Temanggung Regency, there are 13 subdistricts has a concentration to certain agricultural commodity, while from 60 pre-eminent agriculture commodities in Temanggung Regency, 36 commodities are concentrated in certain subdistrict and 24 commodities spread in several subdistricts. Based on priority analysis, the pre-eminent agriculture commodity which priority to be developed in Temanggung Regency are rice in Bulu Subdistrict, maize in Bejen Subdistrict, tobacco in Kledung Subdistrict, robusta coffee in Gemawang Subdistrict, wooden jungle in Jumo Subdistrict, jungle fowl in Bansari Subdistrict, sheep in Tretep Subdistrict, and freshwater catfish in Tembarak Subdistrict.

(14)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan dan

merupakan kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan dan bertahap ke tingkat

yang lebih maju dan lebih baik. Pembangunan harus dilakukan secara bertahap

di segala sektor secara terencana dan terprogram.

Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia merupakan

upaya berkesinambungan dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur. Tujuan dari pembangunan nasional tersebut tidak akan tercapai

tanpa dukungan dan peran serta dari seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan

daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan rangkaian

upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek

kehidupan masyarakat dalam rangka perwujudan tujuan daerah dan tujuan

nasional. Jadi keberhasilan pembangunan daerah juga merupakan keberhasilan

bagi pembangunan nasional itu sendiri.

Seiring dengan berlakunya otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut

untuk dapat melakukan pembenahan dan perbaikan di bidang perencanaan

pembangunan wilayah yang disesuaikan dengan potensi wilayahnya sehingga

tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Oleh karena itu, setiap

wilayah harus mampu mengetahui potensi yang dimiliki oleh wilayahnya

masing-masing sekaligus juga mampu untuk menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat sesuai sasaran dan

kebutuhan wilayah yang bersangkutan. Kabupaten Temanggung merupakan

bagian dari wilayah Jawa Tengah dimana sektor perekonomiannya lebih

banyak didominasi dan ditunjang oleh sektor pertanian. Hal ini dapat

(15)

commit to user

Tabel 1. Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008 (Persen)

Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan

16,50 16,73 16,97 17,07 17,24

Pengangkutan dan Komunikasi 5,19 5,29 5,34 5,47 5,59

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

4,02 3,94 3,94 3,92 3,96

Jasa-jasa 14,65 14,12 14,17 14,14 15,03

Jumlah 100,00 100,00 100,0 100,00 100,00

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Temanggung, 2008

Tabel 1 menunjukkan bahwa sektor pertanian tiap tahun memberikan

kontribusi tertinggi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Kabupaten Temanggung diantara sektor yang lain.

Menurut informasi dari BAPPEDA Kabupaten Temanggung (2008),

sektor pertanian di Kabupaten Temanggung dihasilkan oleh lima sub sektor

pertanian yang ada di Kabupaten Temanggung yaitu dari sub sektor tanaman

bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor

kehutanan, dan yang terakhir sub sektor perikanan. Besarnya kontribusi

masing-masing sub sektor tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kontribusi Sub Sektor Pertanian dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2008 (Persen)

Sub Sektor Pertanian Nilai Sub Sektor Pertanian

Tanaman Bahan Makanan 20,68

Perkebunan 4,38

Peternakan 4,65

Kehutanan 0,57

Perikanan 0,31

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Temanggung, 2008

Tabel 2 menunjukkan bahwa sub sektor tanaman bahan makanan

memberikan kontribusi terbesar dibanding sub sektor yang lain pada tahun

2008 yaitu sebesar 20,68 persen. Kemudian diikuti dengan sub sektor

(16)

commit to user

sub sektor kehutanan sebesar 0,57 persen, dan yang terakhir sub sektor

perikanan sebesar 0,31 persen. Informasi mengenai besarnya kontribusi

masing-masing subsektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Temanggung

tersebut, diharapkan dapat membantu dalam menetapkan kebijakan

pembangunan di wilayah Kabupaten Temanggung.

Wilayah Kabupaten Temanggung mampu menghasilkan berbagai

macam komoditi pertanian. Dari sekian banyak komoditi yang dihasilkan,

Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung telah menentukan komoditi

pertanian yang merupakan komoditi unggulan. Namun, ada beberapa cara

untuk mengetahui komoditi pertanian yang menjadi komoditi unggulan di

Kabupaten Temanggung. Oleh karena itu, untuk mengetahui komoditi

pertanian yang menjadi unggulan di Kabupaten Temanggung maka perlu

dilakukan penelitian tentang “Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di

Kabupaten Temanggung” agar dengan mengenal potensi sektor pertanian

Kabupaten Temanggung ditinjau dari komoditi yang dihasilkan, maka akan

diketahui komoditi unggulan di wilayah kabupaten tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berlakunya otonomi daerah, memungkinkan daerah untuk dapat

mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal.

Sumber daya alam merupakan modal utama untuk pembangunan daerah. Oleh

karena itu, setiap daerah atau kabupaten harus jeli dalam memberdayakan dan

mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki agar memberikan

kemanfaatan maksimal dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu potensi

sumber daya alam yang ada di Kabupaten Temanggung adalah potensi di

sektor pertanian.

Sektor pertanian di Kabupaten Temanggung memiliki peran penting

dalam upaya pembangunan daerah Kabupaten Temanggung. Hal ini dapat

dibuktikan dari keunggulan sektor pertanian yang mampu menghasilkan

berbagai macam komoditi pertanian, baik berupa tanaman bahan makanan,

(17)

commit to user

komoditi pertanian tersebut tersebar di berbagi wilayah kecamatan di

Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, komoditi pertanian yang

merupakan unggulan menurut Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung

dari subsektor tanaman bahan makanan yaitu jagung, padi, dan ketela pohon,

dari sub sektor perkebunan yaitu tembakau dan kopi robusta, dari sub sektor

kehutanan yaitu kayu rimba, dari sub sektor peternakan yaitu sapi potong,

domba, dan ayam buras, serta dari sub sektor perikanan yaitu lele dan ikan

nila. Namun, dalam menentukan komoditi pertanian unggulan ada berbagai

macam cara. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menentukan komoditi

pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung yaitu metode Location

Quotient (LQ).

Berbagai macam komoditi pertanian di Kabupaten Temanggung, tidak

semua komoditi pertanian yang dihasilkan oleh setiap wilayah kecamatan di

Kabupaten Temanggung memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan

dan dapat dijadikan komoditi unggulan. Setiap komoditi pertanian memiliki

potensi masing-masing yang akan menentukan layak tidaknya bagi komoditi

pertanian tersebut untuk mendapatkan prioritas pengembangan.

Komoditi-komoditi pertanian yang nantinya layak mendapatkan prioritas pengembangan

diharapkan mampu meningkatkan peran sektor pertanian menjadi sektor yang

memberikan kontribusi yang berarti bagi perekonomian wilayah Kabupaten

Temanggung. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai komoditi

pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung dengan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Komoditi pertanian apakah yang merupakan komoditi unggulan di

Kabupaten Temanggung?

2. Apakah komoditi unggulan mempunyai peranan terhadap perekonomian

wilayah Kabupaten Temanggung dilihat dari surplus pendapatan serta

(18)

commit to user

3. Adakah spesialisasi dan lokalisasi komoditi pertanian unggulan di

Kabupaten Temanggung?

4. Komoditi pertanian apa saja yang diprioritaskan di Kabupaten

Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ”Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di

Kabupaten Temanggung” ini adalah:

1. Mengidentifikasi komoditi pertanian yang menjadi komoditi unggulan di

Kabupaten Temanggung.

2. Mengetahui peranan komoditi pertanian unggulan terhadap perekonomian

wilayah Kabupaten Temanggung dilihat dari surplus pendapatan serta

pengganda pendapatan yang ditimbulkan.

3. Mengetahui spesialisasi dan lokalisasi komoditi pertanian unggulan di

Kabupaten Temanggung.

4. Mengidentifikasi komoditi yang diprioritaskan untuk dikembangkan di

Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ”Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan

di Kabupaten Temanggung” ini adalah:

1. Bagi peneliti, menambah wawasan ilmu pengetahuan sesuai dengan topik

penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi penentu kebijakan yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung,

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

khususnya dalam hal penentuan wilayah pengembangan komoditi

pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung.

3. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian

(19)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Aryani (2005:45) dalam penelitiannya mengenai ”Identifikasi

Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Sragen” dengan menggunakan

analisis Location Quatient (LQ) diperoleh hasil bahwa komoditi pertanian

unggulan yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Sragen pada tahun

2002 adalah padi sawah, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, kacang

panjang, pepaya, pisang, mangga, jambu biji, kelapa, wijen, kapok randu, sapi

potong, kambing, domba, lele dumbo, gurame, dan belut. Masing-masing

kecamatan tidak mempunyai spesialisasi komoditi unggulan tertentu karena

cenderung memiliki komoditi pertanian yang beragam. Komoditi pertanian

unggulan yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah komoditi garut,

nanas, dan sapi perah. Kecamatan Sumberlawang mempunyai komoditi

pertanian terbesar yaitu 29 komoditi sedangkan Kecamatan Sidoarjo hanya

mempunyai 6 komoditi.

Riyani (2006:64-66), dalam penelitiannya mengenai ”Identifikasi

Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Karanganyar” dengan

menggunakan beberapa analisis, yaitu dengan metode analisis Location

Quotient, Kuosien Spesialisasai, dan Kuosien Lokalisasi. Berdasarkan hasil

gabungan analisis Location Quotient, Kuosien Spesialisasi, dan Kuosien

Lokalisasi diketahui bahwa wilayah yang menjadi basis bagi komoditi

pertanian unggulan di Kabupaten Karanganyar adalah Kecamatan

Tawangmangu untuk komoditi kentang, cabe rawit, bawang merah, kobis,

krisan, bawang putih, wortel, pisang, kuda, jeruk keprok, tomat, nangka,

jambu biji, alpukat, salak, mawar, sawi, cabe besar, durian, cengkeh, laos,

angsa, dan petai. Sedangkan komoditi pertanian unggulan yang diprioritaskan

atau dipertimbangkan untuk dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah

kentang. Komoditi kentang mempunyai nilai Kuosien Lokasi yang tinggi dan

(20)

commit to user

Penelitian-penelitian di atas digunakan sebagai bahan referensi dari

penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji sama yaitu mengenai

komoditi pertanian unggulan tiap daerah atau kabupaten. Selain itu, metode

analisis yang digunakan dalam kedua referensi penelitian tersebut sama

dengan metode analisis pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis

Location Quotient (LQ). Perbedaanya terletak pada daerah yang diteliti dan

kombinasi alat analisis yang digunakan. Metode analisis utamanya sama-sama

menggunakan metode Location Quotient (LQ), namun ada yang

menggabungkan dengan analisis Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien

Lokalisasi (Lo) dan ada pula yang tidak.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan

Pembangunan haruslah diartikan sebagai suatu proses

multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam

struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan

lembaga-lembaga nasional termasuk pula percepatan/akselerasi pertumbuhan

ekonomi, pengurangan ketimpangan, dan pemberantasan kemiskinan yang

absolut (Todaro, 1978: 125-128).

Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti perubahan

struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang

meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat

pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi

(Djojohadikusumo, 1994: 2).

Menurut Michael P. Todaro dalam Abipraja (1993:17),

mengemukakan bahwa tujuan pembangunan adalah:

a. Menambah persediaan dan memperluas distribusi barang keperluan

hidup pokok seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan

perlindungan bagi semua anggota masyarakat.

b. Menaikkan taraf hidup termasuk pendapatan yang lebih tinggi,

(21)

commit to user

banyak pada nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan. Semua ini tidak

hanya akan menaikkan kesejahteraan kebendaan saja tetapi akan

menimbulkan harga diri dan kebanggan nasional.

c. Memperluas lingkup pilihan ekonomi dan sosial bagi perseorangan dan

negara dengan membebaskan mereka dari perbudakan dan

ketergantungan tidak hanya dalam hubungannya dengan orang-orang

dan negara-negara lain tetapi juga dengan kebodohan dan penderitaan

kemiskinan.

2. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah sebagai kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan perekonomian dan

taraf kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses

yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

meningkat dalam jangka panjang (Abipraja, 1993:1).

Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup

penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan

penghasilan riil per kapita. Standar hidup tidak akan dapat dinaikkan

kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat daripada

pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, terdapat perpacuan antara

perkembangan penghasilan nasional riil (output total) dengan

perkembangan penduduk (Irawan &Suparmoko, 2002:75).

Menurut Sumitro Djojohadikusumo dalam Abipraja (1993:2),

pembangunan ekonomi adalah usaha menambah peralatan modal dan

menambah skills agar satu sama lainnya membawa pendapatan per kapita

yang lebih besar dan produktivitas per kapita lebih tinggi.

Syarat utama bagi pembangunan ekonomi ialah bahwa proses

pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di

dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk

menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga negara itu

sendiri. Pembangunan harus diprakarsai oleh negara dan tak dapat

(22)

commit to user

3. Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah dapat dibedakan dalam dua pengertian.

Pengertian pertama yang merupakan pengertian yang seringkali

digunakan, dimaksud untuk menyatakan tentang pembangunan dalam

suatu daerah, misalnya daerah Jawa Barat, daerah Sumatera Utara, daerah

Sulawesi, dan sebagainya. Disamping itu istilah tersebut dapat diartikan

sebagai pembangunan negara ditinjau dari sudut ruang atau wilayah dan

dalam konteks ini istilah yang lebih tepat digunakan adalah pembangunan

wilayah. Dalam pengertian kedua strategi pembangunan daerah

dimaksudkan sebagai suatu langkah untuk melengkapi strategi makro dan

struktural dari pembangunan nasional (Sukirno, 1976:5).

Tujuan otonomi daerah adalah untuk menghilangkan berbagai

perasaan ketidakadilan pada masyarakat daerah, untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan demokratisasi di seluruh

strata masyarakat di daerah. Sebagaimana ditegaskan pada UU No.

22/1999 daerah Kabupaten/Kota dianggap lebih dekat dengan rakyat

dibanding propinsi. Daerah Kabupaten/Kota dianggap berhak mempunyai

lembaga legislatif sendiri dan dengan demikian dapat mengelola

daerahnya secara demokratis sesuai aspirasi penduduknya (Mubyarto,

2001:81).

4. Pembangunan Pertanian

Menurut Napitulu dalam Sumodiningrat, et al (2001:21), sektor

pertanian merupakan sektor yang sangat penting baik dalam jangka

panjang pembangunan ekonomi maupun untuk pemulihan ekonomi jangka

pendek. Karena itu sekarang ini merupakan moment yang tepat untuk

menggali pemikiran-pemikiran mengenai reorientasi kebijakan

pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan pertanian tersebut

diarahkan agar pertanian menjadi sektor yang tangguh, dalam jangka

pendek mampu menghadapi krisis ekonomi, dan dalam jangka panjang

(23)

commit to user

berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam

pemerintahan yang terdesentralisasi.

Program pembangunan pertanian diletakkan sebagai bagian dari

pembangunan nasional. Sehingga apa yang distrategikan dalam

pembangunan nasional harus tercermin dalam pembangunan pertanian dan

pedesaan. Kegagalan pembangunan nasional, terutama dalam bentuk krisis

multidimensi, sedikit banyak akan membawa imbas yang besar terhadap

pembangunan pertanian dan pedesaan (Pranadji, 2003:152).

Pembangunan sektor pertanian harus dilakukan dari dua arah, yakni

dari peningkatan usahatani kecil dan dari pembangunan daerah

pedesaannya. Dari kegiatan peningkatan usahatani kecil, pertama-tama

yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan teknologi pertanian baru

dan inovasi. Cara lain untuk meningkatkan usahatani kecil adalah dengan

memperbaiki kebijakan pemerintah dibidang pertanian (Tarmidi,

1992:100-101).

5. Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi

terletak dalam hal : (Jhingan, 2007: 362)

a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk

yang kian meningkat.

b. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor

barang-barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus

menerus.

c. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah

d. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan

Konsekuensi bagi negeri yang tergolong agraris, sektor pertanian

merupakan bidang kehidupan yang paling vital. Begitu pun dengan

Indonesia. Sebagai salah satu negara yang sedang membangun, dimana

60% penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, maka wajar

kalau dalam beberapa pelita, sektor pertanian selalu didudukkan pada

(24)

commit to user

devisa yang cukup besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian

besar penduduknya (Sastraatmadja, 1989:35).

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting baik dalam

jangka panjang pembangunan ekonomi maupun dan lebih-lebih untuk

pemuliaan ekonomi jangka pendek. Karena itu sekarang ini merupakan

momen yang tepat untuk menggali pemikiran-pemikiran mengenai

reorientasi kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan

pertanian tersebut diarahkan agar pertanian menjadi sektor yang tangguh,

dalam jangka pendek mampu menghadapi krisis ekonomi, dan dalam

jangka panjang mampu menghadapi globalisasi dengan system pertanian

yang berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam

pemerintahan yang terdesentralisasi (Sumodiningrat, et al, 2001:21).

6. Teori Location Quotient (LQ)

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum

digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk

memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ

mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi

melalui pendekatan perbandingan. Teknik LQ banyak digunakan untuk

membahas kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi

kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan

ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan

sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi (industri). Dalam

prakteknya penggunaan pendekatan LQ meluas tidak terbatas pada

bahasan ekonomi saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menentukan

sebaran komoditas atau melakukan identifikasi wilayah berdasarkan

potensinya (Hendayana, 2003:2-3).

LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif

sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (kabupaten atau

kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam

skala provinsi atau nasional. Location Quotient (LQ) dapat untuk

(25)

commit to user

menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self

suffience per sektor atau dengan kata lain alat analisis ini dipakai untuk

mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah

dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah

tersebut dengan peranan kegiatan (industri) sejenis dalam perekonomian

regional atau nasional (Bappenas, 2003:36-37).

Kelebihan metode LQ (Location Quotient) dalam mengidentifikasi

komoditi unggulan antara lain penerapannya sederhana, mudah, dan tidak

memerlukan pengolahan data yang rumit. Metode LQ selain memiliki

kelebihan juga memiliki keterbatasan yaitu dalam sistem analisis data,

metode ini memerlukan akurasi data atau dalam arti validitas data sangat

diperlukan (Hendayana, 2003:4).

Aplikasi LQ menuju perolehan komoditas unggulan yang

didasarkan pada aspek luas areal panen didefinisikan bahwa LQ adalah

rasio antara pangsa relatif (share) luas areal panen komoditas i pada

tingkat wilayah terhadap total luas areal panen subsektor wilayah dengan

pangsa relatif luas areal panen komoditas i pada tingkat nasional terhadap

total luas araeal panen subsektor nasional. Secara matematis formula LQ

dituliskan sebagai berikut : (Hendayana, 2003:8)

Keterangan:

LQ = Location Quotient

Pi = Luas areal panen komoditas i pada tingkat wilayah.

pt = Total luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat wilayah.

Pi = Luas areal panen komoditas i pada tingkat nasional.

Pt = Total luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat nasional.

Hasil perhitungan LQ menghasilkan 3 kriteria yaitu:

LQ > 1 : Komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber

pertumbuhan. Komoditas ini, hasilnya tidak saja dapat

(26)

commit to user

memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga

dapat diekspor ke luar wilayah.

LQ = 1 : Komoditas itu tergolong non basis. Produksinya hanya cukup

untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu

untuk diekspor.

LQ < 1 : Komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi komoditas di

suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri

sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Penerapan otonomi daerah memungkinkan pemerintah suatu daerah

untuk mengatur dan mengembangkan daerahnya masing-masing, sesuai

dengan potensi yang dimiliki daerahnya. Upaya pembangunan daerah

Kabupaten Temanggung dapat dilakukan dengan mengenali secara baik

potensi daerah tersebut, menggalang kemampuan untuk menggali,

mengoptimalkan dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki daerah

dalam ruang lingkup pemerintahannya. Salah satu bentuk kebijakan sebagai

dasar pembangunan daerah yaitu diberlakukannya UU RI No. 32 tahun 2004

yang mengatur tentang otonomi daerah dan UU RI No. 33 tahun 2004 yang

mengatur tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

maka sudah jelas bahwa pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia maka

pemerintah daerah harus mengambil kebijakan strategis yang tepat dalam

pembangunan daerahnya.

Konsep perencanaan pembangunan suatu wilayah harus mampu

mengoptimalkan potensi-potensi sektor perekonomian serta mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki oleh suatu wilayah

Kabupaten/Kota. Kabupaten Temanggung sebagai wilayah yang memiliki

potensi di sektor pertanian perlu menggali dan mengembangkan potensi

(27)

commit to user

wilayah. Potensi pertanian yang dimiliki suatu wilayah kabupaten tidak

terlepas oleh adanya potensi di tingkat wilayah yang mempunyai lingkup yang

lebih kecil atau kecamatan.

Keberadaan wilayah suatu kabupaten pada hakekatnya tersusun dari

wilayah kecamatan-kecamatan. Dalam hal ini, kecamatan menjadi sentral

perencanaan pembangunan yang utuh sehingga perencanaan di tingkat

kabupaten dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Kabupaten Temanggung

secara administratif terbagi menjadi 20 kecamatan dimana masing-masing

kecamatan memiliki sumber daya alam dan kondisi alam yang berbeda.

Masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung mempunyai

kesempatan untuk mengembangkan sumber-sumber pendapatan baru melalui

pemanfaatan potensi sumber daya alam yang tersedia di wilayahnya sebagai

upaya untuk dapat memajukan sektor pertanian dalam pembangunan

daerahnya dan upaya peningkatan perekonomian masyarakat.

Pengambilan kebijakan pembangunan di Kabupaten Temanggung

dapat dilakukan dengan mengidentifikasi komoditi pertanian yang menjadi

unggulan. Jika mengacu pada teori basis ekonomi, maka seluruh kegiatan

sektor pertanian dapat diklasifikasikan menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan

basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis pertanian menghasilkan komoditi

pertanian unggulan dan kegiatan non basis menghasilkan komoditi pertanian

bukan unggulan. Komoditi pertanian unggulan tersebut dapat diketahui

melalui teori ekonomi basis, yang dapat dilakukan dengan metode langsung

ataupun metode tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan survei

langsung terhadap obyek yang diteliti sedangkan metode tidak langsung

dilakukan dengan metode kombinasi, metode pendekatan asumsi, metode

kebutuhan minimum, dan metode Location Quotient.

Pengidentifikasian komoditi pertanian unggulan masing-masing

kecamatan di Kabupaten Temanggung digunakan pendekatan Location

Quotient (LQ), yaitu menghitung nilai LQ dari setiap komoditi pertanian yang

dihasilkan di Kabupaten Temanggung. Kriteria komoditi pertanian yang

(28)

commit to user

produksi komoditi pertanian tersebut mampu memenuhi kebutuhan wilayah

sendiri dan dapat diekspor ke wilayah lain. Komoditi pertanian dengan nilai

LQ = 1 menunjukkan komoditi tersebut komoditi bukan unggulan, artinya

produksi komoditi pertanian tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan

wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke wilayah lain. Sedangkan komoditi

pertanian dengan nilai LQ < 1 menunjukkan komoditi tersebut termasuk

komoditi bukan unggulan, artinya produksi komoditi pertanian tersebut belum

cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan kekurangannya

dipenuhi dengan mengimpor dari wilayah lain. Untuk mengetahui peranan

komoditi pertanian unggulan tersebut terhadap perekonomian wilayah

digunakan surplus pendapatan dan angka pengganda pendapatan.

Peranan komoditi pertanian unggulan terhadap perekonomian wilayah

dapat diketahui dengan menggunakan surplus pendapatan dan angka

pengganda pendapatan. Apabila angka surplus pendapatan bernilai positif

berarti komoditi pertanian tersebut selain mampu untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat, tetapi juga mampu untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat yang lain. Sebaliknya, apabila angka surplus pendapatan bernilai

negatif berarti komoditi pertanian tersebut masih belum mampu untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan perlu membeli dari kecamatan

yang lain.

Sedangkan untuk mengetahui wilayah basis dari komoditi pertanian

tersebut digunakan Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien Lokalisasi (Lo).

Apabila nilai KS ~ 0 berarti di tingkat kecamatan tidak terdapat spesialisasi

komoditi pertanian tertentu atau di tingkat kabupaten tidak terdapat

spesialisasi terhadap komoditi pertanian tertentu. Namun, jika nilai KS ~ 1

atau KS ³ 1 berarti di tingkat kecamatan terdapat spesialisasi terhadap

komoditi pertanian atau di tingkat kabupaten terdapat spesialisasi terhadap

komoditi pertanian tertentu. Apabila nilai Lo ~ 0 berarti di tingkat kecamatan

tidak terdapat pemusatan terhadap komoditi pertanian tertentu atau di tingkat

kabupaten tidak terdapat pemusatan terhadap komoditi pertanian tertentu. Hal

(29)

commit to user

wilayah di Kabupaten Temanggung. Jika nilai Lo ~ 1 berarti di tingkat

kecamatan terdapat pemusatan terhadap komoditi pertanian tertentu atau di

tingkat kabupaten terdapat pemusatan terhadap komoditi pertanian tertentu.

Berdasarkan hasil analisis gabungan tersebut, maka dapat ditentukan

komoditi pertanian unggulan yang diprioritaskan untuk dikembangkan atau

diproduksi di kecamatan tertentu di Kabupaten Temanggung. Caranya dengan

melihat nilai LQ terbesar dan nilai KS yang tertinggi. Skema kerangka teori

pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(30)

commit to user

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Komoditi Pertanian Unggulan dan Peranannya di Kabupaten Temanggung

Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung

Pembangunan Wilayah Kecamatan Kabupaten Temanggung

Metode Pengukuran Tidak Langsung

Metode Pengukuran Langsung

Metode Kombinasi Metode Kebutuhan Minimum

Metode Pendekatan Asumsi

Metode Location Quotient Identifikasi Komoditi Unggulan LQ > 1 Komoditi unggulan LQ < 1 Komoditi bukan unggulan LQ = 1 Komoditi bukan unggulan

Peranan Komoditi Unggulan

Keterangan :

________: Metode yang digunakan dalam penelitian

---: Metode yang tidak digunakan dalam penelitian

Perekonomian

Sektor Pertanian Sektor Non Pertanian

Komoditi Pertanian

(31)

commit to user

Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Adanya Spesialisasi dan Lokalisasi Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung Komoditi pertanian i merupakan komoditi pertanian yang terspesialisasi di kecamatan i dan keberadaannya memusat di suatu wilayah kecamatan

*KS~0, Lo~0 → Komoditi pertanian i merupakan komoditi pertanian yang tidak terspesialisasi di kecamatan i dan keberadaannya menyebar di wilayah kecamatan Kuosien Spesialisasi Kuosien Lokalisasi

Keterangan :

________: Metode yang digunakan dalam penelitian

---: Metode yang tidak digunakan dalam penelitian

Perekonomian

Sektor Pertanian Sektor Non Pertanian

Komoditi Pertanian

(32)

commit to user

Gambar 3. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung

Otonomi Daerah

Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung

Pembangunan Wilayah Kecamatan Kabupaten Temanggung

Teori Ekonomi Basis

Metode Pengukuran Langsung Metode Pengukuran

Tidak Langsung

Metode Kombinasi Metode Kebutuhan Minimum

Metode Pendekatan Asumsi Metode Location Quotient

Kuosien Spesialisasi Kuosien Lokalisasi

Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan

v Nilai LQ Terbesar

v Nilai Kuosien

Spesialisasi (KS) Tertinggi

Keterangan :

________: Metode yang digunakan dalam penelitian

---: Metode yang tidak digunakan dalam penelitian

Perekonomian

Sektor Pertanian Sektor Non Pertanian

(33)

commit to user

D. Asumsi-asumsi

1. Setiap perekonomian kecamatan, kebutuhan barang atau komoditi

pertanian akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi sendiri dan

kekurangannya akan dibeli dari wilayah lain.

2. Terdapat pola permintaan yang sama antara kecamatan dengan kabupaten.

E. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini memusatkan pada analisis data nilai produksi komoditi

pertanian di Kabupaten Temanggung dan nilai produksi komoditi

pertanian di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung.

2. Harga komoditi pertanian yang digunakan adalah harga rata-rata satu

tahun komoditi pertanian yaitu tahun 2008, pada tingkat produsen di

Kabupaten Temanggung.

3. Komoditi pertanian yang diteliti adalah komoditi pertanian yang dihasilkan

di Kabupaten Temanggung selama periode penelitian, yang datanya

tersedia, dipublikasikan, dan kontinuitasnya terjaga.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Identifikasi adalah penentuan dan atau penetapan identitas komoditi

pertanian di Kabupaten Temanggung.

2. Komoditi adalah produk yang dihasilkan oleh suatu usaha atau kegiatan

dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di Kabupaten

Temanggung.

3. Komoditi pertanian adalah komoditi yang dihasilkan oleh suatu kegiatan

di sektor pertanian. Dalam penelitian ini, komoditi pertanian meliputi

komoditi pada lima sub sektor pertanian yaitu komoditi sub sektor

tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor kehutanan,

sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan di Kabupaten

Temanggung.

4. Komoditi pertanian unggulan adalah komoditi pertanian yang mampu

(34)

commit to user

kecamatan lain, yang menurut analisis Location Quotient ditunjukkan

dengan nilai LQ > 1.

5. Komoditi pertanian bukan unggulan adalah komoditi pertanian yang hanya

mampu memenuhi kebutuhan di kecamatannya sendiri dan tidak dapat

diekspor ke kecamatan lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ = 1. Atau

dapat juga berarti komoditi pertanian yang tidak mampu memenuhi

kebutuhan di kecamatannya sendiri dan perlu beli (impor) dari kecamatan

lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ < 1 di Kabupaten Temanggung.

6. Nilai produksi/output komoditi pertanian adalah hasil balas jasa dari suatu

komoditi pertanian yang diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi

suatu komoditi pertanian dalam satu tahun dengan harga rata-rata komoditi

pertanian di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten Temanggung

yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

7. Pola permintaan adalah besarnya tingkat kebutuhan suatu wilayah

terhadap suatu komoditi pertanian tertentu dalam upaya pemenuhan

kebutuhan wilayah tersebut.

8. Ekspor adalah menjual komoditi pertanian ke kecamatan lain, baik di

dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Temanggung.

9. Keunggulan kompetitif merupakan kemampuan daya saing dari komoditi

pertanian yang diunggulkan secara ekonomis.

10. Spesialisasi adalah keunggulan kompetitif komoditi pertanian di

Kabupaten Temanggung yang diukur dengan menggunakan Kousien

Spesialisasi (KS). Apabila nilai KS ~ 1 atau KS ≥ 1 berarti Kabupaten

Temanggung terspesialisasi terhadap komoditi pertanian tertentu dan

apabila nilai KS ~ 0 berarti tidak ada kegiatan spesialisasi terhadap

komoditi pertanian di Kabupaten Temanggung.

11. Lokalisasi adalah tingkat penyebaran dan pemusatan komoditi pertanian

pada setiap kecamatan di Kabupaten Temanggung yang diukur dengan

menggunakan Kuosien Lokalisasi (Lo). Apabila nilai Lo ~ 1 berarti

komoditi pertanian memusat di suatu kecamatan di Kabupaten

(35)

commit to user

pertanian di kecamatan atau dalam arti komoditi pertanian tersebut

(36)
(37)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Menurut Surakhmad (1994), ciri dari metode deskriptif

analitik yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada

pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual kemudian data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis.

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Pada penelitian ini, pengambilan daerah penelitian dilakukan secara

sengaja (purposive), yaitu pengambilan daerah penelitian dengan

mempertimbangkan alasan yang diketahui dari daerah penelitian tersebut

(Singarimbun, 1995). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Temanggung,

dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi terhadap pembentukan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Temanggung. Hal

ini dapat dibuktikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa sektor

pertanian pada tahun 2008 memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar

30,59 persen terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Temanggung.

2. Sebagian besar penduduk Kabupaten Temanggung bermatapencaharian di

sektor pertanian. Hal ini dapat dibuktikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Temanggung Tahun 2004, 2005, 2006, dan 2008 (Persen)

Tahun Sektor

2004 2005 2006 2008

Pertanian 67,54 61,40 54,89 53,65

Perdagangan 12,55 14,70 15,48 8,97

Industri 5,56 7,80 20,01 5,61

Jasa 6,33 7,50 8,90 5,09

Lainnya 8,02 8,60 10,72 46,86

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

(38)

commit to user

Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Temanggung

paling banyak bermatapencaharian di sektor pertanian. Kemudian diikuti

oleh sektor perdagangan dan sektor industri. Meskipun proporsi penduduk

yang bermatapencaharian di sektor pertanian semakin menurun dari tahun

ke tahun, namun proporsinya tetap paling tinggi diantara sektor-sektor

yang lain. Menurunnya tenaga kerja di sektor pertanian dari tahun ke tahun

disebabkan jumlah penduduk usia muda di Kabupaten Temanggung yang

tertarik untuk bekerja di sektor pertanian semakin berkurang. Sebagian

besar penduduk usia muda lebih tertarik untuk bekerja di luar sektor

pertanian karena dianggap lebih menjanjikan terutama dari segi

pendapatan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dan data primer. Data sekunder telah tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen. Data ini diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa

data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Wirartha, 2006:106).

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Temanggung, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kabupaten Temanggung, Dinas Pertanian Kabupaten

Temanggung, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung,

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, serta Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Temanggung.

Data sekunder tersebut berupa data produksi komoditi pertanian

Kabupaten Temanggung tahun 2008, data produksi komoditi pertanian tiap

kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2008, data harga rata-rata

komoditi pertanian Kabupaten Temanggung tahun 2008, Kabupaten

Temanggung Dalam Angka 2009, Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008, dan Indikator Kesejahteraan

(39)

commit to user

Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

narasumber. Wawancara dilakukan kepada dinas terkait yaitu Dinas Pertanian

Kabupaten Temanggung, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Temanggung, serta Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung.

Wawancara yang dilakukan terkait dengan penentuan komoditi pertanian

unggulan di Kabupaten Temanggung menurut versi Pemerintah Daerah

Kabupaten Temanggung.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Komoditi Pertanian Unggulan

Penentuan komoditi pertanian unggulan pada penelitian ini dilakukan

berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) dari data sekunder dan

penyesuaian dengan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten

Temanggung terkait penentuan komoditi pertanian unggulan di wilayah

tersebut.

Pada penelitian ini, untuk menentukan komoditi pertanian unggulan

atau bukan unggulan di Kabupaten Temanggung yaitu dengan

menggunakan analisis Location Quotient (LQ). Besarnya nilai LQ

diperoleh dari persamaan berikut :

Keterangan :

LQ : Indeks Location Quotient komoditi pertanian di kecamatan i

Kabupaten Temanggung

ki : Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

kt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan di

(40)

commit to user

Kt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat Kabupaten

Temanggung

Kemudian besarnya nilai LQ yang diperoleh, diklasifikasikan

berdasarkan indikator sebagai berikut:

· LQ>1, artinya komoditi pertanian tersebut termasuk komoditi

unggulan. Produksi komoditi pertanian tersebut mampu

memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan dapat diekspor ke

wilayah lain.

· LQ=1, artinya komoditi tersebut termasuk komoditi bukan unggulan.

Produksi komoditi pertanian tersebut hanya mampu memenuhi

kebutuhan wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke wilayah

lain.

· LQ<1, artinya komoditi pertanian tersebut termasuk komoditi bukan

unggulan. Produksi komoditi pertanian tersebut belum cukup

untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan

kekurangannya dipenuhi dengan mengimpor dari luar wilayah.

(Diadopsi dari Hendayana, 2003).

Setelah diperoleh komoditi pertanian unggulan berdasarkan hasil

analisis Location Quotient (LQ) dari data sekunder, kemudian disesuaikan

dengan hasil penentuan komoditi pertanian unggulan menurut Kebijakan

Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung. Komoditi hasil penyesuaian

kedua hal tersebut merupakan komoditi pertanian unggulan di Kabupaten

Temanggung.

2. Peran Komoditi Pertanian

Pada penelitian ini, peran komoditi pertanian terhadap perekonomian

wilayah Kabupaten Temanggung dapat diketahui dengan melihat surplus

pendapatan yang diberikan dan efek pengganda yang ditimbulkan.

Besarnya surplus pendapatan tersebut diperoleh dari hasil perhitungan

dengan menggunakan persamaan berikut :

(41)

commit to user

Keterangan :

SP : Surplus pendapatan

Si : Nilai Produksi komoditi pertanian i di tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

S : Nilai produksi total komoditi pertanian tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

Ni : Nilai produksi komoditi pertanian i di tingkat Kabupaten

Temanggung

N : Nilai produksi total komoditi pertanian di tingkat Kabupaten

Temanggung

Apabila besarnya surplus pendapatan yang diperoleh bernilai positif

berarti komoditi pertanian tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan

wilayah yang bersangkutan juga dapat memenuhi kebutuhan wilayah lain.

Namun, sebaliknya jika besarnya surplus pendapatan yang diperoleh

bernilai negatif berarti komoditi pertanian tersebut masih kurang dalam

memenuhi kebutuhan wilayah yang bersangkutan dan perlu dibeli dari

wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan wilayah yang bersangkutan

terhadap komoditi pertanian tersebut.

Untuk besarnya pengganda pendapatan yang ditimbulkan dapat

diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut :

Sedangkan besarnya perubahan pendapatan di suatu wilayah dapat

diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut:

D Y = M x DYB

Keterangan :

D Y : Perubahan nilai produksi/output

M : Pengganda pendapatan

DYB : Perubahan nilai produksi/output komoditi unggulan

(Diadopsi dari Budiharsono, 2001:31-32).

Nilai produksi /output total komoditi pertanian Pengganda Pendapatan =

(42)

commit to user

3. Analisis Wilayah Basis Komoditi Pertanian Unggulan

Pada penelitian ini, untuk mengetahui wilayah basis dari komoditi

pertanian unggulan yaitu dengan menggunakan pendekatan tingkat

spesialisasi wilayah terhadap kegiatan pertanian dan tingkat penyebaran

dari komoditi pertanian yang terdapat di Kabupaten Temanggung.

a. Kuosien Spesialisasi

Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah di suatu wilayah

terdapat spesialisasi terhadap komoditi pertanian tertentu atau tidak

yaitu dengan melihat besarnya nilai Kuosien Spesialisasi (KS) yang

diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :

KSi = (wi/wt) – (Wi/Wt)

KS =

å

= n

p

KSip

1

Keterangan :

KSi : Kuosien Spesialisasi terhadap komoditi i

wi : Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

wt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

Wi : Nilai produksi komoditi pertanian i pada wilayah Kabupaten

Temanggung

Wt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada wilayah Kabupaten

Temanggung

KS : Kuosien Spesialisasi

KSip : KSi positif

Berdasarkan hasil perhitungan, apabila nilai KS ~ 0 berarti tidak

ada spesialisasi komoditi i pada wilayah tersebut. Namun, apabila nilai

KS ~ 1 atau KS ≥ 1 berarti wilayah tersebut terspesialisasi terhadap

(43)

commit to user

b. Kuosien Lokalisasi

Kuosien Lokalisasi digunakan pada penelitian ini, untuk melihat

tingkat penyebaran komoditi tertentu di suatu wilayah, yang dapat

diketahui dengan melihat besarnya Kuosien Lokalisasi (Lo). Besarnya

nilai Kuosien Lokalisasi (Lo) dapat diperoleh dari hasil perhitungan

dengan menggunakan rumus berikut :

Loi = (wi/Wi) – (wt/Wt)

Lo =

å

= n

p

Loip

1

Keterangan :

Loi : Koefisien Lokalisasi komoditi pertanian i

wi : Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di

Kabupaten Temanggung

wt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan

di Kabupaten Temanggung

Wi : Nilai produksi komoditi pertanian i Kabupaten Temanggung

Wt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada wilayah

Kabupaten Temanggung

Lo : Kuosien Lokalisasi

Loi p : Lo i positif

Apabila nilai Lo ~ 0 berarti komoditi pertanian tersebut

menyebar di beberapa wilayah. Namun, jika nilai Lo ~ 1 atau Lo ≥ 1

maka komoditi pertanian memusat di suatu wilayah (Djojodipuro,

1992 cit Aryani, 2005).

4. Penentuan Prioritas Komoditi Pertanian

Pada penelitian ini, untuk mengetahui prioritas komoditi pertanian

unggulan di Kabupaten Temanggung dilakukan melalui tahap seleksi yaitu

dimulai dari komoditi pertanian unggulan yang ditentukan berdasarkan

besarnya nilai LQ hasil analisis data sekunder, kemudian diseleksi kembali

dengan menyesuaikan urutan nilai KS dari masing-masing komoditi

(44)

commit to user

komoditi pertanian unggulan yang memiliki nilai LQ yang relatif besar

dan juga nilai KS yang relatif tinggi di kecamatan tertentu. Langkah

selanjutnya menyesuaikan komoditi yang diperoleh dari hasil analisis

penggabungan antara nilai LQ yang relatif besar dan KS yang relatif tinggi

tersebut dengan komoditi pertanian unggulan yang telah ditetapkan

berdasarkan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung.

Semakin besar nilai LQ suatu komoditi maka semakin besar pula potensi

keunggulan komoditi tersebut. Demikian juga jika nilai KS suatu komoditi

semakin tinggi maka semakin tinggi pula keunggulan kompetitif komoditi

(45)

commit to user

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu wilayah kabupaten

di Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 870,65 km2. Kabupaten Temanggung secara geografis terletak diantara 7º14’ LS - 7º32’ LS dan

110º23’ BT - 110º46’ BT. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten

Temanggung adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang

Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang

Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo

Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang

Kabupaten Temanggung secara administratif dibagi menjadi 20

kecamatan yang terdiri dari 266 desa/kelurahan. Kecamatan Kandangan

merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 78,36 km2 atau sekitar 9,00% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Temanggung.

Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Selopampang dengan

luas wilayah sekitar 17,29 km2 atau sekitar 1,99% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kabupaten Temanggung (BPS Kabupaten

Temanggung, 2009).

2. Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung berada pada

ketinggian antara 500 - 1.450 meter di atas permukaan air laut (dpl).

Sedangkan wilayah Kabupaten Temanggung yang berada di atas

ketinggian tersebut merupakan pegunungan yaitu pada lereng Gunung

Sumbing dan Gunung Sindoro. Ketinggian wilayah Kabupaten

Temanggung terbagi ke dalam 5 kelas yaitu 400 – 500 m dpl, 500 – 750

m dpl, 750 – 1000 m dpl, 1000 – 1500 m dpl, dan 1500 – 3000 m dpl.

Lahan di Kabupaten Temanggung memiliki tingkat kemiringan

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Komoditi Pertanian Unggulan dan Peranannya di Kabupaten Temanggung  commit to user
Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Adanya Spesialisasi dan Lokalisasi Komoditi Pertanian Unggulan di commit to user Kabupaten Temanggung
Gambar 3. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Untuk Menentukan Prioritas Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Temanggung commit to user
Tabel 3. Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desain Kreatif pada Tiket Taman Wisata Keluarga &amp; Restoran The Le Hu Garden sangat efektif dalam membantu promosi karena merupakan

Metode discovery merupakan metode yang berpusat pada siswa atau student center, peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator

Metode Evaluasi : Pagu Anggaran Kualitas Maka dapat kami umumkan hasil sebagai berikut

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlindungan hak asasi tersangka selama dalam proses hukum menurut peraturan perundangt undangan

Model antrian yang digunakan (M/M/2):(FCFS/~/~) yaitu jumlah kedatangan berdistribusi poisson, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, dengan jumlah fasilitas

(b) Sebuah syarikat pembuat wayar mernberi jaminan bahawa kurang daripada 1% daripada gelung-gelung wayar yang dihasilkannya mempunyai kekuatan kurang daripada 80.0 N ,

Hal ini sejalan dengan penelitian Putri (2013) yang berjudul Hubungan pendidikan, pengetahuan, dan sikap bidan tentang inisiasi menyusu dini (IMD) dengan

Kata sifat dalam pembentukan kata benda majemuk dasar bertingkat merupakan kata sifat murni atau kata sifat yang belum mengalami perubahan dan berkedudukan