• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada Peringatan HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada Peringatan HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, Nomor 1, Mei 2020 E-ISSN 2715-9612 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada

Peringatan HUT Ke-74 RI

sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

𝐓𝐢𝐭𝐚𝐧𝐢𝐚 𝐀𝐧𝐧𝐢𝐬𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐝𝐢𝐧𝐢𝟏, 𝐅𝐫𝐚𝐧𝐬𝐢𝐬𝐜𝐮𝐬 𝐗𝐚𝐯𝐞𝐫𝐢𝐮𝐬 𝐒𝐚𝐦𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝟐, 𝐈𝐫𝐬𝐲𝐚𝐝𝐢 𝐒𝐡𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝟑

Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39 Potrobangsan, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia email: titaniaape@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh deskripsi bentuk kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI, (2) memperoleh deskripsi perilaku sintaktis kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI, (3) memperoleh deskripsi makna semantis kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI, (4) memperoleh bahan ajar kata kerja mental dalam pembelajaran kebahasaan teks ceramah di SMA. Tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan data berupa kalimat yang mengandung kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung (BUL). Penelitian tentang kata kerja mental ini dijadikan sebagai bahan ajar untuk kelas XI SMA pada KD 3.5 yang berisi tentang pengidentifikasian unsur-unsur ceramah, kebahasaan, isi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah dan KD 4.5 yang membahas penyusunan bagian-bagian penting dari permasalahan aktual sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat dua bentuk kata kerja mental yaitu verba monomorfemis dan verba polimorfemis yang terbentuk dari proses pengafiksan meliputi prefiks ber-, prefiks meN-, prefiks di-, kombinasi afiks meN-i, kombinasi afiks meN-kan, kombinasi afiks di-, kombinasi afiks di-kan, dan kombinasi afiks memper-. Hasil (2) terdapat dua jenis perilaku sintaktis kata kerja mental yaitu perilaku ditinjau dari tataran frasa (bergabungnya verba dengan kata berkategori lain dalam fungsi predikat) dan perilaku ditinjau dari tataran kalimat (ada tidaknya nomina sebagai objek atau pelengkap). Hasil (3) makna semantis kata kerja mental dalam penelitian ini berupa makna keadaan, makna proses, dan makna sikap. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan ajar kata kerja mental dalam kebahasaan teks ceramah di SMA.

Kata kunci:bahan ajar, kata kerja mental, teks pidato presiden

Abstract

The aims of the study to (1) obtain a description of the mental verb forms in the text of the president's speech at the 74th anniversary of RI, (2) obtain a description of the syntactic behavior of mental verbs in the text of the president's speech at the 74th anniversary of RI, (3) obtain a description of the semantic meaning of mental verbs in the text of the president's speech at the 74th anniversary of RI, (4) obtain mental verb teaching materials in language learning speech texts in high school. The objective of this study is achieved by using form of sentences containing mental verbs in the text of the president's speech at the 74th anniversary of RI as data. Data was collected using the refer method and note technique. This study applies distribution method and techniques for direct elements (BUL) in analysis the data. This study is used as teaching material for class XI SMA in KD 3.5 in which contains the identification of speech , linguistic, information content in the form of actual problems presented in speech and KD 4.5 in which discusses the preparation of important parts of the problem actually as material

(2)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini

to be presented in lectures. The results of this study indicate that (1) there are two forms of mental verbs, namely monomorphemic verbs and polymorphemic verbs that are formed of the process of affixing, including the prefixed ber-, prefix meN-, prefix di-, the combination of the affix meN-i, the combination of the affix meN-kan, the combination of the affix di-i, the combination of the affix di-kan, and the combination of the affix memper-. Then (2) there are two types of syntactic behaviors of mental verbs namely behavior in terms of the level of phrases (the joining of verbs with other categorical words in the predicate function) and behavior in terms of sentence level (the presence or absence of nouns as objects or supplements). Then (3) the semantic meaning of mental verbs in this research are the meaning of the state, the meaning of the process, and the meaning of the action (attitude). The results of this study serve as mental verb teaching material in the language of speech texts in senior high school.

Keywords: teaching materials, mental verbs, presidential speech text

PENDAHULUAN

Teks pidato atau teks ceramah adalah teks yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau perasan seseorang melalui rangkaian kalimat yang terstruktur. Teks ceramah mengandung unsur pembangun yang dapat membantu tersampaikannya isi dan pesan ceramah kepada pembaca atau pendengar. Unsur pembangun terbesar dalam teks ceramah ialah unsur kebahasaan. Teks ceramah memiliki unsur atau kaidah kebahasaan yang beragam. Unsur kebahasaan tersebut dapat dijumpai pada materi pembelajaran di jenjang SMA. Materi pembelajaran teks ceramah menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013.Kurikulum 2013 sangat menekankan pendidikan karakter. Pembentukan karakter siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelaksanaan bela negara dan kegiatan masa orientasi peserta didik baru. Hal ini disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan sesuai kesepakatan sekolah yang berkaitan. Pendidikan karakter yang ditujukan pada siswa juga dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, diharapkan seorang guru sebagai pendidik mampu memberikan bahan ajar yang sesuai untuk pembentukan karakter siswa.

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembentukan karakter siswa karena dapat mengajarkan siswa untuk menjunjung dan melestarikan bahasa persatuan yang semakin hari semakin luntur oleh perkembangan zaman. Selain itu, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat berbagai jenis teks. Teks ini berisi materi yang mendukung pembentukan karakter siswa, antara lain teks laporan hasil observasi, teks hikayat, teks biografi, teks puisi, teks eksplanasi, teks cerpen, dan teks ceramah. Teks tersebut dibutuhkan sebagai bahan atau materi ajar, baik dalam pembelajaran sastra maupun bahasa. Salah satu materi ajar bahasa adalah teks ceramah. Teks ceramah dalam pembelajaran merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA Kurikulum 2013. Teks ceramah yang digunakan sebagai materi ajar haruslah sesuai dan mendukung pendidikan karakter sebagai ciri utama Kurikulum 2013. Terdapat banyak sekali referensi teks ceramah yang dapat digunakan sebagai materi ajar. Salah satu referensi teks ceramah yang muatannya mendukung pendidikan karakter ialah teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI.

Teks pidato presiden dipilih pada penelitian ini karena dalam teks tersebut terdapat isi pesan untuk bersikap bangga dan cinta terhadap tanah air serta selalu menerapkan sikap dan pola pikir bahwa bangsa Indonesia memiliki keberagaman yang

(3)

sangat banyak. Berdasarkan laman indonesia.go.id “Portal Informasi Indonesia”, Indonesia dari 265 juta jiwa, 6 agama besar, 1331 kelompok suku dan 652 bahasa daerah yang berbeda, serta perbedaan lain yang sangat perlu diperhatikan dan dihargai keberadannya. Dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI juga terdapat fenomena kebahasaan yang unik dan menarik berupa kata kerja. Fenomena kebahasaan tersebut menimbulkan perilaku sintaktis dan makna semantis yang berbeda pada setiap kata kerja. Kata kerja yang dimaksud ialah kata kerja nonfisik yang disebut dengan kata kerja mental, seperti butuh dan diwaspadai yang tidak dapat dilakukan atau dilihat secara fisik. Kata kerja mental dalam teks pidato presiden ini memiliki bentuk yang bervariasi, yaitu bentuk dasar dan bentuk turunan.Selain memiliki bentuk yang bervariasi, kata kerja mental dalam teks pidato presiden memiliki perilaku sintaktis dan makna semantis yang berbeda. Kata kerja mental memiliki pendamping dengan kategori yang berbeda, seperti kata mengalami didahului oleh kata terus yang berkategori adverbia dan kata bersyukur didahului oleh kata patut yang berkategori adjektiva. Dalam tataran kalimat, kata kerja mental juga menunjukkan perilaku yang berbeda-beda, seperti membutuhkan objek, membutuhkan pelengkap, dan tidak membutuhkan objek maupun pelengkap. Kata kerja mental juga menunjukkan makna semantis yang bervariasi. Dalam teks pidato presiden, terdapat beberapa kata kerja mental yang sama. Kata kerja mental tersebut tetap menunjukkan makna semantis yang sama walaupun berada dalam kalimat yang berbeda.

Teks pidato presiden dapat dijadikan sebagai bahan ajar pada silabus Kurikulum 2013 kelas XI SMA, khususnya pada materi teks ceramah. Teks ceramah memiliki beberapa unsur kebahasaan, antara lain penggunaan kata teknis, kata ganti orang pertama dan orang kedua, kata yang menunjukkan sebab akibat, kata kerja mental, dan kata persuasif. Pemahaman tentang materi unsur kebahasaan teks ceramah sangat diperlukan siswa untuk mendalami materi pembelajaran. Hal tersebut ditujukan agar tujuan akhir bahwa siswa dapat mengonstruksi teks ceramah dapat terwujud. Salah satu materi kebahasaan teks ceramah kelas XI SMA Kurikulum 2013 ialah kata kerja mental. Pada kenyataannya, pembahasan mengenai materi kata kerja mental pada kurikulum 2013 masih sangat terbatas. Penelitian tentang kata kerja mental pada teks pidato atau teks ceramah juga belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemilihan aspek kata kerja mental ini didasarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XI, yaitu Kompetensi Dasar (KD) 3.5 yang berisi tentang pengidentifikasian unsur-unsur ceramah, kebahasaan, isi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah dan KD 4.5 yang membahas mengenai penyusunan bagian-bagian penting dari permasalahan aktual sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah. Dalam silabus Kurikulum 2013 terbaru, KD ini berisi materi pembelajaran mengenai unsur, kebahasaan, dan isi teks ceramah. Peserta didik dituntut untuk mengidentifikasi teks ceramah berdasarkan unsur, kebahasaan, dan isinya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk membuat buku ajar “Kata Kerja Mental” dalam pembelajaran kebahasaan teks ceramah yang dapat digunakan sebagai acuan di kemudian hari guna membantu proses belajar mengajar, khususnya pada KD 3.5 dan 4.5.

Berdasarkan uraian sebelumnya, akan dilakukan penelitian terhadap kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI sebagai bahan ajar kebahasaan teks ceramah di SMA. Penelitian ini difokuskan pada bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantis kata kerja mental, lalu dikonstruksikan menjadi sebuah buku ajar “Kata Kerja Mental dalam Kebahasaan Teks Ceramah”. Buku ajar tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA Kurikulum 2013 pada KD 3.5 yang membahas pengidentifikasian unsur-unsur

(4)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini ceramah, kebahasaan, isi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah dan KD 4.5 yang berisi tentang penyusunan bagian-bagian penting dari permasalahan aktual sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang didapat akan lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

Sumber data dalam penelitian ini ialah teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Pidato ini dibacakan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat, 16 Agustus 2019 dalam sidang peringatan HUT ke-74 RI. Pada hari tersebut, Presiden Jokowi berpidato sebanyak tiga kali. Penelitian ini menggunakan dua teks pidato presiden sebagai sumber data, yaitu pidato dalam sidang tahunan MPR RI serta pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPD RI dan DPR RI.Teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI tersebar luas di internet. Penelitian ini menggunakan dua teks pidato presiden dari laman yang berbeda. Teks pidato tahunan presiden diperoleh dari laman https://tirto.id/teks-lengkap-pidato-presiden-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr-2019-egnu. Teks pidato kenegaraan presiden diperoleh dalam format pdf dari laman

https://www.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Pidato-Kenegaraan-2019.pdf yang terdiri dari 19 halaman.

Objek penelitian dalam penelitian ini ialah kata kerja mental yang terdapat pada teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Dalam penelitian ini dibahas kata kerja mental dalam teks pidato. Wujud data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung kata kerja mental dalam teks pidato tahunan dan teks pidato kenegaraan presiden pada peringatan HUT ke-74 RI.Dalam penelitian ini, digunakan metode simak untuk pengumpulan data. Sudaryanto (2015, p. 203) mengemukakan bahwa metode simak dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode ini dipakai untuk mendapatkan data pada teks pidato presiden dalam peringatan HUT ke-74 RI, buku-buku referensi, artikel, dan tulisan atau penelitian lain yang berkaitan dengan objek data.Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah teknik lanjutan catat. Teknik catat digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pencatatan dapat langung dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu (Sudaryanto, 2015, p. 206). Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya ialah menganalisis data. Metode yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini ialah metode agih. Metode agih menggunakan alat penentu yang merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam metode agih selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran dalam penelitian itu, seperti kata, klausa, fungsi sintaktis, dan lain-lain (Sudaryanto, 2015, p. 19).Penelitian ini menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL). Disebut teknik BUL karena teknik yang digunakan pada awal kerja analisis dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 2015, p. 37). Dalam penelitian ini, data berupa kalimat dibagi menjadi beberapa konstituen yang selanjutnya dianalisis

(5)

berdasarkan bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantisnya. Setelah memperoleh deskripsi tentang ketiga hal tersebut, simpulan dibuat dari hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan analisis bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantis kata kerja mental yang terdapat dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Berdasarkan data yang tersedia, bentuk kata kerja mental terdiri dari dua jenis, yaitu kata kerja dasar (monomorfemis) dan kata kerja turunan (polimorfemis). Berdasarkan perilaku sintaktisnya, kata kerja mental terbagi menjadi dua perilaku, yaitu perilaku dalam tataran frasa dan perilaku dalam tataran kalimat. Berdasarkan makna semantisnya, kata kerja mental terbagi menjadi tiga makna, yaitu kata kerja mental bermakna keadaan, kata kerja mental bermakna proses, dan kata kerja mental bermakna sikap.

Data (1) Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. (PKP.10) Data (1) terdiri atas tiga konstituen, yaitu kita, butuh, dan SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Berdasarkan bentuknya, kata butuh merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata butuh, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata butuh dalam data (1) dapat berdiri sendiri menempati fungsi predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata butuh pada data (1) termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata butuh yang berfungsi sebagai predikat membutuhkan kehadiran objek berupa frasa “SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia”. Jadi, kata butuh termasuk verba transitif berobjek. Kata butuh merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata butuh merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘perlu’. Makna kata butuh dalam data (1) merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memerlukan SDM yang unggul, toleran, dan berakhlak mulia.

Data (2) Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. (PKP.11)

Data (2) terdiri atas lima konstituen, yaitu kita, sudah mulai, dengan program B20, akan masuk, dan ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Dalam data (2) terdapat dua kata kerja mental, yaitu mulai dan masuk. Berdasarkan bentuknya, kata mulai dan masuk merupakan kata kerja yang berbentuk monomorfemis. Kata mulai dan masuk, tanpa melalui proses morfologis telah mampu menduduki salah satu fungsi sintaksis, yaitu predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata mulai dan masuk dalam data (2) berfungsi sebagai predikat masing-masing berdampingan dengan kata sudah dan akan yang keduanya berkategori adverbia. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mulai dan masuk pada data (2) termasuk verba taktransitif tak berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata mulai dan masuk tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat data (2) juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata mulai dan masuk termasuk verba taktransitif tak berpelengkap.Kata mulai dan masuk merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mulai merupakan kata kerja yang mengandung

(6)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini makna sikap ‘mengawali berbuat’. Makna kata mulai dalam data (2) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk mengawali suatu perbuatan. Perbuatan yang dimaksud ialah lompatan kemajuan dengan adanya program B20 dan masuk ke B30. Makna kata masuk dalam data (2) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk datang ke B30.

Data (3) Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak. (PKP.15)

Data (3) terdiri atas 7 konstituen, yaitu data, adalah, jenis kekayaan baru bangsa kita, kini, data, lebih berharga, dan dari minyak. Kata kerja mental yang terdapat pada data (3) ialah kata berharga. Verba berharga termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-. Berharga dalam data (3) mempunyai bentuk dasar harga yang mendapat prefiks ber-. Bentuk dasar harga termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata berharga dalam data (3) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata lebih yang berkategori adverbia. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata berhargapada data (3) termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Disebut taktransitif karena kata berhargatidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat data (3) juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata berharga termasuk verba taktransitif takberpelengkap.Kata berhargamerupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata berharga merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘memiliki harga tinggi’. Makna kata berharga dalam data (3) merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan memiliki harga tinggi. Sesuatu yang memiliki harga tinggi ialah data. Data disebut sebagai jenis kekayaan baru yang memiliki harga lebih tinggi daripada minyak.

Data (4) Kita patutbersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama tetap berdiri kokoh. (PTP.8)

Data (4) terdiri atas 5 konstituen, yaitu kita; patut bersyukur, di tengah berbagai tantangan dan terpaan badai sejarah, Indonesia sebagai rumah besar kita bersama, dan tetap berdiri kokoh. Kata kerja mental yang terdapat pada data (4) ialah kata bersyukur. Verba bersyukur termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks ber-. Bersyukur dalam data (4) mempunyai bentuk dasar syukur yang mendapat prefiks ber

-. Bentuk dasar syukur termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks ber-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata bersyukur dalam data (4) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata patut yang berkategori adjektiva. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata bersyukurpada data (4) termasuk verba tak transitif tak berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata bersyukurtidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat data (4) juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata bersyukur termasuk verba tak transitif tak berpelengkap.

(7)

Data (5) Saya mengapresiasi setinggi-tingginya semangat DPR untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah. (PTP.3)

Data (5) terdiri atas 4 konstituen, yaitu saya, mengapresiasi, setinggi-tingginya dan semangat DPR untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah. Kata kerja mental yang terdapat pada data (5) ialah kata mengapresiasi. Verba mengapresiasi termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks meN-. Mengapresiasi dalam data (5) mempunyai bentuk dasar apresiasi mendapat prefiksmeN-. Bentuk dasar apresiasi termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan prefiks meN-.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata mengapresiasi dalam data (5) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata setinggi-tingginya yang berkategori adverbia.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mengapresiasi pada data (5) termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata mengapresiasi yang berfungsi sebagai predikat membutuhkan kehadiran objek berupa frasa “semangat DPR untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah”. Jadi, kata mengapresiasi termasuk verba transitif berobjek.Kata butuhmerupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mengapresiasi merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘melakukan penilaian atau penghargaan’. Makna kata mengapresiasidalam data (5) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap semangat DPR yang telah bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah.

Data (6) BPK dipercaya sebagai pemeriksa eksternal pada International Atomic Energy Agency sejak 2016 sampai 2021. (PTP.6)

Data (6) terdiri atas 4 konstituen, yaitu BPK; dipercaya, sebagai pemeriksa eksternal, pada International Atomic Energy Agency, dan sejak 2016 sampai 2021. Kata kerja mental yang terdapat pada data (6) ialah kata dipercaya. Verba dipercaya termasuk dalam verba polimorfemis berprefiks di-. Dipercaya dalam data (6) mempunyai bentuk dasar percaya yang mendapat prefiksdi-. Kata dipercaya berasal dari bentuk dasar percaya yang termasuk dalam kelas verba juga. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata dipercaya dalam data (6) dapat berdiri sendiri menempati fungsi predikat. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata dipercaya pada data (6) termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Disebut taktransitif karena kata dipercaya tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat data (6) juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata dipercaya termasuk verba taktransitif takberpelengkap.

Data (7) Produk-produk kita harus mampu membanjiri pasar regional dan global, itu yang harus kita wujudkan. (PKP.11)

Data (7) terdiri atas 5 konstituen, yaitu produk-produk kita, harus mampu membanjiri, pasar regional dan global, itu, yang harus kita wujudkan. Kata kerja mental yang terdapat pada data (7) ialah kata membanjiri. Verba membanjiri termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks meN-i. Membanjiri dalam data (7) mempunyai bentuk dasar banjir yang mendapat kombinasi afiksmeN-i-. Bentuk dasar

(8)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini perlu ditambahkan kombinasi afiks meN-i.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata membanjiri dalam data (7) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata harus yang berkategori adverbia dan mampu yang berkategori adjektiva. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata membanjiri pada data (7) termasuk verba taktransitif berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata membanjiri tidak memerlukan kehadiran objek melainkan pelengkap berupa frasa “pasar regional dan global”. Jadi, kata membanjiri dalam data termasuk verba taktransitif berpelengkap.Kata membanjiri merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata membanjiri merupakan kata kerja yang mengandung makna keadaan ‘memenuhi’. Makna kata membanjiri dalam data (7) merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa produk-produk kita harus mampu memenuhi pasar regional dan global.

Data (8) Sementara itu, Komisi Yudisial (KY) terus berupayamemajukan akuntabilitas dalam pengelolaan peradilan. (PTP.7)

Data (8) terdiri atas 4 konstituen, yaitu sementara itu, Komisi Yudisial (KY), terus berupaya memajukan, akuntabilitasdalam pengelolaan peradilan. Kata kerja mental yang terdapat pada data (8) ialah kata memajukan. Verba memajukan termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks meN-kan. Memajukan dalam data (8) mempunyai bentuk dasar maju yang mendapat kombinasi afiks meN-kan. Bentuk dasar maju termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan kombinasi afiks meN-kan. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata memajukan dalam data (8) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata terus yang berkategori adverbia dan berupaya yang berkategori verba. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata memajukan pada data (8) termasuk verba taktransitif berpelengkap. Disebut taktransitif karena kata memajukan tidak memerlukan kehadiran objek melainkan pelengkap berupa frasa “akuntabilitas dalam pengelolaan peradilan”. Jadi, kata memajukan termasuk verba taktransitif berpelengkap.Kata memajukan merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata memajukan merupakan kata kerja yang mengandung makna proses ‘membawa ke dalam keadaan yang lebih baik’. Makna kata memajukan dalam data (8) merupakan suatu proses yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa KY sedang berusaha untuk membawa akuntabilitas dalam pengelolaan peradilan ke dalam keadaan yang lebih baik.

Data (9) Untuk tingkat pendidikan tinggi kita harus beranimencanangkan target tinggi.(PKP.13)

Data (9) terdiri atas 4 konstituen, yaitu untuk tingkat pendidikan tinggi, kita, harus berani mencanangkan, dan target tinggi. Kata kerja mental yang terdapat pada data (9) ialah kata mencanangkan. Verba mencanangkan termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks meN-kan. Mencanangkan dalam data (9) mempunyai bentuk dasar canang yang mendapat kombinasi afiks meN-kan-. Bentuk dasar canang

(9)

termasuk dalam kelas kata nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan kombinasi afiks meN-kan. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata mencanangkan dalam data (9) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata harus yang berkategori adverbia dan berani yang berkategori adjektiva.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mencanangkan pada data (9) termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata mencanangkan membutuhkan objek berupa frasa “target tinggi”. Jadi, kata mencanangkan termasuk verba transitif berobjek.Kata mencanangkan merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mencanangkan merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘mempropagandakan atau menggembor-gemborkan’. Makna kata mencanangkan dalam data (9) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa kita harus berani mempropagandakan atau menggembor-gemborkan target tinggi untuk tingkat pendidikan tinggi.

Data (10) Kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita menakut-nakuti kita yang justru menghambat revolusi. (PKP.14)

Data (10) terdiri atas 3 konstituen, yaitu kita, tidak bisa membiarkan, dan regulasi yang menjebak kita menakut-nakuti kita yang justru menghambat revolusi. Kata kerja mental yang terdapat pada data (10) ialah kata membiarkan. Verba membiarkan termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks meN-kan. Membiarkan dalam data (10) mempunyai bentuk dasar biar yang mendapat kombinasi afiks meN-kan. Bentuk dasar biar merupakan partikel, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan kombinasi afiks meN-kan. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata membiarkan dalam data (10) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan frasa tidak bisayang merupakan kata negasi atau kata sangkalan.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata membiarkan pada data (10) termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata membiarkan membutuhkan objek berupa frasa “regulasi yang menjebak kita menakut-nakuti kita yang justru menghambat revolusi”. Jadi, kata membiarkan termasuk verba transitif berobjek.Kata membiarkan merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata membiarkan merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘tidak menghiraukan atau tidak memelihara dengan baik’. Makna kata membiarkandalam data (10) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa kita tidak boleh tidak menghiraukan regulasi yang menjebak akan menghambat revolusi.

Data (11) Anggaran negara harus sepenuhnya didedikasikan untuk rakyat. (PKP.17)

Data (11) terdiri atas 3 konstituen, yaitu anggaran negara, harus sepenuhnya didedikasikan, untuk rakyat. Kata kerja mental yang terdapat pada data (11) ialah kata didedikasikan. Verba didedikasikan termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks di-kan. Didedikasikan dalam data (11) mempunyai bentuk dasar dedikasi yang mendapat kombinasi afiks di-kan. Bentuk dasar dedikasi termasuk dalam kelas kata

(10)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini nomina, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan kombinasi afiks di-kan. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa, kata didedikasikan dalam data (11) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata harus yang berkategori adverbia dan kata sepenuhnya yang berkategori adjektiva.Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata didedikasikan pada data (11) termasuk verba taktransitif takberpelengkap. Disebut taktransitif karena kata didedikasikan tidak memerlukan kehadiran objek. Kalimat data (11) juga tidak memiliki pelengkap. Jadi, kata didedikasikan termasuk verba taktransitif takberpelengkap.Kata didedikasikan merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata didedikasikan merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘diberikan pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha atau tujuan mulia; atau diabdikan. Makna kata didedikasikandalam data (11) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa bahwa anggaran negara harus diakorbankan atau diabdikan untuk rakyat.

Data (12) Regulasi harus mempermudah rakyat mencapai cita-citanya. (PKP.15)

Data (12) terdiri atas 3 konstituen, yaitu regulasi, harus mempermudah, rakyat, dan mencapai cita-citanya. Kata kerja mental yang terdapat pada data (12) ialah kata mempermudah. Kata mempermudah termasuk dalam verba polimorfemis berkombinasi afiks memper-. Mempermudah dalam data (12) mempunyai bentuk dasar mudah yang mendapat kombinasi afiksmemper-. Bentuk dasar mudah termasuk dalam kelas kata adjektiva, untuk mengubah statusnya menjadi verba perlu ditambahkan kombinasi afiks memper-. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran frasa,kata mempermudah dalam data (12) berfungsi sebagai predikat berdampingan dengan kata harus yang berkategori adverbia. Berdasarkan perilaku sintaktisnya ditinjau dari tataran kalimat, kata mempermudah pada data (12) termasuk verba transitif berobjek. Disebut transitif karena kata mempermudah memerlukan kehadiran objek berupa kata “rakyat”. Jadi, kata mempermudah termasuk verba transitif berobjek.Kata mempermudah merupakan jenis kata kerja mental karena berdasarkan maknanya dalam kalimat, kata tersebut tidak dapat dilakukan secara fisik. Berdasarkan makna semantisnya, kata mempermudah merupakan kata kerja yang mengandung makna sikap ‘menjadikan lebih mudah’. Makna kata mempermudah dalam data (12) merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan emosi atau perasaan bahwa regulasi harus menjadikan rakyat lebih mudah untuk mencapai cita-cita.

Penelitian bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantis kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA sebagai bahan ajar materi kebahasaan teks ceramah. Bahan ajar ini dapat diterapkan pada Kurikulum 2013 di kelas XI SMA, yaitu pada KD 3.5 yang membahas pengidentifikasian unsur-unsur ceramah, kebahasaan, isi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah dan KD 4.5 yang berisi tentang penyusunan bagian-bagian penting dari permasalahan aktual sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah.

Pemahaman materi kebahasaan teks ceramah sangat diperlukan siswa guna memenuhi tujuan pembelajaran. Salah satu materi kebahasaan teks ceramah kelas XI SMA Kurikulum 2013 ialah kata kerja mental. Pada kenyataannya, pembahasan

(11)

mengenai materi kata kerja mental pada kurikulum 2013 masih sangat terbatas. Pada bahan ajar ini, pembahasan mengenai kata kerja mental diperluas. Bahan ajar ini memuat bentuk kata kerja mental, perilaku sintaktis kata kerja mental, dan makna semantis kata kerja mental. Bahan ajar ini dapat dimanfaatkan oleh guru Bahasa Indonesia sebagai tambahan bahan ajar saat mengajarkan KD 3.5 dan 4.5 pada siswa kelas XI SMA. Selain itu, bahan ajar ini juga dapat bermanfaat bagi siswa sebagai sumber belajar untuk memahami kebahasaan teks ceramah, khususnya materi kata kerja mental.

Bahan ajar ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 dengan sistematika (1) kompetensi inti; (2) kompetensi dasar; (3) indikator pencapaian kompetensi; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) latihan soal; serta (7) penilaian.Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang diharapkan dari penyusunan bahan ajar ini yaitu (1) peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk KKM; (2) peserta didik mampu mengidentifikasi perilaku sintaktis KKM; (3) peserta didik mampu mengidentifikasi makna semantis KKM; (4) peserta didik mampu menganalisis KKM; (5) peserta didik mampu mempresentasikan, memberi tanggapan, dan memperbaiki hasil kerja menganalisis kata kerja mental dalam diskusi kelas.Pada penyusunan bahan ajar ini, materi pembelajaran disusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Dimulai dari materi yang mudah, lalu dilanjutkan ke materi yang lebih sulit. Pemaparan materi pada bahan ajar ini hanya sebatas bentuk, perilaku sintaktis, dan perilaku semantis kata kerja mental yang terdapat dalam teks pidato. Teks pidato yang digunakan ialah dua teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Materi tersebut antara lain (1) pengertian kata kerja mental; (2) mengidentifikasi bentuk-bentuk kata kerja mental; (3) mengidentifikasi perilaku sintaktis kata kerja mental; (4) mengidentifikasi makna semantis kata kerja mental; dan (5) menganalisis kata kerja mental.

Pelatihan soal atau evaluasi yang diberikan guru kepada siswa dapat berupa soal individu maupun kelompok. Setelah melakukan evaluasi, guru perlu memberikan penilaian yang digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk mengetahui dan mengukur tingkat penguasaan materi siswa. Selain itu, penilaian juga dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, apakah suatu kegiatan, proses, dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan di awal pembelajaran. Teknik dan bentuk instrumen penilaian dapat disesuaikan dengan jenis evaluasi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI sebagai bahan ajar kebahasaan teks ceramah di SMA, diperoleh beberapa simpulan. Simpulan-simpulan tersebut sebagai berikut.

Kata kerja mental (KKM) dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI diperoleh data berupa bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantis kata kerja mental. Dalam penelitian ini ditemukan dua jenis bentuk kata kerja mental, yaitu bentuk monomorfemis dan polimorfemis. Verba monomorfemis merupakan verba dasar yang belum melalui proses morfologis. Verba polimorfemis dalam penelitian ini merupakan verba yang terbentuk dari proses pengafiksan. Pengafiksan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu prefiks ber-, prefiks meN-, prefiks di-, kombinasi afiks, kombinasi afiks meN-kan, kombinasi afiks, kombinasi afiks di-kan, dan kombinasi afiks memper-.

Perilaku sintaktis KKM dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama, perilaku sintaktis KKM dalam tataran frasa (frasa endosesntris modifikatif) merupakan perilaku verba dilihat dari bergabungnya kata tersebut dengan kata berkategori lain

(12)

Kata Kerja Mental dalam Teks Pidato Presiden Pada HUT Ke-74 RI sebagai Bahan Ajar Kebahasaan Teks Ceramah di SMA

Pradini yang menempati fungsi predikat. Dalam penelitian ini ditemukan data berupa KKM berdiri sendiri, KKM berdampingan dengan adjektiva, KKM berdampingan dengan adverbia, KKM berdampingan dengan dua kata berkategori beda, serta KKM berdampingan dengan kata negasi.Kedua, perilaku sintaktis KKM dalam tataran kalimat merupakan perilaku verba dilihat dari ketransitifannya. Dalam penelitian ini ditemukan data berupa verba transitif berobjek, verba taktransitif berpelengkap, dan verba taktransitif takberpelengkap.

Makna semantis KKM adalah penanda kata berdasarkan maknanya dalam kalimat. Dalam penelitian ini ditemukan tiga jenis makna semantis, yaitu makna keadaan, makna proses, dan makna sikap. KKM bermakna keadaan, KKM bermakna proses, dan KKM bermakna sikap.

Penelitian ini dikembangkan menjadi bahan ajar kata kerja mental dalam kebahasaan teks ceramah di SMA sesuai dengan Kurikulum 2013 pada KD 3.5 yang berisi tentan pengidentifikasian unsur-unsur ceramah, kebahasaan, isi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah dan KD 4.5 yang membahas penyusunan bagian-bagian penting dari permasalahan aktual sebagai bahan untuk disajikan dalam ceramah. Pemaparan materi dalam bahan ajar ini dibatasi pada bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantis kata kerja mental dalam teks pidato presiden pada peringatan HUT ke-74 RI. Materi pembelajaran tersebut antara lain (1) pengertian KKM; (2) mengidentifikasi bentuk-bentuk KKM; (3) mengidentifikasi perilaku sintaktis KKM; (4) mengidentifikasi makna semantis KKM; dan (5) menganalisis KKM berdasarkan bentuk, perilaku sintaktis, dan makna semantisnya. Bahan ajar ini memuat pelatihan soal individu dan kelompok dengan mengacu materi pembelajaran yang telah dipaparkan. Bentuk penilaiannya mencakup tiga aspek, yaitu penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotorik.

DAFTAR PUSTAKA

Redaksi, T. (2018, Agustus 16). Keragaman Indonesia. Diambil kembali dari

INDONESIA.GO.ID "Portal Informasi Indonesia":

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/keragaman-indonesia

Ristekdikti. (2019, Agustus 2019). Pidato Kenegaraan 2019. Diambil kembali

dari ristekdikti.go.id:

https://www.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Pidato-Kenegaraan-2019.pdf

Saputri, M. (2019, Agustus 16). Teks lengkap pidato presiden jokowi di sidang

tahunan MPR 2019. Diambil kembali dari tirto.id:

https://tirto.id/teks-lengkap-pidato-presiden-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr-2019-egnu

Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ( personal selling ) dan (kualitas pelayanan)tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian..

1982 2014 Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2014 sebesar Rp 600 miliar dan Tahap II sebesar Rp 800 miliar 2015 Penawaran Umum Terbatas I, 2000 Berubah nama menjadi

Telah dilakukan penelitian tentang analisis residu bahan aktif asap obat nyamuk bakar yang terbuat dari daun legundi (Vitex trifolia L.) pada organ paru-paru mencit dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

In conclusion, base on observation and interview researcher found the data about kind of social strategy that was used by second semester students English

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa relaksasi otak pada pasien dengan cedera otak traumatik yang menjalani operasi bedah kraniotomi, setelah pemberian

(6) Aparat Dinas Perhubungan Kabupaten Bulungan wajib mengambil tindakan apabila terbukti pengemudi dan/atau kondektur angkutan umum merokok pada saat

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,748 > 0,05 Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa