• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I ketika kita mengkonsumsi buah pisang kemudian membuang limbah kulit pisangnya di sembarang tempat. Kebanyakan masyarakat tidak memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut, padahal tanpa kita tahu sebenarnya kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah lingkungan.

(2)

Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari air dan tanah penduduk juga membahayakan kesehatan. Jika air yang tercemar logam berat ini digunakan oleh masyarakat, bisa menyebabkan penyakit kronis yang nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi bahkan kanker.

Aksi mikroorganisme di dalam baterai, merkuri anorganik yang ada di dalamnya bisa diubah menjadi methylmercury, kemudian berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian. Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat. Zat lainnya yang terkandung dalam baterai yaitu timbal. Timbal juga dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.

Peristiwa seperti ini semestinya tidak diabaikan. Jika diabaikan bukan hanya kesehatan kita yang dirugikan tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Sehingga, harus ada pengganti bahan kimia tersebut, salah satunya yaitu pengembangan potensi limbah kulit buah sebagai baterai ramah lingkungan.

(3)

pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Hal inilah yang melatar belakangi penelitian tentang potensi kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai baterai kering ramah lingkungan ( biodelegredable ) dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang juga untuk meperkecil dampak krisis energi. Melimpahnya Pohon Pisang yang terdapat dikabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan yang belum dimanfaatkan secara maksimal menarik peneliti untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan pengganti pasta dalam baterai.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah limbah kulit pisang mempunyai kandungan zat yang bersifat elektrolit sehingga dapat mengantarkan arus listrik ?

2. Apakah limbah pisang berpotensi menggantikan peranan baterai yang biasa digunakan masyarakat ?

(4)

1. Untuk mengetahui kandungan kulit pisang yang dapat mengantarkan arus listrik.

2. Untuk membuktikan bahwa limbah kulit pisang dapat menjadi alternatif sumber arus listrik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kulit Pisang

(5)

Jadi dapat disimpulkan bahwa kulit pisang adalah bagian paling luar dari tanaman jenis Musa yang dagingnya dapat dimakan yang tersusun dalam tandan dengan kelompok menjari yang disebut sisir. Sifat kimia yang dimiliki kulit pisang yaitu memiliki gizi yang cukup tinggi dan mudah teroksidasi dengan ditandai perubahan warna pada kulit pisang.(puji hartono.2008)

B. Kandungan dalam Kulit Pisang

Sebelum membedah manfaat kulit pisang, tak ada salahnya memahami senyawa apa saja yang terdapat di dalam kulit yang sering dianggap limbah tersebut. Secara umum, kulit pisang banyak mengandung karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein, anti-oksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, beragam vitamin B kompleks di antaranya vitamin B6, minyak nabati, serat, serotonin dan banyak lagi lainnya. Semua komponen senyawa ini memiliki beragam khasiat yang baik bagi tubuh. Tak hanya itu, kupit pisang juga ternyata bisa menjadi sumber energi alternatif

(6)

Hasil analisis kulit pisang di Indonesia menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki kandungan–kandungan makanan yang cukup tinggi. Untuk mengetahui

lebih jelas

kandungan dalam kulit pisang dapat dilihat dari tabel 1.(Nurcholis.2013)

Tabel1. Kandungan dalam Kulit Pisang Kandungan dalam kulit pisang Jumlah

(7)

C. Teori Dasar Sel Listrik

Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda yang berbeda dipisah satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit. Masing-masing elektroda memiliki sistem sendiri dan menghasilkan potensial yang beda. Perbedaan potensial di antara keduanya disebut elektromotive force.

Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang disuplai baterai ketika digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap dan efisen dapat dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi dalam sel primer hal ini tidak mungkin atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai primer yang dapat diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan elektrolitnya.

(8)

kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan dari konduksi elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.

Material katodik biasanya terbuat dari senyawa kimia seperti, PbO2, MnO2,NiO2, CuCl, atau AgCl. Mereka adalah agens depolarisasi. Dicirikan dengan mudahnyamenerima elektron, akibatnya tingkat oksidasinya turun. Dilain pihak magterial anodik, biasanya logam seperti Pb, Fe, Cd, Mg atau Zn. Sifatnya mudah melepas elektron membentuk ion positif dalam elektrolit. Reaksi ini disebut oksidasi. Prospek Baterai Pisang

Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif,hanya sedikit yang dibudidayakan secara insentif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur. Potensi dari tanaman pisang ini terdapat hampir diseluruh bagian tanaman, namun potensi yang terbesar ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang berfungsi sebagi elektrolit (pengganti pasta pada baterai). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.

(9)

D. Hal-hal yang Menyebabkan Kulit Pisang dapat Menghantarkan Arus Listrik

Umumnya, kulit pisang berukuran rata-rata 15 cm x 3 cm dengan berat sekitar 27 gram per buah. Potensi dari tanaman ini terdapat dihampir seluruh bagian tanaman. Namun, potensi terbesarnya ada pada bagian kulit pisang. Kulit pisang ini mempunyai potensi menjadi bahan dasar pembuatan baterai ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, kulit pisang ini akan menghasilkan mineral yang berfungsi sebagai elektrolit ( pengganti pasta pada baterai ). Elektrolit inilah yang nantinya akan menghasilkan arus listrik dalam batu baterai.

Kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang kedap udara selama beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat atau asam asetat.

Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :

C6H12O6 2 CH3CH2OH 2 CH3COOH + H2O Glukosa Etanol Asam asetat

(10)

4-kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat menghantarkan listrik karena dapat terionisasi. Reaksi ionisasi yang terjadi yaitu sebagai berikut:

KCl → K+ + Cl

-Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit. Innocencio Kresna Pratama (2007) menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain tang dapat menghasilkan listirk yaitu kulit pisang.Seperti percobaan yang dilakukan oleh Wasis Sucipto, S.Pd (2007) yang membuktikan bahwa kulit pisang dan dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah

Arus listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang bersifat menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang bersifat menarik ion positif. Ketika air rendaman kulit pisang bersentuhan dengan unsur seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam larutan, sehingga dapat terjadi aliran elektron yang menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua elektrode dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari anode ke katode, dan lampu menyala.

(11)

jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2%. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

Sebuah data menunjukan bahwa berat bersih baterai kering dari kulit pisang yang digunakan rata sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Bayangkan saja,jika satu buah kulit pisang dapat menghasilkan 8 baterai, maka selain kita dapat menghemat membeli batu baterai juga akan mengurangi limbah kulit.

(12)

Untuk mengetahui pH suatu larutan, diperlukan indikator universal.

Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator diteteskan pada larutan yang akan diukur pHnya kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

Tabel 2. Daerah warna pH Indikator Universal

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter.

a. Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

pH Warna Indikator Universal

≤ 345 Merah Jingga

6 Kuning

7 Hijau Kekuning-Kuningan

8 Biru Kehijau-hijauan

9 Biru

(13)

b.Indikator Kertas (Indikator Stick)

Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

c. Larutan Indikator

Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8,

fenolftalein tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.

(14)

A. Titrasi kompleksometri

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :

Ag+ + 2CN- Ag(CN) logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral

(15)

biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakanoleh persamaan :

M(H2O)n + L M(H2O) (n-1) L + H2O

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri (Khopkar, 2008, hal:76).

Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam kompleksometri, antara lain :

(16)

Titrasi ini biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat. Contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.

2. Titrasi Kembali

Titrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh penentuannya ialah untuk penentuan ion Ni. Titrasi penggantian atau titrasi substitusi. Titrasi ini digunakan untuk ion-ion logam yang tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg.

3. Titrasi Tidak Langsung

(17)

yang dapat membentuk kelat dengan ion logam dan warna kelat tersebut berbeda dari warna indikator bebas.(orpa matana.2013)

B. Indikator Eriochrome Black T (EBT)

Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi. Di dalamnya bentuk protaned Eriochrome Black T berwarna biru. Kemudian berubah warna menjadi merah ketika membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium atau ion logam lain. Nama lain dari Erichrome Black T adalah Solochrome Black T (Wikipedia, 2012).Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil,dan hanya bias digunakan dalam suasana basa . Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite. Indikator ini stabil dan dalam kebanyakan sifatnya sama dengan Eriochrome Black T.

(18)

C. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic)

Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.

(19)

Sebagai penitrasi/pengomplek logam, biasanya yang digunakan yaitu garam Na2EDTA (Na2H2Y), karena EDTA dalam bentuk H4Y dan NaH3Y tidak larut dalam air. EDTA dapat mengomplekkan hampir semua ion logam dengan perbandingan mol 1 : 1 berapapun bilangan

oksidasi logam tersebut.

Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam dengan logam yang lain. Reaksi pembentukan komplek logam (M) dengan EDTA (Y) adalah : M + Y → MY

EDTA (ethylene diamine tetraacetic) merupakan suatu kompleks kelat yang larut ketika ditambahkan ke dalam suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu seperti Ca2+ dan Mg2+, di mana akan membentuk kompleks dengan logam-logam tersebut. Ketika ditambahkan suatu indikator EBT ke dalam larutan yang mengandung kompleks tersebut maka akan menghasilkan perbahan warna pada pH tertentu, sehingga dengan prinsip ini kadar magnesium dapat diukur.

(20)

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut. (Tarmizi.2012)

3. Teori Kadar Kalium (K)

Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, kalium disebut potassium. (wikipedia.akses.2015)

(21)

Kalium sulfat, K2SO4, ialah garam yang awalnya dikenal pada abad ke-14, dan dipelajari oleh Glauber, Boyle dan Tachenius, disebut pada abad ke-17 sebagai arcanuni atau sal duplicatum, dianggap sebagai kombinasi garam asam dan garam alkali.

(22)

BAB III

METODE ANALISA

A. Waktu dan Tempat Analisa

Waktu : 3 September - 14 September 2015

Tempat : Laboratorium SMK-SMAK Makassar

B. Pembuatan Pengganti Komponen Baterai

Bahan :

1. Kulit pisang ambon atau pisang susu

2. Baterai bekas

Alat :

1. Pisau

2. Latex

3. Masker

(23)

5. Voltmeter dengan tegangan kecil

Prosedur Kerja :

1. Disiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan secara lengkap. Digunakan latex dan masker sebelum melakukan percobaan.

2. Dipotong kulit pisang menjadi sekecil mungkin

3. Dibuka tutup baterai (+) menggunakan tang, hati-hati BATANG KARBON jangan sampai patah.

4. Dikeluarkan semua isi karbon, pembatas antara positif dan negative jangan sampai robek atau rusak

5. Dimasukkan kulit pisang yang sudah di potong-potong dan ditutup kembali tutup baterai dengan rapi

(24)

7. Dilihat apabila bergerak menunjukan adanya aliran listrik pada baterai maka percobaan BERHASIL.

(25)

C. Analisa Sampel

1. Penentuan Uji pH

A. Tujuan : Untuk menegetahui pH larutan kulit pisang menggunakan indikator universal

B. Dasar Prinsip :

Untuk menetukan pH kulit pisang dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaan indikator universal harus diperhatikan pH yang dapat dibedakan.

C. Alat :

1. Botol Timbang

2. Indikator Universal

D. Bahan : Filtrat kulit pisang

E. Prosedure Kerja :

(26)

1. Dipotong sampel kulit pisang hingga menjadi beberapa bagian yang kecil

2. Dimasukkan potongan kulit pisang tersebut kedalam gelas piala 500 mL

3. Dimasukkan aquadest kedalam gelas piala yang berisi potongan kulit pisang

4. Dididihkan campuran kulit pisang dengan aquadest selama ± 1 jam

5. Disaring kedalam gelas piala

6. Filtrat dianalisis untuk penetapan uji pH dan kadar Mg

Uji pH

1. Dimasukkan filtrat kulit pisang kedalam botol timbang

2. Diukur pH menggunakan indikator universal

2. Uji Bioetanol

ZA urea

(27)

A. Tujuan : Untuk mengetahui adanya kandungan bioetanol dalam kulit pisang

B. Dasar Prinsip : FERMENTASI

INKUBASI

ANALISIS KADAR

(28)

Sampel dianalisa dengan menggunakan alat destilasi dengan suhu 80oC

D. Bahan : Filtrat kulit pisang

E. Prosedur Kerja :

1. Diambil 20cc zat yang akan diukur kadar alkoholnya 2. Dimasukkan dalam labu destilasi dan didestilasi

3. Diatur suhu destilasi jangan sampai melebihi 80o (suhu etanol) 4. Dihentikan destilasi ketika filtrat telah mencapai 25cc atau bila

ada kenaikan suhu melebihi 80oC

5. Ditentukan berat jenisnya dengan menggunakan tabel, dicari kadar alkoholnya.

4. Penentuan Kadar Magnesium (Mg)

(29)

B. Dasar Prinsip :

Sampel yang akan di analaisa di larutkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan buffer pH 10 dan dititar dengan EDTA dengan EBT sebagai penunjuk.

C. Reaksi :

Mg2+ + HIn2-(Biru) MgIn-(Merah) + H+ MgIn-(Merah) + H

2Y2- MgY2- + HIn 2-(Biru) + H+

D. Alat :

1. Neraca Digital 2. Erlenmeyer 250 3. Buret

(30)

9. Gelas piala 500 ml

E. Bahan :

(31)

F. Prosedur Kerja :

1. Ditimbang ± 10 g sampel kulit pisang kedalam botol timbang 2. Dilarutkan dan diimpitkan larutan kedalam labu ukur 100 ml 3. Dipipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml

4. Ditambahkan buffer pH 10 sampai pH 9,80. 5. Ditambahkan sedikit indikator EBT

6. Dititrasi dengan EDTA sampai warna berubah dari merah muda ke biru.

7. Dicatat volume titran yang digunakan. G. Perhitungan :

Kadar Mg=(EDTA)x Volume EDTA x Faktor Pengenceran

g Sampel x100

5. Penentuan Kadar Kalium (K)

(32)

B. Dasar Prinsip :

Penentuan kadar K dengan metode AAS yang didasarkan pada absorbsi cahaya oleh atom-atom yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 766.5 nm.

C. Reaksi :

HNO3 + K2SO4 KNO3 + H2SO4

D. Prosedure Kerja :

Preparasi Sampel

1.Dipotong kulit pisang hingga sekecil mungkin

2. Ditimbang ± 5 gram kulit pisang yang telah dipotong kedalam cawan kosong yang telah disediakan

3. Diperarang sampel ± 2 jam atau hingga sampel terarang sempurna

(33)

5. Dimasukkan cawan yang berisi sampel yang telah dipijarkan sebelumnya kedalam eksikator

6. Ditimbang cawan yang berisi sampel, mencatat hasil penimbangan

7. Dilarutkan sampel menggunakan larutan HNO3 pekat dan aquabidest

8. Disaring sampel yang telah dilarutkan

9. Dipipet 5 ml sampel kedalam labu ukur 100 ml dan diimpitkan

10. Dianalisa sampel menggunakan AAS

Pembuatan Larutan Induk

1.Dihitung terlebih dahulu bobot larutan induk yang akan dibuat

2. Ditimbang larutan induk ( K2SO4 ) yang telah dihitung sebelumnya ke dalam gelas piala 100 ml

3.Dilarutkan K2SO4 menggunakan aquabidest kedalam labu ukur 500 ml dan diimpitkan

(34)

1. Dihitung volume larutan standar dengan 2.00 ppm, 4.00 ppm, 6.00 ppm, 8.00 ppm

2. Dimasukkan larutan induk kedalam mikroburet yang telah disediakan

3. Dimasukkan larutan induk kedalam labu ukur 50 ml dengan konsentrasi yang berbeda yang telah dhitung sebelumnya

4. Ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 3 ml kedalam setiap larutan standar yang telah dibuat kedalam labu ukur 50 ml

5. Diencerkan dan diimpitkan larutan standar

6. Dianalisa larutan standar kedalam AAS

E. Perhitungan :

(35)

y

=

A + B.x

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Hasil Penentuan Uji pH

Pengamatan :

1. Alfiandy Setiawan = pH 4

2. Melisah Mirsyah = pH 4

3. Pratiwi Sosalia Monalisa R = pH 4

4. Ulfa Novianty = pH 4

2. Hasil Penentuan Kadar Magnesium (Mg)

a. Pengamatan :

(37)

2. Konsentrasi EDTA = 0.0108 N

3. Hasil Penentuan Kadar Kalium (K)

a. Pengamatan :

1. Bobot Sampel = 5.0053 g

(38)

3. Konsentrasi standar 2 = 4 ppm

4. Konsentrasi standar 3 = 6 ppm

5. Konsentrasi standar 4 = 8 ppm

b. Perhitungan :

V1 x C1 = V2 X C2

50 ml x 2 ppm = V2 x1000ppm

V2 = 0.1 ml

V1 x C1 = V2 X C2

50 ml x 4 ppm = V2 x 1000 ppm

V2 = 0.2 ml

(39)
(40)
(41)

=

1,19105 – 0,2843 . 5

1. Pada analisa pH pada kulit pisang, hasil yang diperoleh ialah kulit pisang berada pada pH 4 dan telah memenuhi syarat, disebabkan karena kulit pisang bersifat asam sehingga mampu menjadi elektrolit pada baterai yang bisa membuat baterai dapat digunakan.

2. Pada analisa kadar Magnesium, hasil yang diperoleh ialah sebesar 0,01% dan telah memenuhi syarat, disebabkan karena pada kulit pisang terdapat kandungan Magnesium namun jumlah Magnesium hanyalah 15% dari jumlah pisang keseluruhan dan oleh karena itu, hasil kadar yang diperoleh juga sedikit.

3. Pada analisa kadar Kalium, hasil yang diperoleh ialah sebesar 17.56 ppm dan telah memenuhi syarat, karena standar nasional indonesia menyatakan bahwa

(42)
(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

a. Berdasarkan hasil dari analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kandungan yang terdapat pada kulit pisang yang mampu menghantarkan arus listrik adalah :

1. Magnesium dengan kadar

sebesar 0.01%

2. Kalium dengan konsentrasi

sebesar 17.56 ppm

b. Kulit pisang mampu menghantarkan arus listrik sebagaimana percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami

B. SARAN

1. Kami harapkan agar penelitian ini dapat menambah wawasan ataupun ilmu pengetahuan bagi siswa(i) SMK-SMAK Makassar dan mampu dilanjutkan lagi untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih bagus dari sebelumnya.

(44)

Daftar Pustaka

Matana, Orpa dkk. 2013. Melaksanakan Analisis Volumetri. Makassar: Sekolah Menengah kejuruan-SMAK Makassar.

Anonim.http://awjee.blog.com/2012/11/25/penentuan-ca-dan-mg/ diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 22.00 WITA.

Anonim.http://chemist-try.blogspot.co.id/2013/01/penentuan-kadar-kalsium-dan-magnesium.html?m=1 diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21.33 WITA.

Anonim.http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-potensi-kulit- pisang-musa.html diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 14.15 WITA.

Anonim.http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=805 diakses tanggal 11 Oktober 2015 pukul 09.47 WITA

Anonim. http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-penentuan-ca-dan-mg.html diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 14.09 WITA.

Anonim.

http://itatrie.blogspot.co.id/2012/10/laporan-kimia-analitik-kompleksometri.html?m=1 diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21. 45 WITA.

Anonim. http://jenggaluchemistry.wordpress.com/identifikasi-asam-basa-penentuan-pH-larutan/ diakses tanggal 4 Oktober 2015 pukul 21.55 WITA

Anonim. http://kimiaterpadusmakma20153a31.blogspot.com/2015/03/penetapan-kadar-p2o5-yang-larut-dalam.html diakses 23 Agustus 2015 pukul 20.04 WITA

Anonim.

(45)

Anonim.http://sisni.bsn.go.id/index/php/sni_main/sni/detail_sni/10418 diakses tanggal 18 Oktober 2015 pukul 21.00 WITA

LAMPIRAN I

1. Penentuan Uji pH

2. Penetapan Kadar Magnesium

Pengamatan

A1

A2

A3

A4

A´

(46)

3.

Analisa Kalium

10.0169 g

10.0169 g

10.0169 g

10.0169 g

0.01 %

0.0108 N

0.0108 N

0.0108 N

0.0108 N

(47)
(48)

1.

Ekstrak Kulit Pisang

2. Penentuan Uji pH

Gambar 3. Proses pemanasan kulit pisang

Gambar 1. Penggerusan kulit

pisang Gambar 2. Hasil

(49)

3. Penetapan Kadar Magnesium (Mg)

Gambar 4. Proses Penambahan pereaksi pada sampel

Gambar 1. Penimbangan ekstrak kulit pisang

Gambar 2. Proses pengimpitan sampel

(50)

4. Penetapan Kadar Kalium Preparasi Sampel

Gambar 1. Proses penimbangan sampel

Gambar 2. Proses memperararang sampel

Gambar 3. Proses pengabuan dan proses pengikatan uap air

Gambar 4. Proses

(51)

Gambar 8. Proses pelarutan larutan induk

Proses preparasi Larutan Induk

Gambar 7. Proses penimbangan sampel

Gambar 9. Proses

(52)

Gambar 10. Proses pembuatan larutan standar

Gambar 11. Sampel siap di analisa pada AAS

Proses Analisa Sampel

(53)

LAMPIRAN II

DETAIL SNI

Nomor SNI : SNI 6989.69:2009

Judul : Air dan air limbah � bagian 69 : Cara uji kalium(K) secara Spektrofotometri Serapan Atom(SSA) � nyala

File SNI Belum Tersedia

Terimakasih kepada para pengunjung website BSN yang telah memanfaatkan fulltext akses seluruh koleksi digital SNI melalui SNI Online selama 2 tahun (2010-2012). Mulai Tahun 2013, website BSN akan menyediakan full text akses SNI yang baru ditetapkan selama 1 tahun. SNI hasil adopsi badan standar asing tidak dapat kami tampilkan semua secara fulltext, terkait peraturan hak cipta di masing-masing Organisasi Pengembang Standar. Dokumen SNI yang tidak tersedia secara online dapat diperoleh (sesuai ketentuan yang berlaku) di: Perpustakaan BSN, email:dokinfo@bsn.go.id, phone: +62 21 3927422 ext 222

(54)

0,1 mg/L sampai dengan 2 mg/L pada panjang gelombang 766.5 nm.

Panitia Teknis : 13-03-S1 Kualitas Air

ICS : 1. 13.060.50 Pengujian Kandungan Kimia dalam Air

SK Penetapan : 102/KEP/BSN/11/2009

Tanggal Penetapan : 06-11-2009[dd-mm-yyy]

SNI Ini Merevisi : 1. SNI 06-242-7-1991 Air, Metode pengujian kalium dengan alat spektrofotometri serapan atom

LPK :

1. LP 082 IDN – Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal) (60 SNI lainnya)

2. LP 335 IDN - Analytical Laboratory Smartri, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology(SMART), tbk (20 SNI lainnya

3. LP 846 IDN - Balai Penelitian Tanah Bogor (34 SNI lainnya)

Printed : Hardcopy & e-File

Gambar

Tabel 2. Daerah warna pH Indikator Universal
Gambar 4. Proses Penambahan pereaksi pada sampel
Gambar 4. Proses
Gambar 7. Proses
+2

Referensi

Dokumen terkait

f) Akun adalah fitur yang menampilkan informasih data akun pelanggan. Berdasarkan pengumpulan kebutuhan sistem yang dikumpulkan peneliti, diketahui bawha pada saat ini

Ambiguitas dapat terjadi pada tingkat fonetik (pengujaran yang terlalu cepat), leksikal (setiap kata dapat memiliki lebih dari satu makna), dan tingkat

Manfaat penghijauan tersebut masih perlu dikaji sehingga dilakukan penelitian ini, dengan tujuan mengetahui dan membandingkan kualitas kesuburan tanah pada lahan yang

[r]

Pelaksanaan hak ulayat masyarakat hukum adat sebagaimana yang dimaksud Pasal 2 tidak dapat dilakukan terhadap bidang-bidang yang pada saat ditetapkanya Peraturan

Anda diminta untuk memilih salah satu pilihan yang tersedia di sebelah kanan pernyataan berdasarkan keadaan diri Anda yang sesungguhnya.. Berilah tanda silang ( X

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka salah satu tindakan yang tepat adalah dengan melakukan penelitian untuk menentukan jumlah tenaga kerja optimal dan efektif yang dibutuhkan

1. Input yang digunakan dalam prototipe perangkat lunak dalam pengidentifikasian waste yaitu data data penjadwalan dan data aktual. Input data aktual dilakukan secara