No. Urut : 12246 / 1008 / D / 2008
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Sarjana
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK KOTA PALEMBANG
adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan
sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,
baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.
Bandung, 26 September 2008
Penulis,
Muhammad Sonny Abfertiawan NIM 15304029
Bandung, 26 September 2008
Pembimbing
Dr-ing. Marisa Handajani NIP 132172214
Mengetahui:
Program Studi Teknik Lingkungan
Ketua,
i
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028. Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5dan TSS sesuai KepMenLH No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik. Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan
Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas pengolahan danpresent value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain
bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier
sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta per m3 per detik debit air buangan.
ii
ABSTRACT
The increase of population (2,13% per year) and economic growth have caused the decrease of enviromental quality of Palembang City. One of the problems is wastewater becoming larger in quantity. Most of this wastewater is treated using septic tank system and in fact many people wasting directly to the rivers. This behaviour will decrease the environmental quality.Therefore, a wastewater treatment plant is urgently needed. This wastewater treatment is expected to reduce water pollution in Musi River. This wastewater treatment plant is planned to cover 70% of city`s population until the second planning (2028) with waste water flowrates of 1,373 m3/second. The population is projected using logaritmic method, resulting as many as 1.052.722 people in the end of the planing year (2028). The main parameter treated are BOD5 and TSS ( according to KepMenLH No.112 year 2003), 311 mg/l for BOD5
and 248 mg/l for TSS with plan maximum capacity in the first planning is 1,114 m3/second and in the second planning is 2,279 m3/second. The treatment used in this WWTP are physical and biological treatment. There are three alternatives for biological treatment Complete Mix Activated Sludge(CMAS), Oxydation Ditch, and Rotating Biological Contactor(RBC). The best alternatives will be choosen from the effectivity and the present value of annual cost. From these aspects, the best system is Complete Mixed Activated Sludge that has the best effectivity. The system that will be used in wastewater treatment plant are bar screen and grit chamber for primary treatment, aeration tank and clarifier for the second treatment, gravity thickener and sludge digester fot the sludge treatment and chlorination tank for desinfection. The total cost which is needed to build this plant is estimated 27 billion rupiahs or Rp 17 millions per m3 per second wastewater flowrates.
iii KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Rasa syukur yang tak henti nya saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menggapai ilmu di Institut
Teknologi Bandung. Begitu banyak hal yang saya terima yang dapat menjadi suatu
pembelajaran berarti dalam menjalankan kewajiban saya kelak yakni memanfaatkan
ilmu secara bertanggung jawab untuk masyarakat luas.
Selama empat tahun mengenyam pendidikan di Teknik Lingkungan ITB, mulai dari
Pengantar Teknik Lingkungan sampai dengan Pengelolaan Limbah Industri, akhirnya
dalam melaksanakan satu studi terakhir yakni Tugas Akhir, saya memilih tema Disain
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Saya menilai bahwa sebagai seorang
engineer lingkungan harus mampu berbicara banyak tentang bagaimana melakukan
rekayasa terhadap pengolahan limbah. Selain itu, Tugas Akhir ini juga bermaksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi saya dalam bidang perencanaan
instalasi air limbah, sehingga kelak saya berharap lebih siap untuk masuk dalam
kondisi nyata di lingkungan kerja.
Tugas Akhir ini telah dimulai pada bulan Januari yakni melakukan survei lapangan
dan pengambilan data di Kota Palembang. Sedangkan pengelolaan data dilakukan
selama kurang lebih 6 bulan. Jadi, kurang lebih Tugas Akhir ini membutuhkan waktu
selama 7 bulan. Cukup melelahkan dengan pasang surut semangat selama pengerjaan.
Namun, akhirnya Tugas Akhir ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik.
Saya yakin bahwa hasil pekerjaan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, semoga Tugas Akhir ini mampu menjadi
masukan yang berarti bagi mahasiswa lain yang memilih tema disain sehingga dapat
memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Selain itu, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, izinkan saya untuk mengucapkan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, rekan dan sahabat-sahabat yang
iv pengerjaan Tugas Akhir ini. Kepada keluarga tercinta, Ibunda Hopikah Mochtaria,
Kakak ku Surpinda Dian Magdarina dan suami Mas Indra, nenekku, om Dedi, tante
Yuli, om Arus, dan para om dan tante yang lain, teh ana, dan adik-adikku yang aku
sayangi, rasa cinta dan terimah kasih ku atas doa dan semangat yang telah mereka
berikan kepadaku. Serta untuk Bilqis yang telah berbagi semangat dan keceriaan.
Saya juga mengucapkan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pembimbing Tugas Akhir saya, ibu Dr-ing Marisa Handajani, yang telah berbagi ilmu
selama kurang lebih 7 bulan pengerjaan. Sungguh begitu banyak yang dapat saya
pelajari selama bimbingan dengan beliau.
Pihak-pihak lain yang tak absen dalam memberikan dukungan penuh terhadap
penyelesaian Tugas Akhir ini :
Sahabat-sahabatku Nanda Kamila Salim (FKG Unsri), Muhammad Hafiz (Fisip UI),
Bayu Dwi Samudera (Aristektur ITB 2004), Gandhi Firmansyah Putra (Elektro ITB
2004) dan Ade Mareta (Teknik Industri ITB 2006), Randi (Elektro ITB 2004) dan
Gilang Kartika (Arsitektur ITB 2005), Shinta Handayani (Planologi ITB 2005),
Nurlina (Farmasi ITB 2004), Tyas (Fisika ITB 2004), Annisa Indryani (Teknik
Lingkungan ITB 2005), Surya Hatina (Teknik Kimia Unsri 2004), dan lain-lain.
Bapak Apriyadi (Asisten II Walikota Bidang Pembangunan dan Perekonomian
Pemerintah Kota Palembang), Kak Rahman dan staf lainnya di Bagian Kesejahteraan
Sosial Pemerintah Kota Palembang), Kepala Bapeda Kota Palembang, Bapedalda
Kota Palembang, Dinas Kebersihan Kota Palembang, dan BPS Kota Palembang.
Ibu Driejana dan Pak Teddy sebagai penguji sidang akhir, Bapak Agus Jatnika selaku
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, seluruh dosen TL ITB, mba Titi dan
staf TU lainnya, Tim Program Hibah Kompetensi, keluarga besar U-Green ITB,
keluarga besar Mahasiswa Bumi Sriwijaya ITB, keluarga besar Purna Paskibraka
Indonesia, keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.
Teman-temanku TL 2004 yang luar biasa : Ari Kemas, Poppy, Mba Jul, Ayi, Icha
v Serta pihak-pihak lain yang tak mungkin untuk dituliskan satu persatu, saya
mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini dan ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat.
Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan kepada Allah
saya mohon diberikan kesempatan untuk melakukan lebih baik di lain waktu dan lain
tempat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bandung, 24 September 2008
vi
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1 Umum II-1
II.4 Kependudukan II-3
vii
III.5 Lokasi IPAL dan Badan Air Penerima III-9
III.6 Kualitas Effluen III-9
BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN
IV.1 Prinsip Pengolahan Air Limbah IV-1
IV.2 Inventarisasi Unit Pengolahan IV-2
IV.2.1 Pengolahan Tingkat I IV-2
IV.2.2 Pengolahan Tingkat II IV-4
IV.2.3 Pengolahan Lumpur IV-8
IV.3 Pemilihan Sistem Pengolahan IV-14
IV.4 Analisa Pemilihan Sistem Pengolahan IV-15
IV.5 Proses Pemilihan Sistem Pengolahan Terpilih IV-17
BAB V DETAIL DESAIN
ix
VI.3 Pekerjaan Sipil/Konstruksi VI-7
VI.3.1 Pekerjaan Persiapan VI-8
BAB VII OPERASI DAN PEMELIHARAAN
VII.1 Umum VII-1
VII.2 Pengolahan Tingkat Pertama VII-1
VII.2.1 Bar Screen VII-1
VII.2.2 Grit Chamber VII-3
x
VII.5.1 Anaerobic Digester VII-12
VII.5.3 Belt Filter Press VII-13
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
VIII.1 Persiapan Pembangunan VIII-1
VIII.2 Bar Screen VIII-2
VIII.11 Tangki Distribusi Lumpur I VIII-11
VIII.12 Tangki Distribusi AB III VIII-12
VIII.13 Tangki Distribusi Lumpur II VIII-13
VIII.14 Gravity Thickener VIII-14
VIII.15 Tangki Distribusi Lumpur III VIII-15
VIII.16 Anaerobik Digester VIII-16
VIII.17 Tangki Distribusi Lumpur IV VIII-17
VIII.18 Ruang Pembubuh Klor VIII-18
VIII.19 Bak Kontak Klorinasi VIII-19
VIII.20 Tangki Distribusi AB VII VIII-20
xi
VIII.22 Tangki Distribusi AB V VIII-22
VIII.23 Tangki Distribusi AB IV VIII-23
VIII.24 Tangki Pengkondisian VIII-24
VIII.25 RuangBelt Filter Press VIII-25
VIII.26 Bak Pengumpul Filtrat VIII-27
VIII.23 Bangunan Kantor VIII-28
VIII.24 Infrastruktur VIII-29
VIII.25 Biaya Pekerja VIII-31
VIII.26 Rekapitulasi VIII-31
BAB IX KESIMPULAN IX-1
xii
DAFTAR LAMPIRA
hal
Lampiran A Proyeksi Penduduk A-1
Lampiran B Proyeksi Fasilitas Umum B-1
Lampiran C Kuantitas Air Limbah C-1
Lampiran D Perhitungan Dimensi Alternatif Pengolahan Air Limbah D-1 Lampiran E Perhitungan Analisis Biaya Tiap Alternatif E-1
xiii
DAFTAR TABEL
hal Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006 II-1 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006 II-5 Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006 II-5 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin
per Kecamatan Di Kota Palembang Tahun 2006 II-7 Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar Di Berbagai Titik Sungai Musi II-9 Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006 II-9 Tabel 2.7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006 II-11 Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004 II-12 Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Palembang II-13
Tabel 3.1 Debit Air Buangan Domestik Kota Palembang III-5 Tabel 3.2 Debit Maksimum dan Minimum Air Limbah Domestik
Kota Palembang III-6
Tabel 3.2 Studi Literatur Karakteristik Air Limbah III-8 Tabel 3.3 Beban dan Konsentrasi BOD5 dan SS Perencanaan IPAL
Kota Palembang III-8
Tabel 3.4. Baku Mutu Effluen Kepmen. LH No. 112 Tahun 2003 III-10 Tabel 3.5 Rencana Efisiensi Pengolahan Instalasi III-10
Tabel 4.1 Karakteristik Influen IV-2
Tabel 4.2 Tingkat Pengolahan Beberapa Unit Operasi dan Unit Proses IV-16 Tabel 4.3 Hasil AnalisaPresent Value of Annual CostTiap Alternatif IV-17
Tabel 4.4. Analisa Pemilihan Alternatif IV-18
Tabel 5.1 Kriteria DisainBar Screen V-7
Tabel 5.2 Faktor Batang UnitBar Screen V-7
Tabel 5.3 Data-data Perencanaan UnitBar Screen V-8
Tabel 5.4 Profil Segmen IBar Screen V-10
Tabel 5.5 Profil Segmen IIBar Screen V-11
Tabel 5.6 Kecepatan diBar Rack (vbar) Saat Kondisi Bersih V-11 Tabel 5.7 RekapitulasiHead Loss diRack Tiap Debit V-12
Tabel 5.8 Profil Segmen IIIBar Screen V-13
Tabel 5.9 Profil Segmen IIBar Screen SaatClogging V-14 Tabel 5.10 Head Loss Saat Kondisi 50%Clogging Tiap Debit V-14 Tabel 5.11 Kecepatan di BukaanRack SaatClogging (v’) V-15
xiv
Tabel 5.13 Rekapitulasi DimensiBar Screen V-16
Tabel 5.14 Kriteria DesainGrit Chamber V-16
Tabel 5.15 Data Perencanaan UnitGrit Chamber V-18
Tabel 5.16 Profil HidrolisGrit Chamber V-20
Tabel 5.17 Head Loss Total Tiap Debit V-21
Tabel 5.18 Perbedaan Elevasi (∆Z) V-22
Tabel 5.19 Head LossMelaluiGrit Chamber V-23
Tabel 5.20 Head Loss diProporsional Weir V-24
Tabel 5.21 Kedalaman Air di Saluran Outlet V-25
Tabel 5.22 JumlahGritTiap Debit V-25
Tabel 5.23 Periode Pengambilan Pasir V-26
Tabel 5.24 DimensiGrit Chamber V-26
Tabel 5.25 DimensiProportional Weir V-26
Tabel 5.26 Ukuran dan KapasitasComminutor V-27
Tabel 5.27 Kriteria Disain Bak Ekualisasi dan Pompa V-29 Tabel 5.28 Data Perencanaan Unit Bak Ekualisasi dan Pompa V-30 Tabel 5.29 Perhitungan Ketinggian Muka Air di Bak Ekualisasi V-32
Tabel 5.30 PerhitunganHeadlossPipa Pemompaan V-33
Tabel 5.31 Rekapitulasi Dimensi Bak Ekualisasi V-34
Tabel 5.32 Kriteria Disain Unit Bak Pengendap I V-35
Tabel 5.33 Data Perencanaan V-36
Tabel 5.34 Rekapitulasi Dimensi Bak Pengendap I V-43
Tabel 5.35 Kriteria Desain Tangki Aerasi V-46
Tabel 5.36 Data Perencanaan Tangki Aerasi V-47
Tabel 5.37 TipeSurface Aerator V-60
Tabel 5.38 Data Perencanaan Tangki Distribusi AL II V-61
Tabel 5.39 Kriteria Disain UnitClarifier V-63
Tabel 5.40 Data PerencanaanClarifier V-63
Tabel 5.41 Rekapitulasi Unit Bak Pengendap II V-67
Tabel 5.42 Data Perencanaan Tangki Distribusi AL III V-72 Tabel 5.43 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur I V-74 Tabel 5.44 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur II V-75
Tabel 5.45 Kriteria DisainGravity Thickener V-76
Tabel 5.46 Data PerencanaanGravity Thickener V-76
Tabel 5.47 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III V-83 Tabel 5.48 Kriteria DisainAnaerobik Digester V-85
Tabel 5.49 Karakteristik LumpurDigester V-85
Tabel 5.50 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III V-96
Tabel 5.51 Kriteria DesainBelt Filter Press V-97
Tabel 5.52 Data PerencanaanSludge Drying Bed V-97
Tabel 5.53 SpesifikasiBelt Filter Press V-98
xv Tabel 5.57 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VII V-108
Tabel 5.58 Kriteria Disain Klorinasi V-110
Tabel 5.59 Data Perencanaan Bak Kontak Klorinasi V-110 Tabel 5.60 Perhitungan Proportional Weir, Kecepatan, V-115
dan Waktu Kontak
Tabel 6.1 Kehalusan Pasir Beton VI-5
Tabel 6.2 Kehalusan Pasir Pasangan VI-5
Tabel 6.3 Jenis Beton dan Spesifikasinya VI-11
Tabel 7.1 Permasalahan UnitBar Screendan Solusi Permasalahan VII-2 Tabel 7.2. Permasalahan UnitGrit Chamberdan Solusi Permasalahan VII-3 Tabel 7.3 Upaya Memecahkan PermasalahanComminutor VII-5
Tabel 7.4 Upaya Pemecahan Masalah Tangki Aerasi VII-6
Tabel 7.5 Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Desinfeksi VII-9 Tabel 7.6 Upaya Pemecahan Permasalahan UnitGravity Thickener VII-11 Tabel 7.7 Upaya Pemecahan Permasalahan UnitAnaerobic Digester VII-12 Tabel 7.8 Permasalahan pada unitBelt Filter Press
xvi
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kota Palembang II-3
Gambar 2.2 Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik SistemOn-Site II-14
Gambar 3.1 Daerah Pelayanan IPAL Kota Palembang III-3 Gambar 4.1 Diagram Alir Instalasi dengan Sistem
Complete Mixed Activated Sludge III-12 Gambar 4.2 Diagram Alir Instalasi dengan SistemOxydation Ditch IV-13 Gambar 4.3 Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Aerated Lagoon IV-14 Gambar 5.1. Diagram Alir Intalasi Pengolahan Ai r Buangan Domestik
Kota Palembang V-1
Gambar 5.2. Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap I V-2 Gambar 5.3 Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap II V-3
Gambar 5.4 SegmentasiBar Screen V-10
Gambar 5.5 Hydraulic Properties of Circular Sewer V-55 Gambar 5.6 DimensiV – Notch Bak Pengendap II V-68
Bab I Pendahul uan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, terletak pada posisi 104’
37’ – 104’ 52’ BT dan 2’ 52’ – 3’ 05’ LS. Posisi Kota Palembang tersebut sangat strategis
karena dilalui jalur lintas nasional yakni jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan dari
bagian utara ke bagian Selatan Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa, dengan demikian Kota
Palembang merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki wilayah Provinsi Sumatera
Selatan. Selain itu, Kota Palembang juga terletak pada Zona IMS-GT (Segitiga pertumbuhan
yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapore), sehingga sangat potensial dalam
mengembangkan perekonomian, aktivitas sosial serta kepariwisataan.
Kota Palembang mempunyai luas 40.061 Ha (400,61 km2). Adapun luas area
terbangun saat ini (Coverage Area) sebesar 12.475 Ha, sedangkan berdasarkan RTRWK luas
kota, yang potensial untuk pembangunan atau dapat dibangun sebesar 22.178 Ha, meliputi
beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Sukarami, Kertapati, dan Gandus. Potensi lahan
yang masih cukup luas ini mempermudah dalam pengembangan wilayah kota. Keberadaan
Sungai Musi berpengaruh besar terhadap perekonomian dan budaya Kota Palembang. Sejak
lama Sungai Musi dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Palembang dan sekitarnya sebagai
sarana transportasi, angkutan hasil bumi, perdagangan dan sumber air. Saat ini disamping
berfungsi sebagai sarana transportasi, sungai musi juga berfungsi sebagai sarana wisata,
sarana pendukung industri dan sarana pendukung kegiatan perdagangan.
Penduduk Kota Palembang relatif besar, pada tahun 2002 penduduk Kota Palembang
berjumlah 1.262.685 jiwa (Palembang Dalam Angka 2002), dengan laju pertumbuhan
penduduk antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 rata-rata sebesar 2,21% per tahun.
Pertumbuhan penduduk ini lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan di tingkat nasional
(1,5% per tahun), dan tingkat Propinsi Sumatera Selatan (2,13% per tahun).
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan kemajuan di berbagai sektor
perekonomian tidak diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan. Selama ini
sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian septic tank bahkan ada
yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima
Bab I Pendahul uan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-2
Sungai Musi yang melintas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) kini kondisinya
sangat memprihatinkan. Sungai yang membelah kota Palembang itu ternyata tercemar limbah
yang didominasi limbah rumah tangga, dan sisanya limbah industri.
Data yang disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Sumsel, Amir Massani di Komisi III DPRD setempat, Kamis (20/4)
menyebutkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan
sisanya 30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri.(Republika, 21 April 2006)
Akibat dari pencemaran tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat. Masyarakat Kota Palembang sangat rentan terhadap berbagai paparan dari
pencemar air sungai Musi. Berdasarkan data yang diperoleh penderita diare yang disebabkan
bakteriE.colli di Palembang meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Pada Agustus
2007 ini terjadi peningkatan jumlah penderita diare di Kota Palembang sebesar 11% dari
bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penderita diare tercatat sebanyak 4.110 penderita,
sedangkan pada saat ini penderita diare meningkat menjadi 4.600 penderita. (Koran Sindo, 25
Agustus 2007)
Permasalahan-permasalahan di atas merupakan akibat dari terganggunya sistem
sanitasi di Kota Palembang. Kota Palembang belum memiliki suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat. Dikhawatirkan tanpa adanya
IPAL akan berpotensi memperburuk pencemaran Sungai Musi dan akan berdampak pada
kesehatan masyarakat serta tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Dengan direncanakan suatu sistem pengolahan air limbah domestik secara
terpusat diharapkan akan dapat mengurangi tingkat pencemaran air tanah maupun permukaan
(Sungai Musi) dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pada umumnya.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif sistem
pengolahan air limbah domestik Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Tujuan dari perencanaan ini adalah merancang secara rinci Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) domestik Kota Palembang. Rencana secara rinci ini meliputi perhitungan dan
rancangan instalasi, tata letak instalasi, profil hidrolis, dan rencana anggaran biaya. Dengan
adanya IPAL akan dihasilkan air buangan yang sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan pemerintah sehingga aman dibuang ke lingkungan dan tidak menimbulkan
Bab I Pendahul uan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-3
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup perencanaan ini adalah:
1. Studi gambaran umum Kota Palembang (kondisi geografis, topografi, jumlah
penduduk, fasilitas pendukung, dan sebagainya).
2. Menetapkan lokasi perencanaan IPAL.
3. Memperkirakan debit air buangan yang masuk ke IPAL dari daerah pelayanan IPAL.
4. Analisis karekteristik air buangan yang masuk ke IPAL.
5. Menentukan kriteria desain pengolahan, alternatif sistem pengolahan, dan penentuan
sistem alternatif yang terpilih.
6. Menentukan dimensi unit-unit sistem terpilih dan peralatan yang diperlukan.
7. Menggambar perencanaan unit-unit sistem pengolahan.
8. Perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan IPAL.
I.4 Sumber Data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL diambil di
Pemerintah Kota setempat, baik itu Dinas Kependudukan, maupun Dinas Pekerjaan Umum.
Dilakukan koordinasi dengan pihak kampus untuk kelancaran pengambilan data.
I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Palembang dalam aspek
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
Bab I Pendahul uan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-4
4. Analisis dan Pembahasan
Data-data yang telah didapatkan akan diolah dan dimasukan dalam perencanaan instalasi.
Pembahasan dilakukan terhadap semua aspek agar hasil desain bisa realistis dan optimal.
5. Penyusunan laporan
Data yang telah diolah dan dibahas, disusun dalam bentuk laporan yang baik. Termasuk
di dalamnya pendahuluan, kondisi eksisting, data & analisanya, perhitungan, serta
rencana biaya. Sehingga secara keseluruhan laporan akan menggambarkan secara jelas
perencanaan instalasi.
I.6 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini. Selain itu dijelaskan
ruang lingkup, sumber data yang digunakan, serta sistematika pembahasannya.
2. BAB II Gambaran Umum Daerah Perencanaan
Bab ini berisi gambaran umum daerah perencanaan, meliputi letak wilayah, topografi,
curah hujan, penduduk, dan kondisi eksisting dari daerah perancanaan.
3. BAB III Dasar-dasar Perencanaan
Bab ini berisi periode perencanaan, kuantitas air buangan yang akan diolah, kualitas air
buangan yang akan diolah, lokasi IPAL serta badan air penerima dan kualitas air buangan
yang diinginkan.
4. BAB IV Alternatif Pengolahan
Bab ini berisi alternatif-alternatif pengolahan yang memungkinkan untuk digunakan,
metode pemilihan alternatif yang paling sesuai, dan rencana awal dari denah IPAL yang
akan digunakan.
5. BAB V Detail Disain Unit-Unit Pengolahan
Bab ini berisi perhitungan-perhitungandetail dari alternatif terpilih, dimensi dari tiap alat
yang digunakan,headloss masing-masing unit, tinggi muka air masing-masing unit( profil
hidrolis)
6. BAB VI Spesifikasi Teknis
Bab ini berisi ketentuan pelaksanaan, spesifikasi teknis material, pekerjaan
Bab I Pendahul uan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-5
7. BAB VII Rencana Anggaran Biaya
Bab ini menerangkan analisis biaya investasi pembangunan, biaya pengolahan, dan biaya
proyek.
8. BAB VIII Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan instalasi pengolahan air
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1 Umum
Kota Palembang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada
104o37’ sampai 104o52’ BT dan 2o52’ sampai 3o5’ LS dengan batas-batas wilayah yakni :
Batas Utara : Kabupaten Banyuasin
Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir
Batas Timur : Kabupaten Banyuasin
Batas Barat : Kabupaten Banyuasin
Pada tahun 2000, Kota Palembang melakukan pemekaran wilayah administrasi
menjadi 14 kecamatan dan 103 kelurahan, dengan luas 400,61 km2. Di tahun 2007
Pemerintah Kota Palembang kembali melakukan pemekaran wilayah administrasi menjadi 16
kecamatan16 kecamatan. Jumlah kelurahan / desa pada tahun 2007 sebanyak 106 daerah.
Jumlah RW dan RT masing-masing 985 RW dan 3.703 RT.
Namun, dalam perencanaan kali ini tinjauan akan dilakukan pada 14 kecamatan
sebelum pemekaran dikarenakan belum tersedianya data akurat terhadap
kecamatan-kecamatan baru.
II.2 Wilayah Administrasi
Kota Palembang sampai pada akhir tahun 2006 memiliki kecamatan sebanyak 14
Kecamatan yang berada pada daerah hilir dan daerah hulu. Adapun ke-14 kecamatan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan Luas Wilayah
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-2
Lanjutan Tabel 2.1.
Kecamatan Luas Wilayah 9. Ilir Timur I 650
Ke-14 kecamatan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan letaknya yang
terpisahkan oleh Sungai Musi. Sebagian berada pada kawasan hulu dan sebagian lainnya
berada pada kawasan hilir. Daerah hilir terdapat kecamatan ILir Barat I, Kecamatan Ilir Barat
II, Kecamatam Gandus, Kecamatan Sukarami, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur
I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako,dan Kecamatan Bukir
Kecil. Sedangkan pada kawasan hulu terdapat kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Kertapati. Peta wilayah administrasi Kota
Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
II.3 Keadaan Fisik Dasar
II.3.1 Klimatologi
Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi,
kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4
-31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.
II.3.2 Geologi dan Jenis Tanah
Lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir
lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3
bagian, yaitu:
1. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian timur dan
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-3
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-4
2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap
air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten
Banyu Asin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogal
Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).
3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah
memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.
Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan
aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari
tanah liat berpasir.
II.3.3 Hidrologi
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu
dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai
dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar
dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di
Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak
Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara
Enim.
Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek
yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan
sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.
Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua)
sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada
bagian selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan
berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,
Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat
anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.
II.4 Kependudukan
II.4.1 Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang meningkat sebesar 2,27% per tahun. Pada
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-5
didasarkan pada faktor alami yakni kelahiran dan kematian serta dipengarhui oleh faktor
migrasi. Kepadatan penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan Penduduk (jiwa)
2003 2004 2005 2007
Ilir Barat II 60.761 62.032 63.264 64.708
Gandus 48.502 49.015 50.078 51.182
Seb. Ulu I 142.587 146.403 149.135 152.607
Kertapati 74.738 76.417 77.978 79.736
Seb. Ulu II 82.902 86.109 86.889 88.833
Plaju 76.996 79.155 80.749 82.581
Ilir Barat I 106.727 109.952 112.099 114.668
Bukit Kecil 45.408 45.865 46.789 47.850
Ilir Timur I 75.448 77.450 78.674 80.599
Kemuning 80.246 81.865 83.423 85.351
Ilir Timur II 154.864 157.602 160.818 164.449
Kalidoni 86.418 87.718 89.617 91.596
Sako 90.229 90.263 92.214 94.251
Sukarame 161.609 163.705 167.066 170.828
Total 1.287.435 1.312.551 1.338.793 1.369.239
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan Luas
Ilir Barat II 6,22 12.827 64.708 10.403,2
Gandus 68,78 11.011 51.182 744,1
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-6
Lanjutan Tabel 2.3.
Kecamatan Luas
Kertapati 42,56 16.942 79.736 1.873,5
Seb. Ulu II 10,69 19.749 88.833 8.309,9
Plaju 15,17 17.168 82.581 5.443,7
Ilir Barat I 19,77 25.249 114.668 5.800,1
Bukit Kecil 9,92 9.751 47.850 4.823,6
Ilir Timur I 6,50 16.604 80.599 12.399,8
Kemuning 9,00 19.656 85.351 9.483,4
Ilir Timur II 25,58 32.111 164.449 6.428,8
Kalidoni 27,92 21.135 91.596 3.280,7
Sako 42,50 19.380 94.251 2.217,7
Sukarame 98,56 36.598 170.828 1.733,2
Total 400,61 290.176 1.369.239 3.417,9
Dari Table 2.3 dapat dilihat bahwa penduduk Kota Palembang terakumulasi di Kecamatan
Sukarame sebesar 12,48% yakni 170.828 jiwa. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk Kota Paelmbang tahun 2006 sebesar 3.417,9 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah
kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 12.399,8 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
terendah berada pada Kecamatan Gandus yakni 744,1 jiwa/km2.
II.4.2 Struktur Penduduk
A. Struktur Penduduk Menurut Umur
Ditinjau dari komposisi umur, penduduk dengan umur 15-19 tahun merupakan
jumlah terbesar yakni 149.103 jiwa yang terdiri dari 70.712 jiwa penduduk laki-laki
dan 78.391 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) di Kota
Palembang ialah 928.000 jiwa dengan menanggung 441.239 jiwa penduduk bukan
usia produktif. Hal ini berarti bahwa angka beban ketergantungan di kota ini pada
tahun 2006 ialah 2,1 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung lebih
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-7
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin danSex Ratio
Rasio Jenis Kelamin di Kota Palembang tahun 2006 sebesar 97,15, hal ini berarti
bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan.
Kecamatan yang memiliki ratio jenis kelamin yang tertinggi yakni Kecamatan Ilir
Timur I, 115,23%.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di
Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan Penduduk (jiwa) Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Ilir Barat II 31.968 32.740 64.708 97,64
Gandus 24.341 26.841 51.182 90,69
Seb. Ulu I 77.254 75.353 152.607 102,52
Kertapati 38.938 40.798 79.736 95,44
Seb. Ulu II 42.960 45.873 88.833 93,65
Plaju 40.571 42.010 82.581 96,57
Ilir Barat I 57.038 57.630 114.668 98,97
Bukit Kecil 23.516 24.334 47.850 96,64
Ilir Timur I 43.152 37.447 80.599 115,23
Kemuning 42.884 42.467 85.351 100,98
Ilir Timur II 80.353 84.096 164.449 95,55
Kalidoni 43.608 47.988 91.596 90,87
Sako 44.902 49.349 94.251 90,00
Sukarame 83.239 87.589 170.828 95,03
Total 674.724 694.515 1.369.239 97,15
II.5 Tata Guna Lahan
Secara umum penggunaan lahan di Kota Palembang dapat dibagi menjadi 17
klasifikasi guna lahan, yaitu :
1. Hutan, meliputi kawasan hutan lindung, hutan kota, kawasan cagar alam dan kawasan
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-8
2. Rawa, meliputi rawa perlindungan dan rawa reklamasi..
3. RTH, meliputi ruang terbuka berupa jalur hijau disekitar jalur tegangan tinggi.
4. Kolam, berupa kolam-kolam yang tersebar di beberapa kecamatan.
5. Permukiman, meliputi permukiman dan perumahan penduduk.
6. Perdagangan dan jasa, meliputi sarana perekonomian berupa toko, pertokoan,
swalayan, plaza, pasar, kegiatan dibidang jasa, dsb.
7. Perkantoran, meliputi perkantoran swasta.
8. Pemerintahan, meliputi bangunan-bangunan pemerintah terdiri dari kantor kelurahan,
kecamatan, pemda, dan kantor pemerintah lainnya.
9. Industri, meliputi industri polutif dan industri non polutif.
10. Sarana, meliputi sarana olahraga, pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
11. Perkebunan, meliputi perkebunan karet, sawit, dll.
12. Peternakan, meliputi kegiatan peternakan yang tersebar dibeberapa kecamatan.
13. Sawah, meliputi areal pertanian sawah.
14. Jalan, meliputi jalan-jalan utama kota yaitu arteri dan kolektor.
15. Jalan lingkungan dan lahan kosong, meliputi jalan-jalan lingkungan dan lahan-lahan
kosong.
16. Sungai, meliputi kawasan sungai (perairan) yang melintas Kota Palembang.
17. Lain-Lain, meliputi makam, bandara, TPA, terminal, dll.
Berdasarkan data kondisi tata guna lahan pada tahun 2004 yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Kota Palembang dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kota Palembang
didominasi oleh kegiatan jalan lingkungan dan lahan kosong (33,12 %) serta permukiman
(29,90 %). Ditinjau dari klasifikasi pembagian penggunaan lahan, Kota Palembang masih
didominasi oleh klasifikasi lahan berupa tanah non urban yaitu sebesar 55,41 %. Sedangkan
klasifikasi penggunaan lahan berupa tanah urban mempunyai luas sebesar 44,59 %.
II.6 Kualitas Air Sungai
Pada umumnya kualitas sungai Musi sudah dikategorikan tercemar, sekitar 70 persen
air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan sisanya 30 persen tercemar
limbah perusahaan atau industri. Berdasarkan Surat Tanda Uji No.
660/028A/UPTL/Bapedalda/2005 tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-9
memiliki kualitas di atas baku mutu yang ada yakni Baku Mutu Air Sungai Kelas I Peraturan
Gubernur No. 16 Tahun 2005. Berikut ini gambaran kondisi kualitas sungai Musi di beberapa
titik tersebut.
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar di Berbagai Titik Sungai Musi
No Parameter Titik I Titik 2 Titik 3 Titik 4 Baku Mutu
Fasilitas pendidikan di Kota Palembang pada tahun 2006, baik swasta maupun negeri,
pada tahun 2006 terdiri dari 246 sekolah taman kanak-kanak (TK), 350 sekolah dasar (SD),
198 sekolah menengah (SMP), 129 sekolah menengah umum (SMU) dan 49 sekolah
menengah kejuruan. Selama tahun 2006 jumlah murid taman kanak-kanak mencapai 12.656
murid, 157.483 murid sekolah dasar, 72.035 murid sekolah menengah pertama, 54.737 murid
sekolah menengah umum dan 18.245 murid untuk sekolah menengah kejuruan.
Tabel 2.6Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Diknas Kota Palembang, 2006)
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-10
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-11
II.7.2 Fasilitas Peribadatan
Penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama islam. Pada tahun 2006
jumlah fasilitas masjid mencapai 663 unit dan 490 unit mushola. Selain itu, terdapat pula
fasilitas peribadatan lainnya yakni 53 unit gereja, 35 unit vihara dan 12 pura yang menyebar
di kota Palembang.
Tabel 2.7Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : BPS Kota Palembang, Departemen Agama Kota Palembang, 2006)
No Kecamatan Masjid
Sarana perbelanjaan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan penduduk akan
kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko, warung/kios, pasar
lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya. Kota Palembang merupakan
kota yang perekonomiannya bertumpuh pada sektor perdagangan.Oleh karena fasilitas
perniagaan di kota ini cukup banyak. Jumlah fasilitas perniagaan Kota Palembang dapat
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-12
Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004
Fasilitas Jumlah pada Tahun
Salah satu peningkatan prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Palembang adalah dengan mengoperasikan Terminal Karyajaya (tipe) A pada tahun 2001
yang diharapkan secara berangsur dapat mengatasi kesemrawutan transportasi dalam kota dan
antar kota, khususnya dalam menaikkan dan menurunkan penumpang bagi angkutan antar
kota agar tidak melakukan di dalam Kota Palembang. Pada saat sekarang Kota Palembang
sudah memiliki terminal dengan 3 (tiga) tipe pelayanan, yaitu :
1. Tipe A : berlokasi di Desa Karya Jaya Kecamatan Kertapati.
2. Tipe B : di bagian Selatan kota yang merupakan akses ke Plaju serta Alang-Alang.
3. Tipe C : di kota Sekip Ujung, Bukit Besar, KM 5, Pakjo, Lemabang, Gandus, Talang
Kelapa, dan Sako.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Palembang, bahwa pada tahun 2004, jumlah terminal
yang akan beroperasi berjumlah 13 unit.
II.7.5 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan
masyarakat sebagai tempat penyegaran dari kegiatan rutin/aktivitas kerja, serta sebagai
kontak interaksi sosial (fasilitas sosial). Fasilitas ini dapat berupa bangunan dan ataupun
kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan perairan
sungai, danau, dan lain-lain).
Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada didalam
ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian. Sedangkan fasilitas
untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah raga dan taman. Sarana
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-13
mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan kenyamanan penduduk. Pada tahun
2004, fasilitas olahraga (GOR) berjumlah 54 unit. Sedangkan fasilitas hotel berjumlah 4029
bed dan 54 bioskop.
II.8 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah
II.8.1 Penyediaan Air Bersih
Tingkat kebocoran PDAM Tirta Musi Kota Palembang masih tergolong tinggi yakni
mencapai 50%. Oleh karena itu, sampai pada tahun 2008, pemerintah bertekad untuk
meningkatkan pelayanan hingga mencapai 80% dengan membuat jaringan baru dan
mengganti perpipaan yang telah tua. Jumlah pelanggan, air minum yang didistribusikandan
tariff air minum pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Kota Palembang
(Sumber : PDAM Tirta Musi Palembang)
Jenis Pelanggan Air Minum Yang
Didistribusikan (m3)
Tarif Air Minum
(m3)
2005 2006 2005 2006
Rumah Tangga 27.718.136 34.763.306 1.345 1.345
Usaha 1.421.535 5.782.261 3.350 3.350
Industri 28.165 38.570 3.350 3.350
Instansi Pemerintah 3.707.330 538.391 1.845 1.845
Lain-lain 807.527 626.735 4.700 4.700
II.8.2 Pengelolaan Air Limbah
Kota Palembang belum memiliki system pengelolaan limbah domestik secara
terpusat. Namun, untuk mendukung penanganan sanitasi atau air limbah tersebut disediakan
prasarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdapat di Borang (Sako) dan
Kelurahan Sukajaya (Sukarami) yang terintegrasi dengan TPA sampah. Untuk pengangkutan
lumpur tinja tersebut disediakan mobil tangki penyedot tinja.
Selain itu, air limbah domestik Kota Palembang umumnya menggunakan sistem
sanitasi setempat(on site sanitation) dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola secara
individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk.
Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan
Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-14
Gambar 2.2 menyajikan kondisi eksisting pengolahan air buangan domestik Kota
Palembang.
Gambar 2.2Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik SistemOn-Site
(sumber : BPS Kota Palembang)
II.8.3 Permasalahan
Petumbuhan perekonomian Kota Palembang yang pesat memicu pertumbuhan
penduduk yang pesat pula. Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi kualitas lingkungan
dengan semakin meningkatnya air limbah domestik Kota Palembang. Untuk mengeliminasi
beban pencemaran yang diterima oleh badan air maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap
air limbah domestik secara terpusat
75,51% 15,87%
2,51% 6,10%
MCKPribadi
Fasilitas Bersama
Fasilitas Umum