• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Lim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Lim"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

No. Urut : 12246 / 1008 / D / 2008

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

DOMESTIK KOTA PALEMBANG

TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh:

Muhammad Sonny Abfertiawan

NIM 15304029

Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Sarjana

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

DOMESTIK KOTA PALEMBANG

adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan

sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,

baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.

Bandung, 26 September 2008

Penulis,

Muhammad Sonny Abfertiawan NIM 15304029

Bandung, 26 September 2008

Pembimbing

Dr-ing. Marisa Handajani NIP 132172214

Mengetahui:

Program Studi Teknik Lingkungan

Ketua,

(3)

i

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028. Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5dan TSS sesuai KepMenLH No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik. Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan

Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas pengolahan danpresent value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain

bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier

sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta per m3 per detik debit air buangan.

(4)

ii

ABSTRACT

The increase of population (2,13% per year) and economic growth have caused the decrease of enviromental quality of Palembang City. One of the problems is wastewater becoming larger in quantity. Most of this wastewater is treated using septic tank system and in fact many people wasting directly to the rivers. This behaviour will decrease the environmental quality.Therefore, a wastewater treatment plant is urgently needed. This wastewater treatment is expected to reduce water pollution in Musi River. This wastewater treatment plant is planned to cover 70% of city`s population until the second planning (2028) with waste water flowrates of 1,373 m3/second. The population is projected using logaritmic method, resulting as many as 1.052.722 people in the end of the planing year (2028). The main parameter treated are BOD5 and TSS ( according to KepMenLH No.112 year 2003), 311 mg/l for BOD5

and 248 mg/l for TSS with plan maximum capacity in the first planning is 1,114 m3/second and in the second planning is 2,279 m3/second. The treatment used in this WWTP are physical and biological treatment. There are three alternatives for biological treatment Complete Mix Activated Sludge(CMAS), Oxydation Ditch, and Rotating Biological Contactor(RBC). The best alternatives will be choosen from the effectivity and the present value of annual cost. From these aspects, the best system is Complete Mixed Activated Sludge that has the best effectivity. The system that will be used in wastewater treatment plant are bar screen and grit chamber for primary treatment, aeration tank and clarifier for the second treatment, gravity thickener and sludge digester fot the sludge treatment and chlorination tank for desinfection. The total cost which is needed to build this plant is estimated 27 billion rupiahs or Rp 17 millions per m3 per second wastewater flowrates.

(5)

iii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Rasa syukur yang tak henti nya saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah

menganugerahkan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menggapai ilmu di Institut

Teknologi Bandung. Begitu banyak hal yang saya terima yang dapat menjadi suatu

pembelajaran berarti dalam menjalankan kewajiban saya kelak yakni memanfaatkan

ilmu secara bertanggung jawab untuk masyarakat luas.

Selama empat tahun mengenyam pendidikan di Teknik Lingkungan ITB, mulai dari

Pengantar Teknik Lingkungan sampai dengan Pengelolaan Limbah Industri, akhirnya

dalam melaksanakan satu studi terakhir yakni Tugas Akhir, saya memilih tema Disain

Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Saya menilai bahwa sebagai seorang

engineer lingkungan harus mampu berbicara banyak tentang bagaimana melakukan

rekayasa terhadap pengolahan limbah. Selain itu, Tugas Akhir ini juga bermaksud

untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi saya dalam bidang perencanaan

instalasi air limbah, sehingga kelak saya berharap lebih siap untuk masuk dalam

kondisi nyata di lingkungan kerja.

Tugas Akhir ini telah dimulai pada bulan Januari yakni melakukan survei lapangan

dan pengambilan data di Kota Palembang. Sedangkan pengelolaan data dilakukan

selama kurang lebih 6 bulan. Jadi, kurang lebih Tugas Akhir ini membutuhkan waktu

selama 7 bulan. Cukup melelahkan dengan pasang surut semangat selama pengerjaan.

Namun, akhirnya Tugas Akhir ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik.

Saya yakin bahwa hasil pekerjaan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan

yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, semoga Tugas Akhir ini mampu menjadi

masukan yang berarti bagi mahasiswa lain yang memilih tema disain sehingga dapat

memberikan hasil yang jauh lebih baik.

Selain itu, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, izinkan saya untuk mengucapkan

terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, rekan dan sahabat-sahabat yang

(6)

iv pengerjaan Tugas Akhir ini. Kepada keluarga tercinta, Ibunda Hopikah Mochtaria,

Kakak ku Surpinda Dian Magdarina dan suami Mas Indra, nenekku, om Dedi, tante

Yuli, om Arus, dan para om dan tante yang lain, teh ana, dan adik-adikku yang aku

sayangi, rasa cinta dan terimah kasih ku atas doa dan semangat yang telah mereka

berikan kepadaku. Serta untuk Bilqis yang telah berbagi semangat dan keceriaan.

Saya juga mengucapkan terimah kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

pembimbing Tugas Akhir saya, ibu Dr-ing Marisa Handajani, yang telah berbagi ilmu

selama kurang lebih 7 bulan pengerjaan. Sungguh begitu banyak yang dapat saya

pelajari selama bimbingan dengan beliau.

Pihak-pihak lain yang tak absen dalam memberikan dukungan penuh terhadap

penyelesaian Tugas Akhir ini :

Sahabat-sahabatku Nanda Kamila Salim (FKG Unsri), Muhammad Hafiz (Fisip UI),

Bayu Dwi Samudera (Aristektur ITB 2004), Gandhi Firmansyah Putra (Elektro ITB

2004) dan Ade Mareta (Teknik Industri ITB 2006), Randi (Elektro ITB 2004) dan

Gilang Kartika (Arsitektur ITB 2005), Shinta Handayani (Planologi ITB 2005),

Nurlina (Farmasi ITB 2004), Tyas (Fisika ITB 2004), Annisa Indryani (Teknik

Lingkungan ITB 2005), Surya Hatina (Teknik Kimia Unsri 2004), dan lain-lain.

Bapak Apriyadi (Asisten II Walikota Bidang Pembangunan dan Perekonomian

Pemerintah Kota Palembang), Kak Rahman dan staf lainnya di Bagian Kesejahteraan

Sosial Pemerintah Kota Palembang), Kepala Bapeda Kota Palembang, Bapedalda

Kota Palembang, Dinas Kebersihan Kota Palembang, dan BPS Kota Palembang.

Ibu Driejana dan Pak Teddy sebagai penguji sidang akhir, Bapak Agus Jatnika selaku

Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, seluruh dosen TL ITB, mba Titi dan

staf TU lainnya, Tim Program Hibah Kompetensi, keluarga besar U-Green ITB,

keluarga besar Mahasiswa Bumi Sriwijaya ITB, keluarga besar Purna Paskibraka

Indonesia, keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.

Teman-temanku TL 2004 yang luar biasa : Ari Kemas, Poppy, Mba Jul, Ayi, Icha

(7)

v Serta pihak-pihak lain yang tak mungkin untuk dituliskan satu persatu, saya

mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Akhir kata, semoga laporan akhir ini dan ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat.

Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan kepada Allah

saya mohon diberikan kesempatan untuk melakukan lebih baik di lain waktu dan lain

tempat.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandung, 24 September 2008

(8)

vi

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

II.1 Umum II-1

II.4 Kependudukan II-3

(9)

vii

III.5 Lokasi IPAL dan Badan Air Penerima III-9

III.6 Kualitas Effluen III-9

BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN

IV.1 Prinsip Pengolahan Air Limbah IV-1

IV.2 Inventarisasi Unit Pengolahan IV-2

IV.2.1 Pengolahan Tingkat I IV-2

IV.2.2 Pengolahan Tingkat II IV-4

IV.2.3 Pengolahan Lumpur IV-8

IV.3 Pemilihan Sistem Pengolahan IV-14

IV.4 Analisa Pemilihan Sistem Pengolahan IV-15

IV.5 Proses Pemilihan Sistem Pengolahan Terpilih IV-17

BAB V DETAIL DESAIN

(10)
(11)

ix

VI.3 Pekerjaan Sipil/Konstruksi VI-7

VI.3.1 Pekerjaan Persiapan VI-8

BAB VII OPERASI DAN PEMELIHARAAN

VII.1 Umum VII-1

VII.2 Pengolahan Tingkat Pertama VII-1

VII.2.1 Bar Screen VII-1

VII.2.2 Grit Chamber VII-3

(12)

x

VII.5.1 Anaerobic Digester VII-12

VII.5.3 Belt Filter Press VII-13

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

VIII.1 Persiapan Pembangunan VIII-1

VIII.2 Bar Screen VIII-2

VIII.11 Tangki Distribusi Lumpur I VIII-11

VIII.12 Tangki Distribusi AB III VIII-12

VIII.13 Tangki Distribusi Lumpur II VIII-13

VIII.14 Gravity Thickener VIII-14

VIII.15 Tangki Distribusi Lumpur III VIII-15

VIII.16 Anaerobik Digester VIII-16

VIII.17 Tangki Distribusi Lumpur IV VIII-17

VIII.18 Ruang Pembubuh Klor VIII-18

VIII.19 Bak Kontak Klorinasi VIII-19

VIII.20 Tangki Distribusi AB VII VIII-20

(13)

xi

VIII.22 Tangki Distribusi AB V VIII-22

VIII.23 Tangki Distribusi AB IV VIII-23

VIII.24 Tangki Pengkondisian VIII-24

VIII.25 RuangBelt Filter Press VIII-25

VIII.26 Bak Pengumpul Filtrat VIII-27

VIII.23 Bangunan Kantor VIII-28

VIII.24 Infrastruktur VIII-29

VIII.25 Biaya Pekerja VIII-31

VIII.26 Rekapitulasi VIII-31

BAB IX KESIMPULAN IX-1

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRA

hal

Lampiran A Proyeksi Penduduk A-1

Lampiran B Proyeksi Fasilitas Umum B-1

Lampiran C Kuantitas Air Limbah C-1

Lampiran D Perhitungan Dimensi Alternatif Pengolahan Air Limbah D-1 Lampiran E Perhitungan Analisis Biaya Tiap Alternatif E-1

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006 II-1 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006 II-5 Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga

Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006 II-5 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin

per Kecamatan Di Kota Palembang Tahun 2006 II-7 Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar Di Berbagai Titik Sungai Musi II-9 Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006 II-9 Tabel 2.7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006 II-11 Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004 II-12 Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum

Kota Palembang II-13

Tabel 3.1 Debit Air Buangan Domestik Kota Palembang III-5 Tabel 3.2 Debit Maksimum dan Minimum Air Limbah Domestik

Kota Palembang III-6

Tabel 3.2 Studi Literatur Karakteristik Air Limbah III-8 Tabel 3.3 Beban dan Konsentrasi BOD5 dan SS Perencanaan IPAL

Kota Palembang III-8

Tabel 3.4. Baku Mutu Effluen Kepmen. LH No. 112 Tahun 2003 III-10 Tabel 3.5 Rencana Efisiensi Pengolahan Instalasi III-10

Tabel 4.1 Karakteristik Influen IV-2

Tabel 4.2 Tingkat Pengolahan Beberapa Unit Operasi dan Unit Proses IV-16 Tabel 4.3 Hasil AnalisaPresent Value of Annual CostTiap Alternatif IV-17

Tabel 4.4. Analisa Pemilihan Alternatif IV-18

Tabel 5.1 Kriteria DisainBar Screen V-7

Tabel 5.2 Faktor Batang UnitBar Screen V-7

Tabel 5.3 Data-data Perencanaan UnitBar Screen V-8

Tabel 5.4 Profil Segmen IBar Screen V-10

Tabel 5.5 Profil Segmen IIBar Screen V-11

Tabel 5.6 Kecepatan diBar Rack (vbar) Saat Kondisi Bersih V-11 Tabel 5.7 RekapitulasiHead Loss diRack Tiap Debit V-12

Tabel 5.8 Profil Segmen IIIBar Screen V-13

Tabel 5.9 Profil Segmen IIBar Screen SaatClogging V-14 Tabel 5.10 Head Loss Saat Kondisi 50%Clogging Tiap Debit V-14 Tabel 5.11 Kecepatan di BukaanRack SaatClogging (v’) V-15

(16)

xiv

Tabel 5.13 Rekapitulasi DimensiBar Screen V-16

Tabel 5.14 Kriteria DesainGrit Chamber V-16

Tabel 5.15 Data Perencanaan UnitGrit Chamber V-18

Tabel 5.16 Profil HidrolisGrit Chamber V-20

Tabel 5.17 Head Loss Total Tiap Debit V-21

Tabel 5.18 Perbedaan Elevasi (∆Z) V-22

Tabel 5.19 Head LossMelaluiGrit Chamber V-23

Tabel 5.20 Head Loss diProporsional Weir V-24

Tabel 5.21 Kedalaman Air di Saluran Outlet V-25

Tabel 5.22 JumlahGritTiap Debit V-25

Tabel 5.23 Periode Pengambilan Pasir V-26

Tabel 5.24 DimensiGrit Chamber V-26

Tabel 5.25 DimensiProportional Weir V-26

Tabel 5.26 Ukuran dan KapasitasComminutor V-27

Tabel 5.27 Kriteria Disain Bak Ekualisasi dan Pompa V-29 Tabel 5.28 Data Perencanaan Unit Bak Ekualisasi dan Pompa V-30 Tabel 5.29 Perhitungan Ketinggian Muka Air di Bak Ekualisasi V-32

Tabel 5.30 PerhitunganHeadlossPipa Pemompaan V-33

Tabel 5.31 Rekapitulasi Dimensi Bak Ekualisasi V-34

Tabel 5.32 Kriteria Disain Unit Bak Pengendap I V-35

Tabel 5.33 Data Perencanaan V-36

Tabel 5.34 Rekapitulasi Dimensi Bak Pengendap I V-43

Tabel 5.35 Kriteria Desain Tangki Aerasi V-46

Tabel 5.36 Data Perencanaan Tangki Aerasi V-47

Tabel 5.37 TipeSurface Aerator V-60

Tabel 5.38 Data Perencanaan Tangki Distribusi AL II V-61

Tabel 5.39 Kriteria Disain UnitClarifier V-63

Tabel 5.40 Data PerencanaanClarifier V-63

Tabel 5.41 Rekapitulasi Unit Bak Pengendap II V-67

Tabel 5.42 Data Perencanaan Tangki Distribusi AL III V-72 Tabel 5.43 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur I V-74 Tabel 5.44 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur II V-75

Tabel 5.45 Kriteria DisainGravity Thickener V-76

Tabel 5.46 Data PerencanaanGravity Thickener V-76

Tabel 5.47 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III V-83 Tabel 5.48 Kriteria DisainAnaerobik Digester V-85

Tabel 5.49 Karakteristik LumpurDigester V-85

Tabel 5.50 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur III V-96

Tabel 5.51 Kriteria DesainBelt Filter Press V-97

Tabel 5.52 Data PerencanaanSludge Drying Bed V-97

Tabel 5.53 SpesifikasiBelt Filter Press V-98

(17)

xv Tabel 5.57 Data Perencanaan Tangki Distribusi Lumpur VII V-108

Tabel 5.58 Kriteria Disain Klorinasi V-110

Tabel 5.59 Data Perencanaan Bak Kontak Klorinasi V-110 Tabel 5.60 Perhitungan Proportional Weir, Kecepatan, V-115

dan Waktu Kontak

Tabel 6.1 Kehalusan Pasir Beton VI-5

Tabel 6.2 Kehalusan Pasir Pasangan VI-5

Tabel 6.3 Jenis Beton dan Spesifikasinya VI-11

Tabel 7.1 Permasalahan UnitBar Screendan Solusi Permasalahan VII-2 Tabel 7.2. Permasalahan UnitGrit Chamberdan Solusi Permasalahan VII-3 Tabel 7.3 Upaya Memecahkan PermasalahanComminutor VII-5

Tabel 7.4 Upaya Pemecahan Masalah Tangki Aerasi VII-6

Tabel 7.5 Upaya Pemecahan Permasalahan Unit Desinfeksi VII-9 Tabel 7.6 Upaya Pemecahan Permasalahan UnitGravity Thickener VII-11 Tabel 7.7 Upaya Pemecahan Permasalahan UnitAnaerobic Digester VII-12 Tabel 7.8 Permasalahan pada unitBelt Filter Press

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kota Palembang II-3

Gambar 2.2 Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik SistemOn-Site II-14

Gambar 3.1 Daerah Pelayanan IPAL Kota Palembang III-3 Gambar 4.1 Diagram Alir Instalasi dengan Sistem

Complete Mixed Activated Sludge III-12 Gambar 4.2 Diagram Alir Instalasi dengan SistemOxydation Ditch IV-13 Gambar 4.3 Diagram Alir Instalasi dengan Sistem Aerated Lagoon IV-14 Gambar 5.1. Diagram Alir Intalasi Pengolahan Ai r Buangan Domestik

Kota Palembang V-1

Gambar 5.2. Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap I V-2 Gambar 5.3 Diagram Alir Kesetimbangan Massa Tahap II V-3

Gambar 5.4 SegmentasiBar Screen V-10

Gambar 5.5 Hydraulic Properties of Circular Sewer V-55 Gambar 5.6 DimensiV – Notch Bak Pengendap II V-68

(19)

Bab I Pendahul uan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kota Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Selatan, terletak pada posisi 104’

37’ – 104’ 52’ BT dan 2’ 52’ – 3’ 05’ LS. Posisi Kota Palembang tersebut sangat strategis

karena dilalui jalur lintas nasional yakni jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan dari

bagian utara ke bagian Selatan Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa, dengan demikian Kota

Palembang merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki wilayah Provinsi Sumatera

Selatan. Selain itu, Kota Palembang juga terletak pada Zona IMS-GT (Segitiga pertumbuhan

yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapore), sehingga sangat potensial dalam

mengembangkan perekonomian, aktivitas sosial serta kepariwisataan.

Kota Palembang mempunyai luas 40.061 Ha (400,61 km2). Adapun luas area

terbangun saat ini (Coverage Area) sebesar 12.475 Ha, sedangkan berdasarkan RTRWK luas

kota, yang potensial untuk pembangunan atau dapat dibangun sebesar 22.178 Ha, meliputi

beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Sukarami, Kertapati, dan Gandus. Potensi lahan

yang masih cukup luas ini mempermudah dalam pengembangan wilayah kota. Keberadaan

Sungai Musi berpengaruh besar terhadap perekonomian dan budaya Kota Palembang. Sejak

lama Sungai Musi dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Palembang dan sekitarnya sebagai

sarana transportasi, angkutan hasil bumi, perdagangan dan sumber air. Saat ini disamping

berfungsi sebagai sarana transportasi, sungai musi juga berfungsi sebagai sarana wisata,

sarana pendukung industri dan sarana pendukung kegiatan perdagangan.

Penduduk Kota Palembang relatif besar, pada tahun 2002 penduduk Kota Palembang

berjumlah 1.262.685 jiwa (Palembang Dalam Angka 2002), dengan laju pertumbuhan

penduduk antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 rata-rata sebesar 2,21% per tahun.

Pertumbuhan penduduk ini lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan di tingkat nasional

(1,5% per tahun), dan tingkat Propinsi Sumatera Selatan (2,13% per tahun).

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan kemajuan di berbagai sektor

perekonomian tidak diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan. Selama ini

sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian septic tank bahkan ada

yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima

(20)

Bab I Pendahul uan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-2

Sungai Musi yang melintas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) kini kondisinya

sangat memprihatinkan. Sungai yang membelah kota Palembang itu ternyata tercemar limbah

yang didominasi limbah rumah tangga, dan sisanya limbah industri.

Data yang disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

(Bapedalda) Sumsel, Amir Massani di Komisi III DPRD setempat, Kamis (20/4)

menyebutkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan

sisanya 30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri.(Republika, 21 April 2006)

Akibat dari pencemaran tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

masyarakat. Masyarakat Kota Palembang sangat rentan terhadap berbagai paparan dari

pencemar air sungai Musi. Berdasarkan data yang diperoleh penderita diare yang disebabkan

bakteriE.colli di Palembang meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Pada Agustus

2007 ini terjadi peningkatan jumlah penderita diare di Kota Palembang sebesar 11% dari

bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penderita diare tercatat sebanyak 4.110 penderita,

sedangkan pada saat ini penderita diare meningkat menjadi 4.600 penderita. (Koran Sindo, 25

Agustus 2007)

Permasalahan-permasalahan di atas merupakan akibat dari terganggunya sistem

sanitasi di Kota Palembang. Kota Palembang belum memiliki suatu Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat. Dikhawatirkan tanpa adanya

IPAL akan berpotensi memperburuk pencemaran Sungai Musi dan akan berdampak pada

kesehatan masyarakat serta tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian

masyarakat. Dengan direncanakan suatu sistem pengolahan air limbah domestik secara

terpusat diharapkan akan dapat mengurangi tingkat pencemaran air tanah maupun permukaan

(Sungai Musi) dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pada umumnya.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif sistem

pengolahan air limbah domestik Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Tujuan dari perencanaan ini adalah merancang secara rinci Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) domestik Kota Palembang. Rencana secara rinci ini meliputi perhitungan dan

rancangan instalasi, tata letak instalasi, profil hidrolis, dan rencana anggaran biaya. Dengan

adanya IPAL akan dihasilkan air buangan yang sesuai dengan baku mutu yang telah

ditetapkan pemerintah sehingga aman dibuang ke lingkungan dan tidak menimbulkan

(21)

Bab I Pendahul uan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-3

I.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup perencanaan ini adalah:

1. Studi gambaran umum Kota Palembang (kondisi geografis, topografi, jumlah

penduduk, fasilitas pendukung, dan sebagainya).

2. Menetapkan lokasi perencanaan IPAL.

3. Memperkirakan debit air buangan yang masuk ke IPAL dari daerah pelayanan IPAL.

4. Analisis karekteristik air buangan yang masuk ke IPAL.

5. Menentukan kriteria desain pengolahan, alternatif sistem pengolahan, dan penentuan

sistem alternatif yang terpilih.

6. Menentukan dimensi unit-unit sistem terpilih dan peralatan yang diperlukan.

7. Menggambar perencanaan unit-unit sistem pengolahan.

8. Perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan IPAL.

I.4 Sumber Data

Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL diambil di

Pemerintah Kota setempat, baik itu Dinas Kependudukan, maupun Dinas Pekerjaan Umum.

Dilakukan koordinasi dengan pihak kampus untuk kelancaran pengambilan data.

I.5 Metodologi

1. Identifikasi masalah

Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Palembang dalam aspek

kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari

perencanaan IPAL.

2. Studi Literatur

Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam

perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber

yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.

3. Pengambilan data

Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di

pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,

(22)

Bab I Pendahul uan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-4

4. Analisis dan Pembahasan

Data-data yang telah didapatkan akan diolah dan dimasukan dalam perencanaan instalasi.

Pembahasan dilakukan terhadap semua aspek agar hasil desain bisa realistis dan optimal.

5. Penyusunan laporan

Data yang telah diolah dan dibahas, disusun dalam bentuk laporan yang baik. Termasuk

di dalamnya pendahuluan, kondisi eksisting, data & analisanya, perhitungan, serta

rencana biaya. Sehingga secara keseluruhan laporan akan menggambarkan secara jelas

perencanaan instalasi.

I.6 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini. Selain itu dijelaskan

ruang lingkup, sumber data yang digunakan, serta sistematika pembahasannya.

2. BAB II Gambaran Umum Daerah Perencanaan

Bab ini berisi gambaran umum daerah perencanaan, meliputi letak wilayah, topografi,

curah hujan, penduduk, dan kondisi eksisting dari daerah perancanaan.

3. BAB III Dasar-dasar Perencanaan

Bab ini berisi periode perencanaan, kuantitas air buangan yang akan diolah, kualitas air

buangan yang akan diolah, lokasi IPAL serta badan air penerima dan kualitas air buangan

yang diinginkan.

4. BAB IV Alternatif Pengolahan

Bab ini berisi alternatif-alternatif pengolahan yang memungkinkan untuk digunakan,

metode pemilihan alternatif yang paling sesuai, dan rencana awal dari denah IPAL yang

akan digunakan.

5. BAB V Detail Disain Unit-Unit Pengolahan

Bab ini berisi perhitungan-perhitungandetail dari alternatif terpilih, dimensi dari tiap alat

yang digunakan,headloss masing-masing unit, tinggi muka air masing-masing unit( profil

hidrolis)

6. BAB VI Spesifikasi Teknis

Bab ini berisi ketentuan pelaksanaan, spesifikasi teknis material, pekerjaan

(23)

Bab I Pendahul uan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 I-5

7. BAB VII Rencana Anggaran Biaya

Bab ini menerangkan analisis biaya investasi pembangunan, biaya pengolahan, dan biaya

proyek.

8. BAB VIII Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan instalasi pengolahan air

(24)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

II.1 Umum

Kota Palembang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada

104o37’ sampai 104o52’ BT dan 2o52’ sampai 3o5’ LS dengan batas-batas wilayah yakni :

Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir

Batas Timur : Kabupaten Banyuasin

Batas Barat : Kabupaten Banyuasin

Pada tahun 2000, Kota Palembang melakukan pemekaran wilayah administrasi

menjadi 14 kecamatan dan 103 kelurahan, dengan luas 400,61 km2. Di tahun 2007

Pemerintah Kota Palembang kembali melakukan pemekaran wilayah administrasi menjadi 16

kecamatan16 kecamatan. Jumlah kelurahan / desa pada tahun 2007 sebanyak 106 daerah.

Jumlah RW dan RT masing-masing 985 RW dan 3.703 RT.

Namun, dalam perencanaan kali ini tinjauan akan dilakukan pada 14 kecamatan

sebelum pemekaran dikarenakan belum tersedianya data akurat terhadap

kecamatan-kecamatan baru.

II.2 Wilayah Administrasi

Kota Palembang sampai pada akhir tahun 2006 memiliki kecamatan sebanyak 14

Kecamatan yang berada pada daerah hilir dan daerah hulu. Adapun ke-14 kecamatan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006

Kecamatan Luas Wilayah

(25)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-2

Lanjutan Tabel 2.1.

Kecamatan Luas Wilayah 9. Ilir Timur I 650

Ke-14 kecamatan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan letaknya yang

terpisahkan oleh Sungai Musi. Sebagian berada pada kawasan hulu dan sebagian lainnya

berada pada kawasan hilir. Daerah hilir terdapat kecamatan ILir Barat I, Kecamatan Ilir Barat

II, Kecamatam Gandus, Kecamatan Sukarami, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur

I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako,dan Kecamatan Bukir

Kecil. Sedangkan pada kawasan hulu terdapat kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan

Seberang Ulu II, Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Kertapati. Peta wilayah administrasi Kota

Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

II.3 Keadaan Fisik Dasar

II.3.1 Klimatologi

Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi,

kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4

-31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.

Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.

II.3.2 Geologi dan Jenis Tanah

Lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir

lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3

bagian, yaitu:

1. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian timur dan

(26)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-3

(27)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-4

2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap

air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten

Banyu Asin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogal

Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).

3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah

memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.

Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan

aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari

tanah liat berpasir.

II.3.3 Hidrologi

Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu

dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai

dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar

dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di

Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak

Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara

Enim.

Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek

yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan

sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.

Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua)

sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada

bagian selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan

berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,

Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat

anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.

II.4 Kependudukan

II.4.1 Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Kota Palembang meningkat sebesar 2,27% per tahun. Pada

(28)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-5

didasarkan pada faktor alami yakni kelahiran dan kematian serta dipengarhui oleh faktor

migrasi. Kepadatan penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2003-2006

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)

Kecamatan Penduduk (jiwa)

2003 2004 2005 2007

Ilir Barat II 60.761 62.032 63.264 64.708

Gandus 48.502 49.015 50.078 51.182

Seb. Ulu I 142.587 146.403 149.135 152.607

Kertapati 74.738 76.417 77.978 79.736

Seb. Ulu II 82.902 86.109 86.889 88.833

Plaju 76.996 79.155 80.749 82.581

Ilir Barat I 106.727 109.952 112.099 114.668

Bukit Kecil 45.408 45.865 46.789 47.850

Ilir Timur I 75.448 77.450 78.674 80.599

Kemuning 80.246 81.865 83.423 85.351

Ilir Timur II 154.864 157.602 160.818 164.449

Kalidoni 86.418 87.718 89.617 91.596

Sako 90.229 90.263 92.214 94.251

Sukarame 161.609 163.705 167.066 170.828

Total 1.287.435 1.312.551 1.338.793 1.369.239

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di

Kota Palembang Tahun 2006

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)

Kecamatan Luas

Ilir Barat II 6,22 12.827 64.708 10.403,2

Gandus 68,78 11.011 51.182 744,1

(29)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-6

Lanjutan Tabel 2.3.

Kecamatan Luas

Kertapati 42,56 16.942 79.736 1.873,5

Seb. Ulu II 10,69 19.749 88.833 8.309,9

Plaju 15,17 17.168 82.581 5.443,7

Ilir Barat I 19,77 25.249 114.668 5.800,1

Bukit Kecil 9,92 9.751 47.850 4.823,6

Ilir Timur I 6,50 16.604 80.599 12.399,8

Kemuning 9,00 19.656 85.351 9.483,4

Ilir Timur II 25,58 32.111 164.449 6.428,8

Kalidoni 27,92 21.135 91.596 3.280,7

Sako 42,50 19.380 94.251 2.217,7

Sukarame 98,56 36.598 170.828 1.733,2

Total 400,61 290.176 1.369.239 3.417,9

Dari Table 2.3 dapat dilihat bahwa penduduk Kota Palembang terakumulasi di Kecamatan

Sukarame sebesar 12,48% yakni 170.828 jiwa. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepadatan

penduduk Kota Paelmbang tahun 2006 sebesar 3.417,9 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah

kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 12.399,8 jiwa/km2, sedangkan kepadatan

terendah berada pada Kecamatan Gandus yakni 744,1 jiwa/km2.

II.4.2 Struktur Penduduk

A. Struktur Penduduk Menurut Umur

Ditinjau dari komposisi umur, penduduk dengan umur 15-19 tahun merupakan

jumlah terbesar yakni 149.103 jiwa yang terdiri dari 70.712 jiwa penduduk laki-laki

dan 78.391 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) di Kota

Palembang ialah 928.000 jiwa dengan menanggung 441.239 jiwa penduduk bukan

usia produktif. Hal ini berarti bahwa angka beban ketergantungan di kota ini pada

tahun 2006 ialah 2,1 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung lebih

(30)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-7

B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin danSex Ratio

Rasio Jenis Kelamin di Kota Palembang tahun 2006 sebesar 97,15, hal ini berarti

bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk

perempuan.

Kecamatan yang memiliki ratio jenis kelamin yang tertinggi yakni Kecamatan Ilir

Timur I, 115,23%.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di

Kota Palembang Tahun 2006

Kecamatan Penduduk (jiwa) Sex Ratio

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Ilir Barat II 31.968 32.740 64.708 97,64

Gandus 24.341 26.841 51.182 90,69

Seb. Ulu I 77.254 75.353 152.607 102,52

Kertapati 38.938 40.798 79.736 95,44

Seb. Ulu II 42.960 45.873 88.833 93,65

Plaju 40.571 42.010 82.581 96,57

Ilir Barat I 57.038 57.630 114.668 98,97

Bukit Kecil 23.516 24.334 47.850 96,64

Ilir Timur I 43.152 37.447 80.599 115,23

Kemuning 42.884 42.467 85.351 100,98

Ilir Timur II 80.353 84.096 164.449 95,55

Kalidoni 43.608 47.988 91.596 90,87

Sako 44.902 49.349 94.251 90,00

Sukarame 83.239 87.589 170.828 95,03

Total 674.724 694.515 1.369.239 97,15

II.5 Tata Guna Lahan

Secara umum penggunaan lahan di Kota Palembang dapat dibagi menjadi 17

klasifikasi guna lahan, yaitu :

1. Hutan, meliputi kawasan hutan lindung, hutan kota, kawasan cagar alam dan kawasan

(31)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-8

2. Rawa, meliputi rawa perlindungan dan rawa reklamasi..

3. RTH, meliputi ruang terbuka berupa jalur hijau disekitar jalur tegangan tinggi.

4. Kolam, berupa kolam-kolam yang tersebar di beberapa kecamatan.

5. Permukiman, meliputi permukiman dan perumahan penduduk.

6. Perdagangan dan jasa, meliputi sarana perekonomian berupa toko, pertokoan,

swalayan, plaza, pasar, kegiatan dibidang jasa, dsb.

7. Perkantoran, meliputi perkantoran swasta.

8. Pemerintahan, meliputi bangunan-bangunan pemerintah terdiri dari kantor kelurahan,

kecamatan, pemda, dan kantor pemerintah lainnya.

9. Industri, meliputi industri polutif dan industri non polutif.

10. Sarana, meliputi sarana olahraga, pendidikan, kesehatan dan peribadatan.

11. Perkebunan, meliputi perkebunan karet, sawit, dll.

12. Peternakan, meliputi kegiatan peternakan yang tersebar dibeberapa kecamatan.

13. Sawah, meliputi areal pertanian sawah.

14. Jalan, meliputi jalan-jalan utama kota yaitu arteri dan kolektor.

15. Jalan lingkungan dan lahan kosong, meliputi jalan-jalan lingkungan dan lahan-lahan

kosong.

16. Sungai, meliputi kawasan sungai (perairan) yang melintas Kota Palembang.

17. Lain-Lain, meliputi makam, bandara, TPA, terminal, dll.

Berdasarkan data kondisi tata guna lahan pada tahun 2004 yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Kota Palembang dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kota Palembang

didominasi oleh kegiatan jalan lingkungan dan lahan kosong (33,12 %) serta permukiman

(29,90 %). Ditinjau dari klasifikasi pembagian penggunaan lahan, Kota Palembang masih

didominasi oleh klasifikasi lahan berupa tanah non urban yaitu sebesar 55,41 %. Sedangkan

klasifikasi penggunaan lahan berupa tanah urban mempunyai luas sebesar 44,59 %.

II.6 Kualitas Air Sungai

Pada umumnya kualitas sungai Musi sudah dikategorikan tercemar, sekitar 70 persen

air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan sisanya 30 persen tercemar

limbah perusahaan atau industri. Berdasarkan Surat Tanda Uji No.

660/028A/UPTL/Bapedalda/2005 tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pengendali

(32)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-9

memiliki kualitas di atas baku mutu yang ada yakni Baku Mutu Air Sungai Kelas I Peraturan

Gubernur No. 16 Tahun 2005. Berikut ini gambaran kondisi kualitas sungai Musi di beberapa

titik tersebut.

Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Pencemar di Berbagai Titik Sungai Musi

No Parameter Titik I Titik 2 Titik 3 Titik 4 Baku Mutu

Fasilitas pendidikan di Kota Palembang pada tahun 2006, baik swasta maupun negeri,

pada tahun 2006 terdiri dari 246 sekolah taman kanak-kanak (TK), 350 sekolah dasar (SD),

198 sekolah menengah (SMP), 129 sekolah menengah umum (SMU) dan 49 sekolah

menengah kejuruan. Selama tahun 2006 jumlah murid taman kanak-kanak mencapai 12.656

murid, 157.483 murid sekolah dasar, 72.035 murid sekolah menengah pertama, 54.737 murid

sekolah menengah umum dan 18.245 murid untuk sekolah menengah kejuruan.

Tabel 2.6Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palembang Tahun 2006

(Sumber : BPS Kota Palembang, Diknas Kota Palembang, 2006)

(33)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-10

(34)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-11

II.7.2 Fasilitas Peribadatan

Penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama islam. Pada tahun 2006

jumlah fasilitas masjid mencapai 663 unit dan 490 unit mushola. Selain itu, terdapat pula

fasilitas peribadatan lainnya yakni 53 unit gereja, 35 unit vihara dan 12 pura yang menyebar

di kota Palembang.

Tabel 2.7Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Palembang Tahun 2006

(Sumber : BPS Kota Palembang, Departemen Agama Kota Palembang, 2006)

No Kecamatan Masjid

Sarana perbelanjaan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan penduduk akan

kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko, warung/kios, pasar

lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya. Kota Palembang merupakan

kota yang perekonomiannya bertumpuh pada sektor perdagangan.Oleh karena fasilitas

perniagaan di kota ini cukup banyak. Jumlah fasilitas perniagaan Kota Palembang dapat

(35)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-12

Tabel 2.8 Jumlah Fasilitas Perniagaan Kota Palembang Tahun 2004

Fasilitas Jumlah pada Tahun

Salah satu peningkatan prasarana transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota

Palembang adalah dengan mengoperasikan Terminal Karyajaya (tipe) A pada tahun 2001

yang diharapkan secara berangsur dapat mengatasi kesemrawutan transportasi dalam kota dan

antar kota, khususnya dalam menaikkan dan menurunkan penumpang bagi angkutan antar

kota agar tidak melakukan di dalam Kota Palembang. Pada saat sekarang Kota Palembang

sudah memiliki terminal dengan 3 (tiga) tipe pelayanan, yaitu :

1. Tipe A : berlokasi di Desa Karya Jaya Kecamatan Kertapati.

2. Tipe B : di bagian Selatan kota yang merupakan akses ke Plaju serta Alang-Alang.

3. Tipe C : di kota Sekip Ujung, Bukit Besar, KM 5, Pakjo, Lemabang, Gandus, Talang

Kelapa, dan Sako.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Palembang, bahwa pada tahun 2004, jumlah terminal

yang akan beroperasi berjumlah 13 unit.

II.7.5 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

Fasilitas olahraga dan rekreasi merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan

masyarakat sebagai tempat penyegaran dari kegiatan rutin/aktivitas kerja, serta sebagai

kontak interaksi sosial (fasilitas sosial). Fasilitas ini dapat berupa bangunan dan ataupun

kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan perairan

sungai, danau, dan lain-lain).

Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada didalam

ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian. Sedangkan fasilitas

untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah raga dan taman. Sarana

(36)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-13

mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan kenyamanan penduduk. Pada tahun

2004, fasilitas olahraga (GOR) berjumlah 54 unit. Sedangkan fasilitas hotel berjumlah 4029

bed dan 54 bioskop.

II.8 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah

II.8.1 Penyediaan Air Bersih

Tingkat kebocoran PDAM Tirta Musi Kota Palembang masih tergolong tinggi yakni

mencapai 50%. Oleh karena itu, sampai pada tahun 2008, pemerintah bertekad untuk

meningkatkan pelayanan hingga mencapai 80% dengan membuat jaringan baru dan

mengganti perpipaan yang telah tua. Jumlah pelanggan, air minum yang didistribusikandan

tariff air minum pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Kota Palembang

(Sumber : PDAM Tirta Musi Palembang)

Jenis Pelanggan Air Minum Yang

Didistribusikan (m3)

Tarif Air Minum

(m3)

2005 2006 2005 2006

Rumah Tangga 27.718.136 34.763.306 1.345 1.345

Usaha 1.421.535 5.782.261 3.350 3.350

Industri 28.165 38.570 3.350 3.350

Instansi Pemerintah 3.707.330 538.391 1.845 1.845

Lain-lain 807.527 626.735 4.700 4.700

II.8.2 Pengelolaan Air Limbah

Kota Palembang belum memiliki system pengelolaan limbah domestik secara

terpusat. Namun, untuk mendukung penanganan sanitasi atau air limbah tersebut disediakan

prasarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdapat di Borang (Sako) dan

Kelurahan Sukajaya (Sukarami) yang terintegrasi dengan TPA sampah. Untuk pengangkutan

lumpur tinja tersebut disediakan mobil tangki penyedot tinja.

Selain itu, air limbah domestik Kota Palembang umumnya menggunakan sistem

sanitasi setempat(on site sanitation) dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola secara

individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk.

(37)

Bab II Gambar an Umum Daer ah Per encanaan

Muhammad Sonny Abfer tiawan – 15304029 II-14

Gambar 2.2 menyajikan kondisi eksisting pengolahan air buangan domestik Kota

Palembang.

Gambar 2.2Kondisi Pengolahan Air Buangan Domestik SistemOn-Site

(sumber : BPS Kota Palembang)

II.8.3 Permasalahan

Petumbuhan perekonomian Kota Palembang yang pesat memicu pertumbuhan

penduduk yang pesat pula. Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi kualitas lingkungan

dengan semakin meningkatnya air limbah domestik Kota Palembang. Untuk mengeliminasi

beban pencemaran yang diterima oleh badan air maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap

air limbah domestik secara terpusat

75,51% 15,87%

2,51% 6,10%

MCKPribadi

Fasilitas Bersama

Fasilitas Umum

Gambar

Tabel 2.1 Kecamatan-kecamatan Kota Palembang Tahun 2006
Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Kota Palembang
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di
+6

Referensi

Dokumen terkait

Persen agregat halus didapat dari Gambar C.2 yang digunakan untuk ukuran butir agregat maksimum 10 mm, nilai slump 60-180 mm, no kurva gradasi 2 dan untuk faktor air semen 0,334

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan saran untuk perbaikan media dan LKS pada penelitian berikutnya sebagai berikut (1) pengembangan media bioplastik

Tujuan dari studi ini adalah mengetahui kinerja Simpang Jalan Pattimura dan Simpang Jalan Panglima Sudirman Kota Malang kondisi eksisting, mengetahui kinerja

Dari paparan latar belakang sebelumnya, maka permasalahan pokok didalam riset ini bisa dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh laba, nilai buku dan

Tinggi tumpukan merupakan salah satu faktor yang menentukan temperatur pengomposan, tumpukan bahan yang terlalu rendah akan mengakibatkan cepatnya kehilangan panas karena

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh advertising terhadap attitude towards brand dengan spokesperson sebagai moderator pada produk diaper merek

Akibat sumber sinar berupa bidang maka suatu objek dengan ukuran tertentu (gambar ) akan terproyeksikan di film menjadi bayangan yang terdiri dari “ b “ yang merupakan

Pasal 1 peraturan tersebut berbunyi: pemilihan rektor dengan cara pemungutan suara oleh Anggota Senat UGM dalam suatu rapat senat tertutup khusus diadakan untuk keperluan