PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK UNTUK MENCARI
KEBERADAAN DAN SEBARAN BATU ANDESIT
Eksplorasi merupakan tahap awal dari suatu usaha pertambangan yang bertujuan untuk menemukan atau mengindikasikan adanya bahan tambang, mengetahui sebaran dan bentuk bahan galian, sampai mengestimasikan berapa besar sumber daya mineralnya sehingga pada akhirnya dapat pula diestimasikan pula besarnya cadangan, setelah dilakukan studi kelayakan.
Telah dilakukan penelitian untuk menentukan nilai resistivitas dan kedalaman batuan andesit di Desa cimahi. Lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua melalui jalan beraspal dan jalan tanah dengan kondisi yang cukup baik dalam waktu ± 1 jam perjalanan dari Kampus. Data hasil pengukuran di lapangan berupa beda potensial dan arus yang dapat digunakan untuk menghitung resistivitas semu.
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga lintasan dengan secara bertahap agar resiko kegagalan dapat diminimalkan. Dari tahap satu ke tahap lainnya digunakan satu atau beberapa cara atau metode eksplorasi tertentu yang berbeda. Penggunaan metode eksplorasi juga sangat tergantung pada bahan tambang yang diselidiki.
Secara garis besar metode eksplorasi dikelompokan menjadi tiga yaitu metode geologi, metode geokimia, metode geofisika. Kedua metode terakhir merupakan metode tidak langsung yang ketepatan dan ketelitian hasil penafsirannya di antaranya sangat tergantung dari data geologinya. Selain penggunaan metode eksplorasi yang tepat guna, keberhasilan eksplorasi juga sangat ditentukan oleh pengolahan dan penafsiran data.
Tabel 1
Hasil Perhitungan GL-1, GL-3, dan GL-4
8 4 1 0.5 49.455 180.6 114 118 1.531 75.691
12 6 1 0.5 112.255 50.4 80 84 0.600 67.353
16 8 1 0.5 200.175 49.2 142 146 0.337 67.456
20 10 1 0.5 313.215 28 123 127 0.220 69.055
24 12 1 0.5 451.375 24.5 140 144 0.170 76.796
30 15 1 0.5 705.715 17 155 159 0.107 75.454
30 15 10 5 62.800 160 155 159 1.006 63.195
40 20 10 5 117.750 37.6 49 53 0.709 83.536
50 25 10 5 188.400 39 100 104 0.375 70.650
60 30 10 5 274.750 25.2 102 106 0.238 65.318
80 40 10 5 494.550 10.2 88 92 0.111 54.831
0 2.7 101 105 0.026 39.968
20
0 100 50 25 588.750 2.2 46 50 0.044 25.905
25
0 125 50 25 942.000 6.4 219 223 0.029 27.035
30
0 150 50 25
1373.75
0 2.3 148 152 0.015 20.787
40
0 200 50 25
2472.75
0 0.9 114 118 0.008 18.860
50
0 250 50 25
3885.75
0 0.6 104 108 0.006 21.588
60
0 300 50 25
5612.75
0 1.1 511 515 0.002 11.988
24 12 1 0.5 451.375 1.8 77 81 0.022 10.031
0 75 20 10 867.425 2.2 111 115 0.019 16.594
20
Sumber: Data Hasil Perhitungan
1. Perhitungan nilai K
K=
Berikut adalah contoh perhtiungan untuk nilai K GL-01, GL-03 dan GL-04:
K =
3,14
(
(1,5)
2
–
(
0,5
)
2K =
3,14
(
(2,5)
2–
(
0,5
)
22.0,5
)
= 18,84K = 3,14
(
(
4)
2–
(
0,5)
22.0,5
)
= 49,46K =
3,14
(
(6
)
2–
(
0,5)
2 R =
9,8
Sumber: data hasil plot
Gambar 1
Grafik ρa Terhadap AB/2 GL-1
Sumber: data hasil plot
Gambar 2
Sumber: data hasil plot
Gambar 3
Grafik ρa Terhadap AB/2 GL-4
Dari data grafik dapat diketahui arah penyebaran dan penggambaran dengan Stratigrafi daerah penelitian dan sekitarnya yang dibahas mendasarkan pada hasil pengelolaan data. Data yang didapatkan dari pengukuran kemudian diolah dengan software, dengan memasukkan besar nilai arus dan nilai beda potensial serta jarak spasi elektroda ke dalam software IP2win dan hasilnya berupa tampilan grafik dan nilai resistivitas batuan lapisan di bawah permukaan tanah secara vertikal.
Kurva
Dn1 Pn1 Dn(kedalaman) Hn(ketebalan)
Q - P1 1,4 3,8 0,05 - 1,4 1,4
A Q P2 1,8 0,5 40 0,3 1,82 0,42
A A P3 3,5 10,1 7 13 25,22 23,4
Sumber: Hasil Eksplorasi 2016
Tabel 3
Perhitungan Hasil Match Curve GL 3 Kurva Bantu Kurva
Dn1 Pn1 Dn(kedalaman) Hn(ketebalan)
A - P1 1,4 56 3,50 - 1,4
Sumber: Hasil Eksplorasi 2016
Tabel 4
Perhitungan Hasil Match Curve GL 4 Kurva Bantu Kurva
Dn1 Pn1 Dn(kedalaman) Hn(ketebalan)
Q - P1 1,2
Berdasarkan
pengolahan data geolistrik maka didapat nilai tahanan jenis masing – masing batuan yang diklasifikasikan berdasarkan tabel klasifikasi tahanan jenis batuan Telford, 1990.
daerah atau koordinat pada penyelidikan, misalkan pada GL-1 di peta geologi menunjukkan formasi batuan Qa yaitu formasi endapan sedimen terdiri dari kerikil, pasir, lanau, dan lempung.
Bahan galian batu andesit yang terdapat di daerah penyelidikan dengan luas area 49,5 m² di perkirakan berumur miosen merupakan indikasi batu andesit massif berwarna hitam kotor hingga hitam kehijauan, andesit mempunyai kuat tekan berkisar antara 600 – 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 – 2,7 bertekstur porfiritik, keras dan kompak.
Dari data penyelidikan yang telah di lakukan menunjukkan endapan batu andesit. Didaerah penyelidikan menyeluruh dalam wilayah tersebut dengan ketebalan rata-rata batu andesit yang telah di ketahui dari hasil penyelidikan geolistrik.
Pada eksplorasi menggunakan geolistrik ini hal yang harus diperhatikan pada saat pembuatan grafik ρa terhadap AB/2 karena setiap orang akan memiliki persepsi dan pendapat yang berbeda, apabila terlalu jauh pada grafik maka tidak akan cocok dengan grafik selanjutnya, nilai yang didapatkan tidak akan jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 04 2013, “Metode Geolistrik” http://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/. Diakses pada tanggal 22 september 2017 pada pukul 20,14 WIB.
Badawi, Abdullah. 2014. “Metode Geolistrik” http://minerity sriwijaya blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 22 september 2017 pada pukul 20,14 WIB.
Safitri, Aulia, 2015, “Geolistrik” http://hmgzine.hmgi.or.id/. Diakses pada tanggal 22 september 2017 pada pukul 20,16 WIB.