• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Muatan Lokal Bahasa Jawa Di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Muatan Lokal Bahasa Jawa Di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

SD Negeri Kalisegoro beralamat di Jalan Raya

Kalisegoro RT 02 RW 01, Kelurahan Kalisegoro,

Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa

Tengah. Seperti halnya sekolah dasar yang lainnya,

SDN Kalisegoro mempunyai visi dan misi, visi yaitu

unggul dalam prestasi,berbudi pekerti luhur,cakap dan

trampil berdasarkan iman dan taqwa kepada Allah

Yang Maha Esa. Misi SDN Kalisegoro meliputi 1)

Memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang

berbudi pekerti luhur cakap dan trampil, 2) Menjalin

kerja sama dengan orang tua siswa dengan lembaga

lainnya, 3) Meningkatkan kinerja dan kedisiplinan, 4)

Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih indah dan

aman;sebagai perwujudan wawasan wiyata mandala, 5)

Meningkatkan kerja sama, baik antar guru,antar

peserta didik, maupun guru dengan peserta didik, 6)

Meningkatkan kreatifitas peserta didik.

Untuk mencapai visi, misi tersebut SDN

Kalisegoro mempunyai tujuan yaitu: 1) Peserta didik

memiliki budi pekerti yang luhur,cakap dan trampil

berdasarkan iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha

(2)

Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya sesuai

dengan ajaran agmanya; 3) Peserta didik dapat

mencapai prestasi yang unggul di bidang akademik

atau non akademik; 4) Peserta didik dapat

melaksanakan pola hidup bersih dan sehat;

5) Meningkatkan kualitas llulusan yang dapat diterima

di SMP/ sederajat negeri/ swasta; 6) Peserta didik

memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur; 7)

Peserta didik terbiasa hidup bersih , serta mempunyai

kepedulian tinggi terhadap lingkungan; dan 8) Peserta

didik memiliki kreatifitas sesuai dengan karakter

masing;masing.

4.2 Hasil Penelitian

1. Konteks program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

Program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

Kalisegoro Kecamatan Gunungpati menggunakan

kurikulum 2010 sudah berlangsung empat

tahun. Dalam Kurikulum Muatan lokal Bahasa

Jawa Tahun 2010, pembelajaran Bahasa Jawa

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

para peserta didik dalam berkomunikasi

menggunakan Bahasa Jawa dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulisan, dengan

(3)

sebagai bahasa daerah tetap terjaga

kelestariannya.

Mengenai pentingnya pembelajaran Bahasa

Jawa bagi peserta didik dijelaskan oleh bapak

Purwanto,S.Pd Kepala Sekolah SDN Kalisegoro

sebagai berikut:

“ Pembelajaran Bahasa Jawa masih sangat perlu, karena Bahasa Jawa merupakan aset budaya bangsa Indonesia,dan juga menjadi bahasa sehari-hari masyarakat Jawa umumnya, dan warga masyarakat Kalisegoro khususnya.Jadi Bahasa Jawa tidak boleh dihilangkan. Selain itu Adat Jawa yang mempunyai kesopanan yang tinggi(unggah-ungguh) menjadi kepribadian orang Jawa. Termasuk di dalamnya sejarah yang perlu dilestarikan, supaya anak cucu akan mengerti dan tidak kehilangan kejawaannya. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu, artinya bahasa sehari-hari warga Kalisegoro. Untuk pembelajaran peserta didik agar dapat memahami sastra, budaya, dan adat Jawa dengan baik. Pendidikan Bahasa Jawa harus diberikan secara formal maupan non formal. Gubernur Jawa Tengah juga mencanangkan program penggunaan Bahasa Jawa pada hari Kamis. Karena itu sekolah harus tetap nguri-uri Bahasa Jawa “ (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

(4)

masih sangat perlu, karena Bahasa Jawa

merupakan aset budaya bangsa Indonesia, dan

juga menjadi bahasa sehari-hari masyarakat

Jawa umumnya, dan warga masyarakat

Kalisegoro khususnya. Kalisegoro termasuk

pedesaan, mayoritas masih menggunakan Bahasa

Jawa sebagai alat komunikasi. Karena itu

peserta didik masih memerlukan kosakata

Bahasa Jawa lewat pendidikan formal maupun

pendidkan non formal.

Selain itu, hasil wawancara dengan siswa

(Verna, kelas V) menegaskan hal tersebut: “Pelajaran Bahasa Jawa masih sangat diperlukan. Sebagai siswa, saya merasa hanya bisa berbicara Bahasa Jawa tetapi tidak mengerti lebih jauh tentang Bahasa Jawa. Misalnya, tulisan Jawa, sastra, dan sejarahnya.” (Wawancara 12 Januari 2015)

Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu,

artinya bahasa sehari-hari warga Kalisegoro.

Dari pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah

peserta didik agar dapat memahami mengenai

sastra, budaya, dan adat Jawa dengan baik.

Selain masih dibutuhkan, penerapan Mulok

Bahasa Jawa juga dimaksudkan untuk

melaksanakan himbauan Gubernur Jawa Tengah

(5)

Kamis. Karena itu sekolah harus tetap nguri-uri

Bahasa Jawa. Bahasa Jawa tidak boleh

dihilangkan, selain itu Adat Jawa yang

mempunyai kesopanan yang tinggi

(unggah-ungguh) menjadi kepribadian orang Jawa.

Termasuk di dalamnya sejarah yang perlu

dilestarikan, supaya anak cucu akan mengerti

dan tidak kehilangan kejawaannya. Pendidikan

Bahasa Jawa harus diberikan secara formal

maupan non formal.

Bapak Purwanto,S.Pd Kepala Sekolah

SDN Kalisegoro menuturkan mengenai tujuan

diadakannya poenyelenggaraan pembelajaran

Bahasa Jawa khususnya di SD Kalisegoro sebagai

berikut:

(6)

Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD

Kalisegoro memberikan informasi bahwa tujuan

diadakannya penyelenggaraan pembelajaran

Bahasa Jawa diantaranya adalah 1) Peserta didik

dapat melakukan komunikasi dengan siapa pun,

di mana pun, dengan menggunakan Bahasa Jawa

dengan baik dan benar; 2) Peserta didik dapat

melestarikan adat istiadat Jawa yang diturunkan

oleh nenek moyang kita; 3) Peserta didik

mempunyai sikap,perilaku( unggah-ungguh) adat

Jawa; 4) Pesera didik dapat mengenal, dan

mengerti kaitannya dengan tembang dolanan,

mocopat, dan kesenian tradisional

Jawa,termasuk tulisan Jawa ( sastra Jawa).

Penjelasan kepala sekolah SD Kalisegoro sejalan

dengan yang disampaikan oleh bapak Supiyanto

guru kelas V SDN Kalisegoro sebagai berikut:

(7)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa tujuan penyelenggaraan

pembelajaran Bahasa Jawa khususnya di SD

Kalisegoro diantaranya adalah 1) Agar peserta

didik menggunakan Bahasa Jawa dengan baik

dan tepat. 2) Agar membentuk karakter peserta

didik yang berbudaya Jawa, dan berkepribadian

luhur. 3) Peserta didik memahami Bahasa Jawa

untuk berkomunikasi sehari-hari supaya lancar.

2. Input program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

SDN Kalisegoro merencanakan penerapan

Progam Muatan lokal Bahasa Jawa dengan

kegiatan kokurikuler dan ekstakulikuler.

Kegiatan kokurikuler masuk dalam pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa yang disusun

berdasakan (Program Tahunan, Program Semes

ter. Program Semester tersebut dijadikan dasar

dalam pembuatan Silabus dan dikembangkan

menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

didasarkan pada kurikulum Muatan lokal Bahasa

Jawa tahun 2010. Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler yaitu penerapan “ Hari Kamis berbahasa Jawa “

Kurikulum adalah seperangkat rencana

(8)

bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Mengenai kurikulum yang

dipakai dalam pembelajaran Bahasa Jawa di SD

Kalisegoro dijelaskan oleh Bapak Purwanto, S.Pd

Kepala Sekolah SDN Kalisegoro sebagai berikut: “ Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa di SD Kalisegoro menggunakan kurikulum tahun 2010 yang berdasrkan pada

Surat Keputusan Gubernur Jawa

Tengah Nomor : 423.5/5/2010 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan lokal

(Bahasa Jawa) untuk Jenjang

Pendidikan SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs baik untuk Negeri

(9)

Apa yang dinyatakan oleh responden di

atas sejalan dengan dasar penetapan Bahasa

Jawa sebagai Muatan lokal Provinsi Jawa Tengah yang berbunyi “ Pada saat keputusan Gubernur ini berlaku, maka keputusan gubernur Jawa

Tengah nomor 895.5/01/2005 tentang

kurikulum mata pelajaran Bahasa Jawa tahun

2004 untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs negeri dan swasta Provinsi

Jawa Tengah dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku dan digantikan dengan Surat Keputusan

Gubernur Jawa Tengah No 423.5/5/2010 tentang

Kurikulum Mata Pelajaran Muatan lokal (Bahasa

Jawa) untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs negeri dan swasta Provinsi

Jawa Tengah”

Berdasarkan kurikulum tersebut, guru

SDN Kalisegoro membuat Silabus yang

didasarkan pada Program Tahunan dan Program

Semester. Silabus adalah suatu rencana yang

mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan

kelas, serta penilaian hasil belajar. Silabus ini

merupakan bagian dari kurikulum sebagai

penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran,dan indikator pencapaian

(10)

Mengenai silabus yang digunakan SDN Kalisegoro

pada mata pelajaran Bahasa Jawa disampaikan

oleh bapak Supiyanto (guru klas V SDN

Kalisegoro) sebagai berikut:

“ Silabus yang digunakan dalam pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati merupakan penjabaran dari program tahunan dan program semester. Komponen silabus meliputi indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran dimana terdapat karakter yang harus dicapai, penilaian hasil belajar dan sumber belajar” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa silabus yang digunakan dalam

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

Kalisegoro Kecamatan Gunungpati merupakan

penjabaran dari program tahunan dan program

semester sebagai mana yang terlampir dalam

lampiran. Komponen-komponen yang terdapat

dalam silabus meliputi indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran dimana terdapat karakter yang

harus dicapai, penilaian hasil belajar dan sumber

(11)

disampaiakan oleh oleh Ibu Suyati,S.Pd (Guru

kelas I SDN Kalisegoro) sebagai berikut: “ Silabus yang digunakan dalam pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati merupakan penjabaran dari program tahunan dan program semester, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian “ (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa Silabus yang digunakan dalam

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

Kalisegoro Kecamatan Gunungpati merupakan

penjabaran dari program tahunan dan program

semester, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

(12)

pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat

ditentukan oleh perencanaannya. Apabila

perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan

baik, maka kegiatan akan lebih mudah

dilaksanakan, terarah serta terkendali. Demikian

pula halnya dalam proses belajar mengajar, agar

pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan

baik maka diperlukan perencanaan pembelajaran

yang baik. Perencanaan merupakakan proses

untuk mempersiapkan serangkaian pengambilan

keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan atau

tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada.

Mengenai hal-hal yang diperhatikan dalam

pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

Kecamatan Gunungpati dijelaskan oleh Bapak

Supiyanto (guru klas V SDN Kalisegoro) sebagai

berikut:

(13)

kegian inti (ekplorasi, elaborasi, konfirmasi) Penutup) penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. (Wawancara, 12 Januari 2015)

Bapak Supiyanto (guru klas V SDN

Kalisegoro) juga menambahkan mengenai

komponen-komponen yang terdapat dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

sebagai berikut:

“ Komponen-Komponen apa saja yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Identitas sekolah, Kompetensi dasar, indicator, Tujuan pembelajaran, Materi Ajar Alokasi waktu metode pembelajaran , kegiatan pembelajaran (kegiatan awal, kegian inti (ekplorasi, elaborasi, konfirmasi) Penutup) penilaian hasil belajar, dan sumber belajar ” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi mengenai hal-hal yang diperhatikan

dalam pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

Kalisegoro. Komponen-komponen yang terdapat

dalam rencana pelakasanaan pembelajaran

antara lain adalah : Identitas sekolah,

(14)

pembelajaran, Materi Ajar Alokasi waktu metode

pembelajaran , kegiatan pembelajaran (kegiatan

awal, kegian inti (ekplorasi, elaborasi, konfirmasi)

Penutup) penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.

Untuk tetap memenuhi kebutuhan

pembelajaran Bahasa Jawa perlu dilaksanakan

tindakan-tindakan aplikatif, Bapak Purwanto,

S.Pd Kepala Sekolah SDN Kalisegoro

menjelaskan sebagai berikut:

“ Di samping kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum, kita juga mengikut sertakan dalam kegiatan lomba Bahasa Jawa. Sekolah juga melaksanakan program Gubernur Jawa Tengah untuk menggunakan Bahasa Jawa pada hari Kamis, baik kegiatan ketika kegiatan belajar mengajar maupun ketika berkomunikasi.

(Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran Bahasa Jawa perlu dilaksanakan

tindakan-tindakan aplikatif seperti kegiatan

belajar mengajar sesuai kurikulum, sekolah juga

mengikut sertakan dalam kegiatan lomba Bahasa

Jawa. Sekolah juga melaksanakan program

Gubernur Jawa Tengah untuk menggunakan

(15)

ketika kegiatan belajar mengajar maupun ketika

berkomunikasi. Penjelasan tersebut sejalan

dengan yang disampaiakan oleh oleh Ibu

Suyati,S.Pd guru kelas I SDN Kalisegoro sebagai

berikut:

“ Untuk memenuhi kebutuhan mengenai pembelajaran Bahasa Jawa pihak sekolah telah melaksakan pembelajaran Bahasa Jawa yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Pihak sekolah juga selalu berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana seperti adanya buku paket Bahasa Jawa ,agar peserta didik lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa “ (Wawancara, 12 Januari 2015)

Penjelasan di atas memberikan informasi

bahwa untuk memenuhi kebutuhan mengenai

pembelajaran Bahasa Jawa pihak sekolah telah

melaksakan pembelajaran Bahasa Jawa yang

sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.

Pihak sekolah juga selalu berusaha untuk

memenuhi sarana dan prasarana seperti adanya

buku paket Bahasa Jawa, agar peserta didik lebih

tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

Sarana prasarana penunjang yang

(16)

Kalisegoro Kecamatan Gunungpati disampaikan

oleh Bapak Supiyanto guru klas V SDN Kalisegoro

sebagai berikut:

“ untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati disediakan sumber belajar diantaranya adalah Buku Paket, Gambar Tokoh Wayang, contoh-contoh tulisan huruf aksara jawa akan tetapi masih diperlukan tambahan-tambahan media pembelajaran yang lain yang memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini agar siswa menjadi lebih tertarik belajar Bahasa Jawa” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa sumber belajar yang digunakan

sebagai penunjang pelaksanaan pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

Kecamatan Gunungpati disediakan sumber belajar

diantaranya adalah Buku Paket, Gambar Tokoh

Wayang, contoh-contoh tulisan huruf aksara jawa.

Akan tetapi masih diperlukan tambahan-tambahan

media pembelajaran yang lain yang memanfaatkan

teknologi yang berkembang saat ini agar siswa

(17)

3. Proses pelaksanaan program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

Mengenai pelaksaan program Muatan lokal

Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro dijelaskan oleh Ibu

Suyati,S.Pd Guru kelas I SDN Kalisegoro sebagai

berikut

“ Pelaksanaan program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro berdasarkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. menyimak pada hakikatnya sama dengan kegiatan membaca hanya saja pada menyimak merupakan pemahaman teks lisan. Berbicara hakikatnya sama dengan membaca, hanya saja berbicara merupakan pemahan teks lisan. Membaca diarahkan pada kemampuan memahami isi bacaan, makna suatu bacaan ditentukan oleh situasi dan konteks dalam bacaan. Kegiatan menulis diarahkan untuk mengembangkan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, pesan dan perasaan secara tertulis.” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara dengan guru tersebut di

atas memberikan informasi bahwa pelaksanaan

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

(18)

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.

Pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa

Jawa di SDN Kalisegoro meliputi kegiatan seperti

menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Menyimak pada hakikatnya sama dengan kegiatan

membaca hanya saja pada menyimak merupakan

pemahaman teks lisan. Berbicara hakikatnya sama

dengan membaca, hanya saja berbicara merupakan

pemahaman teks lisan. Membaca diarahkan pada

kemampuan memahami isi bacaan, makna suatu

bacaan ditentukan oleh situasi dan konteks dalam

bacaan. Kegiatan menulis diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan mengungkapkan

gagasan, pendapat, pesan dan perasaan secara

tertulis.

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.

Pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa

Jawa di SDN Kalisegoro meliputi kegiatan seperti

menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Kegiatan menyimak pada hakikatnya sama dengan

kegiatan membaca hanya saja pada menyimak

(19)

diarahkan pada kemampuan memahami isi bacaan,

makna suatu bacaan ditentukan oleh situasi dan

konteks dalam bacaan. Kegiatan menulis diarahkan

untuk mengembangkan kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, pesan dan

perasaan secara tertulis. Bapak Purwanto, S.Pd

Kepala Sekolah SDN Kalisegoro juga menjelaskan

mengenai langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN

Kalisegoro sebagai berikut:

(20)

membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) merencanakan kegiatan tindak lanjut, e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi bahwa Langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Dalam kegiatan pendahuluan yang dilakukan

guru seperti : a) menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, b) mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, c)

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, d) menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2)

Pelaksanaan kegiatan inti menggunakan metode

yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. 3) Kegiatan Penutup, dalam kegiatan

(21)

bersama-sama dengan peserta membuat

rangkuman/simpulan pelajaran; b) melakukan

penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan, c) memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran; d)

merencanakan kegiatan tindak lanjut, e)

menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil observasi ketika pembelajaran Bahasa

Jawa berlangsung di SDN Kalisegiro.

Mengenai pelaksanaan hari kamis berbahasa

Jawa dijelaskan oleh Bapak Purwanto, S.Pd Kepala

Sekolah SDN Kalisegoro sebagai berikut: “ Pelaksanaan program kamis berbahasa Jawa sudah berjalan dengan cukup baik, walaupun dalam pelaksanaannya masih banyak terkendala seperti komunikasi yang masih terbata-bata (siswa masih tidak lancar dalam berkomunikasi dalam melafalkannya masih memikirkan mengenai kosa kata terutama ketika berkomunikasi dengan guru masih bercampur antara bahasa ngoko dan Bahasa Indonesia “

Bapak Supiyanto guru klas V SDN Kalisegoro

menambahakan mengenai masih minimnya bahan

ajar dan alokasi waktu yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa

(22)

“ Pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati dilihat dari waktunya masih sangat kurang karena hanya 2 jam sehingga perlu tambahan jam pelajaran. Sedangkan materi ajar banyak, akan tetapi masih minimnya bahan media ajar yang ada ” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara tersebut seperti yang

diutarakan oleh Ibu Suyati,S.Pd( Guru kelas I SDN

Kalisegoro) sebagai berikut:

“ Pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati untuk setiap minggunya hanya diberikan alokasi waktu 2 jam saja sedangkan materi ajar banyak, sehingga materi yang diajarkan tidak dapat maksimal, tapi kita sebagai guru selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada peserta didik” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Wawancara di atas memberikan informasi

mengenai waktu pelaksanaan pembelajaran Muatan

lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan

Gunungpati untuk setiap minggunya hanya

diberikan alokasi waktu 2 jam saja, sehingga materi

yang diajarkan tidak dapat maksimal, kendala yang

ada yang dirasakan oleh guru yaitu masih

minimnya bahan media ajar yang ada.

Kendala dalam melaksanakan pembelajaran

(23)

Kecamatan Gunungpati disadari benar, tidak

semua guru berkompetensi dalam melaksanakan

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa seperti

penjelasan yang disampaiakan oleh Bapak

Purwanto, S.Pd Kepsek SDN Kalisegoro sebagai

berikut:

“ Belum sepenuhnya kompeten karena di SD adalah guru kelas yang harus bisa menguasai semua mata pelajaran kecuali agama dan Penjas, Karena itu materi Bahasa Jawa masih kurang. Selama ini dari tahun 2010-2015 baru sekali di adakan pelatihan Bahasa Jawa yang diselenggarakan oleh penerbit Yudhistira karena ada kepentingan untuk menjual buku nya. Guru SDN Kalisegoro juga sebagian besar tidak mahir dalam penguasaan teknologi informasi sehingga tidak dapat membuat media pembelajaran khusus Bahasa Jawa agar siswa menjadi lebih tertarik” (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara dengan kepala sekolah di

atas memberikan informasi bahwa belum

sepenuhnya kompetensi Karena di SD adalah guru

kelas yang harus bisa menguasai semua mata

pelajaran kecuali agama dan Penjas, Karena itu

materi Bahasa Jawa masih kurang. Selama ini dari

tahun 2010-2015 baru sekali di adakan pelatihan

Bahasa Jawa itu pun dari penerbit Yudhistira

(24)

Guru SDN Kalisegoro juga sebagian besar tidak

mahir dalam penguasaan teknologi informasi

sehingga tidak dapat membuat media pembelajaran

khusus Bahasa Jawa agar siswa menjadi lebih

tertarik.

Bapak Purwanto, S.Pd Kepala Sekolah SDN

Kalisegoro juga menambahkan mengenai

kelemahan saat pembelajaran Bahasa Jawa

berlangsung di SDN Kalisegoro sebagai beikut “ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah guru buat tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini dikarenakan jumlah materi yang banyak tidak sejalan dengan alokasi waktu yang disediakan jadi ada istilah “ kejar tayang “. Ketika pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung tidak sepenuhnya guru menggunakan Bahasa Jawa tetapi juga menggunakan Bahasa Indonesia. Variasi metode pembelajaran yang digunakan masih sebatas metode ceramah, tanya jawab dan penugasan masih minim sekali variasi metode yang digunakan saat pembelajaran berlangsung “ (Wawancara, 12 Januari 2015)

Hasil wawancara di atas memberikan

informasi mengenai kelemahan saat pembelajaran

Bahasa Jawa berlangsung di SDN Kalisegoro

diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan

(25)

sepenuhnya dilaksanakan, ini dikarenakan jumlah

materi yang banyak tidak sejalan dengan alokasi waktu yang disediakan jadi ada istilah “ kejar tayang “. Ketika pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung tidak sepenuhnya guru menggunakan

Bahasa Jawa tetapi juga menggunakan Bahasa

Indonesia. Variasi metode pembelajaran yang

digunakan masih sebatas metode ceramah, tanya

jawab dan penugasan masih minim sekali variasi

metode yang digunakan saat pembelajaran

berlangsung.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Konteks program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

Program Muatan lokal yang berlangsung di

SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati sejalan

dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur

Jawa Tengah yaitu SK Gubernur Jawa Tengah No.

423. 5/ 5/ 2010 menegaskan pentingnya

pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa dan

mewajibkan penyelenggaraannya di tingkat

pendidikan dasar. Di dalam Kurikulum Muatan

lokal Bahasa Jawa Tahun 2010, pembelajaran

Bahasa Jawa diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan para peserta didik dalam

(26)

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan,

dengan tujuan agar bahasa dan kebudayaan Jawa

sebagai bahasa daerah tetap terjaga kelestariannya.

Selain itu, pembelajaran Bahasa Jawa juga

diarahkan pada apresiasi terhadap hasil karya

kesusastraan Jawa yang banyak mengandung

nilai-nilai budi pekerti, (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Dinas Pendidikan: 2010).

Pada dasarnya Bahasa Jawa merupakan

bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga

masyarakat Kalisegoro. Kalisegoro termasuk

pedesaan, mayoritas masih menggunakan Bahasa

Jawa , sehingga komunikasi masih menggunakan

Bahasa Jawa. Dari pembelajaran Bahasa Jawa di

Sekolah peserta didik dapat memahami mengenai

sastra, budaya, dan adat istiadat Jawa dengan lebih

baik. Selain masih dibutuhkan, penerapan Mulok

Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro juga dimaksudkan

untuk melaksanakan himbauan Gubernur Jawa

Tengah tentang penggunaan Bahasa Jawa pada hari

Kamis. Karena itu sekolah harus tetap nguri-uri

Bahasa Jawa. Bahasa Jawa tidak boleh dihilangkan,

selain itu Adat Jawa yang mempunyai kesopanan

yang tinggi (unggah-ungguh) menjadi kepribadian

orang Jawa.

Tujuan diadakannya penyelenggaraan

(27)

diantaranya adalah 1) Peserta didik dapat

melakukan komunikasi dengan siapa pun, di mana

pun, dengan menggunakan Bahasa Jawa dengan

baik dan benar. 2) Peserta didik dapat melestarikan

adat istiadat Jawa yang diturunkan oleh nenek

moyang kita. 3) Peserta didik mempunyai

sikap,perilaku( unggah-ungguh )adat Jawa. 4)

Pesera didik dapat mengenal, dan mengerti

kaitannya dengan tembang dolanan, mocopat, dan

kesenian tradisional Jawa,termasuk tulisan Jawa(

sastra Jawa).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nanik Siti Hasanah. 2011.

Penerapan Pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa

dalam Melestarikan Etika Lingkungan Pergaulan

Siswa Sekolah Dasar Negeri Plumbon 01 Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2010/2011. Setelah dilakukan analisis data

diperoleh kesimpulan bahwa perencanaan

pembelajaran yang dibuat guru berupa rencana

harian dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana

yang telah dipersiapkan. Selama proses

pembelajaran Bahasa Jawa di kelas rendah (kelas

1,2,dan 3) tidak sepenuhnya menggunakan Bahasa

Jawa, sedangkan di kelas tinggi (kelas 4 dan 5)

(28)

dengan usaha penerapan pembelajaran Bahasa

Jawa, Kepala Sekolah Dasar Plumbon 01 membuat kebijakan “Kamis berbahasa Jawa” yang berupa surat keputusan.

2. Input program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

Rencana pelaksanaan program mulok di SDN

Kalisegoro sudah memenuhi kebutuhan yang ada

dan didukung oleh sarana prasarana yang ada.

Rencana pelaksanaan program mulok di SDN

Kalisegoro dengan kegiatan kokurikuler dan

ekstakulikuler. Kegiatan kokurikuler masuk dalam

pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa yang

disusun berdasakan (Prota, Promes. Promes

tersebut dijadikan dasar dalam pembuatan Silabus

dan dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang didasarkan pada kurikulum

Muatan lokal Bahasa Jawa tahun 2010. Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler yaitu penerapan “ Hari Kamis berbahasa Jawa “

Silabus yang digunakan dalam pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

Kecamatan Gunungpati merupakan penjabaran dari

program tahunan dan program semester.

Komponen-komponen yang terdapat dalam silabus

(29)

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran dimana

terdapat karakter yang harus dicapai, penilaian hasil

belajar dan sumber belajar.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran Muatan lokal

Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro. antara lain adalah :

Identitas sekolah, Kompetensi dasar, indicator,

Tujuan pembelajaran, Materi Ajar Alokasi waktu

metode pembelajaran , kegiatan pembelajaran

(kegiatan awal, kegian inti (ekplorasi, elaborasi,

konfirmasi) Penutup) penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

Untuk memenuhi kebutuhan mengenai

pembelajaran Bahasa Jawa pihak sekolah telah

melaksakan pembelajaran Bahasa Jawa yang sesuai

dengan kurikulum dan kebutuhan siswa

diantaranya adalah Buku Paket, Gambar Tokoh

Wayang, contoh-contoh tulisan huruf aksara jawa

akan tetapi masih diperlukan tambahan-tambahan

media pembelajaran yang lain yang memanfaatkan

teknologi yang berkembang saat ini agar siswa

menjadi lebih tertarik belajar Bahasa Jawa. Kegiatan

ekstrakulikuler yang dijalankan SDN Kalisegoro

antara lain mengikut sertakan dalam kegiatan lomba

Bahasa Jawa. Sekolah juga melaksanakan program

(30)

Bahasa Jawa pada hari Kamis, baik kegiatan ketika

kegiatan belajar mengajar maupun ketika

berkomunikasi.

3. Proses pelaksanaan program Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro Kecamatan Gunungpati

Pelaksanaan pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro berdasarkan pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

dibuat oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

meliputi kegiatan seperti menyimak, berbicara,

membaca, menulis. Kegiatan menyimak pada

hakikatnya sama dengan kegiatan membaca hanya

saja pada menyimak merupakan pemahaman teks

lisan. Membaca diarahkan pada kemampuan

memahami isi bacaan, makna suatu bacaan

ditentukan oleh situasi dan konteks dalam bacaan.

Kegiatan menulis diarahkan untuk mengembangkan

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,

pesan dan perasaan secara tertulis.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pelaksanaan

program kamis berbahasa Jawa sudah berjalan

(31)

pelaksanaannya masih banyak terkendala seperti

komunikasi yang masih terbata-bata (siswa masih

tidak lancar dalam berkomunikasi dalam

melafalkannya masih memikirkan mengenai kosa

kata terutama ketika berkomunikasi dengan guru

masih bercampur antara bahasa ngoko dan Bahasa

Indonesia.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan program Muatan lokal Bahasa Jawa di

SDN Kalisegoro 1) waktu pelaksanaan pembelajaran

Muatan lokal Bahasa Jawa di SDN Kalisegoro

Kecamatan Gunungpati untuk setiap minggunya

hanya diberikan alokasi waktu 2 jam saja materi

yang diajarkan tidak dapat maksimal, 2) masih

diperlukan tambahan-tambahan media

pembelajaran yang lain yang memanfaatkan

teknologi yang berkembang saat ini agar siswa

menjadi lebih tertarik belajar Bahasa Jawa, 3) belum

sepenuhnya kompetensi guru di SD Kalisegoro

diakatakn baik dalam melaksanakan pembejaran

Bahasa Jawa ini dikarenakan minimnya pelatihan.

Selama ini dari tahun 2010-2015 baru sekali di

adakan pelatihan Bahasa Jawa yang diselenggaran

oleh penerbit, 4) rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang sudah guru buat tidak sepenuhnya

dilaksanakan, ini dikarenakan alokasi waktu yang

(32)

diajarkan jadi ada istilah “ kejar tayang “, 5) ketika pembelajaran Bahasa Jawa berlangsung tidak

sepenuhnya guru menggunakan Bahasa Jawa tetapi

juga menggunakan Bahasa Indonesia. Variasi

metode pembelajaran yang digunakan masih sebatas

metode ceramah, tanya jawab dan penugasan masih

minim sekali variasi metode yang digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nanik Siti Hasanah. 2011. Penerapan

Pembelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa dalam

Melestarikan Etika Lingkungan Pergaulan Siswa

Sekolah Dasar Negeri Plumbon 01 Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.

Setelah dilakukan analisis data diperoleh

kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran yang

dibuat guru berupa rencana harian dan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah

dipersiapkan. Selama proses pembelajaran Bahasa

Jawa di kelas rendah (kelas 1,2,dan 3) tidak

sepenuhnya menggunakan Bahasa Jawa, sedangkan

di kelas tinggi (kelas 4 dan 5) sepenuhnya

menggunakan Bahasa Jawa. Berkaitan dengan

usaha penerapan pembelajaran Bahasa Jawa,

Kepala Sekolah Dasar Plumbon 01 membuat

(33)

surat keputusan. Hasil pengamatan, siswa bersikap

sopan terhadap guru yang ditunjukkan dengan

perbuatan dan tutur kata. Dalam pergaulan antar

siswa, digunakan Bahasa Jawa ngoko atau ngoko

alus. Berdasarkan temuan-temuan penelitian

disarankan kepada guru, siswa, dan lingkungan

pendidikan sebagai berikut : (1) Guru hendaknya

meningkatkan kompetensi sebagai pendidik yang

professional (2) Pembiasaan Jawa bagi siswa

hendaknya tidak hanya di lingkungan sekolah. (3)

Kepala UPTD kecamatan disarankan untuk

mengambil kebijakan dalam upaya melestarikan

budaya Jawa yang salah satunya adalah berbahasa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara

seperti ini adalah yang bisa disebut dengan model kepemimpinan permisif. Contoh lainnya adalah ketika Rasulullah Saw hendak menentukan bagaimana cara mengundang manusia

Narapidana tindak pidana korupsi yang ingin mendapatkan pembebasan bersyarat selain harus memenuhi syarat-syarat umum juga harus memenuhi syarat khusus yaitu sudah

H 2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki.. tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi

Selama periode penelitian, porporsi (persentase) sewa lahan pada usahatani padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai cenderung naik dari tahun 2011 ke tahun

Untuk memberikan bukti empiris mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2008 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dari tanggal 1 Juni sampai 29 Oktober 2008 didapatkan jumlah ibu

Pesan Surat Edaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa kegiatan PKKBM, yang dulu dikenal