• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHA DAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHA DAP"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. PLN APJ MOJOKERTO

Riska Renistianah

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang Email: renis.riska@gmail.com

ABSTRACT

Background of this research is any company or both private and government organizations have different communication patterns. This communication pattern is closely related to how each organization interacts both horizontally and vertically, both internally and externally. Smooth flow of production and maximum employee performance depends on how the corporate internal communications affecting the fulfillment of employee motivation. Efforts to identify and analyze employee motivation PT. PLN APJ Mojokerto then performed either simultaneously organizational communication and partial.

The research methods using quantitative approach to the research type of regression analysis to explain the influence of organizational communication on employee motivation PT. PLN APJ Mojokerto. Data source of this research were was collected through questionnaires and documentation and processed by using methods of statistical analysis.

The results of this research indicated that the result of the influence of organizational communication at PT. PLN APJ Mojokerto based on multiple linear regression analysis between multiple independent variables of organizational communication climate (X1), the flow of information organization (X2), the organization information technology (X3) on employee motivation (Y), the following equation can be arranged : Y = 0.301 + 0.148 X1 + 0.273X2 +

0.444X3 + e, where the three variables are inter-related in building the motivation

of employees, especially in the organization of information technology variables. Recommendations are given, among others, companies must pay attention to the influence of organizational communication climate, the flow of information organization, information technology organizations on employee motivation.

Keywords: Organizational Communication, Employee Motivation.

ABSTRAK

(2)

2

Mojokerto maka dilakukan komunikasi organisasi baik secara simultan dan parsial.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian analisis regresi untuk menjelaskan pengaruh komunikasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan PT. PLN APJ Mojokerto. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumentasi dan diolah menggunakan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari pengaruh komunikasi organisasi pada PT. PLN APJ Mojokerto berdasarkan analisa regresi linier berganda antara variabel bebas iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3) terhadap motivasi kerja karyawan (Y) maka dapat disusun persamaan sebagai berikut : Y = 0.301 + 0.148 X1 + 0.273X2 + 0.444X3 + e, dimana ketiga variabel ini saling berkaitan dalam

membangun motivasi para karyawan khususnya pada variabel konseptual. Rekomendasi yang diberikan antara lain adalah, perusahaan harus memperhatikan akan adanya pengaruh iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi, teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan.

Kata kunci: Komunikasi Organisasi, Motivasi Karyawan.

PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum.

Orang-orang memasuki organisasi tentunya sesuai dengan keinginannya untuk mencapai cita-cita yang tidak dapat dicapainya secara sendiri. Untuk itu, diperlukan peranan komunikasi organisasi dalam mempermudah seseorang berkomunikasi dan berintekrasi dengan orang lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Melalui komunikasi, terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman.

Di dalam organisasi selalu terdapat bentuk komunikasi yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan berjalannya suatu organisasi atau perusahaan, yang terdiri dari pimpinan dan karyawan atau anggota. Di antara kedua belah pihak harus terjalin two way communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Oleh karena itu baik karyawan maupun pimpinan harus memahami tentang teori komunikasi organisasi, agar proses komunikasi berjalan lancar.

(3)

3

dipahami sehingga terjadi kesalahan persepsi dan tugas yang harus dikerjakan tidak mencapai hasil yang optimal. Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, dapat menjadi pemicu konflik antara pemimpin dan karyawan serta antar karyawan.

Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Hubungan komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu disebut dengan pola komunikasi dalam organisasi. Pola komunikasi dalam organisasi merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal.

Yandiyanto (2009, h.444) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangannya, kata “Pola” yaitu sistem cara kerja ; bentuk struktur yang tetap. Soekanto (1986, h.162) mengartikan pola adalah cara bertindak atau berkelakuan. Koentjoroningrat (1981, h.219) mengartikan istilah pola dengan tingkah laku atau tindakan.

Everett M. Rogers (Mulyana, 2005, h.62) mendefinisikan komunikasi sebagai proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sumber disini bisa siapa saja yang melakukan kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan, sikap badan, ungkapan minat, perhatian yang mendukung diterimanya pengertian, sikap dan peranan yang sama.

Oleh karena itu, dalam perusahaan penyampaian informasi sangatlah penting guna mendukung faktor-faktor produksi perusahaan. Pola komunikasi dalam aktivitas penghidupan organisasi bertujuan untuk mengubah perilaku anggota organisasi agar mengerti akan fungsinya dan tujuan yang ingin dicapai serta mampu mencerminkan kinerja yang baik. Karyawan dapat berkerja dengan baik apabila didalam organisasinya terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang baik antara perusahaan yang diwakili oleh pihak manajemen dan para karyawan sebagai bawahannya.

Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan informasi, menerima informasi dan mengambil keputusan merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan. Proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, merupakan bentuk komunikasi internal organisasi.

(4)

4

Komunikasi organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Komunikasi organisasi meliputi iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi.

Iklim komunikasi organisasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dan interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi (Pace dan Faules, 2013, h. 149).

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi. Iklim komunikasi organisasi yang mencerminkan semangat kerja yang tinggi diantara karyawan akan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan tersebut dan menyebabkan karyawan mempunyai semangat dan motivasi kerja tinggi.

Aliran komunikasi yang lancar jelas dan sampai sesuai dengan kebutuhan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Kelancaran aliran informasi organisasi menyebabkan karyawan bisa dengan mudah memahami perintah dan tanggung jawab kerja, tanpa harus bersusah-susah menemui tas untuk sekedar minta penjelasan mengenai perintah yang diberikan.

Teknologi informasi organisasi seperti teknologi komunikasi komputer, surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board) mengubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi.

Sudah bukan masalah lagi apakah mereka satu gedung dengan kantor mereka, atau mereka dipisahkan oleh jarak geografis. Karena pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hierarki tradisional dan hambatan-hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi dapat hilang karena hubungan yang melekat dengan proses komunikasi organisasi. Komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, perilaku, dan keputusan organisasi.

Adanya teknologi informasi organisasi menjadikan karyawan mudah dalam mengakses informasi dan mudah dalam melakukan komunikasi organisasi. Kondisi inilah yang bisa dianggap mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan.

(5)

5

PT PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang sudah lebih dari setengah abad lebih mengelola bisnis ketenagalistrikan di Indonesia. Sebagai sebuah BUMN di Indonesia PT.PLN memiliki cabang disemua kota diseluruh Indonesia yang punya pengalaman dalam pelayanan publik hampir sama dengan usia negara ini, sehingga sudah seharusnya PLN memiliki pola komunikasi yang menunjang kinerja sumber daya manusia didalamnya. Dari tahun ke tahun pelanggan PLN mengalami peningkatan yang terus melonjak, peningkatan ini dikarenakan akan kebutuhan energi listrik yang dirasakan sangat penting bagi masyarakat. Sebagai perusahaan pengelola jasa ketenagalistrikan, keberadaan PLN diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten dan memiliki pola komunikasi yang dapat membangun team work sehingga apa yang menjadi visi dan misi PLN tercapai serta mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Komunikasi internal yang efektif didukung oleh unsur-unsur komunikasi seperti media komunikasi. Media internal yang digunakan oleh PT. PLN(persero) APJ Mojokerto berupa nota dinas, email (intra-net), papan pengumuman, dan majalah dinding.

Masalah yang sering terjadi dalam organisasi PLN APJ Mojokerto adalah komunikasi yang terjadi pada atasan dan bawahan. Misalnya pada proses pengambilan keputusan, dimana penyampaian informasi mengenai tugas salah satu divisi yaitu pelayanan gangguan teknik terjadi perselisihan karena terjadi perbedaan keputusan untuk melakukan pemadaman bergilir. Atasan memerintahkan pemadaman bergilir dipersingkat selama 2 jam sedangkan prosedur pemadaman dilakukan selama 4 jam berjumlah 3 kecamatan yang cukup luas. Sehingga hal tersebut memicu perselisihan.

Atasan yang tidak mau membuka diri dalam menerima masukan dari bawahan berakibat kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan mempersulit dan membuat bawahan kurang memahami pendelegasian tugas yang diberikan. Sehingga pada saat manager mengirimkan pesan tertulis tentang target yang harus dicapai dengan tujuan memberikan motivasi pada karyawan guna meningkatkan produktivitas, hal tersebut menjadi kendala dalam melakukan komunikasi antara atasan dan bawahan.

Begitu pula dalam menetapkan kebijakan lembur, bawahan tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Atasan memutuskan tidak ada uang lembur maupun tambahan day off sebagai pengganti lembur. Yang terjadi di lapangan adalah bawahan mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal. Masalah lain yang terjadi adalah atasan sering tidak menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan bawahan sehingga hal tersebut berlanjut pada kemudian hari.

(6)

6

menghubungkan dan membangkitkan kinerja antara bagian dalam organisasi sehingga tercapai mutual understanding.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian yang bersifat ilmiah harus menggunakan suatu metode penelitian yang tepat, sehingga penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenaran analisis data ilmiah. Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah serta teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Riset dengan penelitian ini adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian regresi. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda anak dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2009, h. 275).

Dalam teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive random sampling. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2007, h, 154). Kriteria tertentu tersebut merujuk pada kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel sebagian karyawan di organisasi PLN APJ Mojokerto. Menurut Nursalam (2008, hal, 92) untuk mengetahui jumlah besar sampel dari populasi menggunakan rumus sebagai berikut :

( )

2

1 N d

N n

+ =

Dimana :

n : Jumlah sampel yang ingin dicari N : Jumlah populasi

d : Derajat kesalahan (0.05). (Nursalam, 2008).

( )

2

1 N d

N n

+ =

100 =

1 + 100 (0,05)2

100 =

(7)

7 100

=

1 + 0.25

= 80

= 80 responden

Teknik Pengumpulan Data dengan kuesioner (angket). Dalam penelitian ini skala yang dipakai adalah skala likert. Skor responden responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala (Nazir, 2009, h, 338).

Uji Validitas, Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006, h, 168). Bila peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Jenis penelitian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk (construct validity), menunjukkan seberapa baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Jogiyanto, 2008, h, 59). Pengujian validitas konstruk ini digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dari variabel yang diuji validitasnya (Arikunto, 2006, h, 160). Untuk mengetahui indeks validitas angket/kuesioner secara umum digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Validitas sebuah alat ukur ditentukan dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Valid tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5%, rumus product moment dapat diketahui sebagai berikut :

Rumus :

∑XY - (∑X)(∑Y)/n rxy =

√[(∑X² - (∑X)²][∑Y²-(∑Y)²/n]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

X = skor item X Y = skor item Y

N = banyaknya sampel dalam penelitian

(8)

8

bagus. Bila harga korelasi di bawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2004, hal. 142-143).

Uji Reliabilitas, Azwar (2006, h, 4) mengemukakan bahwa reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan

ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable), sedangkan dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Menurut Arikunto (2006, h, 178), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel (dapat dipercaya atau diandalkan) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap suatu kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel. Untuk mengujinya digunakan

alpha cronbach dengan rumus sebagai berikut : Rumus :

k ∑σb 2 r = [ ] [1- ] k – 1 σt 2 Keterangan :

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb 2 = jumlah varians butir

σt 2 = jumlah varians total

Instrumen dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Bila nilai alpha lebih kecil dari 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel dan sebaliknya jika alpha lebih besar dari 0,6 maka dinyatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5

Batasan Skor Reliabilitas Cronbach’s Alpha

Skor Reliabilitas

< 0,50 Rendah

0,50 – 0,60 Cukup

0,70 – 0,80 Tinggi

Sumber: Jogiyanto, 2008, Pedoman Survei Kuesioner. Hal 52

(9)

9

Tabel berikut menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap variabel iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2) teknologi informasi organisasi (X3) variabel motivasi kerja karyawan (Y)

Tabel 5

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X1), Aliran Informasi Organisasi (X2) Teknologi Informasi Organisasi (X3) Variabel

Motivasi Kerja Karyawan (Y)

Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas Keterangan X1

Teknik Analisis Data, Setelah data diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang sesuai. Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode analisis statistik. Pengolahan data statistik adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data melalui angka-angka. Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi dengan bantuan SPSS.

Salah satu penggunaan statistik adalah untuk memutuskan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak. Dalam hubungannya dengan pengujian hipotesis, seorang peneliti dapat saja terjerumus ke dalam jurang error. Jika sebuah hipotesis ditolak, di mana sebenarnya hipotesis tersebut harus diterima, maka dikatakan, peneliti tersebut telah membuat error tipe I. Di lain pihak, jika suatu hipotesis yang seharusnya ditolak, tetapi diterima, peneliti telah membuat error tipe II. Sudah terang tipe error apa yang diperbuat sangat tergantung dari cara seseorang memformulasikan hipotesisnya (Sugiyono, 2009, h. 393).

Persamaan regresi

Adapun persamaan umum regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

X1 = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

(iklim komunikasi organisasi).

X2 = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

(aliran informasi organisasi).

X3 = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

(teknologi informasi organisasi). Pengujian Hipotesis

1. Melakukan Uji F (serempak)

(10)

10

bersama-sama terhadap variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : b1∑X1Y + b2∑X2Y + b3∑X3Y

Ry(1,2,3) =

∑Y2

Berikut adalah langkah-langkah pengujiannya : 1) Menentukan Formulasi Hipotesis

a. H0 = β1 = β2 = β3

berpengaruh secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan Artinya variabel iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2) teknologi informasi organisasi (X3) variabel motivasi kerja karyawan (Y).

b. H1≠β1≠β2≠β3

Artinya variabel iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), dan teknologi informasi organisasi (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel motivasi kerja karyawan (Y).

c. Taraf Signifikansi

Pada penelitian ini, taraf signifikasi yang dipilih sebesar 95% (a = 5%).

d. Penarikan Kesimpulan

Apabila nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau nilai signifikan

F lebih kecil 0,05 maka H0 di tolak dan Hi diterima artinya variabel

iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3) berpengaruh terhadap variabel motivasi kerja karyawan (Y).

Apabila Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel atau nilai signifikan F

lebih besar 0,05 maka H0 diterima dan Hi di tolak artinya variabel iklim

komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3) berpengaruh terhadap variabel motivasi kerja karyawan (Y).

2. Melakukan Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikasi pengaruh secara parsial variabel iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3) terhadap variabel motivasi kerja karyawan (Y).

(11)

11 PEMBAHASAN

Pada hasil penelitian ini jika dikaitkan dengan hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaannya. Untuk menjelaskan hal tersebut berikut dibahas mengenai penelitian terdahulu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang membahas tentang motivasi karyawan yang dilakukan oleh Kiki Hana Putri dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Yamaha Musical Products Indonesia, Pasuruan, Jawa Timur). Hasil analisis statistik inferensial untuk pengujian simultan diketahui ada pengaruh antara variabel Perilaku Tugas (X1), dan Perilaku Hubungan (X2) secara simultan berpengaruh terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y). Hasil pengujian secara parsial diketahui nilai signifikansi t variabel Perilaku Tugas (X1) dan Perilaku Hubungan (X2) adalah 0,000 dan nilai signifikansi α sebesar 5% sehingga sig t ≤ sig α (0,000 ≤0,05), sehingga secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Perilaku Tugas (X1) dan variabel Perilaku Hubungan (X2) terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiki Hana Putri diatas terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Perbedaan terletak pada variabel independen yang digunakan. Jika pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kiki Hana variabel independen yang digunakan adalah perilaku tugas (X1), dan perilaku hubungan (X2) sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti sekarang variabel yang digunakan adalah variabel komunikasi organisasi yang terdiri dari variabel iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3). Dari penelitian tersebut, terdapat pula persamaannya antara penelitian terdahulu dan penelitian ini yaitu sama-sama menggunkan variabel terikat yang diteliti yaitu motivasi kerja karyawan dan sama-sama menggunakan alat statistik regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan analisis perhitungan regresi linear berganda terdapat pengaruh simultan variabel iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan. Sebagaimana diketahui variabel iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi dianggfap mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2007, h, 220). Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu. Kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.

(12)

12

dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Komunikasi organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Komunikasi organisasi meliputi iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi.

Iklim komunikasi organisasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dan interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi (Pace dan Faules, 2013, h. 149).

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi. Iklim komunikasi organisasi yang mencerminkan semangat kerja yang tinggi diantara karyawan akan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan tersebut dan menyebabkan karyawan mempunya semangat dan motivasi kerja tinggi.

Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota - organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi (Pace dan Faules, 2013, h. 155), untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempumaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-benar merusak keputusan yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi.

Aliran informasi organisasi merupakan penyampaian suatu pesan, interpretasi penyampaian tersebut, dan penciptaan penyampaian lainnya. Penciptaan, penyampaian, dan interpretasi pesan merupakan proses yang mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi.

(13)

13

Aliran komunikasi yang lancar jelas dan sampai sesuai dengan kebutuhan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Kelancaran aliran informasi organisasi menyebabkan karyawan bisa dengan mudah memahami perintah dan tanggung jawab kerja, tanpa harus bersusah-susah menemui tas untuk sekedar minta penjelasan mengenai perintah yang diberikan.

Teknologi informasi organisasi seperti teknologi komunikasi komputer, surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board) mengubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi.

Komunikasi bermedia komputer memperlancar penanggulangan hambatan-hambatan karena batasan ruang dan waktu; jadi, lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan lagi. Dengan teknologi baru bermedia komputer ini, pegawai dapat berhubungan dengan siapa pun, dan di mana pun dalam organisasinya.

Sudah bukan masalah lagi apakah mereka satu gedung dengan kantor mereka, atau mereka dipisahkan oleh jarak geografis. Karena pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hierarki tradisional dan hambatan-hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi dapat hilang karena hubungan yang melekat dengan proses komunikasi organisasi. Komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, perilaku, dan keputusan organisasi.

Adanya teknologi informasi organisasi menjadikan karyawan mudah dalam mengakses informasi dan mudah dalam melakukan komunikasi organisasi. Kondisi inilah yang bisa dianggap mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi keseluruhan dari variabel-variabel pengaruh iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi,dan teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan dapat dilihat dari nilai R Square yakni 0.670. Ini mengandung arti bahwa pengaruh iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi, teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 0.670 atau 67% sedangkan sisanya sebesar 33% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen memiliki daya penjelas yang cukup tinggi karena menghasilkan nilai koefisien determinasi yang lebih besar dari 50%.

Pengujian pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat dilakukan melalui uji F. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi,dan teknologi informasi organisasi secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.

(14)

14

Berdasarkan pengujian secara parsial, hasil analisis mampu membuktikan adanya pengaruh positif variabel aliran informasi organisasi dan teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan. Sedangkan variabel iklim komunikasi organisasi tidak memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.

Dari uji hipotesis secara parsial dapat diketahui bahwa variabel teknologi informasi organisasi memberikan pengaruh paling dominan terhadap motivasi kerja karyawan.

Variabel teknologi informasi organisasi yang digunakan adalah teknologi komunikasi komputer, seperti surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board) mengubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi.

Komunikasi bermedia komputer memperlancar penanggulangan hambatan-hambatan karena batasan ruang dan waktu; jadi, lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan lagi. Dengan teknologi baru bermedia komputer ini, pegawai dapat berhubungan dengan siapa pun, dan di mana pun dalam organisasinya.

Variabel teknologi informasi organisasi yang dinilai dari macam-macam teknologi informasi dalam organisasi, manfaat teknologi informasi dalam organisasi dan penerapan teknologi informasi dalam organisasi tersebut dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Pada intinya teknologi informasi organisasi yang diterapkan oleh PLN Cabang Mojokerto ini sudah baik, tetapi harus tetap dipertahankan hal ini dapat dilakukan seperti perusahaan sudah menggunakan komputer, seperti surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board).

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial, variabel model iklim komunikasi organisasi tidak ada pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Variabel iklim komunikasi organisasi diukur dari anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik-praktik pengelolaan, struktur organisasi, pedoman organisasi. Jelaslah bahwa sudah seharusnya perusahaan mengelola iklim komunikasi organisasi dengan lebih baik lagi untuk sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(15)

15 Hasil Uji F

KESIMPULAN

Dari analisis dan pembahasan yang digunakan sesuai pada hipotesis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Dalam menguji secara serempak dengan menggunakan uji F dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan pengaruh iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2), teknologi informasi organisasi (X3) terhadap motivasi kerja karyawan (Y)

2) Dalam menguji secara parsial dengan menggunakan uji t dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh secara parsial variabel aliran informasi organisasi (X2) dan teknologi informasi organisasi (X3) terhadap motivasi kerja karyawan (Y). Sedangkan variabel iklim komunikasi organisasi (X1) tidak ada pengaruh terhadap terhadap motivasi kerja karyawan.

3) Dengan melihat koefisien beta atau koefisien regresi yang tertinggi pada hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan di PLN Cabang Mojokerto adalah variabel teknologi informasi organisasi (X3).

ANOVAb

7.113 3 2.371 14.907 .000a

12.087 76 .159

19.200 79 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), teknologi informasi organisasi (X3), iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2)

a.

Dependent Variable: motivasi kerja (Y) b.

Model Summary

.809a .670 .546 .5988

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), teknologi informasi organisasi (X3), iklim komunikasi organisasi (X1), aliran informasi organisasi (X2)

(16)

16 SARAN

Beberapa saran yang dapat diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan bagi PT PLN APJ Mojokerto antara lain: 1. Mengacu pada hasil penelitian yang menunjukkan pada variabel-variabel

yang ada untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, perusahaan harus memperhatikan akan adanya pengaruh iklim komunikasi organisasi, aliran informasi organisasi, teknologi informasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan.

2. Hendaknya perusahaan mempertahankan teknologi informasi organisasi karena variabel ini ternyata memberikan pengaruh dominan terhadap motivasi kerja karyawan. Teknologi informasi organisasi yang harus dipertahankan oleh perusahaan seperti penggunaan komputer, seperti surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging, faksimil, dan papan buletin komputer (computer bulletin board).

3. Hendaknya perusahaan lebih meningkatkan pengelolaan teknologi informasi organisasi untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Model tersebut meliputi meningkatkan adaptasi dengan lingkungan, pro aktif pada kegiatan-kegiatan pemerintah, selalu memperhatikan aktivitas gerakan LSM, mempercepat sistem adaptasi dalam pemenuhan berbagai kebutuhan organisasi, meningkatkan perhatian terhadap proses organisasi interpersonal dan kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Djaali, H. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga : sebuah perspektif Pendidikan Islam, Jakarta : PT Rineka Cipta

Faules, Don F., dkk. 2006. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hardjana, Andre. 2000. Audit Komunikasi, Teori dan Praktek. Jakarta : Grasindo.

Jiwanto, Gunawan. 1985. Komunikasi Dalam Organisasi. Yogyakarta : ANDI OFFSET

Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner. Yogyakarta: BPFE.

Koentjoroningrat 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

(17)

17

Kuswarno, Engkus. 2008. Metode Penelitian Komunikasi : Etnografi Komunikasi. Bandung : Widya Padjajaran.

Luluk A, Zuyina, dkk. 2010. Psikologi Kesehatan. Jogjakarta : Nuha Medika.

Marzuki. 1989. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE

Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi, Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang : UMM Press.

Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Sari, Farida Kurnia. 2010. Analisis Strategi Pemasaran Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Studi Pada Usaha Gerabah Merah “Seni Kria Pottery” Kota Malang). Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya.

Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali

Sopiah. 2008. Perilaku organisasional. Yogyakarta: Andi Offset

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

____________. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

____________. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah B. 2010. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara.

(18)

18

Widjaja, Tunggal Amin. 1992. Management Audit Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Widayatun, Tri Rusmi. 2010. Ilmu Perilaku. Jakarta : DepKes RI.

Yandiyanto. 2009. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung : M2S Bandung

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Internet :

Gambar

Tabel 5
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X1), Aliran

Referensi

Dokumen terkait

Mereka sudah menjadi warga kehormatan yang meramaikan aktivitas warga Desa, adapun kegiatan yang telah dilakukan meliputi: (1) koleksi data mulut gua dan telaga

A K-vitamin antagonisták jellemzői, hogy szűk te- rápiás tartománnyal rendelkeznek, számos gyógyszer- és étel-interakció fellépésére lehet számítani, illetve, hogy

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat t riwulan I- 2016 ( y-on-y ), sumber utama pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat Triwulan I-2016

The aim of this research is to find out whether active knowledge sharing is effective to teach reading in recount text at junior high school especially of eight grade students

Simpulan dari penelitian ini adalah dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar lari pada peserta didik kelas IV SD Negeri Sambi 3 Sambirejo

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan hasil analisa data penelitian yang telah diperoleh terhadap 68 anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Makam

(Ahli Bahasa: Widjaja Kusuma).. bimbingan dan latihan yang terarah, intensif, dan terprogram sejak usia dini. Selain itu, ada bergam bentuk komunikasih lain di samping bahasa

Apotik menyediakan segala macam jenis obat untuk masyarakat, penjualan obat pada apotik cinta sehat telah menerapkan sistem komputerisasi dalam pencarian obat, agar