• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DESENTRALISASI. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN DESENTRALISASI. pdf"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DESENTRALISASI HIBAH BERSAING

KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Tahun pertama dari rencana 2 tahun

Tim Pengusul :

Ketua Dr. H. Soeparlan Kasyadi 0310025502

Anggota Yuli Haryanto, M.Kom 0311077506

Anggota Eko Harli, M.Kom 0319068602

Dibiayai oleh :

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Kopertis Wilayah III Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian

Bagi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Nomor : 204/K3/KM/2014, Tanggal 7 Mei 2014

(2)

ii

RINGKASAN

Rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tertuang pada Rencana Kerja Lima Tahunan yang dirumuskan pada Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sudah memiliki sistem informasi yang dikelola oleh Biro Humas dan EDP. Untuk dapat mengetahui sejauh mana perubahan rencana strategik sistem informasi yang ada dapat berperan dan mengarah pada aktifitas organisasi, perlu adanya kajian yang dapat digunakan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan sistem informasi/teknologi informasi. Kajian rencana strategik sistem informasi/teknologi informasi ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategi, dan dinamik menjadi bagian–bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi tentang sejauh mana efektifitas pada penerapan rencana strategik sistem informasi di jajaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Selain itu, bertujuan untuk memberikan rekomendasi pengembangan rencana strategik sistem informasi yang layak dan dapat menunjang profesionalisme penentuan kebijakan terhadap aktivitas layanan publik dan kinerja organisasi Gerakan Pramuka. Target luaran yang ingin dicapai adalah skema rencana kerja sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang dituangkan dalam Program Kerja Tahunan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Petunjuk Pelaksanaan Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang dapat diterapkan oleh jajaran kwartir di bawahnya hingga tingkat gugusdepan.

(3)

iii PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas penelitian dan pengabdian sebagai wujud pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.

Penelitian desentralisasi hibah bersaing merupakan program Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kopertis Wilayah III Jakarta. Penelitian yang berjudul “Kajian Efektifitas Rencana Strategik Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process adalah salah satu program penelitian desentralisasi hibah bersaing yang berfokus pada organisasi Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepemudaan di Indonesia.

Penelitian ini mengkaji rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang telah dirumuskan pada Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka setiap 5 (lima) tahun. Penelitian mengambil objek atau sampel pada beberapa kwartir daerah yang berkedudukan di tingkat provinsi di Indonesia di antaranya yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

Laporan akhir penelitian yang disusun secara sistematis ini adalah bagian dari proses pelaksanaan penelitian yang memaparkan hasil penelitian agar dapat dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap penelitian ini. Laporan ini dapat menjadi tolak ukur terhadap pencapaian kegiatan penelitian sehingga rencana kegiatan selanjutnya dapat disusun lebih baik lagi.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan penelitian ini mulai dari penyusunan proposal hingga pelaksanaan penelitian berjalan selama ini. Demikian laporan akhir penelitian ini kami buat, agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penyusunan laporan penelitian berikutnya.

Jakarta, 10 Nopember 2014 Ketua Peneliti

(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

RINGKASAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Target Luaran ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Definisi Sistem Informasi ... 4

B. Strategi Manajemen Informasi ... 4

C. Kerangka Kerja Sistem Informasi ... 5

D. Analytical Hierarcy Proccess ... 6

E. Penelitian yang Relevan ... 10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 13

A. Tujuan Penelitian ... 13

B. Manfaat Penelitian ... 13

BAB IV METODE PENELITIAN ... 14

A. Populasi dan Sampel ... 14

B. Metode Pengumpulan Data ... 14

C. Instrumentasi ... 15

D. Penggabungan Pendapat Responden ... 18

E. Lokasi Penelitian ... 19

F. Road Map Penelitian ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan Penelitian ... 25

(5)

v

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA... 37

A. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ... 37

B. Pengolahan Data Lanjutan... 38

C. Perancangan Aplikasi ... 38

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Simpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 43

A. Kuisioner Penelitian ... 43

B. Jurnal Ilmiah ... 53

C. Sarana dan Prasarana Pendukung ... 59

D. Susunan Organisasi Tim Peneliti ... 60

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel keuntungan menggunakan AHP ... 8

Tabel 2 Skala perbandingan Saaty ... 9

Tabel 3 Tabel Rasio Inkonsisten ... 34

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner ... 43

Lampiran 2 Jurnal Ilmiah ... 53

Lampiran 3 Sarana dan Prasarana Pendukung ... 59

Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Peneliti ... 60

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan sistem informasi/teknologi informasi dirancang sedemikian rupa pada jajaran instansi pemerintahan dan organisasi masyarakat di Indonesia melalui sebuah rencana strategik jangka pendek dan jangka panjang. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka merupakan salah satu organisasi kepemudaan yang memanfaatkan era globalisasi informasi dalam melaksanakan visi dan misinya melalui berbagai penerapan sistem informasi di jajarannya hingga tingkat gugusdepan.

Rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka tertuang pada Rencana Kerja Lima Tahunan yang dirumuskan pada Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sudah memiliki sistem informasi yang dikelola oleh Biro Humas dan EDP. Tanggung jawab sistem informasi berada pada Biro Humas dan jajarannya, mengikuti perubahan struktur organisasi yang berada di lingkungan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama masa bakti 5 (lima) tahun. Salah satu implementasi rencana strategik sistem informasi tersebut yaitu perencanaan dan pengembangan aplikasi dekstop dan jaringan koneksi lokal (internal) kantor serta koneksi LAN antar beberapa instansi terkait yang terus dilakukan. Walaupun teknologi komputer sudah digunakan untuk aktivitas pekerjaan sehari-hari, namun belum semua pengolahan data menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu yang dapat mempermudah proses pengolahan data. Di samping itu, pengelolaan struktur koneksi jaringan lokal baru saja diterapkan dan membutuhkan pengembangan sesuai kebutuhan pada jajaran kwartir yang ada di Gerakan Pramuka.

(8)

2

secara langsung meningkatkan kinerja pengguna sistem informasi. Seluruh komponen yang ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendapatkan peluang untuk memberdayakan potensi, manajemen, administrasi dan finansial secara independen dan bertanggung jawab.

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengetahui sejauh mana perubahan rencana strategik sistem informasi yang ada dapat berperan dan mengarah pada aktifitas organisasi, perlu adanya kajian yang dapat digunakan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan sistem informasi / teknologi informasi. Kajian rencana strategik sistem informasi / teknologi informasi ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Dalam kerangka manajemen hubungan antara pengguna (user) pada fasilitas sistem informasi dan masyarakat sebagai penerima jasa layanan publik, perlu diketahui apakah rencana strategik sistem informasi memiliki peran penting dalam pengembangan organisasi kepramukaan di Indonesia. Adapun rumusan masalah adalah :

a. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi rencana strategik sistem informasi di lingkungan organisasi?

b. Bagaimana rencana strategik sistem informasi di lingkungan Gerakan Pramuka dapat diimplementasikan pada setiap jajaran kwartir yang ada di bawahnya?

c. Bagaimana penerapan rencana strategik sistem informasi yang ada dalam mendukung proses pelayanan publik?

d. Apakah rencana strategik sistem informasi terus melakukan perubahan dalam kurun waktu satu masa bakti kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi tentang sejauh mana efektifitas pada penerapan rencana strategik sistem informasi di jajaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Daerah di Indonesia.

(9)

3

D. Target Luaran

Luaran tahunan yang menjadi prioritas penelitian ini antara lain :

1. Skema rencana kerja sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang dituangkan dalam Program Kerja Tahunan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2. Jurnal ilmiah penelitian rencana strategik sistem informasi.

(10)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi merupakan sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model, output, teknologi, basis data (database), kontrol atau komponen pengendali (WIKI, 2010). Definisi lain tentang sistem informasi menyebutkan bahwa sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi merupakan proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan tertentu.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Suatu sistem informasi (SI) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

B. Strategi Manajemen Informasi

(11)

5

Gambar 1. Orientasi Manajemen Informasi

C. Kerangka Kerja Sistem Informasi

Kerangka kerja adalah seperangkat tujuan dan kebijakan pengelolaan informasi yang efektif. Kerangka kerja merupakan sebuah program untuk memperkenalkan manajemen informasi untuk memenuhi tujuan, pembuatan dan pemeliharaan dari arsitektur informasi dan model bisnis atau perusahaan, jasa informasi apa yang harus disediakan, dan bagaimana organisasi menawarkan cara yang paling efektif, dan isu implementasi apa yang ada dan bagaimana mengatasinya. Berikut ini bagan kerangka kerja rencana strategik sistem informasi :

(12)

6

Tahapan Deterministik (Perumusan Alternatif

dan Kriteria)

Tahapan Probalisitik (Peneteapan Nilai dan

Variasinya)

Tahapan Informasional Pengambilan Keptusan

Pengumpulan Informasi Informasi Awal

Pengumpulan Informasi Baru Informasi Baru

Penggunaan sistem informasi, pemanfaatan informasi oleh individual, kelompok maupun organisasi merupakan variabel inti dalam riset rencana strategik sistem informasi, sebab sebelum digunakan terlebih dahulu dipastikan tentang rancangan atau perencanaan yang akan digunakan tentang sistem informasi tersebut. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang ada pada individu/organisasi yang menggunakan teknologi komputer. Pendapat tersebut oleh Sri Astuti pada tahun 2001 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Guimares dan Ramanujan pada tahun 1996, menemukan bahwa penerapan TI dalam suatu organisasi mendorong terjadinya perubahan revolusioner terhadap perilaku individu dalam bekerja, dan dalam konteks penggunaan PC, kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan bahwa penggunaan komputer akan memberikan manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya (NUR, 2000).

D. Analytical Hierarcy Process (AHP)

Mengambil keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada dengan harapan bahwa akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif–alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan itu dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan sistem penunjang keputusan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua kerangka kerja, meliputi :

1. Pengambilan keputusan tanpa percobaan

2. Pengambilan keputusan yang berdasarkan suatu percobaan.

Pengambilan keputusan tanpa berdasarkan eksperimen, dilakukan dengan cara menyusun secara sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi bagi masalah yang diharapkan. Teori ini dikembangkan sejalan dengan pendekatan statistik di mana secara sederhana, keputusan yang dihasilkan diupayakan mempunyai pengaruh kesalahan seminimum mungkin.

(13)

7

Pada gambar bagan siklus dari informasi awal yang dikumpulkan, dilakukan pendefinisian dan penghubungan variabel–variabel yang mempengaruhi keputusan pada tahap deterministik. Setelah itu dilakukan penetapan nilai untuk mengukur tingkat kepentingan variabel–variabel tersebut tanpa memperhatikan unsur–unsur ketidakpastian. Pada tahap probabilistik, dilakukan penetapan nilai ketidakpastian secara kuantitatif yang meliputi variabel–variabel yang sangat berpengaruh. Setelah didapatkan nilai–nilai variabel, selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap nilai–nilai tersebut pada tahap informasional untuk menentukan nilai ekonomisnya pada variabel-variabel yang cukup berpengaruh, sehingga didapatkan suatu keputusan. Keputusan yang dihasilkan dari tahap informasional dapat langsung ditindaklanjuti beberapa tindakan, atau dapat dikaji ulang dengan mengumpulkan informasi tambahan dengan tujuan untuk mengurangi kadar ketidakpastian. Jika hal ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga tahap tersebut, begitu seterusnya.

(14)

8

perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Dr. Thomas L. Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara yang konsisten untuk mengubah perbandingan berpasangan/pairwise, menjadi suatu himpunan bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif.

AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena digambarakan secara grafis, sehingga dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan – keputusan lebih kecil yang dapat ditangani lebih mudah. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang. Beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan pesoalan pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Keuntungan Menggunakan AHP (MARIMIN 2005, p77-78)

KEUNTUNGAN KETERANGAN

Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal yang mudah

dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur

Kompleksitas AHP memadukan rancangan deduktif dan

rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks

Saling

Ketergantungan

AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear

Penyusunan Hierarki

AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen – elemen suatu sisatem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat

Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal – hal

dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas

Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan –

pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas.

Sintesis AHP menentukan ke suatu taksiran menyeluruh

tentang kebaikan setiap alternatif

Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan mereka

Penilaian dan

Konsesus

AHP tidak memaksakan konsensus tetapi

(15)

9

KEUNTUNGAN KETERANGAN

Pengulangan Proses

AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.

Adapun prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Hierarki.

Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif.

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut (Saaty,1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Skala Perbandingan Saaty (MARIMIN 2005, p79)

NILAI KETERANGAN

1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A jelas lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 A mutlak lebih penting dari B

2, 4, 6, dan 8 Apabila ragu – ragu antara dua nilai yang berdekatan

Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 (satu) dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A.

3. Penentuan Prioritas.

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matrik atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

4. Konsistensi Logis.

(16)

10

E. Penelitian Relevan

1. Oyku Alanbay, ERP Selection Using Expert Choice Software

Oyku Alanbay, dari Universitas Biligi (Istambul-Turki) mengadakan penelitian pada tahun 2005 tentang perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning), dengan judul ERP Selection Using Expert Choice Software. Metodologi yang digunakan oleh Alanbay dalam memilih perangkat lunak tersebut menggunakan perbandingan multi kriteria dengan pendekatan AHP (Analytic hierarchy process) dengan tools software Expert Choice. Adapun perangkat lunak yang dikaji sebagai alternatif seleksi yaitu SAP dan AXAPTA.

(17)

11

informasi yang digunakan perusahaan dan menggunakan metode yang sama yaitu Analytical Hierarchy Preocess (AHP).

3. Sharad K. Maheshwari dan Michael P. McLain, Selection of Accounting Software Tools for Small Businesses: Analytical Hierarchy Process Approach.

Adapun evaluasi dalam pemilihan perangkat lunak akuntansi sebagaimana yang dilakukan oleh Sharad K. Maheshwari dan Michael P. McLain dibagi kedalam empat kriteria utama, yaitu Cost, Features, Support, dan Performance. Kesimpulan dari penelitian Maheshwari adalah dari tiga perangkat lunak yang dijadikan alternatif berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang terdapat pada Gambar berikut yaitu QuickBooks, Peachtree, dan MS Small Business Accounting, ternyata Peachtree menduduki rangking pertama dengan nilai 0.356 point, disusul QuickBooks dengan 0.345 point, dan MS Small Business dengan 0.299 point.

Detail kriteria dan sub kriteria sebagaimana gambar berikut:

Gambar 4. Hirarki Accounting Software Selection (Maheshwari,2006, p41)

4. Hilyah Magdalena, Pemilihan Software Berbasis Open Source untuk Aplikasi Digital Library Berbasis Web.

(18)

12

Adapun level 1 kriteria yaitu teknologi, pengguna, dan dukungan pihak pengembang, level 2 kriteria terdiri dari 20 kriteria yang didapat dari kelebihan khusus untuk perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library. Sedangkan untuk level 3 alternatif ada tiga yaitu GDL, Senayan, dan Greenstone. Dalam memilih perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library ini, menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan tool menggunakan Expert Choice 2000. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian diatas, dengan menggunakan metode yang sama tapi dengan pemilihan Software yang berbeda.

5. Metode Penelitian Oyku Alanbay

Oyku Alanbay, dari Universitas Biligi (Istambul-Turki) pada tahun 2005 mengadakan penelitian dalam hal pemilihan perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning), dengan judul ERP Selection Using Expert Choice Software. Terdapat 15 (lima belas) sub kriteria yang digunakan yang semunya dikelompokan kedalam 3 (tiga) keriteria utama dapat dilihat pada gambar2.5, yaitu:

a. Technology-Related: (1) Flexibility, (2) Implementability, (3) Systems Requirements, (4) Real Time Change, (5) Back-up System, (6) Internet Integration.

b. User-Related: (7) Customization, (8) User Friendliness, (9) Reporting & Analysis Features, (10) Integration with Other Software/Applications;

c. Vendor-Related: (11) After Sales Support & Training, (12) Maintenance; (13) Cost, (14) Vendor Credentials, (15) Financing Option.

Hirarki kriteria utama dan sub kriteria dalam pemilihan perangkat lunak ERP selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(19)

13

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan identifikasi, analisis, dan evaluasi tentang sejauh mana efektifitas pada penerapan rencana strategik sistem informasi di jajaran Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Daerah di Indonesia.

2. Memberikan rekomendasi pengembangan rencana strategik sistem informasi yang layak dan dapat menunjang profesionalisme penentuan kebijakan terhadap aktivitas layanan publik dan kinerja organisasi Gerakan Pramuka

B. Manfaat Penelitian

1. Kajian efektifitas rencana strategik sistem informasi ini dapat menjadi referensi pihak-pihak terkait yang terlibat dalam peningkatan profesionalitas organisasi. 2. Kajian efektifitas rencana strategik sistem informasi dapat berguna dan menunjang

pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan publik khususnya yang melibatkan keberadaan Gerakan Pramuka di masyarakat.

3. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi penyusunan Rencana Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada Musyawarah Nasional (MUNAS).

(20)

14

BAB IV

METODE PENELITIAN

Dilihat dari jenis informasi yang dikelola, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri(Independen) tanpa membuat perbandingan atau membangun hubungan dengan variable yang lain (Prabowo,2010) Penelitian Deskriptif dimana penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. (Mudjiono 2007). Penelitian Kuantitatif dimana peneliti melakukan pengujian dari hipotesa dengan teknik-teknik statistik. Data statistik tersebut didapatkan dari kuisioner dengan menggunakan metode pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP) dan kemudian diuji dengan menggunakan tool atau software Expert Choice2000.

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau obyek yang akan diteliti, populasi dalam ilmu sosial adalah manusia dalam suatu masyarakat, besar atau jumlah populasi tersebut ada yang dapat ditetapkan secara pasti dan ada pula yang tidak ditetapkan secara pasti. Sampel adalah bagian bagian dari populasi penelitian yang dipilih sebagai wakil representative dari keseluruhan untuk diteliti.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian paling penting dalam sebuah penelitian. Ketersediaan data akan sangat menentukan dalam proses pengolahan dan analisa selanjutnya. Karenanya, dalam pengumpulan data harus dilakukan teknik yang menjamin bahwa data diperoleh itu benar, akurat dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga hasil pengolahan dan analisa data tidak bias. Proses pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu :

(21)

15

2. Pengumpulan data sekunder, dikumpulkan dengan mengamati data, membaca dan mempelajari dan mengutip dari buku literatur.

C. Instrumentasi

Instrumentasi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan dengan mengacu kepada hirarki yang telah dibuat dari kriteria-kriteria dan sub-sub kriteria berdasarkan skala Saaty 1 – 9 dengan metode Pairwise Comparison. Dalam menentukan prioritas langkah pilihan strategis pada penentuan efektifitas rencana strategik sistem informasi ini diusulkan 16 (enam belas) sub kriteria yang dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kriteria utama yakni kriteria manajemen puncak, kriteria teknologi, dan kriteria efektifitas sistem informasi. Penyusunan dan pengelompokan kriteria utama ini berdasarkan hirarki yang disusun oleh Alanbay. Untuk sub kriteria dilakukan modifikasi dan disesuaikan dengan subjek penelitian ini, dimana subjek penelitian Alanbay adalah software ERP yang bersifat commercial sementara subyek penelitian yang penulis kaji adalah rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Peneliti melakukan kajian terhadap pelaksanaan atau implementasi rencana strategik sistem informasi yang ada pada 6 (enam) kwartir daerah Gerakan Pramuka sebagai objek penelitian.

Rincian sub kriteria dalam kajian efektifitas rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, disusun sebagai berikut :

a. Manajemen Puncak

1) Pimpinan memberi program pelatihan

2) Pimpinan ikut menggunakan sistem informasi 3) Pimpinan memberi motivasi dalam divisi 4) Pimpinan mengandalkan pihak luar 5) Pimpinan proaktif

6) Manajemen SI aktif membuat keputusan organisasi 7) Peran divisi sesuai dengan visi

8) Divisi setuju oleh manajemen sistem informasi

b. Teknologi

1) Fleksibilitas

(22)

16 3) Backup data

4) Manajemen kesalahan

c. Efektivitas Sistem Informasi

1) Efektifitas SI pada pekerjaan 2) Efektifitas SI pada komunikasi 3) Dampak SI pada keputusan

4) Efektifitas SI pada tanggung jawab 5) Sistem informasi organisasi

Berikut hirarki AHP dalam kajian efektifitas rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka :

MANAJEMENT PUNCAK TEKNOLOGI EFEKTIFITAS SISTEM

INFORMASI

KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

F

Gambar 6. Hierarki AHP dalam kajian efektifitas

(23)

17

1. Langkah 1, Menyusun Diagram Hirarki AHP

2. Memasukkan data Matriks Pairwise Comparison per level per responden pada aplikasi Expert Choice

Gambar 7. Contoh Matriks Pairwise Comparison

3. Memasukkan data Matrik Pairwise Comparison sesuai sub-kriteria per alternatif per responden

Gambar 8. Contoh Matriks Pairwise Comparison Sub Kriteria dan Alternatif

4. Lakukan perhitungan dengan dalam Expert Choice untuk menghitung hasil akhir seluruh responden

Gambar 9. Menu Perhitungan dalam Expert Choice

Kriteria A

Kriteria B

Kriteria C

Kriteria A

1

X

y

Kriteria B

1/x

1

z

(24)

18

5. Cek Nilai Inconsistency Gabungan melalui Expert Choice dan hitung dengan Random Index Oarkridge Laboratory

Gambar 10. Menu Expert Choice untuk Proses Pengolahan

6. Kalkulasikan nilai yang diterima adalah Consistency Ratio dengan nilai lebih kecil dan atau sama dengan 0,1.

Tabel 3. Skala Nilai Random Indeks Oarkridge (MARIMIN,2005,p87)

7.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh pada kesahihan hasil.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu CR ≤ 0,1.

Rumus CR (Consistency Ratio) adalah:

CR

=

CI

RI

1

max

n

n

λ

(25)

19

D. Penggabungan Pendapat Responden

Pada dasarnya AHP dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden saja. Untuk responden yang lebih dari satu, maka untuk mendapatkan hasil perhitungannya, harus digabungkan menggunakan rata-rata geometrik dengan rumus sebagai berikut ([MARIMIN 2005], 89):

i n

π

= i

G = n X

X .

1

dimana:

XG = rata-rata geometrik

n = jumlah responden

Xi = penilaian oleh responden ke-i

Hasil penilaian gabungan ini yang kemudian diolah dengan menggunakan software untuk AHP yang dikenal dengan nama Expert Choice.

Gambar 11. Responden Penggabungan dalam Expert Choice

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada :

1. Kantor Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jalan Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta Pusat.

Responden 1 Responden 2 Responden 3

…..

…..

……

Responden n XG = ni=πn1.Xi

Combined

Conto

ENTER

(26)

20

2. Kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka di wilayah Indonesia, sampel data yang diambil antara lain dari : Kwarda Sumatera Selatan, Kwarda DKI Jakarta, Kwarda Kalimantan Timur, Kwarda Sulawesi Selatan, Kwarda Yogyakarta, dan Kwarda Maluku.

F. Road Map

Tahun Pertama (dalam triwulan)

1 2 3 4

Tahun Kedua (dalam triwulan)

1 2 3 4

(27)

21

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian Efektifitas Rencana Strategik Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menggunakan pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) ini seluruhnya merupakan responden ahli yang berjumlah 5 (enam) responden. Pengertian responden ahli dalam hal ini adalah seluruh responden sangat memahami kinerja kwaritr daerah pramuka masing-masing. Kelima responden ahli tersebut mewakili Sekretaris Kwarda, Bidang Pusat Penelitian dan Pengembangan Kwarda, Andalan Daerah, Ka.Sekretariat Harian Kwarda.

Gambar di bawah ini merupakan hirarki yang diperoleh berdasarkan tahapan-tahapan Analytical hierarchy Process (AHP).

MANAJEMENT PUNCAK TEKNOLOGI EFEKTIFITAS SISTEM

INFORMASI

KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

F

Gambar 12. Kerangka Rancangan Efektifitas Rencana Strategik Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

(28)

22

Gambar 13. Hasil penggabungan responden terhadap kriteria

Gambar 14. Hasil penggabungan responden terhadap kriteria manajemen puncak

Gambar 15. Hasil penggabungan responden terhadap kriteria teknologi

Gambar 16. Hasil penggabungan responden terhadap kriteria efektifitas SI

Gambar 17. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak tentang Pimpinan Memberi Program Pelatihan

(29)

23

Gambar 19. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak Tentang Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar

Gambar 20. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak Tentang Pimpinan Proaktif

Gambar 21. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak Tentang Manajemen SI Aktif Membuat Keputusan Organisasi

Gambar 22. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak Tentang Peran Devisi Sesuai Dengan Visi

Gambar 23. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Manajemen Puncak Tentang Devisi SI Setuju Oleh Manajemen SI

(30)

24

Gambar 25. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Teknologi Tentang Backup data

Gambar 26. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Teknologi Tentang Manajemen Kesalahan

Gambar 27. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Teknologi Tentang Aplikasi Berbasis Web

Gambar 28. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Efektifitas Sistem Informasi Tentang Efektifitas SI Pada Pekerjaan

Gambar 29. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Efektifitas Sistem Informasi Tentang Efektifitas SI Pada Komunikasi

(31)

25

Gambar 31. Hasil penggabungan responden terhadap alternatif berdasarkan sub kriteria Efektifitas Sistem Informasi Tentang Efektifitas SI Pada Tanggung Jawab

B. Pembahasan Penelitian

1. Landasan dan Analisis Kriteria dan Sub Kriteria Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi.

Analisis pendapat gabungan para responden menunjukkan bahwa kriteria

“Teknologi” (nilai bobot 0,654 atau sebanding dengan 65,4% dari total kriteria) merupakan kriteria yang paling penting dalam menentukan Kajian Rencana Strategik Berdasarka Efektifitas Sistem Informasi.

Berikut ini disajikan bobot masing-masing kriteria Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi sebagai tool untuk menentukan Efektifitas Rencana Strategik.

Gambar 32. Kriteria Efektifitas Rencana Strategik Sistem Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Sebagai Tool Menentukan Efektifitas Sistem Informasi Beserta

Nilai Bobotnya

Kriteria berikutnya yang mempengaruhi penentuan Kajian Renstra Sistem Informasi Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi sebagai tool untuk menentukan Efektifitas Rencana Strategik adalah ” Manajemen Puncak” (nilai bobot 0,264 atau sebanding dengan 26,4% dari total kriteria). Hal ini memang penting diperhatikan, karena dalam hal Manajemen sebuah sistem memang harus memperhatikan dari sisi manajemen, baik itu terkait dengan Pimpinan ikut berperan maupun Devisi-devisi terkait untuk disesuaikan dengan kebutuhan.

Kriteria terakhir yang merupakan kriteria terkecil menurut pendapat responden

(32)

26

Adapun kriteria Efektifitas Sistem Informasi yang menempati urutan pertama memiliki 4 (empat) sub kriteria, yaitu: 1) Efektifitas SI Pada Pekerjaan; 2) Efektifitas SI Pada Komunikasi; 3) Efektifitas SI Pada Keputusan ; dan 4) Efektifitas SI Pada Pekerjaan.

Dari keempat sub kriteria ini, sub kriteria yang paling utama dinilai oleh responden ahli adalah sub kriteria Efektifitas SI Pada Pekerjaan (nilai bobot 0,495 atau 49,5% dari total sub kriteria yang ada). Hasil ini sangat relevan dengan kenyataan bahwa unsur Sistem Informasi Pada pekerjaan sangat penting untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada Kwartir Cabang maupun anggota pramuka

Gambar 33. Sub Kriteria dari kriteria Efektifitas SI Pada Pekerjaan dalam Penentuan Efektifitas Rencana Strategik SI Berserta Nilai Bobotnya

Kriteria Manajemen Puncak yang mendapatkan point kedua dari responden ahli, memiliki 8 (delapan) sub kriteria, yaitu 1) Pimpinan Memberikan Program Pelatihan; 2) Pimpinan Ikut Menggunakan SI; 3) Pimpinan Memeberi Motivasi Dalam Devisi; 4) Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar; 5)Pimpinan Proaktif; 6) Manajemen SI Aktif Membuat Keputusan Organisasi; 7) Peran Devisi Sesuai Dengan Visi; 8) Devisi SI Setuju Oleh Manaejeman SI. Berikut hasil penggabungan responden ahli beserta bobotnya :

Gambar 34. Sub Kriteria dari kriteria Manajemen Puncak dalam Kajian Renstra Berdasarkan Kajian Efektifitas Sistem Informasi

Hasil responden ahli memperlihatkan masalah “Pimpinan Memeberi Program

(33)

27

24,2% dari total sub kriteria yang ada). Faktor Pimpinan Memberi Program Pelatihan memang perlu diperhatikan dalam menentukan Efektifitas Renstra Sistem Informasi.

2. Landasan Prioritas dan Analisis Alternatif Kajian Renstra Sistem Informasi Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Berdasarkan Elemen Kriteria dan Sub Kriteria.

Pada penelitian ini terdapat 16 (enam belas) sub kriteria dan kriteria yang mempengaruhi prioritas alternatif dalam skala lokal yang diperoleh dari pengolahan data responden ahli, yaitu :

a. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Program Pelatihan.

b. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Ikut Menggunakan SI.

c. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Motivasi Dalam Devisi.

d. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar.

e. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Proaktif.

f. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Manajemen SI Aktif Membuat Keputusan Organisasi.

g. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Peran Devisi Sesuai Dengan Visi.

h. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Devisi SI Setuju Oleh Manajemen.

i. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Teknologi Perihal Flexibilitias.

j. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Teknologi Perihal Backup Data.

k. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Teknologi Perihal Manajemen Kesalahan.

(34)

28

m. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Vendor Related Perihal Support.

n. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Pekerjaan.

o. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada komunikasi.

p. Nilai bobot alternatif berdasarkan kriteria-sub kriteria : Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Keputusan

Berikut ini disajikan nilai Kajian Renstra Sistem Informasi yang berdasarkan Kriteria dan Subkriteria.

Gambar 35. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Program Pelatihan

Berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria – sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Program Pelatihan, diperoleh bahwa peran pimpinan dalam memberikan program pelatihan tidak efektif dalam kalangan pramuka berdasarkan Kajian Renstra Sistem Informasi.

Gambar 36. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Ikut Menggunakan SI

(35)

29

Gambar 37. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Motivasi Dalam Devisi

Dari gambar tersebut berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria – sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberi Motivasi Dalam Devisi, diperoleh bahwa pimpinan kurang memberi motivasi yang mengakibatkan kriteria ini menjadi tidak efektif.

Gambar 38. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar

Berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria – sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar, diperoleh bahwa peran pimpinan dalam meminta bantuan pada pihak luar tidak efektif dalam bekerja sama untuk membangun sistem berdasarkan Kajian Renstra Sistem Informasi.

Gambar 39. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Proaktif

(36)

30

Gambar 40. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Manajemen SI Aktif Membuat KeputusanOrganisasi

Berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria – sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Manajemen SI Aktif Membuat Keputusan Organisasi, diperoleh bahwa manajemen pihak sistem informasi kurang aktif dalam membuat keputusan yang mengakibatkan hasil alternatif menjadi tidak efektif berdasarkan Kajian Renstra Sistem Informasi.

Gambar 41. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Peran Devisi Sesuai Dengan Visi

Dari gambar tersebut berdasarkan persepsi responden ahli untuk kriteria – sub kriteria : Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Proaktif, diperoleh bahwa pimpinan kurang proaktif dalam hal Manajemen yang mengakibatkan kriteria ini menjadi tidak efektif.

Gambar 42. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Manajemen Puncak Perihal Devisi SI Setuju Oleh Manajemen SI

(37)

31

Gambar 43. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Teknologi Perihal Flexibilitas

Gambar 44. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Teknologi Perihal Backup Data

Gambar 45. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Teknologi Perihal Manajemen Kesalahan

Gambar 46. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Teknologi Perihal Aplikasi Berbasis Web

Grafik mulai dari Gambar 43 sampai dengan Gambar 46 menempatkan ketidak efektifan pada sisi teknologi yang harus diperhatikan oleh pihak kwartir daerah masing-masing berdasarkan Kajian Renstra Sistem Informasi.

Gambar 47. Nilai Bobot Hasil Alternatif berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Pekerjaan

(38)

32

bahwa kesadaran penggunaan sistem informasi pada pekerjaan masih kurang yang mengakibatkan kriteria ini menjadi tidak efektif.

Gambar 45. Nilai Bobot Prioritas Alternatif berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Komunikasi

Gambar 46. Nilai Bobot Prioritas Alternatif berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Dampak SI Pada Keputusan

Gambar 47. Nilai Bobot Prioritas Alternatif berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Tanggung Jawab

(39)

33

3. Landasan dan Analisis Alternatif Global Penentuan Prioritas Kajian Renstra Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi.

Setelah melalui proses pengisian kuesioner oleh beberapa responden ahli, dan melalui perhitungan geometris penggabungan data responden diperoleh nilai bobot alternatif seperti yang disajikan pada grafik berikut :

Gambar 48. NilaiBobot Global Prioritas Alternatif berdasarkan Sasaran Menentukan Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama penentuan Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi adalah Ketidak Efektifan Rencana Strategik Sistem Informasi yang dilakukan pada setiap Kwartir Daerah yang dijadikan sample pengujian. Hasil nilai bobot alternatif ini ternyata sesuai dengan hipotesa yang dibuat pada perumusan masalah di bab sebelumnya. Kemudian peringkat prioritas alternatif berikut berdasarakan grafik diatas adalah TIDAK EFEKTIF(nilai bobot 63,5%), EFEKTIF (nilai bobot 36,5%).

Persepsi strategis ini memberikan implikasi bahwa Kajian Rencan Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi sesuai dengan mayoritas jawaban para responden berdasarkan kriteria, sub kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para responden.

4. Inconsistency Ratio (CR)

(40)

34

Untuk mengecek rasio inkonsistensi data responden, berikut ini ditampilkan nilai rasio inkonsistensi pada masing-masing matriks perbandingan.

Tabel 1. Rasio Inkonsistensi perbandingan antara elemen matriks penggabungan data responden

No Matriks perbandingan elemen Nilai CR

1 Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran Kajian Rencana

Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi 0,06

2

Perbandingan elemen sub kriteria level II berdasarkan sasaran-kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal

Manajemen Puncak

0,02

3

Perbandingan elemen sub kriteria level II berdasarkan sasaran-kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal

Teknologi

0,05

4

Perbandingan elemen sub kriteria level II berdasarkan sasaran-kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal

Efektifitas Sistem Informasi

0,08

No Matriks perbandingan elemen Nilai CR

5

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik berbasis Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberikan Program Pelatihan

0,03

6

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Ikut Menggunakan SI

0,08

7

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Memberikan Motivasi Dalam Devisi.

0,07

8

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Mengandalkan Pihak Luar.

0,06

9

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Pimpinan Proaktif

0,06

10

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal ManajemenPuncak Perihal Manajemen SI Aktif Membuat Keputusan Organisasi

0,06

(41)

35

kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Manajemen Puncak Perihal Peran Devisi Sesuai Dengan Devisi

12

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Technology Related Perihal Devisi SI Setuju Dengan Manajemen SI

0,03

13

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Teknologi Perihal Flexibilitas

0,04

14

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Teknologi Perihal Backup Data

0,02

15

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Teknologi Perihal Manajemen Kesalahan

0,03

16

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Teknologi Perihal Aplikasi Berbasis Web

0,09

17

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Pekerjaan

0,05

18

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Komunikasi

0,05

19

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Keputusan

0,08

20

Perbandingan elemen alternatif level III berdasarkan sasaran-kriteria-sub kriteria: Kajian Rencana Strategik Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas Sistem Informasi Perihal Efektifitas SI Pada Tanggung Jawab

0,08

Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi. Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten.

C. Implikasi Penelitian

(42)

36

1. Aspek Sistem

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah Efektifitas Sistem Informasi Pada Pekerjaan menjadi faktor yang sangat penting karena aspek ini efektif di kalangan hampir setiap kwartir daerah, karena tujuan utama dari sebuah sistem informasi yaitu berfungsi baik untuk membantu pekerjaan manusia.

2. Aspek Manajerial

Lebih menitikberatkan pada sisi Teknologi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa kriteria Teknologi menjadi prioritas utama dalam menentukan Kajian Rencana Strategik berdasarkan efektifitas Sistem Informasi. Oleh karena itu disarankan agar sebuah sistem informasi dapat berjalan dengan baik dibutuhkan pembangunan sistem dari segi teknologi berdasarkan perkembangan teknologi saat ini.

Pimpinan Memberikan Program Pelatihan salah satu keunggulan yang harus ada untuk mewujudkan Efektifitas Sistem sehingga dipilih oleh para responden ahli sebagai kriteria yang utama yang harus diperhatikan. Berdasarkan efektifitas Sistem Informasi yang handal terletak pada pimpinan yang peduli akan adanya sistem informasi yang baik.

3. Aspek Penelitian Lanjutan

Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan penelitian ini antara lain: a. Penelitian tentang evaluasi kinerja organisasi dalam rangka pengembangan

sistem informasi pada tingkat kwartir daerah di Indonesia.

(43)

37

BAB VI

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

A. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi

Pada proses analisis kebutuhan sistem informasi perlu adanya pengolahan dan pengembangan data yang sudah dirumuskan untuk mendukung perancangan sistem informasi pada penelitian berikutnya. Pada tahap menganalisis kebutuhan sistem informasi pada penelitian yang akan datang, perlu dilakukan langkah-langkah :

1. Mendefinisikan masalah (input/proses/output)

2. Pemahaman sistem yang sedang berjalan dan membuat definisinya (I/P/O) 3. Menentukan alternatif-alternatif

4. Pilih salah satu alternatif

5. Implementasikan alternatif terpilih

6. Mengevaluasi dampak yang timbul setelah perubahan sistem

Selain itu, perlu adanya perencanaan pengembangan sistem informasi sebagaimana gambar 49 di bawah ini.

(44)

38

B. Pengolahan Data Lanjutan

Pengumpulan data merupakan bagian paling penting dalam sebuah penelitian. Pengolahan data lanjutan dimaksudkan untuk mengolah data pada software Expert Choice 2000. Pengolahan data ini merupakan pengolahan data lanjutan dari proses pengolahan data manual ke pengolahan data dengan sistem. Hasil akhir dari 2 (dua) model pengolahan data ini akan disinkronisasikan.

Ketersediaan data akan sangat menentukan dalam proses pengolahan dan analisa selanjutnya. Pengumpulan data harus dilakukan teknik yang menjamin bahwa data diperoleh itu benar, akurat dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga hasil pengolahan dan analisa data tidak bias. Proses pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Pengumpulan data primer, dengan melakukan survei sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada kemudian mengumpulkan data dari responden ahli yang dikumpulkan dengan cara mengisi kuisioner. Kuisioner dipilih dengan alasan bahwa kuisioner merupakan instrumen penelitian yang bisa digunakan untuk pengumpulan data primer.

2. Pengumpulan data sekunder, dikumpulkan dengan mengamati data, membaca dan mempelajari dan mengutip dari buku literatur.

C. Perancangan Aplikasi

Pada perancangan aplikasi sistem informasi diperlukan beberapa tahapan antara lain :

1. Mengumpulkan Data (System Engineering)

Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan data dari aplikasi pengolahan data dan kegiatan yang akan dibuat, seperti data keanggotaan, data kegiatan,dan pelaporan. Data-data yang sudah dikumpulkan akan menunjang proses merancang aplikasi sistem informasi pada organisasi Gerakan Pramuka.

2. Analisis Data (Analysis)

(45)

39

yang membutuhkan data-data tersebut. Kemudian, merancangan tabel-tabel/rancangan basis data secara bertahap sesuai proses-proses yang ada pada sistem yang akan dibuat.

3. Merancang Sistem (Design System)

Pada tahap perancangan dilaksanakan perancangan struktur data melalui query yang dibuat dengan MySQL pada aplikasi XAMMP. Setelah semua query yang dibutuhkan terhadap pengolahan data organisasi dibuat, tahap selanjutnya adalah merancang form-form masukan dan form keluaran dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

4. Coding (Pengkodean)

Tahap pengkodean dilakukan saat penggunaan bahas pemrograman Java dan menghubungkan data-data yang telah dibuat ke dalam rancangan form masukan dan form keluaran. Dengan sistem pengkodean ini diharapkan query yang telah dibuat sedemikian rupa dapat dikoneksikan dengan rancangan layar yang ada.

5. Pengujian Sistem(Testing)

Proses uji sistem yang telah dibuat setelah koneksi data dan rancangan layar dilakukan. Pengujian dilakukan terhadap data-data dan proses-proses yang ada. Dengan tahap ini, dapat diketahui apakah data yang sudah dibuat benar-benar bisa secara efektif berjalan? Selain itu, penulis dapat mengetahui kekurangan-kekurangan aplikasi yang akan digunakan.

6. Implementasi Sistem

(46)

40

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pada bab ini diuraikan simpulan terhadap kajian efektifitas rencana strategik sistem informasi dengan menggunakan pendekatan AHP. Adapun simpulan hasil penelitian antara lain :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana strategik sistem informasi di lingkungan organisasi menjadi kriteria dalam menggunakan metode AHP. Faktor-faktor tersebut adalah manajemen puncak, teknologi, dan efektifitas sistem informasi.

2. Rencana strategik sistem informasi di lingkungan Gerakan Pramuka dapat diimplementasikan pada setiap jajaran kwartir yang ada di bawahnya dengan skema rencana sistem informasi dan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi kriteria dalam penelitian ini.

3. Penerapan rencana strategik sistem informasi dapat dilakukan dengan merancang aplikasi sistem informasi yang terarah sesuai kebutuhan organisasi pada bidang administrasi dan kegiatan organisasi. Perancangan aplikasi sistem informasi dapat berbentuk aplikasi dekstop dan aplikasi berbasis web.

4. Model penelitian yang sudah ada menjadi referensi untuk penentuan kriteria dalam kuisioner yang sudah dibuat.

5. Rencana strategik sistem informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka merupakan bagian yang sangat penting pada objek penelitian ini, sehingga faktor-faktor pendukung sebagai komponen dari sistem informasi sangat membantu proses pelaksanaan penelitian.

B. Saran

1. Perlu adanya komunikasi yang efektif di semua jajaran instansi terkait agar proses pengumpulan data dapat berjalan dengan baik.

2. Pengumpulan data primer dan sekunder harus sesuai dengan data di lokasi penelitian.

(47)

41

4. Rekomendasi pandangan kwartir daerah sebagai lokasi penelitian tentang sistem informasi perlu diperhatikan, mengingat kebutuhan obyek organisasi terhadap aplikasi data potensi sistem keanggotaan Gerakan Pramuka.

(48)

42

DAFTAR PUSTAKA

Alanbay, Oyku (2005). ERP SELECTION USING EXPERT CHOICE SOFTWARE. , ISAHP Honolulu, Hawai.

Darnius, Open, (2004) ,”Pemakaian Peluang Dalam Membuat Keputusan”,Sumatra utara : Universitas Sumatera Utara.

Marimin, (2005), Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta, Cetakan Kedua, Grasindo.

Maheshwari,Sharad K., (2005), Selection of Accounting Software Tools for Small Businesses: Analytical Hierarchy Process Approach, Hapmton University.

Turban, Efraim, Jay E. Aronson, Ting Peng Liang. (2005). Decision Support Systems and Intellegent System (7th ed.). New Jersey : Prentice – Hall.

(49)

U N I V E R S I T A S I N D R A P R A S T A P G R I

(UNINDRA)

Jl.Nangka No.58C Tanjung Barat Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp.: (021) 78835283 - 7818718 Fax.:(021) 78835283 Jl. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo - Jakarta Timur. Telp.: (021) 87797409

Website : http//www.unindra.ac.id E-Mail : university@unindra.ac.id

KUISIONER KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

A. PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan peran sistem informasi maka perlu adanya evaluasi terhadap rencana strategik sistem informasi di Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang saat ini ada, sehingga dapat diketahui kebutuhan yang perlu dikembangkan dan tetap dipertahankan keberadaannya. Untuk itu, perlu adanya suatu kajian untuk mengetahui seberapa besar efektifitas rencana strategik sistem informasi berperan dalam pengembangan organisasi. Perubahan sistem informasi yang secara signifikan berpengaruh terhadap pola kerja, perilaku pengguna, dan kinerja organisasi dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan pengembangan organisasi. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila kakak-kakak bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dengan mengisi daftar pertanyaan yang diberikan pada halaman berikutnya.

B. DATA RESPONDEN

Nama : ……….

Kwartir Daerah : ……….

Jabatan : ……….

Pendidikan Terakhir : ……….

Masa Kerja (optional) : ……….

Hormat Kami

t t d

(50)

U N I V E R S I T A S I N D R A P R A S T A P G R I

(UNINDRA)

Jl.Nangka No.58C Tanjung Barat Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp.: (021) 78835283 - 7818718 Fax.:(021) 78835283 Jl. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo - Jakarta Timur. Telp.: (021) 87797409

Website : http//www.unindra.ac.id E-Mail : university@unindra.ac.id

C.PETUNJUK PENGISIAN :

Dalam mengisi kuisioner ini, mohon diperhatikan beberapa petunjuk berikut ini :

1. Pada kuesioner terdapat 4 (empat) kriteria utama yang dianggap penting dan sangat berpengaruh dalam efektifitas sistem informasi yaitu :

a. Manajement Puncak, yaitu Pemimpin sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek dalam organisasi yang dipimpinnya termasuk penggunaan sistem informasi sebagai sarana dalam menyelesaikan tugas.

b. Teknologi, yaitu menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan sistem informasi. c. Teknologi, yaitu aspek-aspek yang terkait dengan teknologi di dalam organisasi.

d. Efektifitas Sistem Informasi, yaitu efektivitas sistem informasi akan terbentuk apabila suatu organisasi memiliki program pelatihan dan pendidikan.

2. Pada level 2, terdapat 18 (delapan belas) sub kriteria yang dianggap penting dan melandasi ditentukannya efektifitas sistem informasi yaitu:

3.

Sub kriteria untuk kriteria MANAJEMENT PUNCAK

a. Pimpinan memberi program pelatihan, yaitu pimpinan saya memberikan motivasi orang-orang dalam divisi sistem informasi.

b. Pimpinan ikut menggunakan sistem informasi, yaitu pimpinan saya ikut serta menggunakan sistem informasi di organisasi.

c. Pimpinan memberi motivasi dalam devisi, yaitu pimpinan saya memberikan program pelatihan sistem informasi di organisasi.

d. Pimpinan mengandalkan pihak luar, yaitu pimpinan saya mengandalkan bantuan pihak luar dalam keputusan yang berkaitan dengan sistem informasi.

e. Pimpinan proaktif, yaitu pimpinan saya berperan proaktif dalam hubungannya dengan sistem informasi di organiasasi.

f. Manajemen SI aktif membuat keputusan organisasi, yaitu manajemen sistem informasi sangat aktif dalam pembuatan keputusan untuk organisasi kwartir daerah. g. Peran devisi sesuai dengan visi, yaitu peran pada divisi sistem informasi sesuai

(51)

U N I V E R S I T A S I N D R A P R A S T A P G R I

(UNINDRA)

Jl.Nangka No.58C Tanjung Barat Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp.: (021) 78835283 - 7818718 Fax.:(021) 78835283 Jl. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo - Jakarta Timur. Telp.: (021) 87797409

Website : http//www.unindra.ac.id E-Mail : university@unindra.ac.id

h. Devisi SI setuju oleh manajemen SI, yaitu orang-orang devisi sistem informasi setuju dengan pengambilan keputusan yang dibuat oleh manajemen sistem informasi.

Sub kriteria untuk kriteria TEKNOLOGI

a. Flexibilitas, yaitu fleksibilitas dalam penggunaannya.

b. Aplikasi berbasis web, yaitu perangkat lunak tersebut dapat berjalan dengan tampilan web.

c. Backup data, yaitu berkaitan dengan backup data.

d. Manajemen kesalahan, yaitu kemampuan dalam mengelola dan mendeteksi kesalahan (error).

Sub kriteria untuk kriteria EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI

a. Efektifitas sistem informasi pada pekerjaan, yaitu sistem informasi organisasi mempunyai dampak terhadap keefektifan dan produktifitas organisasi.

b. Efektifitas sistem informasi pada komunikasi, yaitu sistem informasi organisasi dapat meningkatkan komunikasi dengan divisi lain dalam organisasi

c. Dampak sistem informasi pada keputusan, yaitu sistem informasi organisasi meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang harus dibuat.

d. Efektifitas sistem informasi pada tanggung jawab, yaitu sistem informasi organisasi dapat meningkatkan tanggung jawab pada pekerjaan.

4. Kuesioner ini ditujukan bagi kakak-kakak yang dalam melaksanakan pekerjaannya kakak-kakak sudah biasa/dapat/mampu/familiar dalam menggunakan sistem informasi (SI) dalam bentuk komputer dengan berbagai programyangtersedia pada organisasi.

Gambar

Gambar 1. Orientasi Manajemen Informasi
Gambar 3. Bagan Siklus Analisis Keputusan (MARIMIN 2005, p15)
Tabel 1. Keuntungan Menggunakan AHP (MARIMIN 2005, p77-78)
Gambar 4. Hirarki Accounting Software Selection (Maheshwari,2006, p41)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jelaskan keunggulan Program Studi PPG yang diusulkan meliputi: 1) pengembangan keprofesian mencakup kajian keilmuan pendidikan yang mendasarinya dan dilengkapi dengan kajian

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai selama suatu periode

1) Periklanan.. Kegiatan Periklanan merupakan suatu bentuk promosi yang sering dilakukan oleh hampir semua perusahaan. Periklanan adalah salah satu soft sell yang ditujukan untuk

Babi adalah ternak yang sangat subur dibandingkan dengan ternak mamalia lainnya, tetapi efisiensi reproduksi Babi adalah ternak yang sangat subur dibandingkan dengan ternak

Penerapan koreksi faktor perisai diri pada pengukuran spektrum neutron akan mengeliminir puncak clan lembah pada daerah epitermal yang disebabkan oleh serapan

Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu permukaan laut dan presipitasi terhadap pertumbuhan karang Porites di perairan Bunaken, Sulawesi Utara, telah diambil

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhitung jumlahnya, segingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital dan mekanisme corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar