• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan kekayaan dari segi sumber daya alam, baik dari sektor agraria maupun maritim. Begitu juga dengan sumber daya manusia yang memiliki penduduk yang banyak. Namun dari dahulu sampai sekarang, orang-orang yang tinggal di negara Indonesia belum mampu untuk memanfaatkan kekayaan alamnya yang ada secara maksimal. Oleh karena itu, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini tentu saja meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui potensi yang dimiliki masing-masing individu baik melalui pemenuhan pendidikan dan kesehatan yang baik. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia seringkali dikaitkan dengan masalah “material” (dana) yang akan dipakai dalam pelaksanaan. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, negara dituntut untuk memberikan perhatian yang diikuti kerjasama pendidik dan orang tua.

(2)

pre-marital sex, narkoba, dll. Seringkali lembaga-lembaga pendidikan dengan guru-guru yang profesional tidak mampu menangani permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah. Apalagi menurut Megawangi, orang tua yang terlambat mengisi pendidikan yang baik pada anaknya, maka bisa lebih dulu diisi dengan hal yang buruk oleh pihak lain.

(3)

Dengan demikian, pendidikan formal yang memiliki fasilitas lengkap, mahal dan berprestasi di segala bidang tidak selamanya memberikan jaminan sebagai alat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Seringkali, tidak berbeda dengan pendidikan formal di sekolah, pendidikan di dalam keluarga juga seringkali dalam dikaitkan dengan ‘uang’. Anak yang lahir di dalam keluarga miskin diasumsikan akan memiliki masa depan yang lebih suram dari pada anak yang lahir dari keluarga yang berkecukupan. Seorang anak yang miskin tentu akan mendapatkan gizi yang buruk, contoh yang buruk dari orang tuanya, dan lingkungan masyarakat yang buruk. Sebaliknya anak yang lahir dari keluarga yang berkecukupan akan mendapatkan gizi yang baik, bimbingan yang baik dari orang tuanya karena orang tuanya juga berpendidikan tinggi, dan terlindungi dari pengaruh lingkungan masyarakat yang buruk. Pada praktiknya sebagian besar asumsi tersebut tidak selamanya benar. Ada anak yang lahir dari keluarga miskin.

(4)

nafkah karena kesulitan ekonomi, dan tingkat pendidikan yang masih rendah membuat pola pikir mereka mengenai pendidikan anak menjadi terbatas. Bagi mereka anak sampai pada pendidikan Sekolah Menegah Pertama atau Sekolah Menengah Umum sudah hebat dibandingkan mereka yang hanya tamatan Sekolah Dasar.

Anak tidak akan bisa kreatif kalau tidak ada pantauan secara langsung dari orang tuanya. Keterkaitan orang tua dalam hal ini sangat penting, apalagi kalau dilihat dalam proses belajar mengajar, ada pekerjaan rumah yang tidak bisa dijawab, harusnya orang tua juga kreatif mencari dari buku yang lain atau pun membimbing anak mencarikan hal - hal yang lain sehingga dia merasa bahwa orang tuanya tidak sekadar memberikan uang jajan atau menyekolahkan dia, tetapi juga ikut meningkatkan kreativitas atau meningkatkan pendidikan. Dengan kata lain, dalam penggunaan pendidikan maka semua pihak terlibat, dan oleh karenanya, baik guru, siswa, maupun orang tua mesti kreatif.

(5)

terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Sehingga diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di sekolah (Idris, Z, 1981).

Menurut Bashori (2004) dalam tulisannya mengenai peran keluarga dalam pendidikan, orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya, menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah dan atau membuat pekerjaan rumahnya. Ketika orangtua terlibat langsung dalam kehidupan dan pendidikan anak-anaknya, maka mereka akan memberi perlakuan yang lebih tepat kepada anak-anak.

1.2Perumusan Masalah

Pada saat ini, kepedulian orang tua lebih kepada sisi material dibandingkan perhatian terhadap sisi pendidikannya. Tanpa mereka sadari kepedulian dalam kegiatan belajar sangat mempengaruhi kemampuan belajar anak. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian adalah: sejauh manakah perbedaan kepedulian orang tua di desa dan kota terhadap pendidikan anak sekolah dasar terutama dalam hal kegiatan belajar?

1.3 Tujuan Penelitian

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai perbandingan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak sekolah dasar di desa dan kota dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya Ilmu Sosiologi

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan juga memberikan sumbangan bagi orangtua di daerah yang bersangkutan agar dapat lebih memberi perhatian atau lebih peduli pendidikan anak sekolah dasar baik untuk orang tua yang ada di desa maupun di kota.

1.5 Kerangka Teori

(7)

1. Peranan Ayah : Sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan juga sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri. Apakah satu, dua tiga dan seterusnya. Dengan demikian keputusan untuk memiliki sejumlah anak adalah sebuah pilihan, yang mana pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai yang dianggap sebagai satu harapan atas setiap keinginan yang dipilih oleh orang tua.

(8)

dengan melihat perkembangan emosi dan fisik anak. Kehadiran anak juga telah mendorong komunikasi antara suami istri karena mereka merasakan pengalaman bersama anak mereka.

Kedua, orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan masa muda mereka melalui kegiatan anak mereka. Ketiga, anak merupakan simbol yang menghubungkan masa depan dan masa lalu. Dalam kaitan ini, orang tua sering menemukan kebahagiaan diri mereka dalam anak-anak mereka, kepribadian, sifat, nilai, dan tingkat laku mereka diturunkan lewat anak-anak mereka. Keempat, orang tua memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak. Kelima, anak merupakan sumber kasih sayang dan perhatian. Keenam, anak dapat meningkatkan status seseorang. Pada beberapa masyarakat, individu baru mempunyai hak suara setelah ia memiliki anak. Ketujuh, anak merupakan penerus keturunan. Untuk mereka yang menganut sistem patrilineal, seperti Cina, Korea, Taiwan, dan Suku Batak, adanya anak laki-laki sangat diharapkan karena anak laki-laki akan meneruskan garis keturunan yang diwarisi lewat nama keluarga. Keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki dianggap tidak memiliki garis keturunan, dan keluarga itu dianggap akan punah.

(9)

harta pusaka. Kesembilan, anak juga mempunyai nilai ekonomis yang penting. Di daerah pedesaan Jawa, anak sudah dapat membantu orang tua pada usia yang sangat muda. White (1982) menemukan bahwa umumnya anak mulai teratur membantu orang tua pada usia 7-9 tahun, tetapi juga ditemukan beberapa kasus anak yang membantu sejak mereka berumur 5-6 tahun. Anak laki-laki biasanya mengumpulkan rumput, memelihara ternak, mengolah sawah atau pekarangan, menjaga adik, dan mengambil air. Semakin besar usia mereka, semakin berat pekerjaan yang harus mereka lakukan. Menurut Leman sebagai orang tua, adalah sebuah kebanggaan tersendiri yang tak akan hilang bila berhasil membimbing anak dalam studi dan menjadikannya sukses. Bahkan orang tua, akan rela berusaha semaksimal mungkin dan melakukan apa saja demi membantu anak sukses dalam studinya.

(10)

1) Kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu barang konsumsi, misalnya sebagai sumber hiburan.

2) Kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu sarana produksi, yakni dalam beberapa hal tertentu anak diharapkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu yang menambah pendapatan keluarga.

3) Kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai sumber ketentraman, baik pada hari tua maupun sebaliknya.

(11)
(12)

partisipasi da kerja sama yang kompak antara orang tua, guru (pengajar) dan pemerintah. Menurut, J. Goode (1991 : 157), seorang anak akan menjadi jika mendapat dorongan yang kuat dari orang tua khususnya ibu yang mendapat kekuasaan menempa anak untuk dapat berprestasi dan mandiri dalam mencapai tujuan hidupnya. Jika anak gagal di keluarga maka ia akan berusaha untuk dapat menang di luar lingkungan.

Dalam Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2002 tentang: Perlindungan Anak Bab IV tentang Kewajiban dan Tangung Jawab, khususnya bagian keempat tentang kewajiban dan Tanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada pasal Pasal 26 yang mana salah satunya ayatnya disebutkan bahwa

(l) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. mengasuh, meme1ihara, mendidik, dan melindungi anak;

b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan

c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.

Dari sini nampak bahwa negara memberi peran kepada orang tua agar sungguh-sungguh menunjukan perhatian kepada anak, termasuk dalam masalah pendidikan. Olehnya, jika orang tua mengabaikan hal tersebut, maka mereka dapat dikenakan sanksi dan hukuman sesuai peraturan yang berlaku.

(13)

1. Prestasi anak

• Ketika orangtua terlibat, anak memiliki prestasi yang lebih tinggi, tidak

memperhatikan status sosial ekonomi, latar belakang etnis/ras atau tingkat pendidikan orangtua. Kepedulian orang tua dalam bentuk perhatian terhadap pendidikan anak secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan pendidikan anak. Social ekonomi, latar belakang etnis atau tingkat pendidikan orang tua yang baik tanpa perhatian orang tua menjadi sia-sia karena perhatian merupakan hal yang penting.

• Ketika orangtua terlibat dalam pendidikan anak mereka, anak-anaknya

memiliki skor tes yang lebih tinggi, anak lebih sering menyelesaikan pekerjaan rumah, dan kehadiran anak di sekolah lebih tinggi. Orang tua terlibat sebagai pemberi arahan bukan berarti orang tua yang diutamakan dalam menyelesaikan tugas anak. Keterlibatan ini dapat mengatasi perkembangan nilai-nilai anak dalam pendidikan. Perhatian yang baik menjadi kontrol bagi anak dalam memberikan hasil belajar yang memuaskan.

• Dalam program yang dirancang untuk melibatkan orangtua dalam kemitraan

(14)

belum beruntung mendapat perhatian orang tua yang lebih, maka ia dapat menaikkan tingkat sosial ekonomi keluarganya.

• Para siswa kemungkinan besar mengalami kemunduran dalam prestasi

akademik jika orangtua tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah, tidak mengembangkan sebuah hubungan yang menguntungkan dengan guru, dan tidak memantau apa yang terjadi di sekolah anak-anak mereka.

• Anak-anak lulus dari sekolah dengan nilai yang lebih tinggi. Orang tua yang

perhatian terhadap kegiatan belajar anak mendapat hadiah yang member kepuaan atas hasil kerja sama yang baik. Anak juga dapat termotivasi untuk mempertahankan dan meraih nilai yang lebih baik lagi.

• Anak-anak memiliki kemungkinan besar untuk memasuki pendidikan tinggi.

Pendidikan dijalani secara bertahap. Pada akhirnya jika seorang anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar dapat melalui tahapan-tahapan tersebut sehingga anak sam ke jenjang pergutuan tinggi.

2. Perilaku anak

• Ketika para siswa melaporkan dirinya merasa mendapat dukungan dari

sekolah dan rumah, mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, merasa sekolah lebih penting, cenderung melakukan sesuatu dengan lebih baik

• Perilaku-perilaku siswa seperti terlibat dalam penyalahgunaan narkoba,

(15)

• Anak memperlihatkan sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang lebih positif.

Anak menerapkan apa yang dilihat, diamati, diajarkan dan diperbuat orang tuanya. Anak mempunyai waktu yang lebih lama dengan orang tua dari pada dengan pihak lain seperti sekolah, lingkungan teman bermain dan komunitas lainnya.

3. Budaya

Sekolah-sekolah yang berhasil adalah sekolah-sekolah yang berhasil melibatkan orangtua dari berbagai latarbelakang sosial-ekonomi-budaya, memusatkan diri pada membangun hubungan kemitraan yang menguntungkan antara para guru, keluarga, dan anggota masyarakat; mengakui, menghargai, dan mempertimbangkan kebutuhan keluarga seperti halnya perbedaan status dan budaya; mengembangkan sebuah pandangan kemitraan bahwa wewenang dan tanggung jawab adalah dipikul bersama-sama.

4. Usia

Keuntungan-keuntungan dari keterlibatan orangtua tidak terbatasi pada anak-anak usia dini; mereka semua mendapatkan keuntungan yang bemakna pada semua kelompok usia dan semua tingkatan pendidikan.

5. Kualitas Sekolah

• Sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan orangtua dengan baik

(16)

• Sekolah-sekolah yang para orangtuanya terlibat memiliki dukungan yang

lebih banyak dari para orangtua dan memiliki reputasi yang lebih baik di masyarakat. Pihak sekolah dapat terus melakukan hal-hal yang dapat membangun kualitas sekolah, sehingga anak menjadi lebih pintar dalam belajar. Hal ini dapat diperoleh dari fasilitas yang lebih memadai baik bersumber dari pihak sekolah maupun partisipasi sekolah.

• Sekolah-sekolah yang dinilai bagus dalam program kemitraan dengan

orangtua memperlihatkan hasil ujian nasional yang lebih baik. Sekolah merupakan sumber pendidikan anak di sekolah. Namun, pendidikan itu akan menjadi sempurna jika orang tua juga memberi perhatian di rumah. Kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua memberikan hasil yang memuaskan pada nilai ujian anak di sekolah.

1.6 Hipotesis:

Model kajian akan dilakukan untuk wilayah desa dan kota. Kedua wilayah tersebut akan dibandingkan dengan menggunakan model kajian yang sama. Sehingga hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar anak Sekolah Dasar di rumah di kota lebih tinggi daripada di desa.

(17)

3. Tidak ada perbedaan kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar anak Sekolah Dasar di rumah di kota lebih tinggi daripada di desa.

Model Kajian (Model Analisis) akan di tunjukkan melalui bagan berikut ini :

1.7 Defenisi Konsep

Dalam mengetahui penjelasan maksud, pengertian dan kesalahpahaman penafsiran, maka diperlukan penguraian batasan konsep yang digunakan. Maka yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

a. Perbedaan :

Suatu kajian yang berisi tentang satu hal yang ingin di ketahui perbedaan antara satu hal dengan hal lain, atau satu hal yang sama namun wilayah yang akan dikaji berada di dua wilayah yang akan dibedakan. Pembahasan mengenai kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar anak Sekolah Dasar Kepedulian orang tua

terhadap pendidikan anak Perhatian orang tua terhadap kegiatan anak setelah pulang sekolah • Keikutsertaan dirumah • Pengawasan di rumah • Motivasi belajar di

rumah

Perhatian orang tua terhadap kegiatan anak di

sekolah :  Keikutsertaan di

sekolah  Pengawasan

perkembangan  Motivasi belajar di

sekolah • Keikutsertaan dirumah • Pengawasan dirumah • Motivasi belajar di

rumah

Perhatian orang tua terhadap kegiatan anak di

sekolah :  Keikutsertaan di

sekolah  Pengawasan

perkembangan  Motivasi belajar di

(18)

yang dibedakan oleh dua wilayah yang memiliki ciri khas wilayah yang berbeda.

b. Kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah:

Perhatian yang diberikan orangtua terhadap pendidikan anak. Kepedulian orang tua dalam bentuk perhatian yang bermacam-macam diberikan orang tua dimulai setelah anak pulang sekolah sampai anak sampai malam. Perkiraan waktu yang dimulai dari pukul 15.00-21.00 WIB atau dengan kata lain setelah anak pulang sekolah sampai jam belajar anak di malam hari.

c. Desa :

Suatu wilayah yang terdiri dari beberapa dusun yang memiliki penduduk yang bersifat tunggal terdiri atas kumpulan rumahtangga. Wilayah ini masih bersifat tradisional yang sesuai dengan adat dan tradisi yang bersifat turun temurun dan sudah menjadi suatu kebiasaan.

d. Kota:

(19)

kepedulian orang tua yang berbeda-beda terhadap kegiatan belajar anak di rumah.

e. Kegiatan belajar anak di rumah:

Segala rutinitas yang sering dan yang lama-kelamaan menjadi kebiasaan anak dalam belajar di rumah. Kegiatan belajar anak tidak hanya sebatas di sekolah saja. Kegiatan belajar dapat dilakukan setelah anak pulang sekolah sampai kepada keesokan harinya anak meningggalkan rumah dan berangkat ke sekolah. Kegiatan belajar anak di rumah yang mendapat perhatian dari orang tua atau tidak ada sama sekali.

f. Kegiatan belajar anak di sekolah:

Kegiatan belajar anak di sekolah secara tidak langsung tidak boleh terlepas dari perhatian orang tua. Selama anak di sekolah, orang tua dapat memberi perhatian dalam berbagai bentuk, seperti pemberian dana atau sumbangan terhadap sekolah. Agar pihak sekolah dapat menyediakan pelayanan yang terhadap anak. Segala bentuk perhatian orang tua menjadi suatu kgiatan kerja sama dengan tujuan yang baik. Tujuan tersebut adalah menjadikan anak yang berhasil.

1.8 Operasionalisasi Variabel

(20)

Perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak setelah pulang sekolah (pukul 15:00 – 21:00) terdiri atas :

• Keikutsertaan di rumah

Orang tua menjadi pihak yang dapat terlibat secara langsung untuk setiap kegiatan anak di rumah. Keikutsertaan orang tua di rumah terdiri atas tugas dari sekolah biasanya di berikan oleh guru agar dapat melatih kemampuan dan membantu mengulangi materi yang diajarkan di sekolah. Bentuk perhatian orang tua yaitu menanyakan ada atau tidaknya tugas atau pe-er, membantu mengerjakannya dan dapat juga memberi soal latihan tambahan misalnya memberikan soal-soal dalam bentuk angka-angka operasi matematika untuk berhitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dan memberikan kata-kata atau kalimat-kalimat untuk melatih membaca dan menulis. Informasi dapat diperoleh dari media massa dan elektronik. Untuk karakter anak Sekolah Dasar, media massa yang dapat memberi informasi seperti rubrik anak di surat kabar, dan majalah. Sedangkan media elektronik melalui televisi yang menayangkan acara yang mengandung pengetahuan baik umum atau materi pelajaran dan hiburan.

• Pengawasan di rumah

(21)

dalam bidang keagamaan. Setiap anak memiliki minat belajar yang berbeda. Orang tua dapat mengawasi anak dalam hal menanyakan nilai-nilai tugas anak, dan mengamati mata pelajaran yang cenderung diminati oleh anak. • Memberikan motivasi belajar

(22)

Kemudian, selain variabel tersebut terdapat variabel kegiatan belajar anak di sekolah. Indikator variabelnya adalah segala kegiatan anak yang dilakukan mulai pukul 08.00-14.00 Wib, terdiri atas :

 Keikutsertaan di sekolah terdiri atas:

Orang tua memilih sekolah berdasarkan apa yang diinginkan dari anaknya, yaitu yang menonjolkan kemandirian, disiplin, dan nilai religius (bertaqwa) sesuai agama dan kepercayaan yang dimiliki. Kegiatan di sekolah dapat berupa pengambilan rapor atau nilai hasil akhir semester, undangan tertentu dalam hal rapat komite, dan acara keagamaan yang diadakan sekolah seperti Israj Mi’Raj, Natal dan lain-lain

 Pengawasan perkembangan

(23)

 Motivasi belajar di sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini berarti tidak melebihi batas yang ditetapkan dalam Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat sehingga ekstrak kental teh hijau dari Perkebunan Rakyat Boyolali dapat diolah

Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah stress psikologi terhadap perubahan pola tidur pada anak prasekolah yang dirawat di RSUD Banjarnegara dengan nilai OR

Dalam UU Wakaf, pasal 62 yang menjelaskan tentang penyelesaian sengketa mengenai wakaf, disebutkan apabila penyelesian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Alasan peneliti melakukan penelitian pada proses pembelajaran seni musik untuk kelas 6 SD Pangudi Luhur Yogyakarta ini, yaitu karena siswa kelas 6 merupakan siswa

Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (shortlist), untuk Seleksi Umum paling kurang 3 (tiga) dan

4FMBNB JOJ CBOZBL PSBOH ZBOH CFSQFOEBQBU CBIXB VOUVL NFSBJI QSFTUBTJ CFMBKBS ZBOH UJOHHJ EJQFSMVLBO ,FDFSEBTBO *OUFMFLUVBM *2 ZBOH KVHB UJOHHJ /BNVO NFOVSVU IBTJM QFOFMJUJBO

[r]

1) Menentukan bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. 2) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. 13 Seorang guru harus mempersiapkan bahan