• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Terstruktur Restorasi dan Perbaika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Terstruktur Restorasi dan Perbaika"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Marta Rizki Oktavia Nim : 125040201111306 Kelas : G (RESTORASI)

1. Mengapa perlu mempelajari Restorasi dan Pemeliharaan Kualitas Tanah? 2. Berikan uraian tentang defenisi Restorasi Tanahdan Kualitas Tanah?

3. Berikan uraian ringkas tentang 5 faktor penting yang menyebabkan merosotnya kualitas tanah?

4. Uraikan beberapa teknik restorasi tanah (tinjauan fisik, kimia, biologi) disertai asumsi nilai ekonomi masing-masing teknik tersebut!

5. Beri uraian singkat mekanisme proses terjadinya erosi tanah karena air hujan yang menyebabkan merosotnya kualitas tanah!

6. Beri uraian singkat cara mengendalikan erosi tanah secara vegetatif dan mekanis di lahan pertanian. Mana menurut anda yang lebih ekonomis antara vegetatif dan mekanis.

7. Beri penjelasan singkat soal 3A-3D sehingga istilah itu mempunyai makna!  Erosi tanah

 Pencemaran tanah

 Bahan pencemar Non Point Source (NPS) dan Point Source (PS)  Degradasi tanah

 Bahan tailing  Restorasi tanah  Rehabilitasi tanah  Konservasi tanah  Pemeliharaan tanah  Remediasi tanah

Penyelesaian :

1. Pentingnya mempelajari tentang restorasi dan pemeliharaan kualitas tanah adalah tentang keberlanjutan dari sistem pertanian. Dimana kita ketahui untuk memciptakan sistem pertanaian yang yang berkelanjutan berhubungan dengan lahan yang baik. Salah satu syarat dari pertanian berlanjut adalah kualitas tanah yang sehat. Hal ini lah yang tentunya harus tetap dijaga agar kualitas dari lahan tersebut dapat terjaga kualitasnya dan keberlanjutannya. Dan itulah alasan mengapa restorasi dan pemeliharaan kualitas tanah menjadi penting dipelajari, dan itu hanyalah salah satu alasannya.

2. a. Restorasi didefinisikan sebagai upaya memperbaiki atau memulihkan kondisi lahan yang rusak dengan membentuk struktur dan fungsinya sesuai (mendekati) dengan kondisi awal. b. Secara umum kualitas tanah (soil quality) didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk berfungsi dalam suatu ekosistem dalam hubungannya dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan, pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap sumberdaya air dan udara (Karlen et al., 1997).

(2)

a. Perusakan hutan Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi.

b. Proses kimiawi air hujan Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.

c. Proses mekanis air hujan Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.

d. Tanah longsor Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan tanah.

e. Erosi oleh air hujan Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas dan jatuh ke sungai.

4. Teknik restorasi dilihat dari aspek fisikanya adalah perbaikan tanah dengan memanfaatkan pengelolaan tanah secara fisika sepeti perbaikan struktur, porositas tanah, dll. Aspek kimia dapat dilihat dari perbaikan sifat kimia tanah sepeti perbaikan pH tanah, KTK, dll. Sedangakan untuk perbaikan secara biologi adalah dengan cara penambahan bahan organik tanah, penambahan makro organisme tanah, dll. Dilihat dari ketiga aspek tersebut yang lebih ekonomis adalah dengan cara fisika, dimana dapat kita ketahui penggolahan tanah lebih ekonomis dibandingkan dengan pengapuran.

a. Rehabilitasi pada degradasi sifat fisik tanah

Degradasi sifat fisik tanah pada umumnya disebabkan karena memburuknya struktur tanah. Kerusakan struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah sebagai akibat dari pukulan air hujan dan kekuatan limpasan permukaan. Penurunan kestabilan agregat tanah berkaitan dengan penurunan bahan organik tanah, aktivitas perakaran dan mikroorganisme tanah. Penurunan ketiga agen pengikat tanah tersebut, selain menyebabkan agregat tanah relatif mudah pecah juga menyebabkan terbentuknya kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang mempunyai sifat padat dan keras bila kering. Pada saat hujan turun, kerak yang terbentuk di permukaan tanah juga menyebabkan penyumbatan pori tanah. Akibatnya, porositas tanah, distribusi pori tanah, dan kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan dan limpasan permukaan akan meningkat. Sehingga upaya perbaikan degradasi sifat fisik tanah mengarah terhadap perbaikan struktur tersebut. (Suprayogo et al., 2001)

b. Rehabilitas terhadap degradasi sifat kimia dan biologi tanah

(3)

organik dan anorganik. Rehabilitasi pada tanah terdegradasi yang dicirikan dengan penurunan sifat kimia dan biologi tanah umumnya tidak terlepas dari penurunan kandungan bahan organik tanah, sehingga amelioran yang umum digunakan berupa bahan organik sebagai agen resiliensi.

5. Setelah permukaan batuan terlapuk dan jika ada aliran tenaga yang kuat akan membawa material hasil pelapukan ini. Proses ini disebut erosi. Erosi didefenisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut dari suatu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan oleh air hujan yang mengalir ada di permukaan dan atau didalam tanah. Jadi erosi dapat terjadi minimal dengan satu tahapan yakni dispersi oleh butir hujan dan/atau oleh air limpasan. Adapun tahapan erosi meliputi :

1. Benturan butir-butir hujan dengan tanah 2. Percikan tanah oleh butir hujan ke semua arah 3. Penghancuran bongkah tanah oleh butiran hujan 4. Pemadatan tanah

5. Penggenangan air di permukaan

6. Pelimpasan air karena adanya penggenangan dan kemiringan lahan

7. Pengangkutan partikel terpecik dan/atau massa tanah yang terdispersi oleh air limpasan. Air hujan akan menghantam permukaan tanah jika tidak terdapat vegetasi yang menutup lahan. Air tersebut akan meresap ke dalam tanah sampai tanah mampu menampung air sebanyak kapasitas dan kemampuan tanah. Namun tidak semua air dapat ditampung oleh tanah, sebagian diserap oleh tanaman. Bisa saja terdapat lapisan keras (batuan) yang hampir dekat ke permukaan tanah yang disebabkan oleh timbunan bahan induk baru yang belum melapuk sempurna. Sehingga air hujan sulit untuk menembus ke dalam tanah dan akhirnya tertumpuk airnya dibagian bawah permukaan tanah. Ketika tanah tidak sanggup untuk menampung beban berat yang ada diatasnya (vegetasi) maka tanah akan turun ke bawah dan terjadi erosi ataupun longsor. Disisi lain, seiring berjalannya waktu maka bisa saja terjadi pergerakan tanah (landslide) oleh curah hujan yang tinggi di daerah landai. Selain itu, kemiringan lahan akan mempercepat proses terjadinya erosi, apalagi di daerah hulu.

Jika telah terjadi proses diatas, maka kualitas tanah pun akan menurun. Dari segi bahan orrganik, material bahan organik yang berada di permukaan tanah akan terbawa oleh limpasan air ke bawah dan mengendap dibagian hilir. Kesuburan tanah dibagian atas/hulu akan berkurang dan jika lama-kelamaan seperti itu maka tanah dibagian atas akan habis bahan organiknya dan hanya lapisan keras saja yang terlihat.

6. Pengendalian secara vegetatif :

(4)

Sistem pertanaman lorong adalah suatu sistem dimana tanaman pangan ditanam pada lorong diantara barisan tanaman pagar. Sistem ini sangat bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi dan merupakan sumber bahan organik dan hara terutama unsur N untuk tanaman lorong. Teknologi budidaya lorong telah lama dikembangkan dan diperkenalkan sebagai salah satu teknik konservasi lahan kritis untuk pengembangan sistem pertanian berkelanjutan pada lahan kritis/kering di daerah tropika basah namun belum diterapkan secara luas oleh petani.

Pada budidaya lorong konvensional tanaman pertanian ditanam pada lorong-lorong diantara barisan tanaman pagar yang ditanam menurut kontur. Barisan tanaman pagar yang rapat diharapkan dapat menahan aliran permukaan serta erosi yang terjadi pada areal tanaman budidaya, sedangkan akarnya yang dalam dapat menyerap unsur hara dari lapisan tanah yang lebih dalam untuk kemudian dikembalikan ke permukaan melalui pengembalian sisa tanaman hasil pangkasan tanaman pagar.

B. Sistem Pertanaman Strip Rumput

Konservasi lahan kritis dengan sistem pertanaman strip rumput hampir sama dengan pertanaman lorong tetapi tanaman pagarnya adalah rumput. Strip rumput dibuat mengikuti kontur dengan lebar strip 0,5 meter atau lebih. Semakin lebar strip semakin efektif mengendalikan erosi. Sistem ini dapat diintegrasikan dengan ternak. Penanaman rumput pakan ternak di dalam jalur strip. Penanaman dilakukan menurut garis kontur dengan letak penanaman dibuat selang seling agar rumput dapat tumbuh baik dan usahakan penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Selain itu tempat jalur rumput sebaiknya di tengah antara barisan tanaman pokok.

C. Tanaman Penutup Tanah

Tanaman ini merupakan tanaman yang ditanam tersendiri atau bersamaan dengan tanaman pokok. Manfaat tanaman penutup antara lain untuk menahan atau mengurangi daya perusak bulir-bulir hujan yang jatuh dan aliran air diatas permukaan tanah, menambah bahan organik tanah (melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh), serta berperan melakukan transpirasi yang mengurangi kandungan air tanah.

Peranan tanaman penutup tanah adalah mengurangi kekuatan disperasi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah sehingga mengurangi erosi.

(5)

sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah dan tidak memiliki sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti berduri atau sulur yang membelit.

D. Mulsa

Mulsa adalah bahan-bahan (sisa panen, plastik dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah. Bermanfaat untuk mengurangi penguapan serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir air hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah. Mulsa dapat berupa sisa tanaman, lembaran plastik dan batu. Mulsa sisa tanaman terdiri dari bahan organik sisa tanaman (jerami padi, batang jagung), pangkasan dari tanaman pagar, daun-daun dan ranting tanaman. Bahan tersebut disebarkan secara merata di atas permukaan tanah setebal 2 s/d 5 cm sehingga permukaan tanah tertutup sempurna.

E. Pengelompokan Tanaman dalam Suatu Bentang alam (landscape)

Pengelompokan Tanaman dalam Suatu Bentang alam (landscape) mengikuti kebutuhan air yang sama sehingga irigasi dapat dikelompokkan sesuai kebutuhan tanaman. Teknik konservasi lahan kritis seperti ini dilakukan dengan cara mengelompokkan tanaman yang memiliki kebutuhan air yang sama dalam satulandscape. Pengelompokkan tanaman tersebut akan memberikan kemudahan dalam melakukan pengaturan air. Air irigasi yang dialirkan hanya diberikan sesuai kebutuhan tanaman sehingga air dapat dihemat.

F. Penyesuaian Jenis Tanaman Dengan Karakteristik Wilayah

Teknik konservasi ini dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam menentukan berbagai tanaman alternatif yang sesuai dengan tingkat kekeringan yang dapat terjadi dimasing-masing daerah. Sebagai contoh tanaman jagung yang hanya membutuhkan air 0,8 kali padi sawah akan tepat jika ditanam sebagai pengganti padi sawah untuk antisipasi kekeringan. Pada daerah hulu DAS yang merupakan daerah yang berkemiringan tinggi penanaman tanaman kehutanan menjadi komoditas utama.

G. Penentuan Pola Tanam Yang Tepat

Baik untuk areal yang datar maupun berlereng penentuan pola tanam disesuaikan dengan kondisi curah hujan setempat untuk mengurangi devisit air pada musim kemarau. Hasil penelitian Gomez (1983) menunjukkan bahwa pada lahan dengan kemiringan 5% dengan pola tanam campuran ketela pohon dan jagung akan dapat menurunkan run off dari 43% menjadi 33% dari curah hujan dibandingkan dengan jagung monokultur. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan besar kebutuhan air tiap jenis vegetasi. Besarnya kebutuhan air beberapa jenis tanaman dapat menjadi acuan dalam membuat pola tanam yang optimal. Pengendalian erosi secara mekanis :

(6)

Pengendalian secara vegetatif lebih ekonomis daripada pengolahan dan pembuatan terasering dan pembuatan guludan searah garis kontur, karena biaya dan tenaga kerja lebih mudah dan murah pada pengendalian vegetatif.

7. A. Erosi tanah adalah suatu peroses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup (alibasyah, 1996)

B. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami ( veegha, 2008)

C. Bahan pencemar non point source (nps) dan point source (ps) Sumber pencemar (polutan) dapat berupa suatu lokasi tertentu (point source) atau tak tentu/tersebar (non-point/diffuse source). Sumber pencemar point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik dan saluran limbah industri. Pencemar yang berasal dari point source bersifat lokal. Efek yang ditimbulkan dapat ditentukan berdasarkan karakteristik spasial kualitas air. Volume pencemar dari point source biasanya relatif tetap. Sedangkan sumber pencemar non-point source dapat berupa point source dalam jumlah yang banyak. Misalnya : limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman (domestik) dan limpasan dari daerah perkotaan.

D. Degradasi tanah didefenisikan sebagai proses atau fenomena penurunan kapasitas tanah dalam mendukung kehidupan. Arsyad (2000) menyatakan bahwa kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik fungsinya sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun maupun fungsinya sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan. Oldeman (1993) mendefinisikan kerusakan tanah sebagai proses atau fenomena penurunan kemampuan tanah dalam mendukung kehidupan pada saat ini atau pada saat yang akan datang yang disebabkan oleh ulah manusia.

E. Bahan tailing adalah bahan hasil buangan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga berukuran seperti pasir.

F. Restorasi tanah adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tuuan utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.

(7)

I. Pemeliharaan tanah adalah upaya untuk mempertahankan, memelihara, memperbaiki/merehabilitasi, dan meningkatkan jumlah daya tanah, agar berdaya guna optimum sesuai dengan pemanfaatannya atau fungsinya.

Referensi

Dokumen terkait

Rahman Tamin, serta menyimpan dan menguasai sertifikat HGB tersebut adalah sebagai upaya dan tanggung jawab terdakwa untuk menjamin dapat terlaksananya jual

pembelajaran NHT disertai bahan ajar modul lebih baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kemampuan afektif

pengaruh masing-masing kriteria terhadap sub kriteria, dan tingkat pengaruh sub kriteria terhadap alternatif yang diberikan. 3) Dalam penentuan atribut sub kiteria

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran broiler pemasaran di Kota Kendari yang terlibat 4 jenis dengan dua lembaga pemasaran yang terlibat: pedagang pengumpul

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES BAKTI TUNAS HUSADA STIKES BAKTI TUNAS HUSADA.

Strategi tindak tutur komisif langsung meliputi (a) berniat modus berita 2 tuturan, (b) berjanji modus berita 11 tuturan, (c) menawarkan modus berita 7 tuturan, dan

Paparan diawali degan formulasi intregasi perencanaan strategis dan fungsi SDM sebagai langkah awal strategi kompetitif, dilanjutkan bagaimana memilih intregasi yang

Setelah penulis mengidentifikasi permasalahan perkawinan lintas agama yang sangat luas tersebut, agar diperoleh pembahasan yang lebih spesifik mengenai objek penelitian, maka