• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review terhadap RPJM dan RKPD Kabuapten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Review terhadap RPJM dan RKPD Kabuapten"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM RPJP DAN RKPD KABUPATEN SLEMAN PERIODE 2011-20151

(Oleh: Ahmad Muhlasul Wr.)2

A. Visi-Misi RPJM Kabupaten Sleman Periode 2011-2015: Pendahuluan

Pada periode tahun 2011-2015, Kabupaten Sleman dipimpin oleh Drs. H. Sri Purnomo, M. Si. yang berpasangan dengan Hj. Yuni Setia Rahayu, SS. Sri Purnomo sejatinya adalah wakil bupati sebelumnya Drs. Ibnu Subiyanto yang menjabat selama satu periode dan sebelum menjabat sebagai bupati juga menjabat sebagai wakil bupati dari Drs. H. Arifin Ilyas yang hanya menjabat satu periode juga.

Pasangan ini, yang didukung oleh PDIP, PAN, dan Gerindra (Pilkada 2010), mengalahkan 6 pasangan lainnya dengan perolehan suara cukup tinggi yaitu 35,3% dari total suara.

Dilihat dari perolehan suara, pasangan tersebut bisa dikatakan cukup

legitimate karena didukung sebagian besar pemilih. Untuk melandasi seluruh program pemerintahannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015, pasangan ini menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015”.

Untuk melaksanakan visi pembangunan tersebut, pemerintah daerah menetapkan misi yang harus dicapai, yaitu: (1) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat; (2) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat; (3) Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan; (4) Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup; (5) Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.

1 Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Publik yang diampu oleh Bpk. Dr. Norma. Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Konsentrasi Islam, Pembangunan dan Kebijakan Publik.

(2)

Pelaksanaan visi misi tersebut akan tertuang dalam bentuk RPJM dan RKPD yang berlandaskan pada RPJP kabupaten sleman tahun 2006-2025 yang telah ditetapkan oleh Perda no. 7 tahun 2005. Adapun RPJM untuk tahun 2011-2015 telah ditetapkan oleh Perda sleman nomor 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015.

Salah satu hal menarik dari Perda tersebut adalah bahwa Perda untuk RPJM 2011-2015 baru ditetapkan dengan Perda pada tahun 2014.

B. Agenda Setting: Analisis Kondisi Perempuan di Kabupaten Sleman

Pemberdayaan perempuan merupakan misi terakhir dari kelima misi pasangan bupati Drs. H. Sri Purnomo, M. Si. dan Hj. Yuni Setia Rahayu, SS.

Untuk menggambarkan bagaimana Kabupaten Sleman menyusun program pemberdayaan perempuan dalam RPJM dan RKPD mereka, maka perlu kiranya melihat bagaimana Analisis Kondisi (Agenda Setting) yang tertuang dalam RPJM kabupaten Sleman periode 2011-2015.

Jumlah perempuan di Kabupaten Sleman antara tahun 2008-2012 relatif berimbang dengan jumlah laki-laki. Berikut adalah gambaran data tentang perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan antara tahun yang bersangkutan (Tabel: 2.1).

Tabel 2.1

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

48

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2012

(3)

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman rata-rata 1,53 %, dan untuk melihat tingkat usia produktif laki-laki dan perempuan menurut usia mereka bisa kita lihat pada tabel berikut ini (Tabel: 2.2 & 2.3)

Tabel 2.2

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

Jumlah Laki-laki Menurut Usia

Tabel 2.3

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000

Jumlah Perempuan Menurut Usia

(4)

laki-laki dan perempuan di kabupaten Slaman antara tahun 2008-2012 sebagai berikut (Tabel: 2.5):

Tabel 2.5

2008 2009 2010 2011 2012

0

Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan

Rata-rata harapan hidup masyarakat Sleman antara tahun 2008-2012 adalah 76,08 di mana perempuan mempunya angka harapan hidup yang lebih tinggi, yaitu 77,12 dibanding laki-laki 76,08 tahun.

Dari data di atas, maka yang perlu dilihat lagi adalah bagaimana partisipasi perempuan dalam pemberdayaan masyarakat? Berikut data antara tahun 2008-2012 tentang partisipasi perempuan dalam lapangan pekerjaan pemerintah maupun non pemerintah, serta tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dari tahun ke tahun (Tabel: 2.6).

Tabel 2.6

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

0

(5)

Artinya adalah bahwa program pemberdayaan perempuan di Kabupaten Sleman sedikit banyak berpengaruh pada meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan, meski dengan catatatan bahwa partisipasi mereka di sektor swasta menurun drastis dibanding dengan partisipasi laki-laki.

Diakui atau tidak, analisis kondisi (Agenda Setting) dari permasalahan perempuan di Kabupaten Sleman cukum minim, sehingga menjadikan masalah pemberdayaan perempuan sebagai salah satu misi pemerintahan Sleman diharapkan membantu memecahkan masalah-masalah ketimpangan gender dalam masyarakat. Namun sepintas, jika melihat beberapa data yang sangat terbatas di atas, bisa dikatakan bahwa Kabupaten Sleman tidak mempunyai masalah berarti dengan permasalahan gender. Tingkat partisipasi perempuan relatif berimbang dengan tingkat partisipasi laki-laki. Sebenarnya, menjadikan pemberdayaan perempuan sebagai misi lebih pada memperjelas kondisi riil perempuan dengan penambahan-penambahan data yang lebih baik.

C. Arah Umum Kebijakan Pembangunan Perintah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015

Dalam RPJM Kabupaten Sleman ditetapkan arah umum kebijakan pemerintah daerah dari tahun ke tahun, yaitu:

1. Pada tahun 2011 pembangunan diarahkan pada pemulihan pasca bencana alam gunung Merapi pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan memantapkan pencapaian aspek pendidikan dan kesehatan.

2. Pada tahun 2012 pembangunan masih tetap diarahkan pada pemulihan paska bencana alam gunung Merapi dan bencana lainnya pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan dengan menjaga danmemantapkan pencapaian pada aspek pendidikan, kesehatan dan ketersediaan infrastruktur.

(6)

serta mempertahankan pencapaian di bidang pendidikan dan kesehatan dan ketersediaan infrastruktur.

4. Pada tahun 2014 pembangunan diarahkan pada penguatan ekonomi masyarakat yang didukung oleh peningkatan infrastruktur wilayah yang lebih memadai dan keadaan sosial dan keamanan yang kondusif.

5. Pada tahun 2015 pembangunan diarahkan pada pemantapan ekonomi yang didukung oleh pemantapan bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Pada setiap perincian arah kebijakan tersebut dimuat program-program yang sesuai dengan visi-misi daerah (kepala daerah). Dan untuk selanjutnya bagaimana arah umum bersinergi dengan program yang dibuat kita akan lihat dalam penjabaran selanjutnya berikut ini, khususnya terkait dengan pemberdayaan perempuan.

D. Agenda dan Program Pemberdayaan Perempuan dalam RPJM Kabupaten Sleman (2011-2015)

Untuk melihat seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Sleman Yogyakarta menindaklanjuti Misi Pemberdayaan Perempuan maka kita lihat dari bagaimana rumusan program yang dibuatnya dalam RPJM periode yang dimaksud.

Pertama, pada misi Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat, RPJM Sleman menempatkan program pemberdayaan perempuan pada indikator sasaran yang ketiga, yang berbunyi: Perempuan terlatih pada daerah rawan bencana. Dalam hal ini, pemerintah daerah Kabupeten Sleman membari mandat kepada SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk meningkatkan tingkat keterlatihan perempuan dalam tanggap bencana.

(7)

Ketiga, pada misi yang kelima sendiri, yaitu: Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang, tergambar program pemerintah dalam RPJP sebagai berikut (Tabel: 4.1):

Tabel 4.1

Misi: Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang Tujuan: Meningkatkan kualitas hidup perempuan

Sasaran:

2. Meningkatnya pelayanan terhadap perempuan dan anak, dengan Indikator Sasaran: a. Pelayanan terhadap pemempuan dan anak korban kekerasan (100%), dengan Strategi:

 Meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan melalui peningkatan akses ekonomi, sosial budaya dan politik, dengan Arah Kebijakan:  Meningkatkan kualitas perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan

anak.

 Dengan Program: program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan, dengan Target: 100 % (2016) dari sebelumnya (2010) yang 80%, dengan Penanggung Jawab SKPD: Badan Keluarga Berencana Perencanaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat.

b. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum (50%), dengan Strategi:

 Meningkatkan kualitas perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan anak, dengan Arah Kebijakan:

 Meningkatkan kualitas perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan anak.

 Dengan Program: penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender, dengan Target: 75 % (2016) dari sebelumnya (2010) yang 50%, dengan Penanggung Jawab Kecamatan Tempel.

c. Lembaga PUG yang aktif, dengan Strategi:

 Meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan melalui peningkatan akses ekonomi, sosial budaya dan politik, dengan Arah Kebijakan:  Meningkatkan kualitas sumberdaya perempuan dalam pembangunan.

 Dengan Program: penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender, dengan Target: 77 % (2016) dari sebelumnya (2010) yang 50%, dengan Penanggung Jawab Kecamatan Ngemplak.

d. Pemenuhan hak-hak Anak, dengan Strategi:

 Meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan melalui peningkatan akses ekonomi, sosial budaya dan politik, dengan Arah Kebijakan:  Meningkatkan kualitas perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan

anak.

 Dengan Program: penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender, dengan Target: 78 % (2016) dari sebelumnya (2010) yang 74%, dengan Penanggung Jawab Kecamatan Depok, Kec. Moyudan, Kec, Seyegan, Kec. Gamping, Kec. Mlati, Kec. Berbah, Kec. Prambanan, Kec. Kalasan, Kec. Ngaglik, Kec. Sleman, Kec. Turi, Kec. Pakem, Kec. Cangkringan, Kec. Miggir; dan SKPD Badan Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat.

f. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, yang iukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki, dengan Strategi:

 Meningkatkan kualitas sumber daya perempuan dalam pembangunan, dengan Arah Kebijakan:

 Meningkatkan kualitas sumberdaya perempuan dalam pembangunan.

(8)

Gambaran ketiga dari arah kebijakan pemerintah Sleman dalam RPJM periode 2011-2015 menjelaskan pada kita bahwa Strategi dan Arah Kebijakan yang dibuat masih sangat normatif bahkan cenderung sama satu sama lain. Kita bisa lihat bahwa strategi dan Arah Kebijakan untuk poin “keterwakilan perempuan dalam DPRD” sama persis dengan strategi dan Arah Kebijakan rasio melek huruf, misalnya, yang mana keduanya sejatinya mempunyai arah yang berbeda. Lebih menarik lagi, bahwa penanggung jawab pelaksana dari masing-masing program tidak selamanya dilakukan oleh SKPD melainkan, beberapa, dilimpahkan kepada Kecamatan. Dan bila dilihat nanti pada porsi penganggaran, maka akan terlihat bahwa dilipilihnya kecamatan-kecamatan yang dimaksud sepertinya lebih pada persoalan bagi-bagi anggaran.

Selain itu, Arah kebijakan yang berupa (1) Partisipasi perempuan di ekskutif; (2) Keterwakilan perempuan dalam DPRD, dan; (3) Angkatan tenaga kerja perempuan rupanya tidak mendapat porsi program sama sekali. Arah kebijakan peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan justru dialihakan reprersentasi arahnya pada: rasio melek huruf dan tingkat pendidikan.

Terlihat juga bahwa dalam RPJM ini urusan perempuan tidak bisa dipisahkan dengan urusan anak, di mana setiap program keperempuanan dianggap g. Rasio melek huruf perempuan terhadap lakilaki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui

angka melek huruf, dengan Strategi:

 Meningkatkan kualitas sumber daya perempuan dalam pembangunan, dengan Arah Kebijakan:

 Meningkatkan kualitas sumberdaya perempuan dalam pembangunan.

 Dengan Program: Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, dengan Target: 99,70 % (2016) dari sebelumnya (2010) yang 84,76 %, dengan Penanggung Jawab SKPD Badan Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat.

2. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, dengan Indikator Sasaran: a. Partisipasi perempuan di eksekutif Pemerintah, dengan Strategi:

 Meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan melalui peningkatan akses ekonomi, sosial budaya dan politik, dengan Arah Kebijakan:  Meningkatkan kualitas sumberdaya perempuan dalam pembangunan.

b. Keterwakilan perempuan dalam DPRD, dengan Strategi:

 Meningkatkan peran perempuan dalam segala aspek pembangunan melalui peningkatan akses ekonomi, sosial budaya dan politik, dengan Arah Kebijakan:  Meningkatkan kualitas sumberdaya perempuan dalam pembangunan. 

b. Penduduk perempuan bekerja dari angkatan kerja, dengan Strategi:

(9)

mempunyai keterkaitan signifikan terhadap permasalahan anak. Artinya RPJM ini berasumsi bahwa perempuan dan anak adalah dua hal yang saling menguatkan.

Keempat, dalam Arah Kebijakan Umum dan Program Pembangunan, Pemerintah Kabupaten Sleman mempunya 34 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan, yang meliputi 26 urusan wajib (prioritas) dan 8 urusan pilihan (non prioritas) yaitu:

1. Urusan Wajib Pendidikan

2. Urusan Wajib Kesehatan

3. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

4. Urusan Wajib Perumahan

5. Urusan Wajib Penataan Ruang

6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

7. Urusan Wajib Perhubungan

8. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

9. Urusan Wajib Pertanahan

10. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil

11. Urusan wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

12. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

13. Urusan Wajib Sosial

14. Urusan Wajib Tenaga Kerja

15. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

16. Urusan Wajib Penanaman Modal Daerah

17. Urusan Wajib Kebudayaan

18. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga

19. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

20. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

21. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

(10)

23. Urusan Wajib Statistik

24. Urusan Wajib Kearsipan

25. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

26. Urusan Wajib Perpustakaan

27. Urusan Pilihan Pertanian

28. Urusan Pilihan Kehutanan

29. Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral

30. Urusan Pilihan Pariwisata

31. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

32. Urusan Pilihan Perdagangan

33. Urusan Pilihan Peindustrian

34. Urusan Pilihan Transmigrasi

Terlihat di situ bahwa pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dimasukkan pada kategori urusan wajib (prioritas) pemerintah.

Dalam Kebijakan Umum Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pemerintah Kabupaten Sleman mempunyai dua kebijakan umum, yaitu: (1) meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keadilan gender; dan (2) meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perlindungan terhadap perempuan dan anak; yang untuk itu maka pemerintah daerah mempunyai beberapa program pembangunan berkaitan dengan hal tersebut, yaitu, (a) program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan; (b) program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak; (c) program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan; (d) program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

(11)

E. Porsi Anggaran untuk Agenda dan Program Pemberdayaan Perempuan dalam RPJM Kabupaten Sleman (2011-2015)

Untuk melihat lebih jelas tentang (1) keseriusan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam memberdayakan perempuan, serta (2) singkronisasi antara arah kebijakan, dan program pembangunan, dapat kita lihat pada porsi anggaran yang dialokasikan untuk ini.

Berikut adalah gambaran jumlah APBD Kabupaten Sleman periode 2011-2015 berkenaan dengan Program Wajib dan Program Pilihan (Tabel 5.1)

Tabel 5.1

2011 2012 2013 2014 2015

0.00 200,000,000,000.00 400,000,000,000.00 600,000,000,000.00 800,000,000,000.00 1,000,000,000,000.00 1,200,000,000,000.00

339,839,168,856.04372,204,137,318.52

404,569,105,781.00436,935,074,243.48

469,301,042,705.96 17,606,498,406.0019,283,307,778.00

20,960,117,150.0022,636,926,522.00

24,303,735,894.00 357,445,667,262.04

391,487,445,096.52

425,529,222,931.00

459,572,000,765.48

493,614,778,599.96

Program Wajib Program Pilihan Jumlah Total

Data di atas memberikan gambaran bahwa APBD Kabupaten Sleman meningkat dari tahun ke tahun sekitar 20%.

(12)

Tabel 5.2

2011 2012 2013 2014 2015

0 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000

1,442,243,0401,579,599,520

1,716,956,0001,854,312,480

1,991,668,960

Jumlah Alokasi Anggaran Untuk Pemberdayaan Perempuan pada LPJM Kab. Sleman Periode 2011-2015

Jumlah Anggaran

Sedangkan untuk pembagiannya sesuai programnya bisa kita lihat pada tabel berikut 5.3:

Tabel 5.3

20110 2012 2013 2014 2015

200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000 1,600,000,000

Perincian Alokasi Anggaran Untuk Pemberdayaan Perempuan pada LPJM Kab. Sleman Periode 2011-2015

(13)

8.15

12.81

7.92

71.11

Prosentase Program Pemberdayaan Perempuan Periode 2011-2015

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Program penguatan kelemba-gaan pengarusutamaan gender dan anak

Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Data di atas menjelaskan bahwa porsi terbesar dari keseluruhan program penguatan pemberdayaan perempuan dialokasikan untuk program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak yang mencapai 71,11 % dari tahun ke tahun.

Jika angaran pemberdayaan perempuan tersebut kita lihat dari keseluruhan jumlah APBD Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun pada periode 2011-2015 hanya sebesar 0,40% dan tidak ada peningkatan dari tahun ke tahun. Anggaran ini sangat rendah mengingat program pemberdayaan perempuan ini merupakan salah satu program unggulan dari keseluruhan program kepala daerah.

F. Target Kinerja Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Sleman Periode 2011-2015

Dari keseluruhan program dan anggaran yang telah dicanangkan di atas, Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan kinerja yang harus dicapai. Dengan besaran anggaran yang hanya 0,40% tak heran jika target yang dicanangkan hanya dikisaran 50% saja. Berikut perinciannya (Tabel 6.1)

(14)

20110 2012 2013 2014 2015 20

40 60 80 100 120

Prosentase Target Kinerja Pemberdayaan Perempuan

20

11

-2

01

5

(15)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 73

73.5 74 74.5 75 75.5 76 76.5

74.98

74.1

74.7 74.8

75.78 75.9

Target Indeks Pembangunan Gender 2011-2015

Series 1

Terlihat bahwa kenaikan yang ditargetkan tak lebih dari 1 ½ % dengan anggaran pengarusutamaan gender yang justru paling maksimal di antara program yang lain.

Demikianlah gambaran arah, kebijakan, program, dan anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tentang pemberdayaan perempuan di mana hal itu termasuk salah satu misi yang dikampanyekan dari pasangan bupati …. ….

Dari rencana pembangunannya saja dapat kita lihat bahwa sejatinya Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman kurang mempunya ambisi serius untuk menangani program yang satu ini.

G. Perkembangan Impelementasi Arah, Kebijakan, dan Program Pemberdayaan Perempuan periode RPJM 2011-2015 dari tahun ke tahun

Untuk melihat seberapa jauh arah dan agenda pembangunan pemberdayaan perempuan di atas diimplementasikan, maka perlu kiranya kita memperhatikan beberapa evaluasi (LPPJ) terhadap RKPD dari tahun ke tahun.

(16)

Untuk urusan pemberdayaan perempuan, dalam evaluasi terhadap RKPD tahun 2011 tergambar sebagai berikut.

Menurut laporan (evaluasinya) yang dirilis pemerintah daerah, tercatat ada beberapa inovasi yang dilakukan pada tahun ini berkenaan dengan pemberdayaan perempuan, yaitu: (1) Terlaksananya sosialisasi dan simulasi PKDRT di semua desa dan kecamatan se Kabupaten Sleman; (2) Terlaksananya revitalisasi penyaluran modal UP-2K-PKK; (3) Terbentuknya gugus tugas kabupaten layak anak; Terbentuknya Forum Layak Anak Seleman; (4) Terbentuknya forum penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Berikut capaian indikator pemberdayaan perempuan antara tahun 2007-2011 (Tabel 7.1).

(17)

20070 2008 2009 2010 2011 20

40 60 80 100 120

4.6 4 3.6 3.4

22

58.47 59.68 58.62

91 92.3

95.31 94.89 96.39 96.6

46.52

Pencapaian Indikator Pemberdayaan Perempuan

20

07

-2

01

1

Sedangkan jika kita bandingkan antara capaian dan target, maka akan terlihat sebagai berikut (Tabel 7.2):

(18)

Target 20110 Capaian 2011 20

40 60 80 100 120

54

28.4 54

0 43.34

92.3

0

46.52

Indikator Pemberdayaan Perempuan Antara Target dan Capaian

Pada matrik ini terlihat bahwa begitu banyak program yang tidak mencapai target atau malah mandeg dan tidak mengalami progres atau bahkan menurun.

(19)

rupiah). Namun pada kenyataannya dalam RKPD tahun 2011 anggaran berubah menjadi hanya Rp. 725.022.500,- (tujuh ratus dua puluh lima juta dua puluh dua ribu lima ratus rupiah) atau 0,20% dari keseluruhan APBD Kabupaten Sleman 2011.

Pemerintah Kabupaten Sleman dalam evaluasinya terhadap RKPD 2011 mengatakan bahwa dana tersebut terserap 99,79% atau sejumlah Rp. 723.493.000,- padahal dalam rilis laporannya banyak hal yang tidak direalisasikan atau bahkan menurun dari tahun sebelumnya.

Kedua, RKPD tahun 2012. Pada tahun ini arah umum kebijakan pembangunan Kabupaten Sleman diarahkan pada pemulihan paska bencana alam gunung Merapi dan bencana lainnya pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan dengan menjaga danmemantapkan pencapaian pada aspek pendidikan, kesehatan danketersediaan infrastruktur.

Untuk urusan pemberdayaan perempuan, dalam evaluasi terhadap RKPD tahun 2012 tergambar sebagai berikut.

Menurut laporan (evaluasinya) yang dirilis pemerintah daerah, tercatat ada beberapa inovasi yang dilakukan pada tahun ini berkenaan dengan pemberdayaan perempuan, yaitu: (1) Terlaksananya sosialisasi dan simulasi PKDRT di semua desa dan kecamatan se Kabupaten Sleman; (2) Terlaksananya revitalisasi penyaluran modal UP-2K-PKK; (3) Terbentuknya gugus tugas kabupaten layak anak; Terbentuknya Forum Layak Anak Seleman; (4) Terbentuknya forum penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hal ini sama persis dengan yang dilaporkan pada evaluasi RKPD tahun 2011.

(20)

Tabel 7.3

0 20 40 60 80 100 120

18

4 3.6 3.4

55.17 92.59

59.68 58.62

91

41.91 38.37

94.89 96.39 96.6

46.52

Pencapaian Indikator Pemberdayaan Perempuan

20

08

-2

01

(21)

Sedangkan jika kita bandingkan antara capaian dan target, maka akan terlihat sebagai berikut (Tabel 7.4):

Tabel 7.4

Target 20120 Capaian 2012

20 40 60 80 100 120

55

34.63

0

18 44.21

42.16

0

38.37

Indikator Pemberdayaan Perempuan Antara Target dan Capaian

(22)

Sama seperti halnya 2011 pemerintah tidak punya data pertumbuhan/perkembangan yang lengkap dari program yang dicanangkan dari tahun ke tahun.

Ketiga, RKPD tahun 2013. Pada tahun ini arah umum kebijakan pembangunan Kabupaten Sleman diarahkan pada penanggulangan kemiskinan yang didukung oleh penguatan ekonomi masyarakat melalui fasilitasi dan pelayanan yang lebih optimal dari birokrasi pemerintahan serta mempertahankan pencapaian di bidang pendidikan dan kesehatan dan ketersediaan infrastruktur.

Laporan evaluasi untuk RKPD 2013 sama dengan laporan pada tahun-tahun sebelumnya dan tidak ada pembaharuan berkaitan dengan pemberdayaan wanita.

Keempat, RKPD tahun 2014. Pada tahun ini arah umum kebijakan pembangunan Kabupaten Sleman Pada tahun 2014 pembangunan diarahkan pada penguatan ekonomi masyarakat yang didukung oleh peningkatan infrastruktur wilayah yang lebih memadai dan keadaan sosial dan keamanan yang kondusif.

RKPD 2014 melansir bahwa anggaran untuk pemberdayaan perempuan pada tahun ini adalah Rp. 1.308.325.480,- dengan tingkat realisasi 99,51% yaitu sekitar 1.301.877.144,- atau hanya sekitar 0,28% dari keseluruhan APBD Kabupeten Sleman. Anggaran ini berbeda dengan yang dicanangkan dalam RPJM yaitu sebanyak Rp. 1.854.312.480,- atau berkurang sekitar 500 juta rupiah.

(23)

Tabel 7.5

130,149,470

1,020,303,950 88,847,900

69,024,130

Prosentase Program Pemberdayaan Perempuan Periode 2014

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Program penguatan kelem-bagaan pengarusutamaan gender dan anak

Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Rupanya terjadi realokasi besar-besara terhadap bidang pemberdayaan wanita ini bila dibanding dengan RPJM yang dibuat sebelumnya.

Untuk laporan lainnya, masih berlaku laporan tahun 2011 dan 2012.

Kelima, RKPD tahun 2015. Pada tahun ini arah umum kebijakan pembangunan Kabupaten Sleman diarahkan pada pemantapan ekonomi yang didukung oleh pemantapan bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

RKPD 2015 melansir bahwa anggaran untuk pemberdayaan perempuan pada tahun ini adalah Rp. 1.667.858.500,- dengan tingkat realisasi 98,37% yaitu sekitar Rp. 1.640.595.772,- atau hanya sekitar 0,33% dari keseluruhan APBD Kabupeten Sleman yang tertera dalam RPJM 2011-2015 untuk APBD 2015 yang sebanyak Rp. 493.614.778.599,-.

(24)

Tabel 7.6

139,830,000

1,396,284,000 130,120,000

91,164,500

Prosentase Program Pemberdayaan Perempuan Periode 2014

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Program penguatan kelem-bagaan pengarusutamaan gender dan anak

Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Seperti halnya pada tahun 2014, rupanya terjadi realokasi besar-besara terhadap bidang pemberdayaan wanita ini bila dibanding dengan RPJM yang dibuat sebelumnya.

Untuk laporan lainnya, masih berlaku laporan tahun 2011 dan 2014. Indeks Pembangunan Gendernya pun yang dilaporkan masih indeks tahun 2011.

H. Kesimpulan

Dari pengamatan terhadap RPJM dan RKPD periode 2011-2015, dapat kita simpulkan beberapa hal penting berikut:

1. Salah satu yang krusial yang terjadi pada RPJM & RKPD Kabupaten Sleman periode 2011-2015 adalah minimnya agenda setting khususnya terkait dengan pemberdayaan perempuan. Agenda setting ini sejatinya menjadi penting sekali untuk memberikan landasan bagi arah kebijakan, program, dan porsi anggaran yang akan diajukan dan disahkan. Minimnya agenda setting

(25)

2. Terjadi banyak sekali perubahan/penyimpangan/ketidaksingkronan antara kebijakan, program yang ada di RPJM dan di RKPD terutama pada poin tindakan teknis (program satuan), terkait Pemberdayaan Perempuan.

3. Pada program yang bersifat umum, terkait Pemberdayaan Perempuan, bisa dikatakan sudah cukup sinkron.

4. Hasil evaluasi pada masing-masing RKPD tidak menyuguhkan data yang lengkap sesuai program yang dicantumkan di RPJM.

5. Ada banyak sekali program yang tertera di RPJM yang tidak ditemukan ujungnya di RKPD, terkait Pemberdayaan Perempuan.

6. Ada banyak sekali program di RKPD yang tidak dicantumkan secara eksplisit di RPJM, terkait Pemberdayaan Perempuan.

7. Ada banyak sekali kesimpangsiuran data terkait laporan target dan capaian. Misalnya RKPD 2014 yang justru mencantumkan hasil evaluasi 2011 & 2012 dan tidak mencantumkan hasil evaluasi 2014 yang justru dibutuhkan.

8. Kesimpangsiurang data juga terjadi antara laporan evaluasi pada satu RKPD dengan laporan evaluasi pada RKPD yang lain.

9. Kesimpangsiuran data tersebut tidak hanya terjadi pada target dan capaian, melainkan besaran anggaran antara yang tercantum dalam RPJM dan RKPD.

10. Dengan kondisi sedemikian, maka lapaoran dari RPJM dan RKPD yang ada bisa dikatakan cukup membingungkan.

11. Meskipun menjadi salah satu misi dari pemerintah daerah, pemberdayaan perempuan rupanya tidak mendapatkan porsi perhatian yang layak. Hal ini tercermin dari (1) buruknya kinerja pemerintah dalam hal ini (tercermin dalam laporannya); (2) alokasi dana yang hanya 0,40 % dari keseluruhan anggaran, dan terus menurun dari tahun ke tahun (mekipun dalam RPJM dianggarkan untuk naik, namun faktanya dalam RKPD terus menurun).

12. Bahkan untuk kenaikan Indeks Pembangunan Gender pun Pemerintah Sleman hanya menargetkan kenaikan tak lebih dari 1 ½ %.

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

72 74 76 78

74.98 74.1 74.7 74.8 75.78 75.9

Target Indeks Pembangunan Gender 2011-2015

(26)

Sumber BPS Kab. Sleman

Gambar

Tabel 2.151.5
Tabel 2.2Jumlah Laki-laki Menurut Usia
Tabel 2.5Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan
Tabel 5.11,200,000,000,000.00
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri memiliki dampak dalam kehidupan seseorang. Adapun dampak dari efikasi diri antara lain, yaitu

Sehubungan dengan telah adanya tenaga fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) pada Inspektorat Kota Bandung yang didasarkan kepada Peraturan

hitung (1,136) lebih kecil dari pada harga t tabel, Dengan demikian Ho yang menyatakan bahwa citra took di UD Menara 05 Kudus adalah baik dapat diterima Jadi

Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat dilaksanakan dengan cara meneladani nilai-nilai karakter yang dapat digali dari tokoh

y iyeceği pişirmek için ateşin kullanılmasını ele al�­ sanlar hayatlarının belli bir döneminde eti daha sağlıklı veya daha uzun süre saklamak için değil de,

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial atau individu antara variabel tingkat religiusitas (X 1 ) dan persaingan usaha

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah produksi per

Ennek eredményeként augusztus végéig legalább 200 ezer tonna USA-ból származó szóját utasítottak el az EU importırei (az USA Gabona- és Takarmánykeres-