• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan Metode SAW (Simple Additive Weighting) pada Manajemen Proyek untuk Menentukan Pegawai dalam Pengerjaan Suatu Proyek (Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Penerapan Metode SAW (Simple Additive Weighting) pada Manajemen Proyek untuk Menentukan Pegawai dalam Pengerjaan Suatu Proyek (Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode

SAW

(

Simple

Additive Weighting

) pada Manajemen

Proyek untuk Menentukan Pegawai dalam

Pengerjaan Suatu Proyek

(Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi)

Nuriana Santiara

1

, Cecep Nurul Alam

2

, Cepy Slamet

3

1

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung

2,3

Jl.A.H Nasution 105 Bandung 40614

1

bankareta2@gmail.com,

2

cecep@uinsgd.ac.id,

3

cepy_lucky@uinsgd.ac.id

Abstract-Management is a technical discipline in implementing and managing authority. The main role of a project leader are managing the project, not doing the work. In project management, project leaders play a role in initiating, planning, implementing, monitoring and controlling a project. Each project leader's role is often missed in terms of monitoring the project. As a result of the lack of project monitoring, the work is often inconsistent with the set schedule. The client that delivers the project should follow the project. In project management, leaders need to know the employee's knowledge, skills and experience to reduce project risk levels and improve project success. The Simple Additive Weighting (SAW) method looks for weighted sums of each alternative to all attributes. The data produced by the SAW method is the ranking data onto the sum of weighted data onto the normalization calculation. In this research, it is hoped that the system can help the leadership to facilitate the selection of employees in determining the project and the leader can start, plan, implement, monitor and control a project. Then the client can monitor the project being done. The SAW method is one of the methods of decision support systems that help leaders to select employees in project work to reduce project risk levels and improve project success.

Keywords- Simple Additive Weighting (SAW), Information Systems, Project management, management, Decision support system(DSS)

Abstrak- Manajemen merupakan disiplin teknis dalam menerapkan dan mengelola kewenangan. Peran utama seorang pimpinan proyek yaitu mengelola proyek, bukan melakukan pekerjaan. Dalam pengelolaan proyek, pimpinan proyek berperan dalam memulai, merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengendalikan suatu proyek. Setiap peran pimpinan proyek sering terlewat dalam hal memantau proyek. Akibat dari kurangnya memantau proyek, dalam pengerjaan sering tidak sessuai dengan jadwal yang ditetapkan. Klien yang memberikan proyek tersebut harus ikut memantau jalannya proyek tersebut. Dalam manajemen proyek, pimpinan perlu mengtahui pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pegawai untuk mengurangi tingkat risiko proyek dan meningkatkan keberhasilan sebuah proyek. Metode Simple Additive Weighting (SAW) mencari penjumlahan terbobot dari setiap alternatif pada semua atribut. Data yang dihasilkan metode SAW yaitu data ranking dari hasil penjumlahan data terbobot melewati perhitungan normalisasi. Dalam penelitian ini diharapkan sistem dapat membantu pimpinan memudahkan memilih pegawai dalam penentuan pengerjaan proyek serta pimpinan dapat memulai, merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengendalikan suatu proyek. Lalu klien dapat memantau proyeknya yang sedang dikerjakan. Metode SAW adalah salah satu metode sistem pendukung keputusan yang membantu pimpinan untuk memilih pegawai dalam pengerjaan proyek untuk mengurangi tingkat risiko proyek dan meningkatkan keberhasilan sebuah proyek.

Kata kunci- Simple Additive Weighting (SAW), Sistem informasi, Manajemen proyek, manajemen, Sistem pendukung keputusan

I. PENDAHULUAN

Proyek memerlukan manajemen atau pengolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai harapan [1]. Peranan komputer pada saat ini dapat mendukung kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya komputer suatu perusahaan dapat mempermudah

membantu mengurangi kesalahan dalam melakukan pencatatan data dan dapat tersimpan dengan aman serta mempercepat dalam proses melakukan pencarian data dan membuat laporan serta resiko untuk data hilang atau rusak dapat berkurang dan diatasi[2].

(2)

Penerapan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Pada ManajemenProyek Untuk

Menentukan Pegawai Dalam Pengerjaan Suatu Proyek(Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi) Nuriana Santiara1, H. Cecep Nurul Alam2, Cepy Slamet 3

50

dari pimpinan dan klien yang membantu menilai kinerja pegawai-pegawai yang memegang proyek tersebut untuk dapat melakukan pengerjaan proyek dengan lancer, karena pegawai pernah mengerjakan proyek seperti itu sebelumnya. Peran tersebut disetiap perusahaan terdapat di dalam diri pimpinan. Pimpinan atau disebut project manager mempunyai standar terdiri dari sembilan bidang pengetahuan dan lima kelompok proses. Sembilan bidang pengetahuan itu adalah integrasi, ruang lingkup, biaya, waktu, kualitas, resiko, sumber daya manusia, manajemen komunikasi dan manajemen proyek. Lima kelompok proses itu terdiri dari memulai, merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengendalikan [3].

PT. Deliman Integra teknologi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Proyek yang telah atau sedang dikerjakan tidak hanya permintaan dari perusahaan swasta, dari pemerintahan pun pernah mendapat permintaan pembuatan proyek. Namun setiap proyek yang dikerjakan terkadang tidak sesuai dengan keahlian pegawai yang ada, maka proyek tersebut tidak terkendali dalam hal waktu dan progress proyek. Terkadang jika terdapat proyek baru, pimpinan perusahaan selalu bingung untuk memberikan kepada siapa proyek tersebut karena progress proyek lain yang tidak bisa dipantau dengan kasat mata. Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem jangka panjang yang bisa membantu pimpinan dalam menentukan, mengelola, memantau dan menyimpan data proyek yang sudah dikerjakan. Selain itu klien pun dapat mengetahui perkembangan proyeknya.

Simple Additive Weighting adalah salah satu metode untuk membantu pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti pemilihan posisi pekerjaan tertentu dengan langkah-langkah dan perhitungan yang diambil dari suatu pembobotan dan penilaian data, sehingga nilai agregat dan bobot akhir akan disesuaikan dengan kriteria dan factor yang sudah ada. Metode ini merupakan metode yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi multiple attribute decision making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu [4].

Melisa Elistri pada tahun 2014 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Seluma menerapkan metode Simple Additive Weighting untuk mencari jalur terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk mempermudah mengambilan keputusan dalam pemilihan jurusan untuk siswa kelas X [5].

Metode pembobotan atau penilaian bukan hanya metode Simple Additive Weighting (SAW), adapula metode Weighted Product (WP), metode Analytic Hierchy Process (AHP) dan metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Metode SAW dan WP sangat sederhana dan tidak ada validasi bobot yang dipilih, oleh karena itu hasil yang diperoleh dengan metode ini mungkin akan kurang akurat karena langkah perhitungannya tidak terlalu terperinci utuk data berskala besar, sedangkan metode AHP tidak seakurat metode SAW dan WP, namun metode

PROMETHEE ini disebut metode yang relatif akurat untuk data berskala besar karena metode ini langkah-langkah pengerjaannya sangat terperinci karena mempertimbangkan semua aspek yang diperhitungkan [6]–[8].

Dari penjelasan di atas, terdapat kesimpulan bahwa dibutuhkannya pemilihan pegawai untuk menentukan pemegang proyek yang berfokus kepada proyek aplikasi

yaitu “Penerapan Metode SAW (Simple Additive

Weighting) Pada Manajemen Proyek untuk Menentukan Pegawai dalam Pengerjaan Suatu Proyek (Studi Kasus PT.

Deliman Integra Teknologi)”. Penggunaan metode Simple

Additive Weighting ini karena data yang digunakan untuk perhitungan dan langkah-langkah pun tidak terlalu terperinci, data yang digunakan pun hanya di bobotkan dengan nilai yang diberikan oleh pimpinan dan klien kepada pegawai yang sudah mengerjakan proyek sebelumnya. Dengan metode ini akan menghasilkan suatu sistem jangka panjang yang bisa membantu pimpinan dalam memulai, merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengendalikan suatu proyek[9],[10].

II. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Prototipe

Model pengembangan perangkat lunak prototipe digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak. Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat [11]. Lalu dibuatlah program prototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user [12].

A. PROYEK

(3)

sistem yang sudah ada. Ini adalah investasi satu kali. Baru-baru ini, manajer proyek harus memenuhi tuntutan peningkatan kompleksitas dalam hal tantangan teknis, kecanggihan produk dan perubahan organisasi [13].

Suatu proyek mungkin akan sama dengan yang sebelumnya atau berbeda dari itu hanya secara rinci yang sesuai dengan perubahan pasar atau tempat baru. Perbedaan dapat mencakup beberapa hal baru dalam produk, dalam sistem produksi atau peralatan dan struktur yang membentuk sistem. Setiap desain baru mobil, pesawat terbang, kapal, lemari es, komputer, derek, pabrik baja, kilang, jalur produksi, selokan, jalan, dermaga jembatan, bendungan, pembangkit tenaga listrik, kontrol sistem, bangunan atau paket perangkat lunak adalah sebuah proyek. Terdapat banyak contoh yang lebih kecil dari proyek tadi dan untuk proyek semacam itu pada gilirannya dapat menjadi proyek perusahaan kecil [13].

B. MANAJEMEN PROSES

Manajemen merupakan disiplin teknis dalam menerapkan dan mengelola kewenangan atas hal yang diberikan melalui susunan struktural formal organisasi. Proses manajemen menunjukkan komponen peran manajer proyek seperti merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengendalikan dan memotivasi orang-orang yang bersangkutan dalam menyelesaikan tugas. Proyek manager berperan dalam tiga hal yaitu menentukan masing-masing tugas, memotivasi individu di dalam tim, dan memahami struktur organisasi serta gagasan budaya. Hal ini menentukan gaya yang akan diadopsi, yang mengarah ke konsep masing-masing proyek [14].

Komponen-komponen yang telah disebutkan di dalam manajemen proyek secara efektif dapat berpengaruh positif terhadap hasil pengembangan proyek. Bukan berarti secara sederhana hasil pengembangan itu sendiri akan selalu positif, karena bisa jadi ada banyak faktor eksternal yang memiliki efek lebih signifikan. Karena itu, pembahasan peran manajemen dalam bagian ini terbatas pada faktor-faktor yang bersifat internal terhadap organisasi atau proyek tim itu sendiri. Meski hal tersebut sering dibutuhkan, namun istilah 'manajer' harus mengisyaratkan pengetahuan tentang isu-isu yang terlibat dalam 'pengelolaan'. Definisi manajemen telah mencakup wewenang yang diberikan oleh struktur organisasi [15].

C. MANAJEMEN PROYEK

Pada manajemen Proyek terdapat keterampilan, peralatan dan proses manajemen yang diperlukan untuk menjalankan proyek dengan sukses. Ini mencakup [16]:

1. Dalam lingkaran Skills adanya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pegawai dibutuhkan untuk mengurangi tingkat risiko dalam sebuah proyek dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan sebuah proyek.

2. Dalam lingkaaran Tools terdapat jenis alat yang dapat digunakan oleh manajer proyek untuk memperbaiki kinerjanya agar berpeluang sukses. Contohnya termasuk template dokumen, daftar proyek, perencanaan perangkat lunak, pemodelan perangkat lunak, daftar progress yang sudah dikerjakan dan daftar ulasan proyek.

3. Dalam lingkaran Processes terdapat suatu proses dan teknik untuk memantau dan mengendalikan waktu, biaya, kualitas dan cakupan proyek. Contohnya meliputi manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen mutu, manajemen perubahan, manajemen risiko dan manajemen isu.

D. MANAJER PROYEK

Peran manajer proyek tampaknya sangat disalah pahami di seluruh dunia. Karena banyak manajer proyek sampai pada posisi mereka sebagai kemajuan alami dari pekerjaan mereka sebagai insinyur, pemrogram, ilmuwan, dan jenis pekerjaan lainnya, mereka dan atasan mereka menganggap pekerjaan itu sebagai pekerjaan teknis. Ini tidak benar. Jika Anda ingat bahwa setiap proyek menghasilkan produk, layanan, atau hasil, maka ada aspek teknis untuk pekerjaan itu. Namun, ini adalah pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa, dan manajer proyek yang harus mengelola proyek dan menangani masalah teknis apakah proyek telah gagal sejak awal atau tidak. Untuk saat ini, tanggung jawab utama manajer proyek adalah memastikan bahwa semua pekerjaan selesai tepat waktu, sesuai anggaran dan cakupan, dan pada tingkat kinerja yang benar. Artinya, dia harus melihat bahwa target terpenuhi. Peran utamanya adalah mengelola proyek, bukan melakukan pekerjaan [17].

E. SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

(4)

Penerapan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Pada ManajemenProyek Untuk

Menentukan Pegawai Dalam Pengerjaan Suatu Proyek(Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi) Nuriana Santiara1, H. Cecep Nurul Alam2, Cepy Slamet 3

52

adalah memilih suatu alternatife. Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar merode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada [18].

F. LANGKAH PENYELESAIAN SAW

Langkah Penyelesaian SAW sebagai berikut [18], [19]: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan

acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada

setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu

penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.

Rumus untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

Jika j adalah atribut keuntungan (benefit) Jika j adalah atribut biaya (cost)

Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Maxij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Minxij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom Xij = baris dan kolom dari matriks

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari

alternatif Ai pada atribut Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Dimana :

Vi = Nilai akhir dari alternatif Wj = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Hasil Alur Sistem

Alur manajemen di mulai dari pimpinan menambah proyek, lalu saat pimpinan akan menambah task proyek dan pemegang proyek terdapat tabel ranking untuk membantu pimpinan dalam menentukan pegawai, lalu pegawai yang sudah dipilih akan mengerjakan task yang sudah dipaparkan oleh pimpinan sesuai posisi pegawai tersebut. Di akhir program saat pegawai telah mengerjakan task, secara otomatis progress proyek akan bisa di lihat oleh klien dan pimpinan.

A. IMPLEMENTASI METODE SAW

Pada tahap ini akan dilakukan implementasi dari analisis menggunakan metode Simple Additive Weighting dengan data sementara yaitu:

P1 = Pegawai 1 P2 = Pegawai 2 P3 = Pegawai 3 P4 = Pegawai 4

Untuk atribut yang digunakan saat perhitungan yaitu:

Inisial Deskripsi Bobot

C1 Penilaian Pimpinan 3 C2 Penilaian Klien 3 C3 Ketepatan Waktu 2 C4 Pengalaman kerja 1

C5 Pendidikan 1

Data C yang sudah ditetapkan melewati proses normalisasikan [20] agar hasil normalisasi tersebut dapat dihitung di proses metode SAW. Alur perhitungan metode SAW dengan perhitungan akhir sesuai dengan metode SAW yang sudah ditentukan.

Sebelum ketahap perhitungan rumus SAW, data di atas harus dinormalisasikan terlebih dahulu, dengan rumus:

Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)

Jika j adalah atribut biaya (cost) Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

(5)

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i =1,2,…m dan j = 1,2,…,n. Untuk atribut keuntungan (benefit) telah ditetapkan, yaitu: C1, C2, C3

Dan untuk atribut biaya (cost) telah ditetapkan, yaitu: C4, C5

Data di bawah ini telah ditetapkan secara sementara.

C1 C2 C3 C4 C5

P1 8 7 9 10 8

P2 7 7 10 9 8

P3 9 7 6 9 7

P4 7 8 9 7 7

Lalu dihitung normalisasinya hingga mendapatkan rij. Untuk proses normalisasinya dengan perhitungan di bawah ini :

Rumus P()=(xIJ/maxIJ) Rumus P()=(minIJ/xIJ) P(1,1)= 8/9 = 0.88 P(1,4)= 9/10 = 0.9 P(2,1)= 7/9 = 0.77 P(2,4)= 9/9 = 1 P(3,1)= 9/9 = 1 P(3,4)= 9/9 = 1 P(4,1)= 7/9 = 0.77 P(4,4)= 9/9 = 1

P(1,2)= 7/8 = 0.87 P(1,4)= 7/8 = 0.87 P(2,2)= 7/8 = 0.87 P(2,4)= 7/8 = 0.87 P(3,2)= 7/8 = 0.87 P(3,4)= 7/7 = 1 P(4,2)= 8/8 = 1 P(4,4)= 7/7 = 1

P(1,3)= 9/10 = 0.9 K(2,3)= 10/10 = 1 K(3,3)= 6/10 = 0.6 K(4,3)= 9/10 = 0.9 Hasil Normalisasi :

C1 C2 C3 C4 C5

P1 0.88 0.87 0.9 0.9 0.87 P2 0.77 0.87 1 1 0.87 P3 1 0.87 0.6 1 1 P4 0.77 1 0.9 1 1 Tahap terakhir yaitu perhitungan dengan rumus SAW

Dimana :

Vi = Nilai akhir dari alternatif Wj = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks

Hasil dari rumus :

P1 = (0.88*3) +(0.87*3) + (0.9*2) + (0.9*1) + (0.87*1) = 8.82

P2 = (0.77*3) + (0.87*3) + (1*2) + (1*1) + (0.87*1) = 8.19

P3 = (1*3) + (0.87*3) + (0.6*2) + (1*1) + (1*1) = 8.81

P4 = (0.77*3) + (1*3) + (0.9*2) + (1*1) + (1*1) = 9.11

Dapat disimpulkan bahwa ranking pegawai tertinggi yang di hitung dengan metode SAW adalah:

1. P4 = 9.11

Gambar 4. Implementasi SAW

IV.PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah menerapkan metode SAW (Simple Additive Weighting) pada manajemen proyek untuk menentukan pegawai dalam pengerjaan suatu proyek dan membuat beberapa fitur tambahan dalam sistem, dapat disimpulkan beberapa hasil dari pembuatan sistem sebagai berikut :

1. Penerapan metode Simple Additive Weighting dapat membantu pimpinan dalam menentukan pegawai dalam pengerjaan suatu proyek.

2. Sistem manajemen proyek ini dibangun menggunakan bahasa pemograman PHP karena PHP masih memiliki pengguna yang jumlahnya cukup banyak dari bahasa pemrograman server-side lainnya agar pengembang dapat dengan mudah untuk meningkatkan sistem ini dan menggunakan framework Codeigniter dikarenakan jumlah lebih memudahkan untuk sistem pengembangan dikarenakan salah satu tujuan sistem ini untuk jangka Panjang [21].

3. Klien dan pimpinan dapat melihat progress proyek secara nyata dari website.

4. Adanya sistem manajemen proyek ini memudahkan pimpinan dalam mengatur, membagi tugas, memantau proyek yang sedang dikerjakan, menambahkan proyek baru dan lain-lain.

B. Saran

Beberapa saran untuk pengembangan sistem sejenis sebagai berikut :

(6)

Penerapan Metode SAW (Simple Additive Weighting) Pada ManajemenProyek Untuk

Menentukan Pegawai Dalam Pengerjaan Suatu Proyek(Studi Kasus PT. Deliman Integra Teknologi) Nuriana Santiara1, H. Cecep Nurul Alam2, Cepy Slamet 3

54

2. Untuk tampilan sistem, dapat ditambahkan fitur-fitur tambahan untuk klien, pegawai dan pimpinan bersifat user friendly dalam proses penggunaan sistem ini. Diantaranya adanya fitur video call, penyimpanan integrasi ke beberapa cloud storage dan fitur timer pengerjaan.

3. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan pembobotan yang lebih detail seperti penggunaan dua metode dan nantinya dibandingkan hasil keakuratannya dari penggunaan metode yang berbeda tersebut.

4. Peneliti juga disarankan untuk menambahkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang berkembang saat ini, contohnya seperti kriteria dari jumlah proyek yang sudah dikerjakan dan rajin atau tidaknya pegawai tersebut mengerjakan proyek. Sehingga sistem dapat menghasilkan suatu rekomendasi keputusan yang lebih akurat.

V. REFERENSI

[1] A. Husen, Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi, 2011.

[2] W. B. Zulfikar, Jumadi, P. K. Prasetyo, and M. A. Ramdhani, “Implementation of Mamdani Fuzzy

Method in Employee Promotion System,” IOP Conf.

Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 288, no. 1, p. 12147, 2018.

[3] A. G. Sanjuan and T. Froese, “The Application of

Project Management Standards and Success Factors to the Development of a Project Management Assessment

Tool,” Phys. Procedia, vol. 74, pp. 91–100, 2013.

[4] A. R. Afshari, R. Yusuff, and A. R. Derayatifar, “Project Manager Selection by Using Fuzzy Simple

Additive Weighting Method,” in 2012 International

Conference on Innovation Management and Technology Research, 2012, pp. 412–416.

[5] M. Elistri, J. Wahyudi, and R. Supardi, “Penerapan

Metode SAW Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Pada Sekolah Menengah Atas

Negeri 8 Seluma,” J. Media Infotama Penerapan

Metod. SAW… ISSN, vol. 10, no. 2, pp. 1858–2680, 2014.

[6] J. Kittur, “Optimal generation evaluation using SAW,

WP, AHP and PROMETHEE multi - Criteria decision

making techniques,” in Proceedings of IEEE

International Conference on Technological Advancements in Power and Energy, TAP Energy 2015, 2015, pp. 304–309.

[7] I. Septiana, M. Irfan, and A. R. Atmadja, “Sistem

Pendukung Keputusan Penentu Dosen Penguji Dan Pembimbing Tugas Akhir Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Makingdengan Simple Additive Weighting (Studi Kasus: Jurusan Teknik

Informatika Uin Sgd Bandung),” J. Online Inform., vol.

1, no. 1, pp. 43–50, 2016.

[8] M. Irfan, I. Z. Mutaqin, and R. G. Utomo,

“Implementation of Dynamic Time Warping Algorithm on an Android Based Application to Write and

Pronounce Hijaiyah Letters,” IEEE CITSM, 2016.

[9] P. Mata, “PERBANDINGAN NAIVE BAYES

CLASSIFIER DENGAN NEAREST NEIGHBOR UNTUK IDENTIFIKASI,” JOIN (Jurnal Online Inform., vol. 1, no. 2, pp. 82–86, 2016.

[10] E. Elisa, “Analisa dan Penerapan Algoritma C4 . 5 Dalam Data Mining Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Kontruksi PT .

Arupadhatu Adisesanti,” JOIN (Jurnal Online Inform.,

vol. 2, no. 1, pp. 36–41, 2017.

[11] M. A. Ramdhani, Metodologi Penelitian untuk Riset Teknologi Informasi. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013.

[12] M. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Modula, 2011.

[13] H. Maylor, Project Management. Singapore: Pearson Education Inc., 2003.

[14] J. Heagney, “Fundamentals of project management,

fourth edition,” Project Management Journal, vol. 43,

no. 4. p. 81, 2012.

[15] W. Jason, The Project Management Life Cycle. USA: Philadelphia PA 19147, 2006.

[16] H. Cullen, Effective Project Management for Clinical Trials. USA: Imperial CRS, 2015.

[17] N. J. Smith, Engineering Project Risk Management, 2nd Editio., vol. 10, no. 1. USA: Blackwell, 2000.

[18] M. S. D. Utomo, “Penerapan Metode Saw ( Simple Additive Weight ) Pada Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemberian Beasiswa Pada Sma Negeri 1 Cepu

Jawa Tengah,” Fak. Ilmu Komput. Univ. Dian

Nuswantoro, Semarang, 2015.

[19] R. Fauzan, Y. Indrasary, and N. Muthia, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di POLIBAN dengan Metode SAW Berbasis

Web,” JOIN (Jurnal Online Inform., vol. 2, no. 2, pp.

79–83, 2017.

[20] Yakub, Sistem Basis Data. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Gambar

Gambar 1. Prototipe
Gambar 2. Rule Manajemen Proses
Gambar 3. Hasil Alur Sistem
Gambar 4. Implementasi SAW

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Untuk Pemilihan Hotel Pemodelan sistem

Berdasarkan hasil kesimpulan tentang analisis metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk pemilihan desain user interface yang sesuai dengan prinsip Usability , maka

Sistem pendukung keputusan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam manajemen aset dimulai dari proses pengadaan dengan memanfaatkan metode SAW untuk

dengan metode SAW (Simple Additive Weighting) menjelaskan berdasarkan penilaian dua puluh enam orang pegawai ASN dan empat orang pejabat penilai atau responden, tahapan

Metode Simple Additive Weighting (SAW) ini dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang

Dengan penerapan metode Simple Additive Weighting (SAW) menghasilkan nilai dari penentuan kriteria, pembobotan, rating kecocokan, normalisasi, dan perankingan sehingga

Dengan adanya sistem pendukung keputusan, penentuan lokasi kuliner di Tulungagung dengan metode simple additive weighting (SAW) dapat digunakan membantu memberikan

The application of the Simple Additive Weighting SAW method in making decisions to determine the level of salary increases is done by finding the weighted sum of the criteria for each