• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pariwisata Kelompok 4 2013 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Pariwisata Kelompok 4 2013 (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. ATRAKSI WISATAPramuwisata

 Seseorang yang membrikan penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveller lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu.

 Jenis pramuwisata berdasarkan bidang keahliannya dibagi menjadi:

Pramuwisata Umum (General Guide) adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan mengenai kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa/penduduk secara umum; yang memiliki ijin untuk memberikan bimbingan perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan mempergunakan satu atau beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan, baik secara perseorangan atau berkelompok.

Pramuwisata Khusus (Special Guide) adalah pramuwisata yang mempunyai pengetahuan yang khusus dan mendalam mengenai obyek wisata seperti kebudayaan, arkeologi, sejarah, teknik, perdagangan, keagamaan, ilmiah margasatwa, perburuan, dan lain-lain; yang mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan penerangan kepada wisatawan baik perorangan maupun kelompok dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu.

Pembimbing Darma Wisata (Tour Conductor) adalah pramuwisata senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan suatu kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan di suatu wilayah atau suatu negara guna memberikan asistensi perjalanan, bimbingan dan penerangan mengenai obyek wisata kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di wilayah yang dijelajahi.

Pramuwisata Pengemudi (Guide Driver) adalah pramuwisata yang mempunyai kartu tanda pramuwisata untuk memberikan bimbingan dan penerangan umum mengenai obyek wisata, kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan bangsa kepada wisatawan, di samping kedudukannya sebagai pengemudi kendaraan umum, seperti taxi, bus, touring choarch, dan lain-lain.

 Berbagai Macam Bentuk Wisata

 Dari segi Jumlahnya:

Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-isteri.

Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.

(2)

 Dari segi kepengaturannya:

Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi maupun obyek-obyek yang akan dikunjungi. Biasanya wisata jenis ini diatur oleh suatu lembaga yang khusus mengurus, mengatur maupun menyelenggarakan perjalanan wisata dengan bekerjasama dengan semua instansi atau lembaga yang terkait dengan kepentingan tersebut.

Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerjasama dengannya dimana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain paket wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata.

Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.

Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau lebih sesuai dengan kepentingannya.

Optional Tour (wisata tambahan/samasuka), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan di luar pengaturan yang telah disusun dan perjanjikan pelaksanaannya, yang diperlakukan atas permintaan pelanggan.

 Dari segi maksud dan Tujuannya:

Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh angggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.

Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suata perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaan.

Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut juga study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.

Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Misalnya: kunjungan melihat bunga bangkai berbunga (raflesia arnoldi), melihat gerhana matahari total, menyelidiki kehidupan komodo, dll.

Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

(3)

Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Ex; berburu babi hutan di Sumatera, berburu Kangguru di Australia, dan lain-lain.

 Dari segi penyelenggarannya:

Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih obyek wisata.

Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan maupun obyeknya bukan merupakan obyek kunjungan wisata pada umumnya. Misal: safari ke ujung kulon, safari ke Taman Safari Indonesia di Gianyar Bali.

Cruize Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi obyek-obyek wisata bahari dan obyek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar sebagai basis keberangkatannya.

Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing. Di Indonesia umumnya yang dianggap remaja adalah mereka yang masih dalam pendidikan SMA, belum duduk di bangku Perguruan Tinggi, atau mereka yang usianya masih dibawah 21 tahun, dan belum kawin.

Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke obyek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving (menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap.

 Motivasi yang mendorong wisatawan untuk berwisata:

 Kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi,

 Kebutuhan pendidikan dan penelitian,

 Kebutuhan keagamaan,

 Kebutuhan kesehatan,

 Minat terhadap kebudayaan dan kesenian,

 Kepentingan keamanan,

 Kepentingan hubungan keluarga,

 Kepentingan politik.

 Komponen Perjalanan Wisata

 Sarana wisata terdiri dari tiga unsur:

 Sarana pokok Kepariwisataan (main tourism superstructure);

 Biro perjalanan umum atau agen perjalanan.

 Transportasi wisata baik darat, laut, maupun udara.

(4)

 Obyek wisata, antara lain:

 Keindahan Alam (natural amenities), iklim, pemandangan, flora dan fauna,dll.

 Ciptaan Manusia (man made supply) , monumen, candi, art gallery dll.

 Atraksi wisata (tourist attraction), ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, dll.

 Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure),;

 Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti golf course, tennis court, pemandian, photography, dll.

 Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, dll.

 Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure);

Nightclub dan steambath

Casino dan entertainment

Souvenir shop, mailing service, dll.

 Daerah Tujuan Wisata

 Obyek dan Daya Tarik Wisata

 Pengelompokan:

 Wisata alam

 Wisata budaya

 Wisata minat khusus

 Daya Tarik suatu obyek wisata berdasar pada:

 Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

 Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

 Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

 Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.

 Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dsb.

(5)

 Pembangunan suatu obyek wisata harus dirancang dengan bersumber pada daya tarik yang dimiliki obyek tersebut dengan mengacu pada kreteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

 Kelayakan Finansial

 Perhitungan secara komersial dari pembangunan obyek wisata tersebut.

 Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

 Melihat apakah ivestasi yang ditanam juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja, penghasil devisa, dll.

 Layak Teknis

 Dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada.

 Pada ilmu ekonomi, manusia dinyatakan sebagai “homo econumicus”, yaitu manusia pada hakikatnya merupakan mahkluk ekonomik.

 Dalam ilmu pariwisata, manusia merupakan mahkluk “wisatawan”, orang yang mengadakan perjalanan kunjungan ke tempat-tempat lain.

 Manusia memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat diklasifikasikan menjadi:

o Kebutuhan Fisik – makan, minum, beristirahat, kesehatan, mandi, dsb.

o Kebutuhan Psikis – hasrat ingin tahu, hasrat untuk menyelidiki, kebosanan yang menimbulkan keinginan untuk mencari kesenangan, dll.

o Kebutuhan Sosial – manusia merupakan mahkluk sosial yang hanya dapat mencapai kesempurnaannya dalam pergaulan sesama manusia.

 Sifat-sifat tersebut membentuk relevansi manusia dengan perjalanan wisata.

 Untuk memenuhi hasratnya tersebut, maka manusia harus bergerak, mencari tempat-tempat di mana hasratnya yang konkret dapat dipenuhi.

 Hasrat pembawaan dalam bentuknya yang konkret, yang berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu itulah yang dimaksud dengan motif perjalanan.

 Perbedaan budaya seseorang mempengaruhi motif perjalanan seseorang.

 Salah satu motif perjalanan seseorang adalah motif wisata, sedang apa yang diharapkan akan dapat memenuhi keperluan atau motif itu disebut atraksi wisata.

(6)

Atraksi wisata merupakan kelengkapan, pengisian atau komplemen dari motif wisata .

 Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.

 Namun, McIntosh, mengklasifikasikan motif-motif wisata menjadi 4 kelompok, yaitu:

o Motif Fisik

o Motif Budaya

o Motif Interpersonal

o Motif Status atau Motif Prestise

Motif Fisik

 Motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti olahraga, istirahat, kesehatan dan sebagainya.

Motif Budaya

 Yang harus diperhatikan di sini adalah yang bersifat budaya itu motif wisatawan, bukan atraksinya.

 Atraksinya dapat berupa pemandangan alam, flora dan fauna.

 Selain itu, wisatawan dengan motif budaya itu sering datang di tempat tujuan wisata untuk mempelajari kebudayaan daerah lain.

Motif Interpersonal

 Motif yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu keluarga, teman, tetangga, berkenalan dengan orang-orang tertentu, seperti tokoh-tokoh terkenal.

Motif Status atau Motif Prestise

 Suatu motif wisata untuk meningkatkan gengsi seseorang.

 Banyak orang beranggapan dengan pernah pergi ke tempat lain dengan sendirinya, meningkatkan status seseorang.

Motif bersenang-senang atau tamasya.

 Wisatawan dengan tipe ini, ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian.

Motif Rekreasi

 Rekreasi ialah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia.

 Kegiatannya dapat berupa: olahraga, membaca, mengerjakan hobi, dsb.

Motif Kebudayaan

(7)

 Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus seperti upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor dll.

Motif Spritual

 Merupakan salah satu motif wisata yang tertua.

 Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah atau keperluan agama lain.

 Contoh: aktifitas naik haji bagi mereka yang muslim.

Motif Kesehatan

 Seseorang melakukan perjalanan untuk memperbaiki kualitas kesehatannya.

 Seperti proses pengobatan, check-up atau terapi kecantikan.

Motif Interpersonal

 Suatu motif, bahwa seseorang melakukan perjalanan untuk bertemu orang lain.

(8)

PENDAHULUAN

Walaupun kita mengetahui pengelompokkan motif-motif seperti di atas, namun dapat menimbulkan pengertian yang kurang tepat, karena:

1. Motif-motif itu tidak bersifat eksklusif.

2. Sudah tentu tidak mungkin mengetahui semua motif perjalanan seseorang. Pada hakikatnya tidak diketahui secara tuntas mengapa seseorang mengadakan perjalanan wisata.

(9)

Makalah Ekonomi Pariwisata

Atraksi DAN MOTIF PARIWISATA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Anis carwa wira hadiman / 1296141038

2. Markus karel sasefa / 1396140010

3. suwandi / 1396141008

4. ilham / 1396141017

5. akmal rapy / 1396142009

6. jabal rahma / 1396142017

7. vivie afriani. S / 1396142028

8. M. Azhari Ramadhan amir / 1296142004

Ekonomi pembangunan

FAKULTAS EKONOMI

Referensi

Dokumen terkait

Well, everyone has their own reason must check out some books Ballerina: A Step- by-Step Guide To Ballet (Residents Of The United States Of America) By Jane Hackett Mainly, it

selaku wakil dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sekaligus menjadi pembimbing 2 terima kasih untuk berbagai masukan, saran-saran yang diberikan kepada

Sistem peradilan di Indonesia didasari pada Pancasila, terutama pada sila kelima, yang kemudian diturunkan ke dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2 dan 3 yang menyebutkan

[r]

In the novel by Frank McCourt entitled Angela’s Ashes: A Memoir of a Childhood that talks about life; Frank the main character has to struggle for life because of the problems

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian kupang sebesar 15% adalah yang terbaik dalam hal meningkatkan konsumsi, produksi telur, konversi pakan

Dari penelitian pemodelan kebutuhan ruang parkir pada rumah makan ( restaurant ) di wilayah Kota Surakarta (Cara 1) dapat disimpulkan bahwa model terbaik untuk

berasal dari distributor yang berbeda menunjukkan hasil bahwa pestisida dengan bahan aktif klorpirifos tidak terdeteksi, tetapi masih ada ditemukan residu pestisida lain yaitu