• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah Bahasa indonesia (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Ilmiah Bahasa indonesia (4)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat adopsi teknologi sistem tanam jajar legowo pada petani padi sawah, (2) Manfaat dan kerugian sistem jajar legowo, dan (3) Tingkat penerapan teknologi jajar legowo pada petani padi sawah sebagian besar masih tergolong rendah. Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi spesifik diantaranya dengan sistem tanam jajar legowo. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana yang ada. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Dengan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo petani akan lebih banyak merasakan manfaatnya. Petani responden umumnya telah berkeinginan mengadopsi teknologi jajar legowo. Tidak semua komponen penerapan teknologi jajar legowo dilakukan sesuai dengan anjuran seperti cara tanam, pemupukan, tetapi juga kurangnya permodalan dan keterbatasan tenaga kerja tanam yang terampil.

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah swt. karena atas berkah limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Inovasi pola tanam jajar legowo oleh petani”. Selanjutnya, shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Rasulullah saw. beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Pada umumnya teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif sederhana. Dengan semakin berkembangnya teknologi-teknologi yang canggih, dibidang pertanian juga ditemukan inovasi baru yaitu cara menanam padi dengan menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo. Inovasi ini belum sepenuhnya diterapkan oleh petani karena pola pikir petani yang masih awam dan sulit menerima inovasi baru. Maka dari itu tujuan karya ilmiah ini dibuat yaitu untuk memberitahu akan pentingnya pola tanam dengan sistem jajar legowo ini diterapkan oleh petani.

Pada kesempatan ini pula, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: bapak Syahriandi S.Pd, M.Pd. Selaku dosen mata kuliah. Namum penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari dosen mata kuliah dan semua pihak yang sempat membaca karya ilmiah ini guna kesempurnaan pada karya ilmiah selanjutnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih. Wassalam.

Reuleut, Desember 2016

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif sederhana, masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul tidak berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau caplak dua arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana yang ada (Miswarti dalam Hajrah Lala, 2012).

Semakin berkembangnya zaman, banyak sekali inovasi dan juga temuan-temuan dibidang pertanian seperti penggunaan bibit unggul, cara pemupukan, dan juga pola tanam. Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi spesifik diantaranya dengan sistem tanam jajar legowo. Paket teknologi yang sudah dihasilkan tidak sepenuhnya diterapkan oleh petani, seperti pemupukan berimbang, karena sangat tergantung kepada kemampuan ekonomi, tetapi kalau komponen teknologi tersebut tidak memerlukan tambahan dana serta memberikan nilai tambah, cepat diadopsi dan berkembang.

Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Di antara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau 70 cm bergantung pada kesuburan tanah (Suriapermana dalam Hajrah Lala, 2012).

(4)

Dengan menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo ini petani lebih mudah ketika membersihkan gulma, melakukan penyemprotan ataupun ketika memberi pupuk bahkan sangat mudah ketika panen. Petani juga bisa mendapatkan berbagai manfaat dan petani juga dapat meningkatkan produksi padi. Diantara banyaknya manfaat yang bisa dirasakan oleh petani adapula kerugiannya, tetapi hanya sedikit kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo dan lebih banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh petani.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa para petani belum menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo ?

2. Apakah manfaat dan kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo ?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara menerapkan pola tanam padi dengan sistem jajar legowo. 2. Mengetahui manfaat dan kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar

(5)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Sistem Jajar Legowo

“Legowo” diambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Istilah tersebut kemudian diadopsi dan diterapkan pada sistem tanam padi sawah sejak tahun 1996.

Tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.

Tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi dipinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Itulah sebabnya sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan dalam proses meningkatkan produksi gabah. Dalam pola tanam padi dengan sistem jajar legowo, ada beberapa tipe sistem jajar legowo.

B. Tipe Sistem Jajar Legowo 1. Jajar Legowo 2:1

Jajar legowo 2:1 yaitu setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

Jajar Legowo tipe 2:1

(6)

Jajar legowo 3:1 yaitu setiap tiga baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

3. Jajar Legowo 4:1

Jajar legowo 4:1 yaitu setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

Jajar Legowo tipe 4:1

Berdasarkan hasil survei jenis legowo yang direkomendasikan adalah yang menggunakan legowo 2 : 1. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Pada lahan yang sangat subur memakai jarak tanam antar barisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm, dan antar legowo 50 cm. Pada lahan yang kurang subur jarak tanam lebih lebar, yaitu antar barisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antar legowo 40 cm, atau bisa juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm. Kelebihan sistem tanam jajar legowo yang tipe 2 : 1 adalah :

1. Populasi/rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%.

2. Seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal.

3. Sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal, sehingga mengrangi resiko penyakit akibat jamur dan bakteri yang menghedaki kelembaban tinggi.

(7)

5. Mudah megendalikan hama tikus.

6. Meningkatkan produktivitas 7 - 15%.

Syarat agar lahan dapat ditanam dengan sistem jajar legowo 2 : 1 adalah : 1. Lahan tidak terasering, jika bertera kemiringan lahan kurang dari 25 % dengan

petakan minimal 3 meter.

2. Dosis pemupukan sebaiknya ditambah 10 - 20 % dari tanam padi biasa.

3. Usahakan barisan searah sinar matahari.

4. Gunakan bibit mudah untuk memperbanyak anakan.

C. Manfaat dan Kerugian Sistem Jajar Legowo

Adapun manfaat dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu : 1. Menambahnya jumlah tanaman padi.

2. Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan.

3. Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir.

4. Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.

5. Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.

6. Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida.

7. Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja.

(8)

Dan adapun kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo yaitu : 1. Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih

lama pada saat melakukan proses penanaman padi.

2. Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya populasi tanaman padi.

3. Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih banyak ditumbuhi rumput.

Dengan sistem tanam jajar legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah. Hasil yang lebih tinggi dicapai dengan sistem tanam legowo dibandingkan dengan sistem tegel (25x25) cm. Semakin lebar jarak tanam menghasilkan anakan yang lebih banyak, pertumbuhan akar yang lebih baik disertai dengan berat kering akar dan tekanan turgor yang tinggi, serta kandungan prolin yang rendah dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih sempit. Legowo 4:1 menghasilkan produksi gabah tertinggi, tetapi untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih lebih baik jika digunakan legowo 2:1. Legowo 2:1 mampu mengurangi kehampaan akibat efek tanaman pinggir (Badan Litbang Pertanian, 2007).

(9)

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Dengan diadopsi atau diterapkannya pola tanam padi dengan sistem jajar legowo oleh petani, maka para petani akan semakin mudah dalam membudidayakan padi, karena pola tanam ini bertujuan untuk meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir). Maka dari itu Pola tanam dengan sistem jajar legowo ini juga dapat meningkatkan hasil produksi lebih.

2. Manfaat dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo oleh para petani yaitu para petani akan sangat mudah ketika ingin membersihkan tanaman padi dari gulma , ketika ingin melakukan penyemprotan, pemupukan dan lain sebagainya.

3. Kerugian dari pola tanam padi dengan sistem jajar legowo hanya sedikit yaitu akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama pada saat melakukan proses penanaman padi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan :

(10)

2. Para petani diharapkan dapat menerapkan pola tanam dengan sistem jajar legowo ini agar dapat merasakan manfaat dari pola tanam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Miswarti dan Suriapermana. 2012. “Adopsi Petani Padi Sawah Terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten Takalar”. Jurnal Sains dan Teknologi, Volume 12 No. 3: 255-264.

Widiarta. 2012. “Sistem Tanam Legowo”. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2013.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan pada ciri data uji yang dihasilkan dari proses ekstraksi ciri MFCC dengan menggunakan model codebook dari data latih.. Output yang dihasilkan berupa jumlah orang

Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan aset desa di Desa Ngabar sudah berjalan baik dengan inisiatif memberdayakan peran serta masyarakat dan elemen masyarakat (BPD)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana teori Abu Hamid Al- Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang dan apa persamaan, perbedaan serta faktor penyebab

Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kelas unggulan di MTsN Karangrejo meliputi: Fasilitas belajar pada kelas unggulan yang ada sekarang hanya berupa LCD proyektor

Dalam tataran ini, mereka memiliki hegemoni atas negara Indonesia bahwa kelapa sawit menjadi bagian integral dari industri perkebunan maupun kehutanan di

Bagi kode RDF yang tidak menggunakan node kosong misalnya pada contoh RDF Standar, maka pencarian informasi dapat dilakukan cukup dengan menggunakan kueri

Daerah tersebut harus mempunyai lingkungan alam yang mempunyai daya tarik khusus sebagai obyek wisata, juga ditunjang oleh adanya atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai

Hasil analisis simulasi dengan CFD- Fluent menunjukkan daerah temperatur tertinggi di dalam sistem reaktor SAMOP berada pada celah antara bahan bakar Triga