• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Terhadap Adopsi Teknologi Sistem Tanam Padi Jajar Legowo (Kasus: Desa Balai Kasih Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Terhadap Adopsi Teknologi Sistem Tanam Padi Jajar Legowo (Kasus: Desa Balai Kasih Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian adalah kegiatan yang memiliki tiga dimensi yaitu pertumbuhan pertanian, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan lingkungan hidup. Aspek-aspek dalam pembangunan pertanian adalah sumberdaya pertanian secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia dan usaha tersebut mencakup pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak maupun ikan dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani, meningkatkan pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup (Kartasapoetra,1994).

Prioritas utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi seluruh penduduk yang meningkat. Bila dikaitkan dengan keterjaminaan pangan, ini menyiratkan pula perlunya pertumbuhan ekonomi disertai dengan pemerataan sehingga daya beli masyarakat meningkat dan distribusi pangan lebih merata. Permintaan komoditas pangan akan terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk serta perkembangan industri dan pakan. Disisi lain, upaya meningkatkan pendapatan petani terus dilakukan agar mereka tetap bergairah dalam meningkatkan hasil usaha taninya (Arianda,2010).

(2)

Usaha meningkatkan produksi dengan menerapkan berbagai teknologi telah dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan bimbingan kepada petani mengenai panca usaha, intensifikasi khusus dan lain sebagainya. Semua itu bermaksud meningkatkan produksi, guna mengimbangi laju permintaan pangan. Bahkan dewasa ini dikenal lagi teknologi baru, yakni supra-insus yang menerapkan 10 teknologi untuk melestarikan swasembada pangan. Masalah masalah ini masih harus dihadapi dalam jangka waktu 5-10 tahun mendatang.

Menurut Taher (2000) dalam upaya peningkatan hasil pertanian juga dilakukan penelitian dan pengkajian teknik penataan populasi tanaman dalam satu luas lahan tertentu. Teknik ini banyak diterapkan oleh petani di Jawa yang disebut juga dengan sistem jajar legowo. Legowo berasal dari bahasa Jawa, lego: lega/luas dan dowo: memanjang, artinya sistem tanam jajar dimana antar barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas.

(3)

Kenyataan bahwa dengan telah dilaksanakannya “ Pembangunan Lima Tahun” (PELITA) I, II, III, dan sebagian dari rencana PELITA IV, Indonesia kini telah berhasil mencapai swasembada sebagian besar kebutuhan akan bahan pangannya, bahkan beberapa produk pertanian telah berhasil dieksport dan mendatangkan devisa yang cukup besar guna meneruskan pelaksanaan pembangunan bidang lainnya di tanah air kita (Kartasapoera,1994).

Penyuluhan pertanian membutuhkan perencanaan yang sistematis, perencanaan program penyuluhan melibatkan pengambilan keputusan mengenai tugas organisasi penyuluhan. Suatu program diperlukan untuk kegiatan jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang. Program jangka pendek misalnya informasi mengenai varietas padi yang baru dilepas yang diberikan pada petani dalam jangka panjang seperti usaha peningkatan hasil melaluli teknologi produksi modern (Van Den Ban dan Hawkins, 2003).

Penyuluh pertanian lapangan merupakan ujung tombak dalam pembangunan pertanian di Indonesia, kerena penyuluh pertanian lapangan merupakan barisan terdepan dalam kegiatan penyuluhan pertanian yang selalu berkomunikasi secara langsung dengan petani di pedesaan. Komunikasi antara penyuluh pertanian dengan para petani diharapkan mampu memberikan hasil berupa pengetahuan, sikap dan tingkah laku petani dalam hal cara-cara bercocok tanam.

(4)

metode atau cara-cara yang dapat digunakan, harus bersifat mendidik, membimbing dan menerapkan, sehingga para petani dapat “menolong dirinya sendiri”, mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya (Kartasapoetra,1994).

Sastraadmadja (1993) mengemukakan adanya 3 matra (dimensi) kegunaan evaluasi, yang terdiri atas :

1. Kegunaan operasional, yaitu :

a. Melalui evaluasi, kita dapat mengetahui cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, dan sekaligus dapat mengidentifikasi faktor-faktor kritis yang sangat menentukan keberhasilankegiatan penyuluhan yang dilakukan.

b. Melalui evaluasi, dapat kita lakukan perubahan, modifikasi dan supervisi terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

c. Melalui evaluasi, akan dapat dikembangkan tujuan-tujuan serta analisis informasi yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan.

2. Kegunaan analisis bagi pengembangan program, yang mencakup:

a. Untuk mengembangkan dan mempertajam tujuan program dan perumusannya.

b. Untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan, dan untuk lebih menegaskan lagi secara eksplisit.

(5)

3. Kegunaan kebijakan, yang mencakup:

a. Berlandaskan hasil evaluasi, dapat dirumuskan kembali: strategi pembangunan, pendekatan yang digunakan serta asumsi-asumsi dan hipotesis-hipotesis yang akan diuji.

b. Untuk menggali dan meningkatkan pengetahuan tentang hubungan antar kegiatan pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan efesiensi kegiatan-kegiatan dimasa mendatang.

Menurut Arianda (2010) Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau adanya penilaian hasil pelaksanaanya, yang kemudian dapat digunakan sebagai masukan guna memperbaiki atau merencanakan kembali. Dalam evaluasi atau penilaian mencoba untuk mendapatkan informasi dan mencapai hasil suatu program atau dampak dari suatu kegiatan, bagaimana keadaan sebelum dan sesudah dilaksanaannya suatu program, disamping mencari informasi mengenai apa, juga dicari jawaban mengapa atau sebab hal-hal positif maupun negatif yang terjadi.

(6)

Oleh sebab itu petani tidak dapat menanam padi dan beralih untuk menanam palawija. Selain faktor ketidaktersediaan air, petani juga beranggapan rotasi tanaman yang dilakukan baik untuk daya dukung lahan agar semakin subur dan memutus perkembangbiakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi terhadap adopsi teknologi sistem tanam padi jajar legowo di Desa Balai Kasih, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.

Tabel 1. Luas Areal Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Kuala, 2014

No Nama Desa Luas Areal (Ha)

1 Raja Tengah 82

2 Balai Kasih 162

3 Dalan Naman 8

4 Bela Rakyat 110

5 Pekan Kuala 30

6 Sukamakmur 40

7 Parit Bindu 120

8 Bekiun 66

9 Namu Mbelin 142

10 Beruam 15

11 Besadi 13

Jumlah 766

Sumber: BPP Kecamatan Kuala, 2015

(7)

memperoleh informasi dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat bahwa mereka telah melakukan penyuluhan mengenai teknologi sistem tanam jajar legowo di desa ini.

1.2Identifiksi Masalah

Melihat latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Sejauh mana tingkat pengetahuan petani mengenai teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian?

2. Sejauh mana tingkat adopsi petani mengenai teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian?

3. Apakah ada perbedaan hasil sebelum dan sesudah diterapkannya teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisistingkat pengetahuan petani mengenai teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisistingkat adopsi petani mengenai teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian.

(8)

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta petani di daerah penelitian.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Gambar

Tabel  1. Luas Areal Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Kuala, 2014

Referensi

Dokumen terkait

• Indeks saham Nikkei Jepang turun pada Rabu kemarin, yang menurut para trader disebabkan karena adanya pengurangan eksposur aset-aset beresiko dari para hedge

Sejalan dengan pembahasan di atas, permasalahan umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah : bagaimana pengaruh penggunaan metode demonstrasi terhadap

Hasil analisis simulasi dengan CFD- Fluent menunjukkan daerah temperatur tertinggi di dalam sistem reaktor SAMOP berada pada celah antara bahan bakar Triga

Dalam tataran ini, mereka memiliki hegemoni atas negara Indonesia bahwa kelapa sawit menjadi bagian integral dari industri perkebunan maupun kehutanan di

Berdasarkan tabel diatas, efek antimikroba ekstrak kelopak bunga rosella yang mempunyai diameter sama dengan kontrol positif dimulai dari konsentrasi 70%, 80%, 90%,

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Jagir Surabaya menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga melakukan pengendalian kadar

Pengaruh Penempatan Kerja, Mutasi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.. Bank

(peran domestik), sebagai perempuan yang bekerja (peran publik). Faktor – faktor yang menimbulkan konflik peran