• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM P"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSL PENELITIAN

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah

“Seminar Proposal Skripsi”

Dosen Pengampu:

Rokhmat Subagiyo, M.EI

Di susun oleh:

Dhika Setia Budi (17402153019) ES 6A

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

A. Latar Belakang

Kemiskinan adalah salah satu penyakit suatu negara, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Kemiskinan erat kaitannya dengan kapasitas dan jumlah penduduk dalam suatu daerah itu sendiri. Kemiskinan terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah pengangguran, ada beberapa masalah dalam pengangguran menurut jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya yaitu pengangguran normal, pengangguran siklikal, pengangguran struktural, dan pengangguran teknologi. Kemudian menurut cirinya yaitu pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim, dan setengah menganggur.1

Upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, sebenarnya bukan hal yang baru. Namun, pemerintah baru sadar setelah terjadi krisis, bahwa kebijakan pemerintah selama ini menghasilkan fundamental perekonomian nasional yang rapuh, sehingga ke depan membutuhkan penanganan yang lebih serius karena tantangan semakin berat. Akibat krisis tahun 1997-1998, segala aspek kehidupan masyarakat indonesia terkena dampak yang sangat besar. Kondisi pada tahun 1997, kemiskinan di Indonesia menyentuh angka yang sangat tinggi yaitu sebesar 40,3% atau meningkat sebesar 22,6% dari tahun 1996. Namun tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17,7 % pada tahun 2006 menjadi 15,4 % pada 2008.2

Data BPS menunjukan bahwa pada maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 %). Peranan komoditi makanan terhadap kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan. Dalam rangka menanggulangi masalah kemiskinan, pemerintah telah melakukan berbagai macam program pemberdayaan. Salah satu keseriusan pemerintah

1 Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes Tahun 2009-2011. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

(3)

ditujukan dengan adanya berbagai macam program pemberdayaan melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM) yaitu usaha yang sinergi antara pemerintah dengan pihak-pihak lain sangat dibutuhkan untuk efektifitas program pemberdayaan.

Di Kabupaten Tulungagung sendiri kondisi faktual kemiskinan Pada tahun 2009 pernah dilakukan sensus Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS 2009) yang menggambarkan kondisi kemiskinan faktual per 30 Oktober 2009 oleh Badan Pusat Statistik. Bahwa persentase kemiskinan di kabupaten Tulungagung termasuk tinggi. Dilihat dari berbagai aspek bahwa kebanyakan masyarakat miskin meliputi petani kecil seperti buruh tani, kemudian nelayan, pedagang kaki lima dan masih bnyak lainnya.

Peranan UMKM data menjadi salah satu alternatif penyediaan lapangan kerja baru, UMKM berperan baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan sebagai program pengentasan kemiskinan maupun penyerapan tenaga kerja. UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya menggunakan pihak-pihak tertentu saja. Padahal UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Karena dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur, selain itu mereka juga memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang potensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.

(4)

penambahan jumlah kredit yang diberikan kepada UMKM, tujuannya adalah agar keberadaan UMKM ke depan semakin berkembang, sehingga mampu membantu program penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.3

Perkembangan Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diKabupaten Tulungagung tahun 2011-2015

No Keteranga

1 Usaha Kecil 7.45

7

Menengah 18 19 33 39 41

3 Usaha tahun 2011–2015 di Kabupaten Tulungagung, dimana jumlah unit usaha kecil mengalami kenaikan rata-rata 3,38%, jumlah unit usaha menengah mengalami kenaikan ratarata 25,63%, dan jumlah unit usaha bersar justru mengalami penurunan dengan rata-rata minus 9,18%. Jika dilihat secara keseluruhan, jumlah unit usaha kecil, menengah dan besar pada tahun 2011-2015 mengalami

3 Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2014

(5)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimanakah bentuk pemberdayaan Usaha Mikro kecil dan memengah (UMKM) sebagai upya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung?

2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya pennggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor pendukung danpenghambat dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung.

D. Batasan Masalah

Mengingat pembahasan mengenai pengentasan kemiskinan sangat luas peneliti hanya membatasi permaslahan-permaslahan yang ada, yang hanya dapat dijangkau oleh si peneliti tersebut, misal hanya mengenai bentuk pemberdayaan UMKM sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, dan untuk melihat seberapa besar faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan UMKM tersebut. Sedangkan untuk penelitian UMKM yang dilakukan mungkin cukup diambil dari 2 UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi pemerintah dan masyarakat sebagai stakeholder berupa pemahaman dan pengetahuan mengenai berbagai permasalahan dan tantangan dalam program pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

2. Manfaat praktis

(6)

pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang lebih efektif dan efisisen.

F. Penegasan Istilah

a. Pengentasan Kemiskinan

Kemisknan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan karena kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan pengentasan kemiskinan adalah masalah pokok dalam pembangungan di Indonesia dan kualitas pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di seluruh di wilayah Indonesia.5

b. Pemberdayaan

pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompoksehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Konsep pemberdayaan yang dilakukan bertujuan pada pemberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan agar kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran dan tugas soislnya.6

5 Imamudin yuliadi. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi kebijakan. (Yogyakarta: Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY. 2007). Hal.165

(7)

c. UMKM

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukam oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimna diatur dalam undang-undang. Kemudian usaha kecil atau menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. 7

Umkm sendiri sebagai penyangga penting dari konsep ekonomi kerakyatan, karena salah satu usaha yang paling mungkin dilakukan adalah dengan bekerja membuka lapangan kerja di sektor UMKM. Sektor ini disamping tidak memerlukan modal yang banyak (karena teknologi yang digunakan relatif rendah), juga kurang mensyaratkan tingkat ketrampilan tenaga kerja yang tinggi.8

G. Kajian Teori

a. Pengentasan kemiskinan

Kebijakan pengentasan kemiskinan menurut Sumodiningrat (1996) digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin, kebijaksaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran dan kebijaksanaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin dan daerah terpencil melalui upaya khusus.

Ada beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu: 1. Policy Induces Processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan,

direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi relitanya justru melestarikan.

2. Socio-economic Dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani sekala besar dan beroriantasi ekspor.

(8)

3. Population Growth, perspektif yang didasari oleh Teori Malthus, bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan panganseperti deret hitung.

4. Resaurces Management and Envornment, adalah unsur mismanajemen sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktifitas.

5. Natural Cycle and Processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya tinggal dilahan kritis, jika turun hujan akan banjir, akan tetap jika musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktifitas yang maksimal dan terus menerus..9

Pemerintah sangat berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran ditanah air. Dari tahun ke tahun, pemerintah terus meningkatkan pembangunan di segala bidang. Hal ini tercermin dalam anggaran belanja dan pendapatan negara. Pada tahun 2005, pembiayaan yang diperlukan untuk pembangunan sebasar Rp400 triliun dan pada tahun 2009 pembiayaan pembangunan meningkat menjadi Rp.1000,8 Triliun. Adapun perkiraan besarnya [pembiayaan pembangunan pada tahun 2010 dan tahun 2011 juga terus meningkat, masing-masing menjadi Rp.1047 triliun dan Rp.1127 triliun.10

b. Pemberdayaan

Dalam era otonomi daerah saat ini, pemerintah dituntut untuk memiliki visi dan kepemimpinan terhadap seluruh pemangku kepentingan yang berperan dalam upaya mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuan ini dapat dicapai melalui salah satu upaya pemerintah yakni pemberdayaan. Pemberdayaan dapat berjalan dengan baik dengan adanya keseimbangan kekuasaan yang memungkinkan berkembangnya partisipasi yang luas dalam kehidupan bernegara.11

Menurut Wuradji pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran masyarakat yang dilakukan secara transformative, partisipatif dan

9 Isnan Murdiansyah. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di Kabupaten Malang) STIE Widya Gama Lumajang. Jurnal WIGA Vol. 4 No. 1, Maret 2014 ISSN NO 2088-0944

10 Sudrajat. Kiat Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. (Jakarta : PT Bumi Aksara. 2011).hal. 21

(9)

berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dalam menangani berbagai persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup sesuai dengan harapan.

Menurut Priyono dan Pranaka Pemberdayaan adalah membantu klien untuk memperoleh dayauntuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akandilakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi hambatanpribadi dan sosial. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkankemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yangdimiliki antara lain dengan transfer daya dari lingkungannya.

Dalam melakukan upaya pemberdayaan, Zubaedi menyatakan ada yang harus dilakukan yaitu : Pertama, menciptakan suasan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang yaitu mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan potensi-potensi yang telah masyarakat miliki. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat yaitu upaya yang dilakukan dalam langkah pemberdayaan melalui aksi-aksi yang nyata seperti pendidikan, pelatihan , peningkatan kesehatan, pemberian modal, informasi, lapangan pekerjaan, pasar serta sarana-sarana lainnya. Ketiga, melindungi masyarakat yaitu perlu adanya langkah-langkah dalam pemberdayaan masyarakat untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan juga praktek eksploitasi yang kuat terhadap yang lemah melalui adanya kesepakatan yang jelas untuk melindungi golongan yang lemah

Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi, khususnya skala mikro pada sektor informal, langkah pemberdayaan usaha mikro ditempuh melalui:

 Pengembangan usaha mikro, termasuk tradisional

 Penyediaan skim pembiayaan dan peningkatan kualitas layanan lembaga

keuangan mikro

 Penyediaan insentif dan pembinaan usaha mikro

 Penigkatan kualitas koperasi unuk membangun efesiensi kolektif bagi

pengusaha mikro dan kecil12

c. UMKM

(10)

Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dibedakan pengertian antaraUsaha Mikro, Kecil dan Menengah.

 Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-Undang ini.

 Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undag ini

 Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh perorangan atau badan uasaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki , dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan ebagaimana diatur dalam undang-undang ini.13 Usaha mikro mempunyai karakteristik khusus seperti yang didefinisikan ILO berikut ini :

Usaha mikro di negara berkembang mempunyai karakteristik, antara lain usaha dengan maksimal 10 orang pekerja, berskala kecil, menggunakan teknologi sederhana, aset minim, kemampuan manajerial rendah, dan tidak membayar pajak. Karakteristik usaha mikro menurut Farbman dan Lessik mempunyai karakteristik, antara lain mempekerjakan paling banyak 10 orang pekerja, merupakan usaha keluarga dan menggunakan tenaga kerja keluarga, lokasi kerja biasanya di rumah, menggunakan teknologi tradisional, dan berorientasi pasar.

Terdapat beberapa ciri pada UKM yaitu :

 Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu

dapat berganti.

(11)

 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

tempat.

 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan

tidakmemisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

 Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa

wirausaha yang memadai.

 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah. 

 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka

sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP.14

Peranan sektor ekonomi rakyat yang terdiri dari koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam menyelamatkan perekonomian indonesia pada saat krisis moneter tahun 1997 sudah dibuktikan sangat besar. Kegiatan UMKM yang merupakan sektor kegiatan ekonomi rakyat mencakup hampir seluruh lapangan usaha. UMKM tersebar di seluruh daerah, bahkan didaerah terpencil dan memberi kesemptan bagi masyarakat untuk memperbaiki serta meningkatkan kehidupan ekonominya, bahkan ekonomi bangsa secara nasional. Ini disebabkan perannya sebagai penyeimbang pemerataan, penyumbang pertumbuhan daerah, dan menyerap tenaga kerja, dengan meningkatkan peran dan kemampuan UMKM, maka kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat banyak meningkat.15

H. Penelitian Terdahulu

N o

Judul Kerangka

Pemikiran Teoritis dan Variabel

Penelitian

Sampel dan Teknik

Sampling Analisis Data

Hasil Penelitian dan Keterbatasan

14 ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (umkm) dalam penanggulangan kemiskinan (Program Studi Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo September 2014

(12)

1 Evaluasi

analysis yang dikembangkan oleh Miles dan

Huberman. Analisis data model

a. Berperan efektif dan penting dalam memberdayakan dan meningkatkan kemandirian usaha masyarakat,

khususnya di

daerah penelitian b. permasalahan yang

terjadi terbatasnya

modal, masih

adanya

pemangkasan dana, kredit macet, masih dominasinya aparat desa, dukungan

lembaga desa

maupun pemerintah desa yang masih

rendah, serta

koordinasi antar pengelola program di Kabupaten/ Kota

belum terjalin

(13)

data, dan Kurniawan dan Luluk Fauziah. sebagai upaya penanggulangan kemiskinan. faktor

pendukung dan penghambat sebagai upaya penanggulangan kemiskinan Variabel yaitu penanggulangan kemiskinan

Penelitian ini menggunakan

masih tergolong miskin.

b. faktor penghambat dalam

pemberdayaan ini adalah infrastruktur

pemerintah, tidak adanya tempat pembuangan

limbah, dan tidak

adanya sentar

pemasaran hasil produksi. dalam program pembangunan

penelitian ini dilaksanakan di desa Samuda ketersediaan serta perluasan

distribusi, Peningkatan

(14)

desa perspektif ekonomi mikro islam / Zakiyah dan Atika Zahra Maulida

Kecamatan Nagara Selatan karena desa ini

pendapatan, tetapi

juga meliputi

penambahan penyediaan

lapangan kerja, perbaikan

kualitaspendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan.

b. Kendala perlu

adanya evaluasi

kinerja untuk

mengukur hasil

kerja program usaha ekonomi mikro di kota

Penelitian ini menggunakan Program Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro di Kota Tanjungpinang sudah berjalan denganBaik,

(15)

Mikro) / C. Karateristik organisasi

seperti: Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro

belum efektif

karena masih

banyak pelaku

yang belum

mengetahui

informasi tentang kegiatan pelatihan penambahan modal

dan pelatihan

manajemen keuangan,

(16)

J. Kerangka berfikir

Adapun kerangka berfikir yang mendasari penelitian ini adalah

K. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan penjabaran deskriptif. Suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran untuk memahami dan menjelaskan pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan UMKM di Kabupaten Tulungagung. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data

Pengentasan kemiskinan

Pemberdayaan 1. Memperkuat

potensi yang dimiliki

2. Melindungi usaha masyarakat

Faktor yang mempengaruhi

Faktor penghambat 1. Kemasan

produk 2. SDM

3. Keterbatasan Modal

UMKM 1. Usaha mikro 2. Usaha kecil 3. Usaha

menengah

Kesejahteraan Masyarakat 1. Menciptakan

lapangan kerja 2. Pengentasan

rakyat miskin 3. Pertumbuhan

ekonomi

Faktor Pendukung 1. SDM

2. SDA

(17)

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang perlu diamati.

Penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian alamiah adalah jenis penelitian dengan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif. Jenis penelitian ini berkarasteristik alamiah atau berseting apa adanya dari fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik beratkan pada kualitasnya.16

2. Tehnik Pengumpulan data

a. Observasi

Observasi merupakan sebuah proses pengamatan menggunakan panca indra. Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang dilakukan secara sistematis

b. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan baik itu dilakukan lewat media atau bertatap muka. Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui interviuw secara langsung dengan informan dengan memperhatikan pedoman dan tetap berada pada fokus penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi diambil dari data penelitin sebelumnya berupa buku, jurnal, skripsi. Dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan salah satu sumber data yang paling penting dalam penelitian. Dokumen yang dibutuhkan adalah dokumen tertulis, fotp, data statistik, laporan penelitian sebelumnya dan tulisan-tulisan ilmiah.

3. Sumber Data

a. Data Primer

(18)

Data primer dalah data yang dikumpulkan langdung oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya, yaitu penelitian yang dilakukan langsung dalam masyarakat berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung dengan berbagai pihak atau informan yang benar-benar bersedia memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.

b. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari semua sumber yang sudah ada seperti hasil bacaan ataupun kajian pustaka, buku-buku atau literatur yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti, internet, dokumen atau arsip dan laporan yang menjadi pendukung dalam penelitian. 17

4. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan dan menjelaskan melalui kata dan kalimat hasil penelitian. Proses analisi data ini menggunakan analisis data di lapangan model miles dan huberman melalui tahapan reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data adalah kegiatan meringkas, mempertajam, memilih hal-hal pokok dan mefokuskan pada hal-hal yang penting dari data yang diperoleh di lapangan.Sedangkan Pemaparan data dipakai untuk meningkatkan pemahaman kasus yang didapatkan dalam penelitian dan data yang ditmpilkan dalam bentuk paparan atau uraian yang mudah dipahami.

Kemudian verifikasi kesimpulan dalam penelitian bisa menjadi jawaban atas fokus penelitian yang dirumuskan diawal dan ditampilkan dalam bentuk deskriptif objek penelitian berdasarkan hasil kajian penelitian yang dilakukan. Data yang disajikan nantinya berbentuk tabel, skema, maupun dalam bentuk narasi.18

Daftar Pustaka 17Ibid. Hal. 75-77

(19)

Ahmad Erani Yustika. 2003. Negara Vs Kaum Miskin. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Eko prasetyo dan siti maisaroh. 2009. Model Strategi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Fakultas Ekonomi Negeri Semarang.

Ferry duwi kurniawan dan Luluk Fauziah. 2014. Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (umkm) dalam penanggulangan kemiskinan. Program Studi Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Imamudin yuliadi. 2007. Perekonomian Indonesia Masalah dan Implementasi kebijakan. Yogyakarta: Unit Penerbit Fakultas Ekonomi UPFE-UMY

Isnan Murdiansyah. 2014. Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Program Gerdu-Taskin di Kabupaten Malang) STIE Widya Gama Lumajang

Maimanah. Implementasi program berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro di kota tanjungpinang tahun 2016 (Study Kasus Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan Usaha Mikro).

Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memberdayakan usaha kripik pisang di Kecamatan Tangunggunung Kabupaten Tulungagung dalam perspektif etika bisnis Islam. Repo.iain-tulungagung.ac.id.

Slamet Priyo Marmujiono. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Dan Strategi Pengentasan Kemiskinan Di Kab. Brebes Tahun 2009-2011.

Sudrajat. Kiat. 2011. Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Zamzami. 2009. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun tidak semua orang dapat menjawab panggilan untuk menjadi imam, ataupun biarawan dan biarawati, tetapi kita semua dapat mengambil bagian agar panggilan tersebut dapat

Pada kedalaman 15 meter diketahui bahwa kelompok spesies spons ke-4 dan ke-9 memiliki preferensi yang kuat terhadap kelompok habitat ke-1 (barat Pramuka, timur Pramuka dan

1.3 Batasan Masalah Agar dalam penulisan tugas akhir ini lebih terarah dan masalah yang dihadapi tidak terlalu luas, maka dibatasi masalah hanya pada proses 13kenaikan gaji

Ibadah Perayaan Syukur Tahunan yang dirangkaikan dengan HUT Gereja Toraja ( Perayaan 70 Tahun Gereja Toraja) & Hari Kemerdekaan RI, akan dilaksanakan pada tanggal

[r]

Sutaryo (2009) menyebutkan bahwa biomassa dibagi menjadi 4, yaitu: 1) Biomassa atas permukaan (semua material hidup di atas permukaan terdiri dari batang,

Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah Soxhlet.. yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa jumlah penduduk dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap permintaan beras, sehingga tingkat ketersediaan beras untuk