• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA NEGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA NEGA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA NEGARA DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Dike Vishnu Jatmiko

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between changes in spending , especially in the education sector with the economic growth that occurred in the Republic of Indonesia . In this study the authors use literature study methods to obtain the results of a descriptive analysis of the above subject matter . As the basis of this study the authors use the Basic Data Current Budget from 2006 to 2012. The conclusion of this study is that there is a relationship between changes in the state budget in the education sector to economic growth in Indonesia , although not directly.

Keywords : State Budget Education at Sector Spending Changes, Economic Growth

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

(2)

Sistem penganggaran di berbagai negara bervariasi dan terkait dengan sistem kenegaraan yang dianut serta disesuaikan dengan kondisi kemasyarakatan yang berkembang di masing-masing negara. Pembelajaran sistem penganggaran dari negara lain menunjukkan tidak adanya sistem yang tebaik diantara berbagai sistem yang ada dalam hal penganggaran. Sistem penganggaran yang optimal dalam suatu negara idealnya dirancang hanya sesuai untuk karakteristik negara tersebut. Hal ini berarti sistem penganggaran harus didesain sedemikian rupa agar disesuaikan dengan bentuk negara, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan yang ada di negara tersebut. Perancangan sistem penganggaran di Indonesia berdampak langsung pada pengambilan kebijakan fiskal terutama di dalam pendapatan yang sebagian besar ditunjang oleh pajak negara dan juga dalam hal pembelanjaan yang tercermin pada anggaran belanja nasional. Dua hal penting tersebut terangkum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN adalah alat utama dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal dan sekaligus sebagai pedoman penganggaran dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Menurut Musgrave, 1959 (dalam Nurcholis Madjid, 2012) ada tiga fungsi utama dari kebijakan fiskal yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa fungsi alokasi dari APBN mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Mengingat begitu strategisnya kebijakan fiskal maka APBN, yang berfungsi sebagai alat utama dalam mengejawantahkan kebijakan fiskal tersebut, harus dijaga agar perekonomian negara tetap berlangsung secara optimal.

(3)

semua kebijakan fiskal yang telah dibahas di atas. Namun, alokasi yang dimaksud penulis bukanlah dari keseluruhan penganggaran belanja negara, melainkan alokasi di sektor pendidikan. Mengapa yang dipermasalahkan adalah sektor pendidikan? Karena modal manusia atau bisa dikatakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu produktivitas suatu negara selain dari modal fisik, Sumber Daya Alam (SDA) dan Ilmu Pengetahuan serta Teknoligi (IPTEK). Menurut Mankiw (2004) Produktivitas akan menjadi faktor penentu dari standar hidup, dan pertumbuhan produktivitas adalah faktor penentu peningkatan standar hidup. Dijelaskan pula bahwa sebuah negara dapat menikmati standar hidup yang tinggi hanya jika negara tersebut dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang besar. Dan menurut Sukirno (2012) untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto (PNB) riil atau Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Maka standar hidup yang disusun dari pendapatan nasional akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dari tahun ke tahun. Pertanyaan selanjutnya adalah, dari mana modal manusia yang unggul serta IPTEK yang maju diperoleh? Tentunya dari pengetahuan dan keahlian melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Dari uraian di atas, terlihat bahwa ada kaitan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, termasuk di Indonesia.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan bila terdapat hubungan di antara keduanya maka seberapa eratkah hubungan yang terjadi di sana. Pencapaian tujan tersebut akan diuraikan melalui data yang diperoleh dari beberapa literatur.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka permasalahan yang akan ditinjau dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui pertanyaan “apakah ada hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?”

Tujuan Penelitian

(4)

Hipotesis Penelitian

Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Pokok APBN Indonesia tahun 2006 – 2012. Data tersebut bersumber dari website Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik survey dan studi literatur, yaitu dengan memeriksa atau melihat data berupa dokumen, catatan dan uraian dari berbagai sumber yang tersedia.

Metode dan Teknik Analisis Data

Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, maka diperlukan langkah-langkah berikut:

1. Mengumpulkan dan menyususn data-data yang diperlukan, tentunya yang berhubungan dengan struktur APBN dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

2. Mengolah data yang telah diperoleh, dengan membuat perbandingan angka kenaikan antar dua variabel, yaitu perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

3. Mencari hubungan atau keterkaitan dari hasil perbandingan antara dua variabel yang diperoleh,

4. Menyusun kesimpulan dan memberikan saran serta rekomendasi kepada pihak terkait atas hasil penelitian yang didapat.

LANDASAN TEORI

Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) Pengertian APBN

(5)

penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) didasarkan pada ketentuan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah menjadi pasal 23 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amendemen keempat Asumsi APBN

Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro, yaitu:

1. Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah 2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (%) pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.

Anggaran Belanja Fungsi Pendidikan

(6)

Anggaran belanja pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan di luar anggaran untuk gaji pendidik dan pendidikan kedinasan yang prosentasenya dihitung berdasarkan anggaran belanja pusat.

Realisasi anggaran pada fungsi pendidikan terutama digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat merupakan realisasi anggaran pada fungsi pendidikan untuk seluruh K/L.

Sedangkan Persentase anggaran pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara. Dengan perbandingan tersebut jumlah anggaran pendidikan akan naik secara proporsional dengan meningkatnya jumlah anggaran belanja negara.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya. Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut terbagi menjadi Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Teori Pertumbuhan Klasik dan Neo Klasik yang masing-masing dikemukakan oleh para ahli ekonom seperti Werner Sombart (1863-1947) dan Adam Smith.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah: 1. Faktor Sumber Daya Manusia

(7)

sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

(8)

g = {(PNriil1-PNriil0)/PNriil0} x 100%

dimana PNriil1 = Pendapatan Nasional riil tahun sekarang dan PNriil0 = Pendapatan Nasional riil tahun kemarin/sebelumnya.

Namun apabila suatu negara tidak melakukan penghitungan pendapatan nasional menurut harga tetap, maka untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi harus melalui dua tahapan: (i) menghitung pendapatan nasional riil dengan medeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan (ii) menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menggunakan formula:

PNriiln = (100/HIn) x PN masa ini

Dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah pendapatan nasionaln pada harga masa ini, yaitu pada tahun n. Apabila telah didapatkan data pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun, maka dapat ditentukan tingkat pertumbuhan ekonominya sesuai dengan persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya.

PEMBAHASAN Penyajian Data

(9)

Tabel 1: Ringkasan APBN 2006-2012

(10)

Tabel 2: Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2006-2012

(11)

dalam APBN-P dalam tahun 2006, menjadi 93,6 persen terhadap pagunya dalam APBN-P tahun 2010. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pencapaian misi Kemendiknas, yaitu: (1) peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola. Hal ini dilaksanakan melalui berbagai program, antara lain: (1) program pendidikan tinggi; (2) program pendidikan dasar; (3) program pendidikan anak usia dini nonformal dan informal; serta (4) program penelitian dan pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. Perkembangan anggaran untuk Kemendiknas dalam periode 2006-2011, disajikan dalam Grafik di bawah:

Grafik 1: Perkembangan Belanja Kemendiknas

(12)

yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu perlu digunakan data yang lebih mengakomodasi pernyataan tersebut. Berikut ini adalah data yang lebih menggambarkan tentang anggaran pendidikan Indonesia dengan lebih lengkap, karena di dalamnya tidak hanya memperhitungkan anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat saja, namun sudah termasuk memperhitungkan anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, dan anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan:

Tabel 3: Anggaran Pendidikan 2007-2012

(13)

Grafik 2: Anggaran Pendidikan Indonesia

Dalam APBN 2009, pemerintah untuk pertama kali ‘berhasil’ menetapkan anggaran pendidikan mencapai minimal 20% dari APBN. Anggaran pendidikan dialokasikan sebesar Rp 207,4 triliun, 20% dari total anggaran belanja negara yang sebesar Rp 1.037, 1 triliun. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Seperti yang dijelaskan dalam landasan teori di atas, persentase anggaran pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara. Dengan perbandingan tersebut jumlah anggaran pendidikan akan naik secara proporsional dengan meningkatnya jumlah anggaran belanja negara.

Data berikutnya adalah mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam Lampiran I Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2012, yaitu Data Pokok APBN 2006-2011 terdapat tabel Asumsi Ekonomi Makro yang di dalamnya menjelaskan tentang dashboard ekonomi makro. Salah satu indikator dalam data tersebut adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2006-2011.

(14)

Angka pertumbuhan ekonomi yang tercantum di tabel 3 merupakan hasil penghitungan melalui formula untuk mencari tingkat pertumbuhan ekonomi (g) suatu negara seperti yang dijelaskan pada landasan teori sebelumnya. Formula yang digunakan adalah g = {(PNriil1-PNriil0)/PNriil0} x 100%. Bila data di atas disajikan dalam grafik akan tampak seperti ini:

Grafik 3: Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Terlihat jelas dalam grafik bahwa meskipun trend grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai tahun 2006-2012 memiliki kecenderungan naik (kemiringan positif) walaupun sempat terjadi penurunan laju pertumbuhan di tahun 2008 dan 2009. Karena perhitungan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pendapatan negara riil, yaitu PDB riil atau PNB riil, maka perlu juga untuk meninjau data PDB atas dasar harga berlaku pada tabel di bawah ini :

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), 2006-2012

PDB 2006 2007 2008 2009 2010 2011* 2012**

Deng an Migas

3.339.216,

80 3.950.893,20 4.948.688,40 5.606.203,40 6.446.851,90 7.422.781,20 8.241.864,30

Tanpa

(15)

Grafik 4: Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dalam tabel di atas tampak PDB dari tahun ke tahun terus meningkat dan bila disajikan dalam grafik 3 akan memiliki trend positif sama seperti grafik 2, perbedaannya adalah dari kemiringannya, grafik 2 dengan R² = 0,1977 sedangkan pada grafik 3 nilai R² = 0,9981.

Pengaruh perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia

LangkahsSelanjutnya adalah dengan menyandingkan langsung data antara penganggaran belanja pemerintah untuk sektor pendidikan sebagaimana dijelaskan sebelumnya melalui tabel 3 dan grafik 2, dengan data mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercantum dalam tabel 4 dan dijelaskan dalam grafik 3. Dari data-data di atas akan dimasukkan dalam tabel perbandingan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi indonesia untuk selanjutnya dianalisa hubungan di antara keduanya.

Tabel Perbandingan Perubahan Anggaran Belanja Negara di Sektor Pendidikan

Dengan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2012

(16)

Tabel 6: Perbandingan Perubahan Anggaran Belanja Negara Di Sektor Pendidikan Dengan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2012

Data dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa anggaran belanja pemerintah untuk sektor pendidikan memiliki trend yang terus naik dengan gradien atau kemiringan positif sebesar 28,25 dengan R² = 0,9843. Sedangkan pertumbuhan ekonomi juga memiliki kemiringan positif dengan gradien 0,1298 dan R² = 0,2246 meskipun dalam perjalanan grafiknya sempat terbentuk slope atau lembah di tahun 2008 dan 2009 karena penurunan laju pertumbuhan ekonomi di dua tahun tersebut.

(17)

Grafik 5: Anggaran Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2005-2012

Grafik 6: Perubahan Anggaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2006-2012

Yang menjadi menarik di sini adalah perbedaan fluktuasi dalam perjalanan kedua garis pada grafik 6 di atas. Terlihat pada saat terjadi penurunan Δb secara tajam pada tahun 2006-2007 dan penurunan kurang tajam di tahun 2007-2008 justru diikuti dengan kenaikan yang kurang signifikan oleh Δg di tahun 2006-2007 dan kenaikan yang lebih tinggi di tahun 2007-2008. Demikian juga saat Δb mengalami kenaikan drastis di tahun 2008-2009, Δg malah menurun hingga mencapai nilai minus di angka -1,4, artinya terjadi kemunduran pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pada tahun-tahun selanjutnya di saat Δb mengalami penurunan, Δg malah menunjukkan kenaikan nilai. Artinya meskipun perubahan nominal kedua variabel tersebut sama-sama memiliki kemiringan positif, namun terjadi kebalikan dalam perjalanan grafik masing-masing variabel.

(18)

ekonomi indonesia yang ditentukan dari berbagai sumber data, terutama pendapatan nasional riil.

Kesamaan garis trend yang selalu naik dalam beberapa grafik terutama pada kenaikan anggaran belanja negara pada tulisan ini juga kemungkinan disebabkan karena inflasi dan kenaikan nilai mata uang dari masa ke masa. Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi, program pemerintah yang disusun sehubungan dengan anggaran belanja sektor pendidikan tidak serta merta seluruhnya dialokasikan untuk komponen belanja teknis di bidang pendidikan, tetapi juga untuk komponen biaya rutin seperti gaji tenaga pengajar yang dimasukan dalam anggaran juga ikut bertambah. Implikasi logis dari fenomena ini adalah apabila pendapatan masyarakat termasuk di antaranya adalah tenaga pengajar yang jumlahnya juga tidak sedikit akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dalam suatu perekonomian. Dari persamaan Y= C+I+G dalam suatu perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal (terlepas dari persamaan C = a+bY-bTx+bTr), diketahui bahwa bila konsumsi rumah tangga (C) meningkat maka pendapatan nasional (Y) juga akan meningkat.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM rakyat Indonesia sudah nampak melalui alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Program-program bantuan pendidikan terus dikembangkan seperti Program-program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bidik Misi atau Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi.. Namun, ada hal –hal yang masih perlu dikaji dan diperhatikan yaitu perlu ada pengawasan yang seksama dalam pendistribusian BSM kepada para siswa. Mengingat masih didapatkan ada bea siswa yang diperuntukkan kepada orang miskin diberikan kepada orang kategori bukan miskin. Akses informasi untuk BSM dan Bidik Misi perlu diperluas sehingga dapat dijangkau oleh para siswa secara merata di seluruh Indonesia. Hal tersebut di atas merupakan faktor lain dari perbedaan progress grafik perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Masih banyak langkah yang harus diperhatikan pemerintah untuk menaikkan atau sekedar menjaga stabilisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kebijakan fiskal yang diambil, contohnya dari alokasi belanja APBN berdasarkan fungsi-fungsinya.

(19)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui adanya hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diuji secara empiris.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga bahwa terdapat hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa memang terdapat hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak hanya hubungan positif dimana seiring berjalannya waktu nominal anggaran belanja negara sektor pendidikan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sama-sama memiliki trend positif namun juga hubungan kebalikan antara nilai perubahan dua variabel setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor seperti adanya inflasi, adanya kebijakan fiskal pada jenis dan fungsi belanja negara lainnya selain belanja di sektor pendidikan yang tentu memiliki prioritas tertentu, serta yang paling mungkin adalah efisiensi penggunaan dana alokasi belanja pada pengembangan pendidikan yang diejawantahkan melalui program-program pemerintah seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BSM dan atau Bidik MiSi.

Saran

1. Dalam penelitian selanjutnya perlu mempersempit cakupan penelitian agar lebih spesifik

2. Menambah variabel penelitian, terutama variabel perubahan anggaran belanja negara

3. Untuk mengembangkan penelitian selanjutnya variabel pertumbuhan ekonomi perlu dibuat lebih spesifik untuk mendapatkan hasil yang terperinci

4. Periode penelitian bisa diperpanjang

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Hartati, Ita. (2013). Menengok Belanja Pendidikan Nasional. Makassar: From http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/makassar/index.php/artikel/14-artikel-widyaiswara/616-menengok-belanja-pendidikan-nasional

Lestarina, Ulfa. (2012). Anggaran Pendapatan Belanja Negara. From: http://ulfa-apbn.blogspot.com/

Mankiw, N. Gregory. (2006). Principles of Economics Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 25: pp 51-63.

Rajasa Info, Hatta . (2013). Anggaran Pendidikan Indonesia. Jakarta: From http://hatta-rajasa.info/read/1777/anggaran-pendidikan-indonesia

Siaran Pers, Koalisi Pendidikan Indonesian Corruption Watch. (2008). Penyiasatan Anggaran Pendidikan 20 Persen. Jakarta:. Jakarta: From http://www.antikorupsi.org/id/content/penyiasatan-anggaran-pendidikan-20-persen

Sukirno, Sadono. (1994). Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2: pp 49-51.

Team, Datinfo. (2013). Analisis Pembahasan Asumsi Makro dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Indonesia. BKF. From http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view -m obile.asp?

id=20130704092116650271992

Wikipedia. (2013). Pendapatan Nasional. From From

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional

Wikipedia. (2014). Pertumbuhan Ekonomi. From From

Gambar

Tabel 1: Ringkasan APBN 2006-2012
Tabel 2: Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2006-2012
Grafik 1: Perkembangan Belanja Kemendiknas
Tabel 3: Anggaran Pendidikan 2007-2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana cara Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Analysis) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Pabrik Bio Ethanol PTPN X Mojokerto

Pada menjalankan kuasa yang diberikan oleh seksyen 168 Kanun Tanah Negara, notis adalah dengan ini diberi bahawa adalah dicadangkan hendak menggantikan suratan hakmilik yang

Penelitian yang meneliti tentang pola asuh orang tua, adapun hasil dalam penetitian yaitu pola asuh orangtua dalam mendidik anak di SLB Kedungkandang Malang sangat baik, hal

(3) Anggaran Belanja Langsung sebagai dasar pengelompokan Objek pengawasan atas penugasan Audit Operasional/Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah anggaran belanja

RINCIAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. TIM ANGGARAN

Pada metoda ini saluran baru dihubungkan ke bus saluran-saluran yang sudah ada (existing lines), lalu dibuat sebuah model jaringan transmisi baru, dengan

Pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat buta huruf tiap kabupaten/kota di Jawa Timur dengan menggunakan GWOLR lebih baik daripada menggunakan model regresi logistik

pH umumnya rendah (asam) berasal dari sisa air asam yang berlebih dan tidak digunakan. Nitrogen dan phospor dari bahan baku kedelai. Zat tersuspensi penyebab kekeruhan berasal