• Tidak ada hasil yang ditemukan

kapasitas dan PERMINTAAN AGREGAT (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kapasitas dan PERMINTAAN AGREGAT (3)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERMINTAAN AGREGAT

Disusun Oleh:

1. Lingga Kurnia Putra (2016121713)

2. Raka Mahardika (2016121102)

3. Irfan (2016122045)

4. Miad Mustikawati (2016121143)

5. Lahmadya Marasabessy (2016121218)

6. Muhammad Sidik

Universitas Pamulang

Program Studi Akuntansi S1

(2)

KATA PENGANTAR...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

A. LATAR BELAKANG...4

B. RUMUSAN MASALAH...4

C. TUJUAN PENELITIAN...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

A. PERMINTAAN AGREGAT……… ……5

B. MODEL PERMINTAAN AGREGAT………..16

C. INVESTASI……… ……….19

D. MULTIPLIER ATAU FAKTOR PELIPAT………. ………....21

BAB III……… ………..25

KESIMPULAN……… ………..….25

BAB IV……… ………..………25

PENUTUP……… ……….25

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Permintaan Agregat “.

Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang model permintaan agregat. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dilla Anggraini selaku dosen Ekonomi Makro. Yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan banyak ekonom mempertanyakan keabsahan teori ekonomi klasik. Mereka percaya mereka perlu model baru untuk menjelaskan kemerosotan ekonomi yang dahsyat itu dan untuk menyarankan kebijakan pemerintah yang bisa mengurangi kesulitan ekonomi yang masyarakat alami.

Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory ofEmployment, Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis

perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik.

Keynes menyatakan permintaan agregat rendah bertanggung jawab atas rendahnya pendapatan dan tingginya pengangguran yang mencirikan kemerosotan ekonomi. Ia mengkritik teori bahwa hanya penawaran agregat yang menentukan pendapatan nasional.

Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel.

B. RUMUSAN MASALAH

Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi kelebihan produksi terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme permintaan agregat dalam menentukan output atau income tersebut?

C. TUJUAN PENELITIAN

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT

Definisi Permintaan Agregat

Permintaan dan Penawaran Agregat - berikut adalah penjelasan mengenai Defisini Permintaan dan Penawaran Agregat, Permintaan Agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.

Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat dapat

ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurve permintaan agregat mempunyai slope negatif. .Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah:

 Efek Kekayaan

 Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)

 Dampak Harga Bunga

 Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi

 Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)

 Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic & asing

(7)

Pendekatan Teori Jumlah Uang terhadap

Permintaan Agregat

Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran nominal atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output riil agregat atau secara ekuivalen adalah pendapatan riil agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher. Untuk memperoleh hubungan ini, teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money ) yaitu rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya rupiah ) yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total pengeluaran P xY dibagi dengan jumlah uang M :

V=PxY M

Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang sebesar Rp, 1 triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak 5 kali.

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan nominal dengan jumlah uang dan percepatan.

M x V = P x Y

Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa pada tahun tersebut. Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu hubungan yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.

Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat diprediksi yang tidak

(8)

Menurunkan Kurva Permintaan Agregat

Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :

1. Pengeluaran konsumen ( customer expenditure ) Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.

2. Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending )

Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan atas rumah baru.

3. Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )

Yaitu pengeluaran oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa . 4. Ekspor bersih (net export )

Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor dikurangi impor.

Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :

Dimana :

C = pengeluaran konsumen, I = pengeluaran investasi G = pengeluaran pemerintah

NX = ekspor bersih

Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli, (M/P ↑ ) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑ ) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku bunga menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi yang direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat (Yαd ), tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat yang diminta lebih tinggi (P↓ →Yαd↑ ), secara sistematis, persamaan itu dapat dituliskan sebagai berikut :

P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑

(9)

murah terhadap barang-barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan permintaan agregat.

P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat

Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan uang beredar riil meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.

Definisi Kurva Penawaran Agregat

Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.

Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.

Definisi Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang

Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja.

(10)

FIGUR 2.Kurva Penawaran Jangka Panjang

Keterangan Figur 2 : jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu merupakan tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam jangka panjang, sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan garis vertikal pada Yn.

Kurva Permintaan Agregat Jangka Pendek

Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.

Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perushaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan ke atas.Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva permintaan agregat adalah :

1. Jumlah uang yang beredar, M

2. Pengeluaran pemerintah, G

3. Pajak, T

4. Ekspor bersih, NX

5. Optimisme konsumen, C

(11)

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output menurun, dan umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun.

Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.

Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ;

1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja,

2. perkiraan inflasi,

3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan

4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi). Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan

mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.

1. Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.

Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi

pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku

(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.

Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.

(12)

2. Perkiraan Tingkat Harga

Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.

Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.

3. Dorongan Upah

Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke kiri.

4. Perubahan Biaya Produksi yang Tidak

Berhubungan dengan Upah.

Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.

Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Dalam

Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat

1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek

(13)

agregat Y* dan tingkat harga keseimbangan sama dengan P*.Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran). Sebaliknya ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output yang ditawarkan (kelebihan permintaan).

FIGUR 4 Keseimbangan dalam Jangka Pendek

Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawaran agregat jangka pendek AS.

2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang

Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1. Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah Yn, pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja. Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka

panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.

Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat harga dan menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran jangka panjang pada tingkat output natural Yn.

(14)

berada pada AS3. Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.

Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya. Sifat ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme koreksi diri ( self-correcting mechanism).

Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada perpotongan AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output telah kembali ke Yn. Pada panel (b), Y1<Yn sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek terus bergeser ke kanan hingga output kembali ke Yn lagi. Dengan demikian dalam kedua kasus, perekonomian menampilkan suatu mekanisme koreksi diri yang mengembalikannya lagi ke tingkat output alamiah.

Penyebab Perubahan Keseimbangan

1. perubahan keseimbangan yang disebabkan oleh

guncangan permintaan agregat.

Pada Figur 6 menunjukkan dampak pergeseran ke kanan dalam kurva permitaan agregat karena adanya guncangan permintaan positif : kenaikan jumlah uang beredar (M ),

kenaikanengeluran pemerintah (G ), dan kenaikan ekspor bersih (NX ), penurunan pajak (T ), atau kenaikan keinginan konsumen dan perusahaan untuk brbelanja karena mereka lebih optimis (C , I ).

(15)

karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.

Meskipun dampak awal jangka pendek dari pergeseran ke kanan kurva permintaan agregat adalah kenaikan tingkat harga da utput, dampak akhir jangka panjang hanya berupa kenaikan tingkat harga.

FIGUR 6 Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Pergesern Kurva Permintaan Agrgat Pergeseran kurva permintaan agregat dari ke , menggerakkan perekonomian dari titik 1 ke titik 1'. Karena > Yn, kurva penawaran agregat jangka pendek mulai bergeser ke kiri, secara perlhan mencapai , dimana output kembali ke Yn dan tingkat harga meningkat menjadi .

2. Perubahan Keseimbangan yang Disebabkan

oleh Guncangan Penawaran Agregat

Seandainya perekonomian pada awalnya berada pada tingkat output alamiah pada titik 1 ketika kurva penawarn agregat jangka pendek bergeser dari ke pada Figur 7 karena guncangna penawaran negatif (kenaikan harga energi yang tajam, misalnya). Perekonomian akan bergerak dari titik 1 ke titik 2, dimana tingkt harga meningkat tetapi output agregat menurun. Keadaan dari harg ayang menngkt, tetapi utput agregat menurun, sebagaimana digambarkan pada figur 7 disebut sebagai stagflasi.

Meskipun pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka pendek pada awalnya menaikkan tingkat harga dan menurunkan output, dampak akhir adalah bahwa tingkat harga dan output tidak berubah.

(16)

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang : Teori

Siklus Usaha Rill dan Histeresis

Teori siklus usaha riil ( rel business cycle theory ) di mana guncangan penawaran agregrat ( rill ) mempengaruhi tingkat output alamiah Yn. Teori ini memandang guncangan terhadap selera ( kenginan para pekerja untuk bekerja, misalnya ; teknologi ( produktivitas ) sebagai dorongan – dorongan utama di belakang fluktuasi jangka pendek dalam siklus usaha, karena guncangan – guncangan ini mengakibatkan fluktuasi jangka pendek yang substansial dalm Yn.

Sebaliknya, pergeseran kurva permintaan agregat, mungkin akibat dari perubahan –

perubahan kebijakan moneter, tidak di pandang sebagai sesuatu yang penting bagi fluktuasi output agregat. Karena teori siklus usaha riil memandang sebagian besar fluktuasi siklus usaha sebagai akibat dari fluktuasi tingkat output alamiah, teori ini tidak melihat perlunya kebijakan aktivis untuk menghilangkan pengguran yang tinggi. Teori siklus usaha riil sangat kontroversial dan dibatasi oleh perlunya riset intensif.

Teori histeresis ( hysteresis ), yaitu pergerakan dari tingkat pengerjaan penuh akibat

pengangguran yang tinggi di masa lalu. Ketika pengangguran meningkat karena penurunan permintaan agregat yang menggeser kurva AD ke dalam, tingkat pengangguran alamiah dipandang meningkat di atas tingkat pengerjaan penuh.

Hal ini dapat terjadi karena penganggur menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pengangguran menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pemberi kerja enggan untuk mempekerjakan pekerja yang telah

menganggur cukup lama, melihatnya sebagai sinyal bahwa pekerja tidak diinginkan. Hasilnya adalah bahwa tingkat pengangguran alamiah bergeser ke atas setelah pengangguran menjadi tinggi dan Yn turun di bawah tingkat pengerjaan penuh.

Dalam situasi ini, mekanisme koreksi diri dalam dapat mengembalikan perekonomian hanya kepada tingkat pengerjaan penuh. Hanya dengan kebijakan ekspansioner untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan meningkatkan output agregat tingkat pengangguran alamiah dapat diturunkan

( Yn dinaikkan ) ke tingkat pengerjaan penuh. Pendukung histeresis kemungkinan besar mendukung para aktivis, kebijakan ekspansioner untuk mengembalikan perekonomian kepada pengerjaan penu

Menurut Keynes, apabila terjadi perubahan harga, maka jumlah yang beredar riil (Ms/P) akan berubah, akibatnya terjadi perubahan pada tingkat bunga (i). Selanjutnya perubahan tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi investasi (I) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapat nasional.

Sedangkan menurut Pigou, apabila terjadi perubahan harga dalam perekonomian masyarakat akan merasa saldo kas rill (real cash balance) meraka berubah, yang yang selanjutnya akan mempengruhi konsumsimasyarakat tersebut. Perubahan konsumsi akan mengakibatkan perubahan pada pendapatan nasional.

(17)

perubahan tingkat bunga, sedangkan Pigou menitik beratkan perubahan konsumsi ketika terjadi perubahan harga.

B. MODEL PERMINTAAN AGREGAT

Model Keynes menunjukan apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser. Dalam jangka pendek, ketika tingkat harga tetap, pergeseran kurva permintaan agregat mengarah pada perubahan pendapatan nasional,Y. Model permintaan agregat yang dikembangkan di makalah ini disebut IS-LM merupakan interpretasi utama dari kerja Keynes. Model IS-LM mengambil tingkat harga yang ada dan menunjukan apa yang menyebabkan pendapatan berubah. Ini menunjukan apa yang menyebabkan AD bergeser.

Pasar barang dan kurva IS (singkatan dari investasi dan saving/tabungan) memplot hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar dan jasa.

Pasar uang dan Kurva LM (singkatan dari likuiditas dan money/uang) memplot hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang.

Karena tingkat bunga mempengaruhi baik investasi dan permintaan uang, ia adalah variabel yang menghubungkan dua bagian model IS-LM. Model menunjukan bagaimana interaksi antara pasar-pasar ini menentukan posisi dan kemiringan kurva permintaan agregat, dan karenanya, tingkat pendapatan nasional dalam jangka pendek. Dalam General Theory of Money, Interest and Employment (1936), Keynes menyatakan pendapatan total

(18)

Perpotongan Keynes menunjukkan bagaimana pendapatan Y ditentukan untuk tingkat tertentu investasi terencana I dan kebijakan fiskal G dan T. Kita dapat menggunakan model ini untuk menunjukkan bagaimana pen-dapatan berubah ketika salah satu variabel eksogen berubah. Pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga, perusahaan dan pemerintah belanjakan untuk barang dan jasa (GDP). Pengeluaran yang direncanakan (planned expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga, perusahaan dan pemerintah ingin belanjakan untuk barang dan jasa. Perekonomian ada di ekuilibrium bila : Pengeluaran aktual = Penge-luaran yang direncanakan atau Y = E

HUBUNGAN PASAR BARANG DAN KURVA IS

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.

Dalam ekonomi konvensional, kesimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, system bunga dihapuskan. Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”. Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka pengeluaran yang direncanakan sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan I, dan pembelian pemerintah G.

E = C + I + G , dimana : C = C(Y – T)

Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan disposibel (Y – T), yang merupakan pendapatan total Ydikurangi pajak T. Diasumsikan investasi yang direncanakan adalah tetap I, dan kebijakan fiskal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah-adalah tetap G dan T. Sehingga dikombinasikan menjadi :

E = C(Y – T) + I + G

(19)

pendapatan total tetapi juga pengeluaran total atas barang dan jasa, sehingga dapat ditulis kondisi keseimbangan sebagai :

Pengeluaran Aktual / Y = Pengeluaran Yang Direncanakan / E

Dapat disimpulkan, kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.

B. INTERAKSI SUKU BUNGA, INVESTASI, DAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM KURVA IS

Sifat diantara suku bunga dan investasi menpunyai hubungan yang berbalikan atau berlawanan arah. Dalam arti, jika tingkat suku bunga naik, maka tingkat investasi akan turun. Sebaliknya, jika tingkat suku bungan turun, maka tingkat investasi akan naik. Perubahan dalam investasi akan menimbulkan perubahan dalam perbelanjaan agregat dan keseimbangan pendapatan nasional. Dengan demikian diantara suku bungan dan keseimbangan pendapatan nasional terdapat rangkaian hubungan sebagai berikut :

∆r → ∆I → ∆AE → ∆Y

Misalkan sifat hubungan diantara suku bunga dengan investasi adalah seperti yang digambarkan oleh kurva MEI0. Apabila terjadi perubahan dari tingkat suku bunga yang

awalnya r0mengalami penurunan menjadi r1, maka perubahan ini akan mengakibatkan

pertambahan tingkat investasi dari I0 menjadi I1. Akibat hubungan antara suku bunga dan

investasi maka kurva MEI akan mengalami pergerakan dari titik A ke titik B. hal ini dapat dilihat dengan jelas pada gambar 1.1 grafik a.

Investasi adalah salah satu kompenen dari pembelanjaan agregat AE, maka perubahan dalam investasi akan memindahkan kurva pembelanjaan agregat. Perubahan iti ditunjukkan pada gambar 1.1 grafik b. Dalam keseimbangan pada grafik b, dimisalkan pada suku bunga r0dan tingkat investasi I0pembalanjaan agregat adalah AE0. Dengan demikian keseimbangan

pendapatan nasional dicapai dititik E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Penurunan suku

bunga dari r0menjadi r1 meningkatkan investasi dari I0 menjadi I1. Perubahan ini

menyebabkan perbelanjaan agregat meningkat menjadi AE1. Keseimbangan perekonomian

yang baru dicapai di E1 dan pendapatan nasioanal yang baru adalah Y1.

Kenaikan investasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari pergerakan kurva MEI, misalnya dari MEI0 menjadi MEI1. Perubahan seperti ini akan berlaku apabila

penentu-penentu investasi disamping suku bunga seperti ekspektasi kegiatan ekonomi masa depang yang lebih baik atau perkembangan teknologi mengalami kemajuan. Hal ini seperti ditunjukan oleh titik A dan C, pada tingkat suku bungan yang sama investasi mengalami peningkatan dari I0 menjadi I2. Perubahan ini memindahkan MEI0menjadi MEI2. Hal ini juga

akan mengakibatkan perpindahan pembelanjaan agregat dari AE0menjadi AE2 sehingga

(20)

C. INVESTASI

Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa yang akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk investasi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan

sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat?

Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan (expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula

investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan. Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif, berbanding terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku maka semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tersebut dapat juga dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

I = K – bi b > 0 (5.8)

Gambar 5.2

(21)

yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik.

K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan.

Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya

ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik, kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari luar negeri.

D. MULTIPLIER ATAU FAKTOR PELIPAT

Setelah diketahui faktor yang mempengaruhi komponen aggregate demand maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaiman mekanisme komponen AD tersebut mempengaruhi output atau pendapatan.Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep multiplier. Sebelum

diterangkan lebih lanjut maka ada beberapa asumsi yang harus dibuat, yaitu,

Pertama, pengeluaran pemerintah (G) adalah exogenous, artinya besarnya tidak ditentukan didalam sistem atau ditentukan oleh faktor-faktor tertentu yang tidak dapat diprediksi.Faktor yang menentukan besarnya anggaran pemerintah lebih banyak ditentukan oleh kemauan politik pemerintah, bukan variable ekonomi.

Kedua, pengeluaran investasi juga diasumsikan exogenous, hal ini semat-mata untuk memudahkan dalam analisis.Sebetulnya investasi, seperti diuraikan diatas, ditentukan oleh tingkat bunga (i), tetapi dalam uraian berikut ini sementara dainggap exogenous.

Ketiga, analisis dilakukan dalam ekonomi tertutup, artinya tidak ada export dan import dalam pengeluaran agregat (AD).Ketiga asumsi ini tidak mengurangi atau merubah validitas analisis yang dilakukan. Bila ketiga asumsi ini dimasukkan dalam analisis maka hasilnya akan tetap sama.

Sekarang kita mulai analisis dengan sebuah contoh berikut.Misalnya, bila pengeluaran aggregate dinaikan sebesar D maka berapa besar dampaknya terhadap output? Bila ada tambahan pengeluaran aggregate atau permintaan agregat sebesar D maka akan terjadi tambahan produksi sebesar D dan kenaikan output atau income sebesar D juga. Selanjutnya pengeluaran sebesar D tadi akan menjadi pendapatan bagi penjual yang menerima

(22)

Demikianlah seterusnya akan terjadi pelipatan dampak secara berantai melalui putaran pengeluaran antara konsumen dan penjual atau produsen. Dampak akhir dari tambahan pengeluaran sebesar ∆D adalah sebesar 1/(1-z) kali ∆D yang merupakan penjumlahan dari semua tambahan income pada setiap putaran (Tabel 5.1).

Tambahan pengeluaran ∆ D dapat berupa konsumsi, investasi atau pengeluaran pemerintah dan dampak akhirnya hampir sama bila pengeluaran tersebut diasumsikan sebagai pengeluaran independent, atau disebut dengan pengeluaran autonomous, artinya tidak

tergantung dengan faktor lain.

Dari uraian diatas dapat ditulis bahwa total tambahan income adalah sebagai berikut:

∆ AD = = ∆ Y0 (5.8)

Dimana = α = multiplier. Atau dapat juga ditulis :

Bila pengeluaran naik sebesar 100 juta dan MPC adalah 0.8, berapa tambahan pendapatan akibat tambahan pengeluaran tersebut? Dengan memasukkan angka diatas maka didapat tambahan pendapatan ∆Y = 1/(1-0,8) kali 100 = 500 juta. Berarti multipliernya adalah sebesar 5 kali lipat. Multiplier didefinisikan sebagai besarnya kelipatan perubahan output akibat perubahan satu unit pengeluaran (C, I, G).

Formula multiplier ini dapat diturunkan dengan cara lain. Besarnya setiap perubahan output yang terjadi harus sama dengan besarnya perubahan aggregate demand sehingga,

∆ Y0 = ∆ AD. (5.9)

Tambahan pengeluaran (∆AD) sama dengan tambahan pengeluaran putaran pertama ∆D ditambah dengan pengeluaran yang disebabkan oleh pelipatan (multiplier), c∆Y0 sehingga

(23)

Gabungan persamaan (5.9) dengan (5.10) didapatkan persamaan,

∆ Y0 = ∆ D + c∆Y0

c∆ Y0 = (5.11)

Atau multiplier dapat juga diturunkan dari persamaan konsumsi dan agregat demand seperti dibawah ini.

Y = AD = C + I + G

Substitusikan fungsi konsumsi kedalam persamaan diatas.

Y = a + I + G + cY (5.12)

Kumpulkan faktor Y dan autonomous spending sehingga:

Y – cY = D

Y = D

Proses dari pelipatan income atau multiplier ini dapat digambarkan secara grafis pada Gambar 5.3.

Pada awalnya titik keseimbangan adalah pada titik E0 dengan pendapatan OY0 dan pengeluaran agregat OAD0. Kemudian sektor bisnis melihat ada prospek untuk meraih keuntungan dimasa yang akan datang sehingga mereka menambah investasi sebesar ∆D (dapat berupa ∆I). Misalkan tambahan investasi ini meningkatkan AD pada putaran pertama sebesar AE0. Penambahan AD ini langsung menjadi tambahan pendapatan bagi penjual barang input yang dibeli oleh investor, yaitu sebesar AB dan selanjutnya direspon oleh produsen dengan manaikan output dengan jumlah yang sama. Pada putaran kedua tambahan output atau pendapatan kembali dibelanjakan sesuai dengan MPC yaitu sebesar cAB = BC. Pengeluaran tambahan AD ini kembali menaikan pendapatan dan direspon oleh produsen dengan menaikan output sehingga akhirnya proses ini berhenti pada titik E1 dengan tingkat pengeluaran yang lebih tinggi dari semula yaitu, yaitu AD0 AD1.dan pendapatan juga lebih tinggi yaitu sebesar 1/(1-c) kali lipat dari ∆D atau Y0Y1.

(24)

Gambar 5.4.Penurunan Multiplier secara garfik. Pada titik keseimbangan E0, Y0 = AD0 = cY + D. Ketika terjadi penambahan pengeluaran ∆D (dapat berupa I atau G) maka titik

keseimbangan berubah. Mula-mula tambahan permintaan menjadi E0A, tambahan

permintaan ini merupakan tambahan income sebesar AB bagi penjual (E0A=AB). Melalui proses multiplier tambahan income ini mendorong permintaan lanjutan (BC) yang kemudian kembali direspon oleh produsen dengan menaikan output. Demikian seterusnya sampai proses ini berhenti pada titik keseimbangan baru E1 sehingga tambahan AD atau output menjadi 1/(1-c) kali ∆D yang tidak lain adalah sama dengan Y0Y1= AD0 AD1.

Dari uraian diatasa ternyata besaran multiplier tergantung dengan besaran MPC atau koefisien c, yaitu proporsi dari income yang dibelanjakan oleh konsumen untuk keperluan konsumsi.Semakin besar proporsi income yang dibelanjakan maka semakin besar pula multiplier dan semakin besar pula dampaknya terhadap kenaikan income atau output. Tetapi harus diingat bahwa proses ini hanya bisa berlangsung dalam waktu pendek. Dalam jangka panjang hal ini tidak bisa berlanjut karena income tidak bisa ditopang oleh konsumsi yang tinggi saja karena konsumsi juga teragantung dari income, sedangkan income / output juga ditentukan oleh faktor ril seperti investasi disamping konsumsi, pengeluaran pemerintah dan net export.

Secara empiris hal tersebut diatas adalah benar bahwa konsumsi dalam jangka pendek bisa mendorong pertumbuhan ekonomi karena ekonomi belum mencapai full

employement.Misalnya masih banyak pabrik yang belum bekerja penuh, tenaga kerja banyak yang menganggur, dan seterusnya sehingga output masih bisa didorong tumbuh tanpa

(25)

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat.

Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat.

Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui:

 Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau

 Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.

 Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.

Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama.

(26)

BAB IV

PENUTUP

Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga dapat

(27)

BAB V

REFERENSI

 Karim, Andriawan. Ekonomi Makro Islam. Jakarta, 2007, edisi ketiga

 Khan, Fahim. Essays in islamic economics, Leicester : Islamic Fundation, 1995

 http://id.wikipedia.org

Gambar

Gambar 5.4.Penurunan Multiplier secara garfik. Pada titik keseimbangan E0, Y0 = AD0 = cY+ D

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif yang menggunakan metode penjelasan terhadap penelitian ( explanatory research ) yang mengarah pada deduksi hipotesis,

Kata kunci : Masalah Transshipment , Masalah Transportasi, Metode Vogel’s Approximation (VAM), Metode Modified Distribution (MODI), Metode Northwest Corner, Metode

Djajadiningrat Parsudi Suparlan Soedarsono Hardjosoekarto Sri Adiningsih Rokhmin Dahuri Arif Budimanta Maria Hartiningsih Laksmi Dewanthi Rusdian

Suatu istem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen ( components ), batas sistem ( boundary ), lingkungan

Ada berbagai cara untuk merencanakan pajak baik dengan tax avoidance (penghindaran pajak), memperkecil pajak yang dibayar dengan melakukan rekayasa transaksi tetapi

Ia mengandung makna menerima dengan lapang dada dan hati yang terbuka terhadap apa saja yang datang dari Allah, baik dalam menerima serta dalam

Jika dilihat selama periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 lebih banyak jumlah sampel yang mengalami kenaikan pendapatan dan kenaikan biaya dibandingkan

Kyungsoo—namja tampan dengan tubuh sedikit mungil itu meletakkan sebungkus roti dan sekotak susu coklat pada pangkuan gadis di sampingnya tersebut.. Sosok manis itu hanya