• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Parenting dalam Pend idikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Optimalisasi Parenting dalam Pend idikan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi Parenting dalam Pendidikan Anak dan Kaitannya dengan

Ketahanan Nasional

Disusun Oleh

Egi Prasetyo

11/316266/FI/03575

Matakuliah: Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Syafiq Effendi

Fakultas Filsafat

Universitas Gadjah Mada

(2)

BAB I solusinya. Dalam persoalan seperti kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat telah memberi contoh yang buruk akan sikap tidak adil dan tidak jujur orang-orang yang mempunyai kuasa atas hak orang lain. Seringkali persoalan mental atau karakter seperti itu menjadi persoalan yang rumit untuk diselesaikan, terlebih dalam kuantitas yang besar dan cakupan yang luas, seperti negara.

Ketika negara sudah tidak dapat dipercaya oleh rakyatnya, sudah pantas dipertanyakan legitimasi dan fungsi dari negara itu sendiri. Mengapa perlu ada negara, kalau keadilan tidak ditegakkan? Mengapa perlu ada negara, kalau rakyat tidak sejahtera? Mengapa perlu adanya negara, ketika korupsi menjadi ‘makanan’ sehari-hari? Meskipun legitimasi dan fungsi negara dipertanyakan oleh banyak pihak, tetapi pada dasarnya perlu dipertegas kembali kedudukan negara sebagai institusi tertinggi yang objektif. Maka, satuan-satuan individu dalam negara itulah yang musti bertanggungjawab atas negaranya, karena negara ada keniscayaan akan adanya manusia sebagai warga negara. Warga negara yang mempunyai kekuatan bersatu untuk membangun negara.

(3)

sehingga amat penting untuk membangun karakter positif. Karakter sebagai fondasi seseorang dalam mengaktualisasikan dalam kehidupan. Sedangkan kehidupan bangsa tidak lepas dari pengaruh satuan-satuan individu warga negaranya. Oleh karena itu, sangat penting memulai pembangunan bangsa dengan memperhatikan pembangunan karakter tingkat dasar yakni pada individu dalam lingkungan keluarga. Tidak dipungkiri bahwa mendidik seorang anak merupakan turut berperan serta dalam membangun bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yaitu:

1.) Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter anak atau Parenting? 2.) Apa yang dimaksud dengan konsep Ketahanan Nasional?

3.) Bagaimana hubungan antara Parenting dengan Ketahanan Nasional?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan merumuskan beberapa permasalahan, maka penulisan ini bertujuan untuk 1.) Mengetahui lebih dalam mengenai pendidikan karakter anak atau Parenting. 2.) Mengetahui lebih dalam mengenai konsep Ketahanan Nasional.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parenting

Parenting adalah pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak. Menurut Chabib Toha, parenting adalah cara terbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam mengasuh anak, sebagai perwujudan rasa tanggungjawab kepada anak. Sedangkan, menurut M. Shohib pola asuh adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan pada penataan lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak. Menurut Henry Clay Lindgren menyebutkan bahwa: “The Family, not the school, provides the first educational experiences beginning in infancy, with the attempt to guide and direct the child to train him. “Keluarga bukan sekolah, memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan yang pertama mulai pada masa pertumbuhan dengan usaha-usaha untuk membimbing danmengarahkan anak serta melatihnya.1

Dengan demikian parenting adalah bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Parenting juga menyangkut perilaku sehari-hari orangtua yang berhubungan langsung dengan anak ataupun tidak, yang dapat ditangkap dan dipahami oleh anak, dengan harapan bahwa apa yang diberikan kepada anak melalui pengasuhan akan berdampak positif terutama anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi agama, diri, keluarga, negara dan bangsanya.

Parenting merupakan pola asuh pendidikan karakter oleh orangtua terhadap anaknya. Lingkungan dalam proses parenting merupakan lingkungan utama dan senantiasa akan berpengaruh hingga usia dewasa. Sehingga dapat mempengaruhi karakter dasar (watak) yang menonjol dari seorang anak. Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak sangatlah penting dalam mengembangkan potensi anak. Manusia dikatakan sebagai makhluk psycho-physics neutral, yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (self ensteem) jasmaniah dan rohaniah. Di dalam kemandirannya itu manusia mempunyai potensi dasar

1

(5)

atau kemampuan dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan itu memerlukan pendidikan dan bimbingan.2

Pada usia kanak-kanak, mereka belum mempunyai pemahaman dalam melaksanakan ajaran agama, tetapi justru di sinilah peran orang tua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak sebagai upaya untuk menggali potensi mereka. Potensi tersebut khususnya potensi keagamaan. Sifat agama pada anak mengikuti pola ideas concept on authority, artinya konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor luar diri mereka. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya lebih cerdas dalam hal mengasuh anak-anaknya mengingat secara psikologi, masa kanak-kanak adalah masa-masa yang potensial dalam perkembangannya. Oleh karena itu, orang tua mempunyai otoritas dalam memberikan pendidikan karakter agama terhadap anaknya.3

Dalam berinteraksi dengan lingkungannya ada kecenderungan pengaruh-pengaruh yang masuk dalam diri pribadi baik dalam hal tingkah laku, gaya bicara, maupun pola hidup. Sehingga jika seorang anak sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar, maka pengawasan orang tua dalam hal ini sangat bermanfaat bagi anak di masa pertumbuhan dan perkembangannya. Manusia punya kecenderungan untuk bergaul dan bersosialisasi dengan dunia luar. Pada masa kanak-kanak, mereka masih memerlukan bimbingan dari orang tua agar dalam bergaul mereka tetap pada akhlak Islami. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan bimbingan dan teladan baik di rumah maupun di luar rumah.4

Satu hal yang penting untuk dipahami adalah tidak ada orangtua yang sempuna. Menjadi orang tua merupakan sesuatu yang bukan bersifat semua atau tidak sama sekali. Kesuksesan dan kesalahan-kesalahan merupakan bagian dari proses menjadi orangtua. Menjadi orang tua yang efektif, konsisten, aktif, dan atentif merupakan hal yang dapat saja dikatakan dambaan bagi setiap orang. Menjadi orangtua yang efektif maksudnya adalah perkataan dan perilakunya mempengaruhi bagaimana seharusnya anak-anak bersikap dan berlaku. Orangtua yang konsisten menunjukkan kesesuaian antara kata dan tindakan. Orangtua yang aktif turut berpartisipasi aktif dalam kehidupan anaknya. Orangtua yang

(6)

atentif senantiasa menaruh perhatian terhadap kehidupan anak dan mengamati apa yang terjadi pada diri anak.5

Dengan melalukan responding, preventing, monitoring, mentoring. Dan modeling dalam aktivitas-aktivitas pengasuhan sehari-hari, kita dapat menjadi orangtua yang efektif, konsisten, aktif, dan atentif. Responding adalah menanggapi anak secara tepat. Preventing adalah mencegah munculnya perilaku-perilaku berisiko dan bermasalah. Monitoring adalah mengawasi interaksi anak dengan lingkungn sosialnya. Mentoring adalah membantu secara aktif anak untuk memiliki perilaku-perilaku yang dikehendaki. Modeling adalah menjadikan diri kita sebagai contoh yang positif dan konsisten bagi anak kita. Prinsip-prinsip tersebut sangat penting dalam pendidikan atau pengasuhan anak, termasuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus atau kebutuhan yang berbeda-beda.6

A. Responding

Responding anak dengan cara yang tepat. Memberikan respon mencakup dua hal. Pertama, kita harus yakin bahwa kira sedang memberikan respon terhadap anak-anak, bukan sedang beraksi. Kedua, kita harus yakin bahwa respon kita tepat, tidak berlebihan, tidak proporsional, sangat minimal atau sangat terlambat. Respon dikatakan dengan tepat jika respon tersebut sesuai dengan situasi. Usia anak dan informasi-informasi khusus dari sebuah peristiwa adalah penting dalam memutuskan apakah respon dikatakan tepat. Sebagai contoh, respon yang tepat untuk seorang bayi yang sedang menangis, menjadi tidak tepat jika diberikan respon serupa dengan respon terhadap anak usia 5 tahun atau 10 tahun yang menangis.7

Respon terhadap anak dalam cara-cara yang tepat memungkinkan kita untuk: berpikir tentang semua pilihan sebelum kita mengambil keputusan, mempertimbangkan peristiwa sebelumnya yang serupa dan mengingatkan kembali bagaimana kita menangani peristiwa tersebut, menjadikan orantua yang konsisten, memberikan contoh bagaimana membuat keputusan yang bermakna

5 National Institute of Child Health and Human Development, Adventures in Parenting;

bagaimana sukses berperan sebagai orangtua yang baik. Diterjemahkan oleh Irwan Nuryana Kurniawan (Yogyakarta: Alinea, 2004) halm. 3

(7)

dan membangun ikatan kepercayaan yang solid dan fleksibel antara orangtua dan anak.8

B. Preventing

Preventing perilaku-perilaku berisiko atau perilaku-perilaku bermasalah sebelum perilaku tersebut muncul. Prevensi bukan hanya sekedar mengatakan ‘jangan’ atau ‘berhenti’. Ada dua hal penting dalam prevensi: 1) memetakan kemungkinan-kemungkinan permasalahan; dan 2) mengetahui bagaimana memecahkan permasalahan tersebut.

Dalam memetakan kemungkinan-kemungkinan permasalahan dengan langkah-langkah seperti: melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan anak-anak kita, keterlibatan orangtua secara aktif dalam kehidupan anak-anak-anak-anak sangat penting, tidak peduli latar belakang kehidupan kita. Kita dapat mengetahui bagaimana biasanya anak-anak kita berpikir, berperasaan, dan bertindak. Pengetahuan ini akan membantu kita dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi pada anak.

Tentukan batasan-batasan yang realistik dan perkuat batasan-batasan tersebut secara konsisten. Yakinkan bahwa kita dan anak-anak dapat melihat batasan-batasan tersebut secara jelas. Jika anak melanggar, komunikasikan pada anak-anak dengan cara yang sama jika itu terjadi pada situasi yang sama.

Ajari anak-anak kita dengan cara-cara yang sehat dalam mengekspresikan emosi. Doronglah anak-anak kita untuk mengekspresikan emosinya dalam cara-cara yang sehat dan positif. Beri mereka contoh cara-cara-cara-cara yang sehat dengan memperlihatkan bagaimana kita sendiri mengekspresikan emosi ketika kita mengalami berbagai macam emosi.

Dalam prevensi kita juga mengetahui bagaimana memecahkan masalah. Beberapa hal penting yang perlu kita pahami ketika mencoba memecahkan masalah. (1) Ketahuilah bahwa anda tidak sendirian. (2) Akuilah bahwa memang ada masalah-masalah tertentu yang tidak dapat kita tangani sendiri atau

(8)

menuntut keahlian khusus. (3) Carilah bantuan, jika dibutuhkan dan harus tahu kepada siapa kita dapat mencari bantuan.9

C. Monitoring

Menjadi seorang monitor berarti bahwa kita member perhatian secara penuh terhadap anak-anak kita dan lingkungan sekitarnya, terutama anak-anak kita dan lingkungan sekitarnya, terutama kelompok temannya dan teman sebaya serta kebiasaan –kebiasaan mereka di sekolah.

D. Mentoring

Menjadi seorang mentor berarti bahwa kita secara aktif membantu anak-anak kita belajar lebih tentang dirinya, bagaimana dunia ini bekerja, dan peran yang dapat mereka mainkan di dunia ini. Sebagai seorang mentor, kita juga akan mendukung apa-apa yang sedang mereka pelajari.

E. Modeling

Menjadi seorang model berarti menggunakan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan kita yang memperlihatkan keyakinan-keyakinan, nilain-nilai, dan sikap-sikap kita sebagai contoh untuk anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Konsep Ketahanan Nasional

Sistem kehidupan nasional adalah sistem yang mengatur dirinya sendiri sebagai bangsa melalui pranata. Sistem kehidupan nasional sepanjang waktu selalu mengadakan persentuhan dan interaksi dengan lingkungan. Sistem kehidupan nasional harus memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup serta mengembangkan kehidupannya. Kemampuan dan kekuatan ini merupakan esensi dari Ketahanan Nasional. Dengan kata lain, Ketahanan Nasional pada hakikatnya adalah kondisi sistem kehidupan nasional pada suatu waktu. Konsepsi Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengaturan dan penyelanggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam kehidupan nasional, yang melingkupi seluruh aspek kehidupan

(9)

secara utuh dan terpadu (comprehensive integral) berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. 10

2.2.1 Kedudukan dan Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional

a. Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kemampuan dan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelanggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh meyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan sarana untuk mewujudkan kondisi kemampuan dan kekuatan nasional.11

b. Kedudukan

Konsepsi Ketahanan Nasional mempunyai kedudukan sebagai Doktrin Nasional, yang pelaksanaannya perlu selalu didasarkan pada penalaran terhadap kondisi dan situasi tertentu. Dengan mendudukan sebagai Doktrin Nasional, maka kehidupan bangsa dan negara dibimbing mengikuti pola dan langkah yang jelas dalam mengelola sistem kehidupan nasional Indonesia agar memiliki kemampuan dan kekuatan nasional yang diperlukan. Tujuan suatu doktrin pada umumnya adalah pertama, sebagai penggerak dalam upaya pencapaian tujuan nasional yang ditetapkan dan yang disepakati bersama. Kedua, untuk mengamankan pelaksanaan sistem kehidupan nasional terhadap bahaya penyesatan atau penyimpangan dari tujuan nasional yang harus dicapai.12

c. Fungsi

Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional, berdasarkan tuntutan penggunaannya sebagai dasar doktrin nasional, berfungsi pula sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional, Metode Pmbinaan Kehidupan, dan Sistem Kehidupan Nasional Indonesia.13

10 Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS). Ketahanan Nasional. (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), halm. 6-7

11 Lemhanas, Ibid. halm. 8 12Ibid, halm. 8-9

(10)

2.2.2 Pengertian dan Hakikat Ketahanan Nasional

a. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan kehidupan nasional untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai Tujuan Nasional (tunas).14

b. Hakikat Ketahanan Nasional

Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi kemampuan dan kekuatan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan nasional bangsa dan negara dalam mencapai Tujuan Nasional, sedangkan hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam kehidupan nasional.15

2.2.3 Landasan Ketahanan Nasional Indonesia

a. Landasan Idiil Pancasila

Peranan Pancasila sebagai falsafah adalah menyadarkan Rakyat Indonesia bahwa hakikat hidup pada dasarnya menganut alam pikiran yang mengungkapkan keterkaitan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan masyarakat dan lingkunganya. Pancasila merpakan penuntun dan pengikat secara moral, serta merupakan norma sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan. Pancasila sebagai ideology bangsa merupakan penggi;an hidup dan ikrar segenap bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya dalam negara yang merdeka, bersatu, dan

(11)

berdaulat, dalam wujud masyarakat Indonesia yang adil dan makmur baik spiritual maupun material.16

b. Landasan Konstitusinal UUD 1945

Bangsa Indonesia mendayagunakan segenap kekayaan alam, sumber daya serta seluruh potensi nasional yang dikelola berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi, dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seuruh tumpah darah sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945.17

c. Landasan konseptual Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara pada hakikatnya merupakan pancaran dari falsafah Pancasila yang ditetapkan dalam kondisi yang nyata Indonesia. Wawasan Nusantara melandasi upaya meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia berdasarkan dorongan cita-cita, tujuan aspirasi, dan kepentingan nasional.18

2.2.4 Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia

Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang realtif telah tersusun dan yang dilandasi nilai-nilai budya bangsa yang merupakan pedoman bagi pengembangan Ketahanan Nasional Indonesia. Asas-asas Ketahanan Nasional tersebut meliputi:

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu c. Asas Mawas ke dalam dan ke luar

d. Asas Kekeluargaan

2.2.5 Ciri Ketahanan Nasional Indonesia

Kinerja atau daya penampilan Ketahanan Nasional Indonesia memiliki ciri sebagai berikut:

a. Mandiri

(12)

b. Dinamis c. Berwibawa

d. Mengutamakan Konsultasi dan Kerjasama

2.2.6 Metode Astagatra

Berdasarkan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia seluruh aspek kehidupan nasional dirinci menjadi Astagatra atau delapan aspek kehidupan nasional, yang terdiri dari Trigatra atau tiga aspek alamiah dan Pancagatra atau aspek sosial. Metode astagatra pada hakikatnya adalah metode analisa Ketahanan Nasional, terutama dalam memecahkan masalah-masalah nasional.19

a. Trigatra (tiga aspek alamiah)

Trigatra atau tiga aspek alamiah adalah meliputi aspek-aspek suatu gatra yang sudah melekat pada setiap negara. Oleh karenanya, unsure-unsurnya tidak pernah sama untuk setiap negara. Trigatra meliputi: Geografi, Kekayaan Alam, dan Kependudukan. Ketiga aspek alamiah tersebut mengandung unsur-unsur yang bersifat relative tetap dan statis.

b. Pancagatra (lima aspek sosial)

Pancagatra atau lima aspek sosial adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Pancagatra meliputi: Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Pertahanan Keamanan. Kualitas kelima aspek sosial dalam kehidupan nasioanl Indonesia tersebut terintegrasi serta dalam integrasinya dengan Trigatra mencerminkan tingkat Ketahanan Nasional Indonesia.20

2.2.7 Hubungan Antar Gatra dalam Astagatra

a. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra

(13)

Hubungan timbal balik yang erat dalam bentuk korelasi dan interdependensi. Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra merupakan suatu kesatuan yang bulat dan dinamakan Astagatra. Ketahanan Nasional pada hakikatnya terantung kepada kemampuan bangsa dan negara dalam memanfaatnkan dan memperdayagunakan aspek alamiah (trigatra) sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan nasional di bidang sosial (pancagatra).

b. Hubungan antar gatra dalam Trigatra

Hubungan antar gatra dalam trigatra adalah bersifat hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi. Antara gatra geografi dan gatra kekayaan alam. Antara gatra geografi dan gatra kependudukan . Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam.

c. Hubungan antar gatra dalam Pancagatra

Hubungan antara setiap gatra saling mempengaruhi dan timbal balik. Hubungan antara gatra ideologa dan gatra politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan. Begitu pula masing-masing gatra dapat saling mempengaruhi.21

2.3 Optimalisasi Parenting dalam Pendidikan Anak sebagai Generasi Muda Bangsa Indonesia relevansinya terhadap Ketahanan Nasional

Parenting merupakan urusan rumah tangga sebuah keluarga, yang mungkin dalam tataran formal kehidupan bernegara tidak ada kaitan langsung, karena kehidupan bernegara berlainan dengan kehidupan rumah tangga keluarga, kecuali terdapat persoalan keluarga yang menuntut campurtangan negara dalam penyelesaiannya. Dalam kehidupan di suatu negara, elemen paling kecil adalah sosietas keluarga, di samping sosietas sekolah, sosietas kelompok agama, sosietas kelompok bermain, hingga sosietas negara.

Kehidupan seseorang individu bermula dari sosietas keluarga. Seseorang lahir di keluarganya, dan akan memulai menghadapi kehidupan di dunia pertama-tama bersama

(14)

keluarga. Hal ini menjadi titik tolak dimulainya proses pendidikan, pembentukan diri dan pembangunan karakter individu untuk menjadi pribadi yang mempunyai identitas.

Pendidikan karakter anak melalui parenting atau pengasuhan anak yang baik akan berdampak pada kepribadian anak yang baik pula. Seperti teori yang diungkapkan dalam pembahasan sebelumnya mengenai parenting yakni orangtua yang efektif, konsisten, aktif, dan atentif dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Akan menjadi lebih baik apabila hal ini menjadi sesuatu kesadaran yang pantas dilaksanakan di setiap keluarga. Hal tersebut dapat menjadi sebuah titik awal positif dalam membentuk pribadi-pribadi yang unggul dan berkarakter positif.

Perlu disadari juga bahwa pembangunan suatu bangsa bermula dari membangun sebuah keluarga. Dimulai dari sosietas terkecil hingga terbesar di sosietas bangsa dan negara. Hal ini menjadi penting untuk memperhatikan peran serta orangtua dalam mengasuh anak, dalam hal ini disebut parenting. Lalu apa kaitannya antara parenting

dengan ketahanan nasional.? Hal ini menjadi pertanyaan mendasar dalam makalah ini, sebab lingkup keluarga yang sederhana dikaitkan dengan lingkup negara yang sangat luas dan kompleks. Namun, tentu ada kaitan yang signifikan dalam pengaruh parenting terhadap ketahanan nasional Indonesia.

Bermula dari mendidik anak, kita menjadi berperan serta dalam pembangunan negara. Satu anak, akan menjadi satu generasi penerus bangsa yang potensial. Oleh karena itu, pola asuh dan pendidikan karakter seorang anak oleh orangtua (parenting) akan menjadi sangat berarti ketika diproyeksikan untuk menjadi bagian dari sejulah besar generasi muda yang turut serta membangun bangsa Indonesia. Kita turut membangun ketahanan nasional bangsa Indonesia. Dimulai dari sumber daya manusia yang handal, berintegritas, dan memiliki kepribadian sesuai dengan pandangan hidup bangsa, sehingga ketahanan nasional akan terwujud dalam upaya meraih cita-cita dan tujuan nasional.

(15)

pekerjaan yang berpengaruh dalam kehidupan bersama. Dengan karakter yang kuat, maka pribadi-pribadi yang tangguh dapat mampu menyesuaikan diri di mana pun lingkungannya. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional dari salah satu gatra alamiah, yakni gatra kependudukan.

Sebuah negara yang kuat, apabila ditegakkan oleh orang-orang yang kuat. Maksudnya adalah bahwa warga negara menjadi gatra alamiah yang mutlak ada bagi terbentuknya negara. Hal ini menjadi dasar pentingnya memeberdayakan gatra-gatra alamiah. Warga negara merupakan kolektifitas dari individu-individu, sehingga sudah jelas bahwa penting adanya optimalisasi parenting dalam kehidupan keluarga yang akan mempengaruhi kehidupan berbagsa dan bernegara. Pentingnya Parenting dalam kaitannya dengan Ketahanan Nasional: 1) Pembentukan karakter individu bermula dari keluarga dan akan senantiasa dalam pengaruh keluarga, dan hal ini menjadi dasar dalam pembangunan bangsa yang mengharuskan peran serta satuan-satuan individu yang handal dan berkarakter. 2) Parenting menjadi media utama dalam pembentukan karakter agama, sosial, dan nasional. 3) Parenting menjadi sebuah keniscayaan dalam sebuah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, upaya bersama dalam optimalisasi parenting dalam rangka penguatan ketahanan nasional sangat penting untuk dilakukan.

(16)

Parenting merupakan sesuatu hal yang fundamental dalam membentuk anak menjadi sebuah pribadi yang berkarakter. Dalam mengasuh anak sama pentingnya dengan mengurus negara. Hal ini menggambarkan bahwa kehidupan suatu negara dapat dianalogikan dengan kehidupan keluarga. Peran serta keluarga sangat vital dalam mendidik dan mengasuh anak. Demikian halnya dengan peran serta warga negara dalam mengurus negara. Dengan pengasuhan yang baik, sesuai dengan teori parenting seperti menjadi orangtua yang efektif, konsisten, aktif dan atentif dengan melakukan langkah-langkah responding, preventing, monitoring, mentoring dan modeling, merupakan representasi dari kehidupan negara melalui kehidupan keluarga.

Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan kehidupan nasional untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai Tujuan Nasional (tunas).

Ketahanan Nasional akan tercipta ketika roda kehidupan dalam negara telah memahami hakikat ketahanan nasional tersebut. Hal ini melalui pendidikan, dan pendidikan formal di sekolah dan perguruan tinggi sangat penting adanya, tetapi tidak kalah penting juga dengan pendidikan non formal di lingkungan sosietas keluarga, yakni melalui optimalisasi parenting, yang dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya ketahanan nasional dan aspek-aspek kehidupan lainnya.

(17)

Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANAS), 1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka

National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), 2004. Adventures in Parenting; Bagaimana Sukses Berperan Sebagai Orangtua yang Baik.

Diterjemahkan oleh Irwan Nuryana Kurniawan. Yogyakarta: Penerbit Alinea

Sumber dari Internet:

http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-parenting-dalam-pendidikan.html

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Arend (1997: 9) pembelajaran langsung adalah suatu pembelajaran yang bertumpu pada prinsip-prinsip perilaku daan teori belajar sosial yang dirancang khusus untuk

Pertama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, atas limpahan Rahmat karunia-Nya serta karena Ridlo-Nya, maka pada hari yang berbahagia ini kita dapat

tidak tahan dan kurang tahan yang proporsinya cukup besar mencapai 94%, maka kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani, dengan umur yang relatif produktif, pendidikan petani

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan latihan jasmani atau olahraga yang tepat  pada pasien DM serta

Chromatography fingerprint analysis ini sampel rimpang temu putih diperoleh dari tiga daerah berbeda, untuk mengetahui adanya kesamaan (similarity) karakteristik

Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong- royong untuk menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di

Tidak hanya menyediakan kalori yang diperlukan untuk metabolisme sehari-hari, tetapi merupakan sumber yang kaya akan vitamin A,B,E dan banyak mineral.. Nah jagung

The criticism of the context distinction may therefore also be expressed in the following way: its target is the conflation of the (valid) distinction between