• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN ANOTASI ARTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN ANOTASI ARTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN

ANOTASI ARTIKEL DOSEN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DOSEN PEMBIMBING

DR.HIERONIMUS PURWANTA,MA.

OLEH

DANIEL FERNANDES

NIM: 171314037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN.

UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

YOGYAKARTA.

(2)

Anotasi artikel The Representation Of Colonial Discourse In Indonesia Secondary Education History Textbooks During After The New Order

a. Judul : The representation of colonial discourse in Indonesia secondary education history textbooks during after the New Order1

b. Nama Pengarang : Hieronimus Purwanta. c. Jurnal : History of Education. d. Penerbit : Francis & Taylor e. Tahun Terbit :2017.

Penelitian ini tujuannya untuk menganalisis sejarah koonial yang diterapkan sebagai penentu Orde Baru. Ada 2 pertanyaan yang akan di bahas dalam artikel ini yaitu,1 Mengapa penjajahan di pertahankan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945?,2 Bagaimana perkembangan sejarah pendidikan selama reformasi pendidikan kurikulum nasional.Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu membaca artikel ini agar bisa menemukan jawabannya.Menganalisis buku sejarah selama 5 periode yaitu dari tahun 1975-2013 sangatlah berbeda-beda. Oleh Teun A.van Dircj,analisis ini menunjukkan sejarawan modern sebagai produsen dalam menerapkan budaya Barat modal dalam membangun sejarah Indonesia,khususnya Belanda sebagai penentu.

Indonesia dijajah oleh beberapa bangsa Barat seperti Belanda,Portugis,Spanyol,Inggris serta Jepang.Akibat dari penjajahan ini menyebabkan permusuhan anatar negara-negara Blok Barat dan negara-negara dari Blok Timur.Maka pada seminar di Jogjakarta pada tahun 1957 Muhammad Yamin mengatakan bahwa sejarah Indonesia harus ditulis agar kita sebagai anak Bangsa mengetahui sejarah negara kita sendiri dan melestarikannya. Ini sebagai fakta sebagai negara baru ,dan membuat rakyat bangga menjadi orang Indonesia.Pandangan ini berlawanan dengan Soedjatmoko, tentang sejarah sebagai peningkat nasionalisme.Menurutnya sejarah harus bebas dari politik.Dari pendapat yang bertentangan ini menyebabkan banyak peristiwa serta mengakibatkan terhambatnya perkembangan bangsa Indonesia.Seperti terjadinya penculikan massal 7 Jenderal TNI dan beberapa simpatisan yang dianggap komunis oleh Untung Syamsuri dan kelompoknya pada tanggal 30 September yang 1965.Salah satunya

1Hieronymus Purwantara, “The Representation of colonial discourse in Indonesia

(3)

adalah Jenderal Ahmad Yani yang dipersiapkan oleh presiden Soekarno untuk menjadi presiden Republik Indonesia menggantikan Soekarno.

Pembunuhan itu menjadi krisis politik dan pemindahan kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto,pada tahun 1967 dan memulai rezim baru (Orde Baru),yang bertentangan dengan era sebelumnya. Soeharto memulai kebijakkan baru dengan anti Timur dan bersekutu dengan blok Barat.Dia menentang komunisme,sosiolisme,dan marxisme yang berkembang di Indonesia.Dengan tindakannya itu juga membentuk kemitraan dengan negara Barat.Darisitu negara Barat memberikan pinjaman dan investor dalam membangun Indonesia.karena itu Indonesia menjadi tujuan investasi negara-negara Barat,terutama dibidang pertambangan seperti organisasi IGGI pada tahun 1965,sebagai asosiasi keuangan internasional yang memberikan kredit untuk pembangunan negara khususnya bagi Indonesia.

Hubungan antara masyarakat Indonesia dengan bangsa Barat juga ditulis sebagai sejarah Indonesia,termasuk pelajaran sejarah.Tercapai ide ini pada saat seminar kedua di Jogjakarta pada tahun 1970. Hasil dari seminar tersebut adalah berdirinya komite penulisan sejarah nasional Indonesia dan Kartono Kartodirdjo sebagai ketua.Sejarah nasional sebagai buku pelajaran yang di luncurkan pertama pada tahun 1975 sebagai pendukung kurikulum.Penelitian ini berlangsung selama Orde Baru tahun 1967-1998 dan era reformasi 1998-sekarang.Setelah kurikulum nasional di perbaharui pada tahun,1975,1984,1994,dan runtuh pada pada tahun 1998.Di era reformasi department pendidikan telah memperbaharui selama 2 kali yaitu tahun 2006,dan 2013 dan dianggap penting bagi siswa.UNESCO mendukung studi ini untuk mengatasi masalah yang di sebutkan diatas.Penganalisisan ini di kembangkan oleh Teun A van Dijk dengan tiga tingkatan yaitu,strukturmakro,suprastruktur,dan strukturmikro. Sejarahwan yang berprofesional di zaman modern,adalah orang yang telah lulus universitas.

(4)

ANOTASI ARTIKEL PETANI PENENTU PANGAN

a. Judul :Petani Penentu Pangan2

b. Nama Pengarang : Hendra Kurniawan c. Penerbit : Suara Merdeka.. d. Tahun terbit :18 Oktober 2016

Dunia setiap tahun memperinggati Hari Pangan Sedunia(HPS).Peringatan HPS ini di mulai sejak PBB menetapkan World food day di Roma pada tanggal 16 Oktober yang bertepatan dengan hari berdirinya FAO.Peringatan HPS di Indonesia merupakan moment terpenting untuk mengingat Indonesia sebagai Negara agraris bahkan salah satu Negara penyangga kebutuhan pangan di dunia .

Sebagai Negara agraris,karena jumlah petani Indonesia tidaklah sedikit.Sayangnya keberadaaan petani sering terpinggirkan akibat penguasa politik,ekonomi,hingga perubahan sosial budaya.Dengan berbagai cara para petani telah diingkari hak-hak untuk hidup layak.Walaupun ada diantara mereka yang sudah maju ,tetapi ada yang tidak terkena imbas kemajuan industri dan ekonomi .

Kaum tani identik dengan kesederhanaan hidup dan mereka begitu dekat dengan alam dan tanah.Mereka saling memberi perhatian satu sama lain dengan pengalaman hidup bersama yang harmonis maupun kosmis.

Kini kondisi itu bergeser,namun kaum tani tidak bebas untuk mengolah,memelihara,dan mengembangkan pertanian .Entah itu kebijakan manusia maupun perubahan alam..Mulai terjadilah disharmoni maupun kosmis.

Situasi ini menyebabkan minat dunia pertanian turun karena dianggap tidak menjanjikan ,baik,secara ekonomi maupun cultural.Bertani seolah bukan jalan terbaik,bagi orang didesa sekalipun masih menghidupi nilai-nilai pertanian di kalangan petani. Orang menjadi petani karena berada dalam situasi terdesak atau kepepet karena tidak ada pekerjaan lain lagi. Menjadi petani bukanlah cita-cita. Petani dianggap pekerjaan jadul, tidak gaul,memberikan keuntungan besar dan kasar .Petani bukan kebanggaan buktinya banyak

2 Hendra Kurniawan, “Petani Penentu Pangan” pada Suara Merdeka, Edisi Tahun 67 No.

(5)

petani yang tidak mengakui pekerjaannya.Karena bertani tidak lagi menjadi mata pencaharian pokok namun sekedar sambilan saja.Semua orang butuh makan dan penyedia utama dari petani.Sejarahwan Sartono Kartdirdjo dalam disertasi yang berjudul pemberontakan petani Banten 1888 memilih istilah Peasant yang berarti petani.Istilah ini cocok untuk menyebut petani di Indonesia (khususnya),di Jawa.Bertani merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Hasil pertanian tidak dijual melainkan disimpan untuk kebutuhan keluarga.

PERTANIAN MURNI

Ini berbeda dengan farmer yang menempatkan pertanian murni sebagai mata pencaharian.Hasil ini diupayakan sebanyak-banyaknya dengan kualitas terbaik untuk dijual.Darisitu mereka mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluaraga.Sebagian bisnis mereka peroleh dari laba yang optimal.Di zaman sekarang petani tetap mempertahankan kultur peasant untuk mengatur keuangan demi mencukupi kebutuhan keluarga.Mereka akan bekerja di kala senggang.Darisitu ada yang bekerja menjadi tukang batu,tukang kayu,kuli bangunan tukang kebun,dan penjaga malam.Disisi lain kondisi ini akan menjadi tambahan keterampilan bagi petani,namun menjadi lemah dalam mengembangkan usaha pertanian.

(6)

ANOTASI ARTIKEL MEMBACA KASUS 1965

a. Judul : Membaca Kasus 1965.3

b. Nama Pengarang : Hendra Kurniawan. c. Penerbit : Gagasan

d. Tahun : 2016

Pelajaran sejarah tidak hanya mengajarkan peristiwa-peristiwa sejarah saja namun juga harus mengajarkan makna dibalik peristiwa tersebut.Disini dibutuhkan paradigma baru dalam melihat peristiwa-peristiwa sejarah yang kontroversial.Selama ini pelajaran sejarah yang diajarkan merupakan versi resmi pemerintah melalui kurikulum.Pelajaran sejarah bertolak dari buku sejarah nasional Indonesia,dan buku-buku yang telah lulus sensor.Pelajaran sejarah yang tidak sesuai dengan aturan pemerintah dianggap berbahaya bagi keutuhan bangsa.Sejarah memegang peran vital terhadap kesadaran generasi muda,ini bukan keliru.Tidak semua sejarah bangsa bebas dari politik.Sejarah dianggap paling kontroversianal adalah peristiwa 1965.Asvi Warman Adam (2007) mengatakan tidak ada interpretasi yang sifatnya terakhir dan tunggal.Tidak heran jika muncul berbagai pendapat.

Selama ini peristiwa 1965 telah menyekang kebebasan untuk berpikir dan berpendapat,ini berbahaya,karena dapat menyebabkan pemahaman yang berbeda-beda.Komunisme merupakan bahaya yang harus diwaspadai.Disisi lain bangsa perlu membuka diri terhadap perkembangan baru,yang memerlukan ruang ilmiah.Bukan menutupi pikiran kritis pada

common sense,yang dianggap benar.Sensivitas sejarah dalam rentang tahun 1965 juga berimbas pada pelajar di sekolah.Sejarah sebagai alat doktrinasi penguasa yang menjadikan pelajaran disekolah lebih pada peran militer,dan kepentingan politik bukan kebenaran.Sekarang pelajaran sejarah di sekolah masih pada Orde Baru (OrBa)meskipun kurikulum telah berganti.Pelajaran sejarah di sekolah bukan hal sepele.Informasi tentang peristiwa 1965 dapat diakses dengan mudah.Untuk membuka katup penyumbat dengan berpikir secara kreatif terhadap peristiwa 1965 yang tidak mudah bergeser.Guru harus menyiapkan materi agar tidak memasukan peserta didik di jalan yang sesat.Kurikulum 2013 diharapkan dapat menumbuhkan sikap kritis murid dalam memaknai peristiwa sejarah.

3 Hendra Kurniawan,”Membaca Kasus 1965” Koran Jakarta Edisi 2881 Tahun IX 28

(7)

Ada dua pendekatan dalam belajar sejarah yaitu,berdasarkan ilmu dan politis.Keduanya tidak ditempatkan pada hubungan dikotomis.Pendekatan politis dilakukan tanpa menghilangkan daya kritis siswa.Namun absolutisme sejarah harus di hindari.Pendekatan politis di tekankan untuk membangun watak bangsa.Sedangkan saintik berperan dalam membangun nalar,keduanya harus sejalan.Perlu disadari bahwa peristiwa 1965 menjadi rentetan sejarah bangsa yang terjadi pembantain massal masayrakakt sipil yang dianggap PKI dan simpatisan..Ini menjadi tragedi kemanusian yang besar.

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa sistem pendidikan harus diarahkan kepada pesertadidik untuk membangun identitas bangsa yang berbudaya dan beradab.Pada sisi ini bertujuan agar pesertadidik memiliki perhatian terhadap nilai-nilai kemanusian sehingga tragedi serupa tidak terulang lagi.Belajar sejarah bukan menebar kebencian dan menanam dendam di masa lalu.Rekonsiliasi nasional sebagai poin penting.Konteksnya forgiven but,not forgotten Maka butuh tindakan korektif untuk mengubah paradigma pembelajaran sejarah,yang selama ini sarat dengan kepentingan politik.Guru mencari dan menjelaskan akar masalah dan solusi bagi peserta didik dalam hidup berbangsa.Selain itu guru juga menanamkan kesadaran bagi peserta didik dalam menghadapi persoalan yang dihadapi.

Francois Carron mengungkapkan,bahwa sejarah menyadarkan bangsa tentang perbedaan-perbedaan ,dan juga mengajarkan toleransi dan kebebasan.Masyarakat menerima perbedaan-perbedaan dan menolak intoleransi.Jika sulit menerima peristiwa yang kontroversial,perlu merenungkan,dengan baik dan teliti.Sejarah merupakan ilmu tentang msyarakat bukan sebagai alat penguasa.Sejarah jangan terpengaruh oleh arus politik dan menjadi alat penguasa.Ignas Kleden menyatakan pendidikan mereproduksi suasana dalam berpolitik,walaupun menjadi koreksi dan harapan yang tidak dikehendaki.Untuk itu pelajaran sejarah di sekolah perlu menyajikan berbagai wacana dan membuka ruang berpikir yang kritis dari berbagai kasus kontroversi.Peserta didik juga diperkenalkan dengan berbagai pemikiran yang alternative dan menanamkan kesadaran tentang pentingnya belajar sejarah.

(8)

ANOTASI ARTIKEL MENGGENGGAM ANAK SEBAGAI ASET BANGASA

a. Judul : Menggenggam anak sebagai aset bangsa4.

b. Nama pengarang : Brigida Intan printina c. Penerbit : Harian Bernas

d. Tahun terbit : 2016.

Dalam rangka menyongsong Hari Anak Nasional tahun 2016,seluruh masyarakat digerakan untuk melindungi anak atau gerakan “Anti kekerasan terhadap Anak”.Kekerasan pada anak massif terjadi di Indonesia.Menurut UNICEF 40 0

/0 anak yang mengalami serangan

fisik satu kali dalam setahun.Konsekuensi atas perlakuan kekerasan terhadap anak menjadi korban kekerasan fisik ,seksual,dan emosional adalah kekerasan lintas generasi.Hal ini akan mematahkan nilai moral dan kebangsaan yang ditanamkan.Analisis yang dilakukan UNICEF berdasarkan data dua tahun terakhir ini,perlakuan secara fisik,seksual dan emosional terhadap anak di Asia mencapai US$200 juta atau hamper 2 persen dari pendapatan perkapita.

Menanggapi bahaya kekerasan,itu ,selaku orang tua melindungi anak dan menyayanginya tanpa kekerasan.Perlakuan yang menimpa anak akan menjadi luka yang tak tersenbuhkan.Kekerasan bukan hak anak,dan setiap anak terlahir cerdas ,dan juga lemah disisi lain.Tugas orang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan kelemahan anak.Orang tua sebagai pelukis yang menorehkan gambar pada kertas dengan kejelian dan kreativitas dalam membuat sebuah lukisan yang indah yang dibanggakan.Lukisan dari orang tua adalah gambaran masa depan anak.Orang tua membangun sebuah keluarga sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter anak,namun pemerintah tetap dibutuhkan dalam menciptakan anak Indonesia yang bermoral,unggul dan bemartabat.Orang tua wajib menyekolahkan anak-anaknya,karena nilai-nilai luhur di bangun saat anak menempuh pendidikan.Selain itu ada nilai kerja keras,optimisme pada anak,karakter tahan banting,dan berani bersaing.

Sejalan dengan itu juga menanamkan kebajikan dan anti kekerasan terhadap anak,presiden Jokowi mengemukakan bahwa kemerdekaan yang telah di nikmati dalam tujuh dekade,merupakan kesempatan untuk membangun bangsa yang lebih baik,terutama di sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.Dukungan Presiden disambut hangat

4 Brigida Intan Printina,”Menggenggam Anak Sebagai Aset Bangsa” pada Harian

(9)

oleh KPAI.Karena kepekaan pemerintah terhadap situasi moral yang melanda generasi penerus bangsa.Dalam artikel ini juga untuk mengatasi kekerasan terhadap anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.Ini juga melibatkan beberapa institusi yang bertanggung jawab dalam memberikan solusi atas fenomena kekerasan pada anak sebagai generasi penerus bangsa.

Anak-anak sebagai asset bangsa perlu dilindungi oleh orang tua dan pemerintah karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak muda sebagai generasi penerus.Sehingga ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama,memperbaharui kegiatan belajar mengajar anak-anak di sekolah dan mengembangkan nilai-nilai moral yang membangun karakter anak.Yang kedua dorongan dari orang tua dan masyarakat dalam memperkenalkan tokoh-tokoh masyarakat dan negarawan sebagai teladan yang berkarakter mulia.Apa yang diajarkan disekolah menjadi tugas bagi anak dalam mempraktekkan di masyarakat.Setiap anak diajarkan untuk cinta Tuhan,dan sesame,bertanggung jawab,disiplin,percaya diri,adil,rendah hati,kerja keras dan mengembangkan jati dirinya.

(10)

Judul : Hakekat Pendidikan Sejarah5

Nama Pengarang : Hieronymus Purwanta.

Penerbit : Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Tahun Terbit : 2010.

Permasalahan

Masalah ini mendasar pada satu pertanyaan mengenai perbedaan antara prodi pendidikan sejarah dengan prodi Ilmu Sejarah.

Ada dua kemungkinan memiliki kodrat yang berbeda dan keduanya juga memiliki persamaan yang terletak pada akibat terjadinya ‘’salah jalan’’ pada salah satu prodi. Pemerintah memandang bahwa keduanya memiliki banyak kesamaan yang berlaku untuk semua prodi FKIP. Hal ini dapat dilihat pada penyelenggaraan pendidikan Provesi Pendidikan Guru(PPG), yang dimana lulusan prodi pendidikan dan lulusan non pendidikan memiliki kesederajatan yang sama. Pada tanggal 24 Oktober 2008 Direktorat Pendidikan Tinggi merilis sebagai berikut: Penyediaan 40.000 kursi oleh pemerintah untuk sarjana lulusan yang dipilih untuk mengikuti pendidikan profesi guru sehingga kedepannya menjadi guru hanyalah mereka yang memiliki Sertifikat Pendidikan Profesi Guru, terang Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Falis Jalal di Jakarta, Rabu 92/10.

Hal ini menimbulkan banyak kritikan dari pendidik yang tidak dapat ditanamkan dalam waktu singkat, prosesnya harus dari semester awal hingga akhir. Alasan dasarnya adalah Prodi pendidikan guru berlangsung integratif dengan perkuliahan sebagai model concurrent dan bukan consecutive.Kalau dilihat secara teliti kedua program studi ini memiliki hubungan dimana pendidikan sejarah merupakan hasil pengembangan atau penyederhanaan atau adaptasi sedangkan ilmu sejarah untuk tujuan pendidikan. Hal ini dapat diatasi, sebab saat ini terlihat pendidikan sejarah dalam posisi tergantung dan akan menghanyutkan dinamika perkembangan ilmu sejarah dan mendatangkan krisis keilmuan. Nah cara untuk mengatasi adalah semuanya harus mulai dari nol dengan merefleksikan dan menghayati kembali pengertian pendidikan sejarah.

5 Hieronymus Purwantara, “Hakekat Pendidikan Sejarah” pada jurnal Historia Vitae Vol.

24, No. 1,

(11)

Redefenisi Pendidikan Sejarah. Setiap Ilmu memiliki karakteristik yang unik. Contoh seperti ilmu-ilmu alam yang terfokus pada benda dan fenomena alam, ilmu-ilmu sosial menitik beratkan pada Manusia. Sedangkan humaniora memang pada manusia namun terfokus pada penemuan pola dan hukum perilaku manusia. Pendidikan adalah bagian dari humaniora,dalam arti mengkaji dari segi fisik, cipta, rasa dan karsa. Seperti terlihat jelas pada pandangan N. Driyarkara dimana pendidikan sebagai usaha pemanusiaan manusia muda, sebagai fokus utama.

Ada 2 aspek utama dari Heidegger(1996) yaitu dasein atau beings dan Magnis Suseno merumuskan sebagai pengadaan dan F.Budi Hartono memaknainya“disana”. Hal ini menunjukan bahwa manusia berbeda dengan makluk lainnya. Zaman sekarang dasein itu seperti kekuatan kapitalisme yang menghanyutkan dan mengakibatkan kehampaan serta keterasingan diri. Puncak dari dasein adalah munculnya sein/being/kesadaran diri dalam arti peserta didik dalam perkembangan harus mengabaikan pahitnya penderitaan, ketersingkiran, keterbuangan yang menghambat kehidupan. Pendidikan sejarah adalah bagiandari ilmu pendidikan yang memiliki subyek dalam bentuk generasi muda yang berkesadaran.

Kesadaran sejarah disebut juga kemampuan mental untuk memanfaatkan pengalaman historis agar lebih kritis dalam menyikapi berbagai fenomena yang terjadi. Historis adalah masa lalu diposisikan sebagai refrensi masa kini dan merencanakan masa depan.Hal ini memiliki pengaruh negatif dan positif. Positif dapat dipandang dari kesadaran sejarah karena membantu manusia dalam menjalani kehidupan dimasa kini melalui kepekaan hati nuraninya. Dari segi negatif mengutip kesadaran sejarah sebagai penghambat berbagai inovasi kreatif.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

pemberi sumbangan, besaran sumbangan, dan bentuk sumbangan (kas atau bentuk lainnya). Konfirmasi harus dikirimkan secara langsung oleh KAP. g) Buat daftar konfirmasi

Bambang Ristiadi, selaku Ketua Seksi Kerasulan Kitab Suci (Sie. KKS) Paroki Santo Herkulanus, Depok memberikan ucapan selamat kepada para peserta dan panitia KEP VI karena telah

Lafazh tsalasah dalam ayat tersebut adalah lafazh khas yang tidak mungkin untuk diartikan dengan makna selain tiga hari. Oleh

Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti membuat Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti berbeda dengan mata pelajaran lain,

Good corporate governance adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan publik dewasa ini untuk menarik minat investor dalam berinvestasi pada suatu

Oleh karena itu, pada penulisan skripsi ini akan diteliti dan dianalisis mengenai karakteristik UPS untuk berbagai jenis beban dengan beberapa variasi tingkat

Moreover, Mayer added the superiority of MF in education, Mayer (2001) when only words are presented, the learner is likely to build a verbal mental representation

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 62 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu ditetapkan