• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT DESA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi

DOSEN PEMBIMBING :

Marwan Mahmudi, Drs. M.Si

Disusun oleh :

Aditya Widya Firdaus

:

44216010150

Bayu Woto Putra

:

44216010155

Dede Sakinah Lubis

:

44216010160

Fitria Heidiana

:

44216010177

Fariz Khamarullah Dasya :

44216010157

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

TAHUN 2016

(2)

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja da puji syukur

atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah Sosiologi Komunikasi tentang Pola

Komunikasi Masyarakat Desa dan Kota.

Adapun makalah Sosiologi Komunikasi tentang Pola

Komunikasi Masyarakat Desa dan Kota telah penulis usahakan

semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Penulis tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu.

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan

bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu penulis

mohon maaf atas kesalahan yang penulis buat.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga dari

makalah Sosiologi Komunikasi tentang Pola Komunikasi

Masyarakat Desa dan Kota ini dapat diambil manfaatnya

sehingga dapat memberikan pengetahuan terhadap pembaca.

Jakarta, 5

Juni 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2

DAFTAR ISI

3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah 4

BAB II PEMBAHASAN

5

A. Pengertian Komunikasi dan Sosiologi Komunikasi 5 B. Definisi Pola Komunikasi 5

C. Masyarakat Desa 6 - Pengertian desa 6

- Sistem komunikasi masyarakat Desa 6 - Ciri-ciri masyarakat Perdesaan 6

- Budaya masyarakat Perdesaan 7 D. Masyarakat Kota 9

- Pengertian Kota 9

- Sistem komunikasi masyarakat Kota 9 - Ciri-ciri masyarakat kota 10

- Budaya masyarakat Kota 10

E. Pola Komunikasi Desa dan Kota 11 F. Contoh kasus 13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Sosiologi Komunikasi yang memang harus terpenuhi sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan oleh pengajar, disamping itu juga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca karena pada makalah ini sedikit atau banyaknya terdapat ilmu yang dapat di ambil sebagai pengetahuan atau wawasan.

B. Rumusan Masalah

Beberapa pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Komunikasi dan Sosiologi Komunikasi 2. Definisi Pola Komunikasi

3. Pengertian Desa dan Kota 4. Pola Komunikasi Desa dan Kota

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah nilai dan memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi.

2. Mengetahui pengertian Desa dan Kota. 3. Mengkaji system komunikasi desa dan kota.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN SOSIOLOGI

KOMUNIKASI

KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi Secara Umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication, yang berasal dari kata communication atau communis yang memiliki arti sama atau sama yang memiliki makna pengertian bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antarkelompok. Menurut Soekanto, Sosiologi Komunikasi juga yang ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada publik.

Secara komprehensif Sosiologi Komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang di dorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat darfi perubahan yang didorong oleh media massa itu.

B.

Defsini Pola Komunikasi

Pengertian pola komunikasi disampaikan oleh Syaiful Bahri Djamarah adalah sebagai berikut :

(6)

konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan. Pola Komunikasi adalah proses atau pola

hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih guna menyampaikan pesan sesuai dengan yang diinginkan.

C.

Masyarakat Desa

Pengertian desa

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah

keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah. Karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, maka biasanya hubungan kekerabatan

antarmasyarakatnya terjalin kuat. Para masyarakatnya juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan para leluhur mereka.

Sementara Paul H. Landis menyatakan pengertian desa adalah sebagai berikut :

Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :

1. mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan

3. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Sistem komunikasi masyarakat desa

(7)

sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.

3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. 5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar

kekeluargaan.

6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.

7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

Karena sebagian besar masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama. Bentuk kerjasama dalam masyarakat itu disebut dengan istilah gotong royong dan tolong menolong.

Bentuk komunikasi di pedesaan lebih cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Contoh: ketika di suatu desa akan diadakan kerjabakti atau gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga masyarakat akan turut dalam acara gotong royong tersebut.

Budaya Masyarakat Pedesaan

(8)

pedesaan lain diluar batas wilayahnya. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian. Pada umumnya penduduk pedesaan di Indonesia apabila ditinjau dari segi kehidupannya sangat terikat dan sangat tergantung pada tanah (earth – bound). Karena mereka sama sama tergantung pada tanah, maka mereka sama sama mempunyai kepentingan pokok yang sama, sehingga mereka juga akan bekerja sama untuk

mencapai kepentingan kepentingannya.

Misalnya pada musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam iba, mereka akan bersama sama mengerjakannya. Hal itu mereka lakukan, karena biasanya satu keluarga saja tak akan cukup memiliki tenaga kerja untuk mengerjakan tanahnya. Sebagai akibat kerjasama tadi, timbulah lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan nama gotong royong yang bukan merupakan lembaga yang sengaja dibuat. Oleh karena itu, pada masyarakat - masyarakat pedesaan, tidak akan dijumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pembagian kerja didasarkan pada usia, mengingat kemampuan fisik masing masing . Pengendalian sosial masyarakat sangat kuat sehingga perkembangan jiwa

individu sangat sukar untuk dilaksanakan.

Salah satu alat komunikasi masyarakat desa yang berkembang adalah desas desus yang biasanya bersifat negatif. Sebagai akibat sistem komunikasi yang sederhana, hubungan antara seseorang dengan orang lain sangat dapat diatur dengan seksama. Rasa persatuan sangat erat sekali sehingga menimbulkan rasa saling kenal mengenal dan saling tolong

menolong yang baik.

(9)

tradisional sebagai sebuah bentuk hiburan maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat sebagai media tranformasi nilai-nilai.

Terdapat tiga media yang sangat berpotensi dalam penyebaran informasi di pedesaan, yaitu :

A. Koran masuk desa adalah media massa atau Koran kota yang dikelola untuk masyarakat desa.

B. Media rakyat adalah media profil pedesaan yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat pedesaan tetapi belum ada di Indonesia.

C. Dan yang ketiga adalah media tradisional.

Robert de Laurent mengatakan bahwa media rakyat sama dengan surat kabar pedesaan.

Sedangkan beberapa fungsi media masyarakat menurut Cepen adalah

1. memberi saluran alternative sebagai sasaran bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan rakyat.

2. Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada perkotaan yang tercermin dari isi media.

3. Membantu menjembatani kesenjangan antara pinggiran dengan perkotaan.

4. Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah pedesaan.

5. Memberikan fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan mendorong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan sendiri.

6. Dan berguna bagi umpan balik system pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu.

Peran komunikasi dalam hal ini adalah merupakan saluran sosialisasi kebudayaan, yang mencerminkan bahwa komunikasi antar sesama adalah merupakan suatu yang harus dijaga dalam komunikasi di pedesaan, komunikasi tidak sekedar sebuah fenomena pertukaran informasi pengirim dan penerima pesan, lebih dari itu komunikasi merupakan upaya mencapai saling pengertian dan dari komunikasi inilah suatu kebudayaan diturunkan ke generasi selanjutnya. Kemudian komunikasi menyebarluaskan ide-ide baru sehingga menjadi nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru ini biasanya muncul dari kreatifitas individu-individu atau consensus dari kelompok-kelompok manusia. Komunikasi menyediakan kesempatan dan rentang waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru tersebut.

(10)

terbuka di hadapan umum. Bila terjadi pertentangan diusahakan untuk dirukunkan karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan social pada masyarakat pedesaan karena masyarakat ini sangat mendambakan tercapainya keserasian dalam kehidupan masyarakat.

D.

Masyarakat Kota

Pengertian Kota

Definisi kota disampaikan oleh Bintarta adalah sebagai berikut :

Kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

Sistem komunikasi masyarakat kota

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi kontak sosial dewasa ini tidak hanya diartikan dengan hubungan fisik. Teknologi komunikasi dan informasi telah dapat mengubah bentuk kontak tidak hanya badaniah, tidak hanya diartikan sebagai pertemuan dua orang yang kemudian berkomunikasi akan tetapi lebih luas menyangkut peran teknologi. Akibatnya terjadi beberapa perubahan dalam masyarakat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai norma, nilai, pola-pola perilaku masyarakat, organisasi, susunan dan stratifikasi kemasyarakatan sebagai akibat dari dinamika masyarakat yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi dan informasi. Hal tersebut sangat terlihat pada sistem komunikasi pada masyarakat perkotaan. Penduduk kota sangat bervariasi atau heterogen baik dari segi etnis, lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan, serta latar belakang agama maupun kebudayaan yg dianutnya. Hubungan sosialnya sangat kompleks, misal dari segi pekerjaan, warga kota sangat beraneka, mereka dapat berhubungan dengan banyak sekali orang disekitarnya dalam berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan.

(11)

dekat. Rasa individualisme yang tinggi menyebabkan komunikasi yang terjalin tidak seerat seperti masyarakat pedesaan.

Adanya teknologi yang berkembang pesat juga menyebabkan sikap acuh tak acuh timbul pada masyarakat perkotaan, kepedulian terhadap sesama bukanlah suatu hal yang dikatakan penting seperti yang terjadi pada masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan lebih memilih untuk memperhatikan kebutuhannya dibandingkan kebutuhan orang lain yang ada disekitarnya. Keberadaan alat teknologi atau gadget menjadi sesuatu yang diagungkan di masyarakat perkotaan. Semuanya dilakukan dengan menggunakan teknologi untuk mempermudah dalam menjalani aktivitas.

Ciri-ciri masyarakat kota

1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan

kehidupan keagamaan di desa. Ini dikarenakan masyarakat kota lebih disibukkan dengan urusan duniawi.

2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri

tanpa bergantung dengan orang lain(individualisme).

3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas

dan memunyai batas-batas nyata.

4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih

banyak diperoleh warga kota.

5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat

perkotaan menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan

pentingnya faktor waktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di

kota-kota sebab kota-kota-kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

(12)

Dalam masyarakat perkotaan sistem nilai yang cenderung dianut adalah adanya sikap individualistis- elu elu gue gue, urusan lu bukan urusan gue- dan semacamnya, yang mengantarkan masyarakat perkotaan pada keadaan yang ”sunyi”. Tidak butuh orang lain. Cenderung sendiri. Yang disebut keteraturan hidup adalah bila telah memiliki rumah sebagai tempat tinggal untuk diri dan keluarga, rutinitas kerja setiap hari, liburan di penghujung minggu, menerima uang pensiun di hari tua dan tidak mengganggu kehidupan orang lain. Keselarasan hidup adalah bila dirinya dan keluarga telah memiliki “tempat” di muka bumi ini. Lalu, bagaimana dengan kehidupan sosial? Masyarakat yang menghuni kota-kota besar tersebut adalah masyarakat yang multi kultural dengan kepentingan yang money oriented, sehingga kehidupan sosial akan dijalankan sepanjang memiliki kontribusi berupa reward untuk kelangsungan hidupnya. Individualis yang demikian kental di kalangan masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk acuh kepada sesamanya.

Melihat fenomena sekarang ini, di masyarakat perkotaan yang cenderung selfish dan egoistis (baca individualisme), kebutuhan komunikasi antar personal digantikan dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis dalam artian hanyalah kebutuhan memenuhi sandang, pangan dan papan. Padahal sebagai zoon politicon, manusia adalah makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain untuk melanjutkan keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan berkomunikasi antar pribadi tertuang melalui komunikasi secara verbal (bahasa yang di gunakan) maupun non verbal (kinesik, okulesik, haptiks, proksemik). Komunikasi yang baik sebenarnya dapat menjadi sarana atau media untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Clifford Morgan, pola komunikasi dalam masyarakat sukar dinilai baik buruknya yaitu karena harus disesuaikan dengan norma masyarakatnya sendiri sehingga mencerminkan kebutuhan masyarakatnya. Menurut penelitian yang dilakukan olehnya, Morgan menemukan bahwa untuk masyarakat perkotaan, memiliki pola komunikasi yang disebutnya sebagai pola Com-Con (singkatan dari completely connected). Di dalam completely connected structure terdapat pada umumnya orang-orang di dalamnya merasa terlibat dan bebas, tidak tergantung dari orang lain. Dalam hubungan ini, anggota masyarakat lebih bebas untuk memilih dengan siapa mereka hendak berkomunikasi. Pola komunikasi yang terbentuk pun hanyalah “seperlunya”. Bahkan kalau dirasa memang tidak perlu tatap muka dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi.

E.

Pola Komunikasi Desa dan Kota

(13)

perasaan dari satu orang atau kelopok kepada orang lain dan kelopok lainya.

Komunikasi dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol yang penggunaannya adalah secara terseleksi sesuai dengan situasi social dimana komunikasi itu berlangsung, dan sesuai dengan tujuan dari tindakan-tindakan yang dilakukan.Simbol adalah sesuatu tanda yang terlahir karena suatu persetujuan yang merasang suatu tanggapan yang seragamoleh orang-orang yang terlibat dalam persetujuan tersebut, yaitu orang-orang yang mepunyai suatu kebudayaan yang sama. Simbol dapa tberupa benda, suatu, kejadian, gerakantubuh, dansebagenya.

Situasi-situasi sosial yang ada dalam suatu masyarakat terwujud dalam berbagai pola intraksi sosial yang kesemuan yaitu berpedoman kepada kebudayaan yang ada. Suatu komunikasi yang melibatkan seluruh atau sebagian besarwarga suatu masyarakat biasanya berupa suatu sistem yang terdiri atas berbagai saluran-saluran komunikasi yang melibatkan sejumlah orang yang biasanya merupakan suatu jaringan atau sejumlah jaringan.Suatu komunikasi selalu menghasilkan interaksi sosial, dan karenanya juga suatu jaringan komunikasi biasanya juga merupakan suatu jaringan sosial.

Dalam setiap masyarakat tedapat jaringan sosial, tetapi jaringan sosial yang ada dalam masyarakat yang satu dengan yang lainya tidaklah sama corak dan macamnya karena perbedaan kebudayaan yang dimiliki masing-masing. Dengan demikian, macam dan corak jaringan komunikasi yang ada dalam suatu masyarakat tidaklah sama dengan yang terdapatdalam masyarakat lainnya.

(14)

yang digunakan dalam penyapaian pesan tersebut (ada yang menggunakan teknologi modern seperti internet ,televisi, hp, dan ada yang mengunakan cara lain lagih).

Komunikasi di kota dan di desa di Indonesia dapat digolongkan sebagai dua kutub yang saling bertemu dan masing-masing medominasi kutubnya sendiri. Dengan kata lain lagih, dikota lebih didominasi oleh komunikasi nasional, sedangkan di desa lebih didomininasi oleh komunikasi kebudayaan suku bangsa, dan diantaranya terdapat kota-kota kecil di masing-masing propinsi (termasuk ibukota propinsi). Disamping itu masih terdapat lagi komunikasi yang terwujud dari kebudayaan campuran yang macam dan coraknya berbeda menurut tempat dan suasana kebudayaannya.

Polah komunikasi untuk masyarakat kota dan masyarakat desa adalah pendekatan kebudayaan majemuk, adanya dua system komunikasi yang beroprasi di Indonesia, yaitu system komunikasi nasional yang merupakan sebagian bersumber dari kebudayaan nasional Indonesia, dan system komunikasi suku bangsa yang bersumber pada kebudayaan suku bangsa. Sistem komunikasi yang bersumber pada kebudayaan campuran dapat dimasukan sebagai golongan ketiga.

Penyampaian informasi di kota-kota dan di desa-desa dilakuan dengan menggunakan simbol-simbol kebudayaan nasional (bahasa indonesia), dengan cara-cara dan melalui saluran-saluran yang sekarang ada dalam system komunikasi nasional. Penyapan pesan-pesan di kota-kota tidak perlu diterjemakan atau di interpertasikan dalam simbol-simbol kebudayaan sukubangsas etempat, sedangkan secara berangsur-angsur dan menjadi lebih banyak di lakukan dengan pertejmahan pesan-pesan yang ada dalam simbol-simbol kebudayaan suku bangsa setempat agar pesan tersebut dapatdipahami secara benar dan tidak menibulkan salah pengertian di pihak penerimanya, yaitu kusus warga desa. Disamping itu, sejumlah orang yang menjadi pusat-pusat jaringan sosial yang ada dalam suatu masyarakat desa dapat membantu penyapaian pesan-pesan yang disampaikan.

(15)

Anton merupakan masyarakat desa yang baru saja pindah kekota Jakarta, dia diajak pamannya merantau kekota untuk mencari pekerjaan karena di desa Anton sulit untuk mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi. Saat mengelilingi Jakarta ia merasa bingung dengan kemajuan Jakarta yang berbeda dengan desanya, dimana banyak sekali gedung gedung besar dan segala sesuatu sudah menggunakan teknologi, dan orang orang Jakarta yang rata rata bersifat individualistis membuat Anton takut untuk berinteraksi. Ketika Anton mencoba untuk berinteraksi, lawan komunikasinya merupakan dosen disalah satu universitas terkemuka di Jakarta, sehingga dosen itu menggunakan kata yang menurut Anton sulit untuk dimengerti karena Anton hanya lulusan SMP. Anton menyadari bahwa masyarakat kota lebih mementingkan pendidikkannya dibanding masyarakat didesa. Anton merasa tujuannya kekota menjadi sia sia karena segala perbedaannya dianggap suit untuk diterima, karena segala budaya dikota dan didesa berbeda sehingga orang desa yang pindah kekota akan merasa sulit untuk beradaptasi dengan segala aturan dan segala aspek yang ada dikota, begitu juga sebaliknya.

BAB III

PENUTUP

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah yang tertentu batas-batasanya: memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

YOGO DWI NUGROHO, D1210084, POLA KOMUNIKASI DI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi di Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Masyarakat

Saat ini masyarakat desa Kota Lama berada dalam keadaan tidak sejahtera yang ditandai dengan pembangunan infrastruktur pedesaan yang belum maksimal, kondisi jalan

NAJMUZ ZAMAN, D1215033, POLA PENCARIAN INFORMASI DIKALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Kasus Masyarakat Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Provinsi

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi rakyat di pedesaan yang pembentukannya dilakukan oleh seluruh warga masyarakat desa tersebut yang