• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KOMUNIKASI PERUSAHAAN PENGOLAHAN C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL KOMUNIKASI PERUSAHAAN PENGOLAHAN C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KOMUNIKASI PERUSAHAAN PENGOLAHAN COKLAT TERHADAP PENINGKATAN BRANDING PRODUCT COKLAT GUSANT DI KAMPOENG COKLAT

BLITAR JAWA TIMUR

Oleh:

INDRI SRIVANY YESICA BERUTU

115040101111191

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kakao merupakan salah komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, hal ini dikarenakan kakao dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebunan. Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik.Kakao Indonesia mempunyai peranan yang besar dalam perkakaoan dunia. Pada tahun 2000, Indonesia merupakan negara produsen utama ketiga setelah Ivory Coast dan Ghana, yaitu dengan peranan produksi sekitar 13,9%. Sedankan bila dilihat dari ekspor dunia, ekspor kakao Indonesia mempunyai peranan ke dua setelah Ivory Coast, yaitu dengan peranan ekspor sekitar 15,1%. Sentra penanaman budidaya kakao di Indonesia diusahakan oleh Perusahaan Perkebunan Negara dan Swasta serta Perkebunan Rakyat.

Lokasi Perusahaan Perkebunan skala besar yang diusahakan negara terletak di Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan Perkebunan rakyat terdapat terutama di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2011 luas areal perkebunan kakao Indonesia sebesar 1.677.254 ha. Kemudian pada tahun 2012 meningkat sebanyak 2,01% menjadi 1.709.050 ha pada tahun 2012. Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan luas lahan perkebunan kakao.

Dengan kondisi harga kakao dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi maka perluasan areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan hal ini perlu mendapat dukungan agar kebun yang berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang tinggi. Meningkatnya luas areal perkebunan kakao juga berdampak pada peningkatan jumlah produksi. Pada tahun 2010 tercatat jumlah produksi kakao per tahun mencapai 844.626 Ton. Pada tahun 2011 produksi kakao mengalami peningkatan menjadi 903.092 Ton dan diikuti peningkatan produksi kembali pada tahun 2012 yaitu sebesar 949.197 Ton. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan kelapa sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

(3)

biji kakao lanjut dapat mencapai 67%. Adanya peningkatan nilai tambah biji coklat menjadi olahan coklat harusnya dapat membantu peningkatan pendapatan petani coklat. Daripada menjual biji coklat non olahan saja, peengolahan lebih lanjut akan menambah keuntungan.

Pada tahun 2007, oleh Dinas Perindustrian Indonesia tercatat 53 nama perusahaan pengolah biji kakao di Indonesia. Dengan banyaknya industri yang melakukan ekspansi dan banyaknya investor asing yang masuk membangun pabrik di Indonesia, diharapkan Indonesia akan menggeser posisi Belanda dan Jerman dan sekaligus menjelma menjadi produsen kakao olahan terbesar di dunia.

Sebagai salah satu negara produsen cokelat terbesar dunia, tingkat konsumsi cokelat Indonesia per kapita masih tergolang sangat rendah dibandingkan konsumsinya dengan negara-negara lain atau negara tetangga seperti Malaysia. Jumlah konsumsi cokelat Indonesia hanya mencapai 0.3 kg per kapita. Sementara Irlandia menjadi negara pengkonsumsi cokelat tertinggi dunia yaitu 9.9kg per kapita. Hal ini sangat bertolak belakang dengan status Indonesia sebagai negara produsen cokelat ketiga dunia. Kurangnya minat masyarakat Indonesia terhadap konsumsi cokelat negeri sendiri salah satunya diengaruhi terhadap pengetahuan masyarakat terhadap merk dagang coklat tertentu yang mengubah pola pemikiran masyarakat dalam pemilihan produk olahan coklat yang akan dikonsumsi. Masyarakat akan cenderung memilih produk coklat yang sudah memiliki nama dibandingkan coklat lokal olahan daerah tertentu.

Dalam menjalankan setiap aktivitas perusahaan, komunikasi menjadi salah satu faktor terpenting. Komunikasi dapat menginformasikan tentang keberadaan sebuah produk kepada konsumen. Komunikasi juga dapat pula membujuk konsumen untuk memilih produk yang dikomunikasikan. Banyaknya perusahaan ataupun usaha kecil pengolahan coklat Indonesia yang menjalankan usahanya tidak akan luput dari aktivitas komunikasi yang dijalankan perushaan. Seperti yang sudah dijelaskan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi penghasil biji kakao Indonesia. Sentra pertanaman kakao pada Perkebunan Rakyat di Jawa Timur seluas 32.010 Ha terbagi atas Kabupaten Madiun 4.784 Ha, Pacitan 4.192 Ha, Trenggalek 3.975 Ha, Blitar 3.537 Ha, serta 18 kabupaten lain di Jawa Timur seperti Ponorogo, Malang dan lain - lain. Produksi kakao pada Perkebunan Rakyat sebesar 14.730 Ton, dengan produktivitas rata-rata 913 kg/ha/tahun biji kering. Kondisi tanaman kakao yang tua/rusak (TT/TR) seluas 913 Ha, tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 14.752 Ha, dan Tanaman menghasilkan (TM) seluas 16.129 Ha. Dari kondisi tersebut maka ada harapan yang menarik untuk produksi kakao di Jawa Timur dengan tersedianya tanaman yang menghasilkan.

(4)

Dari rangkaian kegiatan Kampoeng Coklat ini, salah satu faktor penting dalam menjalankan usaha yang luput adalah aspek komunikasi. Keberadaan brand coklat GuSant produksi Kampoeng Coklat yang kurang diketahui masyarakat luar dan bahkan dalam kota Blitar dikarenakan kurangnya pengenelan produk yang dilakukan perusahaan. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap coklat GuSant ini juga disebabkan karna perusahaan tidak melakukan kegiatan komunikasi apapun yang mendukung dalam peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap brand coklatnya hingga pemasarannya. Pengunjung dibiarkan tahu dan mendapatkan informasi hanya melalui mulut ke mulut. Seperti halnya pengunjung A datang ke Kampoeng Coklat dan membeli produknya lalu bercerita pada calon pengunjung B dan akhirnya B mengunjungi Kampoeng Coklat tersebut.

Peningkatan prospek industri olahan coklat lokal Indonesia amatlah penting. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar, merupakan suatu syarat mutlak bagi setiap produsen yang menghasilkan produk secara besar-besaran yang ditujukan kepada para konsumen yang tidak dikenalnya. Penyelenggaraan komunikasi dengan pasar juga berarti suatu syarat mutlak bagi setiap pengusaha yang ingin menjamin kelangsungan hidup perusahaannya dan terus maju berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas komunikasi dalam peningkatan brand produk olahan coklat lokal yang akan berdampak pada pengetahuan masyarakat dalam dan luar Blitar .

1.2. Rumusan Masalah

Perkembangan usaha perkebunan kakao Indonesia mengalamai peningkatan setiap tahunnya. Baik dari peningkatan luas areal lahan perkebunan kakao hingga peningkatan jumlah produksi biji kakao per tahunnya. Peningkatan produksi biji kakao yang tinggi lebih banyak dialihkan ke dalam kegiatan ekspor negara untuk peningkatan devisa. Biji kakao non olahan tersebut kemudian diolah oleh negara importir menjadi produk coklat konsumsi dan kemudian diekspor lagi ke negara lain. Produk coklat konsumsi yang sudah diolah tersebut jelas sudah meningkat nilai jualnya karna sudah mendapat nilai tambah olahan biji kakao menjadi produk jadi. Dengan demikian negara importir biji kakao dari Indonesia tersebut sekaligus menjadi negara pengekspor coklat ke negara lain dan berhasil menambah keuntungan lebih dari aktivitas pengolahan tersebut.

(5)

Kurangnya pengetahuan tentang nilai tambah produk mengakibatkan sedikitnya jumlah industri pengolahan coklat. Rendahnya jumlah industri pengolahan coklat mempengaruhi pula terhadap keberadaan sebuah brand lokal coklat dari daerah tertentu. Salah satu industri pengolahan coklat Indonesia terletak di provinsi Jawa Timur, tepatnya kabupaten Blitar yang lebih dikenal dengan nama KAMPOENG COKLAT. Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan produk lokal amatlah penting. Mengingat kebanyakan masyarakat memilih sebuah produk berdasarkan brand. Masyarakat memilih mengkonsumsi sebuah produk yang sudah banyak dikenal brand. Tingkat konsumsi coklat di Indonesia memang tergolong rendah dibandingkan di negara lain. Keberadaan Kampoeng Coklat seharusnya dapat meningkatkan nama brand coklat GuSant pada masyarakat pengunjung baik dari dalam dan luar Blitar yang nantinya dapat membantu peningkatan potensi industri pengolahan coklat Indonesia terus berkembang. Peningkatan brand sebuah produk juga tidak luput dari aktivitas perusahaan yang mendukung. Komunikasi menjadi satu aktivitas perusahaan yang tidak luput dalam peningkatan brand produk perusahaan tersebut. Komunikasi membantu sebuah perushaan dalam menginformasikan dan mengenalkan brand produk perusahaan.

1) Bagaimana manfaat kegiatan peningkatan nilai tambah biji kakao pada petani budidaya dan pengolah?

2) Bagaimana model komunikasi yang dilakukan perusahaan terhadap konsumen dari dalam dan luar Blitar terhadap peningkatan brand cokelat GuSant?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui manfaat nilai tambah pengolahan biji kakao menjadi olahan coklat

2. Mengidentifikasi model komunikasi yang mempengaruhi seleksi pemilihan coklat GuSant 3. Menganalisis pengetahuan masyarakat dalam dan luar terhadap produk coklat lokal GuSant 4. Menganalisis efisiensi komunikasi terhadap peningkatan brand coklat GuSant

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1 Bagi Penulis,

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Komunikasi berperan penting dalam membantu sebuah perusahaan untuk meningkatkan merk dagang produk perusahaan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai penyampaian informasi kepada konsumen, yang didalamnya terdapat sifat membujuk pula. Hal tersebut berkaitan pula dengan tujuan penelitian mengenai model komunikasi yang dilakukan perusahaan produksi coklat yang terletak di Kabupaten Blitar yang didukung pula dengan berbagai penelitian berikut : 1. Penelitian berjudul strategi komunikasi pemasaran terpadu dalam mengokohkan brand Dagadu Djokdja oleh Sholehnatun pada tahun 2010 berisi tentang model komunikasi yang digunakan perusahaan PT.Aseli Dagadu dalam meningkatakan nama brand dagang Dagadu Djokdja. Dagadu Djokdja merupakan brand kaos oblong yang berciri khas tentang Yogyakarta dan merupakan produk lokal asli Yogyakarta. Model komunikasi yang dilakukan perusahaan terdiri dari 4 bauran komunikasi yaitu komunikasi produk, komunikasi harga, komunikasi tempat dan komuniksi promosi. Komunikasi produk, harga dan tempat dibaur menjadi bagian dalam komunikasi promosi yaitu mempromosikan produk yang didukung oleh promosi harga produk tersebut dan promosi tempat menjual produk tersebut. Komunikasi promosi kemudian masuk dalam kegiatan pemasaran yang befokus pada komunikasi pemasaran. Adapun strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Perikalanan 2) Promosi Penjualan

3) Hubungan Masyarakat dan Publisitas 4) Penjualan Personal

5) Pemasaran langsung

Strategi komunikasi pemasaran terpadu tersebut kemudian diaplikasikan perusahaan dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu :

Kegiatan humas dan publisitas Maintaining stakeholder Penyelenggaraan event

Pembuatan Kampanye, “Kapan lagi ke Jogja?” Bulletin Internal

Kerjasama dengan berbagai media di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Perangkingan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi relatif Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Caruban didasarkan pada Jumlah Pelayanan Sosial, Jumlah

Lopuksi tiivistetysti niin lukion toisen vuoden opiskelijoiden kirjoittamien tarinoiden antamien tutkimustulosten kuin aiempien tutkimusten perusteella voidaan vetää

Hal ini dikarenakan kehamilan merupakan proses yang lama (40 minggu), dimana mulai trimester kedua ibu hamil sudah mengkonsumsi tablet besi. Proses self management

Relevansi yang sinergi antara hukum pidana Islam dan sistem kehidupan masyarakat Indonesia dari aspek nilai ilahiyah merupakan nilai tambah bagi kontribusi hukum

Tarik mobil mainan secara perlahan dengan membelok belokkan arah ke suatu titik henti/finish ( ukur waktu menggunakan stopwatch hp/jam).  Siswa diminta menuliskan hasil

•• 6epaskan selang kanul dari mesin compressor atau 6epaskan selang kanul dari mesin compressor atau dari tabung oksigen.. dari

Berdasarkan kenyataan tersebut, untuk itulah penulis memandang perlu untuk melakukan studi penelitian terkait dengan metode istinbat} hukum yang telah digunakan

Tujuan dari penelitian ini yaitu memetakan batimetri perairan Cilamaya dan menentukan kedalaman alur pelayaran pelabuhan Cilamaya Kabupaten Karawang yang selanjutnya