• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAHA IAAN DAN MEDICAL RECORD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KERAHA IAAN DAN MEDICAL RECORD"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KERAHASIAAN DAN MEDICAL RECORD

Pengaturan rekam medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 269/MENJES/PER/III/2008 pengganti Permenkes nomor 745a/MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis atau biasa juga disebut dengan Medical Record sangat erat kaitannya dengan pasien, karena berisi tentang catatan-catatan tentang kondisi pasien. Peraturan ini terdiri dari 20 pasal dan mulai berlaku pada tanggal 13 Maret 2008. Untuk memahami lebih lanjut dan aspek hukum dari rekam medis ini dapat kita bahas dalam uraian di bawah ini A. Definisi Rekam Medis

Dalam Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Menurut Depkes RI (1994) pengertian rekam medis sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging) dan rekaman elektro diganostik.

Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas dan dalam bentuk teknologi informasi elektronik yang diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri. Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan, baik pengobatan, penanganan, tindakan medis sesuai peraturan yang berlaku.

(2)

Data-data yang harus dimasukkan dalam rekam medis dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit jalan, rawat inap, dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:

1. Rekam medis pasien rawat jalan

Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam rekam medis sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas pasien b. Tanggal dan waktu

a. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) c. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

d. Diagnosis

e. Rencana penatalaksanaan/TP (treatment planning) f. Pengobatan dan/atau tindakan

g. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

h. Untuk pasien kasus gigi lengkap dengan odontogram klinik i. Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Rekam medis pasien rawat inap

Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam rekam medis sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas pasien b. Tanggal dan waktu

c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

e. Diagnosis

f. Rencana penatalaksanaan/TP (treatment planning) g. Pengobatan dan/atau tindakan

h. Persetujuan tindakan bila perlu

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan 3. Rekam medis pasien gawat darurat

Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain:

a. Identitas pasien

(3)

d. Tanggal dan waktu

e. Hasil anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis

g. Diagnosis

h. Pengobatan dan/atau tindakan

i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut

j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan

k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain

l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka ditambahkan: a. Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan

b. Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana massal c. Identitas orang yang menemukan pasien

Sedangkan rekam medis untuk palayanan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Rekam medis yang dibuat pelayanan di ambulance atau rekam medis disimpan di sarana kesehatan. Rekam medis harus segera dibuat dan dilengkapi oleh dokter dan dokter gigi setelah memberikan pelayanan.

Ringkasan pulang (discharge summary) atau resume medis harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat:

1. Identitas pasien

2. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat

3. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut

4. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.

C. Tata cara penyelenggaraan

(4)

telah diberikan kepada pasien. Pencatatan harus dibubuhi nama, waktu, tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Apabila terjadi kesalahan pencatatan dapat dilakukan perbaikan dengan mencoret langsung, tanpa menghilangkan catatan yang dibubuhkan dan membubuhkan paraf. Dokter/dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab terhadap catatan dokumen yang dibuatnya. Fasilitas dalam penyelenggaraan rekam medis wajib disediakan oleh sarana pelayanan kesehatan.

Pencoretan tentu saja tidak bisa dilakukan dalam rekam kesehatan elektronik. Oleh karena itu diperlukan pengamanan atau proteksi yang lebih yaitu tidak begitu saja menghapus data yang tersimpan dalam rekam kesehatan elektronik tersebut dan segala perubahanya dapat diketahui. Authentication berhubungan dengan akses terhadap informasi. Dalam rekam medis tidak semua tenaga kesehatan dapat memasukkan data atau melakukan perubahan data. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kapasitanya masing-masing. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan akses. Setiap perubahan harus ada pertanggungjawaban. Pada pasal 46 UU praktik kedokteran no 29 tahun 2004 menyebutkan bahwa “ setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan”. Dan pada pasal yang sama ayat (3) menyebutkan “apabila dalam pencatatc rekam medik menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi(PIN)”

Pada Rekam Kesehatan Elektronik juga wajib diberi tanda tangan untuk pertanggungjawaban. Hal tersebut diatur dalam pasal 11 UU ITE yaitu, tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hokum akibat hokum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penanda tangan b. Data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses penandatanganan

elektronik hanya berada dalam kausa penanda tangan

c. Segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui

d. Segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait tanda tangan elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui

(5)

f. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa penanda tangan telah memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik terkait

D. Penyimpanan, pemusnahan, dan kerahasiaan. 1. Penyimpanan

Masa simpan rekam medis di sarana rumah sakit adalah selama 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien mendapat perawatan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan selama 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan masa simpan di sarana kesehatan selain rumah sakit adalah 2 (dua) tahun setelah batas waktu tersebut, maka rekam medis dapat dimusnahkan dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan untuk pemusnahan dokumen.

2. Kerahasiaan rekam medis

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Contoh data identitas pasien antara lain: a. Nama

b. Jenis kelamin

c. Tempat tanggal lahir d. Umur

e. Alamat f. Pekerjaan g. Pendidikan h. Golongan darah i. Status pernikahan j. Nama orang tua k. Pekerjaan orang tua l. Nama suami/istri

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:

a. Untuk kepentingan kesehatan pasien

b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hokum dalam rangka penegak hokum atas perintah pengadilan

(6)

d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan

e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.

Permintaan rekam medis untuk tujuan tersebut di atas harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

E. Kepemilikan, pemanfaatan, dan tanggung jawab 1. Kepemilikan rekam medis

Berkas rekam medis merupakan milik sarana pelayanan kesehatan sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. Apabila pasien meminta isi rekam maka dapat diberikan dalam bentuk ringkasan rekam medis atau ringkasan pulang.

Ringkasan rekam medis dapat diberikan, dicatat oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu. 2. Pemanfaatan rekam medis

a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien

b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kodokteran dan etika kedokteran gigi

c. Keperluan pendidikan dan penelitian d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan

e. Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.

f. Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan Negara.

3. Tanggung jawab

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis. Karena itu rekam medis disimpan dalam batas waktu tertentu, pemberian izin untuk penelitian dan untuk pemeriksaan di pengadilan untuk kepentingan penegakan hukum.

(7)

non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya 2 tahun, sejak pasien terakhir berobat.

F. Rahasia Medis

Rahasia medis, rekam medis dan persetujuan tindakan medis dikenal dengan istilah Rahasia Kedokteran. Disadari dasar utama hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan adalah hubungan kepercayaan, di mana pasien percaya kemampuan professional tenaga kesehatan yang dapat membantu meringankan penderitaannya dan pasien percaya bahwa tenaga kesehatan akan menjaga rahasia yang disampaikan kepada tenaga kesehatan.

Smith mengungkapkan sebagaimana dikutip oleh Meyers:

“we trust health to the physician…. Such confidence could not safety be reposed in people of a very mean or low condition”

Dari sudut pandang pasien: Rahasia medis/Kedokteran adalah rahasia yang dimiliki oleh pasien dalam bidang medis/kedokteran. Dari sudut pandang tenaga kesehatan: ialah rahasia milik pasien yang diketahuinya dan wajib disimpan oleh tenaga kesehatan dengan baik.

Ruang lingkup Rahasia Medis terdiri dari:

1. Segala sesuatu yang oleh pasien disampaikan kepada tenaga kesehatan, baik secara disadari maupun tidak disadari.

2. Segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kesehatan sewaktu memeriksa/mengobati/merawat pasien.

Rahasia medis akan dikesampingkan bila:

1. Bila diatur dalam UU seperti UU No. 4 Tahun 1984 2. Bila pasien dapat membahayakan orang lain

3. Bila pasien memperoleh Hak Sosial 4. Bila secara jelas diberikan izin oleh pasien

5. Bila pasien memberi kesan kepada dokter bahwa ia mengizinkan 6. Bila hal itu untuk kepentingan yang lebih tinggi

G. Tujuan Rekam Medis

(8)

rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. H. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : 1. Aspek Administrasi

Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Seiring dangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang teknologi informasi yang sudah memasuki bidang kesehatan, maka penggunaannya di dalam rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita melihat proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang pasien dapat diakses sacara langsung oleh bagian yang berwenang atas pemeriksaan tersebut. Kemudian pengolahan data-data medis secara komputerisasi juga akan memudahkan samua pihak yang berwenang dalam hal ini petugas administrasi di suatu instansi pelayanan kesehatan dapat segera mengetahui rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien selama pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit.

2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sabagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen risiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan. Rekam Medis adalah milik Dokter dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang terdiri dari Identitas Pasien, Pemeriksaan, Pengobatan, Tindakan dan Pelayanan Iain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI N0.29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan).

(9)

1. Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat dan langsung

2. Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, secara yuridis dianggap tidak dilakukan

3. Rekam medis harus berisikan fakta dan penilaian klinis

4. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dicatat dan dibubuhi paraf 5. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca (juga oleh orang lain)

a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah baca dapat berakibat fatal.

b. Tulisan yang tidak bisa dibaca, dapat menjadi bumerang bagi sipenulis, apabila rekam medis ini sampai ke pangadilan.

6. Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman sejawat atau tenaga kesehatan yang lainnya.

7. Jika salah menulis, coretlah dengan satu garis dan diparaf, sehingga yang dicoret masih bisa dibaca.

8. Jangan melakukan penghapusan, menutup dengan tip-ex atau mencorat-coret sehingga tidak bisa dibaca ulang.

9. Bila melakukan koreksi di komputer, diberi space untuk perbaikan tanpa menghapus isi yang salah.

10. Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apapun karena bisa dikenai pasal penipuan

4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit, oleh karena itu penggunaan system teknologi komputer didalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan. Selain itu dalam era BPJS Kesehatan dimana klaim dilakukan menggunakan Software Ina Cbgs dengan memasukkan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur dan tindakan sesuai yang tertulis dalam bekas rekam medis.

(10)

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan saja.

I. Persetujuan Pasien

Pasien memiliki hak untuk memperoleh atau menolak pengobatan Jenis-jenis persetujuan:

1. Ijin langsung (express consent): pasien atau wali segera menyetujui usulan pengobatan yang ditawarkan dokter atau pihak RS (bisa lisan atau tertulis)

2. Ijin secara tidak langsung (implied consent): tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien

3. Persetujuan khusus (informed consent): pasien wajib mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah diberikan penjelasan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh tim medis terhadap pasien. Pada informed consent, pasien sendiri yang harus menandatangani persetujuan kecuali pasien tersebut tidak mampu atau mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi (suami/istri).

(11)

dilakukan setelah pasien mendapat penjelasan dari petugas penerima di tempat pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini adalah untukmemberikan persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayananrumah sakit dan pengobatan medis. Yang kedua adalah persetujuan khusus(informed consent). Penandatanganan persetujuan ini dilakukan sebelum tindakanmedis diluar prosedur di atas, misalnya pembedahan. J. Rekam medis yang bermutu adalah:

1. Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur secara benar 2. Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan sistem yang dibutuhkan dalam

analisis hasil ukuran

3. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan

4. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir yang diukur 5. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi

6. Dapat digunakan untuk kajian, analis, dan pengambilan keputusan

7. Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan konsisten penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi

8. Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan 9. Terjamin kerahasiaannya

10. Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang. K. Kepemilikan rekam medis.

1. Milik rumah sakit atau tenaga kesehatan:

a. Sebagai penanggungjawab integritas dan kesinambungan pelayanan.

b. Sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segala upaya dalam penyembuhan pasien

c. Rumah sakit memegang berkas rekam medis asli. Direktur RS bertanggungjawab atas:

a. Hilangnya, rusak, atau pemalsuan rekam medis b. Penggunaan oleh badan atau orang yang tidak berhak

2. Milik pasien, pasien memiliki hak legal maupun moral atas isi rekam medis. Rekam medis adalah milik pasien yang harus dijaga kerahasiaannya.

3. “Milik umum”, pihak ketiga boleh memiliki (asuransi, pengadilan, dsb) Semua informasi yang terkandung dalam rekam medis adalah rahasia oleh karena itu, pemaparan isi rekam medis harus seijin pasien, kecuali:

a. Keperluan hukum

(12)

c. Evaluasi pelayanan di institusi sendiri d. Riset/edukasi

e. Kontrak badan atau organisasi pelayanan.

L. Nilai informasi yang terdapat dalam rekam medis 1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan

Laporan/catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi, atau wawancara dengan pasien. Tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang karena menyangkut individu langsung si pasien.Pemberitahuan kepada pasien.keluarga pasien harus oleh dokter yang merawat. 2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan

Untuk kasus-kasus tertentu tidak boleh disebarluaskan (untuk ketenangan dan keamanan rumah sakit)

a. orang terpandang/pejabat b. atas permintaan pasien c. buronan

M. Sumber-sumber yang mengikat:

1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bab VI Upaya kesehatan bagian kedua pelayanan kesehatan paragraph kedua tentang perlindungan pasien pasal 57 ayat (1)` Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan (2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi sebagaimana dimaksud ayat 1 tidak berlaku dalam hal (a) Perintah Undang-undang (b) Perintah peradilan (c) Izin yang bersangkutan (d) Kepentingan masyarakat, atau (e) Kepentingan orang tersebut.

2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam BAB VIII tentang kewajiban dan Hak bagian kesatu kewajiban pasal 29 ayat 1 point (h) yaitu menyelenggarakan rekam medis

3. Peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 Tanggal 21 Mei 1966 mengenai Wajib Simpan Rahasia Kedokteran Bila ada diantara petugas RS membocorkan rahasia pasien dapat dikenakan sanksi antara lain:

(13)

yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah uang lama.

4. Peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. 5. Peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenga Kesehatan

6. Keputusan menteri kesehatan No. 034 / Birhub / 1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit di mana rumah sakit diwajibkan: (a) Mempunyai dan merawat statistik yang up to date. (b) Membina rekam medis yang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

7. Peraturan menteri kesehatan No. 749a / Menkes / Per / XII / 89 tentang Rekam Medis 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 269/MENJES/PER/III/2008 pengganti

Permenkes nomor 745a/MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis

DAFTAR PUSTAKA

Siswati, Sri. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan Cetakan ke-1. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Taufik. Tujuan dan Kegunaan Rekam medic. http://rekamkesehatan.com/tujuan-dan-kegunaan-rekam-medis/ diakses 23 September 2015

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan literature review dari lima artikel tentang aktivitas Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada pengkonsumsi minuman beralkohol disimpulkan bahwa

Untuk nilai standar error estimate (Se), apabila semakin kecil nilainya maka akan membuat model regresi semakin tepat memprediksi variable dependen.. Berdasarkan model-model

• Pengenalan framework native • Pengenalan framework

Produk perencanaan (rencana struktur TR, rencana alokasi pemanfaatan ruang , Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan 10 tahunan).. Deskripsi Rona Awal wilayah

Dalam penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tujuan dalam mengetahui hal dimana seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan serta penentuan harga secara kompleks dapat

Filsafat Negara, Maupun Ideologi Bangsa Secara Scientific. Tujuan Akhirnya Adalah Agar Nilai-Nilai Pancasila Terinternalisasi Sehingga Menjadi Guiding Principles Atau

Analisis data dimulai dengan menganalisis sistem keamanan WPA-PSK, WPA2- PSK jaringan wifi. Serta melakukan uji penetrasi terhadap jaringan wireless tersebut menggunakan sebuah

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami pelemahan setelah imbal hasil surat utang global yang beregrak