• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Pengaruh Sirkulasi Aliran Udara Terhadap Kondisi Termal Ruangan: Studi Kasus pada Ruko Jalan Cemara, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan Setia Budi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Pengaruh Sirkulasi Aliran Udara Terhadap Kondisi Termal Ruangan: Studi Kasus pada Ruko Jalan Cemara, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan Setia Budi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ventilasi

Ventilasi sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan pengguna

bangunan. Ventilasi merupakan salah satu elemen penting dalam suatu bangunan

yang berguna untuk menggantikan udara kotor, yang berupa hasil metabolisme

pengguna, seperti keringat dan panas, dan panas yang dihasilkan oleh alat-alat

elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Ventilasi hanya merupakan salah

satu elemen yang digunakan untuk mengontrol sirkulasi udara di dalam ruangan,

ventilasi bukanlah elemen terpenting dalam hal tersebut.

Masuknya udara kotor ke dalam ruangan dapat merusak sistem ventilasi

udara di dalam ruangan tersebut. Desain ventilasi yang baik yang memfokuskan

ke masuk keluarnya udara secara bebas diperlukan untuk sistem ventilasi yang

hemat energy. Meminimalisir energi yang dipakai diperlukan untuk membuat

strategi sistem ventilasi yang optimal.

2.1.1. Definisi-Definisi Ventilasi

Definisi ventilasi dan aliran udara ke dalam dan keluar suatu

ruangan adalah:

Purpose provided (intentional) ventilation: ventilasi adalah proses

dimana air ‘bersih’ masuk (biasanya udara dari luar) dimasukkan

secara sengaja ke dalam suatu ruangan dan menggantikan udara

kotor. Ventilasi dapat dibagi menjadi ventilasi alami dan ventilasi

(2)

Air infiltration and exfiltration: masuknya udara di suatu ruangan,

tidak hanya melalui ventilasi yang disediakan bangunan. Udara bebas

dari luar juga dapat masuk melalui celah-celah udara ataupun

retakan-retakan pada dinding. Sebagai balasan, udara di dalam

ruangan juga pasti akan keluar setelah digantikan udara yang masuk

dari luar. Rata-rata, masuknya udara dari luar itu bergantung kepada

bentuk bangunan dan kekuatan angin dan temperatur yang disediakan

oleh alam. Ventilasi dan bukaan lainnya pada sebuah bangunan yang

menjadi salah satu desain utama dapat juga menjadi rute dari udara

yang mengalir ketika tekanan udara yang melalui bukaan didominasi

oleh kondisi cuaca, kemudian disusul oleh pengaruh secara mekanis

melalui alat-alat elektronik. Penyusupan udara ke dalam ruangan

tidak hanya menambaj kuantitas udara yang masuk ke dalam

bangunan tapi juga menggerakkan udara dalam ruangan sehingga

sirkulasi udara di dalam urangan hidup secara nyaman dan

berkualitas. Faktor-faktor seperti kelembaban udara dan suhu udara,

biasanya dilupakan dan tidak dianalisis oleh arsitek, padahal hal

tersebut merupakan salah satu hal penting dalam mendesain sistem

ventilasi dalam suatu bangunan. Sebagai konsekuensinya, sistem

ventilasi fungsinya sangat tidak maksimal, dapat dikatakan rendah,

termasuk boros pemakaian energi, kurangnya sirkulasi udara dalam

ruangan sehingga ruangan sangat panas/dingin dan secara drastis

mendukung panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik.

Udara udara yang hilang lainnya, seperti pipa yang bocor:

(3)

penkondisian udara dingin maupun panas, dapat menjadi salah satu

faktor yang signifikan. Ketika, umumnya, udara di dalam pipa

melewati ruang-ruang yang udaranya tidak dikondisikan, hilangnya

energi dalam jumlah banyak tidak dapat dihindari. Menurut Modera

(1993), sebagai contoh, memperkirankan hampir 20% dari panas di

perumahan Amerika utara, pipa-pipa pemanas ruangannya dapat

bocor, sehingga udara panas yang dihasilkan oleh pemanas ruangan

yang hendak dialirkan ke dalam ruangan berkurang secara signifikan.

Udara-udara kotor dari luar juga dapat masuk melalui bocoran ini

jika pemanas ruangannya tidak hidup.

Resirkulasi Udara: resirkulasi udara sering dipakai di

bangunan-bangunan komersil untuk menyediakan hawa panas dalam udara.

Resirkulasi udara biasanya disaring dengan penyaring debu, tapi

oksigen tidak disirkulasi dan pertukaran udara kotor dan udara bersih

tidak seimbang, sehingga resirkulasi udara bukanlah merupakan salah

satu pilihan ventilasi yang baik.

2.1.2. Fungsi Ventilasi

Ventilasi diperlukan untuk menyediakan oksigen ke dalam ruang,

untuk pertukaran udara di dalam ruang dan untuk menukar udara kotor

(udara polusi) yang termasuk di dalamnya karbon dioksida dan bau

ruangan. Ventilasi juga berfungsi untuk mempertahankan kualitas udara

yang baik dan sejuk di dalam ruangan dengan mengeluarkan udara-udara

kotor yang kemudian digantikan dengan udara bersih yang masuk dari

(4)

pendingin udara alami dan (biasanya di rumah-rumah) menyediakan

oksigen yang cukup. Sistem ventilasi yang baik berperan penting dalam

kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan.

Tujuan ventilasi dapat disimpulkan sebagai berikut.

• Menghilangkan emisi gas-gas polusi yang dihasilkan oleh

pengguna ataupun alat-alat pada ruangan, yaitu gas-gas berupa

bau yang dihasilkan oleh keringat pengguna, kentut (Amonia),

pernafasan (CO2), bau-bau taksedap lainnya.

• Menghilangkan uap air yang dapat meningkatkan kelembaban

ruangan dan membuat tidak nyaman bagi pengguna, seperti uap

masakan, uap pernafasan, uap air sewaktu mandi, dan uap air dari

penampungan seperti bak mandi, ember, dan sebagainya.

• Menghilangkan kalor yang berlebihan di ruangan yang membuat

ruangan panas dan tidak nyaman.

• Secara alami meningkatkan kenyamanan termal pada ruangan.

2.1.3. Hubungan Sistem Ventilasi dan Bau dalam Ruangan

Bau dalam ruangan merupakan salah satu udara “polusi” atau

sebagai indikasi ruangan tersebut ter-“polusi”. Bau di dalam ruangan ini

secara tidak langsung dapat membuat kesehatan pengguna ruangan

menurun, meskipun ini tidak terlalu berbahaya seperti udara beracun,

contohnya radon, karbon monoksida yang tidak kasat mata. Secara

umum, bau di dalam ruangan menyebabkan ketidaknyamanan, terutama

pada kantor-kantor atau rumah tinggal. Tingkat kesulitan dalam

(5)

tidak dapat diukur dengan menggunakan alat. Studi mengenai bau dan

cara mengontrolnya ditulis oleh Fanger (1988) yang mengatakan bahwa

satuan dari analisa bau itu adalah ‘Olf’. Olf adalah satuan bau yang

dikeluarkan secara rata-rata oleh manusia pada umumnya.

2.1.4. Hubungan Sistem Ventilasi dan Kesehatan

Sistem ventilasi yang buruk menandakan bahwa bangunan

tersebut tidak sehat. Miller (1992) menekankan pada peningkatan

konsentrasi udara yang mengandung bakteri jahat pada suatu ruangan

berhubungan dengan bukaan ventilasi yang menurun, dan Billington

(1982) telah menunjukkan hasil studi yang berupa peran ventilasi dalam

suatu ruangan, yang berhubungan langsung dengan kesehatan pengguna

dan mengurangi sebaran penyakit. Laporan studi Sundell (1994) dan

lainnya menunjukkan bahwa gejala-gejala suatu bangunan dikatakan

“sakit” berhubungan langsung dengan sistem ventilasinya.

2.2. Ventilasi Ruangan

Secara garis besarnya, ventilasi pada bangunan secara umum dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Ventilasi alami

Ventilasi alami adalah ventilasi yang berupa bukaan-bukaan permanen,

jendela, pintu, void, dan semua bukaan yang menghubungkan ruangan pada

ruangan lain ataupun langsung ke area luar.

Berdasarkan ASHRAE (1997), ventilasi alami ruangan diperlukan

(6)

bangunan rumah-toko (ruko) yang diklasifikasikan ke dalam kelas klasifikasi

jamak, dikarenakan luas bangunan lantai pertama telah melebihi 10% dari

fungsi bangunan kelas 1a sebagai rumah tinggal, maka ruko diklasifikasikan

dalam kelas 1a dan kelas 6. Karena itu, untuk lantai pertama yang

difungsikan sebagai komersil, ventilasi pada lantai satu tidak kurang dari

10% terhadap ruangan ini, dan diukur tidak lebih tinggi dari 3.6 meter di

atas lantai. Untuk lantai berikutnya yang berfungsi sebagai rumah tinggal,

standar sistem ventilasi tetap merujuk tidak kurang dari 5% dari luasan

lantai.

Ruangan-ruangan pada bangunan ruko yang mempunyai toilet/wc, tidak

boleh terbuka langsung menghadap:

• Dapur atau pantry, • Ruang makan,

• Ruang kerja lebih dari satu orang.

Merancang sistem ventilasi alami harus diawali dengan menentukan

kebutuhan ventilasi udara yang sesuai dengan kebutuhan ruangan, dan

menentukan ventilasi gaya angin serta gaya termal yang akan diterapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya angin secara umum adalah

sebagai berikut:

• Kekuatan angin rata-rata yang berasal dari luar bangunan, • Arah angin,

• Waktu harian, yang menyebabkan kekuatan angin dan arah angin

yang bervariasi,

• Waktu musim, yaitu musim panas dan musim dingin yang

(7)

• Hal-hal yang dapat menghambat laju angin seperti: pohon,

bangunan lainnya, dan lain-lain.

b. Ventilasi buatan

Ventilasi buatan adalah ventilasi yang menggunakan alat-alat elektronik,

seperti AC (Air Conditioner), cooling fan, dan sebagainya. Ventilasi alami

digunakan apabila sistem ventilasi alami tidak mencapai kenyamanan suatu

ruangan.

2. 3. Kenyamanan dan Kualitas Udara Ruangan

Ventilasi berperan penting dalam menjaga kualitas udara di dalam

ruangan dan suhu di dalam ruangan tersebut. Sayangnya, untuk mencapai

penggunaan energi yang optimal dan mengurangi polusi yang tidak diharapkan

di zona-zona area pemakaian ruangan, ventilasi harus dipertimbangkan sebagai

salah satu aspek yang penting dalam proses desain. Kualitas udara yang baik

merupakan kondisi udara di dalam ruangan dimana udara dalam ruangan bebas

polusi, termasuk polusi yang dapat menyebabkan iritasi, ketidaknyamanan atau

dapat membuat pengguna merasa tidak sehat.

Banyak jenis polusi-polusi yang ada di dalam ruangan yang kebanyakan

tidak dapat diukur karena rendahnya intensitas dan konsentrasi polusi tersebut,

dan tingkat polusi tersebut dapat dinyatakan tidak berbahaya. Beberapa polusi

udara yang rendah dapat ditolerir, karena tidak membuat pengguna merasa tidak

nyaman dan baunya tidak begitu tercium. Konsentrasi polusi yang tingginya,

normalnya lebih diterima di ruangan untuk jangka pendek daripada konsentrasi

(8)

Kualitas udara yang baik dalam hal polusi sangatlah subjektif dan

bergantung kepada situasi di mana ruangan tersebut berada. Contohnya, di

daerah industry, tingginya polusi berupa panas dan udara lebih dapat ditolerir

daripada jika polusi tersebut berada di dalam area kantor atau rumah. Revisi

ASHRAE Standard nomor 62 (1989) merekomendasikan konsentrasi

macam-macam jenis polusi dalam ruangan dapat disimpulkan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1. Konsentrasi maksimal yang dapat ditolerir untuk beberapa polusi udara

dalam ruangan.

* informasi berdasarkan proposal ASHRAE Standard nomor 62

(1996/1997) yang direvisi.

(Sumber: SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian

Udara Pada Bangunan Gedung)

Jenis-jenis kontaminasi Sumber polusi Tingkat polusi

Karbon Monoksida (CO)

Formaldehyde (HCHO) Kayu perabot 120 mg/m3 (0,1 ppm)

Timbal (Pb)

Sebagai bahan tambahan bahan bakar minyak

Debu cat 1,5 mg/m3

Nitrogen Dioksida (NO2) Pembakaran pada

mesin-mesin

(9)

Pada kenyataannya, lingkungan bebas polusi tak mungkin bisa dicapai.

Sebagai gantinya, pencapaian kualitas udara yang baik bergantung pada

pengendalian polusi tersebut yang berdasar pada pengendalian sumber polusi,

filtrasi, penutupan sumber polusi, dan ventilasi. Sangat berguna jika kita dapat

membedakan antara polusi-polusi yang tidak dapat dikendalikan dan polusi yang

(10)

SUMBER POLUSI OUTDOOR

Pengendalian Sumber Polusi

Filtrasi

Penutupan Sumber Polusi Sistem Ventilasi

Gambar 2.1. Pencapaian kualitas udara yang baik dan nyaman.

(Sumber: Guide to Energy Efficient Ventilation, 1996)

SUMBER POLUSI OUTDOOR SUMBER POLUSI INDOOR

PENGHILANG POLUSI

KUALITAS UDARA YANG BAIK DAN

(11)

2.4. Standar Kenyamanan Ruangan

2.4.1. Suhu Ruangan

Suhu ruangan sesuai dengan daerah tropis di Indonesia dapat

dibagi ke dalam 3 bagian:

• Sejuk nyaman, 20,5ºC sampai 22,8 ºC • Nyaman optimal, 22,8 ºC sampai 25,8 ºC • Hangat nyaman, 25,8 ºC sampai 27,1 ºC

Berdasarkan standar di atas, suhu suatu ruangan dikatakan

nyaman adalah berkisar di antara 20,5 ºC sampai dengan 27,1 ºC.

2.4.2. Kelembaban Udara

Kelembaban udara di daerah tropis untuk suatu ruangan

dikatakan nyaman adalah berada di antara 50% sampai 60% terhadap

kelembaban udara jenuh di ruangan tersebut.

2.4.3. Angin

Kenyamanan suatu ruangan yang mempunyai ventilasi alami

harus memperhatikan kondisi gerak angin yang tidak lebih besar dari

0.25 m/detik dan tidak lebih kecil dari 0.15 m/detik kea rah kepala

pengguna ruangan.

2.4.4. Radiasi/Konduksi Panas

Radiasi panas adalah termasuk radiasi panas matahari dari kaca

jendela, bukaan permanen pada ruangan, termasuk juga alat-alat yang

(12)

televisi, api kompor, dan sebagainya. Konduksi panas adalah termasuk

benda-benda yang dapat mengalirkan panas dari luar maupun dari dalam

ruangan, seperti dinding, atap, asbes, gypsum, dan sebagainya.

Suhu dalam ruangan harus tetap dikisarkan di antara 20.5 ºC

sampai dengan 27,1 ºC dengan memperhitungkan fungsi dari ventilasi

alami pada ruangan tersebut sehingga ruangan tetap mempertahankan

kenyamanannya.

2.4.5. Kegiatan dalam Ruangan

Kegiatan dalam ruangan menghasilkan emisi panas, dengan:

a. Sistem pengkondisian udara dihitung dari jumlah emisi kalor yang

dihasilkan oleh pengguna ruangan.

a. Tabel 2.3. menunjukkan emisi kalor yang dikeluarkan oleh wanita

dewasa dan pria dewasa rata-rata. Emisi kalor yang dikeluarkan

wanita dewasa adalah 80% dari pria dewasa dan anak-anak adalah

(13)

Tabel 2.2. Laju emisi kalor yang dihasilkan pria dan wanita dewasa.

(Sumber: SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan

Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung)

Catatan :

a. Pada tabel di atas berdasarkan suhu udara kering 750ºF. Pada suhu

800ºF, total panas sama, dimana nilai kalor harus mendekati 20%.

Nilai kalor laten pada tabel di atas tetap ekivalen naik.

b. Tambahan kalor di atas, tetap didasarkan pada emisi kalor pria pada

umumnya, wanita dan anak-anak juga didasarkan pada tabel, dengan

rumus bahwa untuk wanita dewasa ditambah 85% dari pria, dan

anak-anak lebih tinggi 75% dari pria dewasa.

c. Tambahan kalor untuk tempat kerja seperti café adalah 60 Btu/jam

(14)

Dimana 30 Btu/jam adalah kalor sensibel dan 30 Btu/jam adalah

kalor laten.

d. Untuk olahraga dalam ruangan, seperti bowling, orang yang sedang

bermain dan yg lainnya duduk emisi kalornya 400 Btu/jam dan orang

berjalan adlaah 550 Btu/jam.

2.4.6. Pakaian pengguna

a. Pengaruh kalor yang keluar dari tubuh pengguna juga dipengaruhi

oleh pakaian yang dipakai, mengenai bagian yang tubuh yang

tertutup, yang logikanya jika semakin tebal maka panas yang

dikeluarkan semakin tinggi.

b. Isolasi panas dari pakaian satuannya adalah clo, yaitu:

1 clo = 0,155 m2.K / Watt.

c. Besar dari isolasi termal dari pakaian dapat kita lihat pada tabel

(15)

Tabel 2.3. Macam-macam baju dan isolasi termal baju tersebut.

(Sumber: SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan

Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung)

Catatan :

(a). Pada pakaian tak berlengan atau lengan pendek, isolasi

termal dikurangi 10%.

(b). Untuk celana atau rok, ditambah 5% jika panjangnya di

bawah dengkul dan ditambah 5% jika lebih pendek dari

dengkul.

d. Perhitungan clo pakaian menggunakan rumus:

Untuk pria :

Nilai clo = 0,727. (masing-masing clo) + 0,113.

Untuk wanita :

(16)

Penjelasan :

Pada pakaian yang dipakai pada orang dewasa perkantoran, seperti

celana panjang, sepatu kulit, kemeja lengan panjang, dasi, dan jas,

nilai clonya adalah 0,5 – 0.65 hingga 1.

2.5. Kenyamanan Ruangan Efektif

Kenyamanan ruangan efektif bertitikberat pada temperatur dan

kelembaban ruangan. Temperatur ruangan yang dimaksud harus sejalan dengan

kelembaban ruangan. Gabungan temperatur ruangan dan kelembaban ruangan

akan membentuk satu indeks yang berarti pada temperatur tersebut, respon

termal dari orang dan kondisi keduanya adalah sama, meskipun temperatur dan

kelembaban ruangan berbeda, tetap harus mempertahankan kecepatan angin

yang sama guna mencapai titik dimana ruangan dikatakan nyaman.

Menurut standar ASHRAE, temperature efektif yang dimaksud adalah

dimana ruangan tersebut dipakai oleh pengguna dengan pakaian standar,

kegiatan pengguna yang sama, dan emisi seperti uap keringat dan uap

pernafasan yang sama.

Temperatur ruangan nyaman seperti yang dijelaskan pada subbab

sebelumnya pada daerah tropis di Indonesia adalah berkisar di antara 20.5ºC

sampai dengan 27.1ºC, dengan kelembaban ruangan berkisar antara 50% dari

kelembaban udara jenuh ruangan tersebut.

2.6. Pergerakan Udara

Udara yang bergerak, yaitu angin terjadi karena adanya perbedaan

(17)

rendah. Selain tekanan udara, suhu udara juga mempengaruhi akan pergerakan

udara. Udara panas selalu berpindah ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan

udara yang dingin selalu berpindah dan menggantikan tempat yang ditinggalkan

udara panas tadi. Cara-cara udara bergerak berdasarkan prinsip-prinsip fisika

udara akan dijelaskan dalam subbab berikut.

2.6.1. Pembelokan Udara

Udara seperti cahaya, jika dibelokkan apabila terkena suatu

massa, akan kembali lagi ke arah pergerakan awal. Pada bukaan yang

bersifat siku, udara tidak melalui jalur terpendek, tetapi pergerakan udara

melengkung sehingga area yang dilalui udara lebih panjang.

Gambar 2.2. Pembelokan Udara

(18)

Gambar 2.3. Aliran Udara Mengambil Jalur Terpanjang

(Sumber:G. Lippsmeier, 1994)

2.6.2. Efek Bernouli dan Tabung Venturi.

Efek Bernouli adalah penurunan tekanan udara saat udara

dipindahkan secara menurun dalam jarak yang lebih panjang dari sisi yg

ditempuh pada awalnya.

Gambar 2.4. Efek Bernoulli

(Sumber: N. Lechner, 2001)

Seperti yang dijelaskan pada 2.6.1., pergerakan udara yang

melewati bukaan yang kecil, akan dipercepat dan kembali ke arah

(19)

Gambar 2.5. Tabung Venturi

(Sumber: N. Lechner, 2001)

2.6.3. Ruangan Pengap

Ruangan pengab adalah ruangan yg tidak memiliki sirkulasi

udara sama sekali. Hal ini mengakibatkan suhu dalam ruangan tidak

dapat disirkulasikan. Oleh pengguna ruangan dan alat elektronik yang

terus-menerus menghasilkan kalor, kalor tidak dapat tergantikan,

melainkan semakin tertumpuk. Hal ini mengakibatkan ruangan ini sangat

tidak nyaman dan tidak sehat.

Ruangan pengap disebabkan karena hanya ada satu bukaan pada

ruangan, seperti analogi botol yang sudah penuh, tidak dapat diisi air lagi

(20)

Gambar 2.6. Analogi Botol pada Aliran Udara

(Sumber: F. Moore, 1993)

2.6.4. Perbedaan Besar Bukaan Ruangan

Ukuran bukaan dimana angin masuk dan bukaan dimana angin

keluar juga mempengaruhi kecepatan sirkulasi udara di dalam ruangan.

Jika kedua bukaan tersebut sama, maka pergerakan angin di

dalam ruangan dapat dicapai secara optimal, karena volume udara yang

masuk akan berbanding lurus dengan volume udara yang keluar.

Gambar 2.7. Aliran udara pada bukaan yang sama besar pada ruangan

(21)

Bukaan dimana udara masuk yang lebih kecil, menyebabkan

kecepatan angin di dalam ruangan tersebut besar, tetapi angin langsung

menuju ke bukaan dimana angin keluar. Hal ini mengakibatkan sirkulasi

udara ruangan tidak optimal.

Gambar 2.8. Bukaan udara masuk yang lebih kecil

(Sumber: F. Moore, 1993)

Jika bukaan dimana angin masuk lebih besar daripada bukaan

dimana udara keluar, hal ini mengakibatkan kecepatan angin yang keluar

melalui bangunan akan besar, tetapi kecepatan udara di ruangan akan

menurun. Hal ini sangat cocok untuk membuat bagian luar ruangan

sejuk, seperti balkon.

Gambar 2.9. Bukaan udara masuk yang lebih besar

(22)

2.6.5. Single Sided-Ventilation dan Cross-Ventilation

2.6.5.1. Single Sided-Ventilation

Single sided-ventilation adalah ruangan yang bukaannya

hanya ada pada satu sisi ruangan. Single Sided-Ventilation

hanya cocok digunakan pada ruangan yang kecil, dimana arah

angin dari luar ruangan cenderung searah, sehingga pada

ruangan yang besar, Single Sided-Ventilation juga menimbukan

analogi botol.

2.6.5.1. Cross-Ventilation

Cross-Ventilation adalah sistem ventilasi udara yang

paling baik, dimana letak bukaannya ada di dua sisi ruangan,

sedhingga angin dapat bergerak lurus setelah mengjangkau

seluruh ruangan.

Gambar 2.10. Cross-Ventilation dan Single Sided-Ventilation

(23)

2.6.6. Penggambaran Aliran Udara.

Penggambaran aliran udara harus menggunakan bantuan air-flow

diagrams, diagram ini akan digambar berdasarkan prinsip-prinsip udara

yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, tidak menggunakan

perhitungan yang pasti.

Pertama, kita harus membuat arah aliran udara dan

menggambarnya berupa garis-garis lurus. Kemudian, garis-garis tersebut

dicocokkan pada denah yang akan kita gambar aliran udaranya.

Garis-garis lurus tersebut harus digambarkan berbentuk lengkungan mulus

(24)

Gambar 2.11. Langkah-langkah penggambaran aliran udara pada ruangan

Gambar

Tabel 2.1. Konsentrasi maksimal yang dapat ditolerir untuk beberapa polusi udara
Gambar 2.1. Pencapaian kualitas udara yang baik dan nyaman.
Tabel 2.2. Laju emisi kalor yang dihasilkan pria dan wanita dewasa.
Tabel 2.3. Macam-macam baju dan isolasi termal baju tersebut.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode Two Stay Two Stray diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.Model yang diterapkan dalam

Untuk mendapatkan hasil prediksi yang baik maka pada jaringan syaraf buatan hasus di-umpankan suatu masukan yang mewakili dari beberapa aspek atau segi penunjang harga suatu kurs

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik dokter dan pasien penyakit dalam dapat dilihat berdasarkan komunikasi interpersonal secara langsung yaitu yang pertama

Tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Class Concern dalam pembelajaran matematika

Ekstrak etanol kangkung darat (Ipomea reptans Poir) menunjukkan efek sedasi pada dosis 8 , 16, dan 32 mg/kg BB, tetapi durasi lama tidur mencit tidak berbeda signifikan pada dosis 16

masing dikalikan dengan harga satuan pekerjaan setiap mata

2 Harga yang ditawarkan bedak wardah lebih rendah dibanding produk bedak lainnya. 3 Harga yag ditawarkan sesuai dengan manfaat

Al-Ma’arif Aimas nilai pretest yang tertinggi yakni 5, sedangkan nilai terendah yakni 9.Hasil penelitian diperoleh nomor soal yang dianggap mudah adalah nomor 2 dengan