• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah Sakit Ibu dan Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rumah Sakit Ibu dan Anak"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

(HEALING ENVIRONMENT)

Oleh

WENNY ARMINDA

080406059

Medan, 14 Juli 2012

Disetujui Oeh:

 

Ir. Basaria Talarosha, M.T. (Pembimbing I) 

 

Devin Defriza, S.T., M.T. (Pembimbing II) 

 

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A)

Nama : Wenny Arminda

NIM : 080406059

Judul Proyek Akhir : Rumah Sakit Ibu dan Anak Tema Proyek Akhir : Healing Environment

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan : No

Medan, 14 Juli 2012

Ketua Program Studi Koordinator TKA - 490

N. Vinki Rachman, S.T.,M.T. Ir. Nelson M. Siahaan, Dip T.P., M.Arch

(4)

ABSTRAK

Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan pada ibu baik ibu maternal, maupun ibu /wanita pada masalah reproduksi dan juga pelayanan bagi anak-anak yang berumur antara 0 hingga 18 tahun.

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan, dengan jumlah penduduk sebanyak 123.851 orang. Terdapat sekitar 10.265 orang wanita subur, 46.786 anak yang berusia 0-18 tahun dan 2.040 ibu melahirkan di daerah ini, sementara di daerah Medan Johor hanya terdapat satu rumah sakit umum. Meskipun ada beberapa rumah bersalin di kecamatan ini, tetapi itu diperkirakan belum mampu menanggulangi masalah persalinan terutama persalinan yang mempunyai masalah sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit yang mampu menanggulangi masalah tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memadai untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Medan Johor dan sekitarnya. Pemilihan Lokasi di Jl. A.H. Nasution (Karya Jasa) adalah karena lokasi ini berada di daerah yang strategis, berada di tengah perumahan masyarakat yang notabene adalah pasangan-pasangan yang masih tergolong pasangan usia subur.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh provider Rumah Sakit, salah satunya adalah bagaimana membuat pasien merasa nyaman selama berada di Rumah Sakit, baik dari mutu pelayanan juga kondisi fisik /penampilan Rumah Sakit (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk diantaranya pertamanan yang cantik, tempat parkir yang memadai, furniture dengan desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang bersih, dsb.), sehingga membuat pasien tidak merasa berada di Rumah Sakit. Untuk itu RSIA ini menerapkan tema Healing Environment pada perancangannya, yaitu memasukkan unsur alam ke dalam Rumah Sakit, seperti taman-taman bertingkat dan elemen air.

(5)

ABSTRACT

Mother and Children Hospital is a special hospital that provides services to mother, both maternal and woman on reproductive issue and to children aged between 0 to 18 years.

Medan Johor is one of the district in Medan with population 123.851 people. There are 10.265 fertile women, 46.786 children aged 0 to 18 years and 2.040 maternal in this area, while there is only one public hospital. Although there are several maternity hospitals, but estimated that the maternity hospitals cannot afford to solve the childbirth issue, especially the abnormal childbirth which should be referred to the special hospital.

According to the reality, then it feels that we need to build a mother and children hospital which is proper to be able of giving services for Medan Johor and surrounding communities.

The site is selected at A.H. Nasution St. because this location is in a strategic area, which is located in the middle of the settlements.

There are several things that have to be noticed by the hospital provides, one of them is how to make patients feel comfortable during their stay in hospital, both of the quality of services as well as the physical circumstance of the hospital (the beauty and completeness of the building, including the beautiful landscaping, adequate parking area, the amazing interior design, lift, cafe, souvenir shop, clean toilets, etc), thus making the patient doesn’t feel in the hospital. For that, the hospital implemented a Healing Environment in its design theme, which incorporate the natural elements into the hospital, such as terraced gardens and water elements.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Rumah Sakit Ibu dan Anak”.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa untuk mendapat gelar Sarjana Teknik Arsitektur.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Devin Defriza, S.T.,M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk mencurahkan ilmu dan membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan Laporan Tugas Akhir.

2. Bapak Wahyu Abdillah, S.T., selaku Dosen Penguji, untuk saran dan kritik yang akan berguna di kemudian hari.

3. Para staf pengajar dan pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

4. Kedua Orang Tua; Ayahanda Arisman, SE.,MT dan Ibunda Dra. Emi Farida yang telah memberikan dukungan, semangat dan perhatian yang sangat berarti bagi penulis.

5. Adik-adik; Willy Armi, Wendy Armi, dan Wilda Arminda yang telah banyak membantu meringankan beban dalam pengerjaan maket Tugas Akhir.

6. Tante, dr. Elmi Ridar, SpA, yang telah banyak memberi masukan dan penjelasan mengenai Rumah Sakit Ibu dan Anak.

7. Sahabat-sahabat; Rabita, Marlina, Dina, Yunda, dan Nanda yang selalu memberi bantuan, semangat dan dukungan di saat senang maupun susah. 8. Teman-teman angkatan 2008, dan teman-teman kelompok sidang.

(7)

saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini dengan harapan, semoga laporan dapat bermanfaat khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 14 Juli 2012 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

SURAT HASIL PENILAIAN

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 4

1.3. Masalah Perancangan ... 4

1.4. Pendekatan ... 4

1.5. Batasan dan Lingkup Perencanaan ... 5

1.6. Kerangka Berpikir ... 6

1.7. Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Terminologi Judul ... 8

2.1.1. Definisi Rumah Sakit ... 8

2.1.2. Definisi Ibu ... 8

2.1.3. Definisi Anak ... 8

2.2. Tinjauan Teoritis ... 10

2.2.1. Rumah Sakit ... 10

2.2.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ... 10

2.2.3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit ... 10

2.2.4. Rumah Sakit Pemerintah ... 12

(9)

2.2.6. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) ... 13

2.2.7. Klasifikasi Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 13

2.2.8. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 14

2.2.9. Spesialisasi Dalam Kesehatan dan Pengertiannya ... 26

2.3. Tinjauan Fungsi ... 28

2.3.1. Deskripsi Pengguna Kegiatan ... 28

2.3.2. Unit Pelayanan Medis dan Pelayanan Tambahan ... 28

2.3.3. Sistem Sirkulasi Antar Ruang ... 32

2.3.4. Persyaratan Bangunan Rumah Sakit ... 37

2.4. Studi Kelayakan ... 54

2.4.1. Kota Medan ... 54

2.4.2. Fasilitas Kesehatan di Kota Medan ... 56

2.3.4. Kecamatan Medan Johor ... 58

2.5. Lokasi ... 59

2.5.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 59

2.5.2. Alternatif Lokasi Site ... 54

2.5.3. Penilaian Alternatif Lokasi ... 61

2.5.4. Deskripsi Lokasi Eksisting Lokasi ... 63

2.6. Studi Banding Proyek Sejenis ... 64

2.6.1. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Puri Bunda, Bali ... 64

2.6.2. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda, Jakarta ... 67

BAB 3 ELABORASI TEMA ... 74

3.1. Pengertian ... 74

3.1.1. Pengertian Healing ... 74

3.1.2. Pengertian Environment ... 74

3.2. Kajian Mengenai Tema Healing Environment ... 74

3.3. Interpretasi Tema ... 78

3.4. Keterkaitan tema dengan Judul ... 80

3.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 81

3.5.1. Dublin Methodis Hospital, Ohio ... 81

3.5.2. Jurong General Hospital, Singapore ... 84

(10)

BAB 4 ANALISA ... 89

4.1. Analisa SWOT ... 89

4.2. Strategi Positioning ... 90

4.3. Strategi Bersaing ... 90

4.4. Analisa Perancangan Jumlah Tempat Tidur ... 91

4.5. Analisa Kebutuhan Ruang ... 92

4.6. Analisa SDM ... 93

4.7. Program Ruang ... 94

4.8. Analisa Parkir ... 100

4.9. Analisa Site ... 101

4.9.1. Analisa Tata Guna Lahan ... 101

4.9.2. Analisa Eksisting Lahan ... 102

4.9.3. Batas-Batas Site ... 103

4.9.4. Analisa Pencapaian ... 104

4.9.5. Analisa Kebisingan ... 105

4.9.6. Analisa Vegetasi ... 106

4.9.7. Analisa Drainase ... 107

4.9.8. Analisa Matahari dan Angin ... 108

4.9.9. Analisa View ke Luar ... 109

BAB 5 KONSEP ... 110

5.1. Konsep Penzoningan ... 110

5.2. Konsep Ruang Luar ... 111

5.3. Konsep Ruang Dalam ... 112

5.4. Konsep Struktur ... 115

5.5. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 116

5.6. Konsep Plumbing dan Drainase ... 117

5.7. Konsep Rancangan ... 117

BAB 6 PERANCANGAN ... 119

6.1. Perspektif 3D ... 119

6.2. Foto Maket ... 122

6.3. Gambar Perancangan ... 124

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Contoh Denah Instalasi Rawat Jalan ... 29

2.2. Contoh Denah Instalasi Gawat Darurat ... 30

2.3. Contoh Denah Unit Radiologi ... 31

2.4. Contoh Rencana Laboratorium ... 32

2.5. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Jalan ... 33

2.6. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Inap ... 33

2.7. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Intensif ... 34

2.8. Sistem Sirkulasi Instalasi Radiologi ... 34

2.9. Sistem Sirkulasi Instalasi Laboratorium ... 34

2.10. Sistem Sirkulasi Instalasi Bersalin ... 35

2.11. Sistem Sirkulasi Instalasi Bedah (Operasi) ... 35

2.12. Sistem Sirkulasi Instalasi Rehabilitasi Medis ... 35

2.13. Sistem Sirkulasi Instalasi Farmasi ... 36

2.14. Sistem Sirkulasi Instalasi Gizi (Dapur) ... 36

2.15. Sistem Sirkulasi Instalasi Laundry (Cuci) ... 36

2.16. Peta Sumatera Utara ... 54

2.17. Peta Penyebaran RSIA di Kota Medan ... 57

2.18. Lokasi A (Jl. A.H. Nasution) ... 60

2.19. Lokasi B (Jl. Karya Wisata) ... 60

(12)

2.21. RSIA Puri Bunda ... 64

2.22. NICU ... 66

2.23. PICU ... 66

2.24. ICU ... 66

2.25. Ruang Resti ... 66

2.26. RSIA Bunda ... 67

2.27. Area Parkir ... 69

2.28. Bunda Gift Shop ... 69

2.29. ATM Centre ... 69

2.30. Brandinas Café and Resto ... 69

2.31. Klinik Kebidanan ... 70

2.32. Klinik Gigi ... 71

2.33. Ruang Bersalin ... 71

2.34. Kamar Operasi ... 72

2.35. Struktur Organisasi RSIA Bunda, Jakarta ... 73

3.1. Healing Environment ... 78

3.2. Dublin Methodist Hospital ... 81

3.3. Dublin Methodist Hospital ... 81

3.4. Bagian Taman Dublin Methodist Hospital ... 82

3.5. Jurong General Hospital ... 84

3.6. Ruang Bangsal ... 84

3.7. Kamar President Suite RSIA Rosiva ... 87

(13)

3.9. Roof Garden RSIA Rosiva ... 88

4.1. Analisa Tata Guna Lahan ... 101

4.2. Analisa Eksisting Lahan ... 102

4.3. Batas-Batas Site ... 103

4.4. Analisa Pencapaian ... 104

4.5. Analisa Kebisingan ... 105

4.6. Analisa Vegetasi ... 106

4.7. Analisa Drainase ... 107

4.8. Analisa Matahari dan Angin ... 108

4.9. Analisa View ke Dalam ... 109

5.1. Konsep Ruang Dalam Lt. Ground ... 113

5.2. Konsep Ruang Dalam Lt. 1 ... 114

5.1. Konsep Ruang Dalam Lt. 2 ... 114

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 14

2.2. Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 16

2.3. Peralatan Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 20

2.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 22

2.5. Administrasi dan Menejemen Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 26

2.6. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit ... 43

2.7. Indeks Kadar Gas dan Bahan Berbahaya Dalam Udara Ruang Rumah Sakit ... 44

2.8. Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit ... 44

2.9. Standar Suhu, Kelembaban, dan tekanan Udara Menurut Ruangan atau Unit ... 45

2.10. Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit ... 46

2.11. Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi ... 47

2.12. Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan, Jumlah Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi ... 48

2.13. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya ... 53

2.14. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun 2005-2010 ... 55

(15)

2.16. Fasilitas Kesehatan di Kota Medan ... 56

2.17. Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Johor Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 ... 58

2.18. Jumlah Ibu Hamil dan Bayi Lahir Hidup di Kecamatan Medan Johor Menurut Puskesmas Tahun 2010 ... 58

2.19. Penilaian Alternatif Lokasi ... 61

4.1. Analisa SWOT ... 89

4.2. Analisa Kebutuhan Ruang ... 92

4.3. Analisa SDM ... 93

4.4. Program Ruang Instalasi Rawat Jalan ... 94

4.5. Program Ruang Instalasi Rawat Inap ... 94

4.6. Program Ruang Instalasi Gawat Darurat ... 95

4.7. Program Ruang Instalasi Bedah ... 95

4.8. Program Ruang Instalasi Bersalin ... 96

4.9. Program Ruang Intensive Care Unit ... 96

4.10. Program Ruang Instalasi Laboratorium ... 96

4.11. Program Ruang Instalasi Radiologi ... 97

4.12. Program Ruang Instalasi Farmasi ... 97

4.13. Program Ruang Instalasi Gizi (Dapur) ... 97

4.14. Program Ruang Laundry (Cuci) ... 98

4.16. Program Ruang Kantor (Office) ... 98

4.17. Program Ruang Lobby ... 99

(16)

4.19. Program Ruang Fasilitas Penunjang ... 99

4.20. Program Ruang Kamar Jenazah ... 100

4.21. Program Ruang (Ruang) Perawat ... 100

4.22. Analisa Kebutuhan Parkir ... 100

 

(17)

ABSTRAK

Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan pada ibu baik ibu maternal, maupun ibu /wanita pada masalah reproduksi dan juga pelayanan bagi anak-anak yang berumur antara 0 hingga 18 tahun.

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan, dengan jumlah penduduk sebanyak 123.851 orang. Terdapat sekitar 10.265 orang wanita subur, 46.786 anak yang berusia 0-18 tahun dan 2.040 ibu melahirkan di daerah ini, sementara di daerah Medan Johor hanya terdapat satu rumah sakit umum. Meskipun ada beberapa rumah bersalin di kecamatan ini, tetapi itu diperkirakan belum mampu menanggulangi masalah persalinan terutama persalinan yang mempunyai masalah sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit yang mampu menanggulangi masalah tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memadai untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Medan Johor dan sekitarnya. Pemilihan Lokasi di Jl. A.H. Nasution (Karya Jasa) adalah karena lokasi ini berada di daerah yang strategis, berada di tengah perumahan masyarakat yang notabene adalah pasangan-pasangan yang masih tergolong pasangan usia subur.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh provider Rumah Sakit, salah satunya adalah bagaimana membuat pasien merasa nyaman selama berada di Rumah Sakit, baik dari mutu pelayanan juga kondisi fisik /penampilan Rumah Sakit (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk diantaranya pertamanan yang cantik, tempat parkir yang memadai, furniture dengan desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang bersih, dsb.), sehingga membuat pasien tidak merasa berada di Rumah Sakit. Untuk itu RSIA ini menerapkan tema Healing Environment pada perancangannya, yaitu memasukkan unsur alam ke dalam Rumah Sakit, seperti taman-taman bertingkat dan elemen air.

(18)

ABSTRACT

Mother and Children Hospital is a special hospital that provides services to mother, both maternal and woman on reproductive issue and to children aged between 0 to 18 years.

Medan Johor is one of the district in Medan with population 123.851 people. There are 10.265 fertile women, 46.786 children aged 0 to 18 years and 2.040 maternal in this area, while there is only one public hospital. Although there are several maternity hospitals, but estimated that the maternity hospitals cannot afford to solve the childbirth issue, especially the abnormal childbirth which should be referred to the special hospital.

According to the reality, then it feels that we need to build a mother and children hospital which is proper to be able of giving services for Medan Johor and surrounding communities.

The site is selected at A.H. Nasution St. because this location is in a strategic area, which is located in the middle of the settlements.

There are several things that have to be noticed by the hospital provides, one of them is how to make patients feel comfortable during their stay in hospital, both of the quality of services as well as the physical circumstance of the hospital (the beauty and completeness of the building, including the beautiful landscaping, adequate parking area, the amazing interior design, lift, cafe, souvenir shop, clean toilets, etc), thus making the patient doesn’t feel in the hospital. For that, the hospital implemented a Healing Environment in its design theme, which incorporate the natural elements into the hospital, such as terraced gardens and water elements.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia (Depkes, 2009).

Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisai untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat (Azwar, 1996).

Rumah sakit sebagai organisasi publik yang terdiri dari beberapa tenaga dengan beberapa disiplin ilmu, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Dalam era globalisasi seperti sekarang, mutu pelayanan sangat menentukan untuk memenangkan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit (Pohan, 2007).

(20)

serta dengan sikap yang harmonis, komunikatif, dan terpuji dalam memberikann pelayanan.

Dewasa ini tidak ada provider pelayanan kesehatan benar-benar bersifat nirlaba, sebab dipastikan provider tersebut tidak akan mampu menjalankan tugas dan fungsinya dalam keadaan keuangan yang terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa yang terus menerus pada hal-hal yang dapat memuaskan pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan sehingga rumah sakit dan pelaksana pemberi pelayanan (dokter, perawat, dan ahli kesehatan) dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan mereka. Hal ini sangat penting karena pihak provider beserta seluruh staf dan karyawannya dapat memberikan pelayanan yang semakin hari semakin baik dan pada akhirnya dapat bersaing dengan sehat dan menguntungkan pasien sebagai penerima jasa.

Institusi pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit dianalogikan sebagai sebuah perusahaan, akan maju dengan pesat jika mereka menciptakan kepuasan dan kesetiaan klien dan biaya yang terjangkau. Bagaimanapun kepuasan dan kesetiaan pasien sebagai pengguna akhir institusi pelayanan kesehatan, adalah unsur pokok diantara kepuasan dan kesetiaan lain. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi rasa dengan dan pengalaman dengan dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi referensi bagi rumah sakit yang bersangkutan. Oleh karena itu bagi pelanggan dan penyedia jasa akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan terjadi. Ini berarti kepuasan pelanggan haruslah menjadi salah satu tujuan dari setiap institusi pelayanan kesehatan seperti rumh sakit (Aditama, 2003).

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan selama ia menggunakan beberapa tahapan pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang buruk untuk tahap pelayanan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan (Rangkuti, 2002).

(21)

Besar-kecilnya kesenjangan/gap antara harapan/ekspektasi dengan persepi pelanggan/pasien tentang pelayanan tersebut, akan menentukan baik-buruknya penilalaian atas pelayanan. Makin besar kesenjangan antara harapan dengan persepsi pelanggan/pasien terhadap pelayanan, berarti makin jauh dari rasa puas, atau dengan perkataan lain pasien makin kecewa. Tetapi bilamana persepsi atas pelayanan yang dinikmati pasien sesuai dengan harapannya, bahkan jika dapat melampaui harapannya, berarti harapan pasien dapat terpenuhi. Bahkan jika melebihi harapannya, berarti pasien merasa amat puas dari hanya sekedar harapannya.

Hal paling menarik yang perlu diperhitungkan oleh pihak provider adalah kriteria yang digunakan pelanggan untuk menilai baik-buruknya mutu pelayanan. Terdapat 10 dimensi kriteria mutu pelayanan yang perlu diperhitungkan oleh provider untuk menarik minat calon-calon pelanggan/pasien, yakni : 1. Tangibles; 2. Reliability; 3. Responsivenes; 4. Competence; 5. Courtesy; 6. Credibility; 7. Security; 8. Access; 9. Communication; dan 10. Understanding the customer.

Sehubungan dengan penyediaan fasilitas sebuah rumah sakit, maka disini akan dijelaskan cakupan yang berhubungan dengan dimensi tangibles. Tangibles, yaitu kemampuan suatu provider dalam menentukan eksistensinya kepada pihak eksternal berupa penampilan fasilitas-fasilitas fisik (keindahan dan kelengkapan gedung, termasuk antara lain pertamanan yang cantik, tempat parkir yang cukup memadai, furniture dengan desain interior yang indah, lift, cafetaria, toko souvenir, toilet yang bersih, dsb.), peralatan kedokteran yang lengkap, penampilan karyawan (antara lain seragam), alat-alat komunikasi dsb.

Rumah sakit Ibu dan Anak adalah rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan pada ibu baik ibu maternal, maupun ibu /wanita pada masalah reproduksi dan juga pelayanan bagi anak-anak yang berumur antara 0 hingga 18 tahun.

(22)

sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang mampu menanggulangi masalah tersebut. Rumah Sakit Ibu dan Anak terdekat dari kecamatan Medan Johor adalah RSIA Stella Maris, yang berada di Jln Multatuli.

Berdasarkan data dan kenyataan tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memadai untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah Medan Johor dan sekitarnya. Pemilihan Lokasi di Jl. A.H. Nasution (Karya Jasa) adalah karena lokasi ini berada di daerah yang strategis, berada di tengah perumahan masyarakat yang notabene adalah pasangan-pasangan yang masih tergolong pasangan usia subur, sedangkan anak-anak mereka lebih banyak berada pada usia balita.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak:

• Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di daerah Kecamatan Medan Johor

1.3. Masalah Perancangan

Adapun masalah dalam peracangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini adalah : ƒ Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan

rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan. ƒ Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar

berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda (sirkulasi).

ƒ Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan sesuai dengan psikologis ibu dan anak.

1.4. Pendekatan

Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

ƒ Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih berada di Kecamatan Medan Johor, dimana kawasan ini merupakan kawasan permukiman penduduk yang cukup besar di kota Medan

(23)

ƒ Literatur, mengambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai tambahan untuk melanjutkan laporan perancangan.

1.5. Batasan dan Lingkup Perencanaan

1.5.1. Batasan

Batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah pelayanan medis bagi ibu (wanita usia subur) dan anak-anak berusia 0-18 tahun.

2.5.2. Lingkup Perencanaan

Perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini mencakup kegiatan pelayanan kesehatan bagi ibu, baik membantu melahirkan/ persalinan maupun masalah reproduksi, dan anak-anak berusia 0-18 tahun.

(24)

1.6. Kerangka Berpikir

Latar Belakang

ƒ Tingginya jumlah penduduk kota Medan, terutama Kec. Medan Johor ƒ Banyaknya jumlah ibu hamil, wanita

usia subur, dan anak-anak di Kec. Medan Johor

ƒ Tidak adanya RSIA di Kecamatan Medan Johor

Maksud dan Tujuan

ƒ Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di daerah Kecamatan Medan Johor

Perumusan Masalah ƒ Memilih lokasi

ƒ Mengolah ruang dalam dan hubugan antar ruang (sirkulasi)

ƒ Mewujudkan desain yang serasi dan sesuai dengan psikologis ibu dan anak.

Pengumpulan Data

Judul : Rumah Sakit Ibu dan Anak

Tema : Healing Environment

Konsep

ƒ Konsep Ruang Luar ƒ Konsep Ruang Dalam ƒ Konsep Struktur Bangunan

Pra Perancangan ƒ Penzoningan

ƒ Pendekatan teori arsitektur

(25)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini meliputi: BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. BAB 3 ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB 4 ANALISA

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB 6 PERANCANGAN ARSITEKTUR

(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes RI, 2010).

b. Menurut Kepmenkes no. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas pelayanan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan (Depkes RI, 2006).

2.1.2. Definisi Ibu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seseorang.

2.1.3. Definisi Anak

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak diklasifikasikan dalam 6 kategori menurut kelompok umur, yaitu:

a. Kelompok Umur Perinatal atau Pra-lahir

Adalah bayi yang masih dalam kandungan yang dibagi dalam dua kelompok: 1. Perinatal pertama, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 28 minggu

(27)

2. Perinatal Kedua, yaitu bayi dalam kandungan yang berusia 20 minggu sampai dengan bayi yang telah lahir usia 28 hari (20 minggu s/d 28 hari). Perlu dicatat disini kenapa kelompok umur ini tidak termasuk usia dibawah 20 minggu, karena bayi dalam kandungan yang dibawah 20 minggu adalah janin yang notabenenya bila pada saat tersebut lahir maka janin tersebut tidak akan bisa hidup, sehingga penekanannya bukan perhatian pada anak tetapi perhatian pada ibu hamilnya. Sangat jelas tidak termasuk dalam devinisi anak dalam UU Perlindungan anak diatas.

b. Kelompok Umur Neonatus

Adalah bayi yang baru lahir sampai dengan usia dibawah 28 hari (< 28 hari). Arti kata dari neonatus itu sendiri adalah neo = baru dan natus = lahir.

c. Kelompok Umur Infant

Adalah bayi yang dimulai dengan usia 0 bulan sampai 1 tahun (bayi < 1 tahun).

d. Kelompok Umur Batita

Adalah anak yang dikelompokan dalam umur Bawah Tiga Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya di bawah tiga tahun (< 3 tahun).

e. Kelompok Umur Balita

Adalah Anak yang dikelompokan dalam umur dari Bawah Lima Tahun maksudnya anak termasuk bayi yang usianya dari 0 bulan sampai dengan usia lima tahun (< 5 tahun). Istilah balita kadang juga ditambahkan dengan kata anak didepannya yaitu anak balita, kalau demikian maka umurnya dimulai dari 1 tahun sampai dengan 5 tahun (1-5 tahun).

f. Kelompok Umur Anak Usia Sekolah

(28)

anak yang usianya 5-14 tahun. Dan kelompuk umur kedua yaitu remaja (15 tahun s/d 18 tahun).

Menurut Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Ibu dan Anak tahun 2010, anak adalah seseorang yang berusia <18 tahun.

2.2. Tinjauan Teoritis

2.2.1. Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.2.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.2.3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

2.2.3.1. Jenis Rumah Sakit Secara Umum

(29)

a. Berdasarkan jenis pelayanan 1. Rumah Sakit Umum

Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

2. Rumah Sakit Khusus

Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

b. Berdasarkan pengelolaannya

1. Rumah Sakit Publik, dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit Pemerintah dalam penyelenggaraannya diwajibkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Rumah Sakit Privat, dikelola oleh badan hukum dengan tujuan pofit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.2.3.2. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit (Depkes RI, 2009).

a. Klasifikasi Rumah Sakit Umum

1. Rumah Sakit Umum kelas A

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspsialistik luas. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12(dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13(tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis.

2. Rumah Sakit Umum kelas B

(30)

4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8(delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. 3. Rumah Sakit Umum kelas C

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

4. Rumah Sakit Umum kelas D

Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2(dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

b. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus

1. Rumah Sakit Khusus kelas A 2. Rumah Sakit Khusus kelas B 3. Rumah Sakit Khusus kelas C

2.2.4. Rumah Sakit Pemerintah

Perbedaan pokok dengan rumah sakit swasta terutama sekali menyangkut sumber pendanaan rumah sakit yang bersangkutan, yakni kalau rumah sakit Pemerintah biaya untuk pengelolaan rumah sakit sepenuhnya didanai oleh Pemerintah, yaitu dengan cara menganggarkannya dalam APBN, APBD, dan lain-lainnya. Karena dana pengelolaan rumah sakit ini berasal dari Pemerintah maka segala pendapatan yang diperoleh oleh rumah sakit tersebut juga harus disetorkan ke Kas Negara (Iskandar, 1998).

Dalam penyelenggaraan pelayanannya, rumah sakit Pemerintah di wajibkan melayani masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat miskin di daerah pelayanan dapat dilayani 100%.

2.2.5. Rumah Sakit Swasta

(31)

Namun dengan perkembangan masa dan pemikiran masyarakat, kondisi rumah sakit yang bertujuan sosial tersebut mengalami perubahan, karena sulit bagi pihak pengelola rumah sakit untuk mendapatkan biaya yang berasal dari sumbangan para relawan tersebut.sebab semakin hari biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit semakin besar, dan tidak seimbang lagi dengan pemasukan rumah sakit.sehingga untuk kelangsungan rumah sakit, pihak pendiri /pengelola membuat kebijaksanaan untuk menetapkan tarif pelayanan kepada pasien.

Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 84 tahun 1990, ditegaskan bahwa pelayanan kesehatan swasta dibidang medis boleh diselenggarakan oleh: perorangan, kelompok, yayasan, atau badan hukum lainnya, dan dapat pula dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas yang profit oriented (memperhitungkan potensi keuntungan) (Iskandar, 1998)

2.2.6. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)

Menurut Lampiran Keputusan Menkes no. RI no. 340/Menkes/Per/Iii/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah Rumah Sakit yang melayani kesehatan ibu dan anak, meliputi ibu pada masalah reproduksi dan anak berumur sampai dengan 18 tahun (Depkes RI, 2010).

Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan Rumah Sakit Khusus yang lingkup pelayanannya meliputi : promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada maternal, serta kesehatan reproduksi termasuk Ante Natal Care (ANC), pertolongan persalinan, perawatan nifas, pertolongan bayi baru lahir, perawatan bayi baru lahir, imunisasi, dan pelayanan kesehatan anak, program Keluarga Berencana (KB).

2.2.7. Klasifikasi Rumah Sakit Ibu dan Anak

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit Ibu dan Anak (khusus) di klasifikasikan menjadi beberapa kelas , yaitu kelas A, B, dan C. Klasifikasi tersebut ditetapkan berdasarkan :

1. Lingkup Pelayanan; 2. Sumber Daya Manusia; 3. Peralatan;

4. Sarana da Prasarana

(32)

2.2.8. Kriteria Klasifikasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak

A. Lingkup Pelayanan

Tabel. 2.1. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C

1. Pelayanan spesialistik kebidanan dan kandungan Umum

+ + +

2.

Pelayanan Subspesialistik Kebidanan dan Kendungan:

a. Fetomaternal (perinatologi kebidanan)

Pelayanan Subspesialistik Anak:

a. Perinatologi + + - m. Tumbuh kembang dan Pediatri

Sosial

(33)

No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C

5.

Pelayanan Spesialis lainnya:

a. Spesialis Bedah Anak + - -

Pelayanan Rawat Intensif (ICU, HCU, PICU, NICU)

Pelayanan Penunjang Non medik:

a. Sterilisasi + + +

(34)

No. Lingkup Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C

c. Pemulasan Jenazah + - -

d. IPSRS + + +

e. IPLRS + + +

Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

B. Sumber Daya Manusia

Tabel. 2.2. Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak No.

1. Dokter Spesialis Obstetri – Ginekologi

4 2 2 1 1 -

Dokter Subspes. Fetomaternal

1 - - - - -

Dokter Subspes. Obgin Sosial

(35)

No. Dokter Subspes. Nutrisi dan Metabolik

Dokter Subspes. Gawat Darurat

Dokter Subspes. Pencitraan Anak Dokter Subspes. Infeksi Tropia

3. Dokter Spesialis

Lainnya:

a. Spesialis Bedah

Anak

(36)

No.

e. Spesialis Kulit Kelamin

1 - -

f. Spesialis

Bedah

Umum

1 1 1

g. Spesialis Penyakit Dalam

1 1 1

h. Spesialis Anastesi

1 1 1

i. Spesialis Radiologi 1 1 1

j. Spesialis Patologi Klinik

1 1 -

k. Spesialis Patologi Anatomi

1 - -

II. Keperawatan dan

Bidan

4. D4 Kebidanan terlatih PONEK

(37)

 

 

No.

Jenis Ketenagaan

Kelas A Kelas B Kelas C

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap

Total Tenaga Tetap 5. D3 Kebidanan terlatih

PONEK

6. D1 Kebidanan terlatih PONEK

III. Kefarmasian

1. Apoteker 1 1 1

2. D3 Farmasi /Asisten Apoteker

1 1 1

IV. Laboratorium

1. S1 Analis Kesehatan 1 1 1

2. S2 Analis Kesehatan 1 1 1

V. Gizi

1. S1 Gizi Klinik /dietisien 1 1 1

2. D4 Gizi Klinik /dietisien 1 1 1

3. D3 Gizi Klinik /dietisien 1 1 1

4. D1 Gizi Klinik /dietisien 1 1 1

VI. Rekam Medis

1. S1 Rekam Medis 1 1 1

2. D3 Rekam Medis 1 1 1

(38)

C. Peralatan

Tabel. 2.3. Peralatan Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak

No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C

1. Pelayanan Umum + - -

2. Pelayanan Spesialis Obstetri-Ginekologi

1. Laparoskopi operatif set + + -

b. Laparatorry set + + +

c. Sectio set + + +

d. Histerectomy set + + +

e. Colposcopy + + +

f. Alat kauterisasi + + +

g. Alat punksi + - -

h. Bone Densitometri + - -

i. Peralatan khusus bayi tabung + - -

j. USG + + +

k. Implant Kit + + +

l. IUD Kit + + +

m. Pap smear kit + + +

n. Dilatasi dan Curetase set + + +

o. CTG + + +

3. Pelayanan Spesialis Anak

a. Ventilator + + -

b. Bedside monitor + +

-c. CPAP + +

-d. Incubator + + +

e. ECG + + -

f. Phototerapy + + +

g. Infusion Devices + + +

h. Peritoneal Dialysis + - -

i. Hemodialisis + - -

j. Brain Mapping + - -

(39)

No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C

l. Endoscopy + - -

m. Colonoscopy + - -

n. pH meter + -

o. Echocardiography + - -

p. Orchidometer - - -

q. Ottium pemeriksaan gula + -

r. Spirometri + - -

s. BMP +

-t. Skin Prick Tets + - -

u. Infant Warmer + + +

4. Pelayanan Darah + + +

5. Rekam Medis + + +

6. Pelayanan Spesialis lainnya + + -

7. Pelayanan Spesialis Penunjang lainnya

+ + -

8. Pelayanan Rawat Inap + + +

9. Pelayanan Rawat Darurat + + +

10. Pelayanan Operasi + + +

11. Pelayanan Rawat Intensif + + -

12. Pelayanan Persalinan + + +

13. Pelayanan Radiologi + + +

14. Pelayanan Laboratorium + + +

15. Pelayanan Gizi + + +

16. Pelayanan Farmasi + + +

17. Pelayanan Rehabilitasi Medis + + -

(40)

D. Sarana dan Prasarana

Tabel. 2.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ibu dan Anak

INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

A. Instalasi Rawat Jalan

1. Gigi + + -

2. KIA + + +

3. Spesialis + + +

4. Subspesialis + + -

5. Ruang Menyusui + + +

6. Ruang Penyuluhan + + +

7. Ruang Konseling + + +

B. Instalasi Rawat Inap Ibu

Total TT Rawat Inap Ibu dan Anak >100 TT 50-100 TT 25-50 TT

1. Ruang Tindakan + + +

2. Ruang Isolasi + + -

3. Ruang Rawat Gabung + + +

4. Gudang Alat + + +

5. Kamar Mandi + + +

6. Ruang Perawat /Bidan + + +

7. Kamar Cuci Alat + + +

8. Ruang Pekarya + + -

9. Ruang Istirahat (1 toilet) + + -

10. Ruang Tunggu (1 toilet) + + +

11. Pantry + + +

12. Ruang Penyuluhan + + +

13. Ruang Dokter Jaga + + +

C. Ruang Rawat Inap Anak

1. Ruang Rawat + + +

(41)

INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

3. Ruang Observasi + + -

4. Ruang Isolasi + + -

D. Ruang Pendukung

1. Ruang Menyusui + + +

2. Ruang Tindakan + + +

3. Ruang Observasi (lamp) + + +

4. Ruang Perawat + + +

5. Tempat Penyimpanan ASI + + +

E. Ruang Bersalin

1. Ruang Administrasi + + +

2. Ruang Persiapan Pasien + + +

3. Ruang Bersalin + + +

4. Ruang Observasi + + +

5. Ruang Isolasi + + +

6. Kamar Pemrosesan Alat + + +

7. Ruang Bidan/ Perawat/ Dokter + + +

8. Ruang Pemeriksaan + + +

9. Ruang Alat Pembersih + + +

10. Gudang Perlengkapan Habis Pakai + + + 11. Gudang Perlengkapan Tidak Habis

Pakai

+ + +

12. Kamar Mandi + + +

13. Ruang Tunggu + + +

F. Instalasi Gawat Darurat

1. Ruang Resusitasi + + +

2. Ruang Tindakan + + +

3. Ruang Tunggu + + +

(42)

INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

G. Instalasi Pusat Sterilisasi + - -

H. Instalasi Laboratorium

1. Ruang Pengambilan Sampel + + +

2. Ruang Pemeriksaan Sampel + + +

3. Gudang Perlengkapan habis pakai + + + 4. Gudang Perlengkapan tidak habis

pakai

+ + +

5. Kamar cuci alat + + +

6. Lemari instrumen + + +

7. Toilet + + +

I. High Care Unit (HCU)

1. Ruang pasien dewasa + + -

2. Ruang parinatal + + -

3. Ruang resusitasi & tindakan + + -

4. Ruang isolasi + + -

5. Ruang dapur ASI + + -

6. Ruang dokter jaga + + -

7. Ruang perawat jaga + + -

8. Kamar mandi + + -

9. Gudang perlengkapan habis pakai + + - 10. Gudang perlengkapan tidak habis

pakai

+ + -

11. Ruang sterilisasi + lemari instrumen + + -

J. NICU /PICU + + -

K. ICU + + -

L. Ruang Operasi

1. Mesin Anasthesi + + +

(43)

INSTALASI / RUANGAN Kelas A Kelas B Kelas C

3. Dc Shock + + +

4. Ventilator + + +

5. Ambubag : Dewasa, Anak, dan Neonatus

+ + +

6. Peralatan SC + Laparotomy + + +

7. Ruang Strerilisasi + lemari instrumen

+ + +

8. Ruang Operasi Utama + + +

9. Kamar Ganti Staf + + +

10. Ruang Ganti Brankar + + +

11. Toilet (jumlah) + + +

12. Tempat antisepsis /cuci tangan operator

+ + +

13. Ruang gas medis + + +

14. Ruang dokter + + +

15. Ruang perawat + + +

16. Ruang pemulihan + + +

17. Kantor + + +

M. Instalasi Radiologi + + -

N. Instalasi Laboratorium + + +

O. Instalasi Patologi Anatomi + + -

P. Instalasi Farmasi + + +

Q. Instalasi Gizi + + +

R. Instalasi Rehabilitasi Medis + - -

S. IPSRS + + +

T. IPLRS + + +

U. Rekam Medis + + +

V. Ruang KDRT + - -

(44)

E. Administrasi dan Menejemen

Tabel. 2.5. Administrasi dan Menejemen Rumah Sakit Ibu dan Anak

No. Administrasi dan Menejemen Kelas A Kelas B Kelas C

1. Status Badan Hukum + + +

2. Struktur Organisasi + + +

3. Tatalaksana/ Tata Kerja/ Uraian Tugas

9. Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter

+ + +

10. Akreditasi RS + + +

Permenkes RI no. 340/Menkes/Per/III/2010

2.2.9. Spesialisasi dalam Kesehatan dan Pengertiannya

Menurut kamus Saku Kedokteran Dorland, 1995 : a. Obstetri-Ginekologi (Obgin)

Adalah cabang kedokteran yang menangani kehamilan, kelahiran, dan pueperium (periode atau keadaan setelah melahirkan)

b. Onkologi

Adalah pengetahuan mengenai tumor /kanker. c. Endokrinologi

Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit kelainan hormon.

d. Gastrohepatologi

Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan peradangan lambung dan hati.

e. Hematologi

(45)

f. Patologi

Adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sifat esensial penyakit, khususnya perubahan pada jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan atau disebabkan penyakit.

g. Kardiologi

Adalah cabang kedokteran yang mempelajari tentang kesehata jantung dan fungsinya.

h. Nefrologi

Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan ginjal i. Neurologi

Adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan sistem saraf, baik normal maupun sakit.

j. Perinatologi

Adalah cabang ilmu kedokteran (obstektrik dan pediatrik) yang berhubungan dengan janin dan bayi selama masa perinatal (bayi umur 0-28 hari).

k. Respirologi

Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan pernapasan. l. Anastesi

Adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan penghilangan kemampuan untuk merasakan sakit, disebabkan karena pemberian obat atau intervensi medis lainnya.

m. Radiologi

Adalah cabang ilmu kesehatan mengenai zat radioaktif dan energi pancarannya yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan penyakit, baik dengan cara radiasi ionisasi (seperti sinar-X) maupun nonionisasi (seperti ultrasonografi).

n. Farmasi

Adalah cabang ilmu kesehatan yang berkenaan dengan pembuatan, penyaluran, dan penggunaan obat dengan benar.

o. Pediatrik

(46)

2.3. Tinjauan Fungsi

2.3.1. Deskripsi Pengguna Kegiatan

Pengguna dan pelaku kegiatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak ini terbagi atas: a. Tenaga Medis (Kesehatan)

Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, Tenaga Medis atau tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

b. Tenaga Non Medis

ƒ Pengelola

ƒ Karyawan Service

c. Pengunjung Farmasi d. Pasien Rawat Jalan

Adalah pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan tertentu (Iskandar, 1998:57).

e. Pasien Rawat Inap

Adalah pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit (Iskandar, 1998:57).

f. Penunggu Pasien Rawat Inap g. Pengunjung Pasien Rawat Inap h. Pasien Gawat Darurat

2.3.2. Unit Pelayanan Medis dan Pelayanan Tambahan

A. Pelayanan Medik

1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik)

(47)

Unit rawat jalan haruslah ditempatkan berdekatan dengan layanan vitals seperti registrasi dan medical record, penerimaan, UGD dan layanan sosial. Juga harus mudah menjangkau laboratorium, radiologi, farmasi dan terapi fisik karena pasien rawat jalan menggunakan semua fasilitas diagnosa dan terapi selama kunjungannya.

2. Instalasi Rawat Inap

Area pasien terdiri dari ruangan pribadi, semi pribadi, dan bagian bangsal dengan banyak tempat tidur yang dirancang menjadi daerah perawatan dan terapi yang aman, indah, dan kondusif untuk pemulihan dengan cepat.

3. Instalasi Gawat Darurat

Ruang gawat darurat secara tak langsung dapat pula dikatakan merupakan bagian yang penting dari bagian atau unit rawat jalan.

Bagian unit gawat darurat ini haruslah berada di lantai dasar yang mudah dijangkau oleh pasien dan ambulans. Juga harus memiliki pintu

 

(48)

masuk yang terpisah, yang jauh dari pintu masuk rumah sakit utama dan pintu masuk ke pasien rawat jalan. Juga harus diberi tanda dengan jelas menggunakan lampu atau tanda yang sesuai dan harus mudah terlihat dan dapat diakses dari jalan utama. Karena bagian unit gawat darurat ini menjadi pintu utama ke rumah sakit pada malam hari, maka harus berdekatan dengan transportasi umum dan kendaraan umum (Kunders, 2004).

Bagian ini haruslah berdekatan dengan bagian penerimaan, medical record dan juga bagian kasir.

4. Instlasi Rawat Intensif

a. ICU (Intensive Care Unit) b. NICU (Neonatal Care Unit)

B. Pelayanan Penunjang Medik 1. Radiologi

 

(49)

Fungsi utama dari layanan radiologi adalah membantu petugas klinis dalam melakukan diagnosa dan pengobatan penyakit melalui pemakaian radiografi, fluoroscopy, radioisotop dan percepatan volume tinggi.

2. Farmasi 3. Anastesi 4. Laboratorium

Laboratorium ini haruslah berada di lantai dasar untuk dapat melayani pasien rawat jalan, bagian unit gawat darurat dan bagian penerimaan pasien. Juga harus berdekatan atau mudah diakses oleh bagian bedah, unit perawatan intensif, radiologi dan obstetrik.

 

(50)

C. Pelayanan Penunjang Non Medik 1. Bengkel (Workshop) 2. Instalasi Gizi (Dapur) 3. Cuci (Loundry) 4. Gudang Peralatan:

ƒ Bahan Bakar

ƒ Makanan / Minuman 5. Rekam Medis

6. Mushalla

7. Cafetaria (Kantin) 8. Ruang Bermain Anak 9. Mini Market

D. Pelayanan Adminstrasi E. Service

2.3.3. Sistem Sirkulasi Antar Ruang

Menurut Sumber: Pokok-Pokok pedoman Arsitektur Medik Rumah Sakit Umum Kelas C (Depkes RI, 2009), sistem sirkulasi antar ruang-ruang pada masing-masing instalasi adalah sebagai berikut:

 

(51)

2.

2.3

.3.3.1. Ins

3.3.2. Insta

stalasi Raw

lasi Rawat

Gamb Gamb

wat Jalan

Inap

ar 2.6. Siste bar 2.5. Siste

em Sirkulas em Sirkulas

si Instalasi R si Instalasi R

Rawat Inap Rawat Jalan

   

(52)

2.3.3.3. Instalasi Rawat Intensif

2.3.3.4. Instalasi Radiologi

2.3.3.5. Instalasi Laboratorium

 

Gambar 2.7. Sistem Sirkulasi Instalasi Rawat Intensif 

 

Gambar 2.8. Sistem Sirkulasi Instalasi Radiologi 

(53)

2.3.3.6. Instalasi Bersalin

2.3.3.7. Instalasi Bedah (Operasi)

2.3.3.8. Instalasi Rehabilitasi Medis

 

Gambar 2.10. Sistem Sirkulasi Instalasi Bersalin

 

Gambar 2.11.Sistem Sirkulasi Instalasi Bedah (Operasi)

 

(54)

2.3.3.9. Instalasi Farmasi

2.3.3.10. Instalasi Gizi (Dapur)

2.3.3.11. Loundry (Cuci)

 

Gambar 2.13. Sistem Sirkulasi Instalasi Farmasi

 

Gambar 2.14. Sistem Sirkulasi Instalasi Gizi (Dapur) 

 

(55)

2.3.4. Persyaratan Bangunan Rumah Sakit

2.3.4.1. Pengertian

2.3.4.2. Persyaratan

Persyaratan meliputi berbagai kelompok sebagai berikut: 1. Ligkungan bangunan

(56)

9. Jumlah tempat tidur 10. Sanitasi dan gudang

Berikut uraian persyaratan bangunan rumah sakit menurut SK Menkes no. 1204/MENKES/SK/X/2004.

A. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit

1. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.

2. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir.

3. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya. 4. Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok

5. Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup.

6. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman 7. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah,

masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah. 8. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu yang

menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.

9. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.

B. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit 1. Lantai

(57)

b. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah

c. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan

2. Dinding

Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat

3. Ventilasi

a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.

b. Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai

c. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.

d. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan.

4. Atap

a. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

b. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir. 5. Langit-langit

a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. b. Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.

c. Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

6. Konstruksi

Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.

7. Pintu

Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

(58)

a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.

b. Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.

9. Lalu Lintas Antar Ruangan

a. Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi

b. Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi Automatic Rexserve Divide (ARD) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila listrik mati.

c. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk brankar.

10. Fasilitas Pemadam Kebakaran

Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku

C. Ruang Bangunan

Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :

1. Zona dengan Risiko Rendah

Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/pelatihan.

(59)

b. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.

c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster) .

e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

2. Zona dengan Risiko Sedang

Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah.

3. Zona dengan Risiko Tinggi

Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.

• Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi

1,50 meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang.

• Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan

ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang Sinar-X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.

(60)

c. Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.

d. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.

e. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.

4. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi

Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang. b. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal

2,70 meter dari lantai.

c. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.

d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang.

e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-langit

f. Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai.

g. Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System. h. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk

itu harus dibuat ruang antara.

(61)

j. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di atas langit-langit.

k. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.

D. Kualitas Udara Ruang

1. Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak)

2. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan tidak mengandung debu asbes. Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit seperti tabel berikut :

Tabel 2.6. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit No. Ruang (Unit) Konsenterasi Maksimum

Mikro-organisme /m2 Udara (CFU/m3)

1. Operasi 10

2. Bersalin 200

3. Pemulihan/ perawatan

200-500

4. Observasi Bayi 200

5. Perawatan Bayi 200

6. Perawatan Prematur 200

7. ICU 200

8. Jenazah 200-500

9. Penginderaan Medis 200

10. Laboratorium 200-500

11. Radiologi 200-500

12. Sterilisasi 200

13. Dapur 200-500

14. Gawat Darurat 200

15. Administrasi Pertemuan

200-500

16. Ruang luka bakar 200

(62)

Tabel 2.7. Indeks Kadar Gas dan bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit

No. Parameter Kimiawi Rata-Rata Waktu

Pengukuran

Konsentrasi Maksimal

sebagai Standar

1. Karbon monoksida (CO) 8. Total Senyawa Organik

yang mudah menguap (T.VOC)

- 1 ppm

Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004

E. Pencahayaan

Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai dengan peruntukannya seperti berikut:

Tabel 2.8. Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit No. Ruangan (Unit) Intensitas

Cahaya (Lux)

Warna cahaya sedang

2. Ruang Operasi Umum 300-500

3. Meja Operasi 10.000-20.000 Warna cahaya sejuk / sedang tanpa bayangan 4. Anastesi, pemulihan 300-500

5. Endoscopy, lab 75-100

(63)

Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004

F. Penghawaan

Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut : 1. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium,

perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut.

2. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit (minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.

3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2.9. Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Ruangan (Unit)

No. Ruang (Unit) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Tekanan

1. Operasi 19-24 45-60 Positif No. Ruangan (Unit) Intensitas

Cahaya (Lux)

Keterangan

7. Koridor Min. 100

8. Tangga Min. 100

9. Administrasi /Kantor Min. 100 10. Ruang alat /gudang Min. 200

11. Farmasi Min. 200

12. Dapur Min. 200

13. Ruang Cuci Min. 100

14. Toilet Min. 100

15. Ruang Isolasi khusus Penyakit Tetanus

0,1-0,5 Warna cahaya biru

(64)

No. Ruang (Unit) Suhu (ºC) Kelembaban (%) Tekanan

5. Perawatan Bayi 22-26 35-60 Seimbang 6. Perawatan prematur 24-26 35-60 Positif

7. ICU 22-23 35-60 Positif

8. Jenazah /Autopsi 21-24 - Negatif

9. Penginderaaan media 19-24 45-60 Seimbang

10. Laboratorium 22-26 35-60 Negatif

11. Radiologi 22-26 45-60 Seimbang

12. Sterilisasi 22-30 35-60 Negatif

13. Dapur 22-30 35-60 Seimbang

14. Gawat Darurat 12-24 45-60 Positif 15. Administras,

Pertemuan

21-26 - Seimbang

16. Ruang luka bakar 24-26 35-60 Positif Sumber : SK Menkes, no. 1204/MENKES/SK/X/2004

4. Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku).

G. Kebisingan

Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti tabel berikut:

Tabel 2.10. Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit No. Ruangan (Unit) Kebisingan Max (waktu

pemaparan 8 jam dalam satuan

Gambar

Tabel. 2.1. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tabel. 2.3. Peralatan Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Gambar 2.4. Contoh Rencana Laboratorium
Tabel 2.6. Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Jawaban Responden pada Indikator Reliability, mayoritas responden menganggap rumah sakit telah memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai terhadap pasien,

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, maka rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan

Dengan adanya sistem pendataan pasien di rumah sakit berbasis website ,dapat membantu masyarakat mengetahui mengenai rumah sakit ameta dan.. bagaimana sistem di

Tersusunnya langkah – langkah penyusunan program perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Semarang dengan pendekatan desain Universal Design dan

Dengan dibangunnya Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memiliki fasilitas cukup lengkap dan tenaga medis yang handal, akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan menyajikan

Dalam kaitannya dengan besarnya biaya dan mutu pelayanan, maka terdapat berbagai hal penting yang perlu diperhatikan dalam etika bisnis rumah sakit: pelayanan

Didukung pula dengan pemilihan pendalaman karakter ruang sesuai dengan konsep perancangan, maka masalah kurangnya Rumah sakit bersalin yang layak dan sesuai untuk

PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT. Berisi apa saja yang harus dilakukan dalam rangka PENINGKATAN MUTU RUMAH