• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELELANGAN DALAM HUKUM POSITIF A. Tinjauan Pelelangan Pada Umumnya - Tinjauan Pelaksanaan Pelelangan Barang Terhadap Penerapan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 Di Sumatera Utara (Studi Di Lingk. Sekretariat Provs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELELANGAN DALAM HUKUM POSITIF A. Tinjauan Pelelangan Pada Umumnya - Tinjauan Pelaksanaan Pelelangan Barang Terhadap Penerapan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 Di Sumatera Utara (Studi Di Lingk. Sekretariat Provs"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PELELANGAN DALAM HUKUM POSITIF

A. Tinjauan Pelelangan Pada Umumnya

1. Pengertian Pelelangan

Menurut Black’s Law Dictionary, Lelang atau auction is a public sale of

property to the highest bidder by one licensed and authorized for the

purpose.14(Penjualan di muka umum atas satu properti kepada penawar tertinggi oleh seorang yang mempunyai lisensi atau kewenangan untuk itu).

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia lelang adalah penjualan

dihadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas mengatas) dipimpin oleh

pejabat lelang, sedangkan yang dimaksud melelangkan atau memperlelangkan

adalah:15

1. menjual dengan jalan lelang

2. memberikan barang untuk dijual dengan jalan lelang

3. memborongkan pekerjaan

Pengertian lelang menurut kamus hukum dalam bahasa Inggris, lelang

adalah auction, yaitu “public sale white goods are sold to the person making the

highest bids or offers”(Penjualan di hadapan umum di mana barang-barang dijual

kepada orang yang membuat tawaran atau penawaran tertinggi).16

14

Henry Campbell Black, 1990, Black’s Law Dictionary with Pronunciations, Six Edition, hlm 130

15

Mantayborbir, S, Op.cit. hlm 3 16Ibid

(2)

Adapun pengertian lelang menurut peraturan lelang (Vendu Reglement

Staatsblad 1908-189), Penjualan umum adalah ”openbare varkoopingen”

verstaan veilingen en verkoopingen van zaken, walke in het openbaar bij opbod,

afslag of inschrijving worden met de deiling of verkooping in kennis toegelaten

personen gelegenheid wordt gegeven om te bieden, te mijnen of in te schrijven.17

(Pelelangan atau penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan

harga penawaran yang meningkat atau menurun atau dengan pemasuka harga

dalam sampul tertutup atau kepada orang-orang yang diundang ataus sebelumnya

diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau diizinkan untuk ikut serta,

dan diberi kesempatan untuk menawarkan harga, menyetujui harga yang

ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul tertutup). Lelang menurut

Kamus Istilah Ekonomi adalah penjualan umum yang diadakan setelah

mengumumkan kepada masyarakat tentang diselenggarakannya suatu lelang

melalui iklan pada media masa atau pemberitahuan lainnya.18

Menurut Polderman, penjualan umum adalah alat untuk mengadakan

perjanjian atau persetujuan yang paling menguntungkan untuk sipenjual dengan

cara menghimpun para peminat.19

Roell menyatakan pengertian penjualan umum adalah suatu rangkaian

kejadian yang terjadi antara saat di mana seorang hendak menjual sesuatu barang

atau lebih, baik secara pribadi maupun dengan perantaraan kuasanya dengan

memberi kesempatan kepada orang-orang yang hadir melakukan penawaran untuk

17Ibid , hlm 4 18

Frista widodo, Op.cit, hlm 430 19

(3)

membeli barang-barang yang ditawarkan, sampai kepada saat dimana kesempatan

itu lenyap.20

2. Asas-asas Pelelangan

Secara normatif sebenarnya tidak ada peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang asas lelang namun apabila dicermati klausula-klausula

dalam Peraturan Perundang-undangan dibidang lelang dapat ditemukan adanya

asas lelang yaitu: Asas Keterbukaan, Asas Keadilan, Asas Kepastian Hukum Asas

Efisiensi, dan Asas Akuntabilitas.21

Asas keterbukaan menghendaki agar seluruh lapisan masyarakat

mengetahui adanya rencana lelang dan mempunyai kesempatan yang sama untuk

mengikuti lelang sepanjang tidak dilarang oleh undang-undang. Oleh karena itu,

setiap pelaksanaan lelang harus didahului dengan pengumuman lelang. Asas ini

juga untuk mencegah terjadi praktek persaingan usaha tidak sehat, dan tidak

memberikan kesempatan adanya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Asas keadilan mengandung pengertian bahwa dalam proses pelaksanaan

lelang harus dapat memenuhi rasa keadilan secara proposional bagi setiap pihak

yang berkepentingan. Asas ini untuk mencegah terjadinya keberpihakan Pejabat

lelang kepada peserta lelang tertentu atau berpihak hanya pada kepentingan

penjual. Khusus pada pelaksanaan lelang eksekusi penjual tidak boleh

menentukan nilai limit secara sewenang-wenang yang berakibat merugikan pihak

tereksekusi.

20Ibid

, hlm 154 21

(4)

Asas kepastian hukum menghendaki agar lelang yang telah dilaksanakan

menjamin adanya perlindungan hukum bagi para pihak-pihak yang

berkepentingan dalam pelaksanaan lelang. Setiap pelaksanaan lelang dibuat

risalah lelang oleh pejabat lelang yang merupakan akta otentik. Risalah lelang

digunakan penjual/ pemilik barang, pembeli dan pejabat lelang untuk

mempertahankan dan melaksanakan hak dan kewajibannya.

Asas efisiensi akan menjamin pelaksanaan lelang dilakukan dengan

cepat dan dengan biaya yang relatif murah karena lelang dilakukan pada tempat

dan waktu yang telah ditentukan dan pembeli di sahkan pada saat itu juga.

Asas akuntabilitas menghendaki agar lelang yang dilaksanakan oleh

pejabat lelang dapat dipertangung jawabkan pejabat lelang meliputi administrasi

lelang dan pengelolaan uang lelang.

3. Fungsi dari Pelaksanaan Pelelangan

Lembaga Lelang dalam aplikasinya dalam masyarakat memiliki dua

fungsi,yaitu:22

1. Fungsi Privat : yang tercermin pada saat digunakan masyarakat

yang secara sukarela memilih menjual barang miliknya secara

lelang untuk memperoleh harga yang optimal. Dalam hal ini lelang

akan memperlancar arus lalu lintas.

2. Fungsi Publik : yang tercermin pada saat digunakan oleh aparatur

Negara untuk menjalankan tugas umum pemerintahan di bidang

penegakan hukum dan pelaksanaan undang-undang sesuai

(5)

ketentuan yang diatur dalam berbagai Peraturan

Perundang-undangan, antara lain: undang Perpajakan,

Undang-undang Acara Pidana dan Perdata.

Selain itu lelang juga digunakan oleh aparatur negara dalam rangka

pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah, dan/ atau kekayaan negara yang

dipisahkan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan/ atau

pemindahtanganan barang-barang yang dimiliki/ dikuasai negara sekaligus untuk

mengumpulkan penerimaan negara.

Menurut Mantayborbir fungsi lelang dibagi atas dua segi, yaitu:23

1. Dari segi privat: fungsi lelang merupakan institusi pasar yang

mempertemukan penjual dan pembeli, maka lelang berfungsi

mempelancar arus lalu lintas perdagangan barang. Fungsi ini

dimanfatkan untuk memberikan pelayanan penjualan barang

kepada masyarakat/ pengusaha yang menginginkan barangnya

dilelang, maupun kepada peserta lelang.

2. Dari segi pubik: fungsi lelang dibagi atas tiga fungsi, yaitu:

1. memberikan pelayanan penjualan dalam rangka pengamanan

terhadap asset yang dimiliki/ dikuasai oleh Negara untuk

meningkatkan efisiensi dan tertib administrasi

pengelolaannya.

23

(6)

2. memberikan pelayanan penjualan barang yang bersifat cepat,

aman tertib dan mewujudkan harga yang wajar

3. mengumpulkan penerimaan negara dalam bentuk bea lelang

dan uang miskin

Jika dilihat dari segi perekonomian, lelang mempunyai fungsi antara

lain:

1. Lelang memberi jawaban yang pasti mengenai harga/ nilai suatu

barang dalam hal subyektifitas seseorang berpengaruh terhadap

kualitas barang, kreativitas pembuatan dan nilai artistik suatu

barang.

2. Lelang memberi jawaban yang pasti mengenai harga/ nilai suatu

barang pada saat situasi perekonomian tidak menentu

3. Lelang mampu memberi jawaban yang pasti mengenai status

kepemilikan suatu barang

4. Harga yang terbentuk pada lelang dapat menjadi standar dan

barometer dalam sektor perekonomian tertentu

4. Jenis-Jenis Pelelangan

Dalam Pasal 3 keputusan Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang

Negara Nomor 42/PN/ 2000 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang,

menyebutkan bahwa terdapat 12 (dua belas) macam jenis lelang yaitu:24

1. Lelang penghapusan barang milik Pemerintah Pusat/ Derah

24

(7)

Adalah pengalihan kepemilikan BUMN kepada pihak lain dengan

menerima penggantian dalam bentuk uang.

2. Lelang Fiducia

Jaminan fidusia diberikan dalam bentuk penunjukan atau

pengalihan atas kebendaan tertentu, yang jika debitor gagal

melaksanakan kewajibannya/ cidera janji dalam jangka waktu yang

ditentukan, memberikan hak kepada kreditor untuk menjual lelang

kebendaan yang dijaminkan tersebut.25

3. Lelang penghapusan barang milik BUMN/ BUMD

Penghapusan barang milik BUMN/ BUMD dibagi atas dua yaitu

barang bergerak dan barang tidak bergerak, adapun pertimbangan

pengahapusan barang bergerak milik BUMN/ BUMD tersebut

yaitu:

1. Pertimbangan teknis karena secara fisik barang tidak dapat

digunakan lagi karena rusak, kadaluarsa, aus, susut, dll

2. Karena hilang.

3. Karena pertimabangan ekonomis, seperti jumlahnya berlebih,

lebih menguntungkan bila dihapus karena biaya perawatannya

yang mahal, atau mati bagi tanaman atau hewan ternak.

Sedangkan pertimbangan pengahapusan barang tidak bergerak

milik BUMN/ BUMD tersebut yaitu:

25

Amelia Kosasih,

(8)

1. Rusak berat, terkena bencana alam/ force majeure, tidak dapat

dimanfaatkan secara maksimal (idle).

2. Terkena planologi kota.

3. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.

4. Penyatuan organisasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan

koordinasi

5. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis

Hankam

Salah satu cara penghapusan barang milik BUMN/ BUMD adalah

dengan penjualan, penjualan barang milik negara harus dilakukan

dengan pelelangan umum melalui Kantor Lelang Negara.

Penjualan barang milik negara dilakukan setelah memenuhi

syarat:26

1. Barang yang dijual bukan merupakan barang rahasia negara.

2. Barang yang dijual secara teknis operasional sudah tidak dapat

digunakan oleh Instansi Pemerintah secara efektif dan efisien.

3. Barang yang bersangkutan sudah harus dihapus dari daftar

Inventaris.

Hasil penjualan barang milik negara merupakan penerimaan negara

dan harus disetor seluruhnya ke rekening kas negara.

26

(9)

4. Lelang Bea dan Cukai

Lelang ini dapat diadakan terhadap:27

a. Barang yang dinyatakan tidak dikuasai, contohnya:

barang yang tidak dikeluarkan dari tempat penimbunan

sementara yang berada di dalam area pelabuhan dalam jangka

waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penimbunannya.

b. Barang yang dikuasai oleh negara contohnya:

Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor

yang tidak diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar

dalam pemberitahuan pabean. Pabean adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan pengawasan lalu-lintas barang yang

masuk atau keluar daerah dan pemungutan bea masuk28

c. Barang yang jadi milik negara contohnya:

Barang atau sarana pengangkut yang ditegah oleh penjabat Bea

dan Cukai yang berasal dari tindak pidana yang pelakunya

tidak dikenal

5. Lelang eksekusi pengadilan

Lelang eksekusi dapat melalui Pengadilan Negeri (PN) dan dapat

juga melalui Pengadilan Agama (PA). Lelang eksekusi Pengadilan

adalah lelang yang diminta oleh panitera PN/ PA untuk

melaksanakan keputusan hakim pengadilan yang telah berkekuatan

27

Purnama Tioria, 2008, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Barang Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang, Mandar Madju, Bandung, hlm 58

28

(10)

pasti, khususnya dalam rangka perdata, termasuk lelang hak

tanggungan, yang oleh hak pemegang hak tanggungan telah

diminta fiat eksekusi kepada ketua pengadilan.

6. Lelang eksekusi pajak

Sebagai tindak lanjut penagihan piutang pajak kepada negara baik

pajak pusat maupun pajak daerah. Dasar hukum dari pelaksanaan

lelang ini adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997.

7. Lelang barang rampasan, temuan, sitaan

Lelang yang dilaksanakan terhadap barang temuan dan lelang

dalam kerangka acara pidana sebagaimana diatur dalam KUHAP

yang antara lain meliputi lelang eksekusi barang yang telah diputus

dirampas untuk negara, termasuk dalam kaitan itu adalah lelang

eksekusi Pasal 45 KUHAP yaitu lelang barang bukti yang mudah

rusak, busuk, dan perlu biaya penyimpanan tinggi.

8. Lelang Kayu Perum Perhutani

Lelang terhadap kayu-kayu yang berkualitas yang dilakukan oleh

institusi yang dipercaya untuk mengelola hutan di Jawa memegang

peran yang sangat penting dalam menjamin keberadaan kawasan

hutan di Pulau Jawa dan Madura sebagai penunjang daya dukung

lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di Jawa.

Perum Perhutani ini dituntut untuk menjadi perusahaan yang sehat

ditinjau dari sumberdaya hutan, operasional dan kinerja

(11)

sumberdaya hutan senantiasa terus dilaksanakan baik dari aspek

ekologis, sosial maupun ekonomi.29

9. Lelang Kepailitan/ Lelang Balai Harta Peninggalan

Apabila perusahaan yang sudah memasuki tahap pemberesan,

maka pada prinsipnya seluruh boedel pailit harus dapat dijual

secara transparan. Dalam Pasal 185 ayat (1) Undang-undang

No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaaan

Pembayaran Utang ditentukan bahwa semua harta pailit harus

dijual dimuka umum. Menurut hukum positif saat ini penjualan

tersebut adalah secara lelang sebagaimana diatur dalam Vendu

Reglement30

10. Lelang Barang Bukti yang tidak diambil oleh yang berhak

Berdasarkan PP No. 43 tahun 1948 Pasal 1 ayat (1) bahwa

Barang-barang yang dirampas atas kekuatan keputusan Pengadilan harus

dijual oleh kepala atau pemimpim kejaksaan melakukan

penuntutan pada Pengadilan yang melakukan peradilan tingkat

pertama. Hal ini dikuatkan dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah No.22 Tahun 1997 tentang jenis dan penyetoran

penerimaan negara bukan pajak.31

11. Lelang sukarela

Dibagi atas 2 (dua) yaitu

29

www.perumperhutani.com, diakses tanggal 22 April 2010 30

http://www.scribd.com, diakses tanggal 22 April 2010 31

(12)

a. Swasta, adalah jenis pelayanan lelang atas permohonan

masyarakat secara sukarela.

b. BUMN (persero), yaitu persero terbuka dalam melaksanakan

usahanya, sehingga penjualan dan pengalihan barang yang

dimiliki/ dikuasai negara, dinyatakan tidak berlaku. Jadi

persero tidak wajib menjual barang asetnya tanpa melalui

lelang, jika melalui lelang maka termasuk lelang sukarela.

12. Lelang Eksekusi hak Tanggungan

Berdasarkan Pasal 6 UU Hak Tanggungan, memberikan hak

kepada pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual sendiri

secara lelang terhadap objek hak tanggungan apabila cidera janji.

B. Tinjauan Tentang Pelelangan Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007

1. Prinsip, Kebijakan dan Etika Pelelangan

Pada dasarnya semua aspek memiliki prinsip masing-masing, begitu juga

halnya dengan pelelangan yang memiliki prinsip, dimana prinsip tersebut terdapat

di dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 Tahun 2003, adapun prinsip

tersebut antara lain:32

1. Efisien

Pelelangan didalam pengadaan barang tersebut harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang

ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat di pertanggungjawabkan.

32

(13)

2. Efektif

Pelelangan di dalam pengadaan barang harus sesuai dengan kebutuhan yang telah

ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan

sasaran yang ditetapkan

3. Terbuka dan bersaing

Pelelangan di dalam pengadaan barang harus terbuka bagi penyedia barang yang

memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara

penyedia barang yang setara dan memenuhi syarat/ kriteria tertentu berdasarkan

ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

4. Transaparan

Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang, termasuk syarat

teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon

penyedia barang, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang yang berminat

serta bagi masyarakat luas pada umumnya

5. Adil/ tidak deskriminatif

Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dalam

pelelangan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu,

dengan cara atau alasan apapun.

6. Akuntabel

Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran

pelaksanaan tugas umum pemerintahandan pelayanan masyarakat sesuai dengan

(14)

Jika menilik terhadap kebijakan umum pemerintah di dalam pelaksanaan

pelelangan dalam pemenuhan barang adalah sebagai berikut:33

1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan

perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja

dan mengembangkan industri dalam negri dalam rangka meningkatkan

daya saing barang produksi dalam negri pada perdagangan internasional

2. Meningkatakan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan

kelompok masyarakat dalam pengadaan barang

3. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses

pengambilan keputusan dalam pengadaan barang

4. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab

pengguna barang, panitia/ pejabat pengadaan, dan penyedia barang

5. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan

6. Menumbuhkembangkan perans serta usaha nasioanal

7. Menghapuskan pelaksanaan pemilihan penyedia barang dilakukan didalam

wilkayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

8. Menghapuskan pengumuman secara terbuka rencana pengadaan

barang/jasa kecuali pengadaan barang yang bersifat rahasia pada setiap

awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas.

Penggunaan barang, penyedia barang dan para pihak yang terkait dalam

pelaksanaan pengadaan barang harus mematuhi etika sebagai berikut:34

33

Pasal 4 Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

34

(15)

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai tanggung jawab untuk mencapai

sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan pengadaan barang di

dalam pelaksanaan pelelangan

b. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar tujuan kejujuran, serta

menjaga kerahasaiaan dokumen pengadaan barang yang seharusnya

dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan

barang di dalam pelaksanaan pelelangan

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk

mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan

sesuai dengan kesepeakatan para pihak

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para

pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses

pengadaan barang di dalam pelaksanaan pelelangan

f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran

keuangan negara dalam pengadaan barang.

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/ atau kolusi

dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang

secara langsung atau tidak langsung merugikan negara

h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk

memberi atau menerima hibah, imbalan berupa apa saja kepada siapa yg

(16)

2. Prosedur di dalam Pelaksanaan Pemenuhan Barang

Proses pengadaan barang adalah urutan kegiatan pada setiap tahap

pelaksanaan pengadaan yang dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap.

Tahapan-tahapan prosedur dari pelaksanaan pemenuhan barang oleh pemerintah

berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.95 Tahun 2007, yaitu:35

a. Perencanaan Pengadaan

b. Pembentukan Panitia Lelang

c. Prakualifikasi Perusahaan

d. Penyusunan Dokumen Lelang

e. Pengumuman Lelang

f. Pengambilan Dokumen Lelang

g. Penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

h. Penjelasan Lelang

i. Penyerahan Penawaran Harga dan Pembentukan Penawaran

j. Evaluasi Penawaran

k. Pengumuman Calon Pemenang

l. Sanggahan Peserta Lelang

m. Penunjukkan Pemenang Lelang

n. Penandatangan Kontrak Perjanjian

o. Amandemen Kontrak

p. Penyerahan Barang kepada User

35

(17)

3. Subjek Serta Objek dalam Pelaksanaan Pelelangan

Pelelangan di dalam pengadaan barang melibatkan dua pihak yaitu pihak

pembeli atau pengguna dan pihak penjual atau penyedia barang. Pembeli atau

pengguna barang adalah pihak yang membutuhkan barang. Dalam pelaksanaan

pelelangan, pihak pengguna adalah pihak yang meminta atau memberi tugas

kepada pihak penyedia untuk memasok atau membuat barang atau melaksanakan

pekerjaan tertentu.

Penggunaan barang dapat merupakan suatu lembaga/ organisasi dan

dapat pula orang perseorangan, yang tergolong lembaga antara lain: Instansi

Pemerintah (Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Kota), badan usaha (BUMN, BUMD, Swasta), dan organisasi

masyarakat, sedangkan yang tergolong orang perseorangan adalah individu atau

orang yang membutuhkan barang.

Untuk membantu pengguna dalam melaksanakan pengadaan dapat

dibentuk panitia pengadaan. Lingkup tugas panitia dapat melaksanakan seluruh

proses pengadaan di dalam pelelangan mulai dari penyusunan dokumen

pengadaan penyeleksi dan memilih para calon penyedia barang, meminta

penawaran dan mengevaluasi penawaran, mengusulkan calon penyedia barang

dan membantu pengguna dalam menyiapkan dokumen kontrak, atau sebahagian

dari tugas tersebut.

Pengguna yang kurang memahami seluk-beluk pengadaan dalam

(18)

meminta bantuan kepada pihak ketiga atau kepada para ahli yang memahami baik

dari segi teknis maupun seluk-beluk pengadaan yang diinginkan.

Penyedia barang adalah pihak yang melaksanakan pemasokan atau

mewujudkan barang atau melaksanakan pekerjaan berdasarkan permintaan atau

perintah resmi atau kontrak pekerjaan dari pihak pengguna. Penyedia barang

dapat merupakan badan usaha, atau orang perseorangan. Penyedia yang bergerak

dalam bidang pemasokan barang disebut pemasok.

Berdasarkan uraian tersebut untuk pengadaan barang didalam

pelaksanaan pelelangan dibantu oleh panitia pengadaan, maka proses pengadaan

yang melibatkan tiga pihak yang hubungannya masing-masing dapat digambarkan

dalam diagram berikut:36

Pengguna

a Barang c

Panitia b Penyedia

Keterangan:

a: hubungan pelaksanaan tugas

b: proses pemilihan penyedia barang

c: hubungan transaksional

36

(19)

4. Syarat Pelelangan dalam Pelaksanaan Pelelangan

Telah diketahui bahwa para pihak/ subjek pengadaan barang di dalam

pelaksanaan pelelangan melibatkan dua pihak yaitu pembeli atau pengguna

barang dan penjual atau penyedia barang.

Persyaratan Pembeli atau pengguna barang diatur dalam Pasal 9

Peraturan Presiden (Perpres) No.95 Tahun 2007 yaitu:37

a. memiliki integritas moral

b. memiliki disiplin tinggi

c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manejerial

untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya

d. memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang pemerintah

e. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tugas

dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat

KKN.

Persyaratan bagi penyedia barang atau penjual adalah sebagai berikut:38

a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyedia barang

b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan, teknis dan manajerial

untuk menyediakan barang

37

Salim, HS, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata Buku Dua, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 164

38Ibid

(20)

c. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya

tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan

atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana

d. secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak

Bagi panitia/ pejabat pengadaan harus memenuhi persyaratan

sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (4) sebagai berikut:

a. memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas

b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan

c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/

pejabat bersangkutan

d. memehami isi dokumen pengadaan/ metode dan prosedur

berdasarkan Perpres ini

e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang

mengangkat dan menetapkannya sebagai pejabat/ panitia pengadaan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Unlock the layer back, select both the duplicated and the original knob and rotate them like in the picture (press shift).. • Create a new layer between the original

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (i) Ada hubungan positif antara tingkat pendapatan per kapita dan konsumsi daging sapi per kapita dan jumlah konsumsi; (ii)

Berdasarkan hasil pengujian dari masing-masing proses pada Tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik. Setelah

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

ditemukan dalam novel “Liebe… ganz schön peinlich” adalah 229 kalimat yang.. terbagi dalam tujuh jenis kalimat dalam bahasa

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Carboxymethyl Cellulose (CMC) terhadap Pertumbuhan Tiga Isolat Bakteri Selulolitik yang diisolasi dari Usus Rayap

Dari identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada masalah nomor 3 dan 5, yaitu “Anggota UKM Catur UNY tidak memiliki catatan maupun buku materi seperti