• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Pengujian Bakteri Coliform Pada Air Sumur Di Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Pengujian Bakteri Coliform Pada Air Sumur Di Medan Johor"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978).

Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

1. Syarat kuantitas

Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap negara (Entjang, 2000).

Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk tiap tempat dantiap tingkat kehidupan. Yang jelas semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhannya (Suriawiria, 1996).

2. Syarat kualitas

Menurut Entjang (2000), air harus memenuhi syarat: fisis, khemis dan syarat bakteriologis.

a. Syarat fisis yaitu jernih, tak berwarna, tak berasa dan tak berbau.

b. Syarat khemis yaitu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan seperti zat-zat racun, dan tidak mengandung mineral-mineral serta zat organik lebih tinggi dari jumlah yang ditentukan.

c. Syarat bakteriologis yaitu tidak boleh mengandung sesuatu bibit penyakit. 2.1.1 Sumber air

(2)

1. Air dalam tanah (Ground water)

Adalah air yang diperoleh dari pengumpulan air pada lapisan tanah yang dalam. Misalnya, air sumur, air dari mata air.

2. Air permukaan (Surface water)

Adalah air yang terdapat pada permukaan tanah.Air permukaan harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan karena umumnya telah mengalami pengotoran. Misalnya, air kali, rawa, danau, kolam dan air hujan.

2.1.2 Air Sumur

Air sumur merupakan sumber air yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan, khususnya untuk air rumah tangga, maka air sumur harus dilindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran (Entjang, 2000).

Air merupakan media yang baik untuk ditumbuhi mikroba. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Mikroba tersebut dapat berperan sebagai bioindikator kualitas perairan (Nugroho, 2006).

2.2 Bakteri Coliform 2.2.1 Definisi Coliform

(3)

Golongan bakteri Coli merupakan jasad indikator dalam air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37ºC dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 1996).

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993).

2.2.2 Klasifikasi bakteri Coliform

Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok diantaranya: 1. Koliform fekal

Kelompok bakteri koliform fekal ini diantaranya Escherichia coli.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia

(Fardiaz, 1993). Jadi, adanya Escherichia coli pada air menunjukkan bahwa air

tersebut pernah terkontaminasi feses manusia. Pada keadaan tertentu dapat

mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat menyebabkan diare,

peritonitis, meningitis dan infeksi-infeksi lainnya. Oleh karena itu, standar air minum

mensyaratkan bakteri Escherichia coli harus nol dalam 100 ml (Suriawiria, 1996).

2. Koliform non-fekal

Pada kelompok koliform non-fekal diantaranya, Enterobacter aerogenes

(4)

Bakteri ini juga lebih banyak didapatkan di dalam habitat tanah dan air daripada di dalam usus (Suriawiria, 1996).

2.3 Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat pada suatu benda atau bahan (Pratiwi, 2008).

2.3.1 Sterilisasi Uap

Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi yang paling banyak digunakan (suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121ºC kecuali dinyatakan lain). Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana sterilisasi diganti dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup khusus (Ditjen POM, 1995).

2.3.2 Sterilisasi Panas Kering

(5)

sterilisasi panas uap. Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen seperti wadah untuk larutan intravena, harus dijaga agar dapat dihindari akumulasi partikel di dalam bejana sterilisasi. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15 menit, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250ºC (Ditjen POM, 1995).

2.3.3 Sterilisasi Gas

(6)

2.3.4 Sterilisasi dengan Radiasi Ion

Perkembangan yang cepat alat kesehatan yang tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan kekhawatiran tentang keamanan etilen oksida mengakibatkan peningkatan penggunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara ini juga dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir. Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit. Kenyataannya sterilisasi radiasi adalah sesuatu kekhususan dalam dasar pengendalian yang penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara tepat. Oleh karena sifat khas tersebut, banyak prosedur baru yang telah dikembangkan untuk menetapkan dosis sterilisasi. Walaupun begitu, hal ini masih dalam peninjauan dan pertimbangan, terutama mengenai kegunaannya, paling tidak, untuk pengendalian tambahan dan tindakan keamanan. Iradiasi hanya menimbulkan sedikit kenaikan suhu, tetapi dapat mempengaruhi kualitas dan jenis plastik atau kaca tertentu (Ditjen POM, 1995).

2.3.5 Sterilisasi dengan Penyaringan

(7)

pengayakan. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa pengayakan merupakan komponen yang lebih penting dari mekanisme. Penyaring yang melepas serat, terutama yang mengandung asbes, harus dihindarkan penggunaanya kecuali tidak ada cara penyaringan alternatif lain yang mungkin digunakan. Jika penyaring yang melepas serat memang diperlukan, merupakan keharusan, bahwa proses penyaringan meliputi adanya penyaring yang tidak melepas serat diletakkan pada arah hilir atau sesudah langkah penyaringan awal (Ditjen POM, 1995).

2.4 Media (Perbenihan)

Media merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba. Media selektif dibuat untuk menekan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang diinginkan (Suryanto dan Munir, 2006).

Dalam pengujian bakteri Coliform, media (perbenihan) yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Lactose Broth (Single Strength)

Beef extract 3 gram

Peptone 5 gram Lactose 5 gram Air suling 1 liter

(8)

b. Lactose Broth (Double Strength)

Beef extract 6 gram

Peptone 10 gram Lactose 10 gram Air suling 1 liter

Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8. Masukkan ke dalam tabung sebanyak 10 ml. Sterilkan selama 15 menit pada suhu 121°C (SNI, 1992).

c. Brilliant Green Lactose Bile Broth 2% (BGLB 2%) Peptone 10 gram

Lactose 10 gram Oxgall bile 20 gram Brilliant green 0,0125 gram Air suling 1 liter

Larutkan peptone dan lactose dalm 500 ml air suling.Tambahkan 20 g oxgall yang dilarutkan dalam 200 ml air suling. Campurkan kedua larutan tersebut, lalu jadikan 950 ml, atur pH 7,4 (SNI, 1992).

Tambahkan air suling hingga 1 liter, kemudian masukkan 10 ml ke dalam tabung kimia yang mengandung tabung Durham terbalik. Sterilkan dalam autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Sesudah sterilisasi pH 7,2 (SNI, 1992).

2.3 Metode Analisis

Prinsip penentuan angka bakteri Coliform adalah ditandai dengan

terbentuknya gas dalam tabung Durham, setelah sampel diinkubasikan dalam

(9)

dirujuk kepada tabel MPN (Most Probable Number)/APM (Angka Paling

Mungkin) (SNI, 1992).

Dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, di

mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang

ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham terbalik (Waluyo,

2010).

Perhitungan kelompok bakteri Coli menggunakan metode MPN (Most Probable Number), dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan apakah jenis-jenis di dalam kelompok tersebut termasuk Coli-fekal/FCB (Fecal Coli Bacterial) ataupun non-FCB (Suriawiria, 1996). Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi (Waluyo, 2010).

Adapun analisis kehadiran golongan bakteri Coli dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Tes Pendugaan (Presumptive Test)

Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Tes ini dikatakan positif jika setelah inkubasi 37°C selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung Durham yang diletakkan terbalik (Nugroho, 2006).

(10)

Untuk menghilangkan keragu-raguan ini perlulah diadakan test berikutnya, yaitu “uji kepastian” (Dwidjoseputro, 1978).

b. Tes Konfirmasi/Uji kepastian (Confirmed Test)

Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif pada tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan medium BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negatif seperti Coliform

(Nugroho, 2006).

2.6 Persyaratan Kualitas Air Bersih

Persyaratan kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih

(11)

B. Kimia 1 Aktivitas Alpha

Gambar

Tabel 1. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian diketahui bahwa daya antiinflamasi rebusan kulit batang jambu mete dosis pemberian 1,25 ; 2,5 dan 5 g/kgBB tidak berbeda signifikan dengan indometasin

Dalam hal baku mutu air pada sumber air sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 12 ayat (1) belum atau tidak ditetapkan, berlaku kreteria mutu air untuk kelas II

Untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu

Faluh Karzan ed... Faluh

Tamime dan Robinson (1999) menyatakan bahwa produk susu fermentasi yang menggunakan starter campuran akan menghasilkan produksi asam laktat lebih tinggi dari pada yang

Rata-rata respon nyeri bayi (tabel 2) berupa lama tangisan dan intensitas tangisan pada kelompok perlakuan (yang diberikan glukosa) lama tangisannya lebih pendek

Bahan ajar tematik ini akan memberikan manfaat yang lebih optimal, apabila: (1) guru mempelajari terlebih dahulu panduan untuk guru sebelum menggunakan bahan ajar dalam

Cornelia (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penilaian konsumen atas kualitas layanan akan membentuk pola loyalitas konsumen yang apabila