• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia TW II 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia TW II 2018"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang didasarkan pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, instansi internasional, maupun hasil dari diskusi terbatas perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.

Publikasi triwulan II tahun 2018 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan II tahun 2018. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II tahun 2018 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian daerah.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan publikasi ini dapat tercapai.

Jakarta, September 2018

(4)
(5)

i

Ringkasan Eksekutif

Pada tahun 2018, perekonomian global diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi dari realisasi tahun 2017, yaitu mencapai 3,9 persen (YoY). Hal ini didorong oleh harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan. Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen (YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY). Jepang tumbuh hampir sama dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.

Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.

(6)

ii

USD 88.018,5 juta atau meningkat 10,0 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen dari target APBN 2018. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen.

Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun 2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan realisasi PMA terjadi di sektor tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen (YoY), sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dengan pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 5,8 persen (YoY) dan 33,7 persen (YoY).

(7)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ... 3

Pertumbuhan Ekonomi ... 3

Tingkat Pengangguran ... 5

Inflasi Dunia ... 6

Suku Bunga Kebijakan ... 8

Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD ... 10

Perkembangan Harga Komoditas Di Pasar Internasional ... 13

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam ... 15

Cadangan Devisa ... 16

Perkiraan Ekonomi Dunia ... 18

Risiko Global ... 21

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA ... 25

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ... 25

Perkembangan Ekonomi Daerah ... 33

Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Bisnis ... 38

Indeks Tendensi Konsumen ... 38

Indeks Tendensi Bisnis ... 39

Indeks Keyakinan Konsumen ... 41

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ... 45

Pertumbuhan Industri Pengolahan... 45

Perkembangan Penjualan Komoditas Industri Utama... 48

Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI)... 51

Investasi Sektor Industri ... 52

Tenaga Kerja di Sektor Industri Pengolahan ... 54

Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara ... 55

PERKEMBANGAN KEUANGAN NEGARA ... 59

Pendapatan Negara dan Hibah ... 59

Belanja Pemerintah ... 61

(8)

iv

Posisi Utang Pemerintah ... 65

Surat Berharga Negara ... 66

Pinjaman Luar Negeri ... 67

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA... 71

Perdagangan Internasional ... 71

Perkembangan Ekspor ... 71

Perkembangan Impor ... 75

Kerjasama Ekonomi Intenasional ... 78

Perdagangan Domestik ... 90

Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ... 90

Perkembangan Koefisien Variasi Antar Waktu Dan Wilayah ... 91

Box 1. Isu Terkini: Perundingan IA-CEPA dan RCEP Agreement ... 94

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN ... 99

Transaksi Berjalan ... 101

Perkembangan Neraca Perdagangan ... 101

Neraca Pendapatan ... 104

Neraca Modal dan Finansial ... 105

Cadangan Devisa ... 107

PERKEMBANGAN INVESTASI ... 111

Perkembangan Investasi ... 111

Realisasi Investasi ... 112

Realisasi Per Sektor ... 112

Realisasi Per Lokasi ... 113

Realisasi per Negara ... 116

Box 2. Isu Terkini: Perlambatan Investasi di Tengah Tekanan Dinamika Global dan Persiapan Menghadapi Tahun Politik ... 117

PERKEMBANGAN MONETER DAN PASAR KEUANGAN ... 121

Perkembangan Moneter ... 121

Nilai Tukar Rupiah ... 121

Inflasi ... 123

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional ... 126

Jumlah Uang Beredar ... 127

Suku Bunga Kebijakan Bank Indonesia ... 129

Respon Kebijakan Moneter ... 130

(9)

v

Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) ... 136

Perkembangan Pasar Modal ... 137

Perkembangan Pasar Saham ... 137

Perkembangan Pasar Obligasi ... 139

Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah ... 141

LAMPIRAN ... 149

Lampiran 1: Inflasi Domestik (Bagian 1) ... 149

Lampiran 2: Inflasi Domestik (Bagian 2) ... 150

Lampiran 3: Nilai Tukar Mata Uang ... 151

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY) ... 8

Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen) ... 10

Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018 ... 14

Tabel 4. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia, Tahun 2017-2018 ... 16

Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral, Tahun 2018 (miliar USD) ... 17

Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF, Tahun 2016-2018 ... 18

Tabel 7. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB, Tahun 2017-2019 (YoY) ... 20

Tabel 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017 –Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha (YoY) ... 28

Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017- Triwulan II Tahun 2018 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY) ... 30

Tabel 10. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2017-2018 ... 34

Tabel 11. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2017-2018 ... 35

Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2017-2018 ... 36

Tabel 13. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2017-2018 ... 36

Tabel 14. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018 ... 37

Tabel 15. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018 ... 37

Tabel 16. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya ... 38

Tabel 17. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha dan Komponen Pembentuknya ... 40

Tabel 18. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari – Juli 2018... 41

Tabel 19. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, 2012 – Q22018 (Rp triliun) ... 59

Tabel 20. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, Tahun 2012-Q12018 (Rp triliun) ... 64

(11)

viii

Tahun 2012 – 2018 (Rp triliun) ... 66 Tabel 23. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur,

2012 - Mei 2018 (Juta USD) ... 67 Tabel 24. Perkembangan Ekspor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 ... 71 Tabel 25. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 73 Tabel 26. Perkembangan Volume Ekspor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 74 Tabel 27. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Berdasarkan

Negara Tujuan Utama hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 75 Tabel 28. Perkembangan Impor sampai dengan

Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD) ... 76 Tabel 29. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Menurut

Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 77 Tabel 30. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Berdasarkan

Negara Asal Utama hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 78 Tabel 31. Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per Mei 2018) ... 78 Tabel 32. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia

Periode Januari – Juni Tiap Tahun (Direct Only) ... 79 Tabel 33. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia

Periode Januari – Desember Tiap Tahun (Direct Only) ... 80 Tabel 34. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Oseania (ribu USD) ... 82 Tabel 35. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Asia Selatan (ribu USD) ... 83 Tabel 36. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Asia Tenggara (ribu USD) ... 84 Tabel 37. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Afrika (ribu USD) ... 88 Tabel 38. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA

di Kawasan Eropa (ribu USD) ... 89 Tabel 39. Perkembangan PDB Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor hingga triwulan II tahun 2018 ... 90 Tabel 40. Harga Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional

hingga Triwulan II Tahun 2018 (Rupiah) ... 91 Tabel 41. Koefisien Variasi Harga Antarwaktu Barang Kebutuhan Pokok

Tingkat Nasional hingga Triwulan II Tahun 2018 ... 92 Tabel 42. Koefisien Variasi Harga Antarwilayah Barang Kebutuhan Pokok

(12)

ix

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ... 100

Tabel 44. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan II Tahun 2018 (persen)... 111

Tabel 45. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMDN dan PMA Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Sektor ... 112

Tabel 46. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018 ... 113

Tabel 47. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMDN Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (Rp triliun) ... 114

Tabel 48. Tingkat Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Investasi PMA Triwulan II Tahun 2018 Berdasarkan Lokasi (USD juta) ... 115

Tabel 49. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2018 ... 115

Tabel 50. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan II Tahun 2018 ... 116

Tabel 51. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan II Tahun 2018 ... 124

Tabel 52. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen, April-Juni 2018 (dalam %) ... 124

Tabel 53. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan Inflasi Bulanan, April-Juni 2018 ... 125

Tabel 54. Struktur Suku Bunga Operasi Moneter Reverse Repo (persen) ... 129

Tabel 55. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2017 – 2018 (Miliar Rp)... 134

Tabel 56. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor 2016–2018 ... 144

Tabel 57. Nilai Tukar Mata Uang ... 151

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2018

di Beberapa Negara (YoY) ... 4

Gambar 2. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018 ... 6

Gambar 3. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD per akhir April-Juli 2018 (% YtD) ... 12

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015- Triwulan II Tahun 2018 (persen) ... 25

Gambar 5. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar Indonesia pada Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 (Persen) ... 33

Gambar 6. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2015- Triwulan II Tahun 2018 ... 40

Gambar 7. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Nonmigas 2011- Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) ... 45

Gambar 8. Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) ... 47

Gambar 9. Komposisi Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 ... 48

Gambar 10. Produksi Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 ... 48

Gambar 11. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016–Triwulan II Tahun 2018 ... 49

Gambar 12. Penjualan Motor Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 ... 50

Gambar 13. Purchasing Manager Index Indonesia Januari 2016-Juli 2018 ... 51

Gambar 14. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sektor Industri Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018 ... 52

Gambar 15. Penanaman Modal Asing (PMA) Sektor Industri Pengolahan Triwulan I Tahun 2016- Triwulan II Tahun 2018 ... 53

Gambar 16. Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan ... 54

Gambar 17. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara, Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen) ... 55

Gambar 18. Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan, Juni 2018 (Rp triliun)... 60

Gambar 19. Realisasi Komponen PNBP, Juni 2018 (Rp triliun) ... 61

Gambar 20. Perkembangan Komponen Belanja Negara (% terhadap Target APBN) ... 61

Gambar 21. Perkembangan Beberapa Komponen Belanja Pemerintah Pusat, Maret 2018 (Rp triliun) ... 62

(14)

xi

Juni 2017 dan Juni 2018 (Rp triliun) ... 64 Gambar 24. Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Pusat,

2013-2018 (% PDB dan Rp triliun) ... 66 Gambar 25. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor

(% Total SBN) ... 67 Gambar 26. Nilai Ekspor Indonesia sampai dengan Triwulan II

Tahun 2018 (Juta USD) ... 71 Gambar 27. Nilai Impor Indonesia sampai dengan Triwulan II

Tahun 2018 (Juta USD) ... 75 Gambar 28.Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap

Total SKA Preferensi ... 81 Gambar 29. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap

Total SKA Nonpreferensi ... 81 Gambar 30. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ... 99 Gambar 31. Neraca Perdagangan Barang Triwulan I Tahun 2015-

Triwulan II Tahun 2018 ... 101 Gambar 32. Neraca Perdagangan Jasa Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ... 102 Gambar 33. Neraca Perdagangan Jasa Perjalanan dan Transportasi

Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 ... 103 Gambar 34. Neraca Pendapatan Investasi Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (USD Miliar) ... 104 Gambar 35. Pendapatan Sekunder Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ... 105 Gambar 36. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2016-

Triwulan II Tahun 2018 (Miliar USD) ... 106 Gambar 37. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Rp per USD) ... 122 Gambar 38. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5,

Juni 2011 – Juni 2018 (2010=100) ... 123 Gambar 39. Perkembangan Indeks Harga Komoditas

Bahan Pokok Nasional, Januari 2016-Juni 2018 ... 127 Gambar 40. Perkembangan Uang Beredar Triwulan II Tahun 2018 ... 128 Gambar 41. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional

di Indonesia 2016 – 2018 ... 131 Gambar 42. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Konvensional

di Indonesia Tahun 2016 –2018 ... 132 Gambar 43. Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional

(15)

xii

berdasarkan Sektor Ekonomi* ... 135

Gambar 45. Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Tahun 2016–2018 ... 137

Gambar 46. Perkembangan Obligasi Korporasi 2016–2018 ... 139

Gambar 47. Perkembangan Jumlah Perusahaan Dana Pensiun Tahun 2015–2018* ... 140

Gambar 48. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2016-2018 ... 141

Gambar 49. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Perbankan Syariah 2016 – 2018 ... 142

Gambar 50. Perkembangan Kredit Perbankan Syariah Tahun 2016–2018 ... 143

Gambar 51. Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham ISSI dan JII Tahun 2016-2018 ... 145

Gambar 52. Perkembangan Sukuk Korporasi (outstanding) 2016–2018 (Triliun Rp) ... 146

Gambar 53. Pertumbuhan Aset IKNB Syariah 2016 2018 ... 147

Gambar 54. Inflasi YoY 82 Kabupaten/Kota April – Juni 2018 ... 149

(16)
(17)
(18)

3

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Perkiraan pertumbuhan ekonomi global masih sama dengan perkiraan pada bulan April 2018 yakni sebesar 3,9 persen. Namun demikian, pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata yang disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara-negara berkembang yang semakin tidak merata. Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9 persen pada tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun 2019.

Harga komoditas internasional juga masih mengalami peningkatan. Tren peningkatan ini terus berlanjut terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian. Harga minyak dunia masih mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan permintaan dan perjanjian pembatasan produksi oleh negara-negara produsen minyak. Harga komoditas pertanian seperti kakao dan kopi juga mengalami peningkatan. Untuk kelompok komoditas logam dan mineral, nikel mengalami peningkatan yang paling tinggi sepanjang triwulan II tahun 2018 karena peningkatan permintaan.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen terutama ekspor barang yang tumbuh 7,2 persen (YoY). Konsumsi masyarakat juga mampu tumbuh lebih tinggi mencapai 2,7 persen (YoY), didukung oleh konsumsi barang tahan lama yang tumbuh 6,8 persen (YoY).

Harga komoditas internasional juga masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 yakni sebesar 3,9 persen.

(19)

4

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2018 di Beberapa Negara (YoY)

Sumber: BEA, ECB, NBC, SingStat, Statistics Japan (diolah)

Ekonomi kawasan Eropa tumbuh 2,2 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018, melambat dari triwulan I tahun 2018, yang didorong oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen dan 1,7 persen pada triwulan II tahun 2018. Selain itu, inflasi yang mengalami tren meningkat menahan pengeluaran konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan Tiongkok pada triwulan II tahun 2018 tumbuh 6,7 persen (YoY). Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini didorong oleh perlambatan ekspor dan investasi, karena isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang kemudian menyebabkan penurunan produksi industri. Selain itu, isu risiko keuangan juga menjadi salah satu yang menahan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok, yang tercermin dari pertumbuhan kredit yang melambat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 1,0 persen (YoY), hampir sama dengan triwulan I tahun 2018 namun lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama pada tahun 2017. Pertumbuhan Jepang didorong oleh konsumsi

Ekonomi kawasan Eropa tumbuh 2,2 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

Tiongkok pada triwulan II tahun 2018 tumbuh 6,7 persen (YoY).

Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 1,0 persen (YoY).

(20)

5

masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin. Namun demikian, ekspor mengalami perlambatan pada triwulan II tahun 2018.

Tingkat Pengangguran

Mayoritas tingkat pengangguran beberapa negara di dunia mengalami penurunan sepanjang periode triwulan II tahun 2018. Tingkat pengangguran Brazil pada triwulan II tahun 2018 sebesar 12,4 persen mengalami penurunan dibandingkan triwulan I tahun 2018. Jumlah orang bekerja pada triwulan II tahun 2018 meningkat mencapai 91 juta orang dengan jumlah pengangguran yang menurun dari 13,8 juta orang pada triwulan II tahun 2017 menjadi 13,2 juta pada triwulan II tahun 2018. Namun demikian, pekerja sektor informal meningkat. Pasar tenaga kerja AS juga mengalami penguatan pada triwulan II tahun 2018. Hal ini menyebabkan penurunan tingkat pengangguran pada triwulan II tahun 2018 menjadi sebesar 3,9 persen. Tingkat pengangguran ini menurun 0,1 persen dari 4,0 persen pada triwulan I tahun 2018. Hal ini didorong oleh aktivitas manufaktur seiring dengan permintaan yang meningkat untuk industri manufaktur.

Tingkat pengangguran Jepang pada triwulan II tahun 2018 cenderung mengalami penurunan seiring dengan penambahan jumlah pekerja oleh perusahaan. Selain itu, faktor upah yang meningkat juga menjadi salah satu penyebab jumlah orang yang bekerja meningkat. Namun demikian, kondisi penuaan penduduk masih menjadi tantangan pasar tenaga kerja dimana rasio jumlah pekerjaan terhadap pelamar pekerjaan di Jepang sebesar 1,62,

Tingkat pengangguran Brazil pada triwulan II tahun 2018 sebesar 12,4 persen mengalami penurunan dibandingkan triwulan I tahun 2018.

Pasar tenaga kerja AS juga mengalami penguatan pada triwulan II tahun 2018.

(21)

6

paling tinggi semenjak tahun 1974. Artinya, ada 162 posisi pekerjaan untuk 100 orang penduduk Jepang. Tingkat pengangguran di Singapura pada triwulan II

tahun 2018 mengalami peningkatan 0,1 persen dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018. Tingkat pengangguran Singapura mencapai 2,1 persen pada triwulan II tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh masih terus berlanjutnya peningkatan jumlah angkatan kerja. Pengurangan tenaga kerja pada sektor manufaktur juga mengalami peningkatan semenjak triwulan I tahun 2018.

Gambar 2. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018

Sumber: Bloomberg (diolah)

Inflasi Dunia

Inflasi Brazil pada triwulan II tahun 2018 mengalami peningkatan. Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil mencapai 4,4 persen. Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak bulan Maret 2017. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga pada makanan dan bahan bakar karena adanya pemogokan yang dilakukan oleh pengemudi truk. Namun demikian, inflasi ini masih dalam rentang target sebesar 3,0-6,0 persen.

Pada bulan Juni 2018, inflasi Brazil mencapai 4,4 persen. Tingkat pengangguran Singapura mencapai 2,1 persen pada triwulan II tahun 2018.

0,00 5,00 10,00 15,00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Brazil United Kingdom Euro Area

China Japan Australia

(22)

7

Inflasi India juga mulai mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh meningkatnya harga-harga makanan dan minuman. Selain itu, harga-harga untuk pakaian dan alas kaki, bahan bakar, dan listrik juga mengalami peningkatan. Inflasi inti juga mengalami peningkatan dari bulan Mei 2018 sebesar 6,3 persen menjadi 6,6 persen pada bulan Juni 2018. Inflasi India meningkat mencapai 5,8 persen pada bulan Juni 2018 dari bulan Mei sebesar 4,4 persen.

Inflasi Tiongkok juga mengalami peningkatan 0,1 persen pada bulan Juni 2018 dibandingkan bulan Mei 2018. Inflasi ini didorong oleh peningkatan harga komoditas terutama minyak dan juga dipengaruhi oleh efek pada periode yang sama tahun sebelumnya yang rendah (low base effect). Inflasi Tiongkok pada bulan Juni 2018 mencapai 1,9 persen.

Inflasi Singapura mengalami peningkatan mencapai 0,6 persen pada bulan Juni 2018. Hal ini didorong oleh peningkatan yang tinggi pada harga makanan dan jasa. Harga makanan meningkat 1,5 persen pada bulan Juni dari sebelumnya pada bulan Mei 2018 sebesar 1,3 persen yang didorong oleh peningkatan harga makanan mentah. Inflasi jasa disebabkan oleh menguatnya pengeluaran untuk liburan dan biaya jasa telekomunikasi. Inflasi jasa meningkat mencapai 1,7 persen dari sebelumnya bulan Mei 2018 sebesar 1,6 persen.

Inflasi Filipina juga mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2018 mencapai 5,2 persen pada bulan Juni 2018. Hal ini didorong oleh peningkatan harga-harga seperti perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Selain itu, peningkatan terjadi pada harga bahan makanan seperti beras, jagung, roti, daging, dan sayuran. Inflasi Vietnam juga meningkat

Inflasi India meningkat mencapai 5,8 persen pada bulan Juni 2018.

Inflasi Tiongkok pada bulan Juni 2018 mencapai 1,9 persen meningkat dari bulan Mei 2018

Inflasi Singapura mengalami peningkatan didorong oleh peningkatan yang tinggi pada harga makanan dan jasa.

Inflasi Filipina dan Vietnam juga mengalami

(23)

8

pada bulan Juni 2018 mencapai 4,7 persen yang disebabkan oleh peningkatan harga makanan.

Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY)

April Mei Juni

Indonesia 3,4 3,2 3,1

BRIC

Brazil 2,8 2,9 4,4

Russia 2,4 2,4 2,3

India 3,2 4,4 5,8

Tiongkok 1,8 1,8 1,9

ASEAN

Singapura 0,2 0,4 0,6

Malaysia 1,3 1,8 0,8

Thailand 1,0 1,5 1,4

Filipina 4,5 4,6 5,2

Vietnam 2,8 3,9 4,7

Negara Maju

Kawasan Euro 1,2 1,9 2,0

Amerika Serikat 2,5 2,8 2,9

Inggris 2,5 2,4 2,4

Jepang 0,6 0,7 0,7

Sumber: Bloomberg, data

Suku Bunga Kebijakan

Bank Sentral Tiongkok memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan sepanjang triwulan II tahun 2018. People’s Bank of China (PBoC) menahan tingkat suku bunga pada tingkat 2,55 persen. PBoC memilih untuk mempertahankan untuk menjaga kebijakan moneter netral seiring dengan upaya mempertahankan pertumbuhan yang seimbang dan mencegah risiko. Bank Sentral memilih untuk meningkatkan likuiditas ke dalam sistem keuangan melalui operasi pasar terbuka.

(24)

9

The Reserve Bank of India (RBI) meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juni 2018. Hal ini didorong oleh laju inflasi di India yang meningkat dan ekonomi yang terus tumbuh. Ini merupakan pertama kali RBI menaikkan kembali suku bunga acuannya semenjak tahun 2014.

The Fed mengumumkan kenaikan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi antara 1,75-2,00. Tingkat inflasi merupakan salah satu pendorong The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan. Tingkat inflasi di AS masih dibawah target The Fed sebesar 2,0 persen.

Bank sentral Filipina menaikkan tingkat suku bunga acuan pada bulan Juni 2018. Peningkatan suku bunga sepanjang triwulan II tahun 2018 dilakukan sebanyak dua kali pada bulan Mei dari 3,0 persen menjadi 3,25 persen. Bulan Juni 2018, suku bunga dinaikkan kembali menjadi 3,5 persen. Kenaikan ini didorong oleh depresiasi nilai tukar peso terhadap dolar AS, dan harga komoditas yang meningkat terutama harga minyak.

Bank sentral Malaysia memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 3,25 persen. Bank sentral Malaysia melihat bahwa pertumbuhan Malaysia masih terus menguat dan inflasi masih terjaga stabil. Sementara itu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sepanjang periode triwulan II tahun 2018 dalam rangka menjaga daya saing pasar keuangan domestik, mengantisipasi ketidakpastian global yang meningkat, dan menyeimbangkan suku bunga terhadap negara lain. Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen pada bulan Mei 2018 dan menjadi 5,25 persen pada bulan Juni 2018.

The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi antara 1,75-2,00.

The Reserve Bank of India (RBI) meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan Juni 2018.

Bank sentral Filipina menaikkan tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali sepanjang triwulan II tahun 2018.

(25)

10

Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen)

April Mei Juni

Amerika Serikat 1,5-1,75 1,5-1,75 1,75-2,00

Inggris 0,75 0,75 0,75

Jepang -0,1 -0,1 -0,1

Sumber: Bloomberg

Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi sepanjang triwulan II tahun 2018, sebagai akibat dari peningkatan suku bunga acuan The Fed untuk yang kedua kalinya sepanjang tahun 2018. Peningkatan harga minyak dunia juga menyentuh angka tertinggi selama 3 tahun terakhir. Peningkatan harga minyak dunia memberikan dampak tekanan terhadap rupiah, mengingat posisi Indonesia sebagai net importir minyak.

Rubel Rusia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS sepanjang triwulan II tahun 2018. Hal ini didorong oleh harga minyak yang mulai menurun pada bulan Juni 2018. Selain itu, sanksi baru yang diberikan oleh AS terhadap Rusia juga menjadi faktor pendorong pelemahan rubel terhadap dolar AS seiring banyaknya aliran modal keluar dari Rusia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi sepanjang periode triwulan II tahun 2018.

Rubel Rusia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS

(26)

11

Rupee India juga mengalami pelemahan pada bulan Juli 2018. Jika sebelumnya rupee masih mampu terapresiasi terhadap dolar AS pada bulan Mei dan Juni 2018. Hal ini sebagai dampak dari sentimen negatif terhadap pertumbuhan global. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia dan impor minyak dunia India yang meningkat, perang dagang antara Tiongkok dan AS, dan aliran modal keluar yang meningkat juga menjadi faktor pelemahan rupee India.

Lira Turki menjadi salah satu mata uang yang terdepresiasi paling besar sepanjang triwulan II tahun 2018. Hal ini sebagai dampak dari suku bunga acuan yang tidak berubah dan tren inflasi yang terus meningkat. Faktor geopolitik juga menjadi salah satu faktor dimana AS memberikan sanksi kepada dua perdana menteri Turki terkait penahanan pendeta.

Rupee India juga mengalami pelemahan pada bulan Juli 2018.

Lira Turki juga salah satu mata uang yang

(27)

12

(28)

13

Perkembangan Harga Komoditas Di Pasar Internasional

Harga komoditas masih melanjutkan tren yang meningkat sepanjang triwulan II tahun 2018 terutama harga komoditas energi dan pangan pertanian. Berdasarkan data Pink Sheet Bank Dunia, pada triwulan II tahun 2018, peningkatan terjadi pada komoditas batu bara Australia (25,5 persen, (YoY)), minyak mentah WTI (36,8 persen, (YoY)). Komoditas pertanian seperti kakao dan kopi robusta masing-masing meningkat 32,1 persen (YoY) dan 32,3 persen (YoY). Harga logam dan mineral seperti tembaga juga meningkat 21,2 persen (YoY) dan nikel meningkat 50,8 persen.

Harga batu bara masih mengalami tren yang terus meningkat pada triwulan II tahun 2018. Pada periode ini, harga batu bara Australia mencapai harga tertinggi pada bulan Mei 2018 mencapai USD105,4. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan di Tiongkok dan Asia Utara. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang lebih panas daripada biasanya sehingga permintaan untuk mesin pendingin dan industri meningkat.

Harga logam dan mineral juga mengalami peningkatan semenjak awal tahun 2018. Harga nikel menjadi komoditas dengan peningkatan tertinggi. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan seiring terjadinya penurunan pasokan inventori nikel global terutama Filipina dan Rusia.

Harga komoditas masih dalam tren meningkat sepanjang triwulan II tahun 2018 terutama harga komoditas energi dan pangan pertanian.

Harga batu bara masih mengalami tren yang terus meningkat pada triwulan II tahun 2018.

(29)

14

Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018

Komoditas Unit Apr-18

(30)

15

Sumber: LCMO Pink Sheet, World Bank

Harga Minyak Dunia dan Gas Alam

Harga minyak mentah dunia masih mengalami peningkatan sepanjang triwulan II tahun 2018. Meski sedikit menurun pada bulan Juni 2018 namun harga minyak mentah dunia masih diatas USD70. Hal ini didorong oleh masih tingginya permintaan minyak mentah di pasar global terutama negara OECD. Selain itu, komitmen dari negara-negara produsen minyak non-OPEC untuk mengurangi stok minyak mentah global juga menjadi penyebab masih tingginya harga minyak mentah dunia. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor geopolitik seperti sanksi ekonomi terhadap Iran dan Venezuela yang semakin menurunkan prospek pertumbuhan pasokan minyak mentah.

Tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia juga mengikuti tren peningkatan harga minyak mentah dunia. Di kawasan Asia-Pasifik, permintaan minyak oleh Tiongkok dan India yang meningkat menyebabkan harga minyak mentah Indonesia masih menguat. Namun demikian, pada bulan Juni harga minyak mentah sedikit menurun karena adanya penurunan permintaan minyak dari jepang

Harga minyak mentah dunia pada triwulan II tahun 2018 masih mengalami peningkatan

(31)

16

dan Korea dan menurunnya aktivitas pengolahan di Tiongkok dan India seiring program pemeliharaan kilang.

Tabel 4. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia, Tahun 2017-2018

Harga Minyak Mentah dan Gas Dunia

2017 2018 Rata-rata Bulanan

2018

Sumber: Pink Sheet World Bank, Kementerian ESDM, EIA

Harga gas alam juga mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2018, terutama pada bulan Juni 2018 seiring dengan peningkatan permintaan bahan bakar di pasar global yang meningkat. Peningkatan harga gas juga terkait dengan peningkatan permintaan gas alam karena cuaca yang lebih panas untuk memenuhi kebutuhan untuk mesin pendingin lebih tinggi dan gas alam menjadi sumber untuk kebutuhan tersebut.

Cadangan Devisa

Cadangan devisa India pada triwulan II tahun 2018 mengalami peningkatan mencapai USD406,0 pada bulan Juni 2018 dibandingkan dengan posisi pada bulan Juni tahun 2017. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan aset mata uang asing dan emas. Cadangan devisa Tiongkok masih menguat di tengah perang dagang dengan AS. Hal ini didorong oleh stabilitas pasar valuta asing di Tiongkok, penguatan dolar AS, dan harga aset yang meningkat. Cadangan devisa Thailand juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi tahun lalu karena adanya aliran modal masuk yang menyebabkan surplus transaksi berjalan.

Harga gas alam juga mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2018 terutama pada bulan Juni 2018.

Peningkatan cadangan devisa India didorong oleh kepemilikan aset mata uang asing dan emas.

(32)

17

Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan pada bulan Juni 2018. Hal ini sebagai akibat dari upaya mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Penyebab lain adalah pembayaran utang luar negeri pemerintah dan upaya menjaga stabilitas rupiah ditengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral, Tahun 2018 (miliar USD)

Sumber: IMF, International Reserve Assets 2018

Juni'17 April'18 Mei'18 Juni'18 % YoY

BRIC

Brazil 377,2 380 382,5 379,5 0,6

Rusia 412,2 459,9 456,6 456,7 10,8

India 387,3 421,2 413,0 406,0 4,8

Tiongkok 3149,9 3221,4 3206,3 3205,6 1,8

ASEAN-5

Indonesia 123,1 124,8 122,9 119,8 -2,7

Malaysia 98,9 109,5 108,4 104,7 5,9

Singapura 266,3 287,7 287,9 288,1 8,2

Thailand 185,6 215,2 212,5 206,8 11,4

Filipina 81,3 79,6 79,2 77,5 -4,7

Jepang 1249,7 1255,9 1254,3 1258,5 0,7

Kawasan

Euro 779,2 817,8 816,1 804,3 3,2

Inggris 147,3 154,8 158,5 155,5 5,6

Amerika

Serikat 122 124,5 122,8 125,1 2,5

(33)

18

Perkiraan Ekonomi Dunia

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 masih diperkirakan sama dengan proyeksi April 2018 sebesar 3,9 persen. Perbedaan pertumbuhan diantara negara maju seperti AS dan Eropa serta Jepang semakin melebar, begitu juga negara-negara berkembang. Pertumbuhan negara yang menjadi kurang merata disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan. Hal ini juga mempengaruhi proyeksi pertumbuhan negara-negara berkembang yang semakin tidak merata. Negara berkembang diproyeksi mampu tumbuh 4,9 persen tahun 2018 dan 5,1 persen pada tahun 2019.

Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF, Tahun 2016-2018

WEO-IMF Realisasi Perkiraan

Kelompok Negara 2016 2017 2018 2019

Amerika Latin dan

Karibia -0,7 1,3 2,0 1,6 2,8 2,6 -0,4 -0,2

Brazil -3,5 1,0 2,3 1,8 2,5 2,5 -0,5 0,0

Sub Sahara Afrika 1,4 2,8 3,4 3,4 3,7 3,8 0,0 0,1

Afrika Selatan 3,2 3,8 3,9 1,5 3,9 1,7 0,0 0,0

Sumber: World Economic Outlook, Juli 2018

(34)

19

Pertumbuhan AS diperkirakan dalam jangka waktu pendek menguat secara sementara dengan pertumbuhan sebesar 2,9 persen pada tahun 2018 dan 2,7 persen pada tahun 2019. Stimulus fiskal dan permintaan swasta yang menguat memberikan dampak kepada output yang melampaui potensial dan menurunkan tingkat pengangguran, serta tekanan inflasi. Impor juga meningkat seiring dengan peningkatan permintaan domestik. Hal ini mendorong peningkatan defisit transaksi berjalan dan memperlebar ketidakseimbangan global. Pertumbuhan kawasan Eropa diproyeksi mengalami perlambatan dari 2,4 persen tahun 2017 menjadi 2,2 persen tahun 2018 dan 1,9 persen tahun 2019. Hal ini seiring dengan pertumbuhan beberapa negara seperti Jerman, Perancis, dan Italia yang diproyeksi menurun setelah aktivitas ekonomi pada triwulan I tahun 2018 yang melambat. Selain itu, kondisi pengetatan moneter dan kondisi politik yang tidak pasti juga memberikan pengaruh terhadap perekonomian kawasan Eropa.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi melambat menjadi 1,0 persen pada tahun 2018. Perlambatan konsumsi dan investasi menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi diperkirakan menguat pada tahun 2019 didorong oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.

Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh melambat dari 6,9 persen tahun 2017 menjadi 6,6 persen pada tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019. Pertumbuhan moderat ekonomi Tiongkok pada tahun 2018 dan 2019 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kebijakan pengetatan pada sektor keuangan dan permintaan eksternal yang diperkirakan melambat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi turun menjadi 1,0 persen pada tahun 2018.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh melambat dari 6,9 persen tahun 2017 menjadi 6,6 persen pada tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019.

(35)

20

Perekonomian kawasan Amerika Latin diperkirakan tumbuh dari 1,3 persen pada tahun 2017 menjadi 1,6 persen pada tahun 2018 dan lebih lanjut terus meningkat pada tahun 2019 sebesar 2,6 persen. Peningkatan harga komoditas yang terjadi mendorong pertumbuhan negara-negara pengekspor komoditas di kawasan ini. Penurunan outlook dari bulan April tahun 2018 menggambarkan kondisi risiko yang dihadapi beberapa negara di kawasan ini seperti kondisi pasar keuangan yang mengalami pengetatan di Argentina, ketidakpastian politik di Brazil, dan tensi ketidakpastian perdagangan (renegosiasi NAFTA) di Meksiko, dan penurunan produksi minyak di Venezuela.

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Sub-Sahara Afrika terus mengalami peningkatan. Hal ini didukung oleh peningkatan harga komoditas. Kawasan Sub-Sahara Afrika diproyeksikan tumbuh meningkat dari 2,8 persen pada tahun 2017 menjadi 3,4 persen pada tahun 2018 dan 3,8 persen tahun 2019. Perbaikan juga diprediksi terjadi pada perekonomian Nigeria yang mampu tumbuh dari 0,8 persen tahun 2017 menjadi 2,1 persen tahun 2018 dan 2,3 persen 2019 didukung oleh peningkatan harga minyak. Pertumbuhan Afrika Selatan diperkirakan juga meningkat karena perbaikan yang terus terjadi dengan kepemimpinan baru yang mendorong penguatan investasi.

Tabel 7. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB, Tahun 2017-2019 (YoY)

Pertumbuhan PDB (%) Perkiraan

Asia Selatan 6,5 7,0 7,2

India 6,7 7,3 7,6

(36)

21

Pertumbuhan PDB (%) Perkiraan

Sumber: Asia Development Outlook Suplement Juli 2018

Risiko Global

Pada triwulan II tahun 2018, risiko global cenderung lebih kepada risiko negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Risiko keuangan menjadi sorotan seiring dengan ekspektasi kebijakan moneter, tensi perdagangan, dan ketidakpastian politik yang meningkat. Tingkat inflasi di AS yang menguat juga memberikan ekspektasi terhadap peningkatan suku bunga AS yang memicu aliran modal keluar dari negara-negara berkembang. Selain itu, koordinasi antar pemangku kebijakan di Tiongkok untuk menurunkan pertumbuhan kredit meningkatkan risiko negatif pada aktivitas ekonomi. Risiko positif dalam periode ke depan masih tertutupi secara dominan oleh risiko negatif. Tendensi risiko masih lebih berat kepada risiko negatif pada triwulan II tahun 2018. Namun demikian, peningkatan harga komoditas yang masih terjadi masih mendorong pertumbuhan negara-negara berkembang khususnya pengekspor komoditas. Kebijakan pengetatan moneter yang masih ditunda karena tekanan inflasi rendah juga menjadi salah satu risiko positif pada triwulan II tahun 2018.

Risiko pada triwulan II tahun 2018 memiliki tendensi pada risiko negatif yang lebih besar.

(37)
(38)
(39)
(40)

25

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi perekonomian global yang mengalami peningkatan, meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa.

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015-Triwulan II Tahun 2018 (persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dari sisi lapangan usaha, Industri Pengolahan yang merupakan sektor dengan proporsi terbesar terhadap PDB tumbuh sebesar 4,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,6 persen (YoY), namun tumbuh lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,5 persen (YoY). Kinerja ini dipengaruhi oleh melambatnya kinerja beberapa industri utama, seperti industri Makanan dan Minuman.

4,8

2015 2016 2017 2018

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.

(41)

26

(i) Industri Makan dan Minuman tumbuh sebesar 8,7 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 12,8 persen (YoY), namun meningkat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,5 persen (YoY). Kinerja ini didorong oleh peningkatan produksi minyak kelapa sawit (CPO). (ii) Industri Alat Angkutan tumbuh sebesar 3,1 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,8 persen (YoY), namun lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan II tahun 2017 yang masing besarnya 0,6 persen (YoY). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi motor. (iii) Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tumbuh sebesar 6,4 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang besarnya 7,4 persen (YoY), namun lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY). (iv) Industri Batubara dan Pengilangan Migas tumbuh sebesar 0,3 persen (YoY), relatif sedikit menurun dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 0,4 persen (YoY), namun tumbuh lebih cepat dari triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan Industri Batubara dan Pengilangan Migas tersebut didukung oleh peningkatan produksi kilang bahan bakar minyak (BBM).

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan II tahun 2018 tumbuh sebesar 4,8 persen (YoY), lebih cepat dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun 2017 yang masing-masing besarnya 3,2 persen (YoY) dan 3,3 persen (YoY). Kinerja tersebut didorong oleh Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) seiring dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan tanaman holtikultura seiring dengan adanya panen raya. Sementara itu, Perikanan tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang sebesar

(42)

27

5,5 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,4 persen (YoY). Kinerja Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada triwulan II tahun 2018 tersebut dipengaruhi oleh faktor musiman.

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh sebesar 5,2 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018. Pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang sebesar 3,5 persen (YoY). Kinerja tersebut dipengaruhi oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh sebesar 5,4 persen atau lebih cepat dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun 2017. Sementara itu, Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya tumbuh sebesar 4,4 persen (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya yang besarnya 5,9 persen (YoY) namun lebih cepat dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,5 persen (YoY). Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tersebut didorong oleh peningkatan produksi dan impor.

Pada triwulan II tahun 2018, Konstruksi tumbuh sebesar 5,7 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang sebesar 7,4 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang sebesar 6,9 persen (YoY). Kinerja ini dipengaruhi oleh realisasi pengadaan semen dan peningkatan pendapatan beberapa perusahaan konstruksi BUMN serta peningkatan indeks nilai konstruksi.

Sektor Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY), melambat dibandingkan triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY) dan 11,1 persen (YoY). Sementara itu, Transportasi dan Pergudangan

(43)

28

tumbuh sebesar 8,6 persen (YoY), relatif tidak berbeda dari triwulan sebelumnya, namun sedikit lebih lambat dari triwulan II tahun 2017 yang sebesar 8,8 persen (YoY). Kinerja Transportasi dan Pergudangan pada triwulan II tahun 2018 dipengaruhi oleh adanya penambahan frekuensi perjalanan dan dioperasikannya layanan pendukung baru masa lebaran.

Pada triwulan II tahun 2018, Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang masing-masing sebesar 0,7 persen (YoY) dan 2,1 persen (YoY). Hal ini didorong oleh meningkatnya produksi kilang bahan bakar minyak (BBM).

Tabel 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Lapangan Usaha (YoY)

Uraian 2017 2018

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 4,4 3,7 4,8 5,5 3,6 3,9

Konstruksi 6,0 6,9 7,0 7,2 7,4 5,7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 4,6 3,5 5,2 4,5 4,9 5,2

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 0,2 0,0 0,7 6,9 5,8 7,2

Jasa Pendidikan 4,0 0,9 3,6 5,9 4,8 4,9

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,1 6,3 7,5 6,3 6,1 7,1

Jasa lainnya 7,9 8,5 9,3 8,9 8,4 9,2

Produk Domestik Bruto 5,0 5,0 5,1 5,2 5,1 5,3

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pertambangan dan

(44)

29

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 7,1 persen (YoY), lebih cepat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 6,1 persen (YoY) maupun sebesar 5,9 persen (YoY).

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 5,7 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2018 yang besarnya 5,5 persen (YoY) namun relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Sementara itu, real estate tumbuh sebesar 3,1 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2018 yang masing-masing besarnya 3,2 persen (YoY) dan 3,7 persen (YoY). Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 7,6 persen (YoY), meningkat signifikan dari pertumbuhan triwulan I tahun 2018 yang sebesar 3,3 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif sebesar -2,5 persen (YoY).

Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,8 dan meningkat signifikan dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,9 persen (YoY). Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 8,9 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 8,0 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,2 persen (YoY).

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Makan Minum serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,1 persen (YoY) dan 3,0 persen (YoY).

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Real estate; dan Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh masing-masing sebesar 5,7 persen (YoY); 3,1 persen (YoY); dan 7,6 persen (YoY).

(45)

30

Di sisi lain, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial tumbuh sebesar 7,2 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,8 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi, tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY). Kinerja tersebut membaik dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017 yang masing-masing tumbuh sebesar 4,9 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh cairnya tunjangan hari raya, tunjangan gaji dan tunjangan kinerja pada triwulan II tahun 2018. Selain itu, juga didukung oleh meningkatnya bantuan sosial tunai pemerintah yang tumbuh sebesar 61,7 persen, lebih cepat dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 18,6 persen.

Makanan dan Minuman Selain Restoran yang merupakan komponen terbesar Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh lebih tinggi pada triwulan II tahun 2018. Transportasi dan Komunikasi yang merupakan komponen terbesar kedua dalam Konsumsi Rumah Tangga juga tumbuh lebih tinggi. Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 4,8 persen (YoY).

Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY)

Jenis Pengeluaran 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,9 4,9 4,9 5,0 4,9 5,1

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 8,1 8,5 6,0 5,2 8,1 8,7

Sumber : Badan Pusat Statistik

Konsumsi Rumah Tangga yang menjadi sumber utama pertumbuhan PDB tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY).

(46)

31

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY) atau melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 7,9 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh hampir seluruh jenis barang modal kecuali Produk Kekayaan Intelektual. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang berlangsung di beberapa daerah, baik pembangunan baru maupun lanjutan dari pembangunan periode sebelumnya memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan PMTB.

Investasi bangunan tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 6,2 persen (YoY) dan dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,1 persen (YoY). Mesin dan Perlengkapan tumbuh sebesar 22,7 persen (YoY), sedikit melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 23,7 persen (YoY), namun meningkat signifikan dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif yaitu -2,2 persen (YoY). Pertumbuhan investasi berupa Mesin dan Perlengkapan seiring dengan meningkatnya produksi domestik dan impor.

Konsumsi Pemerintah pada triwulan II tahun 2018 tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), meningkat cukup signifikan dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,7 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh negatif yaitu sebesar -1,9 persen (YoY). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi belanja bantuan sosial dan barang, yaitu masing-masing meningkat sebesar 67,6 persen (YoY) dan 8,0 persen (YoY).

(47)

32

Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen (YoY), lebih cepat dibandingkan triwulan I tahun 2018 dan triwulan II tahun 2017 yang masing-masing besarnya 6,1 persen (YoY) dan 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan yang lebih cepat ini didorong oleh meningkatnya nilai dan volume baik ekspor nonmigas maupun migas. Hal ini terutama dipengaruhi oleh harga komoditas yang masih meningkat serta perekonomian negara mitra dagang utama yang tumbuh positif.

Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 15,2 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 12,7 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY). Impor Barang tumbuh sebesar 17,0 persen (YoY), meningkat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 13,1 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 0,2 persen (YoY). Peningkatan ini didorong oleh peningkatan impor migas yang tumbuh sebesar 7,1 persen (YoY) maupun impor nonmigas yang tumbuh sebesar 19,4 persen (YoY). Di sisi lain, impor Jasa tumbuh sebesar 4,3 persen (YoY), melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 9,7 persen (YoY), meskipun lebih tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh 0,5 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut seiring dengan meningkatnya impor jasa angkutan untuk ekspor dan impor barang. Selain itu, terjadi peningkatan jumlah wisatawan nasional dan devisa yang keluar. Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh sebesar 8,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,1 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,5 persen (YoY). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kegitan pemilihan kepala daerah

Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 7,7 persen (YoY).

Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 15,2

persen (YoY) .

(48)

33

(PILKADA) serentak di 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten; kegiatan persiapan pemilihan umum (PEMILU) legislatif dan presiden 2019; serta aktivitas partai politik berskala nasional.

Perkembangan Ekonomi Daerah

Pada triwulan II tahun 2018, seluruh pulau mengalami pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua. Rata-rata pertumbuhan Maluku dan Papua, Sulawesi, dan Jawa diatas rata-rata pertumbuhan 34 provinsi di Indonesia. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan wilayah yang lain lebih rendah.

Gambar 5. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar Indonesia pada Triwulan I Tahun 2017-Triwulan II Tahun 2018 (Persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik

Perekonomian Maluku dan Papua rata-rata tumbuh sebesar 18,2 persen (YoY), tumbuh lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,9 persen (YoY) dan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Sementara itu, Sulawesi rata-rata tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 6,8 persen (YoY) meskipun lebih tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,6 persen (YoY).

4,14,24,44,44,34,7 5,75,55,75,65,75,7 2,93,45,33,23,83,8 5,04,44,63,43,33,3 6,96,66,97,56,86,7 4,45,34,45,416,918,2

Sumatera Jawa Bali dan Nusa

Tenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

2017 Q1 2017 Q2 2017 Q3 2017 Q4 2018 Q1 2018 Q2

Pada triwulan II tahun 2018, seluruh pulau mengalami pertumbuhan positif.

(49)

34

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Jawa sebesar 5,7 persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya namun lebih tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,5 persen (YoY). Sementara itu, Sumatera tumbuh sebesar 4,7 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun yang tumbuh masing-masing sebesar 4,3 persen (YoY) dan 4,2 persen (YoY). Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 3,8 persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya namun lebih tinggi dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 3,4 persen (YoY). Sementara itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kalimatan adalah sebesar 3,3 persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya namun lebih rendah dari triwulan II tahun 2017 yang besarnya 4,4 persen (YoY).

Tabel 10. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan provinsi dengan proporsi perekonomian terbesar di Jawa. Proporsi perekonomian DKI Jakarta terhadap Jawa pada triwulan II tahun 2018 adalah sebesar 29,8 persen. Pada triwulan II tahun 2018, DKI Jakarta yang merupakan kontributor utama perekonomian Jawa tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY).

Pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan I tahun 2018 yang besarnya 6,0 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang besarnya 6,1 persen

DKI Jakarta yang merupakan kontributor utama perekonomian Jawa tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY).

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera pada triwulan II tahun 2018, masing-masing adalah 5,7 persen (YoY) dan 4,7 persen (YoY).

(50)

35

(YoY). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ini dipengaruhi oleh Konstruksi dan Industri Pengolahan yang tumbuh melambat. Sementara itu, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh lebih cepat.

Tabel 11. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan memiliki proporsi terbesar pada perekonomian Sumatera yaitu masing-masing sebesar 23,4 persen, 22,6 persen dan 13,0 persen. Pada triwulan II tahun 2018, Sumatera Utara yang merupakan penyumbang utama perekonomian Sumatera tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut relatif lebih tinggi dari triwulan sebelumnya maupun triwulan II tahun 2017 yang besarnya 4,7 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Kinerja tersebut dipengaruhi oleh Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta Kontruksi yang tumbuh sedikit lebih tinggi. Selain itu, didukung oleh pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian serta Industri Pengolahan yang tetap terjaga.

(51)

36

Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Kalimantan Timur memiliki proporsi sebesar 52,0 persen terhadap perekonomian Kalimantan, atau yang paling tinggi. Pada triwulan II tahun 2018, Kalimantan Timur tumbuh sebesar 1,8 persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya, namun melambat dari triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 3,6 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh Pertambangan dan Penggalian yang relatif terkontraksi serta Industri Pengolahan yang melambat meskipun Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang tumbuh lebih cepat.

Tabel 13. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2017-2018 Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sulawesi Selatan memiliki proporsi perekonomian terbesar di Sulawesi, yaitu mencapai 50,2 persen. Pada triwulan II tahun 2018, Sulawesi Selatan tumbuh sebesar 7,4 persen (YoY), relatif tidak berubah dari triwulan sebelumnya, namun tumbuh lebih cepat dibandingkan triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,8 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didukung oleh Pertanian,

Sulawesi Selatan sebagai penyumbang terbesar perekonomian Sulawesi tumbuh sebesar 7,4 persen (YoY).

(52)

37

Kehutanan, dan Perikanan serta Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh lebih cepat.

Tabel 14. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Bali merupakan provinsi dengan proporsi perekonomian terbesar di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu mencapai sebesar 51,0 persen. Pada triwulan II tahun 2018, Bali tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY), lebih cepat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,6 persen (YoY) maupun triwulan II tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,0 persen (YoY). Kinerja tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum serta Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang relatif terjaga, meskipun relatif melambat.

Tabel 15. Perkembangan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2017-2018

Pertumbuhan (%, YoY) Proporsi terhadap Pulau (%)

2017 2018 2017 2018 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Papua memiliki proporsi terbesar bagi perekonomian Maluku dan Papua, yaitu mencapai sebesar 59,0 persen. Pada triwulan II tahun 2018, Papua tumbuh signifikan yaitu mencapai sebesar 24,7 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut sedikit melambat dari triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 26,1 persen (YoY), namun masih lebih tinggi

Papua memiliki proporsi terbesar bagi perekonomian Maluku dan Papua.

(53)

38

dari periode yang lain sejak tahun 2013. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh Pertambangan dan Penggalian yang tetap tumbuh meskipun melambat, serta Konstruksi yang tumbuh signifikan.

Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Bisnis

Indeks Tendensi Konsumen

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan II tahun 2018 adalah sebesar 125,4 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang besarnya 103,8. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat yang meningkat dengan optimisme yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 133,4, dan meningkatnya volume konsumsi rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 132,4. Daya beli konsumen yang dilihat dari indeks pengaruh inflasi terhadap pengeluaran rumah tangga yang besarnya 112,9 menunjukkan bahwa inflasi selama triwulan II tahun 2018 tidak terlalu berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga.

Tabel 16. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2017–Triwulan II Tahun 2018 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2017 2018

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pendapatan rumah tangga 100,3 116,5 110,4 106,7 101,4 133,4

Pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan

sehari-hari 101,6 109,1 108,7 105,8 103,6 112,9

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan (daging, ikan, susu, buah-buahan, dll) dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, kesehatan, dan rekreasi)

107,8 123,2 108,9 109,3 110,0 132,4

Indeks Tendensi Konsumen 102,3 115,9 109,4 107,0 103,8 125,4

Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar

Tabel 1. Tingkat Inflasi Global Triwulan II Tahun 2018 (% YoY)
Tabel 2. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara, Tahun 2018 (persen)
Tabel 3. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih, Tahun 2018
Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral, Tahun 2018 (miliar USD)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pendapatan per kapita diikuti oleh peningkatan ketimpangan pendapatan karena setelah perekonomian di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh sektor industri

Melalui pengerjaan LKPD 2 ini, siswa diharapkan dapat menemukan sifat-sifat limit fungsi aljabar di suatu titik secara intuitif.. Awali dan akhiri kegiatan pengerjaan LKPD ini

Faktor pembentuk preferensi konsumen dalam memilih Armor Kopi dalam penelitian ini ada sepuluh faktor yang terdiri dari Harga, Kualitas layanan, Kualitas produk (rasa dan varian),

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Abiddin (2006) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara proses belajar, mentoring, dan

Nefron memiliki enam segmen yaitu kapsula glomerulus yang merupakan ujung buntu yang meluas pada nefron, tubuli konvoluti, tubuli rekti proksimalis, segmen tipis,

Penelitian ekstraksi bertingkat petroleum eter-kloroform-metanol dari daun, kulit akar, akar, kulit batang dan batang Fagraea racemosa terhadap pereaksi radikal

Adalah lubang colokan bawaan untuk masukan Mikropon. Mikropon harus disambungkan pada lubang colokan ini. Selain memiliki fungsi setelan pengeras suara bawaannya, lubang colokan audio

Panduan monitoring sedasi (frekuensi dan tipe monitoring dengan pola yang seragam pada tindakan yang sama) SPO monitoring sedasi (frekuensi dan tipe monitoring) (ditulis