ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MILIK PEMERINTAH (BUMN)
DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
penelitian ini adalah data sekunder berupa Laporan Keuangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 pada Perusahaan Tambang di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan yang terdiri dari satu Perusahaan Tambang Milik Pemerintah dan tujuh Perusahaan Tambang Milik Swasta. Metode analisis ini adalah Independent Sample Test . Variabel yang digunakan adalah gross profit margin (GPM),operating profit margin (OPM),net profit margin(NPM),return on asset (ROA),return on investment(ROI) dan return on equity (ROE).Variabel return on asset (ROA), Return On Investment (ROI), dan Gross Profit Margin (GPM) menghasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada perbedaan antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan Variabel operating profit margin (OPM), net profit margin (NPM), dan return on equity (ROE) menghasilkan nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Perbedaan disebabkan Perusahaan Tambang Pemerintah (BUMN) sebagai pemasok batubara terbesar bagi perusahaan milik negara.
Rata-rata rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) lebih besar dibandingkan Perusahaan Tambang Swasta, Ini berarti bahwa rasio rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) lebih baik dibandingkan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri pertambangan di Tanah Air mengalami pertumbuhan yang pesat, oleh karena itu menimbulkan persaingan antar perusahaan. Persaingan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk menciptakan inovasi serta mengembangkan konsep atau metode-metode baru
dalam perusahaan, selanjutnya yang akan digunakan oleh pihak manajemen dalam perhitungan
matematisnya agar mampu bertahan dalam persaingan serta meningkatkan nilai perusahaan
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu kinerja keuangan adalah salah satu hal yang penting
dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang menarik karena
pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir, seperti terlihat dari perkembangan perusahaan pertambangan batubara, emas, ferronikel, Hal ini akan mendorong meningkatnya
investasi asing di sektor tersebut. Agar menarik investor pihak perusahaan harus memberikan rincian laporan keuangan sebagai penilaian kinerja keuangan yang selama ini telah dijalankan. Kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang
terdiri dari neraca,laporan laba rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau diperoleh gambaran
tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi memberikan gambaran tentag hasil usaha perusahaan yang bersangkutan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dari informasi yang disajikan
melalui suatu laporan keuangan pada satu periode. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai
diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari ke waktu untuk
mengetahui sejauhmana perusahaan mencapai tujuannya serta dapat digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal usaha,
keefektifan penggunaan aktiva, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial
perusahaan (Subramanyam, 2005). Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio selama satu periode tertentu (Munawir,2005)
Salah satu rasio untuk menilai prestasi perusahaan atau kinerja keuangan perusahaan
adalah rasio profitabilitas yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya.
Rasio profitabilitas mengukur perushaan menghasilkan keuntungan ( profitabilitas ) pada tingkat
penjualan ,asset, dan modal saham (Hanafi 2005). Rasio profitabilitas ini akan memberikan
jawaban tentang efektivitas manajemen perusahaan dan tentang efektivitas pengelolaaan
keuangan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rasio profitabilitas pada
perusahaan Pertambangan untuk melihat sejauh mana perusahaan melakukan efektivitas
pengelolaan manajemen dan keuangan. Oleh karena Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dibedakan menjadi perusahaan Pertambangan Milik Pemerintash (BUMN)
dan perusahaan Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia maka penulis tertarik untuk untuk
menilai keefektifan penggunaaan sumber daya yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap kinerja
keuangan yang dihasilkan. Aktivitas yang dijalankan perusahaan dilihat dari rasio-rasio yang
dimiliki seperti gross profit margin (GPM), operating margin (OPM), net profit margin
(NPM),return on assets (ROA).return on investments (ROI) dan return on equity (ROE). Maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PERBANDINGAN
PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Perusahaan
Pertambangan milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Pertambangan milik Swasta di
Bursa Efek Indonesia.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Lpaoran Keuangan
Laporan keuangan menurut Sofyan (2008) adalah :
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan /aktivitas perusahaan dengan pihak –
pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.
2.2 Analisis Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical Relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menggunakan alat analisa berupa rasio
maka akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
2.2.1 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara berbagi komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar
terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu,baik penurunan atau
kenaikan sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas,maupun bagi pihak luar perusahaan,yaitu:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu;
2) Untuk menilai posisi laba perusahan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang; 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri;
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
sendiri;
Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk;
1) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang; 2) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
3) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
Menurut Kashmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:
1) Operating Profit Margin
Laba bersih sebelum bunga dan pajak yang dicapai dibandingkan dengan penjualan
Operating Profit Margin = EBIT x 100%
Sales Revenue
2) Net Profit Margin
Mengukur laba bersih setelah pajak yang dicapai dibandingan dengan penjualan.
Net Profit Margin = Earning after interest and Tax (EAIT) x 100%
Sales
3) Gross profit margin
Margin laba kotor menunjukan laba relative terhadap perusahaan,dengan cara
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk
penetapan harga pokok penjualan.
Gross profit margin = Penjualan bersih – Harga pokok Penjualan
4) Return on Assets
Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah asset secara
keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian (%) dari asset yang dimiliki
Return on Assets (ROA)= laba setelah pajak x 100% Total asset
5) Return On Equity
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.
Return On Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax Equity
6) Return on Investment
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Return on investment = EAT x 100%
Total Aktiva
III.Metodologi Penelitian
3. 1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan berjumla 8 Teknik
pengambilan sampel (sampling) yang digunakan secara purposive sampling,yaitu kelompok
objek yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
(satu) perusahaan milik pemerintah (BUMN) dan 7 (tujuh) perusahaan swasta yang terdaftar di
BEI selama periode (2008-2011),memperoleh laba (2008-2011) mempublikasikan laporan
keuangan selama periode amatan (2008-2011), dan tidak ada data yang kosong yang digunakan
dalam penelitian. Berdasarkan criteria tersebut maka sampel dala penelitian ini berjumlah 8 atau
seluruh populasi.
Nama-nama perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:
III.2 Sumber Data
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan keungn dari tahun 2007 sampai dengan tahu 2011 pada perusahaan Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia.
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi ,yaitu pengumpulan data dengan cara
mencatat laporan keuangan perusahaan Pertambangan yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiataan penelitian ini melalui internet dengan situs http;//www.idx.co.id.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan berpedoma pada data yang diperoleh dari data
sekunder berupa laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi)dan selanjutnya akan dianalisis
dengan uji beda melalul program SPSS for windows versi… dengan model yang digunakan
adalah statistic non parametric dengan menggunakan model independent sample test.
Variabel-variabel yang digunakan adalah : gross profit margin,operating profit margin,net
profit margin,return on assets ,return on investment dan return on equity. Tingkat signifikan
yang diambil dalam penelitian ini adalah 5% atau tingkat kepercayaan sebesar 95%. Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t,jika signifikan t (2 tailed) < dari ?
= 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak. Hipotesis
Ha : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan Pertambangan milik pemerintah
(BUMN) dengan peusahaan Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia.
Ho : tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan Pertambangan milik
pemerintah (BUMN) dengan peusahaan Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia.
3. 6 Model Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambarkan 1.
UJI BEDA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
(BUMN)
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA
IV. Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif
Rata-rata Rasio Profitabilitas Perusahaan Tambang Milik Swasta pada tahun 2008-2011
Tabel
Tabel diatas menggambarkan rata-rata rasio Profitabilitas Perusahaan Tambang Milik
Swasta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2008, Return on equity memiliki rata-rata sebesar 16.52, rata-rata Return on Assets sebesar 6.72, rata-rata Return on investment sebesar 10.46, rata-rata Gross profit margin sebesar 24.08, rata-rata Operating Margin sebesar -75.64 dan rata-rata Net profit margin sebesar -83.74.
Pada tahun 2009, Return on equity memiliki rata-rata sebesar 11.57, rata-rata Return on Assets sebesar 5.17, rata-rata Return on investment sebesar 11.70, rata-rata Gross profit margin sebesar 26.53, rata-rata Operating Margin sebesar 2.24 dan rata-rata Net profit margin sebesar 5.91.
Pada tahun 2010, Return on equity memiliki rata-rata sebesar 21.65, rata-rata Return on Assets sebesar 10.26, rata-rata Return on investment sebesar 15.93, rata-rata Gross profit margin sebesar 28.69, rata-rata Operating Margin sebesar 17.63 dan rata-rata Net profit margin sebesar 4.66.
Pada tahun 2011, Return on equity memiliki rata-rata sebesar 30.70, rata-rata Return on Assets sebesar 15.92, rata-rata Return on investment sebesar 21.17, rata-rata Gross profit margin sebesar 29.49, rata-rata Operating Margin sebesar 20.05 dan rata-rata Net profit margin sebesar 9.63.
4.2 Rekapitulasi Hasil Uji T Dua Sampel Bebas Rasio Profitabilitaas Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta
Tabel
Rekapitulasi Hasil Uji T Dua Sampel Bebas Rasio Profitabilitaas Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta
Variabel Rasio
Return on Equity 45.8525 10.0671 20.1119 29.2697 0.093
Return on Assets 31.6850 6.1227 9.5169 17.6017 0.019
Return on Investement 44.1400 8.8089 14.8141 22.0678 0.014
Gross Profit Margin 49.7725 3.3091 27.1966 13.3379 0.002
Net Profit Margin 27.1775 3.1780 -15.8858 129.8746 0.517 Tabel diatas menjelaskan Hasil Uji T dua sampel bebas Rasio Profitabilitaas Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa Variabel Return on equity menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.093 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Return on equity Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 45.8525 lebih besar dari rata-rata Return on equity Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar 20.1119, hal ini berarti Return on equity Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Return on equity Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Return on Assets menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.019 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada perbedaan Return on Assets antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 31.6850 lebih besar dari rata-rata Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar 9.5169, hal ini berarti Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Return on investment menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.014 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada perbedaan Return on investment antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
dibandingkan dengan Return on investment Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Gross profit margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada perbedaan Gross profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
Gross profit margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 49.7725 lebih besar dari rata-rata Gross profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar 27.1966, hal ini berarti Gross profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Gross profit margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN). Variabel Operating Margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.529 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Operating Margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai
rata-rata Operating Margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 34.4925 lebih besar dari rata-rata Operating Margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar -8.9331, hal ini berarti Operating Margin Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Operating Margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN). Variabel Net profit margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.517 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Net profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata
Net profit margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 27.1775 lebih besar dari rata-rata Net profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar -15.8858, hal ini berarti Net profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Net profit margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN). Dari hasil uji beda terlihat Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) memiliki rasio
dikarenakan Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) merupakan penyuplai batubara
terbesar bagi proyek PLN -PLTU milik Pemerintah , PT Pupuk Indonesia selain itu juga hasil
dari Penjualan di luar negeri.
V. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent sample t test bahwa dari enam
variabel pengukur kinerja keuangan terlihat variabel GPM,OPM,NPM,ROA,ROE,dan ROI
menunjukan perbedaan nyata antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan
perusahaan Tambang Miilik Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaaan ini
disebabkan Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) merupakan penyuplai Batubara
bagi perusahaan milik pemerintah terutama PLN –PLTU dan PT Pupuk Indonesia sesuai
dengan tujuan dari Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) meningkatkan peran
dalam pembangunan bangsa dan negara. Sedangkan Perusahaan Tambang Milik Swasta
terkendala oleh pangsa pasar dalam negeri yang telah dikuasai oleh Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) sedangkan pangsa pasar diluar negeri tidak terlalu besar.
Rata-rata rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN) lebih besar dibandingkan Perusahaan Tambang Swasta, Ini berarti bahwa rasio
rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
lebih baik dibandingkan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Variabel rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI terpilih sebagai variabel yang
mempunyai kontribusi bermakna bagi pembeda kinerja keuangan Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Swasta yang terdaftar di Bursa Efek
berarti ada perbedaan Return on investment antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Gross profit margin
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada
perbedaan Gross profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Operating Margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.529 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan
Operating Margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Net profit margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.517 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Net profit margin antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Variabel Return on equity menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.093 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Karena Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dan sebagai pemasok batubar
paling besar bagi proyek pemerintah, maka sebaiknya Perusahaan Tambang Milik Swasta
meningkatkan sales bukan hanya dari dalam negeri tapi juga diluar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi,Mamduh M,2005,Manajemen Keuangan, Edisi 2005/2006 Badan Penerbit Fakultas Ekonomi- UGM ,Yogyakarta
John,Wild,J.,K.,R., Subramanyam,Robert F.,Halsey,2005. Financial Statement Analysis. Salemba Empat,Jakarta.
Munawir,S., 2005. Analisa Laporan Keuangan. Liberty,Yogyakarta. http//www.idx.co.id
ptba.co.id