• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENDER DAN PENDIDIKAN (3). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GENDER DAN PENDIDIKAN (3). docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

GENDER DAN PENDIDIKAN ISLAM

Putri Ratna Sari

Sekolah Tinggi Aagama Islam Negeri Jurai Siwo Metro

E-Mail: putriratnasarixia1@gmail.com

Abstrak

Banyak kalangan dari bangsawan sampai cendekiawan jatuh hati untuk menggeluti islam. Bukan saja melalui histories of islam juga doktriner semata, melainkan segala hal menjadi bagian dari islam yang merambah ke segala aspek kehidupan bukan saja umat muslim tetapi semua umat manusia dari mulai petunjuk jati diri suatu individu sampai menjadi bagian modernisasi dunia baru. Ajaran yang baik tidak terkontaminasi oleh unsur lain hingga akhir zaman. Permasalahan gender dewasa ini semakin gencar diperbincangkan di berbagai lapisan masyarakat. Sebagai bentuk protes yang dilakukan untuk menghapuskan ketimpangan gender yang terus berdampak pada kaum perempuan karena cap hitam pada perempuan. Kesetaraan gender terkait dengan ajaran islam yang dikaji sedemikian rupa tetap ada pembatas antara seorang laki – laki dan perempuan. Perempuan selalu menjadi tranding topic

dalam pembahasan gender karena perempuan yang banyak dirugikan. Dengan pendidikan yang di perlukan, islam mewajibkan semua manusia agar menuntut ilmu dalam alur pendidikan karena dengan berilmu ibadah seseorang akan jauh lebih sempurna dari pada orang yang tidak berilmu. Itulah mengapa pendidikan dalam islam sangat diwajibkan, bahkan barang siapa yang pergi menuntut ilmu sama halnya dengan berjalan dijalan Allah.

Kata kunci: Gender, Pendidikan dan Perempuan

Abstract

(2)

women because the black cap on a woman. Gender equality is associated with the teachings of Islam who studied in such a way remain a barrier between a man - men and women. Women have always been Tranding topic in the discussion of gender because women are most disadvantaged. With the education that is required, Islam requires all people to seek knowledge in the groove of education for the knowledge of worship will be much more perfect than those who are not knowledgeable. That is why education in Islam is very compulsory, even whoever went to study as well as walking the path of Allah.

Keywords: Gender, Education and Women

A. Pendahuluan

Pengertian sederhana, etimologi (kebiasaan) agama berasal dari Bahasa Arab Semit yang berarti undang – undang, peraturan, atau hukuman sedangkan Bahasa Arab berarti menguasai, menduduki, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Din juga dipahami sebagai perangkat system yang didalamnya mengandung peraturan sebagai peraturan yang mutlak ditaati oleh penganut agamanya sehingga membuat pemeluknya tunduk dan menaati perintah Tuhan dengan menjalankan ajaran agama. Karena allah menciptakan makhluk tiada lain hanya untuk menyembahnya. Mendefinisikan agama tidak sama dengan mengartikan agama secara bahasa disebabkan banyak hal subjektivitas dari para tokoh atau ahli yang mengkaji agama.

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari ajaran agama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, agama juga digunakan sebagai jalan terbaik untuk memberi jawaban atas persoalan dalam kehidupan karena didalamnya mengandung kebaikan – kebaikan, nampak dalam Al-Qur’an dan hadist yang ideal. Pada tahap ini Sejarawan menginterpretasikan kemudian menelusuri keterkaitan semua fakta yang satu dengan yang lain kemudian menafsirkannya.1 Wahyu Allah tidak dapat dijabarkan dengan terperinci ketika masih dalam tulisan murni tanpa adanya penafsiran dan hadis. Sangat perlu interpretasi agar mudah dipahami. Itulah mengapa islam sangat banyak menarik minat dari berbagai kalangan.

Studi yang membahas ajaran agama islam mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Dengan begitu seharusnya umat Islam tidak kaku di dalam memahami sekaligus menggali sains (keilmuan) karena ajaran Islam bersifat elastis dan universal selagi masih dibatasi norma – norma ajaran Islam.2 Norma dalam batasan tertentu dan bertanggung jawab, menguntungkan bagi manusia. Ajaran dalam islam yang dinamis dan progresif menghargai sains dan teknologi, bersikap balance untuk memenuhi kebutuhan marerial dan spiritual juga berbagai akhlak mulia. Pendekatan

1 Grita Anggraini, “Politik Padi Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indramayu Tahun 1942 - 1944”, Avatara, e-Jurnal Pendidikan Sejarah, vol. 4, no. 3 (2016), p. 4.

(3)

merupakan cara pandang yang dipergunakan sebagai pemahaman terhadap agama dengan keilmuan. Agama sering mendapat kritik karena pada kehidupan nyata orang beragama belum sepenuhnya berakhlak mulia bahkan agama hanya menjadi identitas semata tanpa diamalkan.

Berlagak menunggangi agama dan menjadikannya topeng tebal yang sangat berpengaruh dalam pandangan masyarakat lainnya tanpa disadari bahwa yang diperbuatnya menciptakan kabut ilusi keagamaan yang membabi buta berdalih agama karena haus akan perdamaian yang sempurna. Yang nyatanya mereka sendiri tidak mengetahui bagaimana perdamaian yang di inginkan Rasulullah, mereka tersesat saat mencari jalan kebenaran kondisi seperti ini mendorong mereka untuk menemukan titik terang dari suatu peradaban namun mereka bukan nabi dan juga bukan rasul dan langkah yang mereka telusuri ternyata tidak kunjung menciptakan perdamaian.

Dengan adanya pendekatan – pendekatan lebih lanjut terhadap agama dalam sudut pandang ilmu pengetahuan ini diharapkan pembaca bisa menjiwai makna agama Islam secara mendalam. Revormasi idealisme harus di lakukan dengan dua tingkatan yaitu tingkat wacana maupun kebijakan aksi.3 Hal itu bisa dilakukan melalui hal – hal praktis juga mudah untuk dilakukan, misalnya tidak terpengaruh terhadap dampak globalisasi yang sedang terjadi seperti pakaian orang barat, pergaulan juga idialisme orientalis yang berusaha mengkontaminasi ajaran agama islam. Terutama pada aspek teknologi, yang banyak memicu permasalah pada public karena masyarakat menganggap segala informasi dalam teknologi, internet misalnya lebih dominan kenegatifannya. Tapi dalam kenyataan informasi banyak yang positif bisa dicari dalam internet seperti sains dan perkembangan pada Negara lain yang mencangkup social budaya maupun politik.

Dan yang saat ini sedang gencar di perbincangkan adah mengenai gender dan pendidikan yang terus berkesinambungan. Terlebih lagi kesenjangan gender menyiksa para perempuan dan merugikannya. Dalam lingkungan perempuan dilarang keluar rumah untuk berkarir dan para orang tua menganggap pendidikan bagi anak perempuan mereka itu tidak penting dan selalu mengutamakan anak laki – lakinya. Memang benar anak laki – laki kuat tetapi tidak semua anak perempuan itu lemah. Perempuan perlu adanya emansipasi dan perlindungan hak untuk menempuh jalur pendidikan yang tinggi karena dari seorang wanita yang hebat dan cerdas akan lahir generasi – generasi yang hebat pula.

Perempuan juga berhak untuk mendapat kan kesetaraan kedudukan dalam dunia sosial dan pendidikan karena perempuan juga memiliki potensi yang sama dengan seorang laki – laki dalam koridor ajaran islam. Saling memahami tugas anatara – laki – laki dan perempuan itu juga sangat berguna untuk menciptakan rasa saling percaya dan mengurangi kesenjangan gender diantara keduanya. Tulisan ini menegaskan keadilan dan kesetaraan dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadis.

(4)

Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaan yang mengandung prinsip-prinsip kesetaraan.

Laki-laki dan Perempuan sebagai hamba, khalifah di bumi, dan menerima perjanjian primordial. Adam dan Hawa sama-sama aktif dalam drama kosmis. Laki-laki dan perempuan berpotensi untuk meraih prestasi optimal. Implementasi kesetaraan gender perspektif al- Qur’an melahirkan adanya transformasi hukum Islam yang bertalian dengan isu kesetaraan. Relasi di bidang profesi, seperti adanya hakim perempuan serta memicu lahirnya produk hukum yang berpespektif kesetaraan dan keadilan gender terus berkembang pesat hingga saat ini.

Mempertegas misi pokok al-Qur’an diwahyukan adalah sebagai pembebasan manusia dari berbagai bentuk diskriminasi dan penindasan, termasuk diskriminasi seksual, warna kulit, etnis dan ikatan-ikatan primordial lainnya. Meskipun demikian sekalipun secara teoritis Al-Qur’an mengandung prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun ternyata dalam tatanan implementasi masih saja prinsip-prinsip itu diabaikan.

Konteks khalifatullâh fî al-ardh secara terminologis, berarti “kedudukan kepemimpinan”. Ini berarti semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan diamanatkan untuk menjadi pemimpin. Bila ditelaah secara seksama dan mendalam ternyata ada nash Al-Qur’an yang tidak semuanya itu dibenarkan ada hal – hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang perempuan dan begitu pula sebaliknya. Islam, diyakini sebagai rahmat untuk semua manusia tanpa membedakan jenis kelamin.

B. Gender

Pembicaraan tentang gender atau persamaan antara pria dan wanita menjadi bagian penting yang dibahasdalam ajaran Islam. Aturan hukum tentang perlakuan yang sama terhadap laki-laki dan perempuan telah ditetapkan secara sempurna dalam Islam, sehingga tidak ada alasan untuk mendiskriminasi antara satu orang dengan orang lainya hanya karena persoalan beda jenis kelamin. Kedatangan Islam di tengah kerisis akhlak dan pradaban, menjadikan Islam sebagai agama yang memberikan begitu banyak keadilan dan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat jahiliahwaktu itu khususnya terhadap perlakuan semena-mena kaum laki-laki terhadap perempuan. Islam datang untuk mengangkat derajat kaum perempuan dari kenistaanmenuju kemuliaan, dari mahkluk hina dan menjadi mahkluk mulia yang memilikiderajat sama dengan laki-laki.

(5)

Banyak perdebatan yang terjadi saat membahas masalah gender, sebagian orang keliru dalam mengartikan apa itu gender dan apa itu seks. Sebagian besar orang menganggap bahwa gender sama halnya dengan seks padahal itu berbeda, ada perbedaan dikeduanya. Seks didefinisikan, sebagai perbedaan di antara lelaki dan wanita yang didasarkan pada ciri-ciri biologi seperti perbedaan jenis kalamin, ciri – ciri fisik pubertas antara wanita dan laki - laki. Sedangkan gender merupakan perbedaan lelaki dan wanita secara sosial seperti wanita itu lemah lembut, emosional atau keibuan, sementara lelaki dianggap kuat, rasional dan perkasa,4 Secara kasap mata itu memang benar. Krisis keadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadikan emansipasi wanita terus ditegakkan dan disuarakan melalui berbagai aspek seperti tulisan yang dibuat untuk melawan diskriminasi terhadap kesetaraan gender. Sebelum islam hadir sebagai malaikat penyelamat kaum, kaum manusia berada dalam kegelapan buta akan moral dan adap kemanusiaan.

Kemudian Islam datang sebagai angin segar di tengah krisis akhlak dan peradaban, menjadikan Islam sebagai agama yang memdistribusikan begitu banyak keadilan dan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat jahiliyah waktu itu, khususnya terhadap perlakuan semena-mena kaum laki-laki terhadap perempuan.5 Keringnya rasa kepedulian membuat kesengsaraan seperti adanya hamba sahaya yang diperbudak seumur hidup, sedangkan pada dasarnya manusia itu memiliki hak yang sama dari Allah. Islam adalah agama pertama yang menjadi pelopor pembebasan gundik pada zaman jahiliah di Mekkah. Mereka membelinya setiap hari Jumat setelah sholat Jumat dan melepaskannya untuk hidup mandiri.

Hakikatnya setiap manusia itu memiliki hak yang sama seperti yang dijelaskan QS. Al-Hujurat: 13 “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.” Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ibadah (dimensi spiritual) maupun dalam aktivitas sosial (urusan karier profesional).6 Lalu mengapa masih terdapat kesenjangan antara laki – laki dan perempuan padahal mereka memiliki potensi yang sama – sama besar, laki – laki selalu di mayoritaskan dan perempuan selalu diminoritaskan menciptakan atmosfir ketidak adilan dalam kedudukan sosial karena perempuan selalu di nomor duakan.

Di awali dengan ide dan gagasan R.A. Kartini dengan judul bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang” perjuangan perempuan untuk persamaan hak sampai kini terus bergulir.7 Hingga banyak

4 Mohd Anuar Ramli, “Analisis Gender Dalam Hukum Islam”, Jurnal Fiqh, vol. 1, no. 9 (2012), pp. 137–62.

5 Miskahuddin, “Pengaruh Sosialisasi Gender Terhadap Pembentukan Pola Pikir Perempuan Aceh (Studi Kasus di Banda Aceh dan Aceh Besar)”, Ar -Raniry: International Journal of Islamic Studies, vol. 1, no. 2 (2014), p. 298.

6 Sarifa Suhra, “Kesetaraan Gender Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Imlikasinya Terhadap Hukum Islam”,

Jurnal Al-Ulum, vol. 13, no. 2 (2013), p. 375.

(6)

yang mengatasnamakan kesetaraan gender padahal itu hanya untuk kepentingan pribadi dan tidak benar – benar menegakkan kesetaraan gender. Merapkan kesetaraan gender melalui Inpres. No.9 Tahun 2000 ternyata masih mengalami banyak kendala yang memerlukan pemecahan masalah dengan waktu yang tidak sebentar dengan berbagai macam metode penelitian yang belum pasti memberikan pemecahan masalah secara sempurna.8 Selain R.A Kartini ada juga pahlawan perempuan di Indonesia seperti Dewi Sartika yang menyuarakan kesetaraan gender sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia.

Ada juga yang berpendapat bahwa ada dua golongan yang mendefinisikan gender secara berbeda. Kelompok yang pertama adalah sekelompok feminis yang mengatakan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menyebabkan perbedaan peran dan perilaku gender dalam tataran sosial. Kelompok kedua menganggap bahwa perbedaan jenis kelamin akan menyebabkan perbedaan perlakuan atau peran berdasarkan gender. Millenium Development Goals (MDG) adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dengan menghapus kesenjangan gender9 yang kemudian disuarakan melalui berbagai media, seperti media cetak maupun elektronik. Diharapkan melalui penyuaraan itu benar – benar terjadi kesetaraan gender yang di idamkan. Meski masih banyak hal yang perlu dibenahi dan diperjuangkan untuk menegakkannya.

C. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu strategi dasar yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam mengembangkan semua potensi peserta didik. Pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Melalui pendidikan, karakter manusia dapat dibentuk sehingga memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan karakter bangsa (Nation Character Building).10 Karena pendidikan itu sangat penting untuk mengangkat derajad manusia semua hal memerlukan ilmu tidak terkecuali kita berbicara harus memiliki dasar pengetahuan yang tegas dan jelas untuk memberikan konstribusi informasi kepada orang lain, orang yang tidak berilmu akan tersingkirkan dari peradaban dunia yang terus berkembang ini.

Masih ada asumsi masyarakat bahwa orientasi pendidikan Islam hanya mengurusi masalah ritual atau spiritual saja. Karena jika asumsi itu masih ada maka materi pendidikan Islam hanya seputar masalah aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak tanpa menyentuh ilmu-ilmu umum. Jika demikian, maka inilah bukti masih kentalnya dikotomi ilmu pengetahuan. Asumsi seperti itu dengan sendirinya berarti menafikan bahkan meragukan keunggulan Al-Qur’an yang merupakan barometer

8 Daryati, “Integrasi Perspektif Adil Gender Dalam Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Pada Sekolah Menegah Atas Negeri 6 Surakarta)”, Jurnal Sosialitas, vol. 2, no. 1 (2012), p. 2.

9 Herien Puspitawati, “Persepsi Peran Gender Terhadap Pekerjaan Domestik Dan Publik Pada Mahasiswa IPB”,

Jurnal Studi Gender Dan Anak Yin Yang, Vol. 5, No. 1 (2010), P. 2.

(7)

bahkan fondasi utama pendidikan Islam. Hal ini dapat kita lihat realita saat ini umat Islam menjadi umat yang jauh tertinggal dari berbagai bidang terutama dari bidang kesejahteraan dan ilmu pengetahuan. Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan tiga hal penting yaitu materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajarannya.11

Kesimpulan dari tulisan ini adalah pendidikan Islam harus menjadi pendidikan yang mengembangkan semua aspek kehidupan termasuk di dalamnya tentang pengembangan kesejahteraan umat. Dan semua ilmu persepektif yang menjadi lintas pengetahuan dunia dan pendidikan umum secara keseluruhan. Allah tidak pernah membatasi pengetahuan yang ingin di capai oleh manusia itu sebabnya pendidikan islam itu luas, tidak hanya mencangkup mengenai ibadah saja.

Seperti teori Carles Darwin yang menyebutkan tentang seleksi alam yang kuat dan dapat beradaptasi dialah yang akan bertahan hidup dan berkembang dan yang tidak dapat berevolusi akan tersingkir dan punah dalam artian seperti itu ada benarnya karena setiap manusia berada dalam kondisi tertentu yang berubah manusia wajib untuk beradaptasi. Bahkan ada pepatah yang mengatakan kejarlah ilmu sampai kenegeri China tidak berhenti disitu saja islam juga memiliki hadis yang menyebutkan barang siapa yang mencari ilmu sama halnya dengan berjuang dijalan Allah.

Begitu pentingnya pendidikan sampai islam mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu sejak dari buaian hingga masuk keliang lahat. Pendidikan Islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang Islami, yang mempunyai komponen-komponen secara konprehensif mendukung terwujudnya sosok Muslim yang diidealkan.12 Dengan kemampuan berfikirnya disalurkan melalui pendidikan untuk terus diasah. Sampai tiba waktunya setiap individu terjun dalam dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya.

Para tokoh penemu konsep pendidikan tidak hanya dari kalangan bangsa barat tetapi banyak pula dari umat muslim seperti Al-Khawarizmi dan masih banyak lagi yang menyusun konsep oprasi yang kemudian titerapkan dalam dunia modern saat ini. Pada masa kejayaan islam banyak sekali keilmuan yang dicetuskan meskipun itu masih dalam keadaan konsep dasar sederhana dengan alat yang sampai sekarang masih juga digunakan. Islam memiliki pilar – pilar penyangga dalam dunia pendidikan yang tidak dapat dianggap remeh karena pemikiran-pemikirannya yang genius.

Komponen pendidikan meliputi guru ( tenaga pengajar ), murid ( peserta didik ) dan semua perlengkapan yang diperlukan dalam mengajar. Dalam islam ajaran yang pertama adalah perbaikan akhlak dan karakter yang baik, berusaha untuk mengenalkan islam secara benar dan mendidik untuk

11 Dedi Wahyudi, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi (Studi Di Smp Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014), P. 2.

(8)

melahirkan generasi yang bertaqwa, sholeh, berakhlak mulia, pandai, rajin dan bisa menyarkan islam dan dapat menjadi hafiz ( penghafal Al- Qur’an ) agar para pendahulu yang telah tua memiliki pengganti untuk dapat menjaga keaslian Al-Qur’an.

Dalam perspektif Islam, pendidikan ini ternyata kompatibel dengan doktrin-doktrin Islam dan pengalaman historis umat Islam. Ayat al-Qur’an memberikan landasan moral dan etik bahwa setiap orang memiliki hak untuk memperoleh perlakuan yang adil, baik dalam soal pendidikan, ekonomi, maupun politik.13 Setiap orang berhak untuk menempuh jalur pendidikan yang di inginkannya. Dunia pendidikan harus melakukan inovasi-inovasi terbaru untuk memajukan pendidikan yang ada pada saat ini. Bukan hanya dibidang kurikulum atau sarana dan prasarana, tetapi juga dibidang yang lainnya, seperti pengembangan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran.14 Penggunaan IPTEK sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini dampak dari globalisasi mewajibkan semua untuk melek IPTEK.

Tulisan ini berusaha menjelaskan keadaan nyata pendidikan Islam di Indonesia baik di Madrasah maupun di sekolah pada umumnya. Pendidikan Islam masih jauh dari harapan ideal kita.15 Karena dapat kita lihat sekolah – sekolah di Indonesia masih menganak tirikan Madrasah – madrasah yang berbesik islami dan juga tidak semua umat muslim itu memiliki akhlak mulia karena pada dasarnya manusia memiliki watak dan kepribadian yang berbeda.

Sedangkan pada sekolah umum belum tentu diberikan materi keaamaan yang kental terutama dibagian daerah yang penduduknya berbeda – beda agama, ini lebih susah lagi untuk ditegakkan suasana keagamaannya karena memikirkan dan mempertimbangkan toleransi, tidak dapat dipungkiri Indonesia memiliki banyak agama ( perbeda agama ). Itulah mengapa pendidikan keislaman belum ideal dan mengalami banyak rintangan.

Pemberdayaan yang dimaksud dalam kajian ini adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, mandiri, dan mampu berkompetisi dengan umat lain. Salah satu aspek yang harus unggul adalah masalah Pendidikan Islam Sehingga pendidikan Islam menjadi salah satu icon atau symbol peradaban Islam yang mengagumkan bagi semua insan. Namun demikian, untuk menjadi unggul ternyata banyak menghadapi tantangan atau hambatan.

Atas dasar beberapa asumsi tersebut maka pendidikan Islam like or dislike harus siap menghadapi tantangan zaman. Pendidikan Islam tidak boleh imperior akan tetapi harus menjadi superior. Pendidikan Islam harus selalu optimis dan dinamis dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk itu, pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan inovatif harus dijadikan pedoman dengan cara mengintegrasi dan menginterkoneksikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan baik

13 Abdullah Aly, “Model Pendidikan Demokratis Berbasis Islam”, Akademika, Jurnal Kebudayaan, vol. 4, no. 1 (2009), pp. 71–2.

14 Yuberti, “Peran Teknologi Pendidikan Islam Pada Era Global”, Akademika, Vol. 20, No. 1 (2015), P. 138.

(9)

secara teoritis maupun praktis. Dengan demikian maka pendidikan Islam bisa menjadi solusi alternatif dalam mencapai kesejahteraan umat.

D. Kasus Ketimpangan Gender Dalam Pendidikan

Bahwa melalui pemahaman gender maka dampak pembangunan terhadap kehidupan perempuan dan laki-laki tidak akan berbeda, sebab ketimpangan status sosial bukan sekedar bersumber pada persoalan seks tetapi seluruh nilai sosial budaya yang hidup dalam masyarakat turut memberikan andil.16 Seperti halnya seperti zaman pra-kemerdekaan yang berhak untuk sekolah hanya kaum laki – laki itu menandakan bahwa perempuan dianggap remeh padahal seorang wanita juga memiliki potensi sama dengan laki – laki dan juga memiliki hak yang sama untuk menuntut ilmu. Dan pada akhirnya muncul pahlawan perempuan untuk melawan deskriminasi terhadap gender dalam masyarakat.

Wanita juga bisa bekerja sama seperti laki – laki tapi selalu terjadi perbedaan yang mencolok dalam penghargaan terhadap hasil kerjanya. Secara umum diskriminasi gender dalam sektor pekerjaan dilatarbelakangi oleh adanya keyakinan gender yang keliru di tengah-tengah masyarakat. Peran gender (gender role) sebagai bentuk ketentuan sosial diyakini sebagai sebuah kodrat sehingga menyebabkan ketimpangan sosial dan hal ini sangat merugikan posisi perempuan dalam berbagai komunitas sosial baik dalam pendidikan, sosial budaya, politik dan juga ekonomi.17 Seperti saat seorang perempuan bekerja dia harus menanggung peran ganda seperti bekerja dan tetap mengerjakan pekerjaan rumah belum lagi mengurus anak dan suami bukankah itu sangat melelahkan.

Belum lagi seorang perempuan harus mengalami diskriminasi masalah gaji yang kerjanya sama dengan laki – laki tetapi upahnya berbeda. Itu sangat merugikan sekali belum lagi saat seorang perempuan bekerja dan pulang tengah malam masyarakat setempat memberi pelebelan miring terhadapnya. Alangkah sekali, dimana kesetaraan gender yang ramai di suarakan oleh semua pihak?, dimana perlindungan nama baik yang undang – undang tegakkan?, bisakah persepsi miring itu diganti atau dihapuskan sehingga gender benar – benar menjadi setara?. Jawabannya tidak, karena adil itu bukannya semua harus sama tapi pas pada porsinya.

Dalam islam perempuan tidak akan pernah bisa menjadi seorang pemimpin yang memimpin kaum hawa karena yang wajib dan sah menjadi imam adalah seorang laki – laki. Meskipun begitu islam tidak melarang seorang perempuan memiliki kedudukan sosial tetapi yang lebih utama adalah seorang laki – laki. Seorang perempuan juga diperbolehkan keluar rumah untuk mencari nafkah

16 Surahman Amin, “Tafsir Keadila Sosial Dan Semangat Gender”, Akademika, vol. 20, no. 2 (2015), p. 1.

(10)

dalam keadaan mendesak karena terhimpit ekonomi dan kerena faktor tertentu misalnya saat suaminya tidak dapat lagi mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi perempuan untuk mampu beraktifitas di ranah publik18 islam menjelaskan bahwa wanita itu mulia dan harus dihormati dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Karena setiap manusia itu memiliki kekurangan masing – masing jika memiliki kelebihan itu sebuah bonus dari Allah dan patut untuk mensyukurinya. Kesenjangan gender ini menyebabkan banyak masalah yang cukup menyita perhatian para peneliti dan publik.

Meningkatnya depresi pada remaja awal, banyak dikaitkan dengan gender. Seperti yang diungkapkan oleh Silverstein dan Lynch (2002), perbedaan gender dalam simtomatologi depresi sudah banyak mendapat perhatian, dan fakta saat ini menunjukkan bahwa prevalensi depresi klinis dan subklinis lebih tinggi terjadi diantara perempuan. Studi Marcotte (2002) terhadap populasi di Canada dan Amerika Serikat menemukan bahwa kurang lebih 20 – 35% remaja laki‐laki mengalami mood depresi dan sekitar 25 – 40% terjadi pada perempuan.19

Banyaknya tekanan entah itu dari lingkungan ataupun batin yang dialami oleh perempuan menjadikannya rentan stres dan cepat depresi berkepanjangan jika dia tidak sanggup menemukan solusi untuk mengatasi masalah dalam hidupnya.Terutama dalam pendidikan gender sangat diperhatikan itu menyebabkan guncangan emosional pada kejiwaan perempuan, banyak anak dibawah umur yang dinikahkan paksa padahal pada usianya masih berada pada tahap bersekolah.

Pengetahuan yang minim ini dari seorang perempuan saat merugikan dirinya sendiri, keluarga bahkan negara karena perempuan pasti menjadai seorang ibu yang kewajibannya mendidik anak – anaknya, bagaimana ia dapat mendidik anaknya menjadi orang yang pandai dan hebat jika seorang perempuan itu sendiri tidak memiliki pengetahuan untuk mengajari anaknya. Sebagian besar lahirnya anak dengan akhlak mulia dan pandai itu berasal dari ajaran ibunya dan ayahnya yang memberikan pendidikan dasar bagi penerus bangsa ini.

Dengan pendidikan seseorang mendapatkan pengetahuan dan pengetahuan itu dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, masyarakat atau bahkan meningkatkan derajad kemanusiaan dihadapan Allah SWA. Karena ibadahnya umat yang berilmu berbeda dengan ibadahnya orang dungu. Itulah sebabnya Allah memerintahkan semua umat muslim wajib menuntut ilmu sampai ia mati.

E. Solusi Dari Masalah Ketimpangan Gender Dalam Pendidikan

18 Syamsudini, “Kehidupan Dosen Di Universitas Terbuka Dalam Perspektif Dosen Perempuan Dengan Anak”,

Jsgi, Vol. 4, No. 1 (2013), p. 62.

(11)

Jalan keluar dari permasalaha ketimpangan gender ini dengan menerapkan persepsi baik secara ilmiah maupun keislaman. Kesetaraan gender diperbolehkan dalam islam tetapi pada batasan tertentu karena ada hal yang tetep tidak dapat digantikan oleh perempuan sesbagai contoh imam sholat dalam ketentuan islam tetap harus seorag laki – laki, membaca khotbah dan berazan juga harus laki – laki terkecuali di suatu daerah itu tidak terdapat laki – laki.

Agar terjadi kesetaraan gender maka masyarakat harus terlebih dahulu menggusur persepsi yang telah lama mereka yakini itu, bahwa seorang perempuan lemah, harus berada dirumah saja dan tidak boleh berkarir dalam dunia kepemimpinan status sosial. Dengan begitu kesetaraan gender yang ideal akan terwujud setelah aturan lama dihancurkan dan aturan baru dibuat untuk mengatasi permasalahan yang ada. Segala bentuk perbedaan disama ratakan seperti pelebelan terhadap perempuan yang sering keluar malam di copot dan semua lebel miring diperotoli.

Hak untuk menempuh pendidikan juga tidak hanya untuk laki – laki tetapi seorang perempuan juga karena dimata allah semua manusia wajib menuntut ilmu demi kesejahteraan dan kemajuan perkembangan peradaban, untuk melahirkan pemimpin – pemimpin dan umat yang hebat di bidang keahliannya masing – masing. Dengan ilmu orang

Untuk memecahkan masalah pendidikan di dalam suatu penelitian, perlu digunakan pendekatan sistem. Jujun S. Suriasumantri (2000), mengatakan bahwa pendekatan sistem dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir dengan mempergunakan konsep sistem dalam obyek yang ditelaah dideskripsikan secara sistematik dan sistemik (menyeluruh) dengan mempergunakan analisis yang bersifat multi-disiplin. Ciri dari pendekatan sistem adalah, (a) pendekatan bersifat holistik, (b) berorientasi pada output, (c) analisis masalah dilakukan dengan menggunakan model.20 Semua itu diperlukan dalam menganalisis permasalahan pendidikan yang sangat rumit.

Pendidikan islam perlu ditegakkan dengan melopori sekolah – sekolah berbasik islam dengan segala ketentuan dalam islam yang tidak keluar dari koridor ajaran islam. Dan menggalakkan terapan akhlak mulia dalam individu – individu generasi penerus tidak terkecuali itu perempuan ataupun laki – laki.

Itu sebabnya Sudah menjadi hal yang wajar jika Pendidikan Islam menjadi solusi alternatif dalam menghadapi persoalan kesejahteraan umat. Hal ini disebabkan Pendidikan Islam dapat menjadi the agent of social change. Dengan catatan pendidikan Islam harus mampu memainkan peranannya secara dinamis dan proaktif.21 Gesit dan cepat tanggap terhadap persoalan yang membutuhkan inovasi pembelajaran pendidikan dalam dunia islam.

20 Salamah, “Penelitian Teknologi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem”, Jurnal Pendidikan, Vol. 12, No. 2 (2006), P. 6.

(12)

F. Simpulan

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari ajaran agama sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, agama juga digunakan sebagai jalan terbaik untuk memberi jawaban atas persoalan dalam kehidupan karena didalamnya mengandung kebaikan – kebaikan, nampak dalam Al-Qur’an dan hadist yang ideal. Pada tahap ini Sejarawan menginterpretasikan kemudian menelusuri keterkaitan semua fakta yang satu dengan yang lain kemudian menafsirkannya.22 Wahyu Allah tidak dapat dijabarkan dengan terperinci ketika masih dalam tulisan murni tanpa adanya penafsiran dan hadis. Sangat perlu interpretasi agar mudah dipahami. Itulah mengapa islam sangat banyak menarik minat dari berbagai kalangan.

Studi yang membahas ajaran agama islam mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Dengan begitu seharusnya umat Islam tidak kaku di dalam memahami sekaligus menggali sains (keilmuan) karena ajaran Islam bersifat elastis dan universal selagi masih dibatasi norma – norma ajaran Islam.23 Norma dalam batasan tertentu dan bertanggung jawab, menguntungkan bagi manusia.

Ajaran dalam islam yang dinamis dan progresif menghargai sains dan teknologi, bersikap balance untuk memenuhi kebutuhan marerial dan spiritual juga berbagai akhlak mulia. Pendekatan merupakan cara pandang yang dipergunakan sebagai pemahaman terhadap agama dengan keilmuan. Agama sering mendapat kritik karena pada kehidupan nyata orang beragama belum sepenuhnya berakhlak mulia bahkan agama hanya menjadi identitas semata tanpa diamalkan.

Seks didefinisikan, sebagai perbedaan di antara lelaki dan wanita yang didasarkan pada ciri-ciri biologi seperti perbedaan jenis kalamin, ciri – ciri fisik pubertas antara wanita dan laki - laki. Sedangkan gender merupakan perbedaan lelaki dan wanita secara sosial seperti wanita itu lemah lembut, emosional atau keibuan, sementara lelaki dianggap kuat, rasional dan perkasa, Secara kasap mata itu memang benar. Krisis keadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadikan emansipasi wanita terus ditegakkan dan disuarakan melalui berbagai aspek seperti tulisan yang dibuat untuk melawan diskriminasi terhadap kesetaraan gender. Sebelum islam hadir sebagai malaikat penyelamat kaum, kaum manusia berada dalam kegelapan buta akan moral dan adap kemanusiaan.

Pendidikan merupakan suatu strategi dasar yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam mengembangkan semua potensi peserta didik. Pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Melalui pendidikan, karakter manusia dapat dibentuk sehingga memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan karakter bangsa (Nation

22 Grita Anggraini, “Politik Padi Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indramayu Tahun 1942 - 1944”, Avatara, e-Jurnal Pendidikan Sejarah, vol. 4, no. 3 (2016), p. 4.

(13)

Character Building).24 Karena pendidikan itu sangat penting untuk mengangkat derajad manusia semua hal memerlukan ilmu tidak terkecuali kita berbicara harus memiliki dasar pengetahuan yang tegas dan jelas untuk memberikan konstribusi informasi kepada orang lain, orang yang tidak berilmu akan tersingkirkan dari peradaban dunia yang terus berkembang ini.

Masih ada asumsi masyarakat bahwa orientasi pendidikan Islam hanya mengurusi masalah ritual atau spiritual saja. Karena jika asumsi itu masih ada maka materi pendidikan Islam hanya seputar masalah aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak tanpa menyentuh ilmu-ilmu umum. Jika demikian, maka inilah bukti masih kentalnya dikotomi ilmu pengetahuan. Asumsi seperti itu dengan sendirinya berarti menafikan bahkan meragukan keunggulan Al-Qur’an yang merupakan barometer bahkan fondasi utama pendidikan Islam. Hal ini dapat kita lihat realita saat ini umat Islam menjadi umat yang jauh tertinggal dari berbagai bidang terutama dari bidang kesejahteraan dan ilmu pengetahuan.

Jalan keluar dari permasalaha ketimpangan gender ini dengan menerapkan persepsi baik secara ilmiah maupun keislaman. Kesetaraan gender diperbolehkan dalam islam tetapi pada batasan tertentu karena ada hal yang tetep tidak dapat digantikan oleh perempuan sesbagai contoh imam sholat dalam ketentuan islam tetap harus seorag laki – laki, membaca khotbah dan berazan juga harus laki – laki terkecuali di suatu daerah itu tidak terdapat laki – laki.

Agar terjadi kesetaraan gender maka masyarakat harus terlebih dahulu menggusur persepsi yang telah lama mereka yakini itu, bahwa seorang perempuan lemah, harus berada dirumah saja dan tidak boleh berkarir dalam dunia kepemimpinan status sosial. Dengan begitu kesetaraan gender yang ideal akan terwujud setelah aturan lama dihancurkan dan aturan baru dibuat untuk mengatasi permasalahan yang ada. Segala bentuk perbedaan disama ratakan seperti pelebelan terhadap perempuan yang sering keluar malam di copot dan semua lebel miring diperotoli.

Pendidikan islam perlu ditegakkan dengan melopori sekolah – sekolah berbasik islam dengan segala ketentuan dalam islam yang tidak keluar dari koridor ajaran islam. Dan menggalakkan terapan akhlak mulia dalam individu – individu generasi penerus tidak terkecuali itu perempuan ataupun laki – laki.

Itu sebabnya Sudah menjadi hal yang wajar jika Pendidikan Islam menjadi solusi alternatif dalam menghadapi persoalan kesejahteraan umat. Hal ini disebabkan Pendidikan Islam dapat menjadi the agent of social change. Dengan catatan pendidikan Islam harus mampu memainkan peranannya secara dinamis dan proaktif.25 Gesit dan cepat tanggap terhadap persoalan yang membutuhkan inovasi pembelajaran pendidikan dalam dunia islam [.]

24 Megawati, “Efektivitas Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Smk Di Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Vol. 13, No. 2 (2012), P. 118.

(14)

REFERENSI

Aly, Abdullah, “Model Pendidikan Demokratis Berbasis Islam”, Akademika, Jurnal Kebudayaan, vol. 4, no. 1, 2009, pp. 71–2.

Amin, Surahman, “Tafsir Keadilan Sosial Dan Semangat Gender”, Akademika, vol. 20, no. 2, 2011, p. 280.

----, “Tafsir Keadila Sosial Dan Semangat Gender”, Akademika, vol. 20, no. 2, 2015, p. 1.

Anggraini, Grita, “Politik Padi Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indramayu Tahun 1942 - 1944”,

Avatara, e-Jurnal Pendidikan Sejarah, vol. 4, no. 3, 2016, p. 4.

----, “Politik Padi Pada Masa Pendudukan Jepang Di Indramayu Tahun 1942 - 1944”, Avatara, e-Jurnal Pendidikan Sejarah, vol. 4, no. 3, 2016, p. 4.

Ansori, Achmad, “Rekontruksi Dan Reposisi Pendidikan Islam Di Indonesia Berbasis Pendekatan Pendidikan Multikultural”, Akademika, vol. 21, no. 1, 2016, p. 2.

Asrori, Achmad, “Rekontruksi Dan Reposisi Pendidikan Islam Di Indonesia Berbasis Pendekatan Pendidikan multikultural”, Akademika, vol. 21, no. 1, 2016, p. 1.

Darmayanti, Nef, “Meta Analisis‐ : Gender Dan Depresi Pada Remaja”, Jurnal Psikologi, vol. 35, no. 2, p. 165.

Daryati, “Integrasi Perspektif Adil Gender Dalam Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Pada Sekolah Menegah Atas Negeri 6 Surakarta)”, Jurnal Sosialitas, vol. 2, no. 1, 2012, p. 2.

Khotimah, Khusnul, “DISKRIMINASI GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM SEKTOR PEKERJAAN”,

YINYANG, vol. 4, no. 1, 2009, p. 161.

Megawati, “EFEKTIVITAS PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN ACEH BESAR”, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, vol. 13, no. 2, 2012, p. 118.

Miskahuddin, “Pengaruh Sosialisasi Gender Terhadap Pembentukan Pola Pikir Perempuan Aceh (Studi Kasus di Banda Aceh dan Aceh Besar)”, Ar -Raniry: International Journal of Islamic Studies, vol. 1, no. 2, 2014, p. 298.

Puspitawati, Herien, “Persepsi Peran Gender Terhadap Pekerjaan Domestik Dan Publik Pada Mahasiswa IPB”, Jurnal Studi Gender Dan Anak Yin Yang, vol. 5, no. 1, 2010, p. 2.

(15)

Salamah, “PENELITIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM”,

JURNAL PENDIDIKAN, vol. 12, no. 2, 2006, p. 6.

Suhra, Sarifa, “Kesetaraan Gender Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Imlikasinya Terhadap Hukum Islam”, Jurnal Al-Ulum, vol. 13, no. 2, 2013, p. 375.

Suparta, “Tantangan Pendidikan Islam Dalam Pemberdayaan Umat Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Umat”, Akademika, vol. 20, no. 2, 2015, p. 4.

----, “TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN UMAT DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN UMAT”, AKADEMIKA, vol. 20, no. 2, 2015, p. 360.

----, “TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN UMAT DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN UMAT”, AKADEMIKA, vol. 20, no. 2, 2015, p. 360.

Susanto, Edi, “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM; ANTARA TEKSTUALIS NORMATIF DENGAN KONTEKSTUALIS HISTORIS”, Tadrîs, vol. 4, no. 2, 2009, p. 173.

Syamsudini, “KEHIDUPAN DOSEN DI UNIVERSITAS TERBUKA DALAM PERSPEKTIF DOSEN PEREMPUAN DENGAN ANAK”, JSGI, vol. 4, no. 1, 2013, p. 62.

Wahyudi, Dedi, PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENDIDIKAN AKHLAK

DENGAN PROGRAM PREZI (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014), p. 2.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun tidak ada perberbedaan pad hari ke-21, jika di lihat perbedaan rata rata dari ke dua kelompok tersebut yaitu nilai rata rata salep binahong dosis 50% yaitu 15,67 dan

ini, ekstrak air buah pepaya muda tidak menyebabkan perubahan pada jumlah leukosit secara umum yang melebihi nilai rujukan dalam waktu 24 jam. Adapun peningkatan lekosit yang

Sudah sejak lama diketahui bahwa pengkulturan E. histolytica dari tinja atau abses liver kurang memberikan manfaat sebagai alat diagnostik, karena teknik ini lebih umum

Analisis Hujan Bulan Oktober 2017, Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2017 dan Januari 2018 disusun berdasarkan hasil pantauan kondisi fisis atmosfer dan data yang diterima

Organisasi semi militer yang dibentuk oleh Jepang antara lain Seninendan , Keibodan , Barisan Pelopor , dan

Hal ini dikarenakan perempuan peserta yang memiliki motivasi yang tinggi beranggapan bahwa, mereka tidak harus mengikuti kegiatan bimbingan maupun rapat evaluasi

orang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a) pencapaian KD pada setiap

Himpunan fuzzy memberikan nilai keanggotaan antara 0 dan 1 yang menggambarkan secara lebih alami sebuah kumpulan anggota dengan himpunan, Sebagai contoh, jika seorang berumur