• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Pengurangan Timbangan Takaran di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Praktik Pengurangan Timbangan Takaran di"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK PENGURANGAN TIMBANGAN/TAKARAN DI PASAR Rohimah

1414221037

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah/Muamalah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email: rohimaher@gmail.com Abstrak

Dengan maraknya praktik kecurangan/penipuan dalam hal mengurangi timbangan yang dilakukan oleh penjual di pasar tradisional, lalu bagaimana pandangan islam tentang kecurangan dalam jual beli ini? Dalam penulisan ini, metode yang digunakan adalah studi pustaka dari berbagai sumber/referensi/literatur. Dari berbagai literatur tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa praktik curang dalam mengurangi timbangan hukumnya tidak boleh, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang larangan mengurangi timbangan. Solusi dari permasalahan ini adalah harus adanya kesadaran masyarakat akan pengawasan Allah SWT di setiap aktivitas yang

dilakukan. Serta harus dibentuknya suatu lembaga khusus dalam

mengawasi praktik jual beli di pasar, untuk meminimalisir, mencegah bahkan menghilangkan kecurangan-kecurangan yang merugikan pihak lain, sebagaimana dalam masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin disebut dengan Al-Hisbah yang berperan menegakkan kebaikan dan mencegah kemunkaran di segala bidang kehidupan, termasuk pengawasan di bidang ekonomi. Sedangkan di Indonesia sendiri, aplikasi lembaga Al-Hisbah terpecah-pecah beberapa lembaga, contohnya: BPOM-MUI yang berperan mengawasi kelayakan dan kehalalan suatu produk.

Keywords: timbangan, curang, penipuan, tadlis, pasar Latar Belakang

(2)

maraknya praktik kecurangan/penipuan dalam hal mengurangi timbangan yang dilakukan oleh penjual di pasar tradisional, lalu bagaimana pandangan islam tentang kecurangan dalam jual beli ini? Dan apa solusi dari permasalahan ini?

Literatur Review

Dalam Al-qur'an secara tegas melarang semua transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain.2 Seperti dalam QS. Al-An'am ayat 152:

                              

Artinya: "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang telah bermufakat hingga ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun ia adalah kerabatmu, dan patuhilah janji Allah kepadamu agar kamu ingat."

Dan QS. Al-Muthaffifin ayat 1-3:

      

Artinya:

1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang

2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi

3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Dalam pemahaman Al-Ghazali3 ayat ini mengandung ancaman serta sindiran bagi pelaku bisnis yang bertindak curang dan tidak adil untuk segera sadar dan hati-hati. Sebab jika tidak mengindahkan peringatan ini, ia telah berbuat kefasikan (dosa).

Al-Ghazali memahami bahwa yang dimaksud bukan hanya secara fisik yang berbentuk timbangan, tetapi neraca dalam perbuatan. Menurutnya, perkataan-perkataan dan getaran-getaran hatinya harus adil dan jujur pula.

Prinsip-prinsip Muamalah antara lain: 1. Tidak boleh ada kedzoliman/eksploitasi

(3)

2. Tidak boleh ada spekulasi/perjudian 3. Tidak boleh ada penipuan

4. Tidak boleh ada riba 5. Adanya kesepakatan

6. Adanya keridhoan/sukarela

Hasil dan Pembahasan

Lukman Fauroni menyatakan bahwa:4 Pada dasarnya dalam sistem

bisnis yang sederhana, alat timbangan atau takaran memainkan peranan penting sebagai alat bagi keberlangsungan suatu transaksi antara penjual barang dan pembeli, dimana barang tersebut bersifat material. Dalam perjalanannya untuk mendukung sistem ini kemudian dikenal ukuran-ukuran tertentu seperti ukuran berat jenis ons hingga ton, dan takaran literan. Pada kenyataannya, tidak sedikit yang menggunakan alat timbangan atau takaran karena bertujuan untuk mencari keuntungan dengan cepat, mereka melakukan kecurangan dalam timbangan atau takaran tersebut.

Dalam sistem ekonomi islam, ketimpangan informasi tentang barang yang akan diperjualbelikan juga dilarang karena dengan adanya informasi yang tidak sama antara kedua belah pihak, maka unsur 'an taradin minkum (rida sama rida) dilanggar.5

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mardani bahwa:6 Setiap

transaksi dalam islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antar dua belah pihak. mereka harus mempunyai informasi yang sama (complete information). sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu, karena ada sesuatu yang unknown to one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga as-symetric information. Unknown to one party dalam bahasa fiqih disebut tadlis.

Tadlis/penipuan adalah menyampaikan sesuatu dalam transaksi bisnis dengan informasi yang diberikan tidak sesuai dengan fakta yang ada pada sesuatu tersebut, yang termasuk tadlis antara lain adalah tahfif (curang dalam timbangan). Tadlis dapat terjadi dalam 4 hal:7

1. Tadlis/penipuan kuantitas 2. Tadlis/penipuan kualitas

4 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006) 122 5M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi, 286

(4)

3. Tadlis/penipuan harga

4. Tadlis/penipuan waktu penyerahan

Berdasarkan pehamahaman M. Nur Rianto Al- Arif dan Euis Amalia:8 Dalam hal ini kecurangan dalam timbangan termasuk

tadlis/penipuan kuantitas. Pengertian tadlis kuantitas sendiri adalah kegiatan menjual barang kuantitas sedikit dengan harga barang kuantitas banyak.

Selanjutnya, dipaparkan pula oleh mereka:9 Apabila penjual berlaku

jujur, ia akan memperoleh utilitas/kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan tidak jujur. perilaku penjual yang tidak jujur disamping merugikan dirinya juga merugikan pihak pembeli.

Dijelaskan oleh Lukman Fauroni10 Sangatlah jelas bahwa perilaku pengurangan timbangan atau takaran termasuk jenis praktik mal-bisnis karena terdapat unsur penipuan dengan sengaja mengurangi hak orang lain. Mal-bisnis jenis ini bersifat potensial, dan hal ini terlihat dari ancaman Al-Qur’an dengan menggunakan kata wail

yang mengisyaratkan ancaman kecelakaan dan kenistaan bagi pelakunya. Dalam bisnis modern media takaran dan timbangan sudah sedemikian rupa bentuk dan ragamnya. Meskipun demikian, dalam konteks ini yang menjadi problem moral dalam bisnis bukan terletak pada media takaran maupun timbangannya, melainkan pada eksistensi kecurangan yang dengan sengaja dilakukan baik demi tujuan keuntungan bisnis maupun tujuan-tujuan lainnya.

Dalam permasalahan ini, penulis memberikan solusi yaitu harus adanya kesadaran masyarakat akan pengawasan Allah SWT di setiap aktivitas yang dilakukan. Serta harus

dibentuknya suatu lembaga khusus dalam mengawasi praktik jual beli di pasar, untuk meminimalisir, mencegah bahkan menghilangkan kecurangan-kecurangan yang merugikan pihak lain, sebagaimana dalam masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin disebut dengan Al-Hisbah yang berperan menegakkan kebaikan dan mencegah kemunkaran di segala bidang kehidupan, termasuk pengawasan di bidang ekonomi.

Sejalan dengan penjelasan dari Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi bahwa:11 Pengetahuan akan pasar mencakup bahasan tentang bagaimana seharusnya seorang produsen, distributor, dan konsumen berperilaku, bertransaksi dan membangun suatu jaringan bisnis. Begitu juga pengetahuan terhadap pengawasan secara internal dan eksternal dalam suatu pasar. Kerangka pasar dalam ekonomi Islam adalah demand

memberikan falah (welfare) kepada supplier, agar supplier terus konstan dan begitu

8M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi, 286 9M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi, 286-287 10 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, 124

(5)

juga sebaliknya. Pengawasan internal dalam pasar mencakup bagaimana seorang pelaku pasar bersikap baik dalam segala bentuk transaksi yang dilakukannya. Perilaku yang baik dalam diri seorang pelaku pasar didasarkan atas dasar ajaran Islam. Ketika seorang sudah bersyahadat dan mengaku dirinya sebagai seorang Muslim, maka kewajibannya tidak hanya berhenti di wilayah ibadah yang bersifat ritual, seperti shalat. Tetapi ketika ia berdagang, memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang dan segala macam aktivitas lainnya, harus didasarkan karena motivasi ibadah kepada Allah. Dengan begitu, maka ia akan selalu mengawasi dirinya agar tidak masuk ke area yang dilarang oleh Allah. Ia akan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain. Dengan begitu mekanisme pasar akan terhindar dari berbagai macam kejahatan dan kecurangan. Adapun pengawasan ekternal dilakukan oleh suatu institusi pengawas pasar yang biasa disebut dengan Al-Hisbah. Pengawasan tersebut dilakukan untuk menghindari perilaku yang menyimpang dari para pelaku bisnis di dalam pasar. Seorang pengawas pasar

(muhtasib) mempunyai kewenangan untuk menindak para pelaku kejahatan di dalam

pasar. Kejahatan tersebut bisa saja berbentuk beberapa kecurangan yang mengakibatkan kerugian bagi pihak manapun.

Kesimpulan

Pada dasarnya, dalam bermuamalah segala sesuatu itu diperbolehkan sampai ada dalil yang mengharamkannya. Dalam permasalahan ini sudah jelas bahwa dalam Al-Qur’an ada larangan mengurangi timbangan sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-An’am ayat 152 dan QS. Al-Muthaffifin ayat 1-3. Sehingga, praktik curang dalam mengurangi timbangan hukumnya tidak boleh. Dalam permasalahan ini, penulis memberikan solusi yaitu harus adanya kesadaran masyarakat akan pengawasan Allah SWT di setiap aktivitas yang dilakukan. Serta harus

dibentuknya suatu lembaga khusus dalam mengawasi praktik jual beli di pasar, untuk meminimalisir, mencegah bahkan menghilangkan kecurangan-kecurangan yang merugikan pihak lain, sebagaimana dalam masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin disebut dengan Al-Hisbah yang berperan menegakkan kebaikan dan mencegah kemunkaran di segala bidang kehidupan, termasuk pengawasan di bidang ekonomi.

Daftar Pustaka

Al Arif, M. Nur Rianto dan Euis Amalia. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana. 2010.

Aziz, Abdul. Ekonomi Sufistik Model Al-Ghazali. Bandung: Alfabeta. 2011.

Fauroni, R. Lukman. Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2006.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan desain kemasan jamu Dayang Sumbi menggunakan kemasan primer yang terbuat dari karton lipat yang mudah untuk diuraikan serta kemasan sekunder yang

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen implementasi kebijakan atau penerapan perundanga- undangan(X1) dan perilaku anggota organisasi yang akan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup sinifikan antara kinerja pegawai terhadap kualitas pelayanan tiket kereta api di Stasiun Bandung.. Saran

Nahdlatul Ulama (NU) dalam hasil keputusan hukum fiqh yang ditetapkan melalui Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) yang termaktub dalam kompilasi Buku

Asuakseen Puolimatkankoti Pessissä asukkaiden ei tarvitse sitoutua päihteettömyyteen, eli päihteidenkäyttö ei ole asumisen este, mutta toisaalta asuminen Pessissä ei

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka penulis memberikan saran sebagai berikut, bahwa pada objek dan subjek penelitian terkait (Rumah sakit Graha Husada dan

Penelitian yang berkaitan dengan penanganan keluhan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ah dan Wan (2006), jika bank berhasil menye- lesaikan konflik yang terjadi dengan

Penerapan pertanian organik sampai saat ini masih menjadi dilema antara usaha meningkatkan produksi pangan dengan menggunakan pupuk ataupun pestisida kimia