Peran Karang Taruna Dalam Pembangunan Desa
Peran Karang Taruna Dalam Pembangunan Desa
Karang Taruna (KT) adalah organisasi sosial/lembaga pemberdayaan masyarakat wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh,
dan untuk masyarakat terutama generasi muda diwilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat dan bergerak terutama dibidang usaha kesejahteraan sosial dan bidang-bidang yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial.
Karang Taruna adalah organisasi non-partisan yg memiliki tugas pokok bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya menanggulangi permasalahan sosial khususnya dikalangan generasi muda.
Keanggotaan Karang Taruna bersifat stelsel pasif dalam arti bahwa semua generasi muda yang berusia 11-45 tahun secara otomatis menjadi Warga Karang Taruna yang memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, suku dan budaya, agama, golongan, dan pendirian politik.
DASAR HUKUM KARANG TARUNA
UU No. 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial (revisi dari UU No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial).
UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP No. 72/2005 tentang Desa
PP No. 73/2005 tentang Kelurahan
Permensos RI No. 83/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Permendagri No. 5/2007 tentang Penataan Kelembagaan Masyarakat
KEDUDUKAN KARANG TARUNA/PEMUDA
1. Kedudukan Karang Taruna dalam Pembangunan
Adalah sebagai Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ditingkat desa/kelurahan (sejajar dengan PKK, RT, RW, LPM, dll) sesuai dengan Regulasi yang dikeluarkan oleh Negara dan secara fungsional juga merupakan organisasi sosial wadah pembinaan generasi muda yang
berkedudukan di desa/kelurahan sesuai dengan Permensos RI No. 83/2005.
Dalam pembangunan Kesejahteraan Sosial Karang Taruna terlibat secara aktif dalam
penyelenggaraan Pembangunan Sosial, Sistem Jaminan Sosial dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial baik langsung maupun tidak.
3. Kedudukan Karang Taruna dalam Pembangunan Kepemudaan
• Usia pemuda menurut regulasi, tinjauan psikologis, aspek historis, dan sosial budaya adalah 21-35 tahun. Artinya Pemuda adalah bagian dari generasi muda atau Karang Taruna (11-45 tahun).
• Kedudukan Karang Taruna di akar rumput menjadikannya sebagai organisasi pertama yang “dirasakan” oleh setiap aktivis kepemudaan, dapat pula dikatakan sebagai kawah
candradimuka pertama yang dikenyam oleh setiap pemuda dilingkungan sosial terdekatnya.
• Sebagai lembaga permberdayaan masyarakat dengan sifat keanggotaan yang terbuka Karang Taruna tidak membuat pengelompokan/ penggolongan dan tidak membangun kelas dikalangan generasi muda.
• Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat penyelenggara Kesejahteraan Sosial secara luas, Karang Taruna diposisikan sebagai kelompok masyarakat fungsional yang secara khusus membantu peme-rintah dalam program-program KS dgn karakter organisasi dan program kerja yang ber-visi pada pelayanan, kerelawanan, dan pembelajaran melalui pendekatan spirit kejuangan, kepeloporan, dan kesetia-kawanan sosial untuk membentuk jiwa yang ADHITYA KARYA MAHATVA YODHA (Pejuang yang Berpengetahuan, Berkepribadian, dan
Berkarya)
4. Kedudukan Fungsional Karang Taruna
UU 32/2004 menyatakan bahwa Karang Taruna adalah lembaga pemberdayaan masyarakat di desa/kelurahan yang diakui. Hal tersebut berdasar pada sejarah dan prinsip dasar bahwa Karang Taruna dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat.
Identifikasi sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat sebagaimana diatur dalam UU lebih tepat bagi Karang Taruna karena habitatnya memang di tengah-tengah masyarakat
desa/kelurahan disamping lebih memahami segala potensi dan permasalahan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan sebagai organisasi sosial lebih karena alasan aktivitas
kesejahteraan sosial yang selama ini banyak digelutinya. Tapi dewasa ini berbagai bidang pembangunan di desa/kelurahan telah banyak melibatkan Karang Taruna, termasuk bidang-bidang yang terkait dengan wawasan kebangsaan dan solusi konflik horisontal.
Dasar Hukum Karang Taruna
1. UU No. 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial (revisi dari UU No. 6 Tahun 1974, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial)
2. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP No. 72/2005 tentang Desa
4. PP No. 73/2005 tentang Kelurahan
5. Permensos RI No. 83/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna
6. Permendagri No. 5/2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan
Dengan dasar tersebut jelas bahwa Karang Taruna sebagai organisasi sosial yang
beranggotakan para generasi muda sangat dibutuhkan perannya dalam pembangunan desa, khususnya di bidang sosial.
Sebagai organisasi sosial, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya pengembangan kegiatan ekonomi produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah di atur pula tentang struktur pengurus dan masa jabatan di masing-masing wilayah mulai desa/kelurahan sampai dapa tingkat nasional.
Berdasarkan Pasal 1 angka 14Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan (“Permendagri 5/2007”), karang taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.
Tugas dan Fungsi Karang Taruna Berdasarkan Permendagri No. 5/2007 tentang Pedoman Penataan lembaga kemasyarakatan.
Tugas Karang Taruna
Berdasarkan Pasal 16 Permendagri No. 5/2007 tentang Pedoman Penataan lembaga kemasyarakatan.
“mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.”
Fungsi Karang Taruna
Berdasarkan Pasal 17 Permendagri No. 5/2007 tentang Pedoman Penataan lembaga kemasyarakatan.
a) penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
b) penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
c) penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkunganya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkkesinambungan;
d) penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya;
e) penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda ;
f) penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
mendayagunakan segala sumber daya dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;
h) penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;
i) penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan sektor lainnya;
j) penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual
k) pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
l) penanggulangan maslah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitative dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
Sumber :
1. Permensos RI No. 83/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna