BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara
adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km2. Posisinya
sangat strategis karena diapit oleh Samudra Hindia dan Pasifik. Pulau Nias
terkenal akan budaya yang khas dan keindahan alamnya. Pulau ini bahkan
menjadi salah satu tujuan wisata para turis asing yang menikmati keindahan dan
keunikan pulau ini.
Pulau Nias terdiri dari beberapa kabupaten dan satu kota madya. Pada
tahun 2003 pulau ini masih terdiri dari 2 kabupaten yakni Kabupaten Nias dan
Kabupaten Nias Selatan. Namun sejak tahun 2008 mengalami pemekaran menjadi
4 Kabupaten dan 1 Kotamadya. Adapun kabupaten tersebut yaitu Kabupeten Nias,
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, dan Kabupaten Nias Barat serta
satu kota yakni Kotamadya Gunungsitoli.
Pulau Nias yang dikelilingi oleh Samudera Indonesia memiliki potensi
kelautan yang sangat melimpah. Pulau ini ternyata memiliki kekayaan sumber
daya kelautan dan perikanan yang melimpah dengan beragam jenisnya. Semuanya
bernilai ekonomi tinggi seperti misalnya terdapatnya ikan Napoleon yang dapat
diekspor ke luar negeri seharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah setiap ekornya.
Hasil perikanan inipun telah banyak yang diekspor hingga ke luar negeri misalnya
Pada kenyataannya potensi yang dimiliki Pulau ini masih belum
dimanfaatkan secara maksimal. Dalam hal ini potensi yang dimaksud lebih
difokuskan pada sumber daya alam yang tersedia di wilayah Nias. Potensi yang
terdapat di lima daerah yang termasuk dalam wilayah Nias pada dasarnya sama,
hal ini dikarenakan karena kabupaten/kota di wilayah Nias masih berada pada satu
wilayah yang sama yaitu wilayah kepulauan Nias. Meskipun demikian,
masing-masing kabupaten/kota di wilayah Nias tentunya memiliki komoditi unggulan
yang berbeda dari daerah lainnya.
Sektor yang menjadi basis utama dalam perekonomian di wilayah Nias
yakni sektor pertanian. Sampai saat ini sektor pertanian tetap menjadi andalan
kabupaten/kota di wilayah Nias, hal ini dapat dilihat dari peranannya menciptakan
PDRB yang sangat tinggi dibandingkan dengan beberapa sektor lainnya.
Sebagai daerah kepulauan maka kabupaten Nias sangat potensial terhadap
perikanan laut. Sebagian besar hasil perikanan laut tersebut merupakan hasil
tangkapan nelayan tradisional. Potensi pengembangan perikanan didukukung oleh
lautan yang cukup luas, jenis ikan yang beraneka ragam dengan nilai pasar yang
cukup tinggi. Jenis ikan yang hidup di perairan Nias antara lain Ikan kakap putih,
gurapu, Tuna, lobster, udang dan berbagai jenis ikan lainnya yang memenuhi
kriteria ekspor. Selain perikanan laut, perikanan darat juga memiliki potensi yang
cukup menjanjikan di Nias. Namun, untuk saat ini, perikanan darat masih kurang
dikembangkan dengan baik.
Selama tahun 2011 seluruh sub sektor dalam sektor pertanian sudah
tertinggi di antara sektor pertanian adalah sub sektor perikanan dengan laju
pertumbuhan sebesar 7,60 % kemudian disusul oleh sub sektor perkebunan yaitu
sebesar 6,62%, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 5,50%, sub
sektor tanaman bahan pangan sebesar 4,09% dan sub sektor kehutanan sebesar
3,32%.
Pertumbuhan pada sub sektor perikanan tersebut masih belum
menunjukkan kondisi dimana produksi perikanan di wilayah Nias telah dikelola
secara maksimal. Jika dibandingkan dengan luasnya perairan di wilayah Nias dan
ketersediaan sumber daya perikanan terhadap hasil-hasil produksi yang telah
dikelola di wilayah Nias, maka jumlah produksi tersebut tergolong masih sangat
sedikit. Sebagian besarnya lagi masih belum bisa tersentuh oleh masyarakat yang
berada di wilayah Nias.
Produksi perikanan di wilayah Nias yang masih tergolong rendah
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya kondisi kehidupan nelayan yang
berada pada garis kemisikinan. Karena kondisi tersebut, maka tidaklah heran
apabila di Nias alat untuk menangkap ikan masih tergolong sangat sederhana.
Berdasarkan jumlah rumah tangga perikanan (RTP) ternyata pemilik armada
perikanan bermotor hanyalah sejumlah 246 RTP atau 4,6 % (data Statistik Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias) dan sebagian besar nelayan Nias yakni
74,60% hanya bermodalkan perahu dayung, sedangkan 17,295 lainnya
menggunakan alat penangkap ikan yaitu pancing yang sungguh sangat sederhana.
Selain itu Nias dihadapkan pada kendala dimana hasil lautnya sedikit
tidak tersedia cukup banyak di Nias, misalnya dermaga pendaratan, depot BBM,
pabrik es, cold storage, fasilitas pengolahan, sarana transportasi, dan sebagainya.
Bahkan jala ikannya pun masih sangat minim. Akibatnya, armada penangkapan
ikan semuanya menuju ke pangkalan yang mampu menyediakan semua kebutuhan
tersebut antara lain Sibolga, Padang, bahkan hingga Jakarta. Maraknya pencurian
ikan yang terjadi di perairan Nias menggunakan pukat harimau dan pukat cincin
sehingga menyebabkan penghasilan nelayan di Nias turun drastis.
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan
kerja. Akan tetapi ironisnya, sektor perikanan selama ini belum mendapat
perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila
sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan kontribusi yang lebih
besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan
kemiskinan masyarakat terutama masyarakat nelayan dan petani ikan.
Guna meningkatkan pendapatan daerah pada dewasa ini masing-masing
daerah dituntut harus mampu berusaha sendiri untuk meningkatkan
pendapatannya, maka penggalian potensi ekonomi daerah dan penggunaan potensi
yang tepat adalah jalan terbaik, karena tanpa memperhitungkan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing daerah maka pengembangan pembangunan dan
pendapatan daerah tidak akan mencapai hasil yang optimal atau sesuai dengan
yang diharapkan. Potensi ekonomi daerah merupakan kemampuan ekonomi yang
berkembang menjadi sumber kehidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong
perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya
dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002).
Sub sektor perikanan di wilayah Nias merupakan salah satu sub sektor
potensial dalam pengembangan PDRB Nias. Sub sektor ini apabila dikembangkan
dengan baik sangat memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan nelayan pada khususnya. Maka untuk
mengembangkan potensi ini, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi perikanan di kabupaten Nias. Hasil dari perhitungan tersebut bisa
menjadi patokan bagi pemerintah dalam upaya mengembangkan sub sektor
perikanan sebagai salah satu sub sektor potensial yang diharapkan memberi
manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga akan membantu
pemerintah dan masyarakat dalam melakukan kegiatan pengelolaan sumberdaya
perikanan ini kedepannya.
Sumber daya perikanan di Kabupaten Nias memiliki potensi yang cukup
besar. Potensi yang belum digali secara optimal tersebut jika diolah secara lebih
fokus dan terarah akan memberikan dampak yang nyata bagi perkembangan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nias. Berdasarkan
fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui apa sebenarnya
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperoleh
perumusan masalah:
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi perikanan di
wilayah Nias.
2. Bagaimana pengaruh jumlah armada terhadap produksi perikanan di wilayah
Nias.
3. Bagaimana pengaruh jumlah nelayan terhadap produksi perikanan di wilayah
Nias.
4. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap produksi perikanan di wilayah Nias.
5. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap produksi perikanan di wilayah Nias.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan produksi di wilayah Nias
1.4.Manfaat penelitian
Adapun manafaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi masyarakat wilayah Nias, hasil penelitian ini diharapkan mampu
menjadi salah satu masukan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan
produksi sumber daya perairan di wilayah Nias.
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
mengembangkan potensi perairan yang selama ini belum dimanfaatkan dan
dikelola secara optimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya dalam topik yang berkaitan, hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi dan memberikan informasi
yang berguna demi kemajuan dunia ilmiah.
4. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini merupahan wadah untuk menuangkan
kreatifitas dan daya analisis sebagai kontribusi terhadap dunia ilmiah, secara
khusus untuk Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,