• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KINERJA IRIGASI PADA 16 BANGUNAN UTAMA (SECARA SERI) DI DAERAH IRIGASI JILU, KABUPATEN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENENTUAN KINERJA IRIGASI PADA 16 BANGUNAN UTAMA (SECARA SERI) DI DAERAH IRIGASI JILU, KABUPATEN MALANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

33

PENENTUAN KINERJA IRIGASI PADA 16 BANGUNAN UTAMA

(SECARA SERI)

DI DAERAH IRIGASI JILU, KABUPATEN MALANG

Rini Wahyu Sayekti1, Widandi Soetopo1, La Ode Agisaqma2

1Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

2Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

Abstrak: Dalam pengelolaan suatu daerah irigasi diperlukan adanya upaya penentuan untuk menilai kinerja suatu Daerah Irigasi agar nantinya dapat dievaluasi untuk kinerja yang lebih baik. Daerah Irigasi Kali Jilu (992 Ha), terdapat 16 jaringan irigasi yaitu Jaringan Irigasi Begawan, Pandansari, Luring, Mangunrejo, Bendrong, Gentong, Dempok, Gading 1, Gading 2, Gajah Barong, Pateguhan, Sumber Buntu, Jabung, Kemantren, Pentongan Mindi dan Slampar.

Dalam studi ini dilakukan penilaian terhadap kinerja fisik dan non fisik yang terdiri dari penerapan pola tata tanam dan teknik pemberian air. Teknik pemberian air disini adalah keseragaman, efisiensi pemberian air, dan kecukupan. Data yang digunakan adalah data fisik bangunan pada Daerah Irigasi Kali Jilu, Rencana Tanam Global, Data hujan 2001 – 2011, data debit di intake pada tahun 2001 – 2011.

Dari hasil penilaian kondisi Daerah Irigasi Kali Jilu secara keseluruhan didapatkan hasil sebesar 72,67%, yang didapat dari persentase kondisi fisik sebesar 78,09%, persentase penerapan pola tata tanam sebesar 64,582, dan persentase penilaian teknik pemberian air sebesar 75,358%, Selanjutnya dari hasil analisis ini dilakukan penentuan kinerja irigasi secara keseluruhan.

Dalam penentuan kinerja daerah irigasi secara keseluruhan, parameter yang digunakan adalah standar dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air tahun 2003 yang menyebutkan kinerja irigasi dikatakan Baik apabila hasil penilaian > 70%, dikatakan Cukup apabila hasil penilaian berkisar antara 50 – 70%, dan dikatakan rusak atau Buruk apabila hasil penilaiannya < 50%. Dari parameter yang sudah ada maka kinerja keseluruhan Daerah Irigasi Kali Jilu dikatakan baik dengan persentase nilai sebesar 72,67%.

K ata K unci: Kinerja fisik, penerapan pola tata tanam, kecukupan, keseragaman, efisiensi pemberian air, ,Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air tahun 2003.

Abstract: Irrigation is necessary in the management are of determining the existence of an effort to assess the performance of a Regionnal Irrigation that in the future can be evaluated for better performance. At the time Jilu Irrigation Region there are 16 irrigation and served the rice irrigation area of 992 ha.

In this study of irrigation performance assessment of physical and non physical condition. Where the physical assassement include the condition of building ang irrigation channels on each network, where as the non physical assessment procedures include the application of cropping pattern and techniques of water. The techniques here is the uniformity of water delivery, water delivery efficiency, and adequacy. The data used is the physical data of buildings on time Jilu Irrigation Region, the Global Plan of planning, rainfall data 2001 to 2011, discharge data on intake in the year 2001 to 2011.

The result on condition assessment of the Jilu Irrigation Region time overall result obtained for 72,6% obtained from the percentage of the physical condition of 78,09% the percentage of cropping pattern of the application of 64,582, and the percentage of assessment techniques for 75,358% of water, then from the results analysis is performed of determining the overall performance of irrigation.

Based on standart guidelines regarding the performance of irrigation areas. Research and Development Center of Water Resources in 2003 mentions irrigation performance assessment result is good if > 70%, is enough if the results of the assessment range from 50% to 70% and said to be badly damaged or if the results of assessment < 50% . Of the parameters that already axists then the overall performance of the Jilu Irrigation Region time said to be good with the percentage value of 72,6%

(2)

Guna meningkatkan produktivitas usahatani diperlu-kan intensifikasi dengan pemanfaatan sumberdaya air untuk melestarikan ketahanan pangan, dan me-ningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu, op-timalisasi pemanfaatan sumberdaya air yang dapat dilakukan adalah melalui alokasi air irigasi secara efektif dan efisien (Saptana dkk,. 2001).

Di Provinsi Jawa Timur terutama Daerah Irigasi yang sudah dibangun, usaha pemeliharaan dan peni-laian terhadap daerah-daerah irigasi yang sudah ada harus ditingkatkan lagi agar nantinya ada evaluasi serta perbaikan yang bisa dilakukan ke depannya un-tuk mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik dan kinerja yang optimal. Untuk itu studi dilakukan agar dapat mengetahui kinerja suatu Daerah Irigasi yang dilihat dari segi fisik maupun non fisik. Daerah Irigasi Kali Jilu adalah daerah irigasi yang terletak di Keca-matan Jabung Kabupaten Malang. Mengambil lokasi tersebut karena pada Daerah Irigasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan Daerah irigasi pada umumnya yaitu dimana pada satu Daerah Irigasi ter-dapat 16 jaringan irigasi yang dimana setiap jaringan irigasi memiliki karakteristik sendiri-sendiri namun sa-ling mempengaruhi satu sama lain. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun akan mencoba untuk melakukan studi penentuan kinerja irigasi di DI ter-sebut dengan tujuan untuk mengetahui kinerja di Dae-rah Irigasi tersebut dimana yang nantinya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan air irigasi di dae-rah yang membutuhkan.

METODE PENELITIAN

Lokasi

Lokasi penelitian berada di Daerah Irigasi Kali Jilu Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data primer yaitu survei lapangan di jaringan irigasi induk dan sekunder serta data sekunder yang diperoleh melalui kajian pustaka, wawancara dengan pihak Dinas terkait seperti Dinas Pengairan Kabu-paten Malang. Yaitu meliputi peta dan peta daerah irigasi, skema jaringan irigasi primer dan sekunder serta skema bangunan irigasi, data debit sungai di bendung tiap jaringan irigasi, data hujan, data debit pengambilan (intake) di bendung, saluran primer/in-duk dan saluran sekunder periode setengah bulanan, dan data fisik daerah irigasi.

Analisis Penelitian

Analisis Kondisi Fisik

Analisis kondisi fisik yang dimaksud adalah ana-lisis terhadap kondisi fisik bangunan dan saluran pada suatu jaringan irigasi. Pada daerah irigasi kali jilu yang terdiri dari 15 bangunan utama, saluran pembawa, 8 bangunan bagi dan 18 bangunan bagi - sadap, serta saluran pembuang dan bangunan pada saluran pem-buang.

Adapun rumus yang digunakan dalam menghi-tung presentase kondisi fisik pada suatu jaringan iri-gasi adalah sebagai berikut ( Departemen Pekerjaan Umum, 1991):

KONjar = KONbujar + KONbbsjar + KONsaljar + KONspgJar +KONbpgjar (1)

dengan:

KONJar = Kondisi Jaringan (%)

KONbujar = Kondisi Bangunan Utama Jaringan (%)

KONbbsjar = Kondisi Bangunan Bagi dan Sadap Jaringan (%)

KONsaljar = Kondisi Saluran Jaringan (%) KONspgjar = Kondisi Saluran Pembuang Jaringan

(%)

(3)

Analisis Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi dianalisis berdasarkan ke-butuhan air tanaman (di lahan) dan keke-butuhan air pada bangunan pengambilan (di bendung). Analisis kebutuhan air untuk tanaman di lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, (1) pengolahan lahan, (2) penggunaan konsumtif, (3) perkolasi, (4) peng-gantian lapis air, dan (5) sumbangan hujan efektif.

Kebutuhan air irigasi pada tanah pertanian untuk satu unit luasan dinyatakan dalam rumus sebagai be-rikut (Anonim, 1986 : 160):

IR = Cu + Pd + P + N – Re (2)

Dengan:

IR = kebutuhan air irigasi (mm)

Cu = penggunaan konsumtif tanaman (mm) P = kehilangan air akibat perkolasi (mm/hr) Pd = kebutuhan air untuk pengolahan tanah (mm) N = kebutuhan air untuk pengisian tanah

persemai-an (mm)

Re = curah hujan efektif (mm)

Keseimbangan Air

Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan air iri-gasi dapat dilayani oleh ketersediaan air yang ada berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan air.

Kondisi Jaringan Irigasi

Puslitbang Sumber Daya Air (2003) menyatakan bahwa kriteria kinerja jaringan irigasi dibedakan men-jadi 3 klasifikasi sebagai berikut:

1. Klasifikasi baik (mantap) dengan indikator ting-kat fungsi pelayanan jaringan irigasi > 70% 2. Klasifikasi cukup (kurang mantap) dengan

indi-kator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi 50%–70%

3. Klasifikasi rusak (kritis) dengan indicator tingkat fungsi pelayanan jaringan irigasi < 50%;

Analisis Kinerja Pemberian Air

Penilain teknik pemberian air terdiri 3 (tiga) in-dikator penilaian yaitu : efisiensi, kecukupan, dan ke-seragaman.

Analisis Keseragaman Pemberian Air

Keseragaman adalah menunjukkan kemerataan distribusi air di lahan. (Murtiningrum,2007) Analisa Keseragaman Pemberian air adalah analisa penilaian tingkat keseragaman dalam pemberian air pada pe-tak-petak tersier selama satu tahun dengan meng-analisa debit yang dibutuhkan tiap petak tersier .

Di lapangan dapat dihitung dengan mengguna-kan pendekatan terhadap keseragaman Chritiansen (Christiansen, 1942):

Q M

Cu1 .100 (3)

Dimana M adalah selisih antara debit yang di-butuhakan per petak tersier debit rata-rata keselu-ruhan petak tersier di bagi dengan jumlah petak ter-sier yang ada.

Q : Debit yang dibutuhkan per petak tersier selama satu tahun

Q : Debit rata-rata keseluruhan petak tersier n : Jumlah tiap petak tersier

Sedangkan debit yang dibutuhkan tiap petak ter-sier dicari dengan menggunakan rumus (Anonim, 1986:5):

x = (Q xA) / Efisiensi Tersier

Q : Debit terbesar selama satu tahun (Hasil Per-hitungan LPR/FPR Pola Tata Tanam.

A : Luas Baku Sawah

Analisa Efisiensi Pemberian Air

Analisa Efisiensi Pemberian air adalah analisa penilaian tingkat efisiensi pemberian air selama satu tahun dengan perbandingan antara kelebihan debit yang adapada periode-periode yang kebutuhanairnya terpenuhi dengan ketersediaan air di bendung.

Efisiensi pemberian air dinyatakan dengan rumus (pasandaran, effendi : 114)

QKebutuhan

Qx

QKebutuhan

E

. 100 (5)

Dimana:

Qx : Rerata kelebihan/kekurangan air se-lama satu tahun

Q Kebutuhan : Rerata kebutuhan debit selama satu tahun

Analisa Kecukupan Pemberian Air

(4)

Kecukupan pemberian air dinyatakan dengan ru-mus (pasandan, effendi: 115)

100 .

n i nQterpenuh

AD(6)

Dimana:

AD : Kecukupan air selama satu tahun nQ Terpenuhi : Jumalah Periode yang debitnya

terpenuhi n : Jumlah Periode

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kondisi Fisik

Analisa kondisi fisik meliputi kondisi fisik di Ba-ngunan Utama, Saluran Pembawa, BaBa-ngunan Bagi/ Bagi-Sadap, Saluran Pembuang dan Bangunan pada Saluran Pembuang. Pada Daerah Irigasi Kali Jilu tergolong baik dengan angka persentase sebesar 78,09% berdasarkan parameter penilaian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air pa-da Tahun 2003.

- Kondisi bangunan utama di Daerah Irigasi Kali Jilu mencapai angka 25,79% dari nilai bobot mak-simal sebesar 35%.

- Kondisi saluran pembawa di Daerah Irigasi Kali Jilu mencapai angka 20,25% dari nilai bobot mak-simal sebesar 25%.

- Kondisi bangunan bagi dan bangunan bagi sadap di Daerah Irigasi Kali Jilu mencapai angka 19,99% dari nilai bobot maksimal sebesar 25%.

- Kondisi saluran pembuang di Daerah Irigasi Kali Jilu mencapai angka 8,08% dari nilai boot mak-simal sebesar 10%.

Kondisi bangunan pada saluran pembuang di Daerah Irigasi Kali Jilu mencapai angka 3,98% dari nilai boot maksimal sebesar 5%.

Tabel 1. Penentuan penilaian kondisi fisik pada

Daerah Irigasi Kali Jilu

bandingkan dengan ketersediaan air di intake selama satu tahun (36 periode).

Pada Daerah Irigasi Kali Jilu, selama 36 periode selama satu tahun terdapat 3 jaringan irigasi yang penerapan pola tata tanamnya dalam kategori buruk. Jadi nilai presentase keseimbangan airnya selama satu tahun adalah sebesar 60,73%.

Melihat hasil perhitungan kondisi jaringan irigasi secara keseluruhan, maka mengacu pada kriteria pe-nilaian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2003, maka penerapan pola tata tanam pada Daerah Irigasi Kali Jilu tergolong cukup.

Analisis Teknik Pemberian Air

- Analisis Kecukupan Pemberian Air

Analisa Kecukupan air adalah analisa penilaian tingkat kecukupan air selama satu tahun dengan per-bandingan antara debit yang tersedia di bendung de-ngan debit yang dibutuhkan tanaman (Pola Tata Ta-nam).

Tabel 2. Rekapitulasi Penilaian Kecukupan

Pemberi-an air

Analisis Penerapan Pola Tata Tanam

Analisa penerapan pola tata tanam adalah ana-lisa penilaian kondisi pola tata tanam yang diterapkan untuk menghitung besarnya kebutuhan air irigasi

di-Sumber: Hasil Perhitungan

Dengan merata-rata nilai persentase seluruh ja-ringan irigasi maka, kondisi kecukupan di DI Kali Jilu dalam kondisi cukup dengan persentase kecu-kupan sebesar 60,55%.

- Analisis Keseragaman Pemberian Air

(5)

pem-Dari Tabel di atas menunjukkan nilai M pada petak tersier yang di dapat dari perhitungan sebagai berikut:

Dari nilai M diatas maka ditemukan nilai Kese-ragaman Pemberian Air sebagai berikut:

Q

Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai presentase Keseragaman pemberian air pada Jaringan Irigasi Pateguhan adalah sebesar 13,33%.

- Analisis Efisiensi Pemberian Air

Analisa Efisiensi Pemberian air adalah analisa penilaian tingkat efisiensi pemberian air selama satu tahun dengan perbandingan antara kelebihan debit yang ada pada periode-periode yang kebutuhanairnya terpenuhi dengan ketersediaan air di bendung.

Berikut adalah contoh perhitungan nilai efisiensi pemberian air pada Jaringan Irigasi Kali Begawan:

QKebtuhan Qx QKebutuhan

E   . 100 = 54,022%

Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai presentase efisiensi pemberian air pada Jaringan Irigasi Begawan adalah sebesar 54,022%.

Dari perhitungan nilai kecukupan, keseragaman, dan efisiensi maka nilai rata-rata keseluruhan tiap jaringan irigasi adalah Kinerja Jaringan =

diukur

Melihat hasil perhitungan kondisi teknik pembe-rian air, maka mengacu pada kriteria penilaian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2003, maka Kondisi Daerah Irigasi Kali Jilu tergolong baik.

Analisis Kinerja Irigasi secara Keseluruhan

Analisa Kinerja Daerah Irigasi secara keselu-ruhan adalah analisa penetapa kondisi Daerah Irigasi di nilai dari rata-rata keseluruhan dari kondisi fisik, kondisi penerapan pola tata tanam, nilai kecukupan, keseragaman dan efisiensi pemberian air.

Rumus yang digunakan untuk menilai kinerja Daerah Irigasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai presentase Kondisi Daerah Irigasi Kali Jilu ada-lah sebesar 70,596%.

Dari hasil perhitungan kondisi jaringan irigasi se-cara keseluruhan, maka mengacu pada kriteria pe-nilaian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2003, maka Kondisi Daerah Irigasi Kali Jilu tergolong baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kondisi Bangunan Utama pada Daerah Irigasi Kali Jilu mendapatkan penilaian dengan persen-tase sebesar 25,79% dari bobot 35%, saluran pembawa pada Daerah Irigasi Kali Jilu menda-patkan penilaian dengan persentase sebesar berian air pada petak-petak tersier selama satu tahun

dengan menganalisa debit yang dibutuhkan tiap petak tersier . Petak Tersier pada Daerah Irigasi Kali Jilu berbeda tiap jaringan irigasi dimana jumlah secara keseluruhan berjumlah 30 petak yang masing-masing memiliki Luas Baku Sawah yang berbeda-beda.

Tabel 3. Contoh Rekapitulasi Penialian Keseragaman

(6)

20,25% dari bobot 25%, bangunan bagi/sadap pada Daerah Irigasi Kali Jilu mendapatkan pe-nilaian dengan persentase sebesar 19,99% dari bobot 25%, saluran pembuang pada Daerah Iri-gasi Kali Jilu mendapatkan penilaian dengan pre-sentase sebesar 8,08% dari bobot 10%, bangun-an pada salurbangun-an pembubangun-ang pada Daerah Irigasi Kali Jilu mendapatkan penilaian sdengan pre-sentase sebesar 3,98% dari bobot 5%. Secara keseluruhan kondisi fisik Daerah Irigasi Kali Jilu mendapatkan penilaian sebesar 78,09% yang ter-golong dalam kategori baik.

2. Penerapan Pola Tata Tanam pada Daerah Iri-gasi Kali Jilu tergolong kategori CUKUP, dengan presentase sebesar 60,73%. Presentase ini di dapatkan dari total perbandingan antara kebu-tuhan air dan ketersediaan air di intake tiap ja-ringan irigasi.

3. Dalam kinerja teknik pemberian air, ada 3 (tiga) indikator yang dinilai yaitu kinerja keseragaman, efisiensi pemberian air, dan tingkat kecukupan. Dimana persentase untuk kinerja keseragaman sebesar 81,818%, efisiensi pemberian air sebe-sar 76,356%, dan kecukupan sebesebe-sar 60,73%. Secara keseluruhan kondisi kinerja teknik pem-berian air pada Daerah Irigasi Kali Jilu tergolong baik dengan persentase sebesar 72,968%. 4. Kinerja total Daerah Irigasi Kali Jilu yang berasal

dari rata-rata penilaian dari kondisi fisik daerah irigasi, penerapan pola tata tanam, dan kinerja teknik pemberian air tergolong baik dengan nilai presentase sebesar 70,596%.

Saran

1. Penelusuran saluran dan bangunan irigasi pada sebuah jaringan irigasi sebaiknya rutin dilaksa-nakan agar tetap bisa mengontrol secara fisik dan manfaat terhadap existing sebuah jaringan irigasi.

2. Perlu adanya koordinasi yang baik antara Or-ganisasi HIPPA dengan Dinas Pengairan dan Bina Marga (bidang pengairan) sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam mengelola dan me-melihara fasilitas-fasilitas irigasi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Petunjuk Penilaian Kondisi Jaringan Iri-gasi. Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pe-kerjaan Umum.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan Irigasi–Bagian Penunjang). Direkto-rat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP 01). Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2003. Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Anonim. 2007. Indeks Kinerja Sistem irigasi. Dit.Irigasi

Rawa, Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pe-kerjaan Umum.

Rini, W.S. 2006. Bahan Kuliah Perencanaan Jaringan Irigasi. Malang: Universitas Brawijaya.

Pasandaran, E. Irigasi di Indonesia strategi dan pengem-bangannya. Jakarta: LP3ES, anggota IKAPI. Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik Edisi I. Surabaya:

Penerbit Usaha Nasional.

Gambar

Tabel 2.Rekapitulasi Penilaian Kecukupan Pemberi-

Referensi

Dokumen terkait

Untuk faktor pendapatan usahatani padi dan hortikultura X10 berpengaruh nyata pada taraf 5 % dqn faktor dummy antara Desa Buhut Jaya dengan Desa Karukus dan Desa Barunang D2

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan sample berjumlah 30 abstrak berbahasa Inggris dari artikel yang dimuat di beberapa jurnal yang berbeda di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi CO di 5 titik persimpangan jalan di Kota Pontianak yang merupakan lingkungan kerja polisi lalu

Profil yang telah dibuat ditumpang tindihkan (overlay) dengan penampang impedansi akustik hasil inversi seismik untuk melihat penyebaran litologi reservoir pada

Untuk bentang AB, pengaruh perubahan panjang bentang dan tinggi kolom (pilar) terhadap besarnya reaksi di perletakan di A bervariatif karena memiliki titik balik maksimum

Organisasi proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai

Untuk kasus-kasus dimana sampel darah untuk pemeriksaan kuantitatif obat tidak bisa dilakukan pemeriksaan langsung ke laboratorium maka darah harus disimpan pada

Terdapat tindakan proaktif telah dilakukan dengan merekabentuk satu kurikulum kimia hijau yang dapat berdiri sendiri melalui pengintegrasian konsep PPL sebagai satu kursus