ILMU DAN GANGGUAN REPRODUKSI
PADA SAPI BETINA
Prof. DR. SC.AGR. IR. SUYADI, MS.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
MATERI KULIAH
Kuliah 1
I. KEBUNTINGAN
1.
Apakah kebuntingan?
fertilisasi
embrio
fetus
lahir
2. Lama kebuntingan
Variasi lama kebuntingan
Faktor maternal: 1. Umur induk
II. PROSES KEBUNTINGAN
Fertilisasi
perkembangan embrional
cleavage
diferensiasi
perkembangan
fetus
plasenta
kelahiran
FERTILISASI
TAHAPAN FERTILISASI
•
Tahap 1: sperma menembus sel-sel kumulus
menuju zona pelusida
•
Tahap 2: sperma menetrasi ZP, membran
TAHAPAN FERTILISASI
A. Sperma menetrasi sel kumulus dan mulai masuk zona pelusida
B. Sperma menetrasi ZP dan bergabung dengan
membran vitelin
C. Sperma tenggelam dalam sitoplasma
PERKEMBANGAN EMBRIONAL
•
Fertilisasi
sigot
embrio
•
Sebelum implantasi embrio mengapung bebas,
makanan dari nutrisi dalam sitoplasma
•
Setelah implantasi, makan dari susu rahim atau
uterine milk
•
Transportasi material melalui pembl darah
•
Waktu implantasi: 12 – 20 hr pada babi, 18 – 20 hr
domba, 30 – 35 hr sapi, 50 – 60 hr kuda
•
Kotiledon:
• < 40 hari fragil
• 70 hari 40 – 50 kotiledon
Tema Kuliah
Cleavage
•
Setelah fertilisasi, sigot akan membelah
berulang-ulang tanpa peningkatan volume
sitoplasma
cleavage
•
Cleavage pertama menghasilkan 2 sel, kmd 4
sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel dst.
•
Setelah masuk uterus
morula yang
dibungkus oleh zona pelusida. Morula
PERKEMBANGAN EMBRIO
1. Sigot (0 hari)
2. Embrio dua sel (1 hari) 3. Embrio 8 sel (3 hari) 4. Morula (4 – 7 hari) 5. Blastosis (7 – 12 hari) 6. Blastosis memanjang (14
DIFERENSIASI
•
Diferensiasi merupakan periode sebenarnya
embrio
•
Proses pembentukan organ-organ spesifik dalam
tubuh embrio
•
Beberapa perubahan:
•
Pembentukan lapisan benih (germ layer)•
Pembentukan selaput embrio ekstra/luar (extraembryonic membrane)
Lapisan benih (
germ layer
):
•
Endoderm:
• Lapisan paling dalam,
• Berbatasan langsung dengan rongga blastosis • Mrp asal usul saluran pencernaan, liver, dll.
•
Mesoderm:
• Lapisan tengah • Mucul dari ICM
• Asal usul skeleton, otot, sistem sirkulatoris, dll.
•
Ectoderm:
-
lapisan paling luarASAL USUL ORGAN
Lapisan benih
Organ yang terbentuk
Ektoderm
1. Sistem syaraf pusat2. Organ perasa
3. Kelenjar mame, keringat
4. Kulit, rambut, kuku
Mesoderm
1. Sistem sirkulatoris2. Sistem skeleto, otot
3. Sistem reproduksi, ginjal
4. Saluran kencing
Endoderm
1. Sistem pencernaan2. Hati, paru-paru, pankreas
3. Kelenjar tiroid
EXTRA EMBRYONIC
MEMBRANES
PEMBENTUKAN ORGAN
•
Membran embrio ekstra berkembang ICM mengalamidiferensiasi.
•
Sistem sirkulatoris berkembang cepatPERKEMBANGAN ORGAN
REPRODUKSI FETUS
•
Pada awalnya belum terdeferensiasi
•
Organ reproduksi berasal dari dua duktus yaitu
saluran Muller dan saluran Wolfian
•
Saluran reprodusi hewan betina berasal dari saluran
Muller
•
Saluran reproduksi jantan berasal dari saluran
Wolfian
•
Gonad embrional muncul pada bagian dinding dorsal
Tema Kuliah
III. FISIOLOGI KEBUNTINGAN
Tema Kuliah
III. FISIOLOGI KEBUNTINGAN
•
Kebuntingan ditandai dengan perpanjangan masa
hidup CL dan dikenal sebagai proses pengenalan
maternal kebuntingan
•
Terjadi perubahan-perubahan organ reproduksi
induk selama proses kebuntingan
•
Terjadi perubahan profil atau konsentrasi beberapa
PERUBAHAN ORGAN REPRODUKSI
slm kebuntingan
•
Vulva dan vagina
• Membesar dan banyak pembuluh darah
• Nampak jelas pada kebuntingan bulan 5 – 7
• Mukose vagina pucat, kering, edematus, lembek
•
Serviks
• Berisi lendir kental sebagai penutup uterus
•
Uterus
• Berkembang dan membesar
• Myometrium berukuran tetap untuk melindungi fetus • Terjadi proliferasi, pertumbuhan dan perbesaran
•
Ovari
• Korpus luteum tetap hidup, corpus luteum graviditatum atau
korpus luteum verum.
• Folikel kemungkinan akan selalu tumbuh namun tidak sampai
HORMON KEBUNTINGAN
•
Harus berada dalam keseimbangan
•
Progesteron:
•
Diproduksi oleh korpus luteum•
Tinggi selama kebutingan embrio harus mampumencegah pelepasan PGF2 (luteolisin)
•
Estrogen:
bekerjasama dg progesteron dalam
perkembangan dan mempersiapkan
berfungsinya kelenjar mammae
•
Laktogen:
perkembangan kelenjar mammae
dan pengaturan pertumbuhan fetus.
•
Pada kuda
pregnant mare’s serum
ADAPTASI MATERNAL
•
Fetus merupakan bahan asing (tamu) yang harusdipertahankan hidupnya (mungkin seperti parasit dalam tubuh)
•
Selama kebuntingan induk harus mengadakan penyesuaianmetabolisme dan pertumbuhan untuk mengantisipasi pertumbuhan fetus
•
Uterus mengalami perubahan: komposisi tubuh, makananyang masuk tubuh, konsumsi dan metabolisme energi, hormonal.
•
Perubahan adaptasi uterus didukung oleh IGF dan BP.Tema Kuliah
IMPLANTATION
Tema Kuliah
•
The daughter cells become smaller and smaller with• As mitosis continues, a cavity forms within the mass of cells. This hollow ball stage is
called a blastocyst, and the cavity is the blastocoel. The outer layer of the cells of the blastocyst is called the trophoblast. An inner cell mass called the embryoblast will
•
(a) The blastocyst attaches to theuterine wall.
(b) The cells of the trophoblast secrete enzymes that stimulate thickening of the adjacent
endometrium and they separate into two layers: the cytotrophoblast and the syncytiotrophoblast which grows into the endometrium, digesting
• a | Signalling pathways that are known to coordinate blastocyst apposition and attachment in
the mouse uterus. Apposition and attachment are key steps in implantation and absolutely depend on the synchronized development of the blastocyst to implantation competency and differentiation of the uterus to the receptive stage. Ovarian oestrogen and progesterone, acting through their cognate nuclear receptors, influence several locally produced growth factors, adhesion molecules, cytokines, transcription factors and vasoactive mediators and their receptors in the uterus and/or blastocyst to coordinate blastocyst–uterine crosstalk. This
crosstalk further influences some of the signalling pathways to ensure the successful execution of the implantation process. b | Region-specific expression patterns of morphogens in the
mouse deciduum during the postimplantation period. This scheme is based on in situ
hybridization of the indicated genes in a representative cross-section of an implantation chamber on day 7 of pregnancy. AM, antimesometrial pole; BMP2, bone morphogenetic protein-2; CB1, brain-type cannabinoid receptor-1; COX2, cyclooxygenase-2; cPLA2, cytosolic phospholipase A2; Crim1, cysteine-rich transmembrane BMP-regulator-1; Dan, differential screening-selected gene aberrative in neuroblastoma; Em, embryo; ER, nuclear oestrogen receptor-; ErbB, EGF-receptor family; FGF, fibroblast growth factor; FKBP52, FK506 binding protein-4; GE, glandular epithelium; HB-EGF, heparin-binding EGF-like
• During implantation the embryoblast undergoes embryogenesis in
which the three primary germ layers - ectoderm, mesoderm and endoderm - are formed.
•
Six day old human embryo implanting
6 day old human embryo beginning to implant into the lining of the uterus (endometrium). As
•
The three embryonic cell layers develop by
By the end of the second week of
Egg Being Released From Ovary
During ovulation an egg is released from the ovary and is swept into the fallopian tube by hair-like fimbria.
Sperm Entering Uterus
After intercourse, sperm swim up the vagina, pass through the cervix into the uterus and continue on into the fallopian tube. Although millions of sperm are
Sperm Fertilizing an Egg
</When sperm reach the egg, they attempt to fertilize the egg by tunneling through its protective coating. Once it is fertilized, the egg is referred to as a zygote. At the time of implantation in the uterine lining it is then referred to as an embryo
Sperm Fertilizing an Egg
</When sperm reach the egg, they attempt to fertilize the egg by tunneling through its protective coating. Once it is fertilized, the egg is referred to as a zygote. At the time of implantation in the uterine lining it is then referred to as an embryo
Embryo Traveling Down Fallopian Tube to Uterus
Several days after fertilization, the fertilized egg (zygote) is moved from the fallopian tube to the uterus through a series of muscular contractions.
Embryo Traveling Down Fallopian Tube to Uterus
Several days after fertilization, the fertilized egg (zygote) is moved from the fallopian tube to the uterus through a series of muscular contractions.
Embryo Implants in Uterus
A few days later, the embryo imbeds itself in the uterine lining. At this point, a woman's body begins to secrete a pregnancy hormone known as hCG. This hormone
PLACENTA
IV. PLASENTA
•
Fetus harus mendapat suplai nutrisi dari induk, dan
ini melalui plasenta
•
Plasenta:
• Membran fetus ekstra yang bergabung dengan endometerium
induk
• Pertukaran fisiologis antara induk dan fetus
• Tumbuh dari interaksi induk – fetus dan dihubungkan kepada
embrio oleh suatu simpul pembuluh darah
PERKEMBANGAN PLASENTA
Membran fetus: kantung telur, amnion, alantois dan chorion
Membran Asal Usul Fungsi
Kantung telur
(yolk sac) Lapisan endodermis awal Vestigial Amnion Perkemb. dari arah
rongga ICM Melindungi fetus dalam rongga yang penuh cairan Alantois Divertikulum dari hind
gut
-Hub darah fetus dg peredarah plasenta
- bergabung dg chorion membentuk plasenta chorio-alantois
Chorion Selaput fibroblastik -Menghubungkan embrio dg membran lainnya
- mendukung pembentukan plasenta Umbilical cord Lilitan amnion di sekitar
tangkai yolk
- menghubungkan pembuluh alantois
KLASIFIKASI PLASENTA
1. Plasenta difusa:
•
Pada babi, kuda dan hewan ungulata lainnya•
Vili tersebar merata di seluruh permukaan luarchorion
•
Blastosis terletak memanjang di dalam ronggauterus
•
Penembusan vili ke dalam mukosa uterus dangkal•
Blastosis dalam perkembangannya menekan dindingKLASIFIKASI PLASENTA
•
Plasenta kotiledonaria:
• Pada sapi, domba, kambing
• Vili tidak menyebar rata pada chorion, tetapi berkelompok
pada permukaan luar chorion
• Pada daerah pelekatan, dinding uterus menebal disebut
karunkula
• Pada karunkula terdapat saluran tempat melekatnya vili dari
kotiledon
• Vili berkelompok dan menembus mukose lebih dalam
• Kelompok vili disebut kotiledon dan besarnya bervariasi mulai
KLASIFIKASI PLASENTA
•
Plasenta zonaria
•
Terdapat pada carnivora•
Plasenta membentuk pita (lebar 2,5 – 7,5 cm), mengitariuterus di bagian tengah chorioalantois
•
Plasenta induk merupakan peninggian endometriumditempat menujurnya vili chorion
•
Plasenta discodial
•
Pada manusia, primata dan rodensiaTipe plasenta
A. Bentuk difusa (kuda dan bagi
B. Bentuk kotiledonaria (sapi, domba
C. Bentuk zonary (anjing, kucing
Plasenta kuda
•
Plasenta kuda berbentuk endometrial cups
•
Ukurannya beberapa sentimeter dan terpisah
antara satu dengan lainnya
•
Endometrial cups merupakan sumber produksi
Plasental barrier
•
Membran yang memisahkan induk dengan
fetus
•
Pada kenyataannya tidak ada percampuran
darah antara induk dan fetus untuk
mencegah berbagai akibat negatif dari
Sirkulasi plasental
•
Aliran darah uterus:
• Pasok darah ke plasenta berasal dari arteri dan vena uterus • Semakin lama kebuntingan maka pasok darah semakin tinggi • 84% total aliran uterus menjelang kelahiran melintas plasenta;
lainnya ke endometrium dan myometrium
•
Aliran darah umbilicus
• Memasok darah dari plasenta ke fetus dan sebaliknya • Sebagian besar aliran darah umbilicus didistribusikan ke
Fungsi plasenta
•
Memisahkan individu fetus dan induk
•
Fungsi dan substitusi untuk saluran
Fungsi plasenta
•
Transpor gas:
•
Oksigen•
karbondioksida•
Suplai zat-zat gizi
•
Glikogen•
Asam amino•
Lemak (FFA)•
Hormon:
Jelaskan…! Dikumpulkan
minggu depan…
1.
Amnion ?
2.
Chorion ?
3.
Alantois ?
4.
Alanto-chorion ?
5.
Karunkule ?
Nutrisi dan metabolisme fetus
•
Fetus memerlukan zat gizi (karbohidrat,
protein, energi, vitamin, mineral, dll.)
•
Semua diperoleh dari induk melalui lintasan
plasenta
•
Protein fetus disintesis sendiri dari asam-asam
amino induk
Pertumbuhan fetus
•
Pertumbuhan embrio/fetus yang cepat
dicapai pada awal kebuntingan, kemudian
sedang, dan selanjutnya sangat pesat pada
akhir masa kebuntingan
•
Pada dua bulan terakhir kebuntingan
50% pertambahan bobot fetus
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fetus
•
Faktor genetik
•
Faktor lingkungan
•
Hormon fetus (insulin, tiroid)
•
IGF (meningkatkan pertumbuhan, mengatur
TUGAS PAPER DAN PRESENTASI
KELOMPOK
untuk tanggal 13 januari 2005
1.
Proses fertilisasi
2.
Implantasi
3.
Perkembangan embrio preimplantasi
4.
Perkembanan plasenta
5.
Pertumbuhan post implantasi
VI. KELAHAIRAN
•
APA KELAHIRAN ITU ??
•
Kelahiran = parturation = labor : proses
fisiologis dimana uterus bunting mengeluarkan
fetus dan plasenta dari organisme maternal
•
Jadi dia bukan penyakit namun hanya proses
Tanda-tanda menjelang parturasi
•
Perubahan ligamet pelvis
•
Pembesaran dan edema vulva
•
Perbesaran dan peningkatan aktifitas kelenjar
mammae
•
Kelahiran dimulai dengan pelembekan dan dilatasi
serviks, kontraksi uterus
•
Kelahiran dapat dibagi menjadi tiga tahapan (2 – 6
Lama tahapan proses kelahiran
Spesies Tahap 1
Dilatasi serviks Pengeluaran fetusTahap 2 Pengeluaran plasentaTahap 3 Sapi (jam) 2 – 6 0,5 – 2 4 – 5
Domba
Inisiasi kelahiran
Teori Mekanisme yang mungkin Konsentrasi progesteron
turun Mengeblok kontraksi myometrium selama kebuntingan; mendekati waktu kelahiran kerja pengeblokan progesteron menurun
Peningkatan volume uterus Terjadi pengeblokan progesteron dari kontraksi myometrium dan/atau peningkatan kontraksi myometrium secara spontan
Pelepasan oksitosin Mengakibatkan adanya kontraksi myometrium yang diperantarai oleh estrogen
Pelepasan prostaglandin Menstimulasi kontraksi myometrium; menginduksi luteolisis yang mengakibatkan penurunan progesteron
Aktivasi poros
hipotalamus-pituitari-adrenal
Corticosteroid fetus menyebabkan turunnya kadar progesteron, peningkatan estrogen, dan pelepasan prostaglandin.
Proses hormonal
•
Kortisol fetus dilepaskan,
peningkatan estrogen
dan rendahnya progesteron
•
Enstrogen menstimulasi sintesis dan pelepasan
PGF dari endometrium
•
Relaksin meningkat
•
Oksitosin
PGF
•
Prolaktin dan kortisol maternal mungkin tidak
Mekanisme kelahiran
•
Kontraksi myometrium
•
Dilatasi serviks
•
Mekanisme fetus
VII. PUERPURIUM
•
Adalah waktu dan perubahan yang terjadi
pada induk setelah melahirkan sampai
induk tersebut kembali masuk ke dalam
siklur
•
Sangat berpengaruh thd kesuburan ternak
karena apabila puerpureum cepat
Regenerasi Endometrium
•
Kripta-kripta karunkule pada endometrium semakindangkal
•
sisa-sisa vili terlepas dan bercampur serum, limfe danreruntuhan epitel endometrium
•
Pembuluh darah mengecil, endometrium memadatkan diri•
Karunkule kecil dan tangkainya memendek•
1 mgg brkt, tangkai karunkula hilang, karunkula berupabenjolan
•
Mgg 3 – 4, karunkula mengecil spt asalInvolusi uterus
•
Peristiwa pengecilan uterus dari volume pada waktubunting menjadi normal
•
Termasuk: regenerasi endometrium, pengecilan serat-seratdaging myometriium dan pembuluh darah uterus
•
Setelah plasenta keluar, uterus masih berkontraksi (4x/15menit, 4x / menit, tidak teratur atau hilang)
•
Waktu yang diperlukan: 18 hari sapi dara, 20 hari padasapi dewasa
•
Secara histo: 47 – 50 hari•
Estrus muncul kembali 30 – 70 hari, tergantung bodycondition score (BCS)
ANESTRUS
POST PARTUM
•
Keadaan tidak berahi kembali pada sapi
setelah periode involusi uterus berlalu
(lebih dari 45 hari)
•
Kejadiannya: >10% pada kondisi bagus dan
>70 pada kondisi jelek
BCS
KONDISI OVARI PADA SAPI DENGAN
ANESTRUS POST PARTUM
Kemungkinan:
•
Ovari dengan folikel
•
Ovari dengan CL
ANESTRUS
POST PARTUM
Sebab-sebab:
•
Faktor genetik
•
Gerak bebas sapi sehari-hari
•
Terganggunya aktifitas hormonal
inhibisi
pada beberapa level hypothalamus –
hypophysis axis
•
Aktifitas ovari diblokade oleh pelepasan
hormon (hipotamaus dan hipofise)
ANESTRUS
POST PARTUM
Terapi:
•
Progesteron
meningkatkan aktifitas CL (CL
sintesis)
•
PGF2-alfa
bila ada CL
•
Estrogen (estradiol)
bila ada CL, atau umpan
balik positif terhadap hipotalamus dan hipofise.
•
GnRH
pada berbagai kondisi ovari
•
Penyuntikan ekstrak hipofise (Suyadi dan
VIII. GANGGUAN
REPRODUKSI
•
Plasenta tertinggal
•
Abnormal pada vagina
•
Tidak nampak berahi
•
Interval berahi tidak teratur
•
Kawin berulang
Pengaruh adanya gangguan reproduksi
terhadap efisiensi reproduksi
Jenis permasalahan Rata selang beranak
(hari) Rata-rata interval dari partus sampai kawin
(hari)
Rata-rata angka kawin per kebuntingan Sapi tanpa masalah 395 86 1,8
Reproductive tract score
(RTS)
RTS Vulva & vagina Serviks Uterus Ovari
1 Purulent-discharge, recto-vaginal fistulae; Mukose pucat
Berada pada pelvic bim; Tidak involusi;
Servisits; Sedikit fibrosis
Tidak berinvolusi, asimetris; Melalui pelvic brim; Permukaan tidak rata dan
berisi;
Tidak aktif;
Tidak dapat dipalpasi; Kecil atau kempes. 2 Vaginitis atau beberapa lesi shg
bentuk dan menutup (closure) tidak normal
Berada pada intra pelvis; Involusi tdk sempurna; Servisitis ringan; Fibrosis ringan.
Involusi tdk sempurna; Berada pada cervic brim; Asimetri jelas (1 : 1,5); Dinding tebal dan berisi; Tidak ada tone.
Tidak aktif;
Struktur tidak dapat diraba, namun tidak kempes (flat).
3 Lesi (kerusakan) pada vulva shg bentuk tidak normal, tetapi closure normal; Mukosa pucat atau pink.
Intrapelvis;
Involusi baik, namun sebagian area fibrosis;
Involusi tdk sempurna; Uterus intra-pelvis; Hampir simetris (1: 1,2); Dinding lunak dan tidak berisi; Tidak ada tone.
Folikel sedikit berkembang (<5mm);
Ovari bulat.
4 Normal;
Mukosa pink lembab. Intra-pelvis;Normal. Involusi; intrapelvis; simetris (1:1,1); Dinding lunak, tanpa isi; Tone bagus
Ovari aktif satu buah, dengan folikel (>10mm); CL mungkin ada. 5 Normal;
Mukosa pink lembab. Intra-pelvis;Normal. Involusi; intrapelvis;Simetris (1:1,1); Dinding lunak, tanpa isi; Tone sangat bagus.
Involusi uterus
Waktu
Post-partum
Involusi uterus (%) Aktifitas ovari
Sempurna Tidak sempur- na Normal Belum kembali normal
30 hari 76 24 38 62
Kondisi estrus post partum sapi perah
Variabel Persentase (%)
Normal siklus 65,3
Anestrus 34,7:
•
Berahi tenang*
Ovari tidak berfungsi*
Kista ovari*
CL peseudograviditatum*: 48,7 : 45,9 : 4,9 : 0,5
Plasenta tertinggal
•
Normal, plasenta keluar 6 – 8 setelah pedet
•
Kasus retained palsenta 4 – 16%,
Beberapa penyebab Plasenta tertinggal
•
Kesehatan dan penyakit• Infeksi non spesifik (akibat abortus atau kesulitan melahirkan)
• Leptosperosis, brucellusis, vibriosis, trichomoniasis, fungi, atau
lainnya selam bunting)
• Milk fever atau mastitis
•
Faktor nutrisi• Def vitamin A, E, Iodium, Selesiium
• Ketidakseimbangan Ca : P
• Kelebihan energi, terlalu gemuk
•
Stress akibat• Kesulitan melahirkan
• Kelahiran kembar atau terlalu besar
• Kondisi lingkungan tidak saniter
Beberapa pencegahan
•
Vaksinasi sapi darah (9bln) terhadap
Leptosperosis, dan ulangi dengan interval 6
bulan
•
Perbaiki nutrisi
•
Berikan mineral yag cukup
Vagina tidak normal
•
Endometritis akut
• Terjadi kurang dari 14 hari post partum
• Keluar cairan encer, kotor, warna merah-coklat, berbau busuk, dari dinding uterus vagina
•
Endometritis sub akut/kronis
• Terjadi >14 hari post partum • Keluar cairan kental (nanah)
•
Pyometra
• Endometritis dengan sejumlah besar cairan nanah dalam uterus dan adanya CL persisten (3 - 4 mgg post partum)
• PGF tidak cukup untuk meluteolisis CL: injeksi PGF CL
Gagal menunjukkan tanda berahi (PPA)
•
Anestrus:
•
Tidak diamati tanda berahi karena tidak sikus•
Atau berahi tidak dapat dideteksi (berahi tenang)•
True anestrus
•
Ternak tidak menunjukkan tanda berahi karena tidakada siklus (ovari tidak aktif)
•
Sub-estrus
•
Ternak sebenarnya memiliki siklus berahi namunA. Folikel besar mengalami lutein B. Folikel-lutein-kista pada babi C. Folikel terluteinisasi sebagian D. Degenerasi ova kecil
E. CL dengan dinding tebal dengan pembntukan rongga
F. Leukose ovari
G. Teratoma pada ovar kanan H. Seperti pada g
Karakteristik kista folikel dan folikel
luteinisasi
Parameter Kista Folikel Kista Folikel Terluteinisasi (kista luteal)
Struktur Dinding lembek, dengan lapisan teka yang keras dan
jumlah sel-sel granulosa yang tidak merata Dinding keras, dengan jaringan luteal dalam folikel Jumlah kista dan distribusi pada ovari Tunggal atau beberapa pada salah satu atau kedua ovari Biasanya tunggal hanya pada satu ovarium Kejadian tipe kista Mencapai 70% kasus Hanya sekitar 30%
Konsentrasi progesteron serum dan susu Umumnya rendah Biasanya tinggi Tingkah laku ternak Anestrus, estrus tidak teratur atau nymphomia Biasanya anestrus Kemungkinan pulih tanpa diberikan
perlakuan 30 – 70% jika terjadi sebelum ovulasi pertama postpartum 20 – 30% bila terjadi setelah ovulasi pertama
postpartum
sama
Perlakuan 100µ GnRH (bisa diikuti dengan satu dosis
prostaglandin 9 hari berikutnya) sama Munculnya berahi setelah perlakuan 21 hari tanpa prostaglandin (kisaran 9 – 30 hari), sekitar
Kawin Berulang
•
Memiliki arti ekonomis yang penting
•
Sapi (dara atau dewasa) <10 th, memiliki
siklus berahi normal, namun tidak buting
setelah kawin > 2 kali
•
Ternak dg tingkat kebuntingan rendah
Sifat-sifat fisiologis kawin berulang
•
Lama berahi lebih panjang (31 vs 24 jam)
•
Berahi – LH peak panjang (12 vs 5 jam)
•
LH maks lebih tinggi
•
Progesteron lebih tinggi
•
Ovulasi lebih akhir (37 vs 27 jam setelah
Beberapa penyebab kawing berulang:
•
Endometritis subklinis
•
Gagal berovulasi
•
GnRH (100 – 200 ug) saat berahi untukmenginduksi ovulasi
•
Fungsi korpus luteum tidak sempurna
Abortus
•
Kematian dan pengeluaran fetus pada
kebuntingan 45 – 265 hari
•
Di lapangan <5% dikatakan normal
•
Sekitar 20 – 30% terdeteksi
•
Penyebab:
terima kasih
atas perhatiannya...!