perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TUGAS AKHIR
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL
PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Disusun oleh:
Fitria Nur Diatna
I 0608006
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT
TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010
Pembimbing I
Fitria Nur Diatna
I 0608006
Menyetujui, Surakarta, Juli 2012
Pembimbing II
Murtanti Jani Rahayu, ST, MT NIP. 197201172000032001
Mengesahkan,
Ir. Rizon Pamardi Utomo, MURP NIP. 195902221989031001
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT NIP. 19620610 199103 1 001
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19620129 198703 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya
untuk ALLAH S.W.T yang maha gaib.
2. Bapak dan ibuku tercinta
Doamu mengiringi setiap langkahku, setiap jengkal kesuksesan dalam hidupku,
kupersembahkan untukmu bapak-ibu
3. Kakakku tersayang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
“Turn to Allah, He’s never far away, Put your trust in Him, raise your hands and pray, Insya
Allah we’ll find our way“
“Don’t despair and never lose hope, Cause Allah is always by your side”
“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain pasti akan terbuka”
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan
yang Dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Tugas
Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan
Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk mendiskripsikan mengenai partisipasi
masyarakat dan kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM
MP di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010, serta mengetahui pula pengaruh partisipasi
yang ada tersebut terhadap kondisi prasarana jalan yang dibangun. Hal ini dimaksudkan agar
diketahui dengan partisipasi masyarakat yang ada saat ini sejauh mana dapat memberikan
pengaruh terhadap hasil pembangunan yang ada. Dimana hasil pembangunan tersebut
merupakan hasil dari dan oleh masyarakat itu sendiri.
Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Olehkarenaitu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala perhatian dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis
tujukan kepada :
1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan
saran yang diberikan selama proses perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir.
5. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT dan Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen
pembimbing seminar dan tugas akhir, yang telah berkenan memberikan waktu,
dukungan, masukan, kritik dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam
penyusunan Tugas akhir hingga selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
7. Bapak ibu responden serta pengurus BKM di Kabupaten Sukoharjo yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menggali informasi
sebanyak mungkin untuk melengkapi Tugas akhir ini.
8. Orangtuaku, Bapak dan ibu tercinta yang selalu ada untukku dan yang tiada hentinya
memberikan doa, perhatiaan, serta dukungan yang tidak ternilai harganya di setiap
langkah dalam hidupku. Karena untaian doa bapak ibu yang selalu mengiringiku,
rintangan sesulit apapun didepanku menjadi mudah.
9. Kakaku tersayang, Agung Siswanto yang selalu memberi nasihat, dukungan, dan
dengan sabar menemani survey disela-sela kesibukannya. Denganmu tempat baru
menjadi mudah dijelajahi, Kabupaten Sukoharjo bisa dilalui dengan senyuman,
terimakasih kakak terbaikku. Semoga kesuksesan selalu bersamamu dimanapun kamu
berada.
10.Sahabat-sahabatku Choirunnisa Ratna Fauzia dan Fatamoya Grica Kusmayanti yang
memberi solusi tak terpikirkan, terimakasih untuk persahabatan sederhana yang
panjang ini.
11.Saudara-saudaraku Fitri Magdalena sinaga, Unin Restriana, Setyorini, Agnies Putri,
Brilliantie Italiana, Anis Yuniarta, Inarotu Duja, dan Nour Eka Djayanti yang setia
mendukung dan menjadi mendorongku untuk terus maju dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
12.Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas
Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan dan
bantuan sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.
13.Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan. Kekurangan dan kesalahan yang ada adalah keterbatasan serta kemampuan
penulis sebagai manusia biasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penelitian ini demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan dan penelitian berikutnya. Penulis
berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan praktis maupun
akademis. Semoga tugas akhir ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Penyediaan prasarana khususnya prasarana jalan lingkungan merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan dalam suatu wilayah permukiman. Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo melalui partisipasi masyarakat dalam program PNPM MP. Namun hasil dari prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Hal ini penting dilakukan agar diketahui dengan partisipasi masyarakat yang telah ada saat ini, bagaimana pengaruhnya terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif dilakukan bertujuan untuk memberikan uraian dan pembahasan serta penjelasan dari variabel penelitian berupa partisipasi masyarakat yang meliputi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat tahap perencanaan dan pelaksanaan serta hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun. Besaran pengaruh tersebut dianalisa melalui metode persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya dengan menggunakan skoring masing-masing variabel.
Dari penelitian ini diketahui bahwa partisipasi masyarakat baik berupa bentuk partisipasi masyarakat tahap perencanaan maupun pelaksanaan sudah dinilai baik, sedangkan tingkat partisipasi yang ada pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan juga tergolong tinggi. Selain itu hasil dari penelitian ini adalah diketahui pula bahwa hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun di Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi oleh partisipasi masyarakat yang ada pada tahap pelaksanaan. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini didorong pula oleh adanya bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan yang telah baik pula sehingga hasil yang diperoleh juga cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
The provision of environmental infrastructure, particularly neighborhood road infrastructure is an important part in the development and construction in a residential area. This type of neighborhood road infrastructure development activity is carried out by majority of several areas in Sukoharjo district through community participation in the program PNPM MP. But the result of the neighborhood road infrastructure that built through community participation with the capabilities of the community also needs to be seen how the condition. This is important to know that with existing public participation at this time, how they affect the result of the neighborhood road infrastructure development.
The approach in this research is descriptive quantitative. A descriptive approach used to provide a description and explanation of the study variables in the form of public participation that include forms and levels of community participation in the planning and implementation and also condition of the result of the neighborhood road infrastructure development. Magnitude of these effects are analyzed through the method of multiple linear regression equation to determine the effect of one variable to another variable using the scoring of each variable.
The result of this research shows that the community participation of both a form of public participation phase of the planning and implementation was rated as good, whereas the existing level of participation at the planning and implementation is also high. Therefore, the results of this study is also known that the result of the neighborhood road infrastructure development in Sukoharjo influenced by the existing public participation in the implementation stage. Public participation in the implementation stage is driven also by the form and level of community participation in the planning stages that have been good also, so the results obtained are also quite good.
Keywords : Community participation, Condition of neighborhood road infrastructure development
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB 1 PENDAHULUAN……….……….... 1.1Latar Belakang Penelitian………....
1.1.1 Partisipasi Masyarakat ……….... 1.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan... 1.1.3
1.2Rumusan Masalah
Program Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo………...
1.3
………..………...
1.4
Tujuan dan Sasaran………...
1.5Batasan Penelitian
Manfaat Penelitian……….
1.5.1 Batasan Substansial
……….
1.5.2 Batasan Spasial
………
1.6Sistematika Penulisan………
………...
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..………..……...
2.1Partisipasi Masyarakat………..
2.1.1 Pengertian Masyarakat………..………….
2.1.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat………..……… 2.1.3 Pentingnya Partisipasi Dalam Pembangunan………. 2.1.4 Tahap-tahap Partisipasi………..……….... 2.1.5 Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat………..………. 2.1.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat………..………
2.2Program PNPM Mandiri ……..………
2.3Pembangunan Prasarana……….……….…….
2.3.1 Prasarana Jalan……….………….……….………
2.3.2 Kondisi Prasarana Jalan yang baik……….….…….………. 2.4Resume Tinjauan Pustaka………..……….………...………...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2.4.1 Identifikasi Variabel………..……….
2.4.2 Definisi Operasional ……….……….…………
2.4.3 Kerangka Pikir Penelitian……….……….….…… BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
……….………..……..……...
3.2 Metode Koleksi Data
……….….……..……….
3.2.1 Teknik Pengambilan Sample……….……….…... ……….………...
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….………...….. 3.2.3 Uji Validitas dan Realibilitas……….……….. 3.3 Tahap Analisis
BAB 4 KONDISI KEPENDUDUKAN, PARTISIPASI MASYARAKAT, DAN KONDISI PRASARANA JALAN LINGKUNGAN………...……….……….……...
………..……….…..……..
4.1Kondisi Kependudukan dan Sosial
4.1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……….………. ……….………...
4.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ……….……….………... 4.1.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat………...……….…..…..………...…. 4.2Kondisi Prasarana Jalan Lingkungan yang Dibangun Melalui PNPM MP…….……….… 4.3Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Sukoharjo……….………. 4.3.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat……….…...…….….. 4.3.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat………..……….……..…….
BAB 5 PEMBAHASAN ……….….… 5.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat……….……...…..…... 5.1.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan……….. 5.1.2 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan……….. 5.2 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat………..……. 5.2.1 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan……..……….…..… 5.2.2 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan………..…... 5.3 Analisis Kondisi Prasarana Jalan Lingkungan……….………... 5.4 Analisis Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan
Lingkungan……… 5.4.1 Pengaruh Bentuk Partisipasi Tahap Pelaksanaan terhadap Hasil Pembangunan Prasarana
Jalan Lingkungan……….….….
5.4.2 Pengaruh Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan………...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Resume Tinjauan Pustaka……… 24
Tabel 2.2 Variabel dan Indikator Penelitian………. 26
Tabel 2.3 Jabaran Kriteria Indikator dalam Tingkatan Partisipasi Masyarakat………... 27
Tabel 3.2 Jumlah Sample Tiap Kelurahan………. 32
Tabel 3.3 Kebutuhan Data………... 34
Tabel 3.4 Uji Validitas………. 35
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas………. 36
Tabel 3.6 Uji Kategori Penilaian Bentuk Partisipasi Masyarakat……….... 37
Tabel 3.6 Skor Jenjang Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan………... 38
Tabel 3.7 Skor Jenjang Partisipasi Tahap Pelaksanaan……… 38
Tabel 3.8 Metode Analisis……… 40
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……….……… 42
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia………... 43
Tabel 4.3 Jumlah KK Miskin di Wilayah Penelitian tahun 2010………. 44
Tabel 4.4 Skoring dan Rasio Dimensi Bangunan dan Kondisi Jalan yang Dibangun melalui Program PNPM MP di Wilayah Penelitian Tahun 2010……….……... 47
Tabel 4.5 Rekapitulasi Dimensi dan Volume Pekerjaan Hasil Pembangunan……….…….. 49
Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Rasio Kelebihan/Kekurangan Dimensi dan Volume pekerjaan……….…. 49
Tabel 4.7 Skoring BentukPartisipasi Tahap Perencanaan………... 53
Tabel 4.8 Skoring Bentuk Partisipasi Tahap Pelaksanaan………..…………... 56
Tabel 4.9 Skoring Tingkat partisipasi Tahap Perencanaan………... 60
Tabel 4.10 Skoring Tingkat Partisipasi Tahap Pelaksanaan………..………..……. 61
Tabel 5.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat………... 63
Tabel 5.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat………... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)……….…... 18
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian……….…….. 29
Gambar 3.1 Grafik Uji Normalitas………... 36
Gambar 3.2 Kerangka Analisis……….…….. 41
Gambar 4.1 Diagram Kehadiran dalam Mengikuti Pertemuan……….. 54
Gambar 4.2 Diagram Keikutsertaan Menyampaikan Usulan/saran………... 54
Gambar 4.3 Diagram Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan………... 55
Gambar 4.4 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga……….………… 57
Gambar 4.5 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Pikiran……….…… 57
Gambar 4.6 Diagram Partisipasi dalam Bentuk Uang……….…….. 58
Gambar 4.7 Diagram Partisipasi Dalam Bentuk Material………..…… 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR PETA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Form Kuesioner Penelitian………..… 83
Lampiran 2: Form Wawancara……… 85
Lampiran 3: Hasil Jawaban Kuesioner……… 86
Lampiran 4: Intisari Wawancara Dengan Narasumber……… 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
BKM Badan Keswadayaan Masyarakat BLM Bantuan Langsung Masyarakat KK miskin Kepala Keluarga Miskin
KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
LPB Lapis Pondasi Bawah
MCK Mandi Cuci Kakus
MDGs Millennium Development Goals
PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan PNPM MP Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
PS Pemetaan Swadaya
RKM Rembuk Kesiapan Masyarakat
RK Refleksi Kemiskinan
RTLH Rumah Tidak Layak Huni
RT Rukun Tetangga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.1.1Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti
halnya kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Partisipasi
menurut Arnstein adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang
memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari kelompok yang berpengaruh
(Mikkelsen, 2001). Selain itu Sumardi dan Evers dalam Prabawati (2011) menjelaskan bahwa
partisipasi masyarakat adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam melakukan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena
tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang
mereka inginkan.
Alasan-alasan penggunaan pendekatan partisipatif bagi perencanaan dan pengelolaan
pembangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) masyarakat
berhak untuk ikut dan terlibat dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, berhak
terlibat dalam keputusan-keputusan dan keberadaan mereka sehari-hari dan masa depan
mereka, (2) jika masyarakat benar-benar diberi kesempatan (dan haknya), untuk terlibat
secara aktif dalam pembangunan, maka pembangunan diperkirakan berlangsung lebih efektif
dan efisien. Sesuai dengan salah satu semangat otonomi daerah, perlibatan dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan akan menjadi kekuatan dan pendorong yang efektif.
Partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan
dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan. Untuk menumbuhkan partisipasi
masyarakat diperlukan upaya berupa pemberdayaan. Dengan proses pemberdayaan ini
diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat. Konsep pembangunan dengan pendekatan
Tri-daya yaitu: perlindungan dan kelestarian lingkungan, perlindungan dan pembangunan
sosial serta pengembangan ekonomi, dilakukan melalui pengokohan kelembagaan masyarakat
merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Sehingga nantinya
diharapkan dapat tercipta wadah organisasi yang mampu menjadi wadah perjuangan kaum
miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka. Menurut Myrdal, para penguasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembangunan, bila tanpa dukungan masyarakat (Conyers, 1994: 154). Masyarakat sendiri
yang akan merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak.
1.1.2Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Telah kita ketahui bahwa dana anggaran pembangunan yang tersedia adalah relative
terbatas, sedangkan pembangunan yang dibutuhkan jumlahnya relative banyak. Melalui
proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan untuk menunjang implementasi
pembangunan yang ada dan yang direncanakan. Penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp),
maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber
lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6). Olehkarena itu,
diperlukan persepsi yang sama antara masyarakat dan pemerintah agar pembangunan yang
dilaksanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Selain itu, peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung
semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang
dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi
pembangunan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di
pedesaan dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan atas dasar gotong-rotong atau swadaya.
Dengan dana yang terbatas, mereka mampu dan berhasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
fisik yang mahal, misalnya mesjid, balai desa, bahkan sekolah dan lain sebagainya. Konsep
partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah mulai dikenalkan oleh pemerintah sejak
awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk
dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana mereka
berada. Untuk mensukseskan gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian
pemerintah membentuk beberapa lembaga akar rumput, LKMD/k, PKK, dan Karang Taruna
sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung
solidaritas bersama. Penggiat pemberdaya masyarakat kebanyakan adalah staf pemerintah
atau yang ditunjuk oleh pemerintah yang bekerja sebagai penghubung antara kebijakan serta
agenda pembangunan dengan apa yang harus dilakukan oleh komunitas. Pendekatan
pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyak diupayakan melalui berbagai
pembangunan sektoral maupun regional. Namun karena dilakukan secara parsial dan tidak
berkelanjutan, efektivitasnya dipandang masih belum optimal.
ada tahun 2008, pemerintah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) tahun 1999. Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri atau lebih dikenal dengan PNPM Mandiri adalah program nasional
penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan
penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati oleh masyarakat. Program PNPM
Mandiri telah menjangkau lebih dari 50.000 desa di perdesaan dan perkotaan sekaligus
memberikan manfaat kepada lebih dari 11 juta keluarga melalui pencapaian yang signifikan
(worldbank,2010). Salah satu fokusnya adalah penyediaan dan perbaikan prasarana
lingkungan permukiman dengan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan.
Pembangunan lingkungan berupa penyediaan prasarana jalan merupakan bagian terpenting
dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah.
Secara mendasar, penataan lingkungan atau infrastruktur mempunyai dampak
langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Prasarana
jalan yang dibangun atau ditingkatkan melalui program PNPM MP digunakan untuk
membangkitkan manfaat-manfaat bagi masyarakat, seperti membuka isolasi; mempermudah
pengiriman sarana produksi; mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di
desa maupun yang di luar, dan meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan,
pendidikan dan penyuluhan.
1.1.3
Sebaliknya, prasarana jalan lingkungan permukiman yang tidak
memadai mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, serta terhambatnya hubungan antar
masyarakat, komunikasi tersumbat, dan suasana hidup yang tidak nyaman, tidak teratur dan
tidak sehat
Program Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo
Program dan proyek kegiatan pemberdayaan bertujuan untuk mengurangi angka
kemiskinan dan juga membuka lapangan pekerjaan baru di setiap daerah. Pada kurun waktu
tahun 2000-2006 program penanggulan kemiskinan seperti Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) mendapat tanggapan yang baik di Kabupaten Sukoharjo, hasil yang dapat
dilihat adalah pengadaan sarana dan prasarana seperti pembangunan sekolah, saluran irigasi,
pelayanan kesehatan, pembetonan jalan, dan lain sebagianya. Keberhasilan program-program
sebelumnya membuat pemerintah kembali berusaha untuk meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja dengan mencanangkan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kelebihan dari program ini adalah telah
menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan
perencanaan, pelaksanaan dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
difokuskan sebagai upaya pemberantasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan bukan hanya
tujuan daerah melainkan juga program nasional. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus
berkesinambungan, dengan cara peningkatan kemandirian masyarakat dalam upaya perbaikan
kualitas lingkungan dan dalam mendukung usaha ekonomi masyarakat, salah satunya melalui
PNPM. (Sumber: Solopos, 2010).
Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang
mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data tahun
2010, sebanyak 221 atau 35% kegiatan lingkungan yang dilakukan berupa pembangunan jalan
lingkungan, dan selebihnya berupa pembanguan MCK, saluran air, RTLH, penunjang jalan,
jembatan, dan perbaikan fasilitas pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan
lingkungan yang ada masih memerlukan banyak perbaikan, khususnya untuk mendukung
transportasi, dan kegiatan perekonomian masyarakat yang ada.
Di Kabupaten Sukoharjo, lokasi PNPM MP adalah di enam kecamatan, yaitu
Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki. Namun
pada tahun 2010 Kecamatan yang memperoleh bantuan BLM hanya ada di lima kecamatan
yaitu Kecamatan Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki dikarenakan
keterbatasan dana dari pemerintah. Perjalanan program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo
sudah dimulai sejak tahun 2004, yaitu adanya program P2KP, dan sejak tahun 2007 berubah
menjadi PNPM. Dilihat dari kinerja serta hasil yang dicapai hingga saat ini, di beberapa
kelurahan mendapat tanggapan yang baik, karena beberapa program lanjutan dengan nilai
bantuan yang lebih besar berhasil diterima di beberapa Kelurahan yang ada di lima
Kecamatan tersebut (Koran Jogja,2011). Selain itu, hasil dari prasarana jalan lingkungan
yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat
tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana
partisipasi masyarakat, karena masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri
pula yang melaksanakan pembangunan tersebut.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, beberapa isu yang muncul di Kabupaten Sukoharjo adalah
tingginya angka kemiskinan sehingga kemampuan masyarakat untuk memperbaiki
lingkungannya masih rendah, perlunya perbaikan kualitas prasarana jalan lingkungan. Melalui
program PNPM MP masyarakat sendiri yang harus menangani persoalan di lingkungan
permukiman mereka melalui perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Di Kabupaten
Sukoharjo pada tahun 2010 pelaksanaan program PNPM MP dilaksanakan di lima kecamatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengambil lima kecamatan tersebut dapat dijadikan representasi pelaksanaan partisipasi
masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari prasarana jalan lingkungan yang
dibangun melalui partisipasi masyarakat tersebut perlu dilihat pula apakah memiliki kondisi
yang baik. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana partisipasi masyarakat, karena
masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri pula yang melaksanakan
pembangunan tersebut melalui kegiatan gotong-royong.
1.3
Berdasarkan penjelasan dan isu
tersebut diatas, maka, research question penelitian ini adalah:
”Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan prasarana jalan
lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP?”
Tujuan dan Sasarn
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan perumusan masalah yang dikemukakan
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat
terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun
melalui program PNPM MP.
1)
Untuk Mencapai Tujuan di atas, maka sasaran penelitian adalah sebagai berikut:
Mengetahui Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam tahap perencanaan, dan
pelaksanaan pembangunan
2)
jalan lingkungan
Mengetahui kondisi jalan lingkungan
3)
yang pembangunannya melibatkan partisipasi
masyarakat melalui program PNPM Mandiri Perkotaan.
Mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan berupa
kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibagun melalui program PNPM Mandiri
Perkotaan.
1.4
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan
secara ilmiah dan secara praktis dalam mengetahui tingkat partisipasi masyarakat. Dimana hal
ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian bantuan program pemerintah yang
masih berlanjut di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan
menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang masih banyak dialami di
berbagai daerah.
Manfaat Penelitian
Dalam perencanaan wilayah dan kota, peran partisipasi masyarakat sangat besar dalam
mendukung pembangunan yang ada khususnya pembangunan di lingkungan permukiman.
Oleh karena itu dengan mengukur partisipasi yang ada di lima kecamatan yang ada sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pertimbangan dalam pengembangan kualitas partisipasi masyarakat dalam membangun
lingkungan mereka melalui program-program dari pemerintah lainnya.
1.5Batasan Penelitian
1.5.1 Batasan Substansi
Penelitian ini membahas pengaruh partisipasi masyarakat terhadap kondisi prasarana
jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo pada
tahun 2010. Mengambil program PNPM MP sebagai batasan untuk mengetahui partisipasi
masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo dikarenakan dalam program ini menggunakan
pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan,
pelaksanaan sendiri dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Selain itu
melalui program ini bentuk pembangunan partisipatif yang ada telah memiliki batasan dan
terprogram baik dari segi, meliputi beberapa hal yaitu telah adanya rujukan teknis yang jelas
dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat pendampingan sehingga masyarakat lebih terarah, serta
memiliki batasan yang jelas dalam setiap tahapan dan apa yang harus dilaksanakan. Sehingga
dapat memberikan batasan gambaran partisipasi yang seperti apa yang diberikan oleh
masyarakat disetiap tahap pembangunan yang dilalui serta memiliki hasil pembangunan yang
terukur secara teknis yang dijadikan sasaran penelitian. Pemilihan tahun 2010 sebagai tahun
yang akan diteliti bagaimana partisipasi masyarakat serta hasil pembangunan yang ada karena
dilihat berdasarkan pelaksanaan program yang telah selesai secara keseluruhan pada semua
kecamatan, serta masih dimungkinkannya masyarakat mengingat kembali bagaimana peran
mereka dalam pembangunan prasarana jalan melalui program tersebut. Adapun substansi
yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu:
Hasil pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui
program PNPM MP tahun 2010. Pada bagian ini akan dijelaskan hasil pembangunan berupa
kondisi jalan lingkungan yang telah dibangun melalui Program PNPM MP. Kondisi tersebut
dilihat dari data sekunder mengenai volume pekerjaan dan dimensi jalan yang dibangun
antara perencanaan dan pelaksanaan.
Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, dan pelaksanaan
pembangunan jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP tahun 2010.
Pada tahap perencanaan akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam bentuk kehadiran warga
mengikuti pertemuan, menyampaikan usulan/saran, dan keterlibatan dalam pengambilan
keputusan; pada tahap pelaksanaan hanya akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam
bentuk tenaga, uang, material, pikiran dan keahlian. Untuk tingkat partisipasi dilihat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan
prasarana jalan lingkungan. Pembahasan mengenai pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan terhadap hasil pembangunan
prasarana jalan lingkungan adalah untuk melihat dari segi partisipasi masyarakat, variabel
mana yang memberikan pengaruh besar terhadap hasil pembangunan berupa kondisi
prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP pada tahun 2010 di
Kabupaten Sukoharjo.
1.5.2 Batasan Spasial
Di Kabupaten Sukoharjo terdapat enam kecamatan yang menjalankan program PNPM
MP, yakni Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban, Baki, Gatak serta Grogol yang
berbatasan langsung dengan Kota Surakarta. Namun untuk tahun 2010, satu kecamatan yaitu
Kecamatan Grogol tidak mendapat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sehingga tidak ada
pelaksanaan fisik melalui PNPM MP di Kecamatan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini
ditujukan hanya pada lima kecamatan yaitu Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban,
Baki serta Gatak
1.6Sistematika Penulisan
. Di lima kecamatan ini melaksanakan pembangunan fisik salah satunya
berupa kegiatan pembangunan prasaran jalan lingkungan. Berikut adalah peta lokasi
penelitian yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
Sebagai dokumentasi dan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, maka disusun
laporan penelitian dengan sistematika sebagai berikut:
Tahap Pendahuluan, disini dijelaskan mengenai mengapa penelitian dengan tema
partisipasi masyarakat diambil. Dari isu yang ada kemudian ditentukan rumusan masalah
yang akan diketahui jawabannya melalui tujuan-tujuan serta sasara penelitian, yang kemudian
dijadikan sebagai dasar dalam melalkukan penjelajahan teoritis yang dibutuhkan dalam
penelitian.
Tahap Tinjauan Pustaka, memuat berbagai tinjauan teori yang akan dijadikan sebagai
rujukan dasar dalam menentukan variabel penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan
memiliki dasar secara teoritis. Oleh karena itu, tunjauan pustaka yang diperlukan meliputi
tentang pengertian partisipasi masyarakat, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, tingkat
partisipasi masyarakat, pembangunan prasarana jalan lingkungan, partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan, yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan berupa variabel terpilih berdasarkan tinjauan teori untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tahap Metode Penelitian, dari variabel penelitian yang diperoleh dari tinjauan pustaka
yang ada, kemudian ditentukan bagaimana cara agar variabel tersebut dapat diperoleh melalui
indicator yang ada dan kemudian ditentukan cara yang tepat untuk menganalisisnya agar
tujuan dari penelitian dapat tercapai untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Pada tahap
ini akan diulas mengenai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan serta
menganalisis data yang ada untuk memenuhi sasaran yang ingin dicapai. Di dalamnya
terdapat pula pendekatan yang digunakan dalam penelitian, metode penelitian yang digunakan
baik pada tahap pengumpulan, data yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis serta sintesis,
dan kerangka penelitian.
Tahap Hasil Penelitian, dengan menggunakan metode yang dipilih untuk memperoleh
data berdasarkan indicator penelitian yang ada, kemudian diperoleh hasil berupa data
mengenai hasil penelitian yang menjadi bahan utama yang akan dianalisis dalam tahap
selanjutnya. Didalamnya terkait tentang partisipasi masyarakat dan kondisi prasarana jalan
lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.
Dalam tahap ini, hasil penelitian ini berupa kondisi kependudukan di lokasi penelitian terkait
dengan karakteristik masyarakat yang akan dijadikan sebagai sample dalam penelitian,
kondisi prasarana jalan lingkungan di lokasi penelitian di Kabupaten Sukoharjo yang
dibangun melalui PNPM Mandiri Perkotaan, serta Partisipasi masyarakat pada pembangunan
prasarana jalan lingkungan melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Sukoharjo.
Partisipasi masyarakat disini berupa bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat baik pada
tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan. Dari hasil penelitian berupa data yang
diperoleh ini kemudian dijadikan bahan untuk dianalisis menggunakan metode yang telah
ditentukan pada tahap pembahasan.
Tahap Pembahasan, Merupakan deskripsi dari setiap langkah analisis yang dilakukan.
Pada tahap ini akan dianalisis mengenai bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta
bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui
PNPM Mandiri Perkotaan.
Tahap Kesimpulan mengulas mengenai hasil pembahasan secara ringkas, sekaligus
untuk mengetahui apakah setiap sasaran penelitian yang ditentukan di awal telah tercapai.
Dalam tahap ini juga akan berisi saran bagi hasil penelitian ini maupun saran untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian mengenai Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil
pembangunan prasarana jalan lingkungan, terlebih dahulu perlu dipahami mengenai
pengertian pengaruh, teori mengenai partisipasi masyarakat, teori tahapan partisipasi, terkait
dengan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta teori mengenai prasarana jalan
lingkungan. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari seseorang (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang. Menurut Badudu dan Zain (1994) pengertian pengaruh adalah daya yang
menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang
lain atau tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk
atau mengubah sesuatu yang lain. Sehubungan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
penulis, pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam hal ini
partisipasi masyarakat akan memberikan pengaruh maupun membentuk kondisi prasarana
jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat
menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak juga dapat
dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat,
termasuk dalam berpartisipasi.
2.1Partisipasi Masyarakat
2.1.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau
community dalam bahasa inggris, atau juga komunitas Roesmidi (2006). Secara etimologis
“community” berasal dari communital yang berakar pada communete atau common.
Community mempunyai dua arti (Talizi, 1990:49) yaitu Sebagai kelompok sosial yang
bertempat tinggal di lokasi tertentu memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama, serta
sebagai satuan pemukiman yag terkecil, di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota
kecil ada kota atau kota besar (city). Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan dari
sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemilikan
norma-norma hidup bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan antara lain lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
didefinisikan sebagai sekelompok orang yang mempunyai identifikasi sendiri yang
membedakan dengan kelompok lain dan hidup di dalam wilayah atau daerah tertentu secara
tersendiri. Kelompok ini, baik sempit maupun luas mempunyai perasaan akan adanya
persatuan di antara kelompok itu. Sekelompok orang dapat dikatakan masyarakat apabila di
dalamnya terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain.
2.1.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari kata participacion dan kata kerjanya participate artinya peran
serta, ikut mengambil bagian. Secara popular menjadi participation artinya peran atau ikut
serta untuk mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Kemudian Partisipasi menurut
Arnstein dalam Mikkelsen (2001) adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam
perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari
kelompok yang berpengaruh. Menurut Soelaiman (1985: 6) Partisipasi masyarakat diartikan
sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok atau kesatuan
masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan
program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun diluar
lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan tanggungjawab. Secara konseptual
partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan pembangunan masyarakat, dengan demikian
berfungsi sebagai penggerak dan pengarah proses perubahan sosial. Mikkelsen (2001)
menginventarisasi enam pengertian yang berbeda tentang partisipasi yaitu:
1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta
dalam pengambilan keputusan;
2) Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan
kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan;
3) Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengadung arti bahwa orang atau kelompok
terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk menggunakan hal
itu;
4) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf
dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyek, agar memperoleh
informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak social;
5) Partsipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri;
6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik
secara perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan
bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang
dilaksanakan di dalam maupun diluar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan
tanggungjawab, demikian antara lain yang dijelaskan Soelaiman (1985: 6). Menurut Keith
Davis (Sastropoetro, 1988:14) di dalam pengertian partisipasi ini terdapat tiga buah unsur
yang penting sehingga memerlukan perhatian yang khusus yaitu:
1) Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan,
lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2) Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok.
3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas, maka partisipasi tidak saja identik dengan keterlibatan
secara fisik dalam pekerjaan dan tugas saja akan tetapi menyangkut keterlibatan diri atau ego,
sehingga akan timbul tanggung jawab dan sumbangan yang besar dan penuh terhadap
kelompok.
2.1.3 Pentingnya Partisipasi dalam Pembangunan
Pengertian Pembangunan adalah segala upaya untuk mewujudkan perubahan sosial
besar-besaran dari suatu keadaan kehidupan nasional menuju keadaan baru yang lebih baik
(Katz dalam Ndraha, 1990) perubahan sosial tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan dan
berlangsung secara terus menerus. Pembangunan meliputi segi anatomic (bentuk), fisiologik
(kehidupan), dan behavioral (perilaku). Sedangkan menurut (Jayadinata, 1999:4),
pembangunan ialah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada.
Pembangunan dan pengembangan (development) dilakukan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ini dapat merupakan pembangunan fisik dan
pembangunan social ekonomi.
Partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dan
ketersediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam
implementasi program/proyek yang dilaksanakan (Adisasmita, 2006: 38). Pemahaman
partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan. Mayarakat sebagai subyek yang teribat aktif dalam menentukan kebijakan dan
sebagai kelompok sasaran yang menerima manfaat dari pelaksanaan pembangunan. Menurut
Conyers dalam Slamet (1994), ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program
pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
2) Bahwa masyarakat akan lebih mempercayaai proyek atau program pembangunan jika
merasa dilibatkan dalamproses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan
lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut. Kepercayaan semacam ini adalah penting khususnya bila
mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat.
3) Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembnagunan
masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan merekapun mempunyai hak untuk turut
“urun rembug” (memberikan saran) dalam menentukan jenis pembnagunan yang akan
dilaksanakan di daerah mereka.
Partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam keseluruhan proses
pembangunan mulai dari pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan,
perencanaan program, pelaksanaan serta dalam evaluasi dan pemanfaatan. Dengan partisipasi
masyarakat dalam berbagai tindakan bersama melalui aktivitas lokal telah terjadi proses
belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi
secara lebih baik dalam tindakan bersama dan aktifitas lokal berikutnya. Dari sudut pandang
yang lain, partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat berkedudukan sebagai input
sekaligus output. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan
pembangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat
meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk dalam berpartisipasi. Peningkatan kapasitas
masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan
pembangunan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pembangunan masyarakat lebih
memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada
fisik materiil.
2.1.4 Tahap-tahap Partisipasi
Guna memahami tahap-tahap partisipasi disini dikemukakan oleh Ndraha (1990: 103)
mengetengahkan enam tahap partisipasi, yaitu (1) Partisipasi melalui kontak dengan pihak
lain (contact change) sebagai salah satu titik awal perubahan sosial, (2) Partisipasi dalam
memperhatikan/ menyerap dan memberi penilaian terhadap informasi baik menerima maupun
menolak, (3) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan termasuk pengambilan keputusan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan, (6) Partisipasi dalam menilai
pembangunan sejauh mana kesesuaian dengan rencana.
Selain itu, partisipasi masyarakat juga dijelaskan dalam beberapa tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (Purba, 2005). Pada tahap perencanaan, orang
sekaligus diajak untuk membuat keputusan. Yang dimaksud membuat keputusan ini adalah
menunjuk sesara langsung seperangkat aktivitas tingkah laku yang lebih luas dan bukannya
semata-mata hanya membuat pilihan di antara berbagai alternative. Pembuatan keputusan
dalam arti yang sesungguhnya adalah sama dengan perencanaan. Di dalam kegiatan
partisipatif perencanaan pembangunan mencakup merumuskan tujuan, maksud, dan target ;
merumuskan program-program, menilai program apakah program tersebut dapat mewujudkan
tujuan, merencanakan dan menilai biaya dan sumber-sumber biayanya, yang ringkasnya dapat
disebut penyiapan rencana. Setelah rencana disiapkan, selanjutnya adalah menerima rencana.
Proses ini biasanya lebih bersifat formal, asal saja setiap orang yang terlibat menyiapkan
rencana sepenuhnya, sehingga dalam banyak hal membuat keputusan adalah sejajar dengan
menyiapkan rencana. (Slamet,1994). Pola umum partisipasi dalam pengambilan keputusan
dalam proses perencanaan yaitu: 1) Keputusan awal, 2) Keputusan dalam proses pembentukan
proyek, 3) Keputusan operasional. Keputusan awal meliputi keputusan tentang:
a) Kebutuhan dan prioritas proyek,
b) Tujuan-tujuan proyek,
c) Lokasi proyek, dan
d) Desain proyek
Sedangkan keputusan dalam proses pembentukan proyek meliputi keputusan tentang:
a) Penetapan bahwa proyek memenuhi kebutuhan dan prioritas
b) Perubahan-perubahan dan intervensi untuk penyesuaian dengan perkembangan lokal
c) Penetapan lokasi difusi dan diseminasi, dan
d) Re-desain proyek
Pada tahap pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan berpegang pada
penyampaian kebenaran (truth), ketepatan (appropriateness), kejujuran/ketulusan (sincerity),
transparency, equality, dan kepercayaan (Purba, 2005:86). Ada beberapa prinsip dalam
pelaksanaan pembangunan, termasuk dalam pembangunan prasarana diantaranya adalah:
1) Prinsip partisipatif. Harus dipahami bahwa pelaksanaan kegiatan ini bukanlah milik
segolongan orang atau kepentingan pihak tertentu saja, tetapi merupakan kepentingan
bersama dan merupakan hasil keputusan bersama, yang hasilnya akan dirasakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Prinsip warga sebagai pelaksana, orang luar sebagai fasilitator. Dalam pelaksanaan
kegiatan orang luar harus menyadari bahwa mereka hanya berperan sebagai fasilitator
dan bukannya guru, penyuluh atau instruktur serta pelaksana kegiatan tersebut.
2.1.5 Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat
Menurut Keith Davis (dalam Sastropoetro 1988:16), bentuk-bentuk partisipasi
meliputi:
1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa;
2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang;
3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari pihak ketiga;
4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh masyarakat;
5. Sumbangan dalam bentuk kerja;
6. Aksi massa;
7. Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga;
8. Membangun proyek masyarakat yang bersifat otonom.
Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa
bentuk, yaitu (Ericson dalam Slamet, 1994: 89):
1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap ini
maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi
dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat
berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui
pertemuan-pertemuan yang diadakan;
2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap
ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu
proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang
serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut;
3) Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini
maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah
proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga
dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.
2.1.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat
Pada awal tahun 1969, Sherry Arnstein (1969) memperkenalkan gagasan “tangga
partisipasi”. Konsep ini pada intinya adalah melihat keterlibatan masyarakat dari tahapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sangat berguna untuk menjelaskan dan menguraikan berbagai jenis partisipasi dalam
tingkatan proses pengambilan keputusan. Terdapat delapan tangga tingkat partisipasi
berdasarkan kadar kekuatan masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan, seperti
berikut:
1) Manipulasi (Manipulation)
Pada tingkat ini partisipasi masyarakat berada di tingkat yang sangat rendah. Bukan
hanya tidak berdaya, akan tetapi pemegang kekuasaan memanipulasi partisipasi masyarakat
melalui sebuah program untuk mendapatkan “persetujuan” dari masyarakat. Masyarakat
sering ditempatkan sebagai komite atau badan penasehat dengan maksud sebagai
“pembelajaran” atau untuk merekayasa dukungan mereka. Partisipasi masyarakat dijadikan
kendaraan public relation oleh pemegang kekuasaan. Praktek pada tingkatan ini biasanya
adalah program-program pembaharuan desa. Masyarakat diundang untuk terlibat dalam
komite atau badan penasehat dan sub-sub komitenya. Pemegang kekuasaan memanipulasi
fungsi komite dengan “pengumpulan informasi”, “hubungan masyarakat” dan “dukungan.”
Dengan melibatkan masyarakat di dalam komite, pemegang kekuasaan mengklaim bahwa
program sangat dibutuhkan dan didukung. Pada kenyataannya, hal ini merupakan alasan
utama kegagalan dari program-program pembaharuan pedesaan di berbagai daerah.
2) Terapi (Therapy)
Dengan berkedok melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, para
perancang memperlakukan anggota masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam
terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada kenyataannya kegiatan
tersebut lebih banyak untuk mengubah pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada
mendapatkan masukan dari mereka.
3) Pemberian Informasi (Informing)
Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan transisi antara tidak ada
partisipasi dengan tokenism. Memberi informasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka.
Tanggungjawab dan berbagai pilihan, dapat menjadi langkah pertama yang sangat penting
dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat. Meskipun demikian yang sering terjadi
penekanannya lebih pada pemberian informasi satu arah dari pihak pemegang kuasa kepada
masyarakat. Tanpa adanya kemungkinan untuk memberikan umpan balik atau kekuatan untuk
negosiasi dari masyarakat. Dalam situasi itu terutama informasi diberikan pada akhir
perencanaan, masyarakat hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi rencana.
4) Konsultasi (Consultation)
Konsultasi dan mengundang pendapat-pendapat masyarakat merupakan langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menjadi langkah yang sah menuju tingkat partisipasi penuh. Namun, komunikasi dua arah ini
sifatnya tetap buatan (artificial) karena tidak ada jaminan perhatian-perhatian masyarakat dan
ide-ide akan dijadikan bahan pertimbangan. Metode yang biasanya digunakan pada konsultasi
masyarakat adalah survei mengenai perilaku, pertemuan antar tetangga, dan dengar pendapat.
Di sini partisipasi tetap menjadi sebuah ritual yang semu. Masyarakat pada umumnya hanya
menerima gambaran statistik, dan partisipasi merupakan suatu penekanan pada berapa jumlah
orang yang datang pada pertemuan, membawa pulang brosur-brosur, atau menjawab sebuah
kuesioner.
5) Penentraman (Placation)
Strategi penentraman menempatkan sangat sedikit masyarakat pada badan-badan
urusan masyarakat atau pada badan-badan pemerintah. Pada umumnya mayoritas masih
dipegang oleh elit kekuasaan. Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah dikalahkan
dalam pemilihan atau ditipu. Dengan kata lain, mereka membiarkan masyarakat untuk
memberikan saran-saran atau rencana tambahan, tetapi pemegang kekuasaan tetap berhak
untuk menentukan legitimasi atau fisibilitas dari saran-saran tersebut. Ada dua tingkatan
dimana masyarakat ditentramkan:
a. Kualitas pada bantuan teknis yang mereka miliki dalam membicarakan
prioritas-prioritas mereka;
b. Tambahan dimana masyarakat diatur untuk menekan prioritas-prioritas tersebut.
6) Kemitraan (Partnership)
Pada tingkat kemitraan, partisipasi masyarakat memiliki kekuatan untuk bernegosiasi
dengan pemegang kekuasaan. Kekuatan tawar menawar pada tingkat ini adalah alat dari elit
kekuasaan dan mereka yang tidak memiliki kekuasaan. Kedua pemeran tersebut sepakat untuk
membagi tanggung jawab perencanaan dan pengambilan keputusan melalui badan kerjasama,
komite-komite perencanaan, dan mekanisme untuk memecahkan kebuntuan masalah.
Beberapa kondisi untuk membuat kemitraan menjadi efektif adalah:
a. Adanya sebuah dasar kekuatan yang terorganisir di dalam masyarakat dimana
pemimpin-pemimpinnya akuntabel;
b. Pada saat kelompok memiliki sumber daya keuangan untuk membayar pemimpinnya,
diberikan honor yang masuk akan atas usaha-usaha mereka;
c. Ketika kelompok memiliki sumber daya untuk menyewa dan mempekerjakan teknisi,
pengacara, dan manajer (community organizer) mereka sendiri.
7) Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)
Pada tingkat ini, masyarakat memegang kekuasaan yang signifikan untuk menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kekuasaan perlu untuk memulai proses tawar menawar dibandingkan dengan memberikan
respon yang menekan.
8) Pengawasan Masyarakat (Citizen Control)
Pada tingkat tertinggi ini, partisipasi masyarakat berada di tingkat yang maksimum.
Pengawasan masyarakat di setiap sektor meningkat. Masyarakat meminta dengan mudah
tingkat kekuasaan (atau pengawasan) yang menjamin partisipan dan penduduk dapat
menjalankan sebuah program atau suatu lembaga akan berkuasa penuh baik dalam aspek
kebijakan maupun dan dimungkinkan untuk menegosiasikan kondisi pada saat di mana pihak
luar bisa menggantikan mereka.
Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)
Dari kedelapan tipologi tersebut, menurut Arnstein secara umum dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
1) Tidak ada peranserta atau non participation yang meliputi manipulation dan therapy;
2) Partisipasi masyarakat dalam bentuk tinggal menerima beberapa ketentuan atau
degrees of tokenism yang meliputi informing, consultation dan placation;
3) Partisipasi masyarakat dalam bentuk mempunyai kekuasaan atau degrees of citizen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan mengukur
tingkat partisipasi individu atau keterlibatan individu dalam kegiatan bersama-sama yang
dapat diukur dengan skala yang dikemukakan oleh Chapin (dalam Slamet 1994: 82-83), yaitu:
a. Keanggotaan dalam organisasi
b. Kehadiran di dalam pertemuan
c. Sumbangan-sumbangan
d. Keanggotaan di dalam kepengurusan
e. Kedudukan anggota di dalam kepengurusan
Sementara Goldhamer dalam Slamet (1994:84), mengukur tingkat partisipasi
masyarakat dengan menggunakan lima variabel yaitu:
a. Jumlah asosiasi yang dimasuki
b. Frekuensi kehadiran
c. Jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan
d. Lamanya menjadi anggota
e. Tipe asosiasi yang dimasuki
2.2Program PNPM Mandiri
PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai
dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan,
dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Program tersebut memiliki tujuan umum
berupa meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
Sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok
perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan
dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan.
2) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan
akuntabel.
3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan
tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli
lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
5) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah
daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di
wilayahnya.
6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial
dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis
masyarakat dengan:
1) Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk mengharmonisasikan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program.
2) Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan pelaku utama
pembangunan pada tingkat lokal.
3) Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan
partisipatif.
4) Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik
sosial, budaya dan geografis.
5) Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian, dan
keberlanjutan.
Sedangkan ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua
kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi:
1) Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan
ekonomi secara padat karya;
2) Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar
perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;
3) Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan
mempercepat pencapaian target MDGs;
4) Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis,
pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2.3Pembangunan Prasarana
Salah satu prioritas dalam program PNPM MP adalah pembangunan sarana prasarana
lingkungan. Infrastruktur atau prasarana dan sarana diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota
ataunegara yang disebut pekerjaan umum (Grigg dalam Suripin, 2004:1). Menurut UU No.1
th 2011 tentang Perumahan dan kawasan Permukiman, Prasarana adalah kelengkapan dasar
fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal
yang layak, sehat, aman, dan nyaman.sedangkan kelengkapan prasarana adalah jalan, air
bersih, drainase, dan sanitasi.
Oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, prasarana dan sarana
didefinisikan sebagai bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan
manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang terbatas agar manusia dapat
bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca,
sehingga dapat hidup dengan sehat dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam
mempertahankan kehidupannya.
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan
sistemekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, yang didefinisikan sebagai
fasilitas-fasilitasatau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan
yangdibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Kodoatie,
2003:9).
Pengelolaan sistem infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
mempunyai beberapa dimensi yang harus dintegrasikan ke semua aspek pembangunannya,
salah satunya political sustainability; link birokrasi (pemerintah) dan masyarakat. Para
pemimpin formal dan informal untuk suatu sector tertentu dalam masyarakat local harus
mampu menjalin komunikasi dengan struktur-struktur politik dan birokrasi (Kodoatie,
2003:173). Kualitas infrastruktur suatu negara berbanding lurus dengan tingkat perekonomian
negara tersebut. Semakin maju suatu negara, semakin besar pula kemampuan pemerintah
membangun infrastruktur dengan dana sendiri (Kompas dalam Kodoatie, 2003:14).
2.3.1 Prasarana Jalan
Prasarana yang biasanya dikelola oleh masyarakat merupakan prasarana yang
dimanfaatkan secara bersama-sama oleh masyarakat bukan individu-individu tertentu dan
pengoperasian serta pemeliharaannya sesuai dengan kemampuan masyarakat yang ada, salah
satunya adalah prasarana jalan. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi