• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TUGAS AKHIR

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP HASIL

PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun oleh:

Fitria Nur Diatna

I 0608006

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP HASIL PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

Pembimbing I

Fitria Nur Diatna

I 0608006

Menyetujui, Surakarta, Juli 2012

Pembimbing II

Murtanti Jani Rahayu, ST, MT NIP. 197201172000032001

Mengesahkan,

Ir. Rizon Pamardi Utomo, MURP NIP. 195902221989031001

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT NIP. 19620610 199103 1 001

Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19620129 198703 1 002

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya

untuk ALLAH S.W.T yang maha gaib.

2. Bapak dan ibuku tercinta

Doamu mengiringi setiap langkahku, setiap jengkal kesuksesan dalam hidupku,

kupersembahkan untukmu bapak-ibu

3. Kakakku tersayang

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

“Turn to Allah, He’s never far away, Put your trust in Him, raise your hands and pray, Insya

Allah we’ll find our way“

“Don’t despair and never lose hope, Cause Allah is always by your side”

“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain pasti akan terbuka”

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

“Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan

yang Dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Tugas

Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan

Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk mendiskripsikan mengenai partisipasi

masyarakat dan kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM

MP di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010, serta mengetahui pula pengaruh partisipasi

yang ada tersebut terhadap kondisi prasarana jalan yang dibangun. Hal ini dimaksudkan agar

diketahui dengan partisipasi masyarakat yang ada saat ini sejauh mana dapat memberikan

pengaruh terhadap hasil pembangunan yang ada. Dimana hasil pembangunan tersebut

merupakan hasil dari dan oleh masyarakat itu sendiri.

Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak.

Olehkarenaitu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala perhatian dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis

tujukan kepada :

1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan

saran yang diberikan selama proses perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir.

5. Murtanti Jani Rahayu, ST, MT dan Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen

pembimbing seminar dan tugas akhir, yang telah berkenan memberikan waktu,

dukungan, masukan, kritik dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam

penyusunan Tugas akhir hingga selesai.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

7. Bapak ibu responden serta pengurus BKM di Kabupaten Sukoharjo yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menggali informasi

sebanyak mungkin untuk melengkapi Tugas akhir ini.

8. Orangtuaku, Bapak dan ibu tercinta yang selalu ada untukku dan yang tiada hentinya

memberikan doa, perhatiaan, serta dukungan yang tidak ternilai harganya di setiap

langkah dalam hidupku. Karena untaian doa bapak ibu yang selalu mengiringiku,

rintangan sesulit apapun didepanku menjadi mudah.

9. Kakaku tersayang, Agung Siswanto yang selalu memberi nasihat, dukungan, dan

dengan sabar menemani survey disela-sela kesibukannya. Denganmu tempat baru

menjadi mudah dijelajahi, Kabupaten Sukoharjo bisa dilalui dengan senyuman,

terimakasih kakak terbaikku. Semoga kesuksesan selalu bersamamu dimanapun kamu

berada.

10.Sahabat-sahabatku Choirunnisa Ratna Fauzia dan Fatamoya Grica Kusmayanti yang

memberi solusi tak terpikirkan, terimakasih untuk persahabatan sederhana yang

panjang ini.

11.Saudara-saudaraku Fitri Magdalena sinaga, Unin Restriana, Setyorini, Agnies Putri,

Brilliantie Italiana, Anis Yuniarta, Inarotu Duja, dan Nour Eka Djayanti yang setia

mendukung dan menjadi mendorongku untuk terus maju dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

12.Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas

Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan dan

bantuan sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.

13.Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan. Kekurangan dan kesalahan yang ada adalah keterbatasan serta kemampuan

penulis sebagai manusia biasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

penelitian ini demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan dan penelitian berikutnya. Penulis

berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan praktis maupun

akademis. Semoga tugas akhir ini bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, Juli 2012

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Penyediaan prasarana khususnya prasarana jalan lingkungan merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan dalam suatu wilayah permukiman. Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo melalui partisipasi masyarakat dalam program PNPM MP. Namun hasil dari prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Hal ini penting dilakukan agar diketahui dengan partisipasi masyarakat yang telah ada saat ini, bagaimana pengaruhnya terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif dilakukan bertujuan untuk memberikan uraian dan pembahasan serta penjelasan dari variabel penelitian berupa partisipasi masyarakat yang meliputi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat tahap perencanaan dan pelaksanaan serta hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun. Besaran pengaruh tersebut dianalisa melalui metode persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya dengan menggunakan skoring masing-masing variabel.

Dari penelitian ini diketahui bahwa partisipasi masyarakat baik berupa bentuk partisipasi masyarakat tahap perencanaan maupun pelaksanaan sudah dinilai baik, sedangkan tingkat partisipasi yang ada pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan juga tergolong tinggi. Selain itu hasil dari penelitian ini adalah diketahui pula bahwa hasil pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun di Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi oleh partisipasi masyarakat yang ada pada tahap pelaksanaan. Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan ini didorong pula oleh adanya bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan yang telah baik pula sehingga hasil yang diperoleh juga cukup baik.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

The provision of environmental infrastructure, particularly neighborhood road infrastructure is an important part in the development and construction in a residential area. This type of neighborhood road infrastructure development activity is carried out by majority of several areas in Sukoharjo district through community participation in the program PNPM MP. But the result of the neighborhood road infrastructure that built through community participation with the capabilities of the community also needs to be seen how the condition. This is important to know that with existing public participation at this time, how they affect the result of the neighborhood road infrastructure development.

The approach in this research is descriptive quantitative. A descriptive approach used to provide a description and explanation of the study variables in the form of public participation that include forms and levels of community participation in the planning and implementation and also condition of the result of the neighborhood road infrastructure development. Magnitude of these effects are analyzed through the method of multiple linear regression equation to determine the effect of one variable to another variable using the scoring of each variable.

The result of this research shows that the community participation of both a form of public participation phase of the planning and implementation was rated as good, whereas the existing level of participation at the planning and implementation is also high. Therefore, the results of this study is also known that the result of the neighborhood road infrastructure development in Sukoharjo influenced by the existing public participation in the implementation stage. Public participation in the implementation stage is driven also by the form and level of community participation in the planning stages that have been good also, so the results obtained are also quite good.

Keywords : Community participation, Condition of neighborhood road infrastructure development

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB 1 PENDAHULUAN……….……….... 1.1Latar Belakang Penelitian………....

1.1.1 Partisipasi Masyarakat ……….... 1.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan... 1.1.3

1.2Rumusan Masalah

Program Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo………...

1.3

………..………...

1.4

Tujuan dan Sasaran………...

1.5Batasan Penelitian

Manfaat Penelitian……….

1.5.1 Batasan Substansial

……….

1.5.2 Batasan Spasial

………

1.6Sistematika Penulisan………

………...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..………..……...

2.1Partisipasi Masyarakat………..

2.1.1 Pengertian Masyarakat………..………….

2.1.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat………..……… 2.1.3 Pentingnya Partisipasi Dalam Pembangunan………. 2.1.4 Tahap-tahap Partisipasi………..……….... 2.1.5 Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat………..………. 2.1.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat………..………

2.2Program PNPM Mandiri ……..………

2.3Pembangunan Prasarana……….……….…….

2.3.1 Prasarana Jalan……….………….……….………

2.3.2 Kondisi Prasarana Jalan yang baik……….….…….………. 2.4Resume Tinjauan Pustaka………..……….………...………...

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2.4.1 Identifikasi Variabel………..……….

2.4.2 Definisi Operasional ……….……….…………

2.4.3 Kerangka Pikir Penelitian……….……….….…… BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

……….………..……..……...

3.2 Metode Koleksi Data

……….….……..……….

3.2.1 Teknik Pengambilan Sample……….……….…... ……….………...

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….………...….. 3.2.3 Uji Validitas dan Realibilitas……….……….. 3.3 Tahap Analisis

BAB 4 KONDISI KEPENDUDUKAN, PARTISIPASI MASYARAKAT, DAN KONDISI PRASARANA JALAN LINGKUNGAN………...……….……….……...

………..……….…..……..

4.1Kondisi Kependudukan dan Sosial

4.1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……….………. ……….………...

4.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ……….……….………... 4.1.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat………...……….…..…..………...…. 4.2Kondisi Prasarana Jalan Lingkungan yang Dibangun Melalui PNPM MP…….……….… 4.3Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Sukoharjo……….………. 4.3.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat……….…...…….….. 4.3.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat………..……….……..…….

BAB 5 PEMBAHASAN ……….….… 5.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat……….……...…..…... 5.1.1 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan……….. 5.1.2 Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan……….. 5.2 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat………..……. 5.2.1 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Perencanaan……..……….…..… 5.2.2 Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan………..…... 5.3 Analisis Kondisi Prasarana Jalan Lingkungan……….………... 5.4 Analisis Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan

Lingkungan……… 5.4.1 Pengaruh Bentuk Partisipasi Tahap Pelaksanaan terhadap Hasil Pembangunan Prasarana

Jalan Lingkungan……….….….

5.4.2 Pengaruh Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Pelaksanaan terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan………...

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Resume Tinjauan Pustaka……… 24

Tabel 2.2 Variabel dan Indikator Penelitian………. 26

Tabel 2.3 Jabaran Kriteria Indikator dalam Tingkatan Partisipasi Masyarakat………... 27

Tabel 3.2 Jumlah Sample Tiap Kelurahan………. 32

Tabel 3.3 Kebutuhan Data………... 34

Tabel 3.4 Uji Validitas………. 35

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas………. 36

Tabel 3.6 Uji Kategori Penilaian Bentuk Partisipasi Masyarakat……….... 37

Tabel 3.6 Skor Jenjang Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan………... 38

Tabel 3.7 Skor Jenjang Partisipasi Tahap Pelaksanaan……… 38

Tabel 3.8 Metode Analisis……… 40

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……….……… 42

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia………... 43

Tabel 4.3 Jumlah KK Miskin di Wilayah Penelitian tahun 2010………. 44

Tabel 4.4 Skoring dan Rasio Dimensi Bangunan dan Kondisi Jalan yang Dibangun melalui Program PNPM MP di Wilayah Penelitian Tahun 2010……….……... 47

Tabel 4.5 Rekapitulasi Dimensi dan Volume Pekerjaan Hasil Pembangunan……….…….. 49

Tabel 4.6 Rekapitulasi Prosentase Rasio Kelebihan/Kekurangan Dimensi dan Volume pekerjaan……….…. 49

Tabel 4.7 Skoring BentukPartisipasi Tahap Perencanaan………... 53

Tabel 4.8 Skoring Bentuk Partisipasi Tahap Pelaksanaan………..…………... 56

Tabel 4.9 Skoring Tingkat partisipasi Tahap Perencanaan………... 60

Tabel 4.10 Skoring Tingkat Partisipasi Tahap Pelaksanaan………..………..……. 61

Tabel 5.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat………... 63

Tabel 5.2 Tingkat Partisipasi Masyarakat………... 67

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)……….…... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian……….…….. 29

Gambar 3.1 Grafik Uji Normalitas………... 36

Gambar 3.2 Kerangka Analisis……….…….. 41

Gambar 4.1 Diagram Kehadiran dalam Mengikuti Pertemuan……….. 54

Gambar 4.2 Diagram Keikutsertaan Menyampaikan Usulan/saran………... 54

Gambar 4.3 Diagram Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan………... 55

Gambar 4.4 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga……….………… 57

Gambar 4.5 Diagram Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Pikiran……….…… 57

Gambar 4.6 Diagram Partisipasi dalam Bentuk Uang……….…….. 58

Gambar 4.7 Diagram Partisipasi Dalam Bentuk Material………..…… 58

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR PETA

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Form Kuesioner Penelitian………..… 83

Lampiran 2: Form Wawancara……… 85

Lampiran 3: Hasil Jawaban Kuesioner……… 86

Lampiran 4: Intisari Wawancara Dengan Narasumber……… 94

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

BKM Badan Keswadayaan Masyarakat BLM Bantuan Langsung Masyarakat KK miskin Kepala Keluarga Miskin

KSM Kelompok Swadaya Masyarakat

LPB Lapis Pondasi Bawah

MCK Mandi Cuci Kakus

MDGs Millennium Development Goals

PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan PNPM MP Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PS Pemetaan Swadaya

RKM Rembuk Kesiapan Masyarakat

RK Refleksi Kemiskinan

RTLH Rumah Tidak Layak Huni

RT Rukun Tetangga

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.1.1Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti

halnya kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Partisipasi

menurut Arnstein adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang

memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari kelompok yang berpengaruh

(Mikkelsen, 2001). Selain itu Sumardi dan Evers dalam Prabawati (2011) menjelaskan bahwa

partisipasi masyarakat adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam melakukan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena

tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang

mereka inginkan.

Alasan-alasan penggunaan pendekatan partisipatif bagi perencanaan dan pengelolaan

pembangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) masyarakat

berhak untuk ikut dan terlibat dalam hal-hal yang menyangkut kehidupan mereka, berhak

terlibat dalam keputusan-keputusan dan keberadaan mereka sehari-hari dan masa depan

mereka, (2) jika masyarakat benar-benar diberi kesempatan (dan haknya), untuk terlibat

secara aktif dalam pembangunan, maka pembangunan diperkirakan berlangsung lebih efektif

dan efisien. Sesuai dengan salah satu semangat otonomi daerah, perlibatan dan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan akan menjadi kekuatan dan pendorong yang efektif.

Partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan

dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan. Untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat diperlukan upaya berupa pemberdayaan. Dengan proses pemberdayaan ini

diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat. Konsep pembangunan dengan pendekatan

Tri-daya yaitu: perlindungan dan kelestarian lingkungan, perlindungan dan pembangunan

sosial serta pengembangan ekonomi, dilakukan melalui pengokohan kelembagaan masyarakat

merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Sehingga nantinya

diharapkan dapat tercipta wadah organisasi yang mampu menjadi wadah perjuangan kaum

miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka. Menurut Myrdal, para penguasa

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pembangunan, bila tanpa dukungan masyarakat (Conyers, 1994: 154). Masyarakat sendiri

yang akan merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak.

1.1.2Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Telah kita ketahui bahwa dana anggaran pembangunan yang tersedia adalah relative

terbatas, sedangkan pembangunan yang dibutuhkan jumlahnya relative banyak. Melalui

proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama

masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan untuk menunjang implementasi

pembangunan yang ada dan yang direncanakan. Penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp),

maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber

lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6). Olehkarena itu,

diperlukan persepsi yang sama antara masyarakat dan pemerintah agar pembangunan yang

dilaksanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan dan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain itu, peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung

semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang

dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi

pembangunan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di

pedesaan dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan atas dasar gotong-rotong atau swadaya.

Dengan dana yang terbatas, mereka mampu dan berhasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

fisik yang mahal, misalnya mesjid, balai desa, bahkan sekolah dan lain sebagainya. Konsep

partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah mulai dikenalkan oleh pemerintah sejak

awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk

dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana mereka

berada. Untuk mensukseskan gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian

pemerintah membentuk beberapa lembaga akar rumput, LKMD/k, PKK, dan Karang Taruna

sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung

solidaritas bersama. Penggiat pemberdaya masyarakat kebanyakan adalah staf pemerintah

atau yang ditunjuk oleh pemerintah yang bekerja sebagai penghubung antara kebijakan serta

agenda pembangunan dengan apa yang harus dilakukan oleh komunitas. Pendekatan

pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyak diupayakan melalui berbagai

pembangunan sektoral maupun regional. Namun karena dilakukan secara parsial dan tidak

berkelanjutan, efektivitasnya dipandang masih belum optimal.

ada tahun 2008, pemerintah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) tahun 1999. Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri atau lebih dikenal dengan PNPM Mandiri adalah program nasional

penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan

penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati oleh masyarakat. Program PNPM

Mandiri telah menjangkau lebih dari 50.000 desa di perdesaan dan perkotaan sekaligus

memberikan manfaat kepada lebih dari 11 juta keluarga melalui pencapaian yang signifikan

(worldbank,2010). Salah satu fokusnya adalah penyediaan dan perbaikan prasarana

lingkungan permukiman dengan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan.

Pembangunan lingkungan berupa penyediaan prasarana jalan merupakan bagian terpenting

dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah.

Secara mendasar, penataan lingkungan atau infrastruktur mempunyai dampak

langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Prasarana

jalan yang dibangun atau ditingkatkan melalui program PNPM MP digunakan untuk

membangkitkan manfaat-manfaat bagi masyarakat, seperti membuka isolasi; mempermudah

pengiriman sarana produksi; mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di

desa maupun yang di luar, dan meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan,

pendidikan dan penyuluhan.

1.1.3

Sebaliknya, prasarana jalan lingkungan permukiman yang tidak

memadai mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, serta terhambatnya hubungan antar

masyarakat, komunikasi tersumbat, dan suasana hidup yang tidak nyaman, tidak teratur dan

tidak sehat

Program Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo

Program dan proyek kegiatan pemberdayaan bertujuan untuk mengurangi angka

kemiskinan dan juga membuka lapangan pekerjaan baru di setiap daerah. Pada kurun waktu

tahun 2000-2006 program penanggulan kemiskinan seperti Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) mendapat tanggapan yang baik di Kabupaten Sukoharjo, hasil yang dapat

dilihat adalah pengadaan sarana dan prasarana seperti pembangunan sekolah, saluran irigasi,

pelayanan kesehatan, pembetonan jalan, dan lain sebagianya. Keberhasilan program-program

sebelumnya membuat pemerintah kembali berusaha untuk meningkatkan efektivitas

penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja dengan mencanangkan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kelebihan dari program ini adalah telah

menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan

perencanaan, pelaksanaan dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Perbaikan

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

difokuskan sebagai upaya pemberantasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan bukan hanya

tujuan daerah melainkan juga program nasional. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus

berkesinambungan, dengan cara peningkatan kemandirian masyarakat dalam upaya perbaikan

kualitas lingkungan dan dalam mendukung usaha ekonomi masyarakat, salah satunya melalui

PNPM. (Sumber: Solopos, 2010).

Jenis kegiatan pembangunan prasarana jalan lingkungan merupakan kegiatan yang

mayoritas dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data tahun

2010, sebanyak 221 atau 35% kegiatan lingkungan yang dilakukan berupa pembangunan jalan

lingkungan, dan selebihnya berupa pembanguan MCK, saluran air, RTLH, penunjang jalan,

jembatan, dan perbaikan fasilitas pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan

lingkungan yang ada masih memerlukan banyak perbaikan, khususnya untuk mendukung

transportasi, dan kegiatan perekonomian masyarakat yang ada.

Di Kabupaten Sukoharjo, lokasi PNPM MP adalah di enam kecamatan, yaitu

Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki. Namun

pada tahun 2010 Kecamatan yang memperoleh bantuan BLM hanya ada di lima kecamatan

yaitu Kecamatan Sukoharjo, Kartasura, Mojolaban, Gatak, dan Kecamatan Baki dikarenakan

keterbatasan dana dari pemerintah. Perjalanan program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo

sudah dimulai sejak tahun 2004, yaitu adanya program P2KP, dan sejak tahun 2007 berubah

menjadi PNPM. Dilihat dari kinerja serta hasil yang dicapai hingga saat ini, di beberapa

kelurahan mendapat tanggapan yang baik, karena beberapa program lanjutan dengan nilai

bantuan yang lebih besar berhasil diterima di beberapa Kelurahan yang ada di lima

Kecamatan tersebut (Koran Jogja,2011). Selain itu, hasil dari prasarana jalan lingkungan

yang dibangun melalui partisipasi masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki masyarakat

tesebut perlu dilihat pula bagaimana kondisinya. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana

partisipasi masyarakat, karena masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri

pula yang melaksanakan pembangunan tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, beberapa isu yang muncul di Kabupaten Sukoharjo adalah

tingginya angka kemiskinan sehingga kemampuan masyarakat untuk memperbaiki

lingkungannya masih rendah, perlunya perbaikan kualitas prasarana jalan lingkungan. Melalui

program PNPM MP masyarakat sendiri yang harus menangani persoalan di lingkungan

permukiman mereka melalui perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2010 pelaksanaan program PNPM MP dilaksanakan di lima kecamatan,

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mengambil lima kecamatan tersebut dapat dijadikan representasi pelaksanaan partisipasi

masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari prasarana jalan lingkungan yang

dibangun melalui partisipasi masyarakat tersebut perlu dilihat pula apakah memiliki kondisi

yang baik. Kondisi tersebut tergantung dari bagaimana partisipasi masyarakat, karena

masyarakat sendiri yang merencanakan dan masyarakat sendiri pula yang melaksanakan

pembangunan tersebut melalui kegiatan gotong-royong.

1.3

Berdasarkan penjelasan dan isu

tersebut diatas, maka, research question penelitian ini adalah:

”Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan prasarana jalan

lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP?”

Tujuan dan Sasarn

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan perumusan masalah yang dikemukakan

di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat

terhadap hasil pembangunan berupa kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun

melalui program PNPM MP.

1)

Untuk Mencapai Tujuan di atas, maka sasaran penelitian adalah sebagai berikut:

Mengetahui Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam tahap perencanaan, dan

pelaksanaan pembangunan

2)

jalan lingkungan

Mengetahui kondisi jalan lingkungan

3)

yang pembangunannya melibatkan partisipasi

masyarakat melalui program PNPM Mandiri Perkotaan.

Mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan berupa

kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibagun melalui program PNPM Mandiri

Perkotaan.

1.4

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan

secara ilmiah dan secara praktis dalam mengetahui tingkat partisipasi masyarakat. Dimana hal

ini menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian bantuan program pemerintah yang

masih berlanjut di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan

menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang masih banyak dialami di

berbagai daerah.

Manfaat Penelitian

Dalam perencanaan wilayah dan kota, peran partisipasi masyarakat sangat besar dalam

mendukung pembangunan yang ada khususnya pembangunan di lingkungan permukiman.

Oleh karena itu dengan mengukur partisipasi yang ada di lima kecamatan yang ada sebagai

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

pertimbangan dalam pengembangan kualitas partisipasi masyarakat dalam membangun

lingkungan mereka melalui program-program dari pemerintah lainnya.

1.5Batasan Penelitian

1.5.1 Batasan Substansi

Penelitian ini membahas pengaruh partisipasi masyarakat terhadap kondisi prasarana

jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP di Kabupaten Sukoharjo pada

tahun 2010. Mengambil program PNPM MP sebagai batasan untuk mengetahui partisipasi

masyarakat yang ada di Kabupaten Sukoharjo dikarenakan dalam program ini menggunakan

pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan,

pelaksanaan sendiri dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Selain itu

melalui program ini bentuk pembangunan partisipatif yang ada telah memiliki batasan dan

terprogram baik dari segi, meliputi beberapa hal yaitu telah adanya rujukan teknis yang jelas

dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat pendampingan sehingga masyarakat lebih terarah, serta

memiliki batasan yang jelas dalam setiap tahapan dan apa yang harus dilaksanakan. Sehingga

dapat memberikan batasan gambaran partisipasi yang seperti apa yang diberikan oleh

masyarakat disetiap tahap pembangunan yang dilalui serta memiliki hasil pembangunan yang

terukur secara teknis yang dijadikan sasaran penelitian. Pemilihan tahun 2010 sebagai tahun

yang akan diteliti bagaimana partisipasi masyarakat serta hasil pembangunan yang ada karena

dilihat berdasarkan pelaksanaan program yang telah selesai secara keseluruhan pada semua

kecamatan, serta masih dimungkinkannya masyarakat mengingat kembali bagaimana peran

mereka dalam pembangunan prasarana jalan melalui program tersebut. Adapun substansi

yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu:

Hasil pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui

program PNPM MP tahun 2010. Pada bagian ini akan dijelaskan hasil pembangunan berupa

kondisi jalan lingkungan yang telah dibangun melalui Program PNPM MP. Kondisi tersebut

dilihat dari data sekunder mengenai volume pekerjaan dan dimensi jalan yang dibangun

antara perencanaan dan pelaksanaan.

Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, dan pelaksanaan

pembangunan jalan lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP tahun 2010.

Pada tahap perencanaan akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam bentuk kehadiran warga

mengikuti pertemuan, menyampaikan usulan/saran, dan keterlibatan dalam pengambilan

keputusan; pada tahap pelaksanaan hanya akan dijelaskan partisipasi masyarakat dalam

bentuk tenaga, uang, material, pikiran dan keahlian. Untuk tingkat partisipasi dilihat dengan

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap hasil pembangunan

prasarana jalan lingkungan. Pembahasan mengenai pengaruh bentuk dan tingkat partisipasi

masyarakat pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan terhadap hasil pembangunan

prasarana jalan lingkungan adalah untuk melihat dari segi partisipasi masyarakat, variabel

mana yang memberikan pengaruh besar terhadap hasil pembangunan berupa kondisi

prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui program PNPM MP pada tahun 2010 di

Kabupaten Sukoharjo.

1.5.2 Batasan Spasial

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat enam kecamatan yang menjalankan program PNPM

MP, yakni Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban, Baki, Gatak serta Grogol yang

berbatasan langsung dengan Kota Surakarta. Namun untuk tahun 2010, satu kecamatan yaitu

Kecamatan Grogol tidak mendapat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sehingga tidak ada

pelaksanaan fisik melalui PNPM MP di Kecamatan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini

ditujukan hanya pada lima kecamatan yaitu Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Mojolaban,

Baki serta Gatak

1.6Sistematika Penulisan

. Di lima kecamatan ini melaksanakan pembangunan fisik salah satunya

berupa kegiatan pembangunan prasaran jalan lingkungan. Berikut adalah peta lokasi

penelitian yang ada di Kabupaten Sukoharjo.

Sebagai dokumentasi dan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, maka disusun

laporan penelitian dengan sistematika sebagai berikut:

Tahap Pendahuluan, disini dijelaskan mengenai mengapa penelitian dengan tema

partisipasi masyarakat diambil. Dari isu yang ada kemudian ditentukan rumusan masalah

yang akan diketahui jawabannya melalui tujuan-tujuan serta sasara penelitian, yang kemudian

dijadikan sebagai dasar dalam melalkukan penjelajahan teoritis yang dibutuhkan dalam

penelitian.

Tahap Tinjauan Pustaka, memuat berbagai tinjauan teori yang akan dijadikan sebagai

rujukan dasar dalam menentukan variabel penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan

memiliki dasar secara teoritis. Oleh karena itu, tunjauan pustaka yang diperlukan meliputi

tentang pengertian partisipasi masyarakat, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, tingkat

partisipasi masyarakat, pembangunan prasarana jalan lingkungan, partisipasi masyarakat

dalam perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan prasarana jalan lingkungan, yang

kemudian dapat ditarik kesimpulan berupa variabel terpilih berdasarkan tinjauan teori untuk

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tahap Metode Penelitian, dari variabel penelitian yang diperoleh dari tinjauan pustaka

yang ada, kemudian ditentukan bagaimana cara agar variabel tersebut dapat diperoleh melalui

indicator yang ada dan kemudian ditentukan cara yang tepat untuk menganalisisnya agar

tujuan dari penelitian dapat tercapai untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Pada tahap

ini akan diulas mengenai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan serta

menganalisis data yang ada untuk memenuhi sasaran yang ingin dicapai. Di dalamnya

terdapat pula pendekatan yang digunakan dalam penelitian, metode penelitian yang digunakan

baik pada tahap pengumpulan, data yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis serta sintesis,

dan kerangka penelitian.

Tahap Hasil Penelitian, dengan menggunakan metode yang dipilih untuk memperoleh

data berdasarkan indicator penelitian yang ada, kemudian diperoleh hasil berupa data

mengenai hasil penelitian yang menjadi bahan utama yang akan dianalisis dalam tahap

selanjutnya. Didalamnya terkait tentang partisipasi masyarakat dan kondisi prasarana jalan

lingkungan yang dibangun melalui Program PNPM MP Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Dalam tahap ini, hasil penelitian ini berupa kondisi kependudukan di lokasi penelitian terkait

dengan karakteristik masyarakat yang akan dijadikan sebagai sample dalam penelitian,

kondisi prasarana jalan lingkungan di lokasi penelitian di Kabupaten Sukoharjo yang

dibangun melalui PNPM Mandiri Perkotaan, serta Partisipasi masyarakat pada pembangunan

prasarana jalan lingkungan melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Sukoharjo.

Partisipasi masyarakat disini berupa bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat baik pada

tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan. Dari hasil penelitian berupa data yang

diperoleh ini kemudian dijadikan bahan untuk dianalisis menggunakan metode yang telah

ditentukan pada tahap pembahasan.

Tahap Pembahasan, Merupakan deskripsi dari setiap langkah analisis yang dilakukan.

Pada tahap ini akan dianalisis mengenai bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta

bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi prasarana jalan lingkungan yang dibangun melalui

PNPM Mandiri Perkotaan.

Tahap Kesimpulan mengulas mengenai hasil pembahasan secara ringkas, sekaligus

untuk mengetahui apakah setiap sasaran penelitian yang ditentukan di awal telah tercapai.

Dalam tahap ini juga akan berisi saran bagi hasil penelitian ini maupun saran untuk

(24)
(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian mengenai Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hasil

pembangunan prasarana jalan lingkungan, terlebih dahulu perlu dipahami mengenai

pengertian pengaruh, teori mengenai partisipasi masyarakat, teori tahapan partisipasi, terkait

dengan bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat serta teori mengenai prasarana jalan

lingkungan. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau

timbul dari seseorang (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau

perbuatan seseorang. Menurut Badudu dan Zain (1994) pengertian pengaruh adalah daya yang

menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang

lain atau tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk

atau mengubah sesuatu yang lain. Sehubungan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh

penulis, pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam hal ini

partisipasi masyarakat akan memberikan pengaruh maupun membentuk kondisi prasarana

jalan lingkungan yang dibangun melalui partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat

menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak juga dapat

dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat,

termasuk dalam berpartisipasi.

2.1Partisipasi Masyarakat

2.1.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau

community dalam bahasa inggris, atau juga komunitas Roesmidi (2006). Secara etimologis

“community” berasal dari communital yang berakar pada communete atau common.

Community mempunyai dua arti (Talizi, 1990:49) yaitu Sebagai kelompok sosial yang

bertempat tinggal di lokasi tertentu memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama, serta

sebagai satuan pemukiman yag terkecil, di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota

kecil ada kota atau kota besar (city). Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan dari

sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemilikan

norma-norma hidup bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan antara lain lingkungan

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

didefinisikan sebagai sekelompok orang yang mempunyai identifikasi sendiri yang

membedakan dengan kelompok lain dan hidup di dalam wilayah atau daerah tertentu secara

tersendiri. Kelompok ini, baik sempit maupun luas mempunyai perasaan akan adanya

persatuan di antara kelompok itu. Sekelompok orang dapat dikatakan masyarakat apabila di

dalamnya terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain.

2.1.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi berasal dari kata participacion dan kata kerjanya participate artinya peran

serta, ikut mengambil bagian. Secara popular menjadi participation artinya peran atau ikut

serta untuk mengambil bagian dalam kegiatan tertentu. Kemudian Partisipasi menurut

Arnstein dalam Mikkelsen (2001) adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam

perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari

kelompok yang berpengaruh. Menurut Soelaiman (1985: 6) Partisipasi masyarakat diartikan

sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok atau kesatuan

masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan

program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun diluar

lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan tanggungjawab. Secara konseptual

partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan pembangunan masyarakat, dengan demikian

berfungsi sebagai penggerak dan pengarah proses perubahan sosial. Mikkelsen (2001)

menginventarisasi enam pengertian yang berbeda tentang partisipasi yaitu:

1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta

dalam pengambilan keputusan;

2) Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan

kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan;

3) Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengadung arti bahwa orang atau kelompok

terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk menggunakan hal

itu;

4) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf

dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyek, agar memperoleh

informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak social;

5) Partsipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri;

6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik

secara perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan

bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang

dilaksanakan di dalam maupun diluar lingkungan masyarakat atas dasar rasa kesadaran dan

tanggungjawab, demikian antara lain yang dijelaskan Soelaiman (1985: 6). Menurut Keith

Davis (Sastropoetro, 1988:14) di dalam pengertian partisipasi ini terdapat tiga buah unsur

yang penting sehingga memerlukan perhatian yang khusus yaitu:

1) Bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan,

lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberikan sumbangan kepada usaha mencapai tujuan

kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, maka partisipasi tidak saja identik dengan keterlibatan

secara fisik dalam pekerjaan dan tugas saja akan tetapi menyangkut keterlibatan diri atau ego,

sehingga akan timbul tanggung jawab dan sumbangan yang besar dan penuh terhadap

kelompok.

2.1.3 Pentingnya Partisipasi dalam Pembangunan

Pengertian Pembangunan adalah segala upaya untuk mewujudkan perubahan sosial

besar-besaran dari suatu keadaan kehidupan nasional menuju keadaan baru yang lebih baik

(Katz dalam Ndraha, 1990) perubahan sosial tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan dan

berlangsung secara terus menerus. Pembangunan meliputi segi anatomic (bentuk), fisiologik

(kehidupan), dan behavioral (perilaku). Sedangkan menurut (Jayadinata, 1999:4),

pembangunan ialah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada.

Pembangunan dan pengembangan (development) dilakukan untuk kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ini dapat merupakan pembangunan fisik dan

pembangunan social ekonomi.

Partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dan

ketersediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam

implementasi program/proyek yang dilaksanakan (Adisasmita, 2006: 38). Pemahaman

partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan masyarakat dalam

pembangunan. Mayarakat sebagai subyek yang teribat aktif dalam menentukan kebijakan dan

sebagai kelompok sasaran yang menerima manfaat dari pelaksanaan pembangunan. Menurut

Conyers dalam Slamet (1994), ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai

kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program

pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

2) Bahwa masyarakat akan lebih mempercayaai proyek atau program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalamproses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan

lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki

terhadap proyek tersebut. Kepercayaan semacam ini adalah penting khususnya bila

mempunyai tujuan agar dapat diterima oleh masyarakat.

3) Merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembnagunan

masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan merekapun mempunyai hak untuk turut

“urun rembug” (memberikan saran) dalam menentukan jenis pembnagunan yang akan

dilaksanakan di daerah mereka.

Partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah partisipasi dalam keseluruhan proses

pembangunan mulai dari pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan,

perencanaan program, pelaksanaan serta dalam evaluasi dan pemanfaatan. Dengan partisipasi

masyarakat dalam berbagai tindakan bersama melalui aktivitas lokal telah terjadi proses

belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi

secara lebih baik dalam tindakan bersama dan aktifitas lokal berikutnya. Dari sudut pandang

yang lain, partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat berkedudukan sebagai input

sekaligus output. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan

pembangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berhasil kalau dapat

meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk dalam berpartisipasi. Peningkatan kapasitas

masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan

pembangunan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pembangunan masyarakat lebih

memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada

fisik materiil.

2.1.4 Tahap-tahap Partisipasi

Guna memahami tahap-tahap partisipasi disini dikemukakan oleh Ndraha (1990: 103)

mengetengahkan enam tahap partisipasi, yaitu (1) Partisipasi melalui kontak dengan pihak

lain (contact change) sebagai salah satu titik awal perubahan sosial, (2) Partisipasi dalam

memperhatikan/ menyerap dan memberi penilaian terhadap informasi baik menerima maupun

menolak, (3) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan termasuk pengambilan keputusan,

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan, (6) Partisipasi dalam menilai

pembangunan sejauh mana kesesuaian dengan rencana.

Selain itu, partisipasi masyarakat juga dijelaskan dalam beberapa tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (Purba, 2005). Pada tahap perencanaan, orang

sekaligus diajak untuk membuat keputusan. Yang dimaksud membuat keputusan ini adalah

menunjuk sesara langsung seperangkat aktivitas tingkah laku yang lebih luas dan bukannya

semata-mata hanya membuat pilihan di antara berbagai alternative. Pembuatan keputusan

dalam arti yang sesungguhnya adalah sama dengan perencanaan. Di dalam kegiatan

partisipatif perencanaan pembangunan mencakup merumuskan tujuan, maksud, dan target ;

merumuskan program-program, menilai program apakah program tersebut dapat mewujudkan

tujuan, merencanakan dan menilai biaya dan sumber-sumber biayanya, yang ringkasnya dapat

disebut penyiapan rencana. Setelah rencana disiapkan, selanjutnya adalah menerima rencana.

Proses ini biasanya lebih bersifat formal, asal saja setiap orang yang terlibat menyiapkan

rencana sepenuhnya, sehingga dalam banyak hal membuat keputusan adalah sejajar dengan

menyiapkan rencana. (Slamet,1994). Pola umum partisipasi dalam pengambilan keputusan

dalam proses perencanaan yaitu: 1) Keputusan awal, 2) Keputusan dalam proses pembentukan

proyek, 3) Keputusan operasional. Keputusan awal meliputi keputusan tentang:

a) Kebutuhan dan prioritas proyek,

b) Tujuan-tujuan proyek,

c) Lokasi proyek, dan

d) Desain proyek

Sedangkan keputusan dalam proses pembentukan proyek meliputi keputusan tentang:

a) Penetapan bahwa proyek memenuhi kebutuhan dan prioritas

b) Perubahan-perubahan dan intervensi untuk penyesuaian dengan perkembangan lokal

c) Penetapan lokasi difusi dan diseminasi, dan

d) Re-desain proyek

Pada tahap pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan berpegang pada

penyampaian kebenaran (truth), ketepatan (appropriateness), kejujuran/ketulusan (sincerity),

transparency, equality, dan kepercayaan (Purba, 2005:86). Ada beberapa prinsip dalam

pelaksanaan pembangunan, termasuk dalam pembangunan prasarana diantaranya adalah:

1) Prinsip partisipatif. Harus dipahami bahwa pelaksanaan kegiatan ini bukanlah milik

segolongan orang atau kepentingan pihak tertentu saja, tetapi merupakan kepentingan

bersama dan merupakan hasil keputusan bersama, yang hasilnya akan dirasakan

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Prinsip warga sebagai pelaksana, orang luar sebagai fasilitator. Dalam pelaksanaan

kegiatan orang luar harus menyadari bahwa mereka hanya berperan sebagai fasilitator

dan bukannya guru, penyuluh atau instruktur serta pelaksana kegiatan tersebut.

2.1.5 Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat

Menurut Keith Davis (dalam Sastropoetro 1988:16), bentuk-bentuk partisipasi

meliputi:

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa;

2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang;

3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari pihak ketiga;

4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh masyarakat;

5. Sumbangan dalam bentuk kerja;

6. Aksi massa;

7. Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga;

8. Membangun proyek masyarakat yang bersifat otonom.

Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa

bentuk, yaitu (Ericson dalam Slamet, 1994: 89):

1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi

dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat

berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui

pertemuan-pertemuan yang diadakan;

2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap

ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu

proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang

serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut;

3) Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah

proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga

dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.

2.1.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat

Pada awal tahun 1969, Sherry Arnstein (1969) memperkenalkan gagasan “tangga

partisipasi”. Konsep ini pada intinya adalah melihat keterlibatan masyarakat dari tahapan

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sangat berguna untuk menjelaskan dan menguraikan berbagai jenis partisipasi dalam

tingkatan proses pengambilan keputusan. Terdapat delapan tangga tingkat partisipasi

berdasarkan kadar kekuatan masyarakat dalam memberikan pengaruh perencanaan, seperti

berikut:

1) Manipulasi (Manipulation)

Pada tingkat ini partisipasi masyarakat berada di tingkat yang sangat rendah. Bukan

hanya tidak berdaya, akan tetapi pemegang kekuasaan memanipulasi partisipasi masyarakat

melalui sebuah program untuk mendapatkan “persetujuan” dari masyarakat. Masyarakat

sering ditempatkan sebagai komite atau badan penasehat dengan maksud sebagai

“pembelajaran” atau untuk merekayasa dukungan mereka. Partisipasi masyarakat dijadikan

kendaraan public relation oleh pemegang kekuasaan. Praktek pada tingkatan ini biasanya

adalah program-program pembaharuan desa. Masyarakat diundang untuk terlibat dalam

komite atau badan penasehat dan sub-sub komitenya. Pemegang kekuasaan memanipulasi

fungsi komite dengan “pengumpulan informasi”, “hubungan masyarakat” dan “dukungan.”

Dengan melibatkan masyarakat di dalam komite, pemegang kekuasaan mengklaim bahwa

program sangat dibutuhkan dan didukung. Pada kenyataannya, hal ini merupakan alasan

utama kegagalan dari program-program pembaharuan pedesaan di berbagai daerah.

2) Terapi (Therapy)

Dengan berkedok melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, para

perancang memperlakukan anggota masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam

terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada kenyataannya kegiatan

tersebut lebih banyak untuk mengubah pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada

mendapatkan masukan dari mereka.

3) Pemberian Informasi (Informing)

Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan transisi antara tidak ada

partisipasi dengan tokenism. Memberi informasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka.

Tanggungjawab dan berbagai pilihan, dapat menjadi langkah pertama yang sangat penting

dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat. Meskipun demikian yang sering terjadi

penekanannya lebih pada pemberian informasi satu arah dari pihak pemegang kuasa kepada

masyarakat. Tanpa adanya kemungkinan untuk memberikan umpan balik atau kekuatan untuk

negosiasi dari masyarakat. Dalam situasi itu terutama informasi diberikan pada akhir

perencanaan, masyarakat hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi rencana.

4) Konsultasi (Consultation)

Konsultasi dan mengundang pendapat-pendapat masyarakat merupakan langkah

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menjadi langkah yang sah menuju tingkat partisipasi penuh. Namun, komunikasi dua arah ini

sifatnya tetap buatan (artificial) karena tidak ada jaminan perhatian-perhatian masyarakat dan

ide-ide akan dijadikan bahan pertimbangan. Metode yang biasanya digunakan pada konsultasi

masyarakat adalah survei mengenai perilaku, pertemuan antar tetangga, dan dengar pendapat.

Di sini partisipasi tetap menjadi sebuah ritual yang semu. Masyarakat pada umumnya hanya

menerima gambaran statistik, dan partisipasi merupakan suatu penekanan pada berapa jumlah

orang yang datang pada pertemuan, membawa pulang brosur-brosur, atau menjawab sebuah

kuesioner.

5) Penentraman (Placation)

Strategi penentraman menempatkan sangat sedikit masyarakat pada badan-badan

urusan masyarakat atau pada badan-badan pemerintah. Pada umumnya mayoritas masih

dipegang oleh elit kekuasaan. Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah dikalahkan

dalam pemilihan atau ditipu. Dengan kata lain, mereka membiarkan masyarakat untuk

memberikan saran-saran atau rencana tambahan, tetapi pemegang kekuasaan tetap berhak

untuk menentukan legitimasi atau fisibilitas dari saran-saran tersebut. Ada dua tingkatan

dimana masyarakat ditentramkan:

a. Kualitas pada bantuan teknis yang mereka miliki dalam membicarakan

prioritas-prioritas mereka;

b. Tambahan dimana masyarakat diatur untuk menekan prioritas-prioritas tersebut.

6) Kemitraan (Partnership)

Pada tingkat kemitraan, partisipasi masyarakat memiliki kekuatan untuk bernegosiasi

dengan pemegang kekuasaan. Kekuatan tawar menawar pada tingkat ini adalah alat dari elit

kekuasaan dan mereka yang tidak memiliki kekuasaan. Kedua pemeran tersebut sepakat untuk

membagi tanggung jawab perencanaan dan pengambilan keputusan melalui badan kerjasama,

komite-komite perencanaan, dan mekanisme untuk memecahkan kebuntuan masalah.

Beberapa kondisi untuk membuat kemitraan menjadi efektif adalah:

a. Adanya sebuah dasar kekuatan yang terorganisir di dalam masyarakat dimana

pemimpin-pemimpinnya akuntabel;

b. Pada saat kelompok memiliki sumber daya keuangan untuk membayar pemimpinnya,

diberikan honor yang masuk akan atas usaha-usaha mereka;

c. Ketika kelompok memiliki sumber daya untuk menyewa dan mempekerjakan teknisi,

pengacara, dan manajer (community organizer) mereka sendiri.

7) Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)

Pada tingkat ini, masyarakat memegang kekuasaan yang signifikan untuk menentukan

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kekuasaan perlu untuk memulai proses tawar menawar dibandingkan dengan memberikan

respon yang menekan.

8) Pengawasan Masyarakat (Citizen Control)

Pada tingkat tertinggi ini, partisipasi masyarakat berada di tingkat yang maksimum.

Pengawasan masyarakat di setiap sektor meningkat. Masyarakat meminta dengan mudah

tingkat kekuasaan (atau pengawasan) yang menjamin partisipan dan penduduk dapat

menjalankan sebuah program atau suatu lembaga akan berkuasa penuh baik dalam aspek

kebijakan maupun dan dimungkinkan untuk menegosiasikan kondisi pada saat di mana pihak

luar bisa menggantikan mereka.

Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)

Dari kedelapan tipologi tersebut, menurut Arnstein secara umum dapat

dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut:

1) Tidak ada peranserta atau non participation yang meliputi manipulation dan therapy;

2) Partisipasi masyarakat dalam bentuk tinggal menerima beberapa ketentuan atau

degrees of tokenism yang meliputi informing, consultation dan placation;

3) Partisipasi masyarakat dalam bentuk mempunyai kekuasaan atau degrees of citizen

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan mengukur

tingkat partisipasi individu atau keterlibatan individu dalam kegiatan bersama-sama yang

dapat diukur dengan skala yang dikemukakan oleh Chapin (dalam Slamet 1994: 82-83), yaitu:

a. Keanggotaan dalam organisasi

b. Kehadiran di dalam pertemuan

c. Sumbangan-sumbangan

d. Keanggotaan di dalam kepengurusan

e. Kedudukan anggota di dalam kepengurusan

Sementara Goldhamer dalam Slamet (1994:84), mengukur tingkat partisipasi

masyarakat dengan menggunakan lima variabel yaitu:

a. Jumlah asosiasi yang dimasuki

b. Frekuensi kehadiran

c. Jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan

d. Lamanya menjadi anggota

e. Tipe asosiasi yang dimasuki

2.2Program PNPM Mandiri

PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai

dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan

pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan,

dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Program tersebut memiliki tujuan umum

berupa meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

Sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok

perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan

dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan

pembangunan.

2) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan

akuntabel.

3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan

tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli

lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

5) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah

daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di

wilayahnya.

6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial

dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan

komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

Pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis

masyarakat dengan:

1) Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk mengharmonisasikan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program.

2) Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan pelaku utama

pembangunan pada tingkat lokal.

3) Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan

partisipatif.

4) Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik

sosial, budaya dan geografis.

5) Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian, dan

keberlanjutan.

Sedangkan ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua

kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi:

1) Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan

ekonomi secara padat karya;

2) Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk

mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar

perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;

3) Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan

mempercepat pencapaian target MDGs;

4) Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis,

pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2.3Pembangunan Prasarana

Salah satu prioritas dalam program PNPM MP adalah pembangunan sarana prasarana

lingkungan. Infrastruktur atau prasarana dan sarana diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota

ataunegara yang disebut pekerjaan umum (Grigg dalam Suripin, 2004:1). Menurut UU No.1

th 2011 tentang Perumahan dan kawasan Permukiman, Prasarana adalah kelengkapan dasar

fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal

yang layak, sehat, aman, dan nyaman.sedangkan kelengkapan prasarana adalah jalan, air

bersih, drainase, dan sanitasi.

Oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, prasarana dan sarana

didefinisikan sebagai bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan

manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang terbatas agar manusia dapat

bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca,

sehingga dapat hidup dengan sehat dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam

mempertahankan kehidupannya.

Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan

sistemekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, yang didefinisikan sebagai

fasilitas-fasilitasatau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan

yangdibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Kodoatie,

2003:9).

Pengelolaan sistem infrastruktur yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

mempunyai beberapa dimensi yang harus dintegrasikan ke semua aspek pembangunannya,

salah satunya political sustainability; link birokrasi (pemerintah) dan masyarakat. Para

pemimpin formal dan informal untuk suatu sector tertentu dalam masyarakat local harus

mampu menjalin komunikasi dengan struktur-struktur politik dan birokrasi (Kodoatie,

2003:173). Kualitas infrastruktur suatu negara berbanding lurus dengan tingkat perekonomian

negara tersebut. Semakin maju suatu negara, semakin besar pula kemampuan pemerintah

membangun infrastruktur dengan dana sendiri (Kompas dalam Kodoatie, 2003:14).

2.3.1 Prasarana Jalan

Prasarana yang biasanya dikelola oleh masyarakat merupakan prasarana yang

dimanfaatkan secara bersama-sama oleh masyarakat bukan individu-individu tertentu dan

pengoperasian serta pemeliharaannya sesuai dengan kemampuan masyarakat yang ada, salah

satunya adalah prasarana jalan. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi

Gambar

Gambar 2.1 Tingkatan Partisipasi menurut Arnstein (1969)
Tabel 2.1  Resume Tinjauan Pustaka
Tabel 2.2 Variabel dan Indikator Penelitian
Tabel 2.3 Jabaran Kriteria Indikator dalam Tingkatan Partisipasi Masyarakat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Richard Peet (2003) mengatakan jika ada lima poin model ekonomi politik internasional yang digunakan dalam Sistem Bretton Woods antara lain 1) negara- negara

Dalam sistem tenaga listrik dibutuhkan keseimbangan antara daya mekanis dan daya elektrik. Daya mekanik berupa penggerak awal pada generator, sedangkan besarnya daya elektrik

SILIKA GEL DENGAN TEMBAGA(II) KLORIDA SEBAGAI DESIKAN ” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan

Arboretum Sumber Brantas ASB yang merupakan ekosistem alami terdapat banyak jenis serangga aerial yang berperan sebagai predator antara lain adalah dari ordo Coleoptera, Hymenoptera

mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada PT.EMKL Tirtasari Abadi Sejahtera yaitu kurang optimalnya pencatatan dan perhitungan dalam laporan keuangan yang masih

Penyebab terjadi perubahan perilaku beragama alumni Pesantren di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry adalah karena faktor lingkungan dan budaya baru, yang

ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, prosedur demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik

Qiyas menurut istilah ahli ilmu ushul fiqh adalah mempersamakan suatu kasus yang tidak ada nash hukumnya dengan suatu kasus yang ada nash hukumnya, dalam hukum