• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP PGRI 4 LABUHAN RATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP PGRI 4 LABUHAN RATU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

43

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER

GENAP SMP PGRI 4 LABUHAN RATU

Royan Rosyadi Universitas Nahdlatul Ulama Email: Royanrosyadi73@gmail.com

ABSTRAK

Model cooperativelearning adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Tipe pembelajaran

cooperative dilaksanakan dengan cara siswa diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh. Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas VIII semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu menemukan permasalahan yaitu: „„ masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajar IPS terpadu kelas VIII semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu banyak yang belum tuntas. Dari permasalahan tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu „„ Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative lerning tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar IPS tahun pelajaran 2016/2017‟‟ berdasarkan masalah dan rumusan masalah diatas, maka penulis mengangkat judul „„ Pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write

terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu‟‟. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Talk Write dalam peroses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Labuhan Ratu. Dimana siswa yang dinyatakan tuntas belajar dengan KKM > setelah diberikan treatment sebanyak 26 siswa atau 76,47% dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 26,53 %, maka peroses belajar yang dilaksanakan dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Kata Kunci : Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write

terhadap hasil belajar IPS terpadu

1. PENDAHULUAN

(2)

44

Tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu menghadapi perkembangan zaman. Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut di perlukan proses pendidikan. Pendidikan dapat di tempuh melalui jalur formal dan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang di mulai dari jenjang terendah hingga tertinggi yang harus di tempuh dengan serangkaian persyaratan tertentu jika akan naik ke jenjang selanjutnya. Pendidikan nonformal merupakan jenjang pendidikan yang di peroleh dalam sebuah lembaga pendidikan yang berorientasi memberi dan meningkatkan keterampilan yang di butuhkan untuk berkompetisi dalam meraih kesuksesan hidup.

Berdasarkan pengamatan riil penulis dilapangan, ditemukan kondisi bahwa dalam mengikuti pelajaran IPS, siswa menampakkan motovasi belajar yang kurang, artinya siswa kurang mencurahkan perhatiannya terhadap usaha-usaha untuk menguasai materi pelajaran. Untuk menanggulanginya guru di SMP PGRI 4 Labuhan Ratu melakukan usaha-usaha diantaranya dengan menggunakan berbagai metode atau model pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan saat melakukan proses pembelajaran di kelas.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi biasanya guru menggunakan model ceramah dimana peserta didik hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan dan sedikit peluang bagi peserta didik untuk bertanya. Dengan demikian suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif.

2. KAJIAN PUSTAKA

Dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar data bidang pendidikan banyak metode yang di gunakan dalam proses pembelajaran guru bukan hanya sekedar mempunyai informasi saja, tetapi juga sebagai motivator bagi siswa agar lebih giat. Peran ini dapat di laksanakan dengan berbagai cara salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think-talk-write.

Slavina (dalam Isjoni, 2007: 15) mengemukakan “cooperative learning adalah suatu metode pembelajaran dimana sistem belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaborasi sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”.

(3)

45

permasalahan terlebih dahulu kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh.

Strategi Think-Talk-Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan berpikir (think), berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai.

Langkah-langkah pembelajaran think talk write menurut Huinker dan Laughlin (dalam Miftahul Huda,2013:220) :

1. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual (think),untuk dibawa ke forum diskusi.

2. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (talk).dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.Pemahaman dibangun melalui interaksi dalam diskusi, karena itu diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

3. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dan komunikasi dalam bentuk tulisan (write).

4. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.Sebelum itu,dipilih satu atau beberapa ornag siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban,sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Kelebihan dan kelemahan TTW (Think Talk Write)

Kelebihan dari model pembelajaran cooperative tipe think talk write adalah mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, juga mengarahkan visualisasi, untuk lebih rinci, akan di uraiakan sebagai berikut :

1. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar. 2. Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan ketrampilan berpikir

kritis dan kreatif siswa.

3. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.

(4)

46

5. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

Kelemahan TTW (think talk write):

1. Materi yang bersifat open ended dapat memotivasi siswa,namun di mungkinkan bekerja sibuk.

2. Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan, karena di dominasi oleh siswa yang mampu.

3. Guru harus benar – benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami kesulitan.

4. Menggantungkan pada pasangan.

Mata pelajaran IPS terpadu merupakan mata pelajaran yang diajarkan siswa mulai dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Melalui IPS terpadu siswa diharapkan siswa mempunyai bekal untuk mampu menguasai kemampuan berpikir logis analistis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerjasama.SMP PGRI 4 Labuhan Ratu telah melakukan berbagai cara khusunya dalam pembelajaran IPS Terpadu dengan meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Dikarenakan siswa kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran, dan masih banyaknya siswa yang berdisdiskusi dengan teman sebangku dengan topik yang tidak jelas. Dengan keadaan tersebut hasil belajar IPS Terpadu masih cenderung rendah dengan ditandai dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui rendahnya hasil belajar, penulis akan meneliti menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Talk Write agar dapat mningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP PGRI 4 Labuhan Ratu.

(5)

47

refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu,dipilih satu atau beberapa ornag siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Dalam hal ini model cooperative learning tipe think talk write yang diberikan disekolah, seperti tugas diskusi yaitu pemberian tugas yang dapat merangsang siswa untuk ikut berpartissipasi dalam mengeluarkan pendapatnya,mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama. Pemberian tugas IPS Terpadu dapat dilakukan dengan cara guru membuat tugas ips terpadu yang sesuai dengan SK dan KD pada waktu tersebut agar mudah dipahami dan siswa mudah mengingat materi tersebut,tugas itu dapat diberikan sebelum guru menjelaskan materi. Tujuannya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi tersebut karena memang mata pelajaran IPS Terpadu materinya berkaitan dengan kegiatan sehari-hari siswa. Dengan kenyataan inilah usaha untuk meningkatkan hasil belajar diantarannya dengan menggunakan model cooperative learning tipe think talk write sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. HASIL BELAJAR

Belajar merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada pemahaman. Menurut Hamalik (2008: 155) menyatakan: “Hasil belajar adalah tampak terjadinya suatuproses perubahan tingkah laku individu yang dapat diamati dan diukur dalambentuk perubahan pengetahuan,sikap dan keterampilan.Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibidang hasil sebelumnya,misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan sikap kurang sopan menjadi lebih sopan.

Menurut Slameto (2003 : 27-28) menyatakan: “Hasil Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara kesinambungan yang akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun belajar berikutnya. Dalam belajar, perubahan akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

(6)

48 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dari penjelasan di atas mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang di sebabkan adanya pengalaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di golongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003 : 54).

a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern di kelompok kan menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah. Faktor psokologis, dan faktor kelelahan.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang diluar individu. Faktor eksternal dikelompokkan dibagi menjadi 3 faktor yaitu: Faktor Keluarga, Sekolah dan masyarakat.

Kriteria Hasil Belajar

Kriteria hasil belajar suatu satuan nilai yang menjadi ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan terhadap hasil belajar dan kriteria ini biasanya di dasarkan dengan standar atau ukuran yang ada. Dalam hal ini hasil belajar di kelompok kan dalam dua kriteria tuntas dan belum tuntas. Hal ini sesuai dengan penilaian belajar tuntas. Tuntas apabila hasil yang di capai siswa dalam tes adalah 75% atau lebih siswa di pandang menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan dan siap mengikuti program selanjutnya. Sedangkan hasil yang di capai kurang dari 75% di anggap belum tuntas ( B. Suryosubroto, 2009).

Berdasarkan pendapat diatas bahwa hasil belajar adalah hasil usaha yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar yaitu berupa perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan dan untuk mencapai hasil belajar yang optimal ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstern dan intern. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu adalah metode pembelajaran yakni metode pembelajaran cooperative learning

tipe TTW (think-talk-write) yang masuk dalam faktor ekstern.

4. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan mencari bagaimana pengaruh penggunaan model Cooperative

Learning tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (2006:79)

(7)

49

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Labuhan Ratu semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen model pembelajaran Cooperative tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar IPS terpadu kepada peserta didik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah „„Ada pengaruh yang positif penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2016/2017.

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 104 siswa. Sampel diambil secara claster random sampling dan diperoleh kelas VIII B sebagai kelas yang dijadikan peneliti eksperiment atau sebagai kelas yang mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Think Talk Write.

5. HASIL PENELITIAN

Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah jenis tes objektif yaitu seperangkat tes alternatif 5 option, jumlah soal sebanyak 20 butir soal tes pilihan ganda. Untuk mempengaruhi apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar IPS terpadu yaitu dengan rumus regresi linier sederhana.

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diberi perlakuan atau treatment model cooperative learning tipe TTW (Think-talk-write). maka ditetapkan dengan data primer yang diambil dari nilai hasil uji posttest. Hasil posttest ini selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kesimpulan hasil belajar IPS Terpadu setelah diberikan perlakuan atau treatment metode cooperative learning tipe TTW (Think-talk-write).

Berdasarkan analisis data hasil penelitian menggunakan rumus regresi linier sederhana di dapat thitung = 3,35 dengan ttabel = 1,68 pada taraf 0,05 atau 5%, sedangkan ttabel= 2.42 pada taraf 0,01 atau 1 % dengan demikian thitung > ttabel. Ini berarti regresi linier sederhana bersifat nyata atau hipotesis diterima.

Untuk menganalisis data sebagai objek dari penelitian adalah nilai hasil pretest ekonomi yang diberikan pada siswa untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar IPS Terpadu sebelum diberikan perlakuan atau treatment, pokok bahasan pada pokok bahasan pengertian pajak dan fungsinya dalam perekonomian Indonesia. Sedangkan nilai yang digunakan dalam perhitungan untuk menguji hipotesis adalah nilai yang telah diperoleh dari hasil pengujian.

(8)

50

dan untuktaraf nyata 2% yaitu : < 2,30. Berdasarkan kriteria uji diatas, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama atau kedua populasi dalam keadaan homogen. Karena kedua kelompok sampel yang diambil diketahui berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.

Dengan analisis penghitungan nilai thitung dan ttabel tersebut di atas berarti diketahui bahwa thitung > ttabel. Dan ttabel dapat dilihat pada daftar G, pada taraf signifikan 5%yaitu 3,35 > 1,68. Dan pada taraf signifikan 1% yaitu 3,35 > 2,42.

Dengan demikian hipotesisnya berbunyi : Ada pengaruh yang positif penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-talk-write terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII B di SMP PGRI 4 Labuhan Ratu, maka hipotesisnya diterima.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tahap evaluasi uji pretest, bahwa siswa yang mencapai tuntas belajar hanya 32,35 (11 siswa), sedangkan siswa yang belum mencapai tuntas belajar adalah 67,65 (23 siswa). Dengan demikian dapat di temukan bahwa jumlah siswa yang belum tuntas belajar atau belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan masih banyak yaitu 67,65 atau 23 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 34 siswa. Dan tabel diatas dapat menunjukkan juga bahwa pada tahap evaluasi uji posttest, setelah siswa mendapatkan treatment atau perlakuan model pembelajaran Cooperative learning tipe think- talk - write yang mencapai tuntas belajar berjumlah 76,47 (26 siswa), sedangkan siswa yang belum mencapai tuntas belajar berjumlah 23,53 (8 siswa), dari total keseluruhan siswa sebanyak 34 siswa. Dalam penelitian ini setelah siswa mendapatkan treatment atau perlakuan Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Think-talk-write hasil belajar IPS Terpadu mengalami peningkatan dilihat dari perbandingan pada evaluasi pretest dan evaluasi posttest, yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada evaluasi pretest adalah 32,35 % atau 11 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 34 siswa, sedangkan siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada evaluasi posttest adalah 76,47 atau 26 siswa, dari total keseluruhan siswa sebanyak 34 siswa. Secara keseluruhan bahwa setelah siswa mendapatkan treatment

perlakuan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-talk-write hasil belajar IPS Terpadu mengalami peningkatan.

Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Think Talk Write

(9)

51

SMP PGRI 4 Labuhan Ratu. Dimana siswa yang dinyatakan tuntas belajar dengan KKM > setelah diberikan treatment sebanyak 26 siswa atau 76,47% dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 26,53 %, maka peroses belajar yang dilaksanakan dinyatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Didalam proses pembelajaran guru sebagai motivator hendaknya melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat mengajak siswa agar aktif dalam proses pembelajaran serta dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan metode yang tepat disamping penyampaian materi yang menarik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diberikan tritmen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write dapat meningkatkan hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 4 Labuhan Ratu atau dengan hipotesis yang diperoleh yaitu „„ Ada pengaruh positif. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Talk Write terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa kelas semester genap SMP PGRI 4 Labuhan Ratu.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jazim. 2007. Metodologi Penelitian. Modul Mata Kuliah Metodelogi Penelitian tidak diterbitkan. Metro: FKIP Muhammadiyah Metro.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Reneka Cipta.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. DePorter, Bobbi. 1992. Quantum Learning. Bandung : Penerbit Kaifa.

Prasetyo, Bambang dan Janah, Miftahul. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. (http://ulfiyahanin.blogspot.com, diakses selasa, 2016 Desember)

Depdiknas. 2003. UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pustaka widyatama.

Hamalik.Omar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

(10)

52

Miftahul Huda. 2011. Model- Model Pengajaran dan Pembelajaran Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Referensi

Dokumen terkait

Cyberbullying jika ditinjau dari hak yang dilanggar termasuk jarimah takzir yang menyinggung hak individu, karena merupakan kejahatan yang. mengganggu kemaslahatan

The method is called intelligence optimized support vector regression (IO-SVR), and it is based on the integration of the LS-SVR with a symbiotic organisms search (SOS) optimization

Izvod : Saznanja o stepenu delovanja određenog sistema gajenja na nivo zakorovljenosti i prinos useva neophodna su za pravilan izbor, adekvatno integrisanje i

I.Pembangunan Daerah Tertinggal Terisolir di perbatasan Jalan Perdesaan Listrik Perdesaan Sarpras Pendidikan Sarpras kESEHATAN Sarpras Air Bersih Dilaksanakan melalui Program

Ezt csak úgy lehet elérni, ha a tanárképzés akkreditációja során ellenőrizhető szempont az, hogy a kép- zésbe bevont oktatók átlagos tudományos felkészültsége,

Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan alternatif perencanaan buangan akhir sistem drainase Kota Palangka Raya yang paling efektif dalam mengurangi genangan serta

(1) Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan pengoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan tugas meliputi

Kondisi optimum adsorpsi Co(II) menggunakan adsorben kitin terfosforilasi terjadi pada pH 5, dengan prosen adsorpsi Co(II) sebesar 52,40%, dan waktu kontak optimum adalah