• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scrap 1 bidang politik dan ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Scrap 1 bidang politik dan ekonomi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Scrap 1 bidang politik dan ekonomi

Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintah Orde Baru, Lengkap!

Ciri--ciri pokok kebijakan pemerintah pada masa orde baru yaitu

melaksanakan pembangunan disegala bidang, mengadakan penataran P-4, mencanangkan pancasila sebagai asas tunggal, adanya dwifungsi ABRI, dan politik sentralisasi. Untuk lebih jelasnya silahkan simak pembahasannya berikut ini.

1. Melaksanakan Pembangunan di Segala Bidang

Pemerintah Orde Baru giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan Pembangunan tersebut terbagi dalam dua tahap yaitu

Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJPT I) dan Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II).

Dalam setiap tahapan terbagi menjadi lima Pelita. PJPT I dimulai dengan Pelita I (1 April 1969) sampai dengan Pelita V (31 Maret 1994), sedangkan PJPT II dimulai dengan Pelita VI (tanggal 1 April 1994 sampai dengan Pelita X (31 Maret 2019).

Itulah sebabnya, masa Orde Baru sering juga dikenal sebagai "masa pembangunan". Disebabkan keberhasilannya dalam pembangunan, maka presiden Soeharto kemudian mendapat julukan sebagai "Bapak

Pembangunan". Hal ini dikukuhkan dalam ketetapan MPR No.V/MPR/1983. Dengan adanya pembangunan di segala bidang, khususnya bidang ekonomi terutama pertanian maka Indonesia pada tahun 1988 berhasil mencapai predikat "swasembada pangan".Itulah sebabnya ketika berlangsung

Konferensi Pangan Sedunia di Paris tahun 1988, Presiden Soeharto mendapat penghargaan dari FAO, karena keberhasilan berswasembada pangan.

2. Mengadakan Penataran P-4

Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4) atau Ekaprasetya Pancakarsa merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga dan lembaga

kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah dan dilaksanakan secara bulat dan utuh.

Adanya penataran P4 ini dikukuhkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPRS/1978. Pelaksanaan penataran dimulai dari jajaran pegawai negeri dari tingkat pusat hingga tingkat daerah.

3. Mencanangkan Pancasila sebagai Asas Tunggal

Pencanangan Pancasila sebagai asas tunggal dimulai dengan adanya penyederhanaan partai politik yang ada di Indonesia.

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa ketika pemilihan umum tahun 1971 diikuti oleh 9 partai politik dan 1 Golongan Karya, maka pada pemilu tahun 1977 dari kesembilan partai politik dan satu Golongan Karya tersebut

(2)

4. Adanya Dwifungsi ABRI

ABRI melaksanakan fungsi sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Dalam rangka melaksanakan fungsi sosial politik maka pembinaan kemampuan ABRI diarahkan agar mampu berperan sebagai stabilisator dan dinamisator kehidupan nasional serta mampu melaksanakan fungsinya untuk secara aktif ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional serta memperkuat kehidupan konstitusional, demokrasi nasional.

Di samping itu ABRI juga memiliki wakil dalam MPR yang dikenal dengan nama Fraksi ABRI. Dengan demikian kedudukan ABRI dalam pemerintahan Orde Baru sangat dominan.

5. Politik Sentralisasi

Pemerintah Orde Baru menjalankan politik sentralistik, semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat

pemerintahan di Jakarta. Dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, peran pemerintah pusat amat menentukan.

Sebaliknya pemerintah daerah tidak diberi peran yang signifikan, terutama yang amat mencolok adalah di bidang ekonomi. Sebagian besar kekayaan dari daerah diangkut ke pusat, pemerintahan daerah tidak dapat berbuat banyak karena dominasi pusat terhadap daerah amat kuat.

Masalah pembagian kekayaan yang tidak adil itulah yang kemudian menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah. Akhirnya, mereka menuntut berpisah dari pemerintah pusat dan itu terjadi di daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti Aceh, Riau, Kalimantan Timur, dan Irian Jaya.

Jika pemerintah bersikap adil, maka gerakan-gerakan separatis seperti itu tidak akan berkembang. Itulah lima ciri kebijakan pemerintah pada masa orde baru.

D. Pemerintahan Orde Baru 1. Pengertian

Orde baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan pancasila secara murni dan konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret1966 yang menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.

2.Landasan kehidupan Politik Orde Baru a.Landasan Idil : Pancasila

b.Landasan Konstitusional: uud 1945 c.Landasan Operasional: Tap MPR 3.Kebijakan pemerintahan Orde Baru

(3)

pembangunan jangka panjang dan pembangunan jangka pendek.

Pe mbangunan yang dilakukan bertumpu pada Trilogi Pembangunan yakni: a.Pembangunan yang dilakukan dan hasil-hassilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi c.Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. 4.Ciri-ciri pokok pemerintahan Orde Baru a.Bidang Politik

1)Lembaga kepresidenan terlalu dominana

2)Rendahnya kesetaraan diantara lembaga tinggi negara. 3)Rekruitmen politik yang tertutup

4)Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan. 5)Kebijakan publik yang tidak transparan. 6)Sentralisasi kekuasaan.

7)Implementasi hak asasi yang masih rendah.

b.Bidang ekonomi

a.Kebijakan mengutamakan pertumbuhan ekonomi. b.Pinjaman luar negeri.

c.Konglomerasi.Dwi fungsi ABRI

d.Politik Luar Negeri yang bebas aktif

Pengaruh menguatnya Peran Negara pada Masa Orde Baru a.Bidang Politik

1)Pemerintahahn yang otoriter 2)Pemerintahan yang dominantif 3)Pemerintahan yang sentralisasi. b.Bidang Ekonomi

1)Terjadi kesenjangan sosial 2)Konglomerasi.

3)Terjadi korupsi, kolusi, d

an nepotisme.

Kehidupan Politik Pada Masa Orde Baru A.Penataan politik dalam negeri

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan

(4)

melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan. 2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.

3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional. 4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi :

*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi

*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama *Pelaksanaan Pemilihan Umum

*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 3o September

*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.

2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya

Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :

*Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966..

*Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.

*Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang

dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik

(5)

kekuatan sosial-politik, yaitu :

a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)

b.Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).

c.Golongan Karya (Golkar)

4. Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan

Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.

Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

5. Peran Ganda ABRI

Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.

6. Pemasyarakatan P4

(6)

dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.

Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.

Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan

persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.

Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya

himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.

7. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.

B. Penataan politik luar negeri

Di samping membina stabilitas politik dalam negeri, Pemerintah Orde Baru juga mengadakan perubahan-perubahan dalam politik luar negeri. Berikut ini upaya-upaya pembaharuan dalam politik luar negeri:

1. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB

Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam rangka menjawab kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh

(7)

Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan pemulihan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand, Australia, dan sejumlah negara lainnya yang sempat remggang akibat politik konfrontasi Orde Lama.

2. Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)

Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan pada masa G 30 S/PKI, RRC membantu PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

3. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara

a. Pemulihan hubungan dengan Singapura

Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah memulihkan hubungan dengan Singapura dengan perantaraan Habibur Rachman (Dubes Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampikan pada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik.

b.Pemulihan hubungan dengan Malaysia

Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakan

perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:

*Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.

*Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik. Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.

*Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan

ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan dengan penempatan perwakilan pemerintahan di masing-masing Negara.

(8)

D. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Pemerintahan Orde Baru

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah

direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:

1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi 2. Kerja Sama Luar Negeri

3. Pembangunan Nasional

Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu: 1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun

2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :

1. Pelita I

Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

2. Pelita II

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana,

(9)

turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.

3. Pelita III

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III

pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur

Pemerataan, yaitu:

*Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.

*Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. *Pemerataan pembagian pendapatan

*Pemerataan kesempatan kerja *Pemerataan kesempatan berusaha

*Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan

*Pemerataan penyebaran pembagunan di seluruh wilayah tanah air *Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

4. Pelita IV

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya

mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.

5. Pelita V

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.

6. Pelita VI

(10)
(11)

Screp 2

Kebijakan Politik Dalam Negeri Orde Baru

Kebijakan Politik Dalam Negeri Orde Baru

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan

Kabinet pertama pada masa peralihan kekuasaan adalah Kabinet Ampera dengan tu gasnya Dwi Dharma Kabinat Ampera yaitu menciptakan stabilitas politik dan stabilita s ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Progra m Kabinet Ampera terkenal dengan nama Catur Karya Kabinet Ampera yakni

· Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan

· Melaksanakan pemilihan umum dalam batas waktu yang ditetapkan, yaitu tanggal 5 Juli 1968

· Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional

· Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk d an manifestasinya

· Setelah MPRS pada tanggal Maret27 1968 menetapkan Soeharto sebagai preside n RI untuk masa jabatan lima tahun, maka dibentuklah

Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut Panca Krida yang meliputi:

1. Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi

2. Menyusun dan melaksanakan Pemilihan Umum

3. Mengikis habis sisa-sisa Gerakan 30 September

4. Membersihkan aparatur Negara di pusat dan daerah dari pengaruh PKI.

2. Pembubaran PKI dan Organisasi massanya

Dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, serta stabilitas pemerintahan, Soe harto sebagai pengemban Supersemar telah mengeluarkan kebijakan:

· Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966

· Menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia

· Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri yang dianggap terlibat

(12)

3. Penyederhanaan Partai Politik

Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada masa O rde Baru pemerintahan pemerintah melakukan penyederhaan dan penggabungan (f usi) partai politik menjadi tiga kekuatan social politik. Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan ideology, tetapi lebih atas per samaan program. Tiga kekuatan social politik itu adalah:

· Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmu si, PSII, dan PERTI

· Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katol ik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo

· Golongan Karya

Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upay a

menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengalaman sejarah p ada masa pemerintahan sebelumnya telah memberikan pelajaran, bahwa perpecaha n yang terjadi dimasa Orde Lama, karena adanya perbedaan ideologi politik dan keti dakseragaman persepsiserta pemahaman Pancasila sebagai sumber hukum terting gi di Indonesia.

4. Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan um um, yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara dan memenangkan Pemilu.[ Pada Pemilu 1997 yang merupakan pe milu terakhir masa pemerintahan Orde Baru, Golkar memperoleh 74,51 % dengan p erolehan 325 kursi di DPR, dan PPP memperoleh 5,43 %dengan peroleh 27 kursi. D an PDI mengalami kemorosotan perolehan suara hanya mendapat11 kursi. Hal dise babkan adanya konflik intern di tubuh partai berkepala banteng tersebut, dan PDI pe cah menjadi PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri yang sekarang menjadi

PDIP .Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa pemerintahan Orde Baru telah menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan baik. Apalagi Pemilu berlangsung dengan asas LUBER (langsung, umum, bebas, dan rah asia). Namun dalamkenyataannya Pemilu diarahkan untuk kemenangan salah satu k ontrestan Pemilu yaituGolkar.Kemenangan Golkar yang selalu mencolok sejak Pemil u 1971 sampai dengan Pemilu 1997 menguntungkan pemerintah di mana perimban gan suara di MPR dan DPR didominasi oleh Golkar. Keadaan ini telah memungkinka n Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode, karena pad a masa Orde Baru presiden dipilih oleh anggota MPR. Selain itu setiap pertanggungj awaban, rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu men dapat persetujuan MPR dan DPR tanpa catatan.

(13)

Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah Orde Baru memberikan peran gand a kepada ABRI, yaitu peran Hankam dan sosial. Peran ganda ABRI ini kemudian ter kenal dengan sebutan Dwi Fungsi ABRI. Timbulnya pemberian peran ganda pada A BRI karena adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentar a. Kedudukan TNI dan POLRI dalam pemerintahan adalah sama. di MPR dan DPR mereka mendapat jatah kursi dengan cara pengangkatan tanpa melalui Pemilu. Perti mbangan pengangkatan anggota MPR/DPR dari ABRI didasarkan pada fungsinya s ebagai stabilitator dan dinamisator.Peran dinamisator sebanarnya telah diperankan ABRI sejak zaman Perang Kemerdekaan. Waktu itu Jenderal Soedirman telah melak ukannya dengan meneruskan perjuangan, walaupun pimpinan pemerintahan telah di tahan Belanda. Demikian juga halnya yang dilakukanSoeharto ketika menyelamatka n bangsa dari perpecahan setelah G 30 S PKI, yangmelahirkankan Orde Baru. Bole h dikatakan peran dinamisator telah menempatkan ABRI pada posisiyang terhormat dalam percaturan politik bangsa selama ini.

6. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) adalah referendum yang diadakan pada tahu n 1969 di Papua Barat yang untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Pa pua, antara milik Belanda atau Indonesia. Pemilihan suara ini menanyakan apakah s isa populasi mau bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka. Para wakil y ang dipilih dari populasi dengan suara bulat memilih persatuan dengan Indonesia da n hasilnya diterima oleh PBB, meskipun validitas suara telah ditantang dalam retrosp eksi.

Sebagai bagian dari perjanjian New York , Indonesia sebelum akhir tahun 1969 wajib menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat. Pada awal tahun 196 9, pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan Pepera. Penyelenggaraan Pepera dilakukan 3 tahap yakni sebagai berikut,

· Tahap pertama dimulai pada tanggal 24 maret 1969. Pada tahap ini dilakukan kons ultasi dengan deewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.

· Tahap kedua diadakan pemilihan Dewan Musyawarah pepera yang berakhir pada b ulan Juni 1969.

· Tahap ketiga dilaksanakan pepera dari kabupaten Merauke dan berakhir pada tang gal 4 Agustus 1969 di Jayapura.

Pelaksanaan Pepera itu turut disaksikan oleh utusan PBB, utusan Australia dan utus an Belanda. Ternyata hasil Pepera menunjukkan masyarakat Irian Barat menghenda ki bergabung dengan NKRI. Hasil Pepera itu dibawa ke sidang umum PBB dan pada tanggal 19 November1969, Sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil-hasil Pepera

7. Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)

(14)

maEkaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Panc asila (P4). Untuk mendukung pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang Dasar 19 45secara murni dan konsekuen, maka sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggara kan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat. Penataran P 4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk da n terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukung an yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru. Dan sejak tahun 1985 pemerintah me njadikan Pancasila sebagai asas tunggal dan kehidupan berorganisasi. Semua bent uk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain Pancasila. Menolak Pancasil a sebagai sebagai asas tunggal merupakan pengkhianatan terhadap kehidupan ber bangsa dan bernegara. Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk in doktrinasi ideologi, dan Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem bu daya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan prestasi terting gi Orde Baru, dan oleh karenanya maka semua prestasi lainnya dikaitkan dengan na ma Pancasila. Mulai dari sistem ekonomi Pancasila, pers Pancasila, hubungan indus tri Pancasila, demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Dan Pancasila dianggap memili ki kesakral

Kabijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru

1. Dikeluarkannya beberapa peraturan pada tanggal 3 oktober 1966

 Kebijakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Menerapkan anggaran belanja berimbang (balance budget). Fungsinya adalah untuk mengurangi salah satu penyebab terjadinya inflasi.

 Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sektor produktif, seperti sektor pangan, ekspor, prasarana, dan industri.

 Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri

(rescheduling), serta berusaha untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar negeri baru.

 Menerapkan kebiakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan bagi investor luar untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian Indonesia.

2. Dikeluarkannya peraturan 10 Februari 1967 tentang persoalan harga dan tarif. 3. Dikeluarkannya peraturan 28 Juli 1967. Kebijakan ini dikeluarkan untuk memberikan stimulasi kepada para pengusaha agar mau menyerahkan sebagian dari hasil usahanya untuk sektor pajak dan ekspor Indonesia. 4. Menerapkan UU No.1 Tahun 1967 tentang penanaman modal asing.

5. Mengesahkan dan menerapkan RUU APBN melalui UU no.13 tahun 1967. 6. Pemerintahan Soeharto juga menerapkan kebijakan ekonomi yang

berorientasi luar negeri, yaitu dengan melakukan permintaan pinjaman dari luar negeri.

(15)

International Bank for Rescontruction and Development (IBRD), International Monetary Fund (IMF), International Development Agency (IDA) dan Asian Development Bank (ADB).

Dampak kebijakan ekonomi pada masa Orde Baru dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Dampak Positif

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat konkret.

Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada tahun 1966 telah mencapai lebih dari AS$1.000.

2. Dampak negatif

Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650% setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.

Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, dan antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.

Terciptanya kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial).

Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pemangunan cenderung terpusat dan tidak merata.

(16)

Kebijakan ekonomi pada masa orde baru

1. Dikeluarkannya beberapa peraturan pada 3 oktober 1966

Kebijakan ini antara lain :

 Menerapkan anggaran belanja berimbang (balanced budget). Fungsinya adalah untuk mengurangi salah satu penyebab terjadinya inflasi

 Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sector produktif, seperti sector pangan, ekspor, prasarana dan industry

 Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri

(re-scheduling), serta berusaha untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar negeri baru

 Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan bagi investor luar negeri untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian Indonesia

2. Dikeluarkannya peraturan 10 februari 1967 tentang persoalan harga dan tariff

3. Dikeluarkannya peraturan 28 juli 1967. Kebijakan ini dikeluarkan untuk

memberikan stimulasi kepada para pengusaha agar mau menyerahkan sebagian dari hasil usahanya untuk sektor pajak dan ekspor Indonesia

4. Menerapkan UU no.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing

5. Mengesahkan dan menerapkan RUU APBN melalui UU no.13 tahun 1967

 Soeharto juga menerapkan kebijakan ekonomi yang berorientasi luar negeri, yaitu dengan melakukan permintaan pinjaman dari luar negeri

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan logika fuzzy pada perancangan aplikasi otomasi rumah menggunakan Arduino Uno R3,

Pada halaman sub menu latihan untuk jumlah dan selisih sudut sinus dan cosinus bentuk-bentuk tampilan yang tersedia untuk diisi dengan nilai sudut istimewa sin dan cos terdiri

Grafik-grafik distribusi tegangan hoop pada pipa utama dan pipa cabang yang diperoleh pada orientasi β = 0 o disajikan pada gambar 3 dan 4 untuk rasio diameter pipa

Adapun bentuk wujud kebijakan publik lain yang dapat diambil pemerintah yakni dengan sistem perpajakan yang juga berorientasi kepada potensi dalam hal ini potensi zakat yang

Alat analisis yang digunakan adalah persaaan regresi berganda dengan m et ode kuadrat kecil biasa at au Ordinary Last Square (OLS). Pada penelit ian ini dat a yang

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menjelaskan penerapan metode gabungan tahfidz, wahdah dan sorogan dalam menghafal al- Qur‟an pada siswa kelas IV Madrasah Muhammadiyah

Sistem Informasi Manajemen Pemesanan Alat Pesta Wondho berbasis Web dan Mobile dengan Fitur Realtime Synchronization Method telah berhasil dibuat dengan database firebase

Kegiatan menulis merupakan aktivitas motorik halus dalam buku (Rahyubi, 2012, hlm.. Didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengoordinasikan