• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penerapan E-government Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Penerapan E-government Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

5977

Evaluasi Penerapan

E-government

Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan

Kerangka Kerja Pemeringkatan

E-government

Indonesia (PeGI)

Ridho Fadhlurrahman1, Mochammad Chandra Saputra2, Admaja Dwi Herlambang3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1frahman.ridho@gmail.com, 2andra@ub.ac.id, 3herlambang@ub.ac.id

Abstrak

Pengembangan e-government merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan birokrasi yang terbuka, bersih dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi. Komitmen pengembangan e-government dijelaskan dalam Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-government. Sebagai bagian dari instansi pemerintah di Indonesia, Pemerintah Kota Batu juga mulai menerapkan e-government untuk memaksimalkan kinerja pemerintahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penerapan e-government di lingkungan Pemerintah Kota Batu dengan melakukan studi kasus di Dinas Kominfo, Bapelitbangda dan Dinas Pertanian Kota Batu. Penilaian dilakukan menggunakan kerangka kerja Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) yang fokus pada dimensi kebijakan dan dimensi perencanaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil analisis, penerapan e-government pada dimensi kebijakan di Dinas Kominfo berada pada kategori baik, Bapelitbangda berada pada kategori sangat kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang. Sedangkan pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang, Bapelitbangda berada pada kategori kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori kurang Dari hasil penelitian tersebut kemudian disusun rekomendasi perbaikan layanan e-government untuk mencapai kondisi pelaksanaan dengan kategori sangat baik berdasarkan kerangka kerja PeGI.

Kata kunci: e-government, PeGI, pemanfaatan TIK

Abstract

The development of e-government is one form of government efforts to create an open, clean and accountable bureaucracy by utilizing information technology. Commitment on e-government development is stated in Presidential Instruction No. 3 of 2003 on National Policy and Strategy of E-government Development. As part of E-government agencies in Indonesia, Batu City Government began implementing e-government to maximize the performance of its government. This study aims to assess the application of e-government in the Batu City Government by studying three Batu City Government division, which are Communications and Informatics Service, Regional Development Planning, Research and Development Agency and Agricultural Service. The Assessment was conducted by using the Indonesia e-Government Ranking Framework (PeGI) which focuses on policy dimensions and planning dimensions. The research methodology used is qualitative descriptive by using questionnaire for data collection, interview, and observation. Based on the results, it was found that the implementation of e-government in the policy dimension in Communications and Informatics Service is in the good category, Regional Development Planning, Research and Development Agency is in very less category and the Agricultural Service is in very less category. While in the planning dimension, the Communications and Informatics Service is in the less category, Regional Development Planning, Research and Development Agency is in the less category and the Agricultural Service is in the less category. From the results of the study then prepared recommendations for improvement of e-government services to achieve conditions of implementation with very good category based on the PeGI framework.

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

1. PENDAHULUAN

E-government merupakan penerapan serangkaian proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memungkinkan kelancaran informasi lintas program dan sektor pemerintah, tujuannya agar pemerintah menjadi lebih tanggap dalam memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat (Rubel, 2013). Kesuksesan penerapan e-government membutuhkan perubahan yang fundamental mulai dari cara kerja pemerintahan sampai bagaimana pelayanan pemerintah terhadap masyarakat.

Penerapan e-government adalah upaya pemerintah untuk mengadakan lingkungan birokrasi yang terbuka, bersih dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi. Inisiatif pelaksanaan e-government oleh pemerintah dimulai dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika), yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintahan menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Kemudian, pada tahun 2003, dikeluarkan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-government, dimana presiden mendorong agar setiap instansi pemerintah di Indonesia mulai merancang dan merencanakan strategi e-government di lingkungan pemerintahannya.

Pemerintah Kota Batu, sebagai bagian dari instansi pemerintahan Indonesia mulai melaksanakan perbaikan terhadap kinerja pemerintahannya sejalan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yaitu menata ulang, mengubah, memperbaiki dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih efisien, efektif dan produktif. Namun, pada pengukuran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP), selama 2 tahun (2016-2017) berturut turut Kota Batu menempati peringkat terakhir dari 38 kota di Provinsi Jawa Timur, pengukuran ini menunjukkan bahwa pencapaian kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Batu belum berjalan maksimal akibat koordinasi antara elemen pemerintah yang lemah, ketidak sesuaian agenda agenda dinas daerah dengan RPJMD yang telah disusun dan penataan anggaran pemerintah yang tidak detail. Hal ini mendorong pemerintah Kota Batu untuk

segera memperbaiki proses kerja pemerintahannya, salah satunya dengan memaksimalkan penerapan e-government di setiap SOPD di Kota Batu. Dengan harapan, penerapan e-government dapat memperbaiki kinerja pemerintah menjadi efektif, efisien dan produktif secara menyeluruh.

Untuk mengetahui sejauh mana penerapan e-government dalam lingkup Struktur organisasi perangkat daerah (SOPD) di Kota Batu, diperlukan penilaian dan analisis bagaimana penerapan teknologi informasi telah dilakukan. Penilaian dilakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas kominfo) Kota Batu, Bapelitbangda Kota Batu dan Dinas Pertanian Kota Batu. Dinas Kominfo dipilih karena dinas ini sudah seharusnya menjadi leader section dalam penerapan smart city bagi dinas dinas lain di Kota Batu. Sedangkan Dinas Pertanian dipilih karena sesuai dengan visi dan misi Kota Batu untuk memajukan sektor pertanian sebagai sentra pariwisata internasional, tentunya e-government yang baik akan menunjang pencapaian visi tersebut dan Bapelitbangda dipilih karena Badan ini bertugas dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah, termasuk perencanaan penerapan e-government di Kota Batu.

Penilaian dilakukan menggunakan kerangka kerja Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) yang keluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (KEMKOMINFO). Kerangka kerja ini dipilih karena kerangka kerja ini digunakan oleh pemerintah untuk menilai bagaimana penerapan e-government di lembaga pemerintah Indonesia telah dilakukan. Hasil penilaian digunakan untuk mengetahui capaian dan kelemahan dalam mengimplementasikan e-government di Kota Batu.

(3)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya masyarakat tradisional yang kurang terlayani.

Dalam Intruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-government, disebutkan bahwa pengembangan e-government merupakan upaya untuk menyelenggarakan pemerintahan berbasis elektronik dan meningkatkan pelayanan publik agar efektif dan efisien.

Kajian Pustaka

Penelitian untuk menilai penerapan e-government menggunakan kerangka kerja PeGI di suatu instansi pernah dilakukan oleh Alusi dan Sensuse (2013). Dalam penelitian tersebut, peneliti menyusun strategi penerapan e-government untuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dari hasil penilaian, didapat nilai penerapan e-government

di LAPAN adalah 1,88 yang berarti “kurang”.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, disusun strategi implementasi e-government di LAPAN untuk bisa diterapkan selanjutnya. Strategi ini disusun berdasarkan 5 dimensi yang terdapat di kerangka kerja PeGI.

Razak (2013) melakukan penilaian penerapan e-government pada Kementerian Pertanian RI. Hasil dari penilaian didapatkan bahwa nilai penerapan e-government di Kementerian Pertanian RI adalah 2,63 yang

berarti “Baik”. Dari penilaian tersebut, peneliti menyusun strategi penerapan e-government untuk Kementerian Pertanian RI untuk setiap sub dimensi dari setiap dimensi yang ada di dalam PeGI.

Pemeringkatan e-government Indonesia

Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMKOMINFO) untuk mengetahui peta kondisi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia. Dengan harapan, meningkatnya implementasi TIK di lembaga pemerintah diseluruh Indonesia. PeGI bertujuan untuk menyediakan acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah, memberikan dorongan bagi peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang dan obyektif dan mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional. Terdapat 5 dimensi pengukuran penerapan e-government di dalam kerangka

kerja PeGI yaitu kelembagaan, kebijakan, perencanaan, aplikasi dan infrastruktur dan 35 sub dimensi. Penelitian ini akan membahas penilaian pada dimensi kebijakan dan dimensi perencanaan. Keseluruhan dimensi dan sub dimensi pada dimensi kebijakan dan perencanaan disusun dalam Tabel 1 (Romayah dkk, 2014).

Tabel 1 Sub Dimensi pada Dimensi Kebijakan dan Perencanaan

Dimensi Sub Dimensi

Kebijakan

Manajemen/Proses Kebijakan TIK

Visi dan Misi TIK

Strategi Penerapan Kebijakan Pedoman

Peraturan

Keputusan Instansi Skala Prioritas TIK

Evaluasi/Manajemen Risiko TIK

Perencanaan

Pengorganisasian/Fungsi Sistem Perencanaan Dokumentasi Master Plan Implementasi Master Plan Anggaran/ Pembiayaan

2. METODOLOGI

Studi literatur

Validasi kuisioner PeGI Mulai

Pengumpulan data (penyebaran kuisioner, wawancara, observasi, pengolahan data)

Analisis penerapan e-government

Menyusun rekomendasi

Kesimpulan

Selesai

(4)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Alur penelitian disajikan dalam Gambar 1.

Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur untuk memperdalam wawasan mengenai e-government, seperti sejauh mana penerapan e-government telah dilakukan di Indonesia dan bagaimana penerapan e-government di Pemerintah Kota Batu, produk-produk hukum yang berlaku yang berkaitan dengan e-government, kondisi pemerintahan Kota Batu, penerapan teknologi informasi dalam pemerintahan Kota Batu dan sebagainya. Studi literatur juga dilakukan untuk mendalami kerangka kerja PeGI yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data menggunakan kusioner PeGI yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika. Narasumber dipilih menggunakan teknik purposive sampling dimana kuisioner diberikan kepada orang orang yang dianggap tahu dan memahami tata kerja dan pelaksanaan e-government di lingkungan kerjanya. Validasi kuisioner dilakukan untuk menguji keterbacaan setiap pertanyaan dalam kuisioner PeGI.

Setiap pertanyaan dalam kuisioner PeGI memiliki bobot penilaian yang sama dalam skala 1-4, karena setiap pertanyaan saling mendukung satu sama lain. Kelompok hasil penilaian di tampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori Penilaian dalam PeGI

Nilai Keterangan

≤4,00 dan ≥ 3,60 Sangat Baik

< 3,60 dan ≥ 2,60 Baik

< 2,60 dan ≥ 1,60 Kurang < 1,60 dan ≥ 1,00 Sangat Kurang

Setelah kuisioner dibagikan kepada narasumber pada setiap SOPD yang diteliti di Pemerintah Kota Batu, kemudian dilakukan analisis dan pengolahan data. Proses analisis dari hasil kuisioner dilakukan berdasarkan pedoman penilaian yang ada didalam PeGI dengan nilai antara 1-4.

Berdasarkan hasil penilaian, kemudian disusun rekomendasi perbaikan e-government di lingkungan Dinas Kominfo, Balitbangda dan Dinas Pertanian pada dimensi kebijakan dan perencanaan. Rekomendasi perbaikan layanan e-government disusun berdasarkan kerangka kerja PeGI untuk mendapatkan nilai penerapan e-government di kategori sangat baik.

3. HASIL

Hasil penilaian setiap SOPD disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2 Hasil Penilaian Dimensi Kebijakan

Dimensi Kebijakan

Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada dimensi kebijakan, Dinas Kominfo mendapatkan nilai pada kategori baik. Penilaian untuk Bapelitbangda berada pada kategori sangat kurang dan pada Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang.

Dimensi Perencanaan

Gambar 3 Hasil Penilaian Dimensi Perencanaan

Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang. Penilaian untuk Bapelitbangda berada pada kategori kurang dan pada Dinas Pertanian berada pada kategori kurang.

4. PEMBAHASAN

Penerapan e-government di Dinas Kominfo, Bapelitbangda dan Dinas Pertanian untuk dimensi kebijakan dan perencanaan dibahas sebagai berikut.

Dimensi Kebijakan

Dari hasil penilaian menggunakan kerangka kerja PeGI untuk dimensi kebijakan, Dinas

0 1 2 3 4

Dinas Kominfo Bapelitbangda Dinas Pertanian

0 1 2 3 4

(5)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Kominfo berada pada kategori nilai kurang, sedangkan Balitbangda berada pada kategori nilai sangat kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori nilai kurang. Dinas Kominfo sudah memiliki kebijakan penerapan e-government dalam mendukung proses bisnis Pemerintah Kota Batu, yang tertuang didalam Perwali No.78 Tahun 2018, yang didukung dengan adanya strategi penerapan, keputusan instansi, peraturan dan skala prioritas. Namun, belum ada Rencana Induk yang berisi strategi penerapan TIK secara menyeluruh. Pada Dinas Pertanian, belum ada penerapan kebijakan TIK yang baku dan diterapkan secara mandiri, kebijakan TIK saat ini hanya mengikuti arahan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Kominfo atau institusi lain yang berhubungan secara vertikal dengan Dinas Pertanian, contohnya Kementerian Pertanian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, penerapan kebijakan di Balitbangda Kota Batu condong bersifat vertikal, dimana permintaan pembuatan kebijakan dapat berubah sewaktu waktu, sehingga penerapan kebijakan belum bisa berjalan dengan konsisten.

Dimensi Perencanaan

Untuk penilaian pada dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori nilai baik. Balitbangda berada pada kategori nilai kurang dan Dinas Pertanian berada pada kategori nilai kurang. Secara keseluruhan Dinas Kominfo telah memiliki perencanaan TIK yang baik, yang dapat dilihat dalam Perwali no.78 tahun 2016 tentang Master Plan Batu Smart City, namun dalam pelaksanaannya, masih banyak hal yang perlu dibenahi, seperti belum adanya Rencana Induk TIK. Hal yang perlu menjadi perhatian terutama bagi Pemerintah Kota Batu adalah belum adanya Rencana Induk TIK, walaupun Master Plan Batu Smart City sudah dijalankan. Rencana Induk TIK perlu disusun agar pengelolaan dan penerapan TIK dapat dilakukan secara menyeluruh di seluruh SOPD Kota Batu. Tanpa adanya Rencana Induk TIK, pengembangan penerapan TIK di lingkungan pemerintah cenderung berjalan sendiri sendiri dan tidak terintegrasi akibat kurangnya koordinasi pengembangan TIK antar satuan kerja.

5. REKOMENDASI

Rekomendasi yang diusulkan dalam lingkup dimensi kebijakan adalah:

 Menyusun mekanisme kebijakan yang baku dengan strategi yang jelas dan dilaksanakan dengan baik dan konsisten.

 Memperbaharui visi misi agar penerapan TIK menjadi prioritas dan menjadikan visi misi sebagai acuan dalam penerapan TIK.

 Menyusun strategi penerapan TIK secara menyeluruh bersama seluruh SOPD dan mengeluarkan Rencana Induk TIK agar pelaksanaan penerapan TIK tidak lagi sendiri sendiri dan lebih terintegrasi di seluruh unit pemerintah.

 Melaksanakan evaluasi penerapan TIK secara berkala dan terstruktur.

Rekomedasi yang diusulkan dalam lingkup dimensi perencanaan adalah:

 Melakukan kegiatan perencanaan TIK dengan melibatkan seluruh stake holder, dengan evaluasi yang dilakukan secara periodik.

 Melakukan koordinasi dengan seluruh SOPD dalam menyusun kebutuhan dan pengembangan TIK di Pemerintah Kota Batu.

 Menyusun dokumentasi master plan dengan unsur unsur yang terdapat di dalam PeGI.

 Menyusun rencana kerja sebagai tindak lanjut master plan dengan rencana kerja yang detil dan terdokumentasi dengan evaluasi yang dilakukan secara periodik.

6. KESIMPULAN

Dari hasil penilaian penerapan e-government di 3 Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Kota Batu yaitu Dinas Kominfo, Bapelitbangda dan Dinas Pertanian menggunakan kerangka kerja PeGI, didapatkan simpulan bahwa hasil penilaian penerapan e-government untuk dimensi kebijakan, Dinas Kominfo berada pada kategori baik. Bapelitbangda berada pada kategori sangat kurang. dan Dinas Pertanian berada pada kategori sangat kurang. Sedangkan untuk dimensi perencanaan, Dinas Kominfo berada pada kategori kurang. Bapelitbangda berada pada kategori kurang. dan Dinas Pertanian berada pada kategori kurang.

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

7. DAFTAR PUSTAKA

Aji, Ari Punka. 2017. Perwali Nomor 63 Tahun 2017 Sebagai Evaluator Sakip. [online], tersedia di:

http://website.batukota.go.id/berita- 2280-perwali-nomer-63-tahun-2017-sebagai-evaluator-sakip- [Diakses pada 5 Juni 2018]

Alusi, Fahmi & Sensuse, D.I. 2014, Penyusunan Strategi E-government Berbasis Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (Pegi) Di Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional. Journal of Information Systems. Volume 10, Issue 1, April 2014. Universitas Indonesia. Depok. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi. 2011. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 11 Tahun 2011 tentang Indikator Keberhasilan Reformasi Birokrasi. Jakarta.

Lanvin, Bruno. 2002. The E-government Handbook for Developing Countries. The World Bank.

Presiden Republik Indonesia. 2001. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2003. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-government. Instruksi Presiden. Jakarta. Razak, Armilawaty. 2013. Strategi Pengembangan E-government Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-government Indonesia (PeGI): Studi Kasus Kementerian Pertanian Indonesia. Tesis. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia. Depok.

Romayah, S., Suroso, A.I. & Ramadhan, A. 2014, Evaluasi Implementasi Egovernment di Instansi XYZ. Jurnal Aplikasi Manajemen. Tersedia di http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/ article/view/711/686 [Diakses pada 4 Juni 2018]

Rubel, Thom. 2013. Smart Government:

Gambar

Tabel 1 Sub Dimensi pada Dimensi Kebijakan dan Perencanaan
Gambar 3 Hasil Penilaian Dimensi Perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

kendali penanggan banjir dengan sistem elektronik data proses yang menjadi peranan utamanya adalah sumber power listrik arus kuat yang ada, sistem kontrol motor

Mengingat seluruh proses lelang jabatan yang diselenggarakan bagi seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk mengisi jabatan eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah

bulu mata palsu bagian atas. Namun pengaplikasian eyeliner kurang tepat, karena kurang dapat mengkoreksi bentuk mata menjadi ideal. Nilai tersebut tergolong nilai

Menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Kotamobagu. Penyusunan program- program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana yang dibiayai oleh daerah

Variabel interest pada penelitian ini yaitu PKH menunjukkan hasil yang bermakna dengan nilai OR 1,23 kali terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk bersalin

Sebagian besar metode klasifikasi sentimen media sosial saat ini menilai polaritas sentimen terutama berdasarkan konten tekstual, dan model yang digunakan pada penelitian

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap dapat menjelaskan sedikit gambaran dari Analisis Pengaruh Penerapan Relationship Marketing

Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan para ibu tidak ragu memberikan ASI eksklusif pada bayinya, para ibu pekerja bisa menyimpan ASIP nya di cooler bag atau