1
ANALISIS KONSEP DAN PENERAPAN GREEN IT
DALAM UPAYA PENGGUNAAN TEKNOLOGI
YANG SEHAT PADA PEMERINTAH
KOTA PRABUMULIH
M.Faris adiwisastra
1, Fatoni
2, Febriyanti Panjaitan
3Mahasiswa Teknik Informatika1, Dosen Fakultas Ilmu Komputer2,3
faris.sastra@gmail.com1,Fatoni@binadarma.ac.id2, febriyanti_panjaitan@binadarma.ac.id3
Abstract. The concept of environmentally friendly activities in daily activities that have been known for a campaign Go Green / Green Life becomes one of the manifestations of consciousness for all elements of society to care about their environment. One embodiment among many environmentally friendly program that focuses padaproduksi and utilization of information and communication technology devices and infrastructure is Green IT .. Transportation Agency Government Communications and Information Technology Prabumulih have a problem where the lack of implementation of Green IT in the Office of Government Communications and Information Technology Transportation Prabumulih where one of them is there are computers that still use the monitor type tube (CRT) which monitors the use of the capacity of larger power and heat generation is high enough, then use a printer that is not centralized or not based print server where each PC using the printer while the network device or LAN already installed, so that it resulted in the waste of electrical energy consumption.
Keyword: analysis, concept, implementation, green IT
Abtrak. Konsep kegiatan ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari yang telah dikenal
dengan kampanye Go Green / Green Life menjadi salah satu bentuk perwujudan kesadaran bagi setiap elemen masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya. Salah satu perwujudan diantara banyak program ramah lingkungan yang menitik beratkan padaproduksi serta pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi serta infrastrukturnya adalah
Green IT.. Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih memiliki permasalahan dimana
belum adanya penerapan Green IT di Kantor Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih dimana salah satunya adalah masih ada perangkat komputer yang masih menggunakan monitor jenis tabung (CRT) dimana monitor tersebut menggunakan kapasitas daya yang lebih besar serta menghasilkan panas yang cukup tinggi , kemudian penggunaan printer yang belum terpusat atau belum berbasis print server dimana masing-masing PC mengunakan printer sedangkan perangkat jaringan atau LAN sudah terpasang, sehingga hal tersebut mengakibatkan pemborosan pemakaian energi listrik .
Keyword : analisis, konsep, penerapan, green IT 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi telah berhasil memudahkan manusia
dalam berbagai seperti : berkomunikasi, bekerja, belajar , berbisnis, berbagi serta
memudahkan aktifitas lain dalam
kesehariannya. Dishub Kominfo
2
permasalahan dimana belum adanya penerapan Green IT di Kantor Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih dimana salah satunya adalah masih ada
perangkat komputer yang masih
menggunakan monitor jenis tabung
(CRT) dimana monitor tersebut
menggunakan kapasitas daya yang lebih besar serta menghasilkan panas yang cukup tinggi ,kemudian penggunaan printer yang belum terpusat atau belum berbasis print server dimana
masing-masing PC mengunakan printer
sedangkan perangkat jaringan atau LAN sudah terpasang, sehingga hal tersebut mengakibatkan pemborosan pemakaian energi listrik serta seringnya pengguna. Seringkali, hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan dan digunakan sebagai alat pemasaran. Pengguna komputer juga
berbicara tentang hal yang dapat
mengurangi emisi karbon untuk dapat memperlambat pemanasan global dan
yang benar-benar berarti adalah
bagaimana menemukan cara untuk
mengurangi kenaikan listrikPentingnya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Konsep dan
Penerapan Green IT Dalam Upaya Penggunaan Teknologi yang sehat Pada Pemerintah Kota Prabumulih”.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih sebagai penunjang visi yang ingin dicapai, agar dapat memberikan langkah yang tepat dalam efektifitas pemanfaatan
Green IT sehingga kelestarian alam pada
kaitannya dengan kemajuan dan
pemanfaatan perangkat Teknologi
Informasi dapat dijaga oleh seluruh pihak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
1. Bagaimana mendapatkan hasil
observasi atau pengamatan sistem yang sedang berjalan serta solusi dalam menerapkan sistem Green IT seperti perangkat keras (hardware) dan infrastruktur jaringan komputer
di kantor Dishub Kominfo
Pemerintah Kota Prabumulih.
2. Bagaimana melakukan optimalisasi
pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi daya dan menghemat sumber daya alam lainnya untuk mendapat suatu model / konsep
Green IT yang ideal di kantor
Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini
adalah menganalisa sejauh mana
penerapan Green IT yaitu dari segi perangkat hardware dan standarisasinya dan dari sisi perilaku pemanfaatan
perangkat elektronik dengan
menggunakan metode action research dan upaya penggunaan teknologi Green
IT pada Dishub Kominfo Pemerintah
Kota Prabumulih dari dua sudut pandang pelaku yang berbeda, yaitu dari sisi pemerintah kota Prabumulih selaku regulator dan pelaksana, serta dari sisi
user atau pemakai yaitu pengguna yang
memanfaatkan perangkat teknologi
informasi dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Pnelitian
Tujuan dari penelitian adalah
ingin mengetahui sejauh mana
pemanfaatan Green IT dalam upaya penggunaan teknologi yang sehat pada Kantor Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih.
3
1.4.2 Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat menggambarkan kondisi IT
jaringan Infrastructure dan IT
Human Resource di Kantor Dishub
Kominfo Pemerintah Kota
Prabumulih.
2. Dapat dijadikan sebagai landasan
penyusunan rencana strategi dalam penerapan Green IT yang lebih efektif dan efisien
2. METODOLOGI PENELITIAN Menurut Kock (2007:45), Metode Action Research merupakan penelitian tindakan. Pendekatan ini dilakukan
sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien. Metode Action
research dibagi dalam beberapa tahapan,
yaitu :
1. Tahap pertama (diagnosing)
Pada tahap ini peneliti
mengidentifikasi kendala atau
permasalahan yang dihadapi adalah peningkatan konsumsi daya listrik yang perlu dicermati bagi setiap elemen masyarakat terutama pada
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Prabumulih tentunya apabila komputasi tidak dilakukan secara bijak maka hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor pembentukan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada
pemanasan global (global
warming).
2. Tahap kedua (action planning)
Peneliti memahami pokok masalah yang ada kemudian dilanjutkan
denganmenyusun rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada, pada tahap ini
penulis memasuki tahapan
persiapan langkah-langkah
observasi atau pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan seperti pengamatan pengunaan perangkat
keras (hardware) , desain
infrastruktur jaringan serta cara penggunaan energi listrik oleh user atau pemakai.
3. Tahap ketiga (action taking)
Peneliti melakukan rencana
tindakan dengan melakukan
observasi atau pengamatan serta solusi dalam menerapkan sistem
Green IT seperti perangkat keras
(hardware) dan infrastruktur
jaringan komputer di kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih serta
melakukan optimalisasi
pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi daya dan menghemat sumber daya alam lainnya untuk mendapat suatu model / konsep
Green IT yang ideal.
4. Tahap keempat (evaluating)
Setelah mendapatkan hasil
pengamatan atau observasi maka di lakukan analisis hasil serta usulan suatu model / konsep Green IT
sebagai bahan evaluasi hasil
penelitian yang didapat.
5. Tahap kelima (learning / reflecting)
Setelah semuanya selesai, maka
tahap akhir adalah peneliti
melaksanakan review tahap demi tahap kemudian penelitian ini dapat
4
mempertimbangkan untuk tindakan kedepan.
2.1 Arsitektur Jaringan Komputer
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal, penulis mendapatkan informasi yaitu arsitektur jaringan di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kota Prabumulih
menggunakan topologi star dan topologi
infrastruktur untuk jaringan wireless.
Pada topologi star, masing-masing komputer atau client terhubung secara langsung ke jaringan melalui switch hub yang berjumlah 16 port. Keunggulan dari topologi tipe star ini adalah banyak sekali diantaranya memudahkan admin dalam mengelola jaringan, memudahkan dalam penambahan komputer atau client , kemudahan mendeteksi kerusakan dan
kesalahan pada jaringan. Sedang
topologi jaringan wireless menggunakan
topologi infrastruktur dimana
menggunakan access point sebagai pusat jaringan wireless atau hotspot yang terhubung langsung pada perangkat
switch hub. Adapun gambar topologi
jaringan yang sedang berjalan yang seperti pada Gambar 3.2
PC Proxy 192.168.1.1/24 Switch INTERNET IP Address 192.168.1.101 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.102 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.103 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.104 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.105 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.106 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.108 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 IP Address 192.168.1.107 Subnet Mask 255.255.2525.0 Gateway 192.168.1.1 ACCESS POINT Hotspot2 (IP 192.168.1.3) ACCESS POINT Hotspot1 (IP: 192.168.1.2)
Gambar 3.2 Topologi Jaringan komputer yang sedang berjalan
Dari Gambar topologi diatas dapat diperoleh informasi bahwa di
kantor Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kota Prabumulih
memiliki jumlah komputer tetap sebanyak 10 unit dengan spesifikasi
bervariasi serta memiliki 2 buah
perangkat access point yang terdapat pada salah satu ruangan dan lobby
kantor. Kantor Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota
Prabumulih juga sudah menggunakan komputer server atau gateway sebagai pintu gerbang akses internet, dimana masing-masing posisi client dan access
point langsung terhubung pada perangkat switch hub. Perangkat Access Point yang
digunakan langsung terhubung ke sebuah
switch hub sebagai perantara laptop atau
notebook yang digunakan oleh sebagian besar karyawan dan staff kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih.
Pengalamatan yang digunakan pada jaringan Local Area Network (LAN) di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Prabumulih adalah menggunakan kelas C dengan memakai
network 192.168.1.0/24 dengan
menggunakan default subnet mask
255.255.255.0.
3.
HASIL
Setelah melakukan proses
observasi, studi literatur dan wawancara, dilakukan proses analisis lingkungan
terhadap objek penelitian di kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih. Adapun hasil observasi dilakukan di beberapa area yang digunakan sebagai objek observasi adalah:
1. Ruang kerja karyawan
2. Ruang Server dan Infrastruktur
Jaringan Komputer
1. Ruang Kerja Karyawan
5
pimpinan sebagian besar menggunakan komputer PC serta laptop. Penggunaan
laptop di lingkungan kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih di
implementasikan dengan pertimbangan efisiensi daya, mobilitas serta perawatan
laptop oleh pengguna tersebut.
Komputer PC atau desktop di lingkungan
kerja kantor Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota
Prabumulih masih ada yang
menggunakan layar monitor jenis tabung atau CRT dan ada juga layar monitor yang menggunakan jenis LCD / LED . Penggunaan monitor jenis tabung atau biasa lebih dikenal dengan monitor tipe CRT biasanya memakan konsumsi listrik
yang cukup besar dibandingkan
menggunakan monitor jenis LCD / LED
sehingga sangat disarankan
menggunakan power management atau
fasilitas screen saver jika tidak
digunakan. Pengaturan pada Power
Management memungkinkan ketika dalam keadaan idle, semua sistem akan
di non-aktifkan, hal ini berarti
penghematan daya. Kemudian dari hasil pengamatan , sering ditemukan komputer atau laptop bahkan printer menyala saat tidak digunakan , hal menyebabkan suhu atau panas yang dihasilkan perangkat tersebut serta meningkatnya konsumsi listrik sehingga biaya yang dikeluarkan tagihan listrik juga meningkat.
Gambar 1
Ruang kerja karyawan
Masing-masing komputer di
lingkungan kantor belum menggunakan UPS. Dalam observasi yang dilakukan di
lingkungan kantor Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota
Prabumulih ada beberapa komputer yang
berbasis PC menggunakan kartu Graphis
jenis Pci Ekspres dengan kapasitas Ram sebesar 2 Gbyte ,hal ini mengakibatkan pemakaian listrik yang cukup besar hal
ini dikarenakan VGA Card
menggunakan daya listrik yang cukup besar sekitar 100-150 watt. Serta boros dalam segi biaya dikarenakan harganya yang mahal. Dalam segi pemanfaatan untuk lingkungan kerja apalagi dalam
instansi pemerintahan ,penggunaan
hardware kartu graphis dengan kapasitas memory yang besar belum dibutuhkan
atau belum ada manfaat yang bisa gunakan, penggunaan VGA Onboard yang sudah tersedia secara cuma-cuma pada motherboard dapat digunakan dengan sangat baik untuk aplikasi perkantoran dan pengolahan video serta
hemat penggunaan energi listrik
dikarenakan VGA Onboard
menggunakan sumber daya listrik yang
sangat rendah dibandingkan
menggunakan kartu Graphis jenis PCI Ekspress.
Hasil observasi lainnya masih belum dimanfaatkan sistem jaringan yang terpasang dengan menggunakan sistem print server atau print sharing, hal ini dapat diamati dimana sebagaian printer terpasang pada masing-masing meja karyawan sehingga penggunaaan printer menjadi tidak efisien serta dalam sisi green computing sangat boros penggunaan energi listrik serta limbah pembuangan tinta pada masing-masing printer.
Hasil observasi penggunaan
laptop di kantor Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota
6
menggunakan power saving settingsehingga laptop menyala terus jika tidak digunakan kemudian perangkat bluetooth dan wi-fi pada laptop yang terus menyala saat tidak digunakan, serta seringnya menggunakan tingkat kecerahan layar atau backlight yang cukup tinggi sehingga menyebabkan boros energi listrik dan battery.
Gambar 4.2 Ruang Kerja Kepala KOMINFO
Dalam segi pengiriman data di
kantor Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kota Prabumulih sudah menerapkan sistem green IT yaitu menggunakan file elektronik berupa email , tidak menggunakan cara lama atau konvensional seperti pengiriman surat karena menghindari penggunaan
kertas atau biasa disebut dengan
paperless method untuk mengurangi sampah carbon footprint serta limbah tinta.
Penggunaan media
penyimpanan data di kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih sering menggunakan USB Flash Disk dan
Harddisk Eksternal, penggunaan
perangkat tersebut memang lebih praktis tetapi sering bermasalah seperti terserang
virus, rusak, hilang dan sebagainya, dalam segi green computing, perangkat tersebut menggunakan daya listrik agar bisa beroperasi dan jika mengalami kerusakan kecil kemungkinan untuk bisa diperbaiki sehingga akan menjadi limbah yang menpengaruhi lingkungan. Solusi
permasalahan tersebut dapat
mengggunakan sistem penyimpanan
online dimana penyimpanan online lebih hemat biaya, dapat diakses dari mana saja asal terkoneksi ke internet, lebih aman, dan bebas limbah. Salah satu penyimpanan online yang gratis adalah Google Drive yang dapat digunakan dengan menggunakan akun gmail dengan kapasitas 5 GB.
2. Ruang Server dan
Infrastruktur Jaringan
Hasil observasi server proxy dan
data center di kantor Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota
Prabumulih terdapat di satu tempat yaitu ruang server. Pada ruangan server terdapat server proxy dan data center menggunakan sistem pendingin yang belum mampu bekerja secara otomatis menyesuaikan kondisi atau suhu sekitar ruangan dikarenakan belum diterapkan
environment monitoring system (EMS)
kemudian terdapat genset sebagai
cadangan daya ketika jaringan listrik mati atau jika tegangan listrik turun. Penggunaan UPS terletak pada server
dan perangkat penting lainnya,
sedangkan pada perangkat lain seperti komputer tidak diberikan UPS.
7
Gamabar 2 Area ruang serverEnvironmental Monitoring System
adalah suatu perangkat yang mampu
melakukan monitoring kondisi
lingkungan disekitarnya. Biasanya
perangkat ini digunakan pada area atau industri dimana perubahan lingkungan akan sangat memperngaruhi kinerja dari industri tersebut. Di bidang teknologi informasi, perangkat ini merupakan perangkat wajib untuk server room, atau pada cakupan yang lebih luas adalah data center. Biasanya perusahaan atau instansi sering terlalu terpaku pada sisi security dan performance dari perangkat yang ada di data center. Firewall, IPS, antispam merupakan perangkat wajib yang ada disuatu data center terkait dengan
security, sedangkan load balancer, blade
server akan menjadi fokus jika
performance menjadi suatu keharusan untuk menunjang bisnis perusahaan. Tapi sering kali kita lupa hal yang paling mendasar agar SLA tetap terjaga;
physical infrastructure. Sering terlihat
perangkat server atau jaringan seharga ratusan juta (bahkan milyar) hanya diletakkan disuatu ruangan yang hanya dilengkapi dengan AC split rumahan.
Rekomendasi umum untuk
sebuah server agar dapat beroperasi berkisar di antara 10 sampai dengan 28 derajat Celcius, tetapi agar dapat bekerja optimal suhu terbaik yang disarankan
antara 20 sampai dengan 21 derajat Celcius. Apa yang terjadi bisa kondisi suhu diatas tidak terpenuhi. Pertama tama adalah hilangnya garansi dari perangkat yang dimiliki. Kedua adalah turunnya performance secara signifikan bahkan sampai disuatu titik dimana servermenjadi hangat dan kemudian cras
h.
Hasil observasi infrastruktur
jaringan komputer di kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih, hasil yang
diperoleh adalah dimana jaringan
komputer yang terpasang sebagian masih menggunakan installasi kabel jaringan LAN . Penggunaan kabel UTP pada jaringan LAN rentan terhadap kerusakan seperti digigit oleh binatang pengerat sehingga kabel tersebut harus diganti dengan yang baru. Secara tidak langsung kabel yang rusak tersebut akan menjadi limbah logam , hal ini dikarenakan kabel
tersebut menggunakan bahan-bahan
logam yang berbahaya dari struktur kabel tersebut. Adapun solusi permasalahan tersebut adalah penggunaan jaringan wireless atau tanpa kabel yang lebih efektif dan efisien. Yang dapat dilahat pada gambar 3.
Gambar 3 Kondisi Kabel jaringan
komputer
Dari aspek pengetahuan pada lingkungan kantor dinas perhubungan
8
Dinas Perhubungan Kominukasi dan Informatika Kota Prabumulih,faktor yang perlu diperhatikan untuk penerapan
green IT adalah infrastruktur dan sumber
daya manusia serta regulasi. Sistem paperless juga sudah dimanfaatkan oleh KOMINFO Kota Prabumulih dengan menggunakan sistem e-office, adapun salah sistem paperless yang berhasil
diimplementasikan adalah Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dimana LPSE terjadi resistensi ketika LPSE pertama kali diimplementasikan oleh KOMINFO Kota Prabumulih dari beberapa rekanan. Kurangnya SDM dengan spesialisasi IT di lingkungan KOMINFO Prabumulih menjadi kendala dalam pengembangan LPSE yang dapat dilahat berdasarkan pada Gambar 4.7.
Gambar 4 Penerapan LPSE 3.1 PEMBAHASAN
Adapun strategi solusi
pengembangan sistem green IT pada perangkat keras komputer dan topologi jaringan komputer di lingkungan kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Prabumulih adalah sebagai berikut :
1. Perlunya mengganti beberapa
komponen atau perangkat komputer yang masih menggunakan tipe monitor CRT dengan menggunakan layar LCD / LED yang lebih praktis, hemat daya listrik dan hemat tempat.
3. Menggunakan kartu Graphis atau
VGA yang telah disediakan oleh
motherboard atau Onboard sehingga lebih hemat energi listrik dari pada
menggunakan kartu graphis yang
berjenis card tambahan yang notabene menggunakan daya listrik yang jauh lebih besar serta urgensi penggunaan kartu graphis belum terlalu dibutuhkan di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Prabumulih.
4. Solusi pengembangan topologi star
ke topologi infrastruktur,Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada
jaringan wireless. Access point
mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access
point dapat memperluas jangkauan dari
WLAN. Penggunaan kabel UTP pada jaringan LAN rentan terhadap kerusakan seperti digigit oleh binatang pengerat sehingga kabel tersebut harus diganti dengan yang baru. Secara tidak langsung kabel yang rusak tersebut akan menjadi limbah logam , hal ini dikarenakan kabel
tersebut menggunakan bahan-bahan
logam yang berbahaya dari struktur kabel tersebut.
5. Penggunaan router mikrotik jenis
routerboard menggantikan PC Router proxy yang saat ini sedang berjalan,
9
dimana kelebihan routerboard mikrotik adalah membutuhkan resource daya listrik yang sangat kecil yaitu 15 watt , lebih praktis karena tidak membutuhkan banyak tempat, serta tidak menggunakan
harddisk karena penggunaan harddisk
sangat rentan terhadap kerusakan.
4.1 SIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Green IT sudah
terlaksana dengan baik di kantor Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Prabumulih terutama
penggunaan laptop, sebagaian monitor LCD, Paperless Method dan penggunaan jaringan wireless atau Wifi untuk penghematan terhadap sumber daya di instansi tersebut.
2. Adapun beberapa perangkat dan
infrastruktur yang belum menerapkan
Green IT yaitu perangkat monitor CRT
(Tabung), media penyimpanan , Kartu Graphis, Kabel jaringan UTP , alat pendingin ruangan server dan Printer.
4.2 SARAN
Dari penelitian ini adapun saran yang ingin disampaikan adalah :
1. Instansi disarankan mengganti
perangkat dan menerapkan seluruh solusi
Green IT yang telah disarankan penulis.
2. Dapat ikut dan mengajak banyak
orang untuk melakukan green IT, demi bumi kita dan memahami betul betapa berharga nya sumber daya energi bumi kita, agar dapat lebih berhemat energi mulai sekarang.
DAFTAR RUJUKAN
1. Murugesan, San. 2008. Harnessing
Green IT : Principles and Practices.
IEEE Computer Society IT Pro, pp
27-28.
2. Agus, I Putu. 2015. Green
Computing. INFORMATIKA.
Bandung
3. Sudawa, Wawan. 2008. Green
Computing. PT Dian Digital Media. Jakarta.
4. Kock,Ned 2007. Information
system Action Research An applied View of emerging conpects and Methods. Texas A & M international Universuty USA.