Elistia, SE, MM 1
Sosiologi
Sosiologi terdiri dari katasocius: masyarakat dan
logos: ilmu
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok pada anggotanya)
Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dr hubungan tersebut
Elistia, SE, MM 2
Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan adalah studi tentang perawatan
kesehatan sebagai suatu sistem yang telah terlembaga dalam masyarakat, kesehatan (health) dan kondisi rasa sakit (illness) hubungannya dengan faktor-faktor sosial (Ruderman : 1981).
Menurut ASA (American Sociological Association;
1986) Sosiologi kesehatan : merupakan sub bidang yang mengaplikasikan perspektif, konsep-konsep dan teori-teori serta metodologi di bidang sosiologi untuk melakukan kajian terhadap fenomena yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan manusia.
Sosiologi kesehatan diartikan pula sebagai bidang ilmu
yang menempatkan permasalahan penyakit dan kesehatan dalam konteks sosio kultural dan perilaku.
Termasuk dalam kajian bidang ini antara lain;
perilaku atau tindakan yang diambil oleh individu dalam
upaya menjaga atau meningkatkan serta menanggulangi keluhan sakit, penyakit dan cacat tubuh;
kepercayaan/ keyakinan berkaitan dengan kesehatan,
penyakit, cacat tubuh, dan organisasi serta penyedia perawatan kesehatan;
nilai-nilai budaya dan masyarakat kaitannya dengan
Orang yang sering disebut sebagai tokoh kunci sejarah yang
membangun jalan untuk sosiologi kesehatan adalah Rudolf Virchow, dokter terkenal pada pertengahan abad ke 19 (dan pendiri patologi modern).
Virchow mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi sebagai
penyebab utama epidemi penyakit demam typhoid pada tahun 1847 dan mengadakan lobi untuk memperbaiki kondisi kehdupan bagi orang miskin sebagai teknik pencegahan yang utama. Dengan membantah paham reduksi biomedis (biomedical reductionism) – usaha untuk mereduksi setiap penyakit dan sakit karena penyebab biologis -- Virchow berpendapat bahwa kedokteran adalah sebagian dari ilmu sosial yang perlu mempertimbangkan pengaruh struktur sosial dalam menciptakan sehat dan sakit.
Elistia, SE, MM 5
Sosiologi kesehatan dikatakan sebagai ilmu karena memang memiliki sifat-sifat keilmuan diantaranya:
Bersifat empirisartinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benar terjadi di masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bersifat teoritisartinya sosiologi kesehatan menggunakan teori-teori dalam pembelajarannya dimana teori tersebut dikemukakan oleh para ahli yang berdasarkan pada apa yang tarjadi di masyarakat.
Bersifat komulatifartinya ilmu sosiologi kesehatan yang sekarang dipelajari tidak lain adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang telah ada sebelumnnya. Sehingga ilmu sosiologi kesehatan bersifat dinamis dalam artian dapat berubah sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi saat ini.
Tidak bersifat menilaiartinya ilmu sosiologi kesehatan tidak dapat membenarkan dan menyalahkan tindakan atau perilaku individu/kelompok masyarakat karena tiap daerah memiliki norma tersendiri sehingga apa yang dianggap salah di satu daerah bisa dianggap benar di daerah lain, begitu sebaliknya.
Elistia, SE, MM 6
Perkembangan Sosiologi Kesehatan
Rudolf Virchow (1847) mengidentifikasi faktor sosial dan
ekonomi sebagai penyebab penyebaran typhus dan menyarankan untuk melakukan perbaikan kondisi ekonomi sebagai tindakan preventive penyakit typhus. Pengaruh struktur sosial besar dalam kaitan health dan illness.
Alfred Grotjan (1915) mendokumentasikan peran faktor
sosial terhadap health dan illness. Saran yang diberikan : perlu ada peningkatan peran ilmu sosial di lingkungan masyarakat dan provider untuk menangani health problem.
Lawrence Henderson (1935) studi tentang interaksi dokter
dan pasien sebagai suatu system;
Hal penting dalam perubahan
sosiologi kesehatan
Terjadinya perubahan dalam hal kesehatan, penyembuhan dan sakit (health, healing and illness).
Adanya legitimasi eksternal
Pengakuan secara kelembagaanmedical
Terjadinya perubahan dalam hal kesehatan,
penyembuhan dan sakit (health, healing and illness).
Analisis Rodney Coe (1970) dkk. Perkembangan sosiologi kesehatan di fasilitasi oleh 4 perubahan yang terjadi dalam dunia medis, antara lain:
a. Perubahan Pola Mortalitas dan Morbiditas. b. Dampak Pengobatan yang Bersifat Preventif dan
Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (public health)
c. Dampak Perkembangan Bidang Psychiatry d. Dampak Administrasi Kesehatan
Elistia, SE, MM 9
a. Perubahan Pola Mortalitas dan Morbiditas.
Dari penyakit yang bersifat akut dan infeksi (influensa dan tuberculosis) ke yang bersifat chronic, dan penyakit degeneratif (hati, kanker dan sebagainya). Penyebabnya : social pattern and life style.
b. Dampak Pengobatan yang Bersifat Preventif dan Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (public health)
Tahun 1800 sampai 1900 public health lebih focus ke bacteriology dan imunologi (preventing disease occurrence). Setelah tahun 1900 fokus lebih pada upaya protection untuk public health dan menitikberatkan masalah kemiskinan, malnutrisi, kondisi tempat tinggal yang kumuh dsb. (kajian sosiologi) kaitannya dengan kesehatan dan illness.
Elistia, SE, MM 10
c. Dampak Perkembangan Bidang Psychiatry
Ada perkembangan lebih ke arah psychopsysiological kaitannya dengan diseases dan illness. Misalnya interaksi yang efektive antara pasien dan dokter. Penggunaan lingkungan sosial pasien sebagai bagian dari terapi.
d. Dampak Administrasi Kesehatan
Perkembangan di bidang kesehatan sangat nampak seperti; organisasi kian kompleks, fasilitas kesehatan kian berkembang; birokrasi dan kondisi financial serta berbagai aturan yang
menyertainya juga semakin beragam. Sosiologi memfokuskan analisis tentang persoalan organisasi dan struktur; siapa yang rugi dan untung dengan aturan yang ada; menjelaskan cara strategis untuk meningkatkan skill SDM dalam organisasi yang kompleks dsb.
Adanya Legitimasi Eksternal
a. Sekolah kedokteran kian banyak yang meng “hire” sosiolog dalam fakultas atau universitas. Tidak sedikit yang menyertakan sosiologi dalam kurikulum pendidikan kedokteran.
b. Banyak government agencies dan private foundation yang memperhatikan bidang sosiologi kesehatan. MisalnyaThe National Institute of Health and the National Institute of Mental Health mensponsori peneliti (sosiolog) untuk meneliti bidang
Pengakuan Secara Kelembagaan
Medical Sociology
Pada tahun 1959 secara formal sosiologi kesehatan diakui sebagai seksi di American Sociological Association (ASA). Pada tahun 1965 ASA mengembangkan jurnal Kesehatan dan Perilaku Sosial. Pada tahun sekitar 1996 anggota ASA yang memfokuskan perhatian pada sosiologi kesehatan telah berjumlah sekitar 1.000 orang dari sekitar 13.000 anggota ASA.
Elistia, SE, MM 13
Kontribusi sosiologi dalam memahami health,
healing dan illness
Kontribusi terletak pada :
a. Perspektif dalam bidang sosiologi
b. Pendekatan teoritik di bidang sosiologi
c. Ketrampilan dan keahlian melakukan riset kualitatif dan kuantitatif
Elistia, SE, MM 14
a. Perspektif Sosiologi
Sosiologi di definisikan sebagai studi ilmiah tentang
“human society” dan interaksi sosial.
Fokus utamanya : interaksi sosial antar manusia; kelompok; orang/ lembaga di masyarakat.
Basic insight nya : sosiologi adalah perilaku manusia ; dibentuk oleh kelompok/ group di mana mereka tinggal dan oleh interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok(Robertson; 1987).
Peter Berger (1963): perspektif sosiologi sebagai pencarian terhadap
pola umum dan memahami bagaimana fakta yang terbatas atau perilaku individu sebagai refleksi dari pola sosial(social patterns).
Fokusnya : delinquencies; interaksi dalam keluarga dan masyarakat
berkaitan dengan soal kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Intinya sosiolog mencoba mengidentifikasi pola sikap dan perilaku.
Menurut Robertson (1987) dalam ilmu pengetahuan hal penting adalah
b.
Pendekatan
Teoritik Bidang SosiologiFungsionalism (Struktural Fungsional) Teori Konflik
Interaksionism
Elistia, SE, MM 17
Fungsionalism (Struktural
Fungsional)
Para pengamat teori ini memiliki pandangan bahwa:
Masyarakat sebagai suatu system (struktur) dengan bagian
yang saling bergantung (misalnya; keluarga, ekonomi, dan kesehatan) yang bekerja secara bersama-sama untuk menghasilkan suatu keseimbangan.
Tiap bagian diasumsikan memiliki fungsi secara positif dan
negative (disfungsi) bagi masyarakat secara keseluruhan.
Jika tiap bagian menjalankan fungsi secara baik maka akan
tercipta masyarakat yang stabil dan harmonis.
Oleh sebab itu para fungsionalis akan trampil atau ahli
mengidentifikasi integrasi yang efektif dalam masyarakat.
Elistia, SE, MM 18
2. Teori Konflik
Penganut teori ini memandang bahwa : Masyarakat sebagai system yang di dominasi oleh ketidakseimbangan sosial dan social conflict.
Masyarakat dipandang sebagai kumpulan manusia yang secara terus menerus berada dalam perubahan.
Ditandai oleh adanyadisagreement tentang tujuan dan nilai; kompetisi antar kelompok terkadang dengan kekuatan yang tak seimbang dan kental terhadap situasi permusuhan.
Teoritisi konflik selalu melihat bahwa aturan dalam masyarakat(social order)
dibentuk oleh kelompok yang berkuasa bukannya dari hasil suatu consensus sebagaimana teoritisi fungsional memandang.
Penganut teoritisi konflik akan trampil dalam mengidentifikasi ketidakadilan/ ketidakseimbangan yang ada dalam masyarakat.
3. Interaksionism/simbolik
Sementarafungsionalismdanconflict teory memandang masyarakat pada level atau
perspektif makro (yaitu masyarakatas a whole);
maka interaksionist memfokuskan perhatian pada skala kecil(small scale); day to day interactions among peoples.
Kajian Sosiologi Kesehatan
Antara lingkungan sosial dengan kesehatan dankondisi sakit
Perilaku sehat dan sakit
Elistia, SE, MM 21
Objek Sosiologi Kesehatan
Interaksi antar individu tindakan yang salingberkaitan
Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan
konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
Elistia, SE, MM 22
PANDANGAN SOSIOLOGI MENGENAI
KESEHATAN DAN PENYAKIT
Uu no. 23 sehat adalah keadaan sejahteradari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidupn produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut WHO sehat adalah suatu keadaan yang
lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit dan kelemahan.
Menurut WHO sehat mencakup :
1. Tidak sakit
2. Tidak cacat
3. Tidak lemah
4.Bahagia secara rohani
5. Sejahtera secara sosial
Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara
konsep disease dan illness. Bagi Conrad dan Kerndisease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh.
Menurut Fielddisease adalah konsep medis mengenai
keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan simptom tertentu. Sarwono merumuskan disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan, baginya disease bersifat objektif.
Elistia, SE, MM 25
Conrad dan Kernillness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Bagi Fieldillness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap
pengalaman menderita penyakit; baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif.
Elistia, SE, MM 26
Sosiologi dengan kesehatan
Penyakit tidak terdistribusi secara merata di kalangan
penduduk. Masalah kelompok mana yang menderita penyakit apa merupakan bidang kajian yang dinamakan epidemiologi.
Data dari berbagai negara memaparkan adanya hubungan
antara kesehatan dan kelas sosial. Perbedaan mortalitas antarkelas disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung isemia, kanker paru-paru, penyakit serebrovaskular, bronkitis, kecelakaan kendaraan bermotor, pneumonia dan bunuh diri.
Persoalan terkait masalah sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 faktor : Ekonomi, kemiskinan, pangangguran,dllBudaya, perceraian, kenakalan remaja
Tujuan Sosiologi Kesehatan
Mempelajari konteks sosial sakit dan sehat (menjelaskan aspek sosial, ekonomi, budaya dan politis dari suatu masyarakat yang mempengaruhi masyarakat tersebut menjadi lebih sehat / sakit / cepat meninggal dibandngkan dengan kelompok masyarakat yang lain)
Menemukan jawaban mengapa ketidak-adilan dan ketidak merataan (inequalities) dalam bidang kesehatan terjadi dalam masyarakat.
Elistia, SE, MM 29
3 DIMENSI MODEL SOSIAL KESEHATAN
produksi dan distribusi sosial dari sehat dan sakit
mempelajari bagaimana peran kondisi kehidupan dan pekerjaan dapat mempengaruhi terjadinya atau tercegahnya penyakit
konstruksi sosial dari sehat dan sakit mempelajari
bagaimana pemahaman sehat dan sakit dapat berbeda-beda di tiap-tiap budaya masyarakat
organisasi sosial dari pelayanan kesehatan mempelajari bagaimana peranan petugas kesehatan dan sistem kesehatan terhadap kesehatan masyarakat
Elistia, SE, MM 30
Konsep-konsep dasar
Disease (penyakit)) dalam kacamata antropologi
kesehatan mengacu kepada ancaman kesehatan yang diidentifikasi secara saintifik yang
disebabkan oleh bakterium, virus, jamur, parasit atau patogen lainnya.
Sakit (illness) adalah suatu kondisi tentang
kesehatan yang parah yang dipahami atau dirasakan oleh individual.
Konstruksi budaya,
Berdasarkan riset –riset lintas budaya, persepsi tantang kesehatan yang baik dan buruk, dan juga berbagai ancaman dan persoalan yang kesehatan, dibangun/dikonstruksikan secara budaya.
Berbagai suku bangsa yang berbeda dan kebudayaan dari berbagai masyarakat mengenali kondisi sakit (illness) yang berbeda, simtom yang berbeda dan penyebab yang berbeda.
Berbagai perbedaan tersebut membangun sistem perawatan kesehatan dan strategi penangnan yang berbeda-beda.
Elistia, SE, MM 33
Budaya dan Kesehatan
Penyakit sangat bervariasi diberbagai kebudayaan dalam masyarakat.
Masyarakat berburu dan meramu atau masyarakat petani akan mengalami penyakit yang disebabkan oleh epidemik infeksi yang berbeda dengan masayrakat perkotaan modern.
Elistia, SE, MM 34
Penyakit yang epidemis, seperti kolera, tipus dan pes tumbuh subur di dalam populasi yang padat, dan juga di komunita petani dan penduduk kota.
Penyebaran malaria telah berkaitan dengan pertumbuhan penduduk dan deforestrasi akibat proses produksi makanan.
Beberapa penyakit juga timbul akibat berkaitan dengan perkembangan ekonomi:
Schistosomiasis atau Bilharzia (cacing pita) banyak
berkembang pada lingkungan yang banyak kolam ikan, danau dan aliran sungai seperti irigasi.
Elistia, SE, MM 37
Kasus-kasus klasik
Studi kesehatan masyarakat di Delta sungai Nil di Mesir (Farooq 1966) menggambarkan tentang penyebaran penyakit schistosomiasis yang berkaitan dengan agama, yakni kebiasaan ambil air widhu dari aliran sungai yang mengandung vector penyakit tersebut seperti sejenis keong/siput
Elistia, SE, MM 38
Di Afrika Timur, AIDS dan penyakit yang tertular melaluio
Berdasarkan banyak kasus kesehatan dalam
masyarakat, dapat dipahami bahwa bentuk dan kejadian penyakit akan berbeda-beda diantara masyarakat, dan peran kebudayaan adalah menginterpretasikan dan menangani sakit secara berbeda-beda.
Standar tentang tubuh yang sakit dan sehatpun di
konstruksikan secara kultural yang berbeda dari waktu ke waktu dan pada ruang yang berbeda.
Elistia, SE, MM 41
Standar sakit dan sehat
secara Budaya
Foster dan Anderson (1978) menyebut ada semacam teori yang dibangun oleh masyarakat tentang sehat dan sakit yang disebut“disease-theory system”,
yakni cara masyarakat mengidentifikasi,
mengklasifikasi dan menjelaskan tentang sakit (llness).
Elistia, SE, MM 42
Tiga teori dasar penyebab sakit (llness) 1. Personalistik, yakni sakit yang diakibatkan oleh
agen/mediator jahat seperti: sihir, magic, atau roh jahat.
2. naturalistik, yakni sakit yang diakibatkan oleh
penyebab yang alamiah akibat perkembangan lingkungan dan material, misalnya teknologi, pendidikan dsb.
3. Emosionalistik, yakni sakit yang diakibatkankan oleh
pengalaman emosional, misalnya di Amerika Latin ada penyakit yang disebut susto.
Pada dasarnya seluruh masyarakat memiliki
sistem perawatan kesehatan yang berbeda-beda, untuk menjamin kesehatan,
mencegah,mendiagnosa dan mengobati sakit (lness) karena di dalamnya mencakup aspek:
Kepercayaan (beliefs)
Tradisi (customs)
Peran sosiologi dalam praktik
kesehatan
Sosiologi sebagai ahli riset
Sosiologi sebagai konsultan kebijakan Sosiologi sebagai teknisi
Membantu meningkatkan peran tenaga kesehatan
Elistia, SE, MM 45
Orang yang sering disebut sebagai tokoh kunci sejarah yang membangun jalan untuk sosiologi kesehatan adalah Rudolf Virchow, dokter terkenal pada pertengahan abad ke 19 (dan pendiri patologi modern).
Elistia, SE, MM 46
Virchow mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi sebagai
penyebab utama epidemi penyakit demam typhoid pada tahun 1847 dan mengadakan lobi untuk memperbaiki kondisi kehdupan bagi orang miskin sebagai teknik pencegahan yang utama.
Virchow membantah paham reduksi biomedis (biomedical
reductionism) – usaha untuk mereduksi setiap penyakit dan sakit karena penyebab biologis -- Virchow berpendapat bahwa kedokteran adalah sebagian dari ilmu sosial yang perlu mempertimbangkan pengaruh struktur sosial dalam menciptakan sehat dan sakit.
Konsep sehat-sakit
Penyakit merupakan salah satu gangguan
kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu.
Pada mulanya, konsep terjadinya gangguan
makhluk halus, kemurkaan dan “yang maha pencipta”.
Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah
Untuk memahami studi sosial
1. Emik perilaku ( sudut pandang si pelaku)
2. Etik menganalisa perilaku dari pandangan orang luar
Elistia, SE, MM 49
Linda Ewles & Ina Simmet (1992) :
Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, mental, emosional, sosial, spiritual,societal
WHO (1981)
Sehat itu adalah “a state of complete physical, mental, and social well being, and not merely the absence of disease or infirmity”. Dalam dimensi ini jelas terlihat bahwa sehat itu tidak hanya menyangkut kondisi fisik, melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang.
Elistia, SE, MM 50
PENGERTIAN SAKIT-ETIK
Sakit dapat diinterpretasikan secara berbeda berdasarkan pengetahuan secara ilmiah dan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan secara budaya dari masing-masing penyandang kebudayaannya “etik” dan “emik”. .
Djekky (2001: 15),diseasediartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit (Sarwono, 1993:31). Fenomena subyektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak.
PENGERTIAN SAKIT-EMIK
Foster dan Anderson (1986) dibagi atas dua kategori umum yaitu:
Personalistik, munculnya penyakit (illness)
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supranatural
NaturalistikNaturalistik mengakui adanya suatu
Manfaat Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan bermanfaat mempelajari caraorang mencari pertolongan medis.
Perhatian sosiologi terhadap perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Elistia, SE, MM 53
Manfaat sosiologi kesehatan yang lain menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit.
Aspek lain yang menjadikan sosiologi
bermanfaat bagi praktek medis
bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis.
Sosiologi kesehatan juga memberikan analisis
tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi berbagai konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan
kepentingan keluarga dan dokter.
Elistia, SE, MM 54
sosiologi sangat berhubungan dengan kesehatan dimana faktor sosial-budaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas medis/kesehatan. Para dokter tidak hanya harus mampu
dalam menangani masalah medis atau gangguan yang diderita pasien tetapi juga menangani pemenuhan kebutuhan sosial dan emosional pasien karena dewasa ini tampak kecenderungan bahwa pola penyakit telah berubah.
Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan dan bidang kedokteran adalah
menambah kemampuan para dokter untuk melakukan penilaian klinis secara rasional,
menambah kemampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dialami dalam praktek,
mampu memahami dan menghargai prilaku pasien, kolega serta organisasi,