• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIA (1)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR YANG BERVARIASI

DENGAN BERBAGAI TEKNIK BAGI ANAK USIA 4-6 TAHUN

Disusun oleh: Dinda Ayu Setiya Ningrum

130153600724 0ff / SEMESTER : A3/III

PGPAUD 2013 Dindaayu077@gmail.com

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

(2)

2 KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah dengan judul

“Pengembangan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggambar Yang Bervariasi Dengan Berbagai Teknik Bagi Anak Usia 4-6 Tahun”pada mata kuliah Pendidikan Menggambar.

Semoga untuk kedepannya, buku ini dapat dijadikan referensi dan sebagai suatu wadah pengetahuan mengenai kajian menggambar bagi anak usia dini, manfaat kegiatan menggambar bagi perkembangan motorik anak, dan variasi kegiatan

menggambar serta langkah kerja kegiatan menggambar bagi anak. Dalam penyusunan KTI ini, penulis yakin masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kepada para pendidik khususnya dan para pembaca umumnya untuk memberikan kritik dan saran dalam rangka menyempurnakan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih.

Semoga dengan terselesaikan makalah ini, menjadi amal sholehah bagi kami dan hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Malang, 8 Desember 2014

(3)

3 DAFTAR ISI

Cover...

Kata pengentar... i

Daftar Pustak... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang...1

1.2. Tujuan...2

1.3. Manfaat...2

1.4. Kata operasiona... 3

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Seni...4

2.1.1. Pengertian seni... 4

2.1.2. Aspek perkembangan seni...5

2.1.3. Pentingnya pengembangan seni bagi AUD...7

2.2. Motorik halus anak... 8

2.2.1. Konsep dasar pengembangan motorik halus menurut beberapa ahli...8

2.2.2. Tujuan pengembangan motorik pada anak usia 4-6 tahun...10

2.2.3. Fungsi pengembangan motorik...10

2.2.4. Karakteristik pengembangan motorik halus... 11

2.3. Menggambar bagi anak...11

2.3.1. Tahap perkembangan gambar anak...11

2.3.2. Menafsirkan bentuk gambar anak...12

2.3.3. Kelebihan anak dalam menggambar...13

2.4. Teknik menggambar bagi anak usia dini...15

2.4.1. Bentuk kegiatan motorik halus anak usia dini...15

2.4.2. Kegiatan gambar anak usia dini...15

2.4.3. Kegiatan menggambar sesuai dengan IPTEK... 16

2.5. Hasil, Bahan dan teknik kegiatan...16

2.5.1. Bentuk kegiatan motorik halus anak usia dini...16

2.5.2. Kegiatan gambar anak usia dini...22

(4)

4

2.6. Penilaian ...31

BAB III PENUTUP... 32

3.1. Kesimpulan...32

3.2. Saran...32

DAFTAR PUSTAKA...33

(5)

5 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Anak usia dini merupakan individu yang bersia 0-6 tahun. Pada masa itu adalah masa golden age yaitu masa peka atau masa matangnya seluruh fungsi jiwa. Setiap anak akan berkembang sesuai dengan masa perkembangannya. Seperti perkembangan motorik halus anak usia < 3 bulan yang sudah mulai bisa memainkan jari tangan dan kaki serta dapat memegang benda dengan 5 jari. Usia 6-< 9 bulan, anak sudah mampu memegang benda dengan ib jari dan jari telunjuknya, usia 12-< 18 bulan anak sudah mampu memegang alat tulis dan membuat coretan bebas, usia 2-< 3 tahun koordinasi motorik halus pada jari tangan sudah cukup baik untuk memegang benda pipih, sampai pada perkembangan motorik halus yang sempurna yaitu usia 5-6 tahun anak sudah mampu memanipulasi bentuk dengan gambar, mampu membuat coretan beraturan, motorik halus jari tangan sudah mulai matang.

Perkembangan motorik halus anak ini akan terus berjalan sesuai dengan masa yang telah ditetapkan apa bila dibarengi dengan stimulus yang baik. Misalnya memberikan stimulus dengan kegiatan seni rupa. Seni rupa merupakan suatu kegiatan yang sangat menarik dan mengasikkan bagi anak. Dengan seni anak bisa mengekspresikan semua yang dia rasakan dan semua hal yang dia ketahui. Pada masa anak-anak kegiatan seni rupa memang sangat cocok dilakukan untuk melatih semua perkembangan anak, asal dengan kegiatan seni yang terarah dan disesuaikan dengan karakteristik masa perkembangan anak.

(6)

6 belajar menulis dan membaca permulaan. Pada umumnya kegiatan menggambar sangat sering dilakukan oleh kebnyakan pendidik dengan tujuan yang sama yaitu mengembangkan motorik halus anak. Tetapi variasi kegiatannya masih sangat sempit. Seperti hanya meniru bentuk, mewarnyai bentuk dan menggambar sesuai tema. Padahal kegiatan menggambar seperti ini hanya akan membatasi kemampuan berfikir naka dan menciptakan ingatan tentang gambar yang sejenis pada masing-masing anak. Sehingga diperlukan kegiatan

menggambar yang berfariasi untuk lebih mengembangkan kreatifitas dan pola pikir anak. Dengan banyaknya fariasi kegiatan menggambar anak tentunya tidak akan bosan serta ingatan anak tentang menggambar juga akan beraneka ragam.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul “PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR YANG BERVARIASI DENGAN BERBAGAI TEKNIK BAGI ANAK USIA 4-6 TAHUN”.

1.2. TUJUAN

1.2.1. Dapat mengetahui perkembangan kematangan motorik halus anak khussnya usia 4-6 tahun.

1.2.2. Dapat melatih kemampuan motorik halus anak dengan kegitan seni menggambar.

1.2.3. Dapat mengetahui variasi kegiatan menggambar untuk anak usia 4-6 tahun.

1.2.4. Dapat mengetahui cara melakukan kegiatan menggambar yang bervariasi.

1.2.5. Dapat mengetahui apa saja manfaat kegiatan menggambar bagi anak khususnya anak usia 4-6 tahun.

1.3. MANFAAT 1.3.1. Bagi Penulis

(7)

7 mengetahui manfaat kegiatan menggambar bigi anak sehingga mampu menstimulasi perkembangan motorik halus anak.tidak hanya itu penulis juga dapat mengetahui bagaimana tata cara melakukan kegiatan menggambar pada tiap variasi.

1.3.2. Bagi Pembaca

Dapat mengetahui macam kegiatan menggambar untk anak. Dengan membaca KTI ini pembaca dapat mengetahui bahwa banyak manfaat menerapkan kegiatan seni bagi perkembangan anak khususnya perkembangan motorik halus anak. Selain itu pembaca juga dapat mengetahui tata cara melakukan kegiatan menggambar dengan beraneka variasi kegiatan. Sehingga diharapkan pembaca bisa menerapkan kegiatan menggambar ini pada anak.

1.4. KATA OPERASIONAL

(8)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. PEMBELAJARAN SENI 2.1.1. Pengertian Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang.

A. Seni Murni (Fine Art) adalah seni yang dibuat untuk mengekspresikan nilai budaya dan keindahan. Artinya, seni murni tidak memiliki fungsi lain selain sebagai hiasan. Biasa disebut dengan Art for Art dimana proses penciptaan dan penjabaran sebuah konsep seni hanya melulu berorientasi pada keberadaan seni itu sendiri. Tetapi apa yang disebut Seni Murni pada awal penciptaannya bisa saja bergeser menjadi seni terapan ketika sebuah karya seni murni sebagai idiom artistik digunakan sebagai sebuah komponen artistik dalam sebuah tampilan seni terapan.

(9)

9 karena di dalamnya harus mempertimbangkan

persyaratan-persyaratan tertentu, seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan keluwesan dalam penggunaan (flexibility). Karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan kriya.

2.1.2. Aspek Perkembangan Seni

Berkaitan dengan pengembangan kemampuan seni bagi anak 4-6 TAHUN, maka pembelajaran seni

merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus.Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi.

1. Eksplorasi

Secara umum, eksplorasi bertujuan agar anak dapat: a. Melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta dan

diri manusia.

b. Mengeksplorasi elemen-lemen dari seni dan musik. c. Mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam

mengerjakan sesuat yang keatif. Contoh yang dapat dilakukan anak:

a. Melihat pada bagian (visual dan aura) pada lingkungan. b. MengObservasi, merasakan, dan menjelaskan alam dan

bentuk manusia dan suara.

c. Menyadari akan perasaan hati dan ide yang digambarkan melalui objek, gambar, dan musik.

d. Menggambar berdasarkan observasi.

e. Mengeksplorasi apa yang terjadi saat mereka memadukan warna.

f. Memperhatikan dan mengggunakan jenis garis, warna, bentuk, dan bagian bentuk untuk membuat gambar. g. Mengeksplorasi suara dengan instrumen yang berbeda dan

benda yang lain (kertas, sisir)

(10)

10 i. Menunjukkan ketertarikan pada bunyi musik instrumental. j. Mengatur tinggi/rendah, keras/pelan, cepat/lambat pada vokal

pembicaraan atau lagu.

k. Tanggap terhadap ritme, melody, bunyi, dan bentuk musik melalui gerak yang kreatif, seperti tari dan drama.

2. Ekspresi

Secara umum, ekspresi bertujuan agar anak dapat: a. Mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan

pengalaman menggunakan jenis media seni instrumen musik, dan gerak.

b. Menambah percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.

Contoh yang dapat dilakukan anak adalah:

a. Mengekspresikan apa yang mereka lihat, pikir, dan rasakan tentang ragam seni dan musik.

b. Membangun pemahaman mereka dan pengalaman dari dunia mereka melalui seni dan musik.

c. Menikmati pembuatan nilai dengan menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya.

d. Mengekspresikan pikiran atau perasaan melalui alat/teknik gambar.

e. Pengalaman menggunakan ragam tekstur untuk membuat gambar.

f. Menciptakan ragam alam dan benda yang ditemukan. g. Menggunakan materi lunak untuk model dan gambar objek. h. Melakukan percobaan dengan jenis alat seni dan menemukan

cara baru untuk menggunakannya.

i. Bernyanyi dan menciptakan lagu sederhana. j. Menggenggam dan mengocok benda dan alat untuk

menghasilkan bunyi dan ritme sederhana.

k. Mengeksplorasi jenis gerak tubuh dan ekspresi dengan drama. l. Menggunakan gambar, bentuk, dan jenis simbol lain untuk

(11)

11 3. Apresiasi

Apresiasi bertujuan agar anak dapat menilai dan menanggapi ragam seni dan produksi kerajinan serta pengalaman seni.

Contoh yang dapat dilakukan anak:

a. Mengekspose jenis kerajinan seni dan musik dari warisan ragam budaya tertentu.

b. Menggambarkan dan menjelaskan produksi seni sendiri. c. Menikmati drama, musik atau gerakan yang mengacu pada

aktivitas.

2.1.2. Pentingnya Pengembangan Seni Pada Anak Usia 4-6 Tahun

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk estetis, makhluk yang mempunyai perasaan dan kemampuan untuk menghayati keindahan dengan perasaan yang dimiliki. Demikian juga anak usia prasekolah, mempunyai

kemampuan menghayati dan merespon berbagai hal yang dialami dan dihadapi dengan perasaannya dengan caranya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Kemampuan sebagaimana digambarkan di atas tidak langsung dimiliki oleh anak sebagai kemampuan yang tinggal menerapkan melainkan diperoleh melalui belajar dari lingkungannya.

Atas dasar paparan di atas itulah maka upaya pengembangan kemampuan anak sebaga makhluk estetis harus dilakukan. Untuk itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan penuh kepada para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan sebagai makhluk estetis dan mengekspresikannya dalam berbagai cara dan media kreatif.

(12)

12 kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Ada 7 fungsi fungsi dari

pengembangan seni (Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, 2007: 17), yaitu: a. Melatih ketelitian dan kerapian anak.

b. Mengembangkan fantasi dan kreativitas anak. c. Melatih motorik halus anak.

d. Memupuk pengamatan, pendengaran, dan daya cipta anak. e. Mengembangkan perasaan estetika, dan menghargai hasil

karya anak lain.

f. Mengembangkan imajinasi anak.

g. Mengenalkan cara mengekspresikan diri dengan menggunakan teknik yang telah dikuasai oleh anak.

Kompetensi dasar bidang pengembangan kemampuan dasar seni di Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut:

a. Untuk Kelompok A usia 4-5 tahun : Anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai

media/bahan dalam berkarya seni melalui kegiatan eksplorasi. b. Untuk Kelompok B usia 5-6 tahun : Anak mampu

mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dengan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.

2.2. MOTORIK HALUS ANAK

2.2.1. Konsep Dasar Pengembangan Motorik Halus Menurut Beberapa Ahli

A. J. H. PESTALOZZI (Pengajaran Berupa)

(13)

13 B. FRIEDRICH FROBEL (Azaz Bekerja Sendiri)

Dasar utama untuk mempelajari pengetahuan dan kecekatan adalah keaktivan anak-anak (auto-aktivitas). Cara mendidik yang baik menurut Frobel ialah dengan metode yang banyak memberi kesempatan kepada anak untuk sibuk aktif mengerjakan, membuat dan menciptakan sesuatu atas inisitaif sendiri (ekspresi). Bentuk pengajaran Frobel adalah :

1) Menggambar diawali dengan garis vertikal dan horizontal 2) Spielgaben dan Spielformen dengan permainan bentuk 3) Alat permainan untuk ber-frobel (pekerjaan tangan) misalnya mozaik, lidi peletak, cincin, bilah lipat, bilah anyaman, kertas lipat dan tanah liat.

C. MARIA MONTESSORI

Untuk melatih fungsi-fungsi motoris anak tidak perlu diadakan alat-alat tertentu, kehidupan sehari-hari cukup memberi latihan bagi motorik anak. Asas metode Montessori adalah:

1) Pembentukan sendiri. Perkembangan itu terjadi dengan berlatih, yang dapat dikerjakan sendiri oleh anak-anak. 2) Masa peka. Masa peka merupakan masa di mana

bermacam-macam fungsi muncul menonjolkan diri dengan tegas untuk dilatih.

3) Kebebasan Mendidik untuk kebebasan dengan kebebasan, dengan tujuan agar masa peka dapat menampakkan diri secara leluasa dengan tidak dihalang-halangi di dalam ekspresinya.

D. OVIDE DECROLY (“Centres d’interet”)

Menurut Decroly, pelajaran yang diberikan harus berkaitan dengan hal-hal yang dapat mengikat perhatian anak-anak yaitu hal-hal yang menjadi “pusat-pusat minat” mereka. Cara pembelajaran bagi suatu “pusat minat” adalah:

(14)

14 c. Ekspresi (Abstrak dan Konkret).

d. Ukuran (mengukur, menimbang dan menghitung). Ekspresi Abstrak berhubungan dengan pemakaian bahasa, sedangkan Ekspresi Konkret meliputi menggunting, merekat, menggambar, menjahit, bersandiwara, bersenam, dan bermain. Penekanannya pada kegiatan menggambar sebagai pengabadian pengamatan yang telah dilakukan.

2.2.2. Tujuan pengembangan motorik pada anak usia 4-6 tahun

Pada dasarnya setiap pembelajaran pada suatu usaha yang mencapai tujuan. Tujuan ini dapat dicapai apabila terdapat interaksi antara siswa dan pendidik. Tujuan pengembangan motorik halus (Nuryani, 2005: 11) yaitu:

a.

Mengembangkan motorik halus yang berhubungan dengan kerterampilan gerak kedua tangan,

b.

Memperkenalkan gerakan jari seperti menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan jari jemari sehingga anak menjadi terampil dan matang,

c.

Mampu mengkoordinasikan kecepatan, kecakapan tanpa dengan gerakan mata,

d.

Penguasaan emosi.

2.2.3. Fungsi pengembangan motorik

Hurlock mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu:

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memper-oleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan lainnya.

(15)

15 lainnya, dan d apat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri).

3. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanak-kanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris berbaris, dan persiapan menulis.

2.2.4. Karakteristik Pengembangan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan memegang pensil dengan tepat yang

diperlukan untuk menulis kelak. Pada awalnya anak memegang pensil dengan cara menggenggam seluruh pensil dan digunakan hanya untuk mencoret-coret. Cara ini dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil sudah berkembang lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari, melainkan hanya jempol dan telunjuk. Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahunya untuk ikut melakukan gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak bertumpu pada gerakan jari. Karakteristik keterampilan motorik anak

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung ingin sempurna.

2. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga mampu membuat dan

melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam kegiatan proyek.

3. Pada akhir masa kanak-kanak (usia 6 tahun), ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemari dan pergelangan tangannnya untuk menggerak-kan ujung pensil.

2.3. MENGGAMBAR BAGI ANAK

(16)

16 Salah satu ilmu yang mempelajari tentang gambar anak-anak adalah gramatika. Di dalam gramatika tersebut dijelaskan tentang perkembangan anak-anak dalam menggambar. Perkembangan anak-anak dalam

menggambar melalui tahapan berdasarkan kelompok usia. 1. Usia anak 4-5 tahun

Usia ini anak mengalami tahapan prabagan. Pra = sebelum, bagan = bentuk dasar suatu obyek. Jadi dalam masa ini anak-anak dapat menggoreskan alat gambar dengan berusaha membentuk sesuatu benda/obyek. Masa prabagan ini biasanya bila anak sedang menggambar kemudian dia ditanya, “gambar apa itu?” ia akan menjawab “aku”, sebab secara psikis dia mulai tumbuh ego. Apa-apa yang ada di sekitarnya dianggap adalah miliknya.

2. Usia 6-7 tahun.

Usia ini anak sudah secara baik memegang dan mengatur alat- alat gambar. Masa usia ini anak dapat mulai

menggambarkan suatu obyek tidak hanya bentuk global dan dasar tetapi sudah tampak lebih membentuk, tetapi pada usia awal 7 tahun biasanya rata-rata sudah mampu menggmbar obyek dengan organ yang cukup lengkap, walau bentuknya masih global (belum detail).

2.3.2. Menafsirkan Bentuk Gamabar Anak

 Pada masa goresan (2-3 tahun) anak yang normal memiliki kemampuan memegang alat gambar dan mencoret-coret karya pada bidang gambar yang disediakan, dan membuat coret-coretan tak teratur secara ekspresif, bebas dan tak berarah, pada usia 3-4 tahun, goresan mulai teratur, tetapi bagi anak yang secara fisik dan psikis tidak normal (lamban), maka biasanya anak usia 2-4 tahun belum tertarik untuk membuat coret-coretan, hal ini disebabkan karena gangguan fisik motorik atau mental (psikisnya). Ada pula anak yang sudah berusia 4 tahun lebih tetapi belum dapat menggoreskan alat gambar dengan teratur (selalu acak-acakan) dan tak terarah, ini juga menunjukan adanya kelambanan dalam berfikir.  Pada usia prabagan 4-5 tahun gambar anak-anak yang normal

(17)

17 bagan-bagan yang menyerupai bentuk tertentu mungkin membuat orang, binatang, rumah, kendaraan, dan benda-benda yang akrab di lingkungan nya, walaupun belum menyerupai benda aslinya, karena baru berupa bagan-bagan yang bentuknya terkadang menyimpang dari benda-benda aslinya. Misalnya menggambar mobil tetapi hanya berupa persegipanjang tak teratur. Bila usia 4-5 tahun anak belum dapat membuat bentuk dasar obyek berarti anak mengalami hambatan, lamban dalam hal perkembangan motorik maupun mental.

 Pada usia 6-7 tahun, anak-anak yang normal

perkembangannya mulai dapat membuat gambar dengan meniru obyek yang hampir mirip dengan obyek aslinya, hanya masih berbentuk garis besar (global), maka disebut masa bagan. Bagi anak-anak yang lamban dalam perkambangan biasanya mengalami masa goresan yang mundur dan kurang dapat menangkap dan memvisualisasikan obyek. Hasil gambarnya tidak akan mengarah pada suatu bentuk tertentu. Pada usia ini anak yang normal gambarnya akan ekspresif, kaya dan penuh memenuhi bidang gambar.

2.3.3. Kelebihan Anak Dalam Menggambar

 Dapat menyatukan kemampuan auditif dengan visual secara bersamaan. Mengamati anak-anak yang sedang menggambar jangan kaget, sebab mereka bila sedang menggambar disertai ekspresi dan suara. Misalkan dia menggambar kereta api, maka sambil menggambar dia menirukan suara kereta yang digambar. Dia berusaha memadukan antara suara kereta dengan obyek yang digambar. Dia berusaha memadukan suara obyek dan bentuk obyek secara bersamaan,sehingga obyek akan diungkapkan secara utuh dan lengkap.

 Gambar anak-anak adalah media bahasa rupa.

(18)

18 Kelebihan gambar anak-anak dapat menampilkan obyek dari berbagai arah dalam satu gambar, sehingga obyak tampak dari berbagai arah. Misalkan dia menggambar binatang kerbau, badannya tampak samping tetapi tanduknya tampak dari depan.

 Membuat ruang lapisan latar.

Cara menyusun komposisi obyek gambar biasanya berlapis-lapis, berurutan dari atas bidang gambar, ke tengah dan ke paling bawah. Obyek gambar disusun berlapis atas bersap (bertumpang tindih). Sehingga membentuk lapisan latar. obyek gambar yang paling jauh diletakan di atas bidang gambar, obyek yang dekat di bawahnya (gambar tampak bertumpuk).

 Membuat komposisi rebahan.

Kelebihan yang lain dari gambar anak-anak adalah membuat komposisi obyek yang digambar berkeliling dan direbahkan ke arah menjauh dari tengah-tengah bidang gambar. Jadi seakan-akan anak yang menggambar berada di tengah-tengah objek (poros).

 Cara menggambar obyek tembus pandang.

Kelebihan lainnya adalah cara penggambaran obyek tembus pandang atau perspektif batin (gambar ideoplastis). Gambar ini sebagai keunggulan yang paling unik dibandingkan dengan hasil orang dewasa. Anak menggambar tidak dihalangi oleh pemikiran dan pandangan visual mata biasa, tetapi dengan mata pikiran (mata batin). Kenyataan memang demikian. Misalkan seseorang sedang berada di rumah tetapi pada kenyataannya dia bisa menceritakan obyek-obyek yang jauh dari rumah, bahkan obyek yang tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung dari rumah. Misalnya ia pernah ke

stasiun,yang pernah ia lihat.

(19)

19 2.4. TEKNIK MENGGAMBAR BAGI ANAK USIA DINI

Kegiatan pembelajaran seni bagi anak usia 4-6 tahun bisa dilakukan dengan aktivitas menggambar. Aktivitas ini

bibedakan menjadi beberapa kegiatan menggambar bagi anak yaitu:

2.4.1. Bentuk Kegiatan Motorik Halus Anak Usia Dini A. Menggambar besic

Menggambar besik merupakan tahap awal anak untuk belajar menulis angka dan huruf. Kegiatan ini menggunakan bahan kering seperti pensil warna, sepidol, krayon. Menggambar besik memiliki tahap-tahap yang akan memudahkan anak dalam mengenal proses terbentuknya angka dan huruf. B. Menggambar Teknik Tempel

Menggambar teknik tempel bagi anak usia dini terdiri dari 3 teknik yaitu: Kolase yaitu membuat gamabr dengan bahan dasar sampah atau bahan yang sudah tidak terpakai seperti rautan pensil, tisu bekas, kertas koran, daun kering dll. Mozaik yaitu kegiatan menggambar dengan menggunakan bahan maksimal seperti biji-bijian dan manik-manik baju. Montaso yaitu kegiatan menggambar yang menggabungkan gambar asli goresan tangan dengan gambar jadi atau poto jadi.

2.4.2. Kegiatan Gamabar Anak Usia Dini

A. Teknik inblok. Yaitu kegiatan menggambar yang mengembangkan kreatifitas anak dnegan cara berkreasi menggunakan benang dan cat air sebagai bahan utama. B. Teknik tetes. Yaitu kegiatan menggambar dengan cara

diteteskan kepada kertas gambar bahan utamanya meggunakan sedotan dan cat air.

C. Teknik tiup. Yaitu kegiatan menggambar dengan cara ditiup bahan utamanya menggunakan cat air dan sedotan.

D. Teknik Stignograf. Yaitu kegiatan menggambar yang menggabungkan antara titik dengan garis.

(20)

20 F. Teknik Jiplak. Yaitu menirukan bentuk benda asli yang

dijadikan sebagai objek gambar agar terlihat nyata. Seperti koin yang ditebalkan pada kertas gambar akan membentuk gambar koin yang sesungguhnya. Bahan utamanya adalah benda yang bisa dijiplak dan pensil.

G. Teknik Stempel. Yaitu teknik gambar yang membuat bayangan disekitar gambar aslinya. Sehingga tampak bayangan itu menjadi sangat indah. Bahan utamanya yaitu poto jadi dan krayon.

H. Teknik lipat. Yaitu kegiatan yangbahan utamanya menggunakan cat ait dan kertas gambar. Cara kerjanya dengan dilipat sehingga gambar akan tampak seperti percermin.

I. Dekoratif Anak Usia Dini. Yaitu kegiatan berkreasi sesuai dnegan imajinasi anak. Bahan untuk kegiatan ini adalah bebas sesuai dnegan keinginan anak.

J. Piggerpainting. Yaitu kegiatan menggambar menggunakan tangan dan cat air. Anak berkreasi bukan dengan bantuan kuas melainkan dengan gerakan jari-jari tangannya sendiri.

2.4.3. Kegiatan Menggambar Sesuai Dengan IPTEK A. Menggambar ekspresi. Yaitu kegiatan menggambar dengan

beranika ekspresi psikologis yang sedang dirasakan anak. Bisa gembira, sedih, marah, dll.

B. Menggemabr kreasi. Yaitu kegiatan menggambar bebas sesuai dengan imajinasi anak menggunakan bahan bebas sesuai keinginana anak.

C. Menggambar kreatif. Yaitu kegiatan menggambar yang unsur gambarnya beda dari gambar-gambar pada umumnya.

Misalnya gambar buah yang tumpah dari keranjang dll. D. Menggambar abstrak. Yaitu kegiatan menggambara yang

hanya menggabungkan antara coretan tak beraturan. Garis tak beraturan. Warna tak beraturan. Dan tema serta makna gambarannya hanya diketahui oleh anak atau penggambarnya saja.

(21)

21 A. Menggambar besic

a. Alat dan bahan:

a) Kertas gamabar ukuran A4 b) Spidol warna-warni

c) Pensil warna d) Penggaris b. Cara kerja

a) Menggambar besik angka

 Siapkan kertas gambar yang telah diberi garis tepi seperti gambar 1.

Gambar 1. Batas garis tepi pada kertas gambar ukuran A4  Buat garis dalam untuk memisah letak gambar, besik dan

nama besik. Misalnya kita akan menggambar angka 3 jadi kotak yang diperlukan adalah: seperti gambar 2

(22)

22  Besik angka tiga adalah garis lengkung ke kiri ada di kotak

panjang pertama dan kedua; dan kotak panjang yang terakhir digunakan untuk menaruh gabungan dari dua garis lengkung. Gunakan sepidol warna untuk membuat besik. Tujuannya agar anak mampu membedakan besik awal dan akhir untuk

membuat angka.

 Gambarlah buah atau benda apapun yang berjumlah 3 karena besik angka 3 yang dipilih. Letak gambar benda sesuai dengan gambar 2. Pertama-tama menggambar menggunakan sepidol kemudian diwarna menggunakan pensil warna.

 Mulai menggambar nama dan angka 3. Letak gambarnya sesuai dengan gambar 2. Awalnya gambar dulu angka 3 menggunakan sepidol kemudian warnai menggunakan pensil warna. Sedangkan untuk menuilkan nama ngkanya

menggunakan sepidol sesuai dengan instruksi letak pada gamabar 2.

 Hasil akhir dari besik angka adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Hasil akhir menggambar besik angka 3. b) Cara kerja menggambar besik huruf

 Siapkan kertas gambar yang telah diberi garis tepi seperti gambar 1.

(23)

23 Gambar 4. Jumlah kotak yang digunakan untuk menggambar besik

huruf M.

Gamabar 5. Struktur susunan gambar ditiap-tiap kotak

 Besik huruf M terdiri dari garis lurus diletakkan pada kotak besik paling atas/ pertama; garis lengkung kebawah diletakkan pada kotak besik ke2; garis lurus diletakkan pada kotak besik ke3; garis lengkung kebawah diletakkan pada kotak besik ke4; garis lurus diletakkan bada kotak besik ke5; dan kotak yang terakhir adalah gabungan dari semua besik yang telah digambarkan tadi.

(24)

24 Gambar 6. Hasil gambar besik huruf M.

B. Menggambar Teknik Tempel a. Kolase

a) Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Lem glukol

 Kertas sisa  Rautan pensil  Krayon  Kulit telur  Daun cemara b) Cara kerja

 Semua bahan di temple terlebih dulu dan direkatkan dengan lem atau kawat

 Setelah penempelan bahan selesai (penempelan disesuaikan dengan bentuk gambar yang akan dibuat)

 Diberi warna supaya menjadi suasana; situasi; dan kondisibaru yang belum pernah terpikirkan dan terbayangkan, sebelumnya.

(25)

25 Gamabar 7. Hasil karya kolase

b. Mozaik

a) Alat dan bahan:

 Kertas gambar ukuan A4  Manik-manik baju  Lem glukol  Krayon b) Cara kerja

 Buatlah rencana gambar yang akan di hias dengan teknik mozaik

 Tempelkan bahan atau potongan yang dipakai untuk menutup bagian gambar yang dibuat

 Perhatikan gradasi warna supaya bentuk gambar menjadi jelas

 Beri tambahan warna diluar gambar mozaik menggunakan krayon.

 Hasilnya menjadi karya seni yang realis, komunokatif dan edukatif. Seperti gamabra 8.

(26)

26 c. Montaso

a) Alat dan bahan:

 Kertas gambar ukura A4  Krayon

 Poto jadi/ gambar yang telah dipotong  Lem glokol

b) Cara kerja:

 Tempelkan guntingan gambar pada tempat yang disediakan sesuai dengan keinginan

 Lengkapi tempelan gambar dengan menambah gambar yang anak bias buat

 Lengkapi hasil tempelan dengan memberi variasi supaya Nampak komunikasi antar gambar satu dengan lainnya.  Berilah warna sesuai kondisisi yang diperlukan untuk

menampakkan cerita pada gambar

 Hasil gambar menjadi cerita baru yang belum pernah terpikirakan sebelumnya (dengan ekspresif yang unik )

Gamabar 9. Hasil menggambar dnegan teknik montaso.

2.5.2. Kegiatan Gamabar Anak Usia Dini A. Teknik inblok.

a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Benang ukuran 50 cm  Cat air

(27)

27  Buatlah adonan warna yang kamu inginkan

 Celupkan benang secara merata kedalam adonan warna yang telah dibuat

 Letakkan benang yang telah diberi warna ke atas kertas gambar. Bentuk benang sesuai lekukan yang anda inginkan. Sisakan sedikit untuk ditarik nanti.

 Setelah selesai membentuk lekukan tutup kertas gambar dengan kertas gambar lain dan tekanlah. Kemudian tarik sisa lekukan benang.

 Jadilah gambar dengan teknik inblok, seperti gambar 10.

Gambar 10. Hasil jadi menggambar dengan teknik inblok B. Teknik tetes.

a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Cat air

 Air putih

 Sedotan aqua kecil b. Cara kerja

 Buatlah adonan warna yang diinginkan menggunakan cat air

 Kemudian buatlah titik-titik warna diatas kertas gamabar sesuai dengan kreatifitas anda. Dengan cara meletakkan ujung sedotan kedalam cairan warna. Tiup sedotan kedertas gambar.

 Arah tiupan lurus kebawah, atur tetesan sesuai dengan kreativitas.

(28)

28 Gambar 11. Hasil menggambar dengan teknik tetes.

C. Teknik tiup a.Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Cat air

 Air putih

 Sedotan aqua kecil b. Cara kerja

 Buatlah adonan warna yang diinginkan menggunakan cat air

 Kemudian buatlah titik-titik warna diatas kertas gambar sesuai dengan kreatifitas anda. Dengan cara meletakkan ujung sedotan kedalam cairan warna. Tiup tetesan warna dikertas dengan sedotan.

 Kreasikan arah tiupan sesuai dengan kreativitas dan imajinasi anda.

(29)

29 Gambar 12. Hasil menggambar dengan teknik tiup yang indah dan

kreatif D. Teknik Stignograf.

a. Alat dan bahan  Pensil

 Kertas gambar b. Cara kerja

 Buatlah gambar yang anda ingikan menggunakan titik-titik yang akan membentuk gambar tersebut. Misalnya membuat bunga dengan titik-titik yang berbentuk seperti bunga.

 Kemudian hubungkan titik satu dengan titik yang lain dengan cara menarik garis. Berikanlah angka pada titik-titik yang telah disambung dnegan garis. Jadilah stignograf bunga seperti berikut:

Gambar 13. Hasil menggambar teknik stignograf bunga.

E. Teknik Cocok a. Alat dan bahan

 Gambar stignograf yang telah diberi warna  Lem glukol

 Kertas gambar ukuran A4  Gunting bergerigi atau jarum b. Cara kerja

 Potonglah gambar stignograf dengan gunting zigzag menjadi beberapa bagian

 Rekatkan potongan gambar sesuai dengan gambar awal diatas kertas gambar menggunakan lem.

(30)

30 Gambar 14. Hasil gambar menggunakan teknik cocok.

F. Teknik Stempel. a. Alat dan bahan

 Gambar stigograf yang telah digunting.  Kertas gambar

 Kerayon b. Cara kerja

 Berilah warna setebal mungkin menggunakan krayon pada pinggiran gambar stignograf yang telah

digunting.

 Letakkan gambar stignograf yang telah diberi warna keatas kertas gambar.

 Ratakan warna yang ada dipinggir gambar stignograf kedalam kertas gambar menggunakan jari telunjuk.  Setelah selesai diratakan angkat gambar maka akan jadi stempel sesuai dengan gambar stignograf yang telah ditempelkan tadi.

Gambar 15. Hasil menggambar teknik stempel. G. Teknik lipat.

(31)

31  Cat air

 Air putih  Kuas

 Kertas gambar ukuran A4 b. Cara kerja

 Sebelumnya lipat kertas gambra menjadi duabagian, melipatnya sesuaid engan keinginan, bisa kesamping keatas maupun keujung kertas gambar.

 Buat adonan warna sesuai dengan keinginan.  Kemudian tuangkan imajinasi anda dalam bentuk

gambar, menggunakan cat warna yang telah

disediakan diatas sisi lipatan kertas gambar. Berikan cat warna yang sangat tebal.

 Kemudian lipatlah kertas sesuai dengan lipatan awal. Tekan dan bukalah lipatannya.

 Maka akan jadilah gambaran dengan teknik lipat yang unik dan menarik seperti gambar berikut

Gamabar 16. Hasil menggambar dengan teknik lipat H. Dekoratif Anak Usia Dini.

a. Alat dan bahan  Kertas gambar  Pensil

 Krayon b. Cara kerja

(32)

32  Selesai menggambar sketsa mulailah mewarnai sketsa

dengan warna yang sesuai dengan kreatifitas agar timbul suatu cerita dalam gambar yang dibuat.  Setelah selesai jadilah gambar dekoratif AUD yang

unik; kreatif dan menarik seperti gambar 17.

Gambar 17. Hasil karya menggambar dekoratif AUD I. Piggerpainting.

a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Cat air

 Air putih b. Cara kerja

 Membuat adonan warna sesuai keinginan

menggunakan cat air dan air yang telah disiapkan.  Kemudian letakkan adonan warna yang telah jadi

diatas kertas gambar. Dan mulailah menggambar sesuai dengan keinginan menggunakan jaritangan. Sesuai dengan aturan menggambar teknik

pigerpainting yaitu menggambar menggunakan jari tangan dan cat air.

 Maka akan jadi sebuah gambar yang kreatif.

(33)

33 Gambar 18. Hasil menggambar dengan teknik piggerpainting.

2.5.3. Kegiatan Menggambar Sesuai Dengan IPTEK A. Menggambar ekspresi.

a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Krayon

 Pensil b. Cara kerja

 Buatlah sketsa gambar pada kertas gambar yang telah disediakan. (sketsa sesuai dengan kaidah menggambar ekspresi yaitu menggunakan efek-efek agar gambar terlihat lebih hidup)

 Selesai membuat sketsa kemudian warnailah gambar menggunakan krayon.

(34)

34 Gamabar 19. Hasil menggambar ekspresi sesuai dengan IPTEK B. Menggembar kreasi atau dekoratif IPTEK.

a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4

 Objek gambar nyata. (sesuai dengan kaidah gambar dekoratif IPTEK yaitu gambar yang nyata; memiliki nilai komunikatif dan edukatif yang jelas)

 Krayon  Pensil b. Cara kerja

 Menyiapkan objek gambar yang nyata. Bisa mencari lewat internet maupun benda-benda yang ada dilingkungan sekitas.

 Kemudian buatlah sketsa gambar menggunakan pensil dan kertas gambar

 Setelah itu berilah warna pada sketsa gambar yang sudah jadi menggunakan krayon.

(35)

35 Gambar 20. Hasil menggambar dekoratif IPTEK

C. Menggambar kreatif. a. Alat dan bahan

 Kertas gambar ukuran A4  Krayon

 Pensil

 Objek gambar (sesuai dengan kaidah gambar kreatif IPTEK yaitu gambar yang nyata; memiliki nilai komunikatif dan edukatif yang jelas)

b. Cara kerja

 Buatlah sketsa objek gambar yang telah disiapkan menggunakan pensil dan kertas gambar

 Selesai membuat sketsa gambar, kemudian mewarnai sketsa gambar.

 Maka jadilah gambar kreatif IPTEK yang kreatif; unik; komunikatif dan edukatif. Seperti gmabar berikut,

Gamabar 21. Hasil gamabar kreatif IPTEK yang unik; komunikatif dan edukatif.

D. Menggambar abstrak. a. Alat dan bahan

(36)

36  Kertas gambar ukuran A4

 Air putih  Kuas b. Cara kerja

 Buatlah adonan warna sesuai dnegan kreatifitas menggunakan cat air yang telah disediakan  Mulailah menggambar diatas kertas gambar

menggunakan kuas dan warna yang telah disiapkan.  Kaidah menggambar abstrak adalah gambaran

sembarang terdiri atas garis; titik dan warna yang takberaturan. Makna gambarannya hanya diketahui oleh penggambar atau pelukisnya.

 Seperti gambar berikut

Gamabar 22. Hasil menggambar abstrak yang nik dan menarik. 2.6. PENILAIAN

Penilaian hasil kerja siswa dengan lembar kerja observasi; lembar kerja tanya jawab dan portovolio.

a. Lembar kerja observasi berfungsi sebagai pengamatan seberapa jauh kemampuan anak untuk mengerjakan tugas kegiatan menggambar yang telah diberikan pada anak.

b. Lembear tanya jawab berfungsi sebagai pengukur seberapa besar kemampuan anak untuk memahami gambar yang dia buat.

(37)

37 BAB III

PENUTUP

2.1. KESIMPULAN

Menggambar merupakan kegiatan yang

menyenangkan bagi anak. Dengan menggambar anak bisa mengeksplor semua hal yang mereka imajinasikan. Dengan menggambar anak bisa mengekspresikan secara nyata semua hal yang mereka rasa dan yang mereka pikirkan. Menggambar merupakan sarana pengembangan motorik halus bagi anak. Tidak hanya itu menggmabar juga sebagai sarana untuk menyeimbangkan kondisi psikologis atau kondisi jiwa anak. Menurut Fliber “belajar sambil bermain bisa mengembangkan pola pikir anak menjadi lebih kreatif. Karena imajinasi akan mengembangkan kecerdasan anak”. Dan menggambar merupakan kegiatan yang sangat menunjang kreatifitas dan perkembangan motorik halus anak. Sehingga kegiatan menggambar ini sangat cocok diaplikasikan dalam pembelajaran

2.2. SARAN

(38)

38 DAFTAR PUSTAKA

1. Materi mata kuliah pendidikan menggambar semester III yang dibina oleh bapak I Made Seken

2. Kuntjojo, 2011, Pengembangan Seni Di Taman Kanak-Kanak, www.google.com,

http://nuz4nt.blogspot.com/2013/10/perbedaan-karya-seni-murni-dan-karya.html, 5 desember 2014

3. Nurul Zantoso Blogger's. 2013, Perbedaan Karya Seni Murni Dan Karya Seni Terapan, www.google.com,

http://kunt34.blogspot.com/2011/10/pengembangan-seni-di-taman-kanak-kanak.html, 5 desember 2014.

4. Taswadi, Menafsirkan Perkembangan Anak Melalui

Gambar, www.google.com ,

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_R

UPA/196501111994121-TASWADI/lusi.jurnal.pdf, 26

november 2014.

5. Direktorat Pembina Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni Di Taman Kanak-Kanak. Departemen Pendiidkan

(39)

39 LAMPIRAN

gambar 1 besik angka dan huruf

gambar 2 kolase, montase, mozaik

(40)

40 Gambar 4 teknik piggerpainting, stempel, stignograf, dekoratif AUD, cocok

(41)

41 Biodata Penulis

Nama : Dinda Ayu Setiya Ningrum

Tempat/ Tanggal Lahir : Nganjuk/ 05 Januari 1995

Pendidikan : Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar Dan Prasekolah Prodi Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

NIM/OFF/SEMESTER : 130153600724/ A3/ III

EMAIL :dindaayu077@gmail.com

FB : Dinda Ayu

Gambar

gambar 1.  Gambar 1. Batas garis tepi pada kertas gambar ukuran A4
Gambar 8. Hasil karya seni dengan teknik mozaik.
gambar. Bentuk benang sesuai lekukan yang anda
gambar sesuai dengan kreatifitas anda. Dengan cara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pelamar yang berusia Iebih dan 35 (tiga puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 40 (empat puluh) tahun pada tanggal 1 Januari 2010 tahun yang bekerja pada pelayanan

Pada bab ini menjelaskan tentang kajian teori dari referensi penunjang serta penjelasan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini, meliputi Penelitian sebelumnya

1) Seorang pejabat diplomatik kebal terhadap hukum dan alat-alat kekuasaan negara penerima. Dalam hal seorang pejabat diplomatik dicurigai telah melakukan suatu

Norma pembatasan upaya hukum kasasi terhadap sengketa TUN dalam ketentuan Pasal 45A ayat (2) huruf c Undang-Undang MA bersifat multi-tafsir, sehingga harus direvisi

Buangan industri yang mengandung unsur atau senyawa logam berat merupakan toksikan yang mempunyai daya racun tinggi.. Buangan industri yang mengandung persenyawaan logam

Seperti yang dilakukan oleh beberapa aktivis muda Yogyakarta yang mendirikan Rumah Pengetahuan Amartya (RPA), sebuah lembaga pendidikan dasar non-formal untuk masyarakat kelas

menjadikan game “Deemo”, Kristina Webb dan gaya ilustrasi dari Saki Michan sebagai referensi visual adalah, penulis mempunyai gaya ilustrasi yang tidak jauh

Hilangnya statu Persero dari ketiga BUMN tambang tersebut yang diributkan dan mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak, menurut penulis secara hukum