• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konferensi Nasional Riset Manajemen X MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konferensi Nasional Riset Manajemen X MA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGI MENUJU KEPEMIMPINAN

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan (john.purba@uph.edu, jpoerba88@gmail.com),

2

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan (ferdinand.butarbutar@uph.edu)

ABSTRAK

Setiap organisasi sangat mendambakan seorang Pemimpin yang Handal untuk mengelola seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi dimana lembaga tersebut berada. Suatu organisasi yang kuat sangatlah ditentukan oleh siapa pemimpinnya yang mampu menciptakan dan menjalankan visi misi serta seluruh komponen sumberdaya yang dikelolanya baik organisasi bisnis, swasta maupun pendidikan. Pada kesempatan ini peneliti mengambil data dari Lembaga/instutusi Pendidikan dimana hal ini menjadi titik sentral pembentukan dasar Sumber Daya Insani untuk kelangsungan generasi suatu bangsa. Penelitian ini dilaksanakan di Perguruan Advent wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan mendistribusikan kuesioner kepada para guru, pegawai administratif, kepala sekolah juga pimpinan Yayasan. Dari seluruh kesioner yang di sebarkan hanya 325 yang kembali kepada peneliti, kemudian peneliti mengalisa dengan Quantitative Analysis. Dari hasil hitungan ditemukan bahwa unsur ketabahan [3,03], kerja keras [2,76], kesetiaan [3,30] , sungguh-sungguh [3,05], tegas [2,82], menghindari omong kosong [2,99], pengendalian diri [2,9], cakap mengajar [3.06], dan lemah lembut [2,93] artinya semuanya unsur variable tersebut berada pada level sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin yang handal. Dalam paper ini para penulis akan membahasnya dengan pendekatan Manajemen Strategi suatu organisasi untuk mengahapi persaingan global khususnya lembaga pendidikan.

Kata kunci: Manajemen strategi, kepemimpinan, handal, persaingan global

PENDAHULUAN

(2)

maupun on line. Sehingga informasi serta aplikasi untuk keperluan pelayanan yang dibutuhkan oleh masing-masing organisasi dapat diperoleh dan atau diakses dengan cara realtime dan cepat.

Sejalan dengan perubahan dunia yang mengglobal pada dimensi ekonomi, politik, bisnis, social dan budaya tersebut yang memaksa para pimpinan organisasi harus berubah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman guna kelangsungan hidup, pertumbuhan serta perkembangan organisasi/usaha yang dipimpinnya. Itulah sebabnya kehadiran pemimpin yang handal sangat dibuthkan karena peranannya sangat dominan dan penting untuk kemajuan suatu organisasi. Deangan demikian setiap organisasi dapat berhasil sangat ditentukan oleh kekuatan sumber daya pemimpinnya juga sumberdaya manusia lain dalam perusahaan/organisasi. Salah satu faktor yang sangat utama dan penting adalah kehandalan para pemimpinnya dalam mengelola seluruh asset dan atau sumberdaya lainnya suatu organisasi.

Pemimpin yang bagaimana yang harus dibutuhkan?

Pemimpin yang efektif merupakan contoh/panutan yang dengan sendirinya dapat memotivasi bagi orang lain di organisasinya sehingga dimana dia selalu dapat memberikan energi kepada orang-orang sehingga dapat produktif. Mereka energi tim mereka untuk mencapai tujuan yang sulit dan peningkatan tingkat kinerja dari semua orang di tim. Seorang pemimpin tidak saja menyelesaikan tugas dalam deskripsi pekerjaan mereka dilain pihak harus dapat memberikan semangat kerja, menginspirasi dan mengantisipasi keadaan. Artinya adalah bahwa sosok seorang pemimpin harus dapat menemukan cara untuk mengelola, mengantisipasi keaadan guna keperluan pengembangan, kelangsungan perusahaan/organisasi untuk mencapai visi misi organisasi/perusahaan dimaksud.

Seperti yang dikutip oleh Butarbutar, F. dan Purba, J.T.(2016) konsep kepemimpinan dalam perspektif Alkitab Kristen, Matthew Henry (2015), menulis penjelasan menyatakan bahwa di Timotius 2 ayat 1-7; Rasul Paulus mendorong Timotius untuk tetap dalam keteguhan dan ketekunan untuk berkarya. Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Mereka yang memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk Allah harus membangkitkan diri untuk melakukannya, dan memperkuat dirinya untuk itu . Menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus dapat dipahami bertentangan dengan kelemahan kasih karunia. Di mana ada kebenaran dari kasih karunia harus ada hubungannya dengan kekuatan kasih karunia. Sebagai uji coba kami untuk tetap meningkat, kita harus dapat tumbuh lebih kuat dan lebih kuat dalam hal yang baik; iman kita yang kuat, merupakan resolusi kekuatan dan cinta kepada Allah dan Kristus lebih meningkat kekuatannya. "Jadilah kuat, tidak cukup hanya pengakuan mu sendiri, tetapi dalam kasih karunia dalam Yesus Kristus ''. Pemimpin yang baik harus dapat mendorong diri di layanan paling sulit dalam penderitaan yang paling sulit sekalipun, dengan ini, bahwa Allah pasti akan membawa kebaikan ke umatNya, dan bermanfaat untuk orang-orang pilihan-nya.

(3)

Membantu karyawan memahami keseluruhan strategi bisnis perusahaan.• Membantu karyawan memahami bagaimana mereka ikut berkontribusi untuk mencapai tujuan bisnis utama organisasi.

Kepemimpinan yang handal juga dibahas oleh Locke, E. et al, 1991 dimana ada bebera unsur mengapa dibutuhkan , motif merupakan keinginan orang untuk melakukan suatu sikap agar bertindak, seperti :

1. Drive; untuk memperoleh prestasi atau achievement, ambisi (ambition), energi, tenacity, dan inisiatif. 2. Kepemimpinan juga muncul karena; personalized power motive dan socialized power motive. Locke juga menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin dikategorikan handal yaitu: pemimpin haruslah: honesty/integrity, selfconfidence,originality/creativity, flexibility/adaptability, dan mempunyai charisma. Unutk lebih jelasnya berikut ini adalah bagannya.

Sumber: Locke, E. et al, 1991

Dalam mengaplikasikan Manajemen Strategi oleh setiap pemimpinan yang handal dalam menghadapi arena global sebagimana disampaikan oleh Schoemaker, Paul J.H.et al (2013) harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

(4)

1. Mengantisipasi kedaan kedepan yang berpengaruh kepada organisasi.

2. Mengininterpretasikan; Seorang Pemimpin yang mengintepresaikan dengan cara yang benar dan selalu memperoleh informasi yang kompleks dan saling berkaitan dengan pekerjaan organsasi yang dipimpinnya.

3. Challenge; Pemimpin sebagai Strategic thinkers ditantang dapat memahami asumsi-asumsi, pendapat, serta, kehati-hatian dalam mengambil keputusan terutama yang sifatnya stategis disini sangat diperlukan kesabaran, keberanian, dan pikiran yang terbuka.

4. Mengambil keputusan pada waktu yang tidak pasti, pengambilan keputusan dalam hal ini merupakan hal yang sulit walapun dengan informasi yang tidak lengkap, dan sering kali harus melakukannya dengan cepat. Tapi pemikir yang strategis bersikeras beberapa pilihan yang terkunci pada pilihan go/no-go. 5. Mampu menyelaraskan pemimpin yang strategis harus mahir menemukan

kesamaan oleh para pemangku kepentingan yang memiliki pandangan berbeda dan agenda. Hal ini memerlukan jangkauan yang proaktif. Kesuksesan akan hal ini sangat tergantung pada komunikasi yang sifatnya proaktif, membangun kepercayaan, dan sering melibakan mereka dalam hal tersebut.

6. Belajar; Pemimpin Strategis harus terus belajar karena dian merupakan titik fokus untuk belajar oleh yang lainnya dalam organisasi. Dia harus mempromosikan budaya penelitianan, dan mereka mencari tahu tentang keberhasilan juga kegagalan orang lain.

Kepemimpinan yang handal juga disampaikan dalam surat apostel Paulus ke pada Timotius yang kedua sebagaimana tercantum pada LAI (2005) 2 Timotius 2:1-25 yaitu bahwa unsur ketabahan, kerja keras, kesetiaan, sungguh-sungguh, tegas, menghindari omong kosong, pengendalian diri, cakap mengajar, dan lemah lembut. Dan komponen itulah yang diuraikan dalam kuessioner untuk model kepemimpinan yang handal oleh peneliti.

Tujuan Penulisan

Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti merasa sangat penting mengungkap betapa pentingnya kehadiran pemimpin yang handal dalam pengembangan suatu organisasi, pemerintah daerah hingga pemimpin bangsa. Sebagai akademisi kami usulkan agar penelitian lanjutan tetap dilakukan untuk menyumbangkan pemikiran dan hasil penelitian untuk kemajuan dan perkembangan bangsa kita tercinta.

METODE PENELITIAN

(5)

2013). Peneliti juga menggunakan validitas konstruk guna menguji apakah hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran yang sesuai dengan teori-teori sekitar yang tes dirancang. Untuk menguji validitas konstruk, peneliti menggunakan analisis faktor yang berkorelasi dengan skor untuk setiap item pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel eksis. Dengan pendekatan kuantitatif ini metode peneliti mendapatkan informasi yang luas dari populasi responden yang diperoleh dari lapangan, dengan pertimbangan itu peneliti menetapkan menggunakan Quantitative method of analysis. Penelitian ini dilaksanakan di Perguruan Advent wilayah tiga di Indonesia yaitu; Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan mendistribusikan kuesioner kepada para guru, pegawai administratif, kepala sekolah juga pimpinan Yayasan. Dari seluruh kesioner yang di sebarkan hanya 325 yang kembali kepada peneliti, kemudian peneliti mengalisa dengan analisa kuantitatif. Dari hasil hitungan ditemukan bahwa unsur ketabahan, kerja keras, kesetiaan, sungguh-sungguh, tegas, menghindari omong kosong, pengendalian diri, cakap mengajar, dan lemah lembut, artinya semuanya unsur variable tersebut berada pada level sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin yang handal.

HASIL & PEMBAHASAN

Analisa Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Berdasarkan data dari 325 responden dari Yaysan Adventis yang terkumpul dari tiga Provinsi yaitu; DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kuesioner telah memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas yang disyaratkan. Uji validitas menggunakan korelasi Pearson sedangkan uji reliabilitas menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Perhitungan menggunakan program IBM SPSS 20, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel-1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Leadership

Dimensi Item Pernyataan Pearson Correlation Cronbach’s Alpha

Ketabahan X1 ,859 (**) ,680

(6)

Berdasarkan Tabel-1 terlihat bahwa nilai korelasi Pearson untuk masing-masing item pernyataan > 0,30 dengan tingkat signifikansi pada level 0,01 (2-tailed). Dengan demikian seluruh item pernyataan pada variabel Leadership adalah valid atau setiap item pernyataan benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur. Nilai koefisien Cronbach’s Alpha untuk setiap kelompok dimensi atau dimensi pada variabel Leadership, telah lebih besar dari 0,6, sehingga dapat dikatakan hasil dari kuesioner adalah reliabel atau setiap item pernyataan konsisten mengukur terhadap sesuatu yang ingin diukur.

Analisis Dekriptif Variabel Leadership

Berikut adalah analisis deskriptif dari variabel Leadership. Variabel Leadership terdiri dari 10 dimensi yaitu: ketabahan, kerja keras, kesabaran, kesetiaan, sungguh-sungguh, ketegasan, menghindari omong kosong, mengendalikan diri, cakap mengajar, dan lemah lembut. Setiap dimensi terdiri dari dua item pernyataan.

Hasil statistik deskriptif dari jawaban para responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari nilai rata-rata (mean) tanggapan responden untuk setiap item pernyataan dan dimensi. Setelah itu perlu dilakukan pemberian batas kelas untuk setiap dimensi yang berupa kategori yang bertujuan untuk memudahkan peneliti menentukan kategorisasi mean. Batas kelas yang berupa kategori-kategori tersebut menggunakan 5 Skala Likert. Untuk mengetahui batasan nilai per setiap kelas maka digunakan rumus rentang skala (interval) dalam persentase sebagai berikut:

RS = (m-n)/b, Dimana: m = nilai tertinggi : n = nilai terendah; b = jumlah kelas

Tabel-2 Batas Kelas

Interval Persentase Kategori

1 20% - 35,99% Sangat Tidak Diperlukan

2 36% - 51,99% Tidak Diperlukan

3 52% - 67,99% Cukup Diperlukan

4 68% - 83,99% Diperlukan

5 84% - 100% Sangat Diperlukan

Tabel-3 Hasil Hitungan Deskriptif Variabel Leadership

Dimensi Item Pernyataan Mean Persentase Kategori

Ketabahan X1 3,08

61% Cukup

Diperlukan

X2 2,99

Mean 3,03

Kerja Keras X1 2,78

55% Cukup

Diperlukan

X2 2,74

Mean 2,76

Kesabaran X1 3,02

60% Cukup

Diperlukan

X2 2,96

(7)

Dimensi Item Pernyataan Mean Persentase Kategori

a. Dimensi ketabahan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi ketabahan cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

b. Dimensi kerja keras pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi kerja keras cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

c. Dimensi kesabaran pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, faktor kesabaran cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

d. Dimensi kesetiaan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi kesetiaan cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

e. Dimensi sungguh-sungguh pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi sungguh-sungguh cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

f. Dimensi ketegasan pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi ketegasan cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

g. Dimensi menghindari omong kosong pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi menghindari omong kosong cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

(8)

i. Dimensi cakap mengajar pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi cakap mengajar cukup diperlukan dalam variabel Leadership.

j. Dimensi lemah lembut pada variabel Leadership berada pada kategori “Cukup Diperlukan”. Artinya, dimensi lemah lembut cukup diperlukan dalam variabel Leadership;

k. Dimensi kesetiaan pada variabel Leadership adalah dimensi yang tingkat kepentingannya paling diperlukan dikarenakan nilai rata-ratanya sebesar 3,30, sedangkan dimensi kerja keras pada variabel Leadership adalah dimensi yang tingkat kepentingannya paling kecil dikarenakan nilai rata-ratanya sebesar 2,76.

Analisa Faktor

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis faktor adalah:

1. Pengukuran cukup tidaknya sampel menggunakan Kaiser-Meyer-Oklin (KMO). Jika nilai KMO berada pada range 0,5 sampai dengan 1 berarti pengambilan sampel cukup dan layak.

2. Penyusunan matrik korelasi antar variabel, dengan menggunakan Bartlett’s test of sphericity apabila nilainya besar (>0,05) maka menandakan adanya korelasi yang tinggi.

3. Penentuan jumlah faktor dengan menggunakan eigenvalues > 1.

4. Penentuan letak setiap item pernyataan ke dalam faktor dengan penggunaan rotation component matrix.

Tabel-4 Tes Kecukupan Sampel dan Korelasi Antar Variabel

Dimensi Item Pernyataan KMO Bartlett’s Test

Ketabahan X1 0,909 0,00

(9)

Tabel-5 Nilai Eigenvalues

Berdasarkan nilai Eigenvalues (>1) yang dapat dilihat pada Tabel-4 bahwa: a. Terdapat empat faktor yang dapat menjelaskan variabel Leadership; b. Faktor 1 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 20,500%; c. Faktor 2 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 16,238%; d. Faktor 3 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 13,592%. e. Faktor 4 dapat menjelaskan variasi variabel Leadership sebesar 9,794%;

f. Keempat faktor dapat menjelaskan variabel Leadership sebesar 60,124%, dengan kehilangan informasi sebesar 39,876%;

(10)

Component Matrix Rotation

Nilai Terbesar

Klasifikasi

Menghindari Omong Kosong X1 0,606 Faktor 4 X2 0,496 Faktor 2 Mengendalikan diri X1 0,608 Faktor 2 X2 0,628 Faktor 1 Cakap Mengajar X1 0,552 Faktor 2 X2 0,776 Faktor 2 Lemah Lembut X1 0,699 Faktor 1 X2 0,728 Faktor 1

Berdasarkan hasil hitungan dan analisa dari tabel-6 dapat dilihat bahwa:

a. Faktor 1 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi kesabaran, X1 dan X2 dimensi sungguh-sungguh, X2 dimensi mengendalikan diri, serta X1 dan X2 dimensi lemah lembut.

b. Faktor 2 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi kesetiaan, X2 dimensi menghindari omong kosong, X1 dimensi mengendalikan diri, serta X1 dan X2 dimensi lemah lembut.

c. Faktor 3 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi ketabahan serta X1 dan X2 dimensi kerja keras.

d. Faktor 4 dibentuk dari item pernyataan X1 dan X2 dimensi ketegasan serta X1 menghindari omong kosong.

SIMPULAN & SARAN

Dari hasil analisa dan pembahasan sebagaimana diutarakan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemimpinan yang handal harus mampu memberdayakan orang lain untuk membuat perubahan strategis sebagai tugas multifungsi yang diperlukan pertumbuhan dan kelansungan organisasi maka sangat diperlukan; kesabaran, kesunguhan, pengendalian diri, dan lemah lembut [bukan berarti lemah].

2. Pemimpin yang handal harus mampu mengintegrasikan visi misi organisasi, menetapkan arah strategis organisasi, atau mengeksploitasi kompetensi inti organisasi untuk keunggulan kompetitif, berdampak pada pengembangan dan pelaksanaan strategi organisasi maka kreativitas dan inovasi sangat diperlukan untuk suksesnya organisasi/perusahaan selain yang diatas diperlukan; kesetiaan, menghidari omong kosong, kerja keras dan ketabahan. 3. Untuk strategi manajemennya; mengingat mendesaknya Pemimpin yang

handal untuk menghadapi era globalisasi peneliti/penulis menyarankan perlunya pengkaderan pemimpin dengan cara merekrut, memilih, dan melatih para calon pemimpin secara konsisten dan bekesinambungan karena asset yang paling utama dalam organisasi.

(11)

menyekolahkan ke jenjang yang lebin tinggi agar kesinambungan pemimpin tetap dapat dipertahankan.

5. Mengingat penelitian hanya tiga (3) provinsi maka diperlukan penelitian lanjutan untuk hal dimaksud agar memperoleh hasil yang lebih luas dan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Butarbutar, F., Purba, J.T. (2016). Towards Educational Great and Strong Leaders: An Empirical Investigation in Indonesia. Prosiding. Dipresentasikan di bulan Maret pada International Conference on Entrepreneurship (IConEnt-2016), UPH Tangerang, Banten Indonesia.

Henry, M. (2015). Bible Commentararies. Diakses pada tanggal 2 April 2016 dari http://www. biblestudytools.com/commentaries/matthew-henry-complete/ 2-timothy/2.html.

LAI (2005). Alkitab dengan Kidung Jemaat.Surat Paulus yang kedua kepada Timotius. Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta.

Lamb, L.F., McKee, K.B. (2004). Applied Public Relations: Cases in Stakeholder Management. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Routledge.

Locke, Edwin A, Shelley, K., Wheeler, Jill K., Schneider, J., Niles, K., Goldstein, H., Welsh, K., Chah, Dong-O. (1991), The Essence of Leadership,The Four Keys to Leading Successfully, Lexington Books, New York.

Purba, J.T. & Rorim, P. (2015). Innovation Strategy Services Delivery: An Empirical Case Study of Academic Information Systems in Higher Education Institution. Diakses pada tanggal 23 Juni 2016, dari http://link.springer.com/ chapter/ 10.1007%2F978-3-662-46742-8_47. Heidelberg, Berlin.

Saunders, M, Lewis, P, Thornhill, A. (2007). Research Methods for Business Students

(4th ed.), Essex: Pearson Education Limited.

Schoemaker, Paul J.H., Krupp, S., and Howland, S. (2013). Strategic Leadership: The Essential Skills. Harvard Business Review. January–February. Diakses pada tanggal 23 Februari 2016 dari: http://www.harvardbusiness.org/ sites/default/files/HBR _Strategic _Leadership.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian keluarga ditandai dengan adanya mendapatkan.. pelatihan-pelatihan berbagai

Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan orang ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lain yang terpisah

divinidad juguetona que comparte conocimientos de ambos lados del universo, tanto derecha como izquierda, se encarga de reportarle a Olódùmarè todo lo que pasa.

Sedangkan pada penelitian ini (2015) akan dilakukan penelitian mengenai “penentuan rute optimum distribusi produk PT Indmira” dengan variabel yang digunakan adalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat hubungan pemanfaatan teknologi Wi-Fi

Pengambilan data dilakukan langsung dilapangan karena kurangnya data geometrik di ruas jalan Singkawang – Bengkayang yang didapatkan dari instansi yang terkait dengan

Perlu diketahui bahwa ada waktu yang lebih panjang bagi calon perseorangan tersebut untuk proses pendaftaran yang kira- kira 1 (satu) bulan sesuai dengan Peraturan Komisi

-Variasi protein pada ASI dari ibu dengan bayi lahir kurang bulan lebih tinggi daripada cukup bulan -ASI dari ibu dengan bayi kurang bulan memiliki kadar protein lebih