• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Dasar Hukum Sejarah Perkem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Pengertian Dasar Hukum Sejarah Perkem"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN,

DASAR HUKUM,

SEJARAH RINGKAS,

&

PEMBAHARUAN HUKUM

KEPAILITAN

(2)

Pengantar

Dalam hukum perjanjian, setidaknya terdapat 2

pihak yang terikat:

KREDITUR

&

DEBITUR

Dalam praktek hukum, seringkali

DEBITUR

lalai

memenuhi kewajibannya. Hal ini bisa disebabkan

oleh:

(3)

Dalam dunia perniagaan, apabila debitur

tidak mampu ataupun tidak mau

membayar hutangnya kepada kreditur,

maka telah disiapkan suatu

“pintu

darurat”

untuk menyelesaikan

persoalan tersebut: melalui “

LEMBAGA

(4)

Pasal 1131 & 1132 KUH Perdata

Pasal 1131 KUH Perdata:

Semua benda bergerak dan benda tidak bergerak dari

seorang debitur, baik yang sekarang ada, maupun yang

akan diperolehnya (yang masih akan ada), menjadi

tanggungan atas perikatan-perikatan pribadinya”

Pasal 1132 KUH Perdata:

Benda-benda itu dimaksudkan sebagai jaminan bagi

(5)

!!!

BAYANGKAN….

Jika semua proses pembagian harta

debitur diserahkan sepenuhnya kepada

para pihak, maka tentu akan membuka

kemungkinan terjadinya KONFLIK dan

KETIDAKADILAN di antara para pihak,

seperti:

 Debitur yang tidak beritikad baik

 Menyembunyikan harta benda

 Menganakemaskan salah satu kreditur

(6)

!!!

Untuk mencegah kemungkinan tersebut,

maka lembaga kepailitan mempunyai

fungsi yang sangat penting, yaitu akan

diadakan suatu

penyitaan umum

(eksekusi massal)

terhadap harta

kekayaan debitur, yang selanjutnya

akan dibagi kepada para kreditur

secara seimbang dan adil di bawah

(7)

PENGERTIAN

(8)

ISTILAH

Istilah “Pailit” dalam berbagai bahasa:

Bahasa Perancis : “

faillite

” (pemogokan atau kemacetan

dalam melakukan pembayaran)

Bahasa Belanda : “

failliet

Bahasa Inggris : “

to fail

” - “

bankrupt”

Bahasa Latin : “

fallire

Secara umum, “pailit” diartikan sebagai:

keadaan debitur yang berhenti membayar

hutang-hutangnya

(insolvable)

Sedangkan “kepailitan” secara umum diartikan:

(9)

PENGERTIAN

Pasal 1 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang:

Kepailitan

adalah sita umum atas

semua kekayaan Debitur Pailit yang

pengurusan dan pemberesannya

(10)
(11)

DASAR HUKUM

KUH Perdata, khususnya Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata.  Dasar Hukum Khusus adalah “Faillissementsverordening, Stb.

1905 No. 217 jo. Stb.1906 No. 348” yang kemudian diubah menjadi UU No. 4 Tahun 1998, dan kembali disempurnakan

dengan UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

 UU terkait PT, Hak Tanggungan, Fidusia, Hipotik, Pasar Modal,

Perbankan, BUMN, dll

 KUHP

 UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

No. 14 Tahun 1945 tentang Mahkamah Agung

 UU Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum

(12)

TUJUAN UU KEPAILITAN

Memberikan forum kolektif untuk memilah milih hak-hak

dari berbagai penagih terhadap aset debitur yang tidak

mencukupi untuk membayar utang.

Menjamin pembagian yang sama dan seimbang terhadap

harta debitur sesuai dengan asas “

pari passu

Mencegah agar debitur tidak melakukan tindakan yang

merugikan para kreditur

Melindungi kreditur konkuren untuk memperoleh hak

mereka

Memberikan kesempatan pada debitur dan para

krediturnya untuk melakukan restrukturisasi utang debitur.

(13)

FUNGSI UU KEPAILITAN

 Mengatur tingkat prioritas dan urutan masing-masing piutang

kreditur

 Mengatur tata cara agar sorang debitur dapat dinyatakan pailit  Mengatur bagaimana tata cara menentukan kebenaran adanya

piutang kreditur

 Mengatur sahnya piutang atau tagihan kreditur

 Mengatur tatacara pencocokan (verifikasi) dari tagihan kreditur  Mengatur bagaimana tatacara membagi penjualan harta

kekayaan debitur sesuai prioritas dan urutan masing-masing kreditur.

 Mengatur tatacara perdamaian yang ditempuh oleh debitur

(14)

SEJARAH RINGKAS

(15)

Hukum Kepailitan di Inggris

Hukum Kepailitan sudah ada sejak zaman

Romawi

.

Kemudian,

diadopsi oleh Inggris

, dengan

mengundangkannya pada masa

Raja Henry VIII

dalam “

Act Agains Such Persons As Do Make

Bankrupt

”, dimana UU ini menempatkan

kebangkrutan sebagai hukuman bagi debitur nakal

yang

ngemplang

untuk membayar hutang sambil

menyembunyikan asetnya.

Peraturan kepailitan di Inggris pada masa awal,

banyak yang mengatur tentang larangan

(16)

Hukum Kepailitan di USA

 Dimulai dengan perdebatan konstitusional yang menginginkan

kongres memiliki kekuasaan untuk membentuk suatu aturan yang seragam tentang kebangkrutan, yaitu sejak diadakannya

Constitutional Convention di Philadelphia tahun 1787.

James Medison (founding father USA) dalam Federalist

Papers, mendiskusikan tentang Bankruptcy Clause sebagai berikut:

“Kewenangan untuk menciptakan sebuah aturan yang uniform mengenai kebangkrutan adalah sangat erat hubungannya

dengan aturan mengenai perekonomian, dan akan mampu mencegah terjadinya begitu banyak penipuan, dimana para pihak atau harta kekayaannya dapat dibohongi atau

dipindahkan ke negara bagian yang lain secara tidak patut”

 Kemudian, Kongres di Amerika Serikat mengundangkan UU

pertama tentang kebangkrutan pada tahun 1800

 Selanjutnya UU tersebut diubah atau diganti, antara lain,

(17)

Hukum Kepailitan di Indonesia

 Belanda telah memiliki Wetboek Van Koophandel (WvK) sejak 1

Oktober 1838.

 Berdasarkan asas konkordansi, hukum dagang Belanda

diberlakukan pula di Indonesia sebagai negara jajahannya mulai 1 Mei 1848.

 WvK inilah yang dikenal sebagai KUHD di Indonesia.

 Di dalam KUHD, kepailitan diatur dalam buku ke-III yang berjudul

Van De Voorzieningen In Gevel Van Onvermogen Van Kooplieden

(tentang peraturan ketidakmampuan pedagang)

 Tahun 1893, di Belanda terjadi perubahan dalam WvK, yaitu

dihapuskannya buku ke-III WvK tersebut.

 Dengan perubahan tersebut, maka berpengaruh pula pada sistem

hukum di Indonesia.

 Sehingga sebagai gantinya dibuatlah Peraturan Kepailitan

(18)

Reformasi Hukum Kepailitan di

Indonesia

 Perkembangan hukum kepailitan di Indonesia tidak terlepas dari

kondisi perekonomian nasional, khususnya yang terjadi pada pertengahan 1997.

 Lembaga Konsultan Econit Advisory Group , menyatakan bahwa:

 Tahun 1997 merupakan “Tahun Ketidakpastian” (A year of Uncertainty)  Tahun 1998 merupakan “Tahun Koreksi” (A year of Correction)

 Terjadi depresiasi secara drastis rupiah terhadap mata uang asing,

dari Rp.2.300/US Dolar menjadi Rp. 5000/US Dolar pada akhir 1997, dan sempat menyentuh Rp.16.000/US Dolar pada

pertengahan 1998. Inflasi meningkat dari di bawah 10% menjadi sekitar 70%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang awalnya berkisar 6-7% berkontraksi menjadi minus (-) 13-14%.

 Akibatnya, banyak perusahaan yang kesulitan untuk membayar

(19)

>>>

 Maka, dari segi hukum diperlukan suatu peraturan

perundang-undangan yang mengatur masalah hutang piutang ini secara cepat, efektif, efisien, dan adil.

 UU kepailitan yang berlaku saat itu (Faillisement Verordening Stb. 217

jo. Stb. 1906 No. 348) yang merupakan hukum warisan pemerintahan Belanda, dianggap tidak mampu memenuhi tuntutan pada saat krisis ekonomi tersebut.

 Maka, dilakukanlah revisi terhadap hukum kepailitan untuk

mengantisipasi banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

 Melalui Perpu No.1 Tahun 1998 yang kemudian dikuatkan menjadi UU

No. 4 Tahun 1998 pemerintah telah melakukan perubahan,

penambahan, dan penyempurnaan terhadap Faillisement Verordening

Stb. 217 jo. Stb. 1906 No. 348 .

 Akhirnya, UU No. 4 tahun 1998 disempurnakan lagi dengan

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

• Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator +, ⋅, dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti.. ⋅ dengan

Berpikir kreatif dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja (tiba-tiba). Berpikir kreatif secara tidak sengaja dapat berlangsung walaupun tidak menggunakan teknik

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan

Οι τιμές της παραμέτρου α* του χρώματος του φλοιού αυξήθηκαν μετά από 4 μήνες συντήρησης (κύρια στους καρπούς που δέχτηκαν 1-MCP)

Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabuapten Lima Puluh Kota, sehingga dapat digunakan

Penyediaan kredit oleh pemerintah untuk masyarakat tani dimaksudkan untuk membantu mereka dalam pembiayaan pertanian (MacIntyre, 1993; Rahardjo, 2000) sehingga kegiatan

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Manajemen Berbasis Sekolah adalah sistem pengelolaan sekolah yang memberdayakan semua pihak pemangku kepentingan