1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENELITIAN SURAT SETORAN PAJAK ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN
HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN PADA KPP PRATAMA WATES
YOGYAKARTA
OLEH:
KHUSNUL KHOTIMAH NIM.13810071 DOSEN PEMBIMBIMG:
Riswanti Budi S.E., M.Sc
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
4 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga pada kesempatan ini penulis
dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan lancar. Sholawat
serta salam tidak lupa saya panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita termasuk golongan umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumul
kiyamah. Amiin
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan rangkaian akhir
dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa yang bertempat di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Seleman Yogyakata. Laporan tersebut dibuat guna
memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan pada
program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Meskipun tidak dapat saya pungkiri bahwa dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis masih banyak mengalami kendala dan
kekurangan, itu semata-mata karena dari keterbatasan penulis. Dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis sangat berterimakasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa moral, materiil
maupun spiritual sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu
perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Riswanti Budi SE.,M.Sc selaku Dosen Pembimbing Lapangan dari pihak
5 2. Achmad Soleh selaku Pembimbing Lapangan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Wates Yogyakarta.
3. Seluruh Staf pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates Yogyakarta.
yang senantiasa merelakan waktunya untuk membimbing dan bekerjasama.
4. Sunaryati SE., M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah.
5. Segenap panitia Praktik Kerja Lapangan Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Yogyakarta.
6. Dan kawan-kawan satu kelompok dalam Praktik Kerja Lapangan yang senantiasa
kompak.
Disamping itu penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat
penulis hargai. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 20 Desember 2016
Hormat Saya,
6 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I: PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
D. Waktu dan Tempat ... 4
E. Jadwal Kegiatan dan Alokasi ... 5
F. Sistematika Laporan ... 14
BAB II: TINJAUAN UMUM KPP PRATAMA WATES ... 15
A. Sejarah ... 15
B. Kedudukan, Tujuan dan Fungsi ... 16
C. Visi, Misi dan Motto ... 19
D. Struktur Organisasa ... 20
BAB III: PEMBAHASAN ... 22
A. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ... 22
B. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ... 24
C. Prosedur Penelitian SSP atas BPHTB ... 25
7
E. Solusi dari KPP Pratama Wates ... 32
BAB IV: PENUTUP ... 33
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
8 DAFTAR TABEL
9 DAFTAR GAMBAR
10 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia dalam era globalisasi memacu pergerakan pendidikan
memasuki persaingan yang sangat ketat, kondisi yang seperti ini yang diemban
dunia pendidikan dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal ini
diperlukan perpaduan yang saling berhubungan antara kemampuan teoritis yang
diperoleh di bangku kuliah dengan kemampuan praktek sebagai tuntutan
menurut kegunaannya. Hal ini bertujuan untuk memperkecil penyimpangan
yang mungkin timbul dalam pengetahuan teori dengan aktualisasi Praktek.
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan dapat menjadi solusi mahasiswa agar
lebih terbantu dalam memahami bidang studi yang ditekuni dan mendapatkan
gambaran nyata pengimplementasian ilmunya di dunia nyata. Mahasiswa akan
belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah
dengan permasalahan di lapangan sebenarnya.
Pajak adalah kontribusi wajib orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara. Secara umum pajak yang
berlaku di Indonesia dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
11 Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, serta Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sedangkan Pajak yang
dikelola oleh pemerintah daerah adalah Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten
sebagai contoh yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Hiburan
dan lain-lain. Sejak tanggal 1 Januari 2011, PBB Pedesaan dan Perkotaan serta
BPHTB resmi menjadi pajak Kabupaten/Kota yang diatur dalam UU No. 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Pajak Retribusi (PDRD).
Dalam kehidupan bermasyarakat biasanya akan terjadi transaksi pengalihan
hak tanah atau bangunan baik itu karena jual beli, warisan, maupun karena
hibah. Dalam pengalihan tersebut diperlukan adanya proses agar pengalihan
tersebut legal. Proses pengalihan tersebut akan diproses di kantor pemerintah
daerah terlebih dahulu, kemudian akan di validasi oleh pihak kantor pajak. Oleh
karena itu pihak yang berkepentingan nantinya harus mengajukan surat
pengajuan penelitian SSP (Surat Setoran Pajak) ke kantor pajak untuk
melengkapi proses tersebut. Mengingat pentingnya proses validasi tersebut
maka penulis akan memaparkan mengenai prosedur baku validasi dan
12 B. Tujuan
1. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Adapun tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan
mengetahui secara langsung kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Menjadi media untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di bangku perkuliahan ke tempat kerja.
c. Memberikan pelatihan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
etos kerja, disiplin, tanggung jawab, profesionalitas, teamworking,
networking, dan lain sebagainya.
2. Tujuan Penulisan Laporan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan.
b. Untuk mengetahui prosedur baku tata cara penelitian Surat Setoran
Pajak atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan di
KPP Pratama Wates.
C. Manfaat
1. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Adapun manfaat diadakannya Praktek Kerja Lapangan adalah:
a. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
13 b. Praktek kerja lapangan dapat membantu keberadaan institusi
perguruan tinggi dalam memperkenalkan dunia institusi tersebut
kepada para mahasiswa, sehingga para mahasiswa mendapatkan
kemudahan dalam mengakses dunia kerja yang mereka inginkan.
c. Prakek Kerja Lapangan menjalin kerjasama dan sebagai koreksi dalam
kerja instansi serta dapat membantu pekerjaan di instansi terkait pada
seksi yang ditempati.
2. Manfaat Penulisan Laporan
Adapun manfaat penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
a. Mengetahui prosedur baku tata cara penelitian Surat Setoran Pajak atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ bangunan di KPP
Pratama Wates.
b. Mengetahui permasalahan yang ada di lapangan terkait tata cara
penelitian Surat Setoran Pajak atas penghasilan dari pengalihan hak
atas tanah dan/ bangunan di KPP Pratama Wates.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada:
Tanggal : 1 September 2016 s.d. 30 September 2016
Jam Praktek : 08.00-17.00
Tempat : Bagian Pelayanan KPP Pratama Wates
Alamat : Jl. Ring Road Utara No.10 Maguwoharjo, Depok,
14 E. Jadwal Kegiatan dan Alokasi
Pada kesempatan PKL ini penulis ditempatkan di divisi pelayanan. PKL
dimulai dari jam 08.00 pada setiap harinya dan berakhir pada pukul 17.00 sore.
Setiap harinya sebelum magang dimulai, terlebih dahulu mengisi presensi di
buku yang telah disediakan. Lalu setelah itu menempatkan diri bersama dengan
kepegawaian kantor untuk mengerjakan pekerjaan yang telah disediakan. Ada
beberapa hal yang harus dikerjakan.
Divisi pelayanan dibagi menjadi 2 bagian yaitu, front office atau biasa
disebut Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) dan back office. TPT merupakan
tempat yang digunakan untuk berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak (WP)
sedangkan back office digunakan untuk mengurus berkas-berkas yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan wajib pajak. Penulis lebih sering
membantu dibagian back office namun biasanya penulis juga membantu
dibagian TPT. Setelah semua kegiatannya selesai dan sebelum meninggalkan
tempat PKL, terlebih dahulu mengisi kembali daftar presensi di buku presensi
mahasiswa magang di lantai 6 gedung KPP Pratama Wates.
Kegiatan PKL yang dilakukan selama satu bulan memiliki kegiatan yang
berbeda-beda setiap harinya diawal masa PKL. Namun setelah beberapa hari
berjalan, kegiatan yang dilakukan setiap harinya hampir sama dengan hari-hari
sebelumnya. Kegiatan yang selalu dilakukan dan diutamakan setiap hari adalah
merekam berkas induk NPWP dan berkas penelitian SSP seperti yang terlihat
15 Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di KPP Pratama Wates
No. Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 1 Kamis, pembagian divisi tugas dipandu oleh Kepala Bagian Umum (Kabag) 2.Perekaman Wajib
Pajak (WP) Non akan diberkaskan atau diarsipkan untuk
1.Perekaman Wajib Pajak Non Efektif (NE) kedalam komputer.
Bu Veeda Hal ini perlu dilakukan karena berkas WP NE akan diberkaskan atau diarsipkan untuk dimasukkan kedalam ruang berkas.
2.Mengecek berkas (memisahkan berkas) terkait WP NE.
Bu Veeda Berkas yang tercampur dipilah dan dipisahkan berdasarkan jenisnya,
Bu Risna Mengecek kelengkapan SPT Tahunan Wajib Pajak dengan melihat
apakah kolom
16 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 4 Selasa,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat,
17 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 2.Merekam berkas
validasi permohonan penelitian SSP ke dalam komputer.
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no
Pak Sholeh Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no dalam komputer sesuai dengan kelompoknya
Pak Sholeh Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no
18 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 2. Merekam berkas
validasi permohonan penelitian SSP ke dalam komputer.
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no
Pak Agus Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no memiliki lebih dari 1 STP. Kemudian STP dikelompokkan sesuai urutan WP yang tertera di surat pengantar STP. 12 Jum’at,
19 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 2.Rekam induk
berkas per NPWP ke dalam sistem
Pak Sholeh Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no PEM, luas tanah dan bangunan, alamat NJOP
Pak Sholeh Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP, nomor rak, kolom dan baris. memiliki lebih dari 1 STP. Kemudian STP dikelompokkan sesuai urutan WP yang tertera di surat pengantar STP. 14 Selasa, 20
Pak Sholeh Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP, nomor rak, kolom dan baris.
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no
20 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 2.Merekam berkas
Pak Agus Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP,
Pak Sulis Perekaman meliputi nama WP, alamat, no PEM, luas tanah dan bangunan, alamat NJOP memiliki lebih dari 1 STP. Kemudian STP dikelompokkan sesuai urtan WP yang tertera di surat pengantar STP. 17 Jum’at,
Pak Agus Perekaman meliputi SKT (Surat Keterangan Terdaftar) WP, NPWP, nomor rak, kolom dan baris.
21 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 18 Senin,
1.Memasukkan data validasi BPHTB ke dalam Ms.Exel dengan format Monifa.
Pak Sholeh Hal ini dilakukan untuk menghitung pajak yang harus di bayar serta
1.Memasukkan data validasi BPHTB bangunan serta harga yang tertera di SSPD-jenis pajak yang masuk. 21 Kamis,
29
September 2016
1.Memasukkan data validasi BPHTB bangunan serta harga yang tertera di
SSPD-BPHTB, serta
22 No Hari,
Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Lapangan Deskripsi Kegiatan 2.Mencetak BPS Bu Emi Data pembayaran pajak jenis pajak yang masuk. 3.Mengelompokkan memiliki lebih dari 1 STP. Kemudian STP dikelompokkan sesuai urtan WP yang tertera di surat pengantar STP. 22 Jum’at,
30
September 2016
23 F. Sistematika Laporan
Penyusunan laporan ini disajikan dalam sistematika penulisan yang terdiri
atas empat bab, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan,
dan manfaat PKL, waktu dan tempat dilaksanakannya PKL, serta
jadwal kegiatan selama berada di tempat PKL.
BAB II: TINJAUAN UMUM KPP PRATAMA WATES
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah berdirinya KPP Pratama
Wates, gambaran wilayah kerja, visi dan misi yang kemudian di ikuti
dengan kedudukan, tugas, dan fungsi KPP Pratama Wates, serta
struktur organisasi dan fungsinya.
BAB III: PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di jelaskan mengenai garis besar kegiatan
pelaksanaan PKL, SOP penelitian SSP penghasilan atas pengalihan
hak atas tanah dan bangunan dan masalah yang terjadi di lapangan.
BAB IV: PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
24 BAB II
TINJAUAN UMUM KPP PRATAMA WATES
A. Sejarah Berdirinya KPP Pratama Wates
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates didirikan sejak tanggal 30 Oktober
2007 yang kemudian diresmikan pada tanggal 05 November 2007. Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Wates beroperasi di bawah naungan Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) melalui koordinasi Kantor Wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Seperti halnya Kantor Pelayanan Pajak lainnya diseluruh
Indonesia, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates mempunyai wilayah kerja
yang telah ditentukan. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates
meliputi seluruh kawasan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates membawahi 12
kecamatan, yaitu meliputi Nanggulan, Pengasih, Wates, Sentolo, Panjatan,
Lendah, Galur, Temon, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh.
Sejak dilakukannya pemecahan menjadi Kantor Pelayanan Pajak tersendiri,
dimana tidak tergabung lagi dalam Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta II,
hingga sekarang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates belum memiliki
gedung tersendiri secara mandiri di daerah yang meliputi wilayah kerjanya.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates masih menjadi satu kesatuan
25 Yogyakarta, yang terletak di Jalan Ring Road Utara No. 10 Pugeran,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates menempati gedung Kantor Wilayah
(Kanwil) DJP Daerah Istimewa Yogyakarta pada sebagian dari lantai I yang
digunakan khusus untuk Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) dan Seksi
Pelayanan, dan pada semua bagian lantai VI yang difungsikan untuk mayoritas
aktivitas operasional, administrasi, dan kinerja seksi-seksi lain yang terdapat di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates hingga saat ini masih
mengoperasikan dan memfungsikan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan Wates sebagai Pos Pelayanan. Pos Pelayanan tersebut
berlokasi di Jalan Khudori No. 53 Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pegawai yang ditempatkan di Pos Pelayanan tersebut sebanyak 5
(lima) orang pegawai dan 2 (dua) orang satpam.
B. Kedudukan, Tujuan, Fungsi KPP Pratama Wates 1. Kedudukan KPP Pratama Wates
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama merupakan unsur pelaksanaan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dalam arti bahwa DJP membawahi kantor
wilayah (Kanwil) seluruh Indonesia. Kanwil inilah yang membawahi KPP
26 Keuangan sebagai pertanggungjawaban atas tugas pokoknya di bidang
penerimaan negara sektor pajak.
Kedudukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates yang belum
berlokasi di wilayah kerjanya, dimana masih berada dalam satu kesatuan
gedung Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah
satu kendala untuk memberikan pelayanan yang optimal secara langsung
kepada Wajib Pajak. Guna mempermudah dan memperlancar pelayanan
yang diberikan kepada Wajib Pajak yang berada di wilayah kerjanya, KPP
Pratama Wates hingga saat ini masih mengoperasikan dan memfungsikan
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Wates sebagai Pos
Pelayanan. Pos Pelayanan tersebut berlokasi di Jalan Khudori No. 53
Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pegawai yang
ditempatkan di Pos Pelayanan tersebut sebanyak 5 (lima) orang pegawai
dan 2 (dua) orang satpam.
2. Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates
Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tujuan yang khusus yaitu:
a. Sebagai tempat pengumpulan dan pengolahan data-data perpajakan
b. Untuk menyajikan semua informasi-informasi perpajakan dan
menggali potensi perpajakan
c. Dapat juga untuk mengekstensifikasi dari semua Wajib Pajak yang
27 d. Sebagai tempat penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan
dari Wajib Pajak
e. Penatausahaan dan pengecekan atas Surat Pemberitahuan, penyusunan
dan pemantauan Laporan Masa PPN, PPh, PPnBM dan PTLL
f. Tempat untuk penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan dan restitusi PPN, PPh, PPnBM dan PTLL
g. Verifikasi dan penerapan bagi sanksi perpajakan
h. Pengutusan pemberitahuan Surat Ketetapan Pajak
i. Pengutusan tatausaha dari Rumah Tangga Kantor Pelayanan Pajak
j. Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates
Sesuai dengan SK Menteri Keuangan, Pasal 58 disebutkan bahwa
tugas pokok KPP Pratama adalah melaksanakan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak
Tak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melakukan
kegiatan operasional di bidang Pajak Negara di dalam daerah dan
berwenang berdasarkan Kebijaksanaan teknis yang ditetapkan Direktorat
Jendral Pajak. Kebijaksanaan teknis yang dimaksudkan adalah kegiatan
operasional dalam penetapan perpajakan misalnya pemberian Nomor
28 3. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates
Dalam melaksanaan tugas seperti Pasal 58, Kantor Pelayanan Pajak
menyelenggarakan fungsi antara lain:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan.
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan SPT, serta penerimaan surat lainnya.
c. Pengawasan, pembayaran masa Pajak.
d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi pajak.
e. Pelaksanaan pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
f. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
g. Pelaksanaan penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
h. Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi.
i. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates.
C. Visi, Misi dan Motto KPP Pratama Wates 1. Visi KPP Pratama Wates
Dalam menjalankan tugas-tugasnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
29 “Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat
dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.
2. Misi KPP Pratama Wates
“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan undang-undang
perpajakan yang mampu mewujudkan pembiayaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif
dan efisien”.
3. Motto KPP Pratama Wates
“JUST yang berarti Jujur, Simpatik dan Transparan”
D. Struktur Organisasi KPP Pratama Wates
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang
bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan
tertentu dan masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai
dengan jabatannya. Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam
struktur organisasi yang merupakan gambaran sistematis tentang hubungan
kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting
untuk terlaksananya fungsi pengorganisasian dengan baik sebab dengan adanya
30 yang terdapat dalam hierarki organisasi dan ini akan memudahkan setiap
karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pengawasan administrasi, dan pemeriksaan sederhana terhadap
wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM, PBB, dan BPHTB dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Gambar 1. Struktur Organisasi KPP Pratama Wates
Sumber: KPP Pratama Wates
31 BAB III
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Praktik Kerja lapangan (PKL)
Kegiatan PKL dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Wates. Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan mulai
tanggal 1 sampai 30 September 2016. Waktu pelaksanaan PKL dimulai dari
pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan 5 hari kerja, yaitu
hari senin sampai dengan hari jum’at. Banyak kegiatan yang telah dilakukan
selama satu bulan di divisi pelayanan KPP Pratama Wates. Secara garis besar
kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Mencetak SKT
Dihari awal kegiatan PKL penulis diberi arahan untuk mencetak SKT
(Surat Keterangan Terdaftar) untuk Wajib Pajak yang baru mendaftar
NPWP. Sebelum SKT di cetak, terlebih dahulu SKT didownload dari
sistem pendaftaran online pajak. Setelah SKT dicetak, kemudian
dimasukkan kedalam amplop, SKT yang telah dimasukkan kedalam
amplop sebelumnya telah dilegalisir terlebih dahulu oleh Kepala Kantor
yang selanjutnya akan dikirim ke alamat masing-masing wajib pajak baru
yang terdaftar. Dalam sehari biasanya akan mencetak 50-70 SKT yang siap
32 2. Merekam induk berkas per NPWP ke dalam sistem
Kegiatan merekam induk berkas kedalam sistem mulai diakukan di
minggu ke-2 dan dilakukan hampir setiap hari. Perekaman meliputi SKT
(Surat Keterangan Terdaftar) Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak,
nomor rak, kolom dan baris. Setelah berkas direkam, kemudian berkas
tersebut dimasukkan kedalam ruang berkas sesuai dengan nomor rak yang
tertera, dan disusun urut sesuai NPWP.
Rekam berkas per NPWP ini dilakukan untuk menertibkan
penatausahaan pendataan rumah berkas dan berkas WP lama maupun WP
baru, agar ketika ada peminjaman berkas petugas arsip tidak kesulitan
untuk mencarikan berkasnya. Berkas yang direkam selama kegiatan PKL
yang dilakukan penulis hampir 500 san lebih berkas.
3. Merekam berkas validasi permohonan penelitian SSP
Perekaman dilakukan setelah berkas permohonan SSP yang masuk
telah lengkap sesuai dengan ketentuan permohonan. Perekaman meliputi
nama WP, alamat WP, nomor PEM yang tertera pada LPAD (Lembar
Pengawasan Arus Dokumen), luas tanah dan bangunan NOP, alamat NOP
(Nilai Objek Pajak) dan nomor NOP yang tertera pada SSPD-BPHTB, dan
nominal serta nomor transaksi yang tertera di BPN (Bukti Penerimaan
Negara). Berkas yang direkam setiap harinya rata-rata 20 sampai 40
perharinya. Setelah berkas direkam, selanjutnya diberi stempel dan
33 B. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atau Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan
atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan yang selanjutnya disebut
pajak. perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah perbuatan atau
peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau
bangunan oleh orang pribadi atau badan. Mengenai Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan atau BPHTB diatur dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan
telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2000 (selanjutnya hanya disebut UU
BPHTB), menyebutkan bahwa BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Yang menjadi subjek pajak adalah
orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan.
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan/atau
bangunan, dasar pengenaan pajak ini adalah Nilai Perolehan Objek Pajak
(NPOP). Perolehan hak atas tanah dan bangunan meliputi: jual beli, tukar
menukar, hibah, hibah wasiat, waris, pemasukan dalam perseroan atau badan
hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, peralihan hak
karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak,
pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak, penggabungan usaha,
peleburan usaha, pemekaran usaha, serta hadiah. Dasar pajak yang digunakan
34 jual beli yang menggunakan harga transaksi dan juga penunjukan pembeli
dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang.
C. Prosedur Penelitian SSP atas BPHTB
Prosedur validasi merupakan tata cara penelitian Surat Setoran Pajak (SSP)
oleh petugas peneliti pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atas penghasilan yang
diterima Wajib Pajak (WP) dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan/
bangunan. Tata cara meliputi penerimaan formulir penelitian oleh petugas
peneliti SSP sampai dengan pembubuhan stempel pada SSP dan fotokopi SSP
sebagai bentuk validasi pembayaran pajak serta penyampaian kepada WP.
Dasar hukum dari SOP ini adalah Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
Nomor PER-26/PJ/2010 serta Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor
SE-81/PJ/2010. Dalam prosesnya pihak yang terkait adalah: Kepala Kantor
Pelayanan Pajak, Kepala Seksi Peleyanan, Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu, Petugas Peneliti SSP, Petugas
Peneliti Palangan Surat Setoran Pajak dan Wajib Pajak. Adapun syarat-syarat
atau input yang harus dilampirkan sebagai persyaratan penelitian SSP terdiri
dari:
1. SSP atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
2. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang/ Surat Tanda Terima
35 3. Fotokopi faktur/ bukti penjualan atau bukti penerimaan uang dalam hal
pengalihan dilakukan dengan cara penjualan.
4. Fotokopi surat kuasa dan kartu identitas yang diberi kuasa dalam hal
pengajuan formulir penelitian SSP dikuasakan.
Adapun output yang dikeluarkan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak meliputi:
1. Bukti Penerimaan Surat (BPS).
2. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD).
3. Kertas Kerja Penelitian SSP.
4. Surat Pemberitahuan Penelitian SSP.
5. SSP dan fotokopi SSP yang telah distempel.
6. Rekapitulasi Data SSP (jika ada).
Adapun prosedur kerja yang sesuai dengan SOP penelitian SSP meliputi:
1. Petugas TPT menerima formulir penelitian SSP beserta
lampiran-lampirannya.
2. Sesuai ketentuan peraturan Dirjen Pajak telah terpenuhi, petugas TPT
mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pebgawasan Arus
Dokumen (LPAD) dan memberikan BPS kepada WP.
3. Petugas TPT meneruskan berkas yang diterima kapada kepala seksi
pelayanan.
4. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas dan mendisposisikan kepada
36 5. Petugas peneliti SSP menuliskan nomor BPS pada pojok kanan atas SSP
dan menuliskannya juga ke dalam kolom Nomor Register pada Buku
Register Penelitian SSP. Petugas menentukan apakah perlu dilakukan
penelitian lapangan SSP berdasarkan kriteria yang ada. Jika perlu
melakukan penelitian lapangan, maka petugas peneliti SSP membuat
konsep Nota Dinas permintaan penelitian lapangan SSP dan
menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Jika tidak perlu
melakukan penelitian lapangan, maka dilanjutkan ke nomor 16.
6. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani Nota Dinas
permintaan penelitian lapangan SSP dan meneruskan kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan.
7. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima dan mendisposisikan
kepada Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk membuat konsep
Surat Tugas penelitian lapangan SSP.
8. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan membuat konsep Surat Tugas
penelitian lapangan SSP dan menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan.
9. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti dan memaraf konsep Surat
Tugas penelitian lapangan SSP.
10. Kepala kantor menyetujui dan menandatangani Surat Tugas penelitian serta
37 11. Petugas peneliti lapangan SSP menerima Surat Tugas penelitian lapangan
SSP dan melakukan penelitian lapangan SSP.
12. Petugas peneliti lapangan membuat konsep laporan hasil penelitian
lapangan SSP kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi Perpajakan.
13. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempalajari, memaraf dan
meneruskan laporan hasil penelitian lapangan SSP kepada Kepala Kantor.
14. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani laporan hasil penelitian
dan meneruskan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
15. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneruskan laporan hasil
penelitian lapangan kepada petugas peneliti SSP.
16. Petugas peneliti SSP mencocokkan data pembayaran pada SSP dengan data
MPN (dalam hal di perlukan, bisa melakukan konfirmasi ke Bank
Persepsi), meneliti penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan atas
Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan dan menuangkan hasilnya
dalam kertas kerja penelitian SSP.
17. Petugas Peneliti SSP melengkapi/mengisi Buku Register Penelitian SSP.
18. Dalam hal pajak penghasilan yang dibayar telah sesuai dengan Pajak
Penghasilan yang seharusnya dibayar, proses berlanjut ke angka 20.
19. Dalam hal Pajak Penghasilan yang dibayar kurang dari Pajak Penghasilan
yang seharusnya dibayar, maka:
38 b. Petugas peneliti SSP membuat konsep Surat Pemberitahuan Penelitian
SSP dan kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan
c. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf Surat Pemberitahuan
Penelitian SSP dan meneruskannya kepada Kepala Kantor
d. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani Surat Pemberitahuan
Penelitian SSP.
e. Surat dikirimkan kepada WP melalui SOP tata cara penyampaian
dokumen di KPP.
f. Proses selesai.
20. Petugas Peneliti SSP membubuhkan stempel penelitian SSP pada SSP dan
fotokopi SSP, melengkapi isian stempel dan memaraf. Dalam hal untuk
satu transaksi terdapat lebih dari satu SSP, dibuat Rekapitulasi Data SSP.
21. Petugas Peneliti SSP meneruskan SSP dan fotokopi yang telah distempel
dan diparaf, serta Rekapitulasi Data SSP (jika dibuat) kepada Kepala Seksi
Pelayanan.
22. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani dan mengembalikan kepada
Petugas Peneliti SSP, fotokopi SSP, dan Rekapitulasi Data SSP untuk
dibubuhkan stempel kantor.
23. Sebelum dibubuhkan stempel kantor, Petugas Peneliti SSP memfotokopi
terlebih dahulu SSP dan Rekapitulasi Data SSP tersebut, dengan prosedur
39 a. Dalam hal KPP tempat WP terdaftar sama dengan KPP tempat objek
pajak, SSP dan Rekapitulasi Data SSP difotokopi sebanyak 1 lembar
sebagai arsip kantor.
b. Dalam hal KPP tempat WP terdaftar berbeda dengan KPP tempat objek
pajak, SSP dan Rekapitulasi Data SSP difotokopi 2 lembar. Satu
lembar dijadikan sebagai arsip kantor, satu lembar lainnya dibubuhi
stempel kantor dan digunakan sebagai lempiran surat pengantar
pengirim hasil penelitian SSP ke KPP tempat WP terdaftar, dengan
prosedur sebagai berikut:
1) Petugas Peneliti SSP membuat konsep surat pengantar pengiriman
hasil penelitian SSP dan meneruskan kepeda Kepala Seksi
Pelayanan.
2) Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep surat
tersebut dan meneruskan kepada Kepala Kantor.
3) Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani surat pengantar
pengiriman hasil penelitian SSP.
4) Surat dikirim ke KPP WP terdaftar dengan SOP Tata Cara
Penyampaian Dokumen di KPP.
24. Petugas Peneliti SSP membubuhkan stempel kantor pada SSP, fotokopi
SSP, dan Rekapitulasi Data SSP kemudian mengembalikan kepada WP
melalui TPT atau pos.
40 D. Permasalahan
Dalam proses pengajuan permohonan validasi ke kantor pajak, prosedur
yang membutuhkan waktu paling lama adalah cek data atau memvalidkan data
luas tanah dan/atau bangunan serta harga yang tertera di data SSPD-BPHTB
dengan kondisi di lapangan apakah harga sudah sesuai atau pantas dengan
kondisi tanah dan/atau bangunan atau belum. Pengecekan data dilakukan satu
persatu sesuai data WP yang memerlukan data penelitian lapangan. Rata-rata
jumlah permintaan validasi BPHTB yang masuk ke KPP Pratama Wates perhari
sekitar 10-15, terkadang bisa mencapai 20-40. Dalam prakteknya penanganan
permintaan validasi hanya dilakukan oleh satu pegawai saja, padahal jumlah
permintaan validasi persatu WP letaknya bisa berjauhan. Sehingga pengecekan
yang dilakukan ke lapanganpun akan memakan waktu lebih lama.
Dalam proses validasi kantor pajak menentukan harga tanah yang
sekiranya sesuai dengan luas dan kondisi geografis serta ketentuan perhitungan
yang sesuai dengan ketentuan aturan pajak. Terkadang penentuan harga tanah
bisa sama dengan perkiraan WP pemohon validasi bisa juga lebih besar.
Biasanya pemohon yang perkiraan harganya tidak sesuai dengan yang
ditentukan oleh kantor pajak (kurang bayar) akan mengajukan keberatan ke
kantor pajak. Terkadang WP akan mendatangai langsung kantor pajak dan
menegosiasikannya dengan pegawai yang bersangkutan. Saat pegawai yang
bersangkutan sedang melakukan pengecekan dilapangan secara otomatis
41 janji terlebih dahulu dengan pegawai yang bersangkutan maka WP tersebut
tidak bisa mengurus negosisasi tersebut diwaktu yang bersangkutan. Dan dalam
SOP, jangka waktu penyelesaian paling lama adalah 1 hari kerja sejak tanggal
diterimanya formulir beserta lampirannya secara lengkap dalam hal ini jika
tidak dilakukan penelitian lapangan, sedangkan 3 hari jika dilakukan penelitian
lapangan.
E. Solusi dari KPP Pratama Wates
Menurut KPP Pratama Wates terutama divisi pelayanan adanya beberapa
masalah yang terjadi. Seperti lamanya waktu pengerjaan dan kurangnya
pegawai dikarenakan adanya rencana untuk pindah ke gedung baru yang sedang
dalam proses pembangunan yang hampir selesai dan banyaknya berkas yang
masih belum terekam ke sistem. Seperti yang sudah disampaikan diatas
bahwasanya KPP Pratam Wates masih terletak di gedung Kantor Wilayah
Dirjen Pajak Yogyakarta.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak KPP Pratama Wates atas salah
satu masalah yang telah dipaparkan diatas adalah dengan mempekerjakan
pegawai outsourcing dan bantuan dari beberapa pelajar PKL. Adapun pegawai
atau pelajar tersebut dapat melakukan pekerjaan seperti memasukkan data-data
Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penelitian SSP dan mencocokkan
data pembayaran SSP serta memberi stempel penelitian SSP.
42 BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai prosedur permohonan
validasi BPHTB, hingga hambatan yang dialami oleh divisi pelayanan KPP
Pratama Wates maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sesuai dengan Peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2010
Prosedur validasi merupakan tata cara penelitian Surat Setoran Pajak
(SSP) oleh petugas peneliti pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atas
penghasilan yang diterima Wajib Pajak (WP) dari transaksi pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan.
2. Tata cara meliputi penerimaan formulir panelitian oleh petugas peneliti
SSP sampai dengan pembubuhan stempel pada SP dan fotokopi SPP
sebagai bentuk validasi pembayaran pajak serta penyampaian kepada
WP
3. Jangka waktu penyelesaian paling lama adalah 1 (satu) hari sejak
tanggal diterimanya formulir penelitian SSP beserta lampirannya secara
lengkap dalam hal tidak dilakukan penelitian lapangan, dan paling lama
3 (tiga) hari kerja sejak tanggal diterimanya formulir penelitian beserta
43 B. Saran
Dari pemaparan masalah yang dikemukakan di atas bahwasanya dalam
proses permohonan penelitian SSP, waktu maksimal yang sesuai dengan SOP
jika dilakukan penelitian lapangan adalah 3 hari. Sedangkan dalam prakteknya
di KPP Pratama Wates lebih dari 3 hari, hal ini dikarenakan masih kurangnya
pegawai yang menanganinya. Pegawai penanggung jawab lapangan dan peneliti
dilakukan oleh satu orang. Oleh karena itu penulis menyarankan untuk adanya
penambahan pegawai tetap PKLpenanggung jawab validasi tersebut bukan
44 DAFTAR PUSTAKA
Modul Profil Perusahaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates, Yogyakarta.
Booklet Bea Perolehan atas Hak Tanah dan atau Bangunan
www.jdih.kemenkeu.go.id
45 LAMPIRAN
Keterangan: Bersama Pegawai divisi Pelayanan KPP Pratama Wates dan rekan PKL.
46 Keterangan: Saat Kegiatan di bagian TPT
(mencetak BPS, dll) di KPP Pratama Wates Yogyakarta.
Keterangan: Berkas Permohonan SSP yang telah di Validasi di beri stempel sebagai bukti.
Keterangan: Berkas STP yang telah di urutkan dan dikoreksi.