• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEM"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

I G NARENDRA KASUMA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR

BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I G NARENDRA KASUMA 07915661019

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

iii

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D NIP. 19520221 197812 1 004 NIP. 19700303 199702 1005

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

(4)

iv

Tanggal 11 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor : 1455/UN.14.4/HK/2011 Tanggal 10 Agustus 2011

Ketua : Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT Anggota :

1. Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D 2. I Putu Alit Suthanaya, ST, MengSC, Ph.D

(5)

v

PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNIK SIPIL

JUDUL TESIS : ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 11 Agustus 2011 Hormat saya,

Materai 6000

(6)

vi

Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha –Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Analisis Kelayakan Finansial Rencana Pembangunan Gedung Parkir Bertingkat Di Pasar Lokitasari” dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran hingga dapat diselesaikannya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen dan staf di lingkungan Program Magister Teknik Sipil Universitas Udayana atas bantuan, motivasi dan kerjasamanya. Terima kasih juga diucapkan kepada keluarga, rekan-rekan kuliah atas dukungannya. Ucapan terima kasih tidak lupa juga disampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi dukungan hingga terselesaikannya tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaikan tesis ini.

(7)

vii

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dimana aktivitas dan interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu kota provinsi Bali ini memiliki luas wilayah 127,78 km2 yang terbagi atas empat (4) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 758.000 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2010), dalam aktivitas dan interaksinya memiliki berbagai kawasan. Pada kawasan pasar Lokitasari timbul berbagai permasalahan lalu lintas yang salah satunya adalah permasalahan parkir. Hal ini seperti terlihat di kawasan Gajah Mada dimana terdapat Pasar Badung dan Pasar Payuk yang menjadi salah satu tempat akumulasi massa. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan membutuhkan areal parkir untuk parkir kendaraannya dimana kapasitas ruang parkir yang ada di kawasan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir bagi pengunjung kawasan ini dan dengan adanya keputusan Pemerintah Kota Denpasar untuk menata kembali kawasan Gajah Mada menjadi kawasan heritage (warisan), sehingga diperlukan sebuah areal untuk menampung kendaraan-kendaraan untuk parkir

Pemerintah dalam hal ini pemerintah kota Denpasar memandang perlu untuk mencari pemecahan masalah tersebut yaitu salah satunya dengn membangun gedung parkir di Lokitasari. Untuk mengkaji pembangunan gedung parkir Lokitasari maka perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial rencana pembangunan parkir bertingkat di Pasar Lokitasari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, BCR, IRR dan Metode Payback Period.

Hasil analisis finansial dengan tarif parkir alternatif satu sebesar Rp 2000 dengan tingkat suku bunga 18%. Analisis finansial menunjukan Nilai NPV negatif, BCR kurang dari satu dan IRR yang lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka pembangunan gedung parkir Lokitasari tidak layak untuk dilaksanakan. Dengan tarif parkir alternatif dua sebesar Rp 3500 dengan tingkat suku bunga 18%, analisis finansial menunjukan dari Nilai NPV positif, Nilai BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku maka pembangunan gedung parkir ini layak untuk dibangun.

Kata Kunci: Analisis Finansial, Parkir, Pasar, Kota Denpasar

(8)

viii

The city of Denpasar has an area of 127,78 km2 divided into four (4) districts. The number of population is 758.000 people (Denpasar Statistic Agency,2010). The city experiences traffic problems including in several market areas. At Lokitasari market area in fact, has an construct parking problem. Similarly,such parking problem occurs in both Badung and Payuk traditional market areas. People who visits the markets require a parking area, to park their own vehicle.

The parking space however is under capacity. In addition, the Denpasar City govern must has decided Gajah Mada area becoming the heritage area. Therefore, the Denpasar City government considers to build a parking building in Lokitasari market area.

This study is to analyse financial feasibility of the multistory parking development plan at Lokitasari market. Several engineering economic methods are used consisting of Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period Methods.

Two alternatives were developed in this study. First alternative uses parking tariff of Rp. 2000 and 18% interest rate. The analysis shows a negative value of NPV, BCR < 1 and IRR are less than the interest rate. This indicates that the Lokitasari parking building is not feasible to develop. Second alternative uses parking tariff of Rp. 3500 and 18% interest rate. The analysis shows a positive value of NPV, BCR > 1 and IRR more than the interest rate. This indicates that the Lokitasari parking building is feasible to develop.

(9)

ix

2.2.4 Berdasarkan Jenis Kepemilikan dan Pengoperasiannya 7 2.2.5 Berdasarkan Jenis Kendaraannya... 7

2.2.6 Berdasarkan Jenis Peruntukan Parkir... 8

(10)

x

4.3 Analisis Karakteristik Parkir Lokitasari... 43

4.3.1 Fasilitas Parkir ... 43

4.3.2 Volume Parkir ... 44

4.3.3 Waktu Rata - Rata Lama Parkir ... 45

4.3.4 Kapasitas Parkir ... 45

4.4 Tingkat Pertumbuhan dan Inflasi... 46

4.5 Prediksi Volume Parkir Kendaraan di Gedung Parkir Lokitasari ... 47

LAMPIRAN A.3 Lokasi Gedung Parkir ... 71

LAMPIRAN B.1 Data Survai Patroli Parkirm ... . 72

LAMPIRAN B.2 Data survai Patroli Parkir Jl Thamrin Selama 24 jam.. . 77

LAMPIRAN C.1 Waktu Rata-Rata Lama Parkir ... 78

LAMPIRAN C.2 Kapasitas Gedung Parkir... 79

LAMPIRAN D.1 Daftar Satuan Upah dan Bahan... 80

LAMPIRAN D.3 Analisa Harga... 81

(11)

xi

Tabel 4.6 Kapasitas Kendaraan Per Periode Waktu... 46

Tabel 4.7 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Ringan di Propinsi Bali... 47

Tabel 4.8 Inflasi... ... 47

Tabel 4.9 Prediksi Volume Parkir... 48

Tabel 4.10 Pendapatan Gedung Parkir Dengan Tarif Parkir Rp 2.000... 50

Tabel 4.11 Pendapatan Gedung Parkir Dengan Tarif Parkir Rp 3500... 51

Tabel 4.12 Biaya Pembangunan Gedung Parkir Lokitasari ... 52

Tabel 4.13 Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Gedung Parkir... 53

Tabel 4.14 Biaya Konstruksi Gedung Parkir... ... 56

Tabel 4.15 Aliran Kas Dengan Tarif Alternatif Satu Rp. 2.000,00 ... .... . 57

Tabel 4.16 Aliran Kas Dengan Tarif Alternatif Dua Rp. 3.500,00... 58

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Analisis Finansial Tarif Alternatif Satu... 59

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Finansial Tarif Alternatif Dua ... 59

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang (dalam cm) ... 10

Gambar 2.2 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90o ... 15

Gambar 2.3 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut 90o... 15

Gambar 2.4 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90o ... 16

Gambar 2.10 Lantai Datar Dengan External Ramp ... 20

Gambar 2.11 Kombinasi Antara Sirkulasi Masuk Dan Keluar... 21

Gambar 2.12 Sirkulasi Masuk Dan Keluar Terpisah ... 21

Gambar 2.13 Jalan Keluar Sebagai Lokasi Parkir ... 22

Gambar 2.14 Ramp Dengan Plat Lantai Horizontal ... 22

(12)
(13)

1

1.1 Latar Belakang

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali aktivitas dan interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu kota Provinsi Bali ini memiliki luas wilayah 127,78 km2 yang terbagi atas empat (4) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 758.000 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2010), dalam aktivitas dan interaksinya memiliki berbagai kawasan. Pada kawasan tersebut akan timbul berbagai permasalahan lalu lintas yang salah satunya adalah permasalahan parkir.

Permasalahan tersebut meliputi ruang parkir yang semrawut dan jumlah ruang parkir yang disediakan tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir sehingga menimbulkan kemacetan di lalulintas. Hal ini seperti terlihat di kawasan Gajah Mada dimana terdapat Pasar Badung dan Pasar Payuk sebagai pasar tradisional yang menjadi salah satu tempat akumulasi massa, tempat terjadi transaksi jual-beli yang dapat menarik masyarakat untuk datang. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan membutuhkan areal parkir untuk parkir kendaraannya dimana kapasitas ruang parkir yang ada di kawasan pasar tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir bagi pengunjung kawasan ini. Terlebih dengan adanya keputusan Pemerintah Kota Denpasar untuk menata kembali kawasan Gajah Mada menjadi kawasan heritage (warisan), sehingga diperlukan sebuah areal untuk menampung kendaraan-kendaraan untuk parkir.

(14)

menampung kendaraan untuk parkir di sekitar kawasan Gajah Mada. Sehubungan dengan itu pada studi ini akan diteliti pemecahan masalah tersebut yaitu salah satunya dengan merencanakan desain gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari. Dari rencana desain gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari akan di analisis kelayakan finansialnya untuk mengetahui layak tidaknya pembangunan gedung parkir bertingkat di Lokitasari. Hasil analisis finansial yang didapat akan dapat memberikan masukan kepada pemerintah dan investor dalam berinvestasi.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam studi ini adalah “Bagaimana kelayakan finansial rencana pembangunan parkir bertingkat di Pasar Lokitasari? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial rencana pembangunan gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk Pemerintah Kota Denpasar

(15)

2. Untuk Penulis

Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat memahami prosedur dan metode yang digunakan untuk analisisi kelayakan finansial.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu dibatasi beberapa hal, antara lain : 1. Lokasi penelitian adalah di pasar Lokitasari

2. Umur ekonomis yang ditetapkan adalah selama 30 tahun 3. Asumsi suku bunga yang diambil 18 persen per tahun .

4. Data parkir diperoleh dari data sekunder penelitian sebelumnya (Gayatri, 2009).

(16)

4

2.1 Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau tidak (Abubakar, 1998).

Berbicara mengenai sistem transportasi tidak dapat terlepas dari masalah perencanaan, moda yang ditawarkan, dan kebijakan yang ditempuh yang akan mempengaruhi masyarakat untuk memakai moda yang tersedia. Salah satunya adalah dengan penyediaan fasilitas parkir bagi kendaraan pribadi terutama di tempat-tempat akumulasi massa seperti pasar tradisional. Hal ini tentu saja bisa mengurangi jumlah kendaraan yang menggunakan badan jalan untuk parkir.

Akibat – akibat yang ditimbulkan dari penggunaan sebagian lebar jalan untuk parkir kendaraan menurut Oglesby & Hicks (1993) adalah sebagai berikut :

1. Kecelakaan yang disebabkan parkir terjadi sewaktu pengemudi hendak memasukkan atau mengeluarkan kendaraan (manuver parkir). Juga saat penumpang kurang hati-hati membuka pintu mobil pada saat hendak masuk atau keluar dari mobil (terutama pada parkir sejajar dengan tepi jalan).

(17)

dan waktu perjalanan akan bertambah. Akibatnya akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi pengemudi.

3. Kendaraan-kendaraan yang parkir tentunya akan mengurangi nilai keindahan bangunan disekitarnya. Juga pada saat menghentikan dan menghidupkan akan menimbulkan kebisingan dan asap.

4. Hambatan terhadap operasi mengatasi kebakaran karena kendaraan-kendaraan yang diparkir menghalangi operasi unit pemadam kebakaran, saat terjadi kebakaran disuatu daerah, kendaraan yang diparkir dipinggir jalan juga menghalangi sambungan air ditepi jalan (hidrant) untuk keperluan kebakaran.

2.2 Jenis – Jenis Parkir

2.2.1 Berdasarkan Penempatannya

Berdasarkan penempatannya, parkir dibagi menjadi parkir di badan jalan (on street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking). Karena penelitian ini membahas tentang gedung parkir maka yang akan dibahas disini adalah parkir di luar badan jalan (off street parking).

(18)

Sistemnya dapat berupa pelataran / taman parkir dan bangunan bertingkat khusus parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang ingin dituju oleh pemarkir. Antara 300-400 m adalah jarak berjalan yang pada umumnya masih dianggap dekat (Warpani, 1998).

2.2.2 Berdasarkan Statusnya

Fasilitas parkir untuk umum diluar badan jalan dapat berupa taman parkir atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan diluar badan jalan antara lain pada kawasan–kawasan tertentu seperti pusat–pusat perbelanjaan, bisnis, perkantoran, maupun pendidikan yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum. Sehingga berdasarkan statusnya parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) :

a. Parkir Umum

Parkir umum adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang dikuasai pemerintah daerah.

b. Parkir Khusus

Parkir khusus adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang pengelolaannya dikuasai oleh pihak ketiga.

c. Parkir Darurat

Parkir darurat adalah areal parkir yang menggunakan lahan milik pemerintah daerah maupun swasta yang terjadi karena kegiatan yang insidentil.

(19)

Gedung parkir adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai areal parkir yang pengelolaannya dikuasai oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang telah mendapatkan izin dari pemerintah daerah.

e. Taman Parkir

Areal parkir adalah suatu bangunan atau areal parkir lengkap dengan sarananya yang pengelolaannya dikuasai oleh pemerintah.

2.2.3 Berdasarkan Tujuan Parkir

Berdasarkan tujuan parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar,1998) :

a. Parkir penumpang yaitu parkir yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang.

Kedua jenis parkir ini dipisahkan demi kelancaran masing – masing kegiatan.

2.2.4 Berdasarkan Jenis Kepemilikan dan Pengoperasiannya

Berdasarkan jenis kepemilikan dan pengoperasiannya, parkir dapat dibedakan sebagai berikut (Abubakar,1998) :

a. Parkir milik pemerintah dan dioperasikan oleh Pemerintah.

b. Parkir milik pemerintah daerah dan dioperasikan oleh pihak swasta. c. Parkir milik swasta dan dioperasikan oleh pihak swasta itu sendiri.

2.2.5 Berdasarkan Jenis Kendaraannya

(20)

a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda) b. Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor)

c. Parkir untuk kendaraan roda tiga, roda empat, atau lebih dan bermesin (bemo, mobil).

2.2.6 Berdasarkan Jenis Peruntukan Parkir

Berdasarkan jenis peruntukan parkir, dapat dikelompokkan sebagai berikut a. Kegiatan Parkir Tetap

1. Pusat perdagangan

2. Pusat perkantoran swasta atau pemerintah. 3. Pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan 4. Pasar

5. Sekolah

6. Tempat rekreasi

7. Hotel dan tempat penginapan 8. Rumah sakit

b. Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara 1. Bioskop

2. Tempat pertunjukkan 3. Tempat olahraga 4. Rumah ibadah

2.3 Satuan Ruang Parkir

(21)

dan lebar bukaan pintu. SRP digunakan untuk mengukur kapasitas ruang parkir. Dalam kaitannya dengan keamanan kendaraan terhadap benturan atau goresan kendaraan lain atau bagian bangunan (pilar, dinding, atau kolom) maka diperlukan ruang bebas arah samping dan arah memanjang. Besaran ruang bebas arah samping berkisar 2 – 20 cm sedangkan arah memanjang berkisar 20 – 40 cm. Umumnya ruang bebas arah samping diambil 5 cm dan ruang bebas arah memanjang sebesar 30 cm dengan rincian bagian depan 10 cm dan bagian belakang 20 cm. Sedangkan ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh lebar bukaan pintu kendaraan dari karyawan kantor pemerintah akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan dari pengunjung suatu pusat kegiatan pertokoan atau perbelanjaan. Untuk pusat kegiatan pertokoan atau perbelanjaan, besaran lebar bukaan pintu umumnya maksimum karena suasana rileks dan adanya barang bawaan, sehingga ukuran lebar bukaan untuk pintu depan / belakang adalah sebesar kurang lebih 75 cm. Sehingga untuk menentukan SRP didasarkan atas pertimbangan :

1. Dimensi kendaraan standar, 2. Ruang bebas kendaraan parkir, 3. Lebar bukaan pintu kendaraan.

(22)

Tabel 2.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang

Sumber : Abubakar, 1998

3,4 x 12,5 0,75 x 2,0 Bus dan Truk

Sepeda Motor

c. Mobil penumpang golongan III

2,3 x 5,0 2,5 x 5,0 3,0 x 5,0

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2)

a. Mobil penumpang golongan I b. Mobil penumpang golongan II

Keterangan :

B = Lebar total kendaraan O = Lebar bukaan pintu L = Panjang total kendaraan a1,a2 = Jarak bebas arah longitudinal R = Jarak bebas arah lateral Dimana ;

(23)

1. Golongan I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R

Ukuran lebar bukaan pintu kendaraan merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan yang didasarkan atas lebar bukaan pintu kendaraan yang dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

(24)

2.4 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat–sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir, lama waktu parkir, kapasitas parkir.

2.4.1 Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu. Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir, dalam menit atau jam, menyatakan lama parkir. Data jumlah parkir diperlukan untuk mengetahui penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian (Hobbs, 1979).

2.4.2 Lama Waktu Parkir

Lama Waktu Parkir atau durasi parkir adalah waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika digunakan untuk parkir kendaraan dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan untuk parkir kendaraan dalam waktu yang lama.

Menurut waktu yang digunakan untuk parkir, maka parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Parkir Waktu Singkat

(25)

b. Parkir Waktu Sedang

Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir antara satu (1) jam sampai empat (4) jam dan untuk keperluan berdagang.

c. Parkir Waktu Lama

Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir lebih dari empat (4) jam, biasanya untuk keperluan bekerja.

Dari lamanya parkir akan diketahui waktu yang dipakai untuk setiap pemarkir memarkir kendaraannya pada setiap petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui lamanya parkir pada tiap kendaraan pada suatu daerah dipakai rata – rata lamanya parkir.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata – rata lamanya parkir adalah (Oppenlander, 1976) :

(

) ( ) ( )

Nt I x X x Nx

D= (2.1)

Keterangan :

D : Rata – rata lamanya parkir atau durasi (jam/kendaraan) Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama x interval (kendaraan) X : Jumlah interval parkir

I : Interval waktu survai (jam)

Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survai (kendaraan)

2.4.3 Kapasitas Parkir

(26)

dari kejadian tersebut diatas akan memberikan besaran kapasitas dari fasilitas parkir.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas parkir adalah :

D S

KP= (2.2)

Keterangan :

KP : Kapasitas parkir (kendaraan/jam)

S : Jumlah total petak resmi yang ada (petak) D : Rata – rata lama parkir (jam/kendaraan)

2.5 Pola Parkir dan Lebar Jalur Gang

Untuk melaksanakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir, terlebih dahulu dipikirkan pola parkir yang akan digunakan. Pola parkir tersebut akan baik apabila digunakan sesuai kondisi yang ada. Pada pelataran parkir yang tidak terdapat marka pada petak parkirnya, digunakan standar fasilitas parkir untuk menentukan ukuran petak parkir yang akan dipakai. Terdapat beberapa tipe pola parkir pada mobil penumpang antara lain :

2.5.1 Parkir Kendaraan Satu Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit. Pola parkir pada parkir kendaraan satu sisi adalah :

a. Parkir sudut 30o, 45o, 60o

(27)

pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan parkir sudut 90o

b. Parkir sudut 90o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90o

Gambar 2.2 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

(28)

2.5.2 Parkir Kendaraan Dua Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai. Pola parkir kendaraan dua sisi adalah :

a. Parkir sudut 30o, 45o, 60o

b. Parkir sudut 90o

Gambar 2.4 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

(29)

2.5.3 Pola Parkir Pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas. Pola parkir pulau adalah :

a. Membentuk sudut 90o

b. Membentuk sudut 45o

1. Bentuk tulang ikan tipe A

Gambar 2.6 Parkir Pulau Sudut 90o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

(30)

2. Bentuk tulang ikan tipe B

3. Bentuk tulang ikan tipe C

Gambar 2.8

Parkir Pulau Sudut 45o bentuk tulang ikan tipe B Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

Gambar 2.9

(31)

Setelah didapatkan pola parkir yang tepat, kemudian dipikirkan hal yang tidak kalah penting adalah jalur sirkulasi dan lebar gang. Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada penggunaannya.

Patokan umum yang dipakai adalah panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter dan jalur gang yang dimaksudkan untuk melayani lebih dari lima puluh (50) kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi untuk jalan satu arah adalah 3,5 meter dan untuk jalan dua arah adalah

Keterangan : * = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki ** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2.6 Gedung Parkir

2.6.1 Kriteria Gedung Parkir

(32)

1. Tersedia tata guna lahan

2. Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku

3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan 4. Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa

2.6.2 Tata Letak Gedung Parkir

Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir dari Departemen Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Lantai Datar Dengan Jalur Landai Luar (External Ramp)

Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungkan dengan ramp seperti pada Gambar 2.10.

2. Lantai Terpisah

Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang turun digunakan untuk kendaraan yang keluar. Kendaraan

(33)

yang masuk melewati semua ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan seperti pada Gambar 2.11 dan 2.12.

3. Lantai Gedung Yang Berfungsi Sebagai Ramp

Kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Pada Gambar 2.13 terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, dengan jalan masuk dan

Gambar 2.11 Kombinasi Antara Sirkulasi Masuk Dan Keluar Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

(34)

keluar dari ujung ke ujung. Pada Gambar 2.14 plat lantai horizontal, pada ujung – ujungnya dibentuk menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan jalan satu arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi.

2.7 Ramp

Ramp adalah suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang berbeda dengan sudut kemiringan tertentu. Kemiringan ramp biasanya lebih

Gambar 2.14 Ramp Dengan Plat Lantai Horizontal Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996 Gambar 2.13 Jalan Keluar Sebagai Lokasi Parkir

(35)

landai dari kemiringan tangga. Kemiringan ramp yang digunakan untuk aktifitas manusia menggunakan perbandingan 1:7, artinya untuk mencapai ketinggian satu meter, maka jarak mendatar yang dibutuhkan adalah tujuh meter. Sebagai perbandingan, kemiringan ramp yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan misalnya mobil adalah 1:8. Contohnya bisa kita saksikan di gedung parkir ataupun di basement gedung yang digunakan sebagai tempat parkir.

2.8 Pendapatan Parkir

Penetapan harga jasa fasilitas parkir akan berbeda untuk masing masing wilayah. Untuk menetapkan harga jasa fasilitas parkir tersebut adalah tergantung pada harga fasilitas parkir. Penetapan harga atas fasilitas parkir (tarif) selalu berpedoman kepada hukum penawaran dan permintaan. Untuk penawaran semakin besar fasilitas parkir yang disediakan, maka semakin murah harga jasa fasilitas parkir, sedangkan untuk permintaan adalah semakin murah harga jasa fasilitas parkir maka permintaan parkir semakin besar. Secara umum sistem penetapan tarif parkir adalah sebagai berikut:

1. Sistem tetap

Sistem pembayaran besaran tarif yang tidak membedakan lama waktu parkir dari suatu kendaraan.

2. Sistem berubah sesuai waktu (Progresif)

(36)

3. Sistem kombinasi

Sistem pembayaran besaran tarif yang mengkombinasikan kedua sistem diatas.

Untuk menghitung besarnya potensi pendapatan dari parkir sebagai acuan dalam perhitungan besarnya anggaran pendapatan. Pendapatan parkir dihitung dengan menggunakan rumus (Abubakar, 1998) :

JKPxFpxTp

PPhr = (2.3)

Keterangan :

PPhr : Pendapatan rata – rata dari parkir / hari

JKP : Jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan / pelataran / gedung parkir dalam satu hari

Fp : Faktor penggunaan TP : Tarip parkir

2.9 Prakiraan Biaya Pembangunan

(37)

1. Biaya Investasi

a. Biaya Pembangunan Gedung 1. Biaya Konstruksi

Meliputi biaya pembangunan yang akan dikeluarkan untuk gedung parkir direncanakan.

2. Biaya Perencanaan dan Supervisi

Biaya perencanaan meliputi, biaya studi kelayakan, Amdal, dan perencanaan akhir. Untuk biaya supervisi meliputi biaya pengawasan konstruksi dan pengawasan keuangan. Biaya perencanaan dan supervisi diasumsikan 3,5% dari biaya konstruksi.

3. Biaya Overhead Proyek

Merupakan biaya–biaya yang harus dikeluarkan seperti: biaya notaris, manajemen kantor pusat dan proyek, biaya asuransi dan biaya tak terduga lainnya. Biaya overhead diasumsikan sebesar 10% dari sub total biaya.

2. Prakiraan Biaya Pengelolaan a. Biaya Operasional

Meliputi biaya pegawai, biaya administrasi dan kepeluan kantor. b. Biaya Pemeliharaan

(38)

2.10 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek, dalam analisis kelayakan finansial proyek dilihat dari sudut lembaga atau individu yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Tujuan analisis finansial adalah efisiensi finansial dari modal yang ditanam dilihat dari sudut perorangan/private. Pada analisis kelayakan finansial, komponen-komponen manfaat dan biaya yang diperhitungkan adalah komponen yang secara finansial turut serta berpengaruh pada “private return”, atau yang berpengaruh secara finansial dan langsung bagi kepentingan investor. Sehingga dengan demikian semua komponen biaya akan diperhitungkan. Untuk komponen manfaat, komponen yang bersifat langsung saja yang akan diperhitungkan

Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek. Secara umum metode yang sering digunakan antara lain:

1. Metode Net Present Value (NPV)

(39)

komponen manfaat dan Present Value dari komponen biaya. Secara matematis

B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t

C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t

d = Tingkat bunga yang diperhitungkan

t = Jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak,

diperlukan suatu ukuran / kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:

NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan / layak

NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan / tidak layak

2. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat

efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini

dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan

sebagai berikut:

BCR =

NPC NPB

(40)

dimana:

BCR = Benefit Cost Ratio

NPB = Net present benefit

NPC = Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah

melalui metode ini adalah :

BCR >1 Artinya investasi layak

BCR < 1 Artinya investasi tidak layak.

3 Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga

discount rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap

sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara

matematis dirumuskan sebagai berikut:

IRR = ( ' ')

'' '

'

' i i

NPV NPV

NPV

i

+ (2.6)

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah

melalui metode ini adalah :

IRR ≥ Suku bungamaka suatu proyek dikatakan layak

(41)

4 Metode Payback Period

Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau jangka waktu

pengembalian modal (Payback Period) adalah jangka waktu yang diperlukan

untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih

(net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap

pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan

dalam jangka waktu per tahun (Soeharto,1997).

Metode ini pada dasarnya digunakan dengan mengacu pada asumsi bahwa

komponen manfaat dan komponen biaya yang dihasilkan dari suatu analisis

kuantitatif pada dasarnya merepresentasikan kondisi ‘cash flow’. Indeks

‘Payback Period’, yaitu suatu indeks yang menggambarkan lamanya waktu

yang dibutuhkan agar total inflow sama dengan total outflow. Untuk

mendapatkan indeks ‘Payback Period’ dapat digunakan dua cara, yaitu cara

grafis dan cara analisis. Cara grafis lebih menggambarkan secara sederhana

dari kondisi cash flow yang ada dibandingkan dengan cara analisis. Pada cara

grafis kondisi cash flow digambarkan dalam bentuk kurva kumulatif inflow

dan outflow. Dari kedua kurva yang dimaksud akan diperoleh Payback

Periodnya, yaitu titik dimana kedua kurva saling berpotongan.

Kriteria Metode Payback Period

Kriteria kelayakan:

1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan

(42)

Bre ak Eve nt Point

Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek dengan periode

pengembalian lebih cepat akan lebih disukai, dalam memakai kriteria ini

perusahaan yang bersangkutan perlu menentukan batasan maksimum waktu

pengembalian, berarti lewat waktu tersebut tidak dipertimbangkan.

Gambar 2.15 Grafik Payback Period

Sumber : LPKM-ITB,1997

2.11 Analisis Sensitivitas

Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya diestimasikan

besarnya, maka jelas nilai-nilai tersebut tidak bisa lepas dari faktor kesalahan.

Artinya, nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil dari

hasil estimasi yang diperoleh, atau berubah pada saat-saat tertentu.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan mengakibatkan

perubahan-perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukkan oleh

(43)

Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan

faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya, maka setiap

pengambilan keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai dengan analisis

sensitivitas. Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan

akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau

parameter-parameter yang mempengaruhinya. Analisis sensitivitas dilakukan dengan

mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat, untuk selanjutnya dilihat

bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi.

Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa

mempengaruhi keputusan-keputusan investasi dalam analisis kelayakan finansial

adalah biaya investasi, nilai manfaat, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya.

Perhitungan sensitivitas dihitung dengan menggunakan rumus (Giatman, 2006) :

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n) (2.7)

Keterangan :

I = Investasi

Ab = Annual Benefit

Ac = Annual Cost

S = Nilai Sisa

n = Umur investasi

(44)

32

Langkah-langkah penelitian yang dapat memberikan arah kerja yang jelas dan

sistematis pada lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 3.1, langkah pertama yang

dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

lebih detail lagi mengenai kajian studi yang meliputi lokasi tempat pembangunan

gedung parkir. Dengan dilakukan studi pendahuluan akan dapat diketahui dapat

atau tidaknya lokasi yang direncanakan untuk pembangunan gedung parkir.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data survai patroli parkir di sekitar

lokasi pembangunan gedung parkir Lokitasari, data harga bahan-bahan bangunan,

data peraturan daerah tentang tarif parkir untuk mobil. Data lokasi dan situasi

yang diperoleh kemudian digunakan untuk dilanjutkan dengan mendesain gedung

parkir dan petak parkir dari gedung parkir. Dari desain gedung parkir ini

dihitunglah rencana anggaran biaya pembangunan dan jumlah petak parkir. Data

survai patroli parkir kemudian dianalisis untuk mendapatkan jumlah volume

kendaraan yang akan parkir, waktu rata-rata lama parkir, kapasitas parkir di

gedung parkir Lokitasari.

Untuk memperkirakan besarnya volume parkir di masa yang akan datang

dilakukan perhitungan faktor pertumbuhan. Berdasarkan data pertumbuhan

kendaraan ringan didapat faktor pertumbuhan untuk memprediksi volume parkir

dimasa yang akan datang. Tarif parkir untuk alternatif satu disesuaikan dengan

(45)

rata- rata lama parkir melebihi satu jam. Analisis kelayakan finansial pada

dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh

yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek. Pada analisis kelayakan

finansial, komponen-komponen manfaat dan biaya yang diperhitungkan untuk

memperoleh nilai NPV, BCR dan IRR Berdasarkan nilai-nilai tersebut nantinya

akan diketahui apakah proyek tersebut layak atau tidak. Apabila dari analisis

finansial menghasilkan nilai yang layak maka dilanjutkan menganalisis Payback

Period dan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya analisis sensitivitas. Analisis

sensitvitas akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup

kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang

mempengaruhinya.

(46)

Ya

Analisis Data Parkir

Metode Payback Period

Kesimpulan Sensitivitas Penetapam Masalah dan

Penetapan Tujuan Studi Pendahuluan

Batasan Masalah

Pengumpulan Data Studi Pustaka

Biaya / Cost

- RAB Gedung Parkir - Biaya Operasional

Data Sekunder:

-. Data Survai Patroli Parkir

- Data Harga bahan bangunan

- Data BPS 2010

Desain Gedung Parkir

Tarif Parkir Data Primer:

-. Kondisi Lokasi

Pendapatan

Cash Flow

Analisis Kelayakan Finansial

Internal Rate of Return Net Present Value

Benefit Cost Ratio

Layak Tidak

(47)

3.2 Studi Pendahuluan

Tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk menentukan parameter data

yang akan disurvai serta metoda yang diperlukan untuk menentukan data yang

dimaksud. Langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam tahapan studi

pendahuluan ini adalah :

1. Identifikasi masalah

2. Perumusan tujuan pengumpulan data

3. Melakukan studi pustaka

4. Mendefinisikan parameter-parameter yang akan dikaji

5. Merumuskan dan menentukan lingkup survai

Hasil akhir dari tahapan ini berupa spesifikasi setiap data yang akan

dilakukan survainya, yaitu meliputi: parameter, lingkup area survai, dan metoda

survai.

3.3 Studi Pustaka

Pada tahap ini dilakukan studi pustaka terhadap karakteristik parkir.

Bahan-bahan pustaka yang digunakan dalam studi pustaka adalah buku-buku dibidang

transportasi, tulisan karya tulis ilmiah, pustaka internet maupun laporan kegiatan

serupa di tempat lain.

3.4 Lokasi Penelitian

Rencana lokasi Gedung Parkir Lokitasari bertempat di Pasar Lokitasari Jalan

(48)

Gedung Parkir Lokitasari ini dulunya adalah Pasar Lokitasari. Denah peta lokasi

gedung parkir dapat dilihat pada Lampiran A

3.5 Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) jenis data,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan

secara langsung dilapangan. Sedangkan untuk data sekunder merupakan data yang

diperoleh dari format yang sudah tersusun atau terstruktur melalui pihak lain

(lembaga atau instansi). Data primer yang dicari adalah situasi lokasi meliputi luas

lahan yang akan di gunakan untuk gedung parkir. Sedangkan data sekunder

merupakan data yang didapat dari berbagai sumber data dengan mengadakan

pencatatan atau pengutipan dari sumber data yang sebelumnya telah diolah oleh

instansi terkait. Survai data sekunder pada dasarnya merupakan penunjang dari

data primer. Adapun data sekunder yang diperlukan dalam penyusunan tugas ini

adalah:

1. Tingkat inflasi 5 tahun terahir didapat dari BPS.

2. Tingkat pertumbuhan kendaraan ringan lima tahun terakhir didapat

dari BPS.

3. Harga bahan-bahan bangunan.

3.6 Desain Gedung Parkir

Desain gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari oleh penulis didesain

(49)

bertingkat di pasar Lokitasari 30 tahun. Gedung parkir bertingkat di Pasar

Lokitasari direncanakan dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai 5 dengan

ramp yang keatas digunakan untuk kendaraan masuk dan ramp yang turun

digunakan untuk kendaraan keluar. Untuk petak parkir direncanakan parkir

kendaraan dua sisi dengan sudut parkir 90° sesuai dengan Gambar 2.5, lebar jalur

gang sesuai Tabel 2.3 dengan SRP 2,5 m x 5,0 m, sudut parkir 90°, satu arah dan

lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki didapat lebar jalur gang 6 meter.

3.6.1 Analisis Data parkir

Kendaraan yang akan dipindahkan ke gedung parkir yaitu kendaraan yang

parkir di 9 ruas jalan di sekitar gedung parkir. Data sekunder survai patroli parkir

di 9 ruas jalan yang meliputi ruas Jalan Hasanudin, Jalan Thamrin, Jalan

Sulawesi, Jalan Kartini, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Kawi, Jalan

Kalimantan, Jalan Ternate dan Jalan Gunung Raung didapat Tugas Akhir atas

nama Arik Gayatri. Berdasarkan dari data sekunder survai patoli parkir dilakukan

analisis data sebagai berikut:

1. Volume parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam

beban parkir yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu.

Volume parkir gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari didapat

dari akumulasi parkir di sekitar rencana gedung parkir. Ruas jalan

(50)

Kartini, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Kawi, Jalan Kalimantan,

Jalan Ternate dan Jalan Gunung Raung.

2. Lama waktu Parkir

Waktu rata – rata lama parkir adalah waktu rata – rata yang

digunakan setiap kendaraan berada pada suatu ruang parkir. Waktu

rata – rata lama parkir dapat dicari berdasarkan ”Persamaan 2.1”.

3. Kapasitas parkir

Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum

ruang tersebut dalam menampung kendaraan. Kapasitas parkir gedung

parkir bertingkat di Pasar Lokitasari dibagi dalam beberapa periode

waktu sesuai dengan durasi survai .

3.6.2 Biaya Pembangunan

Biaya rencana pembangunan tempat parkir terpusat (central parking)

Lokitasari terdiri dari prakiraan biaya investasi yaitu prakiraan biaya

pembangunan gedung parkir ditambah dengan biaya pengelolaan yang terdiri dari

biaya operasional dan pemeliharaan rutin. Biaya pembangunan gedung dihitung

berdasarkan desain gedung parkir yang direncanakan. Perhitungan gedung parkir

diawali dengan mencari setiap harga satuan bahan, alat, upah dan dilanjutkan

dengan menghitung volume setiap item pekerjaan setelah selesai dilanjutkan

(51)

3.7 Pendapatan Parkir

Sistem tarif parkir pada gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasari

digunakan sistem tetap dimana sistem pembayaran besaran tarif yang tidak

membedakan lama waktu parkir dari suatu kendaraan. Penetapan harga atas

fasilitas parkir untuk gedung parkir Lokitasari dengan dua alternatif, alternati satu

sesuai dengan Perda Nomor 5 tahun 2003 sebesar Rp.2000 dan alternatif kedua

sebesar Rp. 3500 ini dikarenakan rata – rata lama parkir di gedung parkir melebihi

1 jam.

3.8 Analisis Finansial

Pada dasarnya, analisis finansial yang memperhitungkan komponen manfaat

dan biaya yang secara finansial turut serta berpengaruh pada “private return”, atau

yang berpengaruh secara finansial dan langsung bagi kepentingan investor.

Dengan demikian semua komponen biaya akan diperhitungkan. Untuk komponen

manfaat, komponen yang bersifat langsung saja yang akan diperhitungkan.

Kriteria evaluasi finansial yang digunakan untuk menentukan suatu proyek dapat

diterima atau ditolak, maka dalam hal ini ada 3 (tiga) hal perlu dipertimbangkan

yaitu:

1. Perbandingan antara manfaat dan biaya (BCR: Benefit Cost Ratio)

2. Nilai bersih pada saat sekarang (NPV: Net Present Value)

3. Angka laju pengambilan internal (IRR: Internal Rate of Return)

Dari hasil perhitungan NPV, BCR dan IRR didapat suatu kesimpulan

(52)

Lokitasari layak untuk dibangun maka dilanjutkan dengan analisis Payback

Period dan analisis sensitivitas.

3.9 Analisis Sensitivitas

Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan

faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya, maka setiap

pengambilan keputusan pada kelayakan finansial hendaknya disertai dengan

analitis sensitivitas. Pada studi ini, analisis sensitivitas dilakukan dengan

(53)

41

4.1 Data Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan Rencana Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar,

Pemerintah Kota Denpasar berencana membangun tempat parkir terpusat (central

parking) di sekitar kawasan Gajah Mada, peta lokasi gedung parkir dapat dilihat

pada lampiran A. Gedung parkir Lokitasari merupakan sentral parkir yang

menampung parkir kendaraan ringan yang sebelumnya parkir di beberapa ruas

jalan kota Denpasar. Parkir yang akan dipindahkan ke gedung parkir Lokitasari

adalah parkir di ruas Jalan Hasanudin, Jalan Thamrin, Jalan Sulawesi, Jalan

Kartini, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Kawi, Jalan Kalimantan, Jalan Ternate

dan Jalan Gunung Raung. Dengan dibangunnya gedung parkir ini diharapkan

penataan kawasan Gajah Mada dapat lebih baik. Lokasi gedung parkir

Lokitasari bertempat di Pasar Lokitasari Jalan Thamrin Kecamatan Denpasar

Barat Kota Denpasar Provinsi Bali. Lokasi gedung parkir Lokitasari ini dulunya

adalah Pasar Lokitasari.

4.2 Desain Gedung Parkir

Perencanaan gedung parkir Lokitasari di didesain sendiri oleh penulis.

Desain gedung parkir Lokitasari terdiri dari lima lantai dan 1 basement dengan

luas total 6.836 m2 dimana jumlah petak parkir untuk kendaraan ringan

(54)
(55)

Tabel 4.1 Jumlah Petak Parkir

NO LANTAI JUMLAH RUANG PARKIR

1 IA 31

2 I 28

3 IIA 30

4 II 30

5 IIIA 30

6 III 30

7 IVA 30

8 IV 30

9 VA 30

10 V 30

Total 299

Sumber: Hasil analisis, 2011

4.3 Analisis Karakteristik Parkir Lokitasari

4.3.1 Fasilitas Parkir

Pola parkir yang diterapkan pada gedung parkir Lokitasari adalah Pola

parkir kendaraan dua sisi dengan parkir sudut 90° dengan ukuran petak parkir 5 x

2,5 meterdan lebar jalur gang pada gedung parkir adalah 6 meter. Pada Tabel 4.2

dapat dilihat jumlah petak, sudut petak dan ukuran petak untuk masing masing

(56)

Tabel 4.2 Inventarisasi Fasilitas

Volume parkir untuk gedung parkir Lokitasari didapat dari jumlah volume

parkir di sembilan ruas jalan (Lampiran B.1) yang akan dipindahkan ke gedung

parkir Lokitasari. Dari tabel 4.3 dapat dilihat volume parkir mobil harian gedung

parkir Lokitasari adalah 3.346 kendaraan per hari (Lampiran C.1).

(57)

4.3.3 Waktu Rata – Rata Lama Parkir

Waktu rata – rata lama parkir adalah waktu rata – rata yang digunakan

setiap kendaraan berada pada suatu ruang parkir. Waktu rata – rata lama parkir

dapat dicari berdasarkan ”Persamaan 2.1”. Waktu rata- rata lama parkir untuk

gedung parkir Lokitasari didapat dari analisis daerah parkir yang akan

dipindahkan ke gedung ini. Berdasarkan hasil yang sudah di analisis, didapatkan

rata – rata lama parkir kendaraan ringan untuk masing – masing waktu survai

seperti pada tabel 4.4 Rata – rata lama parkir terlampir sebagai berikut :

Tabel 4.4 Rata – Rata Lama Parkir

Rata - rata lama parkir

No Waktu

(jam/kend)

1 06.00 - 09.00 1,311

2 11.00 - 14.00 1,230

3 16.00 - 19.00 1,114

4 21.00 - 24.00 1,026

Sumber: Hasil analisis, 2011

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat rata – rata lama parkir kendaraan

ringan diatas 1 jam per kendaraan, dengan rata rata lama parkir tertinggi 1,311

jam per kendaraan pada pukul 06.00-09.00.

4.3.4 Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir untuk

menampung kendaraan. Kapasitas parkir dapat dicari berdasarkan ”Persamaan

2.2”. Dari hasil survai dan analisa data maka dapat diketahui kapasitas parkir

(58)

Tabel 4.5 Kapasitas Parkir

Kapasitas kendaraan yang dapat ditampung gedung parkir Lokitasari

dalam periode waktu tertentu didapat dari kapasitas parkir dikalikan jumlah jam

pada periode tersebut, hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kapasitas Kendaraan Per Periode Waktu

Untuk memprediksi volume parkir yang akan menggunakan gedung parkir

Lokitasari sampai dengan umur proyek dilaksanakan ada faktor mempengaruhi

yaitu faktor pertumbuhan kendaraan kepemilikan kendaraan ringan. Untuk itu,

prediksi pertumbuhan lalu-lintas didasarkan atas keberadaan data historis yaitu

(59)

2005 - 2009) didapat tingkat pertumbuhan kendaraan ringan adalah 5,30 %

Pertumbuhan Rata Rata (%per Tahun) 5,30

Sumber: BPS, 2010

Untuk itu, prediksi tarif parkir pada masa yang akan datang digunakan

data inflasi. Dari data statistik inflasi 5 tahun terakhir ( Th 2005 - 2009) didapat

rata-rata inflasi sebesar 7,10% dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Inflasi

4.5 Prediksi Volume Parkir Kendaraan di Gedung Parkir Lokitasari

Prediksi volume parkir yang akan menggunakan gedung parkir lokitasari

sampai 30 tahun ke depan dengan tingkat pertumbuhan 5,30 % per tahun dapat

dilihat pada Tabel 4.9. Volume Parkir di gedung parkir Lokitasari per periode

waktu dibatasi oleh kapasitas parkir pada periode tersebut, jika prediksi volume

parkir sudah melewati kapasitas maka volume parkir pada tahun tersebut dan

(60)
(61)

Gambar 4.3 Volume Gedung Parkir

4.6 Pendapatan

Pendapatan dari gedung parkir Lokitasari dari tarif yang ditetapkan

dikalikan dengan volume kendaraan yang parkir. Penetapan harga jasa fasilitas

parkir akan berbeda untuk masing masing wilayah. Untuk menetapkan harga jasa

fasilitas parkir tersebut adalah tergantung pada harga fasilitas parkir. Untuk

penawaran semakin besar fasilitas parkir yang disediakan, maka semakin murah

harga jasa fasilitas parkir, sedangkan untuk permintaan adalah semakin murah

harga jasa fasilitas parkir maka permintaan parkir semakin besar. Penetapan harga

atas fasilitas parkir untuk gedung parkir Lokitasari dengan dua alternatif yang

pertama sesuai dengan Perda Nomor 5 tahun 2003 sebesar Rp.2000 dan alternatif

kedua sebesar Rp. 3500 ini dikarenakan rata – rata lama parkir di gedung parkir

melebihi 1 jam. Pendapatan gedung parkir Lokitasari dari tahun 2014 sampai

2043 dapat dilihat pada Tabel 4.10 halaman 50 dan Tabel 4.11 halaman 51.

V o l u m e

(62)
(63)
(64)

4.7 Biaya Konstruksi

Biaya dalam pembangunan gedung parkir Lokitasari ini, terdiri atas biaya

pembangunan (terdiri dari biaya konstruksi, biaya fasilitas gedung parkir, biaya

studi, DED dan pengawasan), biaya pemeliharaan rutin dan operasional. Untuk

biaya bongkar gedung lama diasumsikan sama dengan hasil bongkaran gedung

lama. Komponen biaya proyek untuk estimasi analisis kelayakan gedung parkir

Lokitasari adalah sesuai dengan Tabel 4.12 dan untuk Rencana anggaran biaya

konstruksi dapat dilihat pada tabel 4.13 halaman 53.

Tabel 4.12 Biaya Pembangunan Gedung Parkir Lokitasari

No Uraian Jumlah Harga

A Pembangunan

A1 Biaya Konstruksi 12.946.003.757,78

A2 Study, DED, Pengawasan 453.110.131,52

B Biaya Overhead (10% dari A)

1.294.600.375,78

C Finance Cost (1% dari A) 129.460.037,58

Total Biaya Investasi 14.823.174.302,66

PPN 10 % 1.482.317.430,27

Total Biaya Investasi + PPN 10 % 16.305.491.732,93

D Biaya Operasional 192.000.000,00

(65)
(66)
(67)

Tabel 4.13 Lanjutan

NO URAIAN PEKERJAAN VOL. SAT H.SAT JUMLAH

IV MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1 Mekanikal Ddan Elektrikal 1,00 Ls 1.593.840.437 1.593.840.436,69

Total 12.946.003.757,78

Sumber: Hasil analisis, 2011

4.8 Analisis Finansial

Evaluasi finansial dilakukan dengan maksud mengevaluasi kelayakan

proyek finansial. Metode yang digunakan adalah NPV, BCR, dan IRR.

Berdasarkan pengelolaan data Tabel Penentuan Tarif Parkir Rencana dan Tabel

Anggaran Biaya dengan kenaikan inflasi 7,1 % maka ditentukan NPV, BCR dan

(68)

Tabel 4.14 Biaya Konstruksi Gedung Parkir

No Tahun Biaya Konstruksi Biaya Pemeliharaan Rutin Total Biaya

(69)
(70)
(71)

59

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Finansial Tarif Alternatif Dua (dalam juta)

No Uraian Hasil Analisisi

Dari rekapitulasi hasil analisis finansial untuk tarif alternatif satu dengan

tingkat suku bunga 18% per tahun menghasilkan NPV = -14..488.940.000, BCR =

0,60 dan IRR=9,59% . Sedangkan untuk alternatif dua dengan tingkat suku bunga

18% per tahun menghasilkan NPV = 729.360.000, BCR = 1,020 dan IRR 18,41

(72)

Payback Period Pada Tahun 2022

4.9 Payback Period

Payback Period pada pembangunan gedung parkir Lokitasari digunakan

dengan mengacu pada asumsi bahwa komponen manfaat dan komponen biaya

yang dihasilkan dari suatu analisis kuantitatif pada dasarnya merepresentasikan

kondisi ‘cash flow’. Dengan cara grafis lebih menggambarkan secara sederhana

dari kondisi cash flow yang ada dibandingkan dengan cara analisis. Payback

Period dilakukan setelah analisis NPV, BCR dan IRR dilakukan dan

menghasilkan nilai yang layak. Payback Period hanya dilakukan pada tarif

alternatif dua dengan tarif Rp. 3.500 karena menghasilkan nilai NPV =

729.360.000, BCR = 1,020 dan IRR 18,41 %. Dari Gambar 4.4 dapat diketahui

payback period untuk alternatif kedua pada tahun 2022

(73)

4.10 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas pembangunan gedung parkir Lokitasari dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana dampak parameter – parameter investasi. Analisis

sensitivitas pada pembangunan gedung parkir Lokitasari hanya dilakukan untuk

alternatif dua Dengan tarif sebesar Rp. 3.500 karena karena menghasilkan nilai

NPV = 2.002.060.000, BCR = 1,056 dan IRR 19,05 %.

Dari tabel cash flow Tabel 4.16 pada halaman 58 didapat data sebagai berikut

Investasi = Rp 16.305.491.732,93

Annual Benefit = Rp 4.274.515.000,00

Annual Cost = Rp 192.000.000,00

Nilai Sisa = Rp 450.312.817.738,00

Umur investasi = 33 tahun terdiri dari 3 tahun pembangunan ditambah 30

Tahun umur bangunan

Suku Bunga = 18 %

Rumus sensitivitas:

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)

Analisis sensitivitas investasinya:

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)

0 = - I + 4.274.515.000 (5,528) + 450.312.817.738 (0,005)- 192.000.000 (5,528)

0 = -I + 24.818.482.254,19

(74)

Artinya investasi sensitif pada nilai Rp 24.818.482.254,19dimana jika biaya

investasi meningkat dari Rp 16.305.491.732,93 sampai Rp 24.818.482.254,19

investasi masih layak, namun jika kenaikan investasi telah melampaui nilai Rp

24.818.482.254,19 maka investasi dimaksud tidak layak lagi.

Analisis sensitivitas benefitnya:

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)

0 = - 16.305.491.732,93+Ab

(5,528)+450.312.817.738(0,005)-192.000.000(5,528)

0 =5,528 Ab -15.115.246.044,24

Ab = Rp 2.734.454.844,55

Artinya annual benefit akan sensitif pada angka Rp 2.734.454.844,55 jika

realisasi benefit lebih kecil dari angka tersebut maka investasi menjadi tidak layak

lagi. Jadi, penurunan benefit hanya dibenarkan sampai angka Rp

2.734.454.844,55 juta tersebut.

Analisis sensitivitas cost:

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)

0 =-16.305.491.732,93+4.274.515.000(5,528)+450.312.817.738(0,005)-Ac(5,528)

0 = 9.574.308.921,26 – Ac(5,528)

(75)

Artinya operation cost akan sensitif pada nilai Rp. 1.732.060.155,45 apabila

peningkatan biaya operational melebihi angka diatas, investasi dinyatakan tidak

(76)

64

6.1 Simpulan

Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha

mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat

kelayakan proyek. Berdasarkan perhitungan analisis finansial yang telah

dilakukan pada gedung parkir Lokitasari maka didapatkan hasil sebagai berikut:

2. Gedung parkir Lokitasari dioperasikan tahun 2014, dengan tarif parkir

alternatif satu sebesar Rp 2000 dengan tingkat suku bunga 18%, analisis

finansial menunjukan:

a) Nilai Net Present Value (NVP) = -14..488.940.000 (NVP < 0)

Dengan mengacu kriteria metode Net Present Value (NPV), maka

investasi dikatakan layak jika NPV > 0, sedangkan jika NPV < 0

maka investasi dikatakan tidak layak. Dari kriteria diatas maka

pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasri tidak layak

untuk dilaksanakan.

b) Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) = 0,6 (BCR < 1)

Dengan mengacu kriteria metode Benefit Cost Ratio (BCR) Suatu

investasi dikatakan layak bila BCR 1 . Sebaliknya bila BCR < 1

maka investasi dikatakan tidak layak. Dari kriteria diatas maka

pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasri tidak layak

(77)

c) Nilai Internal Rate of Return (IRR) =9,59%

Nilai IRR pembangunan gedung parkir Lokitasari dibawah dari tingkat

suku bunga maka pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar

Lokitasari tidak layak untuk dilaksanakan.

3. Gedung parkir Lokitasari dioperasikan tahun 2014, dengan tarif parkir

alternatif dua sebesar Rp 3500 dengan tingkat suku bunga 18%, analisis

investasi menunjukan:

a) Nilai Net Present Value (NVP) = 729.360.000 (NVP > 0)

Dengan mengacu kriteria metode Net Present Value (NPV), maka

investasi dikatakan layak jika NPV > 0, sedangkan jika NPV < 0

maka investasi dikatakan tidak layak. Dari kriteria diatas maka

pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasri layak untuk

dilaksanakan.

b) Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) = 1,020 (BCR >1)

Dengan mengacu kriteria metode Benefit Cost Ratio (BCR) Suatu

investasi dikatakan layak bila BCR 1 . Sebaliknya bila BCR < 1

maka investasi dikatakan tidak layak. Dari kriteria diatas maka

pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasari layak untuk

dilaksanakan.

c) Nilai Internal Rate of Return (IRR) =18,41%

Nilai IRR pembangunan gedung parkir Lokitasari diatas dari tingkat

suku bunga maka pembangunan gedung parkir bertingkat di pasar

(78)

d) Payback Period = tahun 2022

Dengan mengacu kriteria Metode Payback Period, maka proyek

dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal

lebih pendek dari pada usia ekonomis proyek dan proyek

dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan

modal lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.

Umur ekonomis dari proyek pembangunan gedung parkir Lokitasari 30

tahun, maka pembangunan gedung parkir Lokitasri layak untuk

dilaksanakan.

4. Sensitivitas Gedung parkir Lokitasari

Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya

diestimasikan besarnya, maka jelas nilai-nilai tersebut tidak bisa lepas dari

faktor kesalahan. Artinya, nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar

atau lebih kecil dari hasil estimasi yang diperoleh, atau berubah pada saat-saat

tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter

tentunya akan mengakibatkan perubahan-perubahan pula pada tingkat output

atau hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternatif investasi.

Berdasarkan perhitungan analisis sensitivitas yang telah dilakukan

pada gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasari maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

a) Analisis sensitivitas investasi

Dari analisis sensitivitas investasi menghasilkan I (investasi) senilai

(79)

25.094.255.266,69, dimana jika biaya investasi meningkat dari Rp

16.305.491.732,93 sampai Rp 25.094.255.266,69 investasi masih

layak, namun jika kenaikan telah melampaui angka Rp

25.094.255.266,69 maka investasi dimaksud tidak layak lagi.

b) Analisis sensitivitas benefit

Dari analisis sensitivitas benefitnya menghasilkan Ab (annual benefit)

senilai Rp 2.684.565.557,42. Annual benefit akan sensitif pada angka

Rp 2.684.565.557,42 jika realisasi benefit lebih kecil dari angka

tersebut maka investasi menjadi tidak layak lagi. Jadi, penurunan

benefit hanya dibenarkan sampai angka Rp 2.684.565.557,42 juta

tersebut.

c) Analisis sensitivitas cost

Dari analisis sensitivitas cost menghasilkan Ac (annual cost) senilai Rp

1.781.949.442,58. Artinya operation cost akan sensitif pada nilai

Rp. 1.781.949.442,58 apabila peningkatan biaya operational melebihi

angka diatas, investasi tidak layak.

6.2 Saran

Dengan telah dilakukan pra studi kelayakan ini, maka beberapa saran yang

diusulkan adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari hasil analisis finansial sebaiknya pihak pengelola menggunakan

(80)

2. Jika menggunakan tarif alternatif satu sebaiknya pembangunan gedung parkir

Lokitasari dibangun sepenuhnya oleh pemerintah kemudian dikelola oleh

Gambar

Gambar Gedung Parkir ................................................  88
Tabel 2.1  Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang
Tabel 2.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Gambar 2.3 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut 90o
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 26 orang responden menjawab mengetahui Jahe Wangi Intra, 22 orang responden mengetahui Sekoteng Hanjuang, 18 orang mengetahui Sekoteng Charis, 13 orang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui workshop di SD

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yang dilakukan di saluran primer dan sekunder serta kolam pasang unit Terantang, sehingga didapatkan data

Berikut ini akan disajikan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada subjek S-2 terkait kemampuan melaksanakan rencana pemecahan masalah,

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kalimat tidak langsung pada siswa kelas delapan' MTs Hidayatul Insan Palangka Raya merupakan kesalahan nilai tertinggi adalah

[r]

(2008) menggambarkan tiga tingkatan dari penalaran moral (moral reasoning), yang masing-masing dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1) pre-conventional yang terbagi dalam tahap

Menyadari pentingnya peran guru dalam pencapaian tujuan pendidikan, maka perlu kiranya untuk melakukan pembinaan atau pengembangan yang profesional bagi guru,