DESAIN SISTEM INFORMASI KEUANGAN UNTUK PENGOPTIMALAN PERENCANAAN KEUANGAN PROGRAM DELEGASI HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Henry Novirga Tandyo1, DR. rer. pol. Debby Ratna Daniel, Ak., CMA, CA2
2Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
1Email: hnovirga@gmail.com
ABSTRACT
Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga (HMA UA) is a non-profit organization at the University level courses that accommodate the program delegation members. The problem is there is information system of HMA delegation program is not computerized, administration prepared by delegation, inadequate budgets, many unrecorded expense reports, and at least HMA UA achievement at the national level.
The purpose of this study is to design a financial information system of HMA UA delegation program. This study used a qualitative approach with exploratory case study methodology(Yin, 2012). Data collection techniques used are documentation, archival records, interviews, and participant observation.
The research was carried out by using a Financial Information System (McLeod and Shell, 2008:245) model and the type of budgeting blend of Line Item Budgeting(Bastian, 2006:166) with the Zero-Based Budgeting(Bastian, 2006:166). The tools that are used, among other things Flowcharts, Data Flow Diagrams (DFD) and Entity Relationship Diagram (ERD).
The design of this system is expected to be an alternative option for HMA UA to improve the current system so that HMA UA can provide the best service and facilitate the delegation team.
Keyword: Financial Information System, Line Item Budgeting, Zero Based Budgeting,
Non-Profit Organizations
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga (HMA UA) merupakan organisasi nirlaba tingkat program studi di Universitas yang mengakomodasi program delegasi anggotanya. Pada tahun 2013 HMA UA hanya memperoleh tiga juara dari 17 tim delegasi, yaitu best paper pada National Accounting Week Universitas Padjajaran, juara tiga paper competition pada Indonesia Accounting Fair Universitas Indonesia, dan juara 3 olimpiade
akuntansi Nasional pada Atma Jaya Yogyakarta Supreme Accounting Championhip Competition Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
delegasi periode 2008, namun tidak ada pencatatan pengeluarannya. Pada tahun 2010, dari penerimaan kas sebesar Rp 20.000.000, pengeluaran tak tercatat sebesar Rp 18.305.000. Pada tahun 2011 dari penerimaan kas sebesar Rp 20.000.000, pengeluaran tak tercatat sebesar Rp 9.660.000. Laporan pertanggungjawaban periode 2009 hilang, sedangkan periode 2012 dan 2013 belum ada sampai sekarang.
Pada tahun 2011, administrasi program delegasi HMA UA dikerjakan oleh pengurus HMA UA khususnya oleh staf akademik(sekarang keilmuan). Administrasi yang dikerjakan mulai dari pencarian informasi lomba, menyampaikan informasi lomba pada tim delegasi terpilih, menyusunkan proposal, memesan kereta, memesan hotel, serta penyusunan laporan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, tim delegasi dapat berfokus untuk mempersiapkan diri menghadapi lomba. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi perubahan yang cukup besar, administrasi program delegasi HMA UA keseluruhan dikerjakan oleh tim delegasi yang mengajukan diri. HMA UA hanya memberi fasilitas untuk mencarikan persetujuan dari birokrasi kampus. Hal ini menyebabkan fokus dari tim delegasi lebih mengarah pada penyusunan proposal dibandingkan untuk mempersiapkan lomba.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Desain Sistem Informasi Keuangan dalam Pengoptimalan Dana Delegasi untuk Meningkatkan Prestasi serta Akuntanbilitas Laporan Keuangan Program Delegasi Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga?”
TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain sistem informasi keuangan program delegasi HMA UA.
LANDASAN TEORI
1. Financial Information System (FIS)
Sistem informasi keuangan memberikan informasi tentang aktivitas keuangan
perusahaan kepada seluruh manajer perusahaan yang terlibat. Subsistem audit internal
terdiri atas kegiatan yang dilakukan oleh auditor internal perusahaan untuk menjaga
Sumber : Raymond McLeod, Jr,. And George P. Shell. 2007. Management Information System 10e. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Page 192
Gambar 1
Model Sistem Informasi Keuangan
1.1. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan subsistem proses transaksi keuangan dan non keuangan yang berpengaruh langsung terhadap pemrosesan transaksi keuangan (Hall, 2013:7).
1.1.1. Sistem Informasi Penerimaan Kas
Sistem informasi penerimaan kas merupakan struktur interaksi antara orang, peralatan, metode, dan pengendalian yang dirancang untuk menciptakan arus informasi yang mendukung rutinitas pekerjaan berulang-ulang dari departemen kredit, piutang, dan kasir; mendukung proses pemecahan masalah manajer keuangan; dan membantu dalam penyusunan laporan internal dan eksternal (Gelinas, 2009:356).
1.1.2. Sistem Informasi Pengeluaran Kas
Sistem informasi pengeluaran kas merupakan struktur interkasi antara orang, peralatan, metode, dan pengendalian yang dirancang untuk menangani rutinitas pekerjaan berulang-ulang serta mendukung kebutuhan keputusan dalam pengelolaan departemen pembelian, penerimaan, hutang, penggajian, dan kasir; dan membantu dalam penyusunan laporan internal dan eksternal (Gelinas, 2009:403).
1.2. Subsistem Audit Internal
dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Efektivitas kinerja auditor internal dibutuhkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
1.3. Subsistem Intelijen Keuangan
Sistem intelijen keuangan berusaha untuk mengidentifikasi sumber modal tambahan dan investasinya terbaik dari kelebihan dana. Untuk mencapai tujuan tersebut, subsistem intelijen keuangan mengumpulkan data dan informasi dari pemegang saham dan komunitas keuangan (McLeod and Schell, 2001: Appendix D).
1.4. Database Management System
Database adalah suatu kumpulan data komputer yang terintegrasi, disusun dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan data kembali. Konsep database merupakan konsep logis dari beberapa file, dengan tujuan utama yaitu membuat perubahan struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data (McLeod dan Schell, 2007:140). Tujuan dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi
data.
1.5. Subsistem Peramalan
Peramalan adalah salah satu kegiatan matematis terrtua dalam bisnis. Hal itu dilakukan tahun sebelum komputer menggunakan kalkulator meja. Komputer memungkinkan para peramal untuk membuat perhitungan jauh lebih cepat dan mudah (McLeod dan Schell,2001: Appendix D).
1.6. Subsistem Manajemen Dana
Bertugas untuk mengelola arus uang keluar dan arus uang masuk, menjaganya agar tetap seimbang dan positif, Memproyeksikan arus uang yang melalui perusahaan untuk suatu periode, misalnya setahun (McLeod and Schell, 2001: Appendix D). Subsistem ini mengatur arus kas agar sesuai dengan renacana dalam setiap bulannya. Output ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram ataupun tabel. Subsistem ini mendukung bendahara untuk membuat keputusan dalam keberlangsungan keuangan dalam organisasi dan pengendalian alokasi sumber daya keuangan dalam organisasi.
1.7. Subsistem Kontrol
operasional. Anggaran tersebut biasanya mencakup operasi selama satu tahun fiskal, atau tahun buku (McLeod and Schell, 2001:Appendix D).
2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 tentang Organisasi Nirlaba
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 secara khusus membahas tentang pelaporan keuangan pada organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba ditandai dengan adanya perolehan sumbangan untuk sumber daya utama (asset) dari penyumbang yang bukan pemilik entitas dan tak berharap akan hasil, imbalan, atau keuantungan komersial. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi karakteristik berupa perolehan sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Ketentuan lain, organisasi merupakan entitas yang menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. Status kepemilikkannya tidak seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
3. Anggaran
Anggaran adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu yang memiliki manfaat sebagai alat komunikasi, perencanaan, pencegahan masalah atau pengendalian, serta mengevaluasi kinerja pengurus organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (Garrison dkk, 2007:4-5).
3.1. Line Item Budgeting
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan
darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan atau sering disebut tradisional budgeting (Bastian, 2006:166).
3.2. Zero Based Budgeting
Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu, dan setiap kegiatan dievaluasi secara terpisah (Bastian, 2006:166).
METODE PENELITIAN
peranan yang amat penting dalam menghasilkan suatu analisis. Komponen desain penelitian (Yin, 2012:29), yaitu 1)pertanyaan penelitian, 2)unit-unit analisis, dan 3)Kriteria untuk menginterpretasi temuan.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu 1)studi kasus perintis (Yin, 2012:94), 2)Prosedur Lapangan (Yin, 2012:103), meliputi a)dokumentasi, b)rekaman arsip, c)wawancara, dan d)observasi partisipan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain sistem yang diusulkan untuk program delegasi adalah desain sistem berbasis model sistem informasi keuangan dengan dukungan komputer dan internet. Langkah pertama yang dilakukan setelah manganalsis kekurangan sistem yang digunakan saat ini adalah mengevaluasi kekurangan tersebut dengan membuat membuat Data Flow Diagram (DFD) dan flowchart sistem usulan untuk mempermudah pemahaman perbaikan sistem yang ada karena teknik ini paling umum digunakan dalam pemodelan sistem.
Diagram arus data konteks prosedur pembiayaan delegasi menghubungkan antara tim delegasi dengan Dekanat FEB UA dan Departemen Akuntansi. Alur data antara sistem dengan tim delegasi, antara lain pengajuan proposal, pelaporan pertanggungjawaban dan penyampaian pembiayaan dana delegasi. Sedangkan alur data antara sistem dengan Dekanat FEB UA dan Departemen Akuntansi berkaitan dengan pengajuan dana delegasi.
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 2
Diagram Arus Data Konteks Prosedur Pembiayaan Delegasi
Aktivitas diagram arus data dalam prosedur pembiayaan delegasi, berupa aktivitas
penyusunan proposal, penyusunan laporan pertanggungjawaban, dan aktivitas
pembukuan transaksi program delegasi.
Tim Delegasi
Dekanat & Depertemen
Akuntansi Prosedur
Pembiayaan Delegasi
Pengajuan Proposal Delegasi Pengajuan Dana Delegasi
Pendanaan Delegasi Memo Dana
Penyerahan Laporan Pertanggungjawaban
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 3
Diagram Arus Data Level 0 Prosedur Pembiayaan Delegasi
Pada aktivitas penyusunan proposal, HMA UA akan melakukan pengecekan data
yang dimasukan oleh tim delegasi berupa tim delegasi dan program yang akan diikuti.
Selain itu, HMA UA juga melakukan perbaruan informasi terkait dengan harga transportasi,
hotel dan makan. Informasi hasil pengecekan dan perbaruan informasi ini digunakan
sebagai input aktivitas penyusunan laporan pertanggungjawaban program delegasi.
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 4
Diagram Arus Data Level 1 Prosedur Pembiayaan Delegasi Aktivitas 1
Pada aktivitas penyusunan laporan pertanggungjawaban, informasi yang diperoleh dari
aktivitas penyusunan proposal berguna sebagai masukan. Pada aktivitas penyusunan
laporan pertanggungjawaban, HMA UA melakukan evaluasi terkait dengan hasil delegasi
dan mengaudit bukti-bukti transaksi. Penyusunan laporan pertanggungjawaban ini menjadi
masukan dalam proses pembukuan transaksi program delegasi.
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 5
Diagram Arus Data Level 1 Prosedur Pembiayaan Delegasi Aktivitas 2
Pada aktivitas proses pembukuan, informasi yang diperoleh dari aktivitas penyusunan
laporan pertanggungjawaban berguna sebagai masukan. Pada aktivitas pembukuan, HMA
UA melakukan melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Pembukuan ini
selanjutnya diberikan kepada pihak Dekanat FEB UA dan Departemen Akuntansi sebagai
bentuk laporan pertanggungjawaban keuangan.
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 6
Diagram Arus Data Level 1 Prosedur Pembiayaan Delegasi Aktivitas 3
Terkait tentang penjelasan detail dari prosedur yang telah disampaikan pada diagram
arus data akan dijelaskan melalui flowchart pengajuan dan pertanggungjawaban dana
delegasi. Pada flowchart pengajuan dan pertanggungjawaban dana delegasi ini,
dijelaskan tentang alur data mulai dari tim delegasi mengajukan permohonan dana hingga
tim delegasi memperoleh pencairan dana dan juga bagaimana pencatatan
pembukuannya. 1.0 Proposal
Hasil Delegasi Realisasi Anggaran
2.1 Evaluasi
Hasil Delegasi
2.2 Mengaudit bukti-bukti transaksi
3.0 Pembukuan
2.0 LPJ
Kas Masuk Kas Keluar 3.1
Pencatatan Penerimaan
3.2 Pencatatan Pengeluaran
Dekanat dan Departemen
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 7
Proses Pengajuan Dana Usulan
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 8
Proses Pertanggungjawaban Dana Usulan
Selain menggunakan diagram konteks, diagram arus data level nol, diagram arus data
level satu dan flowchart, dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas juga
dibutuhkan database yang saling terkait untuk membentuk sebuah informasi yang detail. Pengajuan dan Pembiayaan Program Delegasi
U
su
la
n
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 9
Tabel Relasi Program Delegasi HMA UA
Tabel relasi program delegasi berfungsi dalam penyusunan output laporan. Output
laporan yang dihasilkan oleh tabel relasi ini ada tiga, yaitu laporan peramalan program,
laporan penerimaan dan pengeluaran, dan laporan realisasi anggaran.
Laporan peramalan program memberikan kesempatan bagi pengguna untuk melihat
tingkat pendanaan saat ini berdasarkan pola pengeluaran 12 bulan sebelumnya. Laporan
ini memberikan rata-rata biaya terkait yang terjadi selama jangka waktu 12 bulan bergulir
sejak tanggal laporan dijalankan. laporan menampilkan data peramalan program delegasi
dan dapat digunakan untuk menentukan perlu atau tidaknya anggaran program ini didanai
ID Peramalan : Ramal2014 ID Anggaran : HMA2014
ID
Program Kegiatan
Waktu (Bulan) Nilai
Anggaran
Kas Delegasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Saldo Awal 0
Rektorat UA V 30.000.000 30.000.000
DI01 INT X 27.000.000 3.000.000
Delegasi V 10.000.000 10.550.000
LO02 Pelatihan X 450.000 10.100.000
LK02 Pelatihan X 300.000 9.800.000
Departemen
Akuntansi V 5.000.000 14.800.000
DO03 GMAD X 4.150.000 10.650.000
Akuntansi V 5.000.000 8.450.000
DO05 ACTIVE X 5.400.000 3.050.000
DK04 ACTIVE X 2.300.000 750.000
LO06 Pelatihan X 450.000 300.000
LK06 Pelatihan X 300.000 0
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 10
Laporan Peramalan Program Delegasi
Laporan peramalan program diharapkan dapat membantu HMA UA dalam
perencanaan keuangan bulanan. Laporan peramalan program ini juga berfungsi sebagai
estimasi dari pelaksanaan manajemen dana.
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 11
Laporan Manajemen Dana
Laporan manajemen dana dibagi dalam setiap caturwulan. Laporan ini
menyampaikan penerimaan serta pengeluaran HMA UA dalam pelaksanaan program
delegasi sekaligus dengan program pelatihannya.
laporan anggaran disusun untuk menginformasikan realisasi pendapatan dan beban
rincian dan keseimbangan anggaran pada tanggal tertentu. Laporan Realisasi Anggaran
dilaporkan dalam durasi satu bulanan. Laporan realisasi anggaran berfungsi dalam
mengontrol pengeluaran kas berlebih yang dilakukan dalam pelaksanaan program delegasi
sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana anggaran periode
berikutnya khususnya dalam penyusunan laporan peramalan program. ID Pendanaan : Dana2014-I
ID Audit : AUD-I
Kegiatan : Delegasi Lomba
Periode : 01 Januari 2014 s/d 30 April 2014
Januari Februari Maret April
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Saldo Awal 0 3.000.000
1.300.000 550.000
Penerimaan:
Rektorat UA 30.000.000 0 0 0
Dekanat FEB UA 0 15.000.000 0 0
Departemen
Akuntansi 0 5.000.000 0 0
Sponsorship
Delegasi 0 0 0 10.000.000
Total Pendapatan 30.000.000 20.000.000 0 10.550.000
Pengeluaran:
Pendaftaran 5.000.000 4.700.000 0 0
Transportasi 6.000.000 8.000.000 0 0
Hotel 8.000.000 6.600.000 0 0
Konsumsi 8.000.000 2.400.000 0 0
Pelatihan 0 0 750.000 750.000
Total Pengeluaran 27.000.000 21.700.000 750.000 0
ID Realisasi Anggaran : Real2014-I
ID Audit : AUD-I
Kegiatan : Program Delegasi Lomba
Durasi : 1 Januari 2014 s/d 30 Januari 2014
Pengeluaran Anggaran Realisasi Selisih
Pendaftaran 5.000.000 5.000.000 0
Transportasi 6.000.000 5.500.000 500.000
Hotel 8.000.000 6.700.000 1.300.000
Konsumsi 8.000.000 9.000.000 (1.000.000)
Pelatihan 0 0 0
Total 27.000.000 26.200.000 800.000
Sumber: Data Olahan, 2014
Gambar 12
Laporan Realisasi Anggaran KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Sistem informasi pengeluaran kas membantu HMA UA dalam menyusun rencana
anggaran program delegasi.
2. Sistem informasi penerimaan kas yang didukung oleh intelijen keuangan membantu
HMA UA dalam mengolah dan meningkatkan penerimaan kas HMA UA untuk program
delegasi.
3. Internal audit membantu HMA UA dalam mengevaluasi pengeluaran dan hasil dari
program delegasi.
SARAN
Saran untuk HMA UA:
1. Sistem Informasi Keuangan sebaiknya diterapkan dalam program delegasi HMA UA.
2. Syarat keberhasilan implementasi, yaitu:
a. Sistem ini dapat berhasil apabila didukung dengan integritas pengurus HMA UA
dalam memperbarui informasi, baik informasi lomba, penginapan, transportasi, dan
b. Rektorat, Dekanat, dan Departemen bersedia menganggarkan dana program
delegasi sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku untuk setiap
periodenya.
c. Saat ini cukup menggunakan program microsoft office saja, khususnya microsoft
word, microsoft excel, dan microsoft acces. Untuk perkembangan sistem berikutnya
dipergunakan program yang dapat mengintegrasikan HMA UA dengan Dekanat,
Departemen serta institusi eksternal yang bersangkutan.
3. Biaya implementasi sistem yang dibutuhkan hanya untuk membayar teknisi teknologi
informasi untuk menghubungkan IP HMA UA dengan IP Dekanat dan Departemen.
Selain itu HMA UA tidak mengeluarkan biaya karena saat ini HMA UA sudah memiliki
komputer yang memiliki program microsoft office, adanya jaringan wifi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, serta alat cetak dokumen.
4. Manfaat dari implementasi sistem adalah dapat meningkatkan akuntabilitas
penerimaan dan pengeluaran keuangan yang selama ini rata-rata hampir 50% tidak
tercatat. Oleh karena itu, sistem ini rancangan sistem ini berguna dalam mengendalikan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran.
DAFTAR REFERENSI
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Garrison, Roy H. And Eric W. Noreen. 2007. Managerial Accounting. Edisi Kesepuluh. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat
Gelinas Jr, Ulrich, Steve G. Sutton dan Richard B. Dull. 2009. Accounting Information System. Eugth Edition. Mason: South Western
Hall, James A. 2013. Introduction to Accounting Information Systems. 8th Edition. Canada: South-Western
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Moeller, Robert. 2009. Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body of Knowledge. 7th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
McLeod, Raymond Jr dan George P. Schell. 2001. Management Information System. Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs