• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah isi pokok batang tubuh uud 1945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah isi pokok batang tubuh uud 1945"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah PKN

Disusun oleh Kelompok 7

Ketua : SINDI APRILA Anggota : RIAN

RINA TIARA LINDA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2016

(2)

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945 merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun haturkan kepada semua pihakyang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kepada Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah turut membantu tersusunnya makalah ini, semoga mendapat balasan kebaikan yang berlipat dari Allah SWT.

Penyusun pun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu tegur dan sapa, kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dan kemajuan penyusun di masa yang akan datang.

Akhirnya, penyusun mengucapkan semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya, khususnya kepada penyusun sendiri.

Ciamis, Oktober 2016 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan Penelitian... 1

BAB II LANDASAN TEORI... 2

A. Hukum Dasar Tertulis... 2

B. Hukum Dasar Tidak Tertulis ... 2

C. Konstitusi... 2

D. Sejarah Penyusunan dan Penetapan UUD 1945... 2

E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002 8 F. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945... 10

1. Hak Asasi Manusia... 10

2. Berbagai Instrumen HAM di Indonesia... 11

3. Hak-hak asasi Manusia dan Permasalahanya... 12

4. Penjabaran hak asasi manusia dalam UUD... 12

BAB III PENUTUP... 13

A. Kesimpulan... 13

B. Saran... 13

DAFTAR PUSTAKA... 14

(4)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakikan amandemen terhadap UUD 1945. Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti UUD tetapi merupakan suatu prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUD.

Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa orde lama dan orde baru, bahwa penerapan terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable”, sehingga mengakibatkan ada sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.

Hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak hanya sistem kekuasaan dengan “checks and balances” terutama terhadap kekuasaan eksekutif. Bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia ke arah tahapan baru ketatanegraan.

B. Rumusan Masalah

Supaya dalam penulisan makalah ini mencapai fokus sesuai yang diharapkan maka ditetepkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanan proses penyusunan dan penetapan Pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945?

2. Apa saja amandemen batang tubuh UUD 1945?

3. Bagaimana posisi Hak Azazi Manusia dalam UUD 1945?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses penyusunan dan penetapan UUD 1945 2. Mengetahui amandemen UUD 1945

3. Mengetahui Hak Azasi Manusia menurut UUD 1945

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Hukum Dasar Tertulis

Telah kita ketahui bahwa pengertian hukum dasar terdiri dari dua macam yaitu, hukun dasar tertulis ( Undang-undang Dasar) dan hukum dasar tidak tertulis (convensi). Oleh karena sifatnya yang tertulis maka UUD tidak mudah berubah sifat-sifat Undang-undang dasar 1945 adalah sebagai berikut:

1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusanya jelas, merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintahan sebagai penyelenggara Negara maupun mengikat bagi setiap warga Negara.

2. Sebagaimana tersebut dalam Undang-undang dasar 1945. Bahwa UUD bersifat singkat dan supel memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman ,serta memuat hak-hak asasi manusia ,

3. Memuat norma-norma,aturan-aturanserta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.

4. Undag-undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi , disamping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

B. Hukum Dasar Tidak Tertulis

Convensi adalah Hukum dasar yang tidak tertulis ,yaitu aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggara Negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Namun jika Convensi ingin dijadikan rumusan yang bersifat tertulis maka yang berwenang adalah MPR namun bukan menjadi hukum dasar melainkan menjadi ketetapan MPR.

Sifat-sifat Convensi antara lain:

1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara.

2. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang dasar dan berjalan sejajar. 3. Diterima oleh seluruh rakyat.

4. Bersifat sebagai pelengkap,sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.

C. Konstitusi

Di samping pengertian undang-undang dasar di pergunakan juga istilah lain, yaitu konstitusi. Istilah ini berasal dari bahasa inggris constitution atau dari bahasa Belanda constitutie. Terjemahan dari istilah tersebut adalah undang-undang dasar.

D. Sejarah Penyusunan dan Penetapan UUD 1945

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk pada tanggal 29 April 1945 badan ini merupakan badan yang merancang konstitusi 1945. Selama sesi pertama yang berlangsung pada 28 Mei - 1 Juni 1945,

(6)

Pada saat itu Bung Karno menyampaikan gagasan "Dasar Negara", yang ia beri nama Pancasila.

Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihapusnya kata "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" kemudian naskah Piagam Jakarta dijadikan naskah Pembukaan UUD 1945 yang kemudian diresmikan pada 18-Agustus-1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pengesahan UUD 1945 ditetapkan oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pada sidangnya tanggal 29 Agustus 1945.

Kemudian Naskah rancangan UUD 1945 dibuat pada saat Sidang Ke-2 BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945. dan Tanggal 18-Agustus-1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Periode Diberlakukannya UUD 1945 (18-Agustus-1945 sampai 27-Desember-1949)

Dalam Periode 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia saat itu disibukkan oleh perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Kemudian pada Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16-Oktober-1945 mengatakan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP, karena saat itu DPR dan MPR belum terbentuk. Selanjutnya Pada 14-November-1945 dibentuk Kabinet Semi Presidensial (Semi Parlementer) yang pertama, dimana peristiwa tersebut adalah perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap UUD 1945.

Kabinet pada Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 sering terjadi perubahan. Kabinet RI yang pertama terdiri dari 4 menteri negara dan 12 menteri memimpin departemen. Namun kabinet ini dipimpin oleh Bung Karno.

Kemudian Dalam kehidupan negara demokratis terbentuk banyak partai politik di Indonesia. Sehingga dikeluarkan maklumat Pemerintah. kemudian kabinet berubah menjadi kabinet parlementer. Perubahan kabinet ini dimaksud agar bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara barat yang menganut paham demokrassi dan kabinet parlementer (Sultan Syahrir menjadi Perdana Mentri I di Indonesia). Periode Diberlakukanya Konstitusi RIS 1949 (27-Desember-1949 sampai 17-Agustus-1950)

Pada saat itu pemerintah Indonesia menganut sistem parlementer. Bentuk pemerintahan dan bentuk negara yaitu federasi negara yang terdiri dari negara-negara yang masing-masing negara-negara mempunyai kedaulatan sendiri untuk mengelola urusan internal. Ini merupakan perubahan dari tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan.

(7)

4

memberlakukan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal selama hampir 9 tahun, kemudian rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak sesuai, hal tersebut karena tidak cocok dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 yang sesungguhnya.

Periode Diberlakukanya kembali UUD 1945 (5-Juli-1959 sampai 1966)

Karena situasi politik di Majelis Konstituante pada tahun 1959 yang panas dan banyak kepentingan partai saling tarik ulur politik sehingga gagal menghasilkan sebuah konstitusi baru, kemudian pada 5-Juli-1959, Bung Karno mengeluarkan Keputusan Presiden yang satu itu memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai konstitusi, menggantikan Sementara UUDS 1950 yang berlaku pada saat itu.

Pada saat itu, ada berbagai penyimpangan 1945, termasuk:

 Presiden menunjuk Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR dan Mahkamah Agung serta Wakil Ketua DPA sebagai Menteri Negara

 MPRS menetapkan Bung Karno menjadi presiden seumur hidup.

Periode UUD 1945 masa Orde Baru (11-Maret-1966 sampai 21-Mei-1998) Selama Orde Baru (1966-1998), Pemerintah berjanji akan melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen dan murni. Akibatnya Selama Orde Baru, UUD 1945 menjadi sangat “sakral”, di antara melalui sejumlah aturan:

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang referendum, yang merupakan implementasi Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.

 Keputusan No. IV / MPR / 1983 mengenai Referendum yang antara lain menyatakan bahwa seandainya MPR berkeinginan mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus meminta masukan dari rakyat dengan mengadakan referendum.

 Keputusan No. I / MPR / 1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan amandemen terhadapnya

Masa (21-Mei-1998 sampai 19-Oktober-1999)

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur (Sekarang Timor Leste) dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945 (sampai Sekarang)

(8)

Tujuan amandemen UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti kedaulatan rakyat, tatanan negara, pembagian kekuasaan, HAM, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dll yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan aspirasi bangsa. Amandemen UUD 1945 mempunyai kesepakatan yaitu tidak merubah Pembukaan UUD 1945, dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga memperjelas sistem pemerintahan presidensial.

Dalam periode 1999-2002, terjadi 4 kali amendemen UUD 1945 yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR yaitu:

 Pada Sidang Umum MPR 1999, 14-21 Oktober 1999, Amandemen Pertama.  Pada Sidang Tahunan MPR 2000, 7-18 Agustus 2000, Amandemen Kedua.  Pada Sidang Tahunan MPR 2001, 1-9 November 2001, Amandemen Ketiga.  Pada Sidang Tahunan MPR 2002, 1-11 Agustus

2002, Amandemen Keempat. Naskah Undang-Undang Dasar 1945

Sebelum amandemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali amandemen, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan

E. Isi Pokok Batang Tubuh UUD 1945 Hasil Amandemen 2002 HASIL AMANDEMEN UUD 1945

Amandemen Pertama

Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat yang Ditetapkan pada tanggal 19-Oktober-1999, yaitu:

Pasal 7: Tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden Pasal 13 ayat 2 dan 3: Tentang Penempatan dan Pengangkatan Duta

Pasal 5 ayat 1: Tentang Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR Pasal 14 ayat 1: Tentang Pemberian Grasi dan Rehabilitasi

Pasal 15: Tentang Pemberian tanda jasa, gelar, serta kehormatan lain Pasal 9 ayat 1 dan 2: Tentang Sumpah Presiden dan Wakil Presiden Pasal 21: Tentang Hak DPR untuk mengajukan RUU

Pasal 14 ayat 2: Tentang Pemberian abolisi dan amnesty Pasal 20 ayat 1-4: Tentang DPR

Pasal 17 ayat 2 dan 3: Tentang Pengangkatan Menteri

Amandemen Kedua

Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 18-Agustus-2000, yaitu:

Bab IX A: Tentang Wilayah Negara Bab VI: Tentang Pemerintahan Daerah

(9)

6

Bab VII: Tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPR)

Bab XV: Tentang Bahasa, Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara Bab X: Tentang Penduduk dan Warga Negara

Bab XII: Tentang Pertahanan dan Keamanan

Amandemen Ketiga

Perubahan ini tersebar dalam 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 9-November-2001, yaitu:

Bab II: Tentang MPR

Bab I: Tentang Bentuk dan Kedaulatan

Bab VIII A: Tentang BPK (Badan Pemeriksa keuangan) Bab III: Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Bab VII A: Tentang DPR

Bab V: Tentang Kementrian Negara Bab VII B: Tentang Pemilihan Umum

Amandemen Keempat

Perubahan ini meliputi 19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002. Pada Amandemen keempat ini ditetapkan bahwa:

UUD 1945 sebagaimana telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan pada 18-Agustus-1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18-Agustus-2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapus.

UUD 1945 hasil amandemen 2002 tetap memuatv37 pasal tetapi dibagi menjai 26 bab, tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Selain jumlah bab bertambah juga banyak pasal yang di kembangkan.

1. Bentuk dan Kedaulatan (bab 1)

Dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa negara adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Jelas bahwabentuk negara Indonesia ialah negara Kesatuan, dan bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Dan presiden sebagai kepala negara. Dalam sistem ketatanegaran Indonesia menurut UUD 1945hasil amandemen 2002 tidak di kenal lagi adanya lembaga negara yang memiliki kekuasaan tertinggi.

2. MPR (bab II)

(10)

Presiden republik Indonesia memegnang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945. Dalam menjalankan tugas pemerintahannya, presiden dapat meminta suatu pertimbangan kepada suatu Dewan Pertimbangan. Dewan Pertimbangan ini di sebut Dewan Pertimbangan Agung.

4. Kementrian Negara (bab IV)

Mentri negara adalah pembantu presiden. Mereka tidak bertanggung jawab kepada DPR, Melainkan kepada Presiden.

5. Pemerintahan Daerah (bab V)

Pasal 18 UUD 1945 mengatur tentang pemerintan daerah. Ayat 1 menjelaskan bahwa negara Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota.

Asas Otonomi

Pasal 18 ayat 2 mengatur tentang otonomi pemerintahan daerah. Pemerintahan xaerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahanya.

Pengakuan Keistimewaan Pemerintahan Daerah

Selain asa otonomi sebagaimana tersebut di atas menurut sistem UUD 1945 hasil amandemen 2002, hubungan pemerintahan pusat dan daerah provinsi, kabupaten dan kota di atur dalam suatu undang-undang dengan memperhatkan keistimewaan daerah masing-masing.

6. DPR (bab VI)

Susuna DPR di tetapkan dalam Undang-Undang, dan DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. DPR memiliki kekuasaan membentuk Undang-Undang. Jika rancangang Undang-Undang yang di ajukan pemerintah tidak mendapat persetjuan DPR, maka rancangan ini tidak boleh di ajukan lagi. 7. Dewan Perwakilan Daerah (bab VIIA)

Angota dewan perwakilann daerah dipilih melalui pemilihan umum. Dewan perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang mengenai otonomi daerahpengelolaan sumber daya alam dan ekonomi lainya.

8. Pemilihan Umum (bab VIIB)

Pemilihan umum di laksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap 5 tahun sekali. Ketentuan Pemilu sebagai berikut:

a. Pemilu merupakan saran untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan NKRI.

b. Pemilu dilaksanakan secara efektif & efisien

c. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR,DPD, DPRD provinsi dan kabupaten/kota.

d. Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali e. Pemilu untuk memilih partai politik

f. Untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak

g. Untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota diselenggarakan oleh komisi pemilu.

(11)

8

Peserta Pemilu Umum dari perseorangan

1. Unutk menjadi calon anggota DPD, peserta pemilu dari perseorangan harus memiliki syarat sebagai berikut:

a. Provinsi berpenduduk satu juta harus di dukung sekurang-kurangnya seribu pemilih

b. Provinsi yang berpenduduk >1.000.000-5.000.000 harus di dukung sekurang-kurangnya dua ribu pemilih

c. Provinsi yang berpenduduk >5.000.000-10.000.000 harus di dukung sekurang-kurangnya 3.000 pemilih

d. Provinsi yang berpenduduk >10.000.000-15.000.000 harus di dukung sekurang-kurangnya 4.000 pemilih

e. Provinsi yang berpenduduk >15.000.000 harus di dukung sekurang-kurangnya 5.000 pemilih

2. Harus di dukung sekurang-kurangnya 50% dari jumlah kabupaten di provinsi yang bersangkutan

3. Persyaratan ini di buktikan dengan tanda tangan/cap jempol dan foto copy KTP/identitas lain yang sah

4. Pendukung tidak boleh memberikan dukungan lebih dari 1 calon anggota DPD

Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Daerah pemilihan

Daerah pemilihan ditentukan sebagai berikut:

a. Untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota, ditetapkan Daerah Pemilihan sebagai berikut:

- Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi

- Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten - Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten adalah kecamatan

b. Dareah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten ditentuikan oleh KPU

Jumlah kursi

- Kursi DPR di tetapkan sebanyak 560 kursi (pasal 21)

- Kursi anggota DPRD provinsi ditetapkan sebanyak 35-100 kursi (pasal 23). Untuk anggota DPRD kabupaten ditetapkan sebanyak 20-50 kursi. - Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPD erah pemilihanya

adalah provinsi (pasal 51). Jumlah anggota setiap procvinsi 4 orang. 9. Hal Keuangan (bab VIII)

(12)

Apabila suatu rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara tidak di setujui DPR, maka pemerintah menjalankan anggaran tahunan yang lalu dan sudah di setujui oleh DPR.

10. Badan Pemeriksa Keuangan (bab VIIIA)

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara adalah pengelolaan keuangan negara transparan.

11. Kekuasaan Kehakiman (bab IX UUD1945)

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaanyang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum & keadilan (pasal 24 UUD 1945)

12. Wilayah Negara

Negara kesatuan republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri nusantara (pasal 25A UUD 1945)

13. Warga Negara dan Penduduk (bab X)

Yang menjadi warga negara ia orang Indonesia asliorang bangsa lain yang di sahkan Undang-undang sebagai warga negara (pasal 26 UUD 1945 ayat 1) 14. Agama (bab XI)

Keyakinan warga negara dalam kehidupan keagamaan sebagai berikut: - Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.

- Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama. 15. Pertahanan dan Keamanan (bab XII)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pemeliharaan negara (pasal 30 UUD 1945), merupaka suatu hak dan kewajiban serta tanggung jawab setiap warga negara Indonesia untuk ikut serta dalam pertahanan negara, mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945.

16. Pendidikan dan Kebudayaan (bab XIII)

Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Tentang Kebudayaan

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai etnis, yang sekaligus memiliki beraneka ragam kebudayaan. Negara wajibmemajukan kebudayaan nasional Indonesia. 17. Perekonomian Nasional danKesejahteraan Sosial (bab XIV)

Dinyataka dalam pasal 33 UUD 1945:

b. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan

c. Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

d. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negaradan di gunakan untuk kemakmuran rakyat.

e. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi. f. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur dalam

undang-undang.

(13)

10

Terdapat dalam pasal 35, 36, 36A, 36B, 36C UUD 1945. Jika kita cermati makna pasal 35 sampai dengan pasal 36C maka mutlak penting bagi kita untuk mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.

19. Perubahan UUD 1945 (bab XVI)

Pasal terakhir Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen juga memuat tentang perubahan UUD terutama mengingat agar UUD itu senantiasa dengan perkembangan jaman dan aspirasi rakyat. Pasal 37, memuat 5 ayat yang berkaitan dengan ketentuan tentang perubahan UUD.

Pasal yang mengatur tentang perubahan UUD ini di tentukan berkaitan dengan pasal-pasal UUD, jadi bukan terhadap pembukaan UUD.

20. Aturan Peralihan

Aturan peralihan dalam UUD 1945 terdiri atas 3 pasal sebagai berikut:

Pasal I : segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belkunm di adakan yang baru

Pasal II : semua lembaga negara yang ada msih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan UUD dan belum di adakan yang baru

Pasal III : Mahkamah konstitusi di bentuk selambat-lambatnya pada 17 agustus 2003 dan belim di bentuk segala kewenanganya di lakukan oleh mahkamah Agung.

21. Aturan Tambahan

Pasal I: MPR di tugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan setatus hukum ketetapan MPR sementara dan ketetapan MPR untuk di ambil putusan pada sidang MPR 2003.

Pasal II: dengan di tetapkanya perubahan UUD ini, UUD negara republik Indonesia tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.

F. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945

Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan terhadap hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan seperti telah di bentuk komnas Ham. Jaminan hak asasi manusia sebagai mana terkandung dalam UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan di wujudkanya UU Republik Indonesia nomor 39 tahun 1999, tentang HAM. UU ini terdiri atas 105 pasal yang meliputi macam-macam hukum asasi, perlindungan hak asasi, pembatasan terhadap kewenangan, pemerintah serta komnas ham yang merupakan lembaga pelaksana atas perlindungan HAM dengan di undangkanya undang-undang ini Indonesia telah masuk pada era baru terutama dalam menegakkan masyarakat yang demokratis yang melindungi HAM. Untuk ketentuan yang lebih rinci atas pelaksanaan dan penegakan HAM di atur dalanm UU no. 9 tahun 1999. Terlepas dari berbagai macam kelebihan dan kekurangan, bagi kita merupakan suatu kemajuan yang sangat berarti, karena bangsa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas jaminan serta penegakan HAM.

1. Hak Asasi Manusia

(14)

tidak seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus menghargai anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak asasi manusia bukan berarti dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga harus menghormati hak asasi manusia lainnya.

Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu : a. Hak Hidup (life)

b. Hak Kebebasan (liberty) c. Hak Memiliki (property)

Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan hidup, dan hak bicaara.

b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu, bermasyarakat. Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.

e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak yang berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contohnya : hak mendapat perlindungan hukum, hak membela agama, hak menjadi pejabat pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil, dan lain-lain.

f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya : dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.

2. Berbagai Instrumen HAM di Indonesia

Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam : 1) Pembukaan UUD 1945

Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 :

(15)

12

dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial……”

2) Batang Tubuh UUD 1945

Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :

a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28), b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34), c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32), d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).

3. Hak-hak asasi Manusia dan Permasalahanya

HAM sebagai gagasan, paradigma, serta kerangka konseptual tidak lahir mendadak sebagai mana kita lihat dalam Universal declaration of human rights 10 Desember 1948. Dalam akad kebudayaan Indonesia pengakuan serta penghormatan tentang hak asasi manusia telah mulai berkembang. Puncak perkembangan perjuangan hak-hak asasi yaitu ketika human rights tersebut di rumuskan untuk pertama kalinya secara resmi dalam declaration of independence A.S 1776. Deklarasi sedunia tentang hak asasi manusia PBB tersebut bangsa-bangsa sedunia melalui wakil-wakilnya memberikan pengakuan dan perlindungan secara Yuridis formal walaupun dalam realisasinya juga di sesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Penjabaran hak asasi manusia dalam UUD

HAM sebenarnya tidak dapat di pisahkan dengan pandangan filosofis tentang m,anusia yang melatar belakanginya. Menurut pancasila manusia tersusun atas jiwa raga kedudukan kodrat sebagai makhluk tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai makhluk individu dan maklhuk sosial. Hak-hak asasi manusia dan perlindunganya dalam kehidupan negara pertama tertuang dalam UUD 1945 sebelum tercapainya pernyataan hak asasi manusia sedunia PBB.

(16)

PENUTUP A. Kesimpulan

1. UUD bersifat sistematis, artinya tidak dapat dan tidak boleh ditukar posisi batang tubuhnya.

2. UUD sebagai dasar negara membawa konsekuensi bahwa segala yang ada dalam negara tersebut haruslah taat asas (konsisten) dengan dasar tersebut, yakni terhadap aturan hukum/perundang-undangan yang berlaku.

3. Demi mewujudkan masyarakat falsafah UUD 1945, artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai-nilai luhur, dibutuhkan suatu hubungan yang serasi antara pengambilan pancasila dengan kewajiban mentaati UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita. 4. Undang-Undang Dasar 1945 bersifat dinamis dan telah mengalami

beberapa kali amandemen atau perubahan yang disesuaikan dengan kondisi negara dan keadaan regional maupun global.

5. Hak Azasi Manusia (HAM) telah diatur dalam UUD 1945 dan dijabarkan dengan dengan UU dan peraturan yang ada dibawahnya. Undang-Undang Dasar 1945 sendiri merupakan cerminan penghormatan kepada HAM dan penerapan dalam keseharian disesuaikan dengan ketentuan lain yang lebih rendah, konvensi, maupun norma di tiap komunitas.

B. Saran

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “marilah bersama-sama memahami mendalami ajaran UUD 1945 secara menyeluruh supaya kita paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan UUD 1945 yang tidak hanya dating dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Kaelan. M.S., 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Alhaj, S.Z.S. Pargeran, Drs. Dan Drs. Usmani Surya Patria, 1995. Pendidikan Pancasila. Jakarta.

Soeprapto, H.Z.A. BAB III Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Jakarta: BP- Pusat. Tim Penulis PPKn. 2004. Mahir PPKn SMU Kelas 3 Semester II. Bandung: PT.

REMAJA ROSDAKARYA.

http://zuhdiachmad.blogspot.co.id/2010/05/ham-dalam-undang-undang-1945.html

http://sepengatahuanku.blogspot.co.id/2014/12/makalah-isi-dan-pokok-pikiran-pembukaan-uud-1945.html

http://sahabat-ima.blogspot.co.id/2011/12/batang-tubuh-undang-undang-dasar-1945.html

Referensi

Dokumen terkait

At the same time, Bank Indonesia shared that it may maintain the benchmark rate at 7.5%, this would trigger more selling activity as market will start to

Hal ini harus menjadi perhatian LP3A, yaitu dengan mempunyai strategi yang berfokus pada kebutuhan pelanggan (customer oriented) dan tetap menjaga mutu pelayanan klinik

Ini adalah usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman berupa inovasi.. teh dari bahan rebung. Teh dari rebung ini kaya akan protein, karbohidrat, lemak, vitamin A dan C,

Dispepsia mengacu pada nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas; meliputi nyeri epigastrium, perasaan cepat kenyang (tidak dapat menyelesaikan makanan dalam porsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Ratumbuysang ; Indeks Kepuasan Masyarakat- Jumlah pengaduan masyarakat tentang layanan publik Rumah Sakit Jiwa

Namun demikian buku ini tidak hanya perlu dibaca oleh para ahli ataupun pemerhati politik saja, tetapi juga sangat perlu dibaca oleh umat Islam agar mereka

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri. 6 Binjai